Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG

DINAS PENDIDIKAN
SMP NEGERI 5 SUMEDANG
Jalan Angkrek No.35 (0261) 202177 Sumedang

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD 8)


BELAJAR DARI RUMAH (BDR) SEMESTER GENAP
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Nama
Kelas IX
Tanggal Pengerjaan

Petunjuk
1. Berdoalah sebelum membaca atau mengerjakan
2. Tugas dikerjakan secara individu.
3. Kerjakan lembar kerja ini pada buku tugas.
4. Hasil kerja difoto dan dikirimkan melalui classroom / WA
5. Selamat mengerjakan

A. Kompetensi Dasar
3.12 Menelaah struktur, kebahasaan, dan isi teks inspiratif

Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menganalisis ciri kebahasaan teks cerita inspiratif.

Materi
Untuk mengawali kegiatan kita kali ini, coba kalian pahami uraian berikut.
Ciri Kebahasaan Teks Cerita Inspirasi
Berikut ini terdapat beberapa ciri kebahasaan teks cerita inspirasi, terdiri atas:
1. Kata keterangan tempat, waktu, tujuan, dan cara.
• Keterangan cara. Adverbial ini menamahkan keterangan cara pada kegiatan atau peristiwa yang
terjadi . Misalnya, dengan, dan secara.
• Keterangan tempat. Adverbia ini menambahkan keterangan tempat terjadinya suatu peristiwa atau
kegiatan, yaitu di, ke, dan dari.
• Keterangan waktu. Adverbia ini menambahkan keteranagn waktu kapan terjadinya suatu peristiwa
atau kegiatan, yaitu, pada, kemarin, besok, lusa, dan lain – lain.
• Keterangan tujuan. Adverbia ini menambahkan informasi tujuan pada kalimat, misalnya untuk,
supaya, dan agar.
2. Kata hubung intrakalimat dan antarkalimat
• Konjungsi antar kalimat yaitu kata yang maneghubungkan antara kalimat satu dengan kalimat lain.
Sehingga konjungsi ini selalu dimulai dengan kalimat baru.
• Konjungsi yang menyatakan pertentangan pada kalimat sebelumnya : biarpun demikian, sekalipun
demikian, walaupun demikian,dan meskipun demikian.
• Konjungsi yang menyatakan lanjutan dari peristiwa atau keadaan pada kalimat sebelumnya: sesudah
itu dan setelah itu.
• Konjungsi yang menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar dari yang telah
dinyatakan sebelumnya : tamabahan pula, lagi pula, dan selain itu.
• Konjungsi yang menyatakan kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya :
• Konjungsi yang menyatakan keadaan yang sebenarnya, :
• Konjungsi yang menguatkan keadaan yang sebelumnnya : malahan dan bahkan.
• Konjungsi yang menyatakan pertentangan dengan keadaan yang sebelumnya. namun, dan akan tetapi.
• Konjungsi yang menyatakan konsekuensi : dengan demikian.
• Konjungsi yang menyatakan akibat : oleh karena itu dan oleh seab itu.
• Konjungsi yang menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya:sebelum itu.
• Konjungsi antarkalimat yaitu kata yang menghubungkan satuan-satuan kata dengan kata, klausa
dengan klausa, dan frasa dengan frasa. Konjungsi anatarkalimat dibagi menjadi dua yaitu konjungsi
koordiantif dan konjungsi subordinatif
3. Kalimat majemuk setara dan bertingkat
• Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang terdiri atas beberapa kalimat yang setara/
sederajat kedudukannya.
Contohnya : Dia terjatuh di danau dan koran dagangannya berantakan.
• Kaliamt majemuk bertingkat adalah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat tunggal yang
kedudukannya tidak setara\sederajat.
Contohnya : Akan tetapi, dia sadar bahwa dia tidak mungkin seperti Tina.
4. Macam-macam majas
a. Majas Personifikasi
Majas personifikasi adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menggantikan fungsi benda mati yang
dapat bersikap layaknya manusia. Kalimat yang ditulis menggunakan majas personifikasi
memposisikan benda mati yang seakan memiliki kemampuan sama dengan benda hidup.
Contoh Majas personifikasi:
 Rumput di lapangan bergoyang kepadaku dan mengajakku untuk segera bermain di sana.
 Pensilku menari di atas kertas merangkai sebuah pantun.
b. Majas Metafora
Fungsi dari majas metafora adalah meletakkan sebuah objek yang bersifat sama dengan pesan yang
ingin disampaikan dalam bentuk ungkapan. Contoh kata yang sering digunakan sebagai majas metafora
adalah tangan kanan, tangan dingin, kepala dingin, muka merah, dan lain sebagainya. Contoh kalimat
yang termasuk dalam majas metafora adalah:
 Pegawai tersebut merupakan tangan kanan dari komisaris perusahaan tersebut.
Tangan kanan = orang yang dipercaya
 Ibu guru menegur Shani yang tertidur saat kelas sehingga membuat muka Shani merah saat
terbangun. Muka Shani merah = Shani malu
c. Majas Asosiasi
Pengertian majas asosiasi adalah majas yang membandingkan dua objek yang berbeda, namun
dianggap sama dengan pemberian kata sambung. Beberapa kata sambung yang digunakan dalam
majas asosiasi adalah bagaikan, bak, atau seperti. Contoh: kalimat yang menggunakan majas asosiasi
adalah:
 Dua kembar bersaudara di samping rumahku memiliki wajah bagaikan pinang dibelah dua.
Pinang dibelah dua = memiliki wajah yang sangat mirip.
 Jurang perbedaan antara si kaya dan si miskin di Indonesia seperti bumi dengan langit.
Bumi dengan langit = perbedaannya sangat jauh
d. Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah gaya bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu dengan cara
berlebihan. Kalimat yang memuat majas hiperbola seakan memiliki arti yang tidak masuk akal.
Penggunaan majas hiperbola digunakan untuk melebih – lebihkan keadaan. Contoh kalimat dengan
majas hiperbola:
 Ayah memeras keringat agar aku dapat terus bersekolah.
Memeras keringat = bekerja dengan sangat keras
 Saat adik menyanyi, suaranya dapat membuat pecah gendang telinga. (memiliki arti sebenarnya
bahwa suara adik tidak bagus)
e. Majas Eufimisme
Gaya bahasa dalam majas eufimisme memiliki tujuan untuk mengganti kata-kata yang dianggap kurang
baik dengan padanan yang lebih halus. Pemilihan kata dalam kalimat majas eufimisme akan membuat
kalimat menjadi lebih bagus dibaca atau didengar. Contoh kata yang memuat majas eufimisme adalah:
 Setiap tuna wicara di Kecamatan Kabanjambe mendapat perhatian khusus dari pemerintah.
Tuna wicara = bisu
 Ani sudah menderita tuna rungu sejak lahir.
Tuna rungu = tuli
5. Kalimat langsung dan tak langsung
Kalimat langsung merupakan kalimat hasil kutipan dari ucapan seseorang tanpa melalui perantara dan
tanpa merubah sedikitpun apa yang ia utarakan. 
Contoh:
 “Riana akan pulang nanti sore,” Desti memberi kabar
 Andriana berkata, “Aku mungkin tidak akan pulang malam ini. Besok aku beri kabar lagi.”
Kalimat tidak langsung merupakan kalimat yang menceritakan kembali isi atau pokok ucapan yang
pernah disampaikan seseorang tanpa perlu mengutip keseluruhan kalimatnya.
Contoh:
 Aku pernah mendengar Aisya bercerita bahwa sebenarnya ia tidak terlalu senang dengan kabar
perjodohan yang diatur oleh orang tuanya.
 Tadi Bu Neti berpesan jika hari beliau tidak dapat masuk kelas karena suatu urusan. Namun, beliau
memberikan tugas untuk mengerjakan LKS halaman 75

Tugas
Perhatikan kutipan teks cerita inspiratif di bawah ini!
Dokter Pedalaman “dr Ang Liana Sari”
Gamal bukan satu-satunya dokter yang mengabdikan dirinya untuk kaum papa. Pengabdian serupa
dilakukan dr Ang Liana Sari. Selama tujuh tahun dia bertugas di pedalaman Kalimantan Timur
tepatnya Kecamatan Laham, Kabupaten Mahakam Ulu, sebagai tenaga kerja kesehatan. Untuk menuju
tempat tugasnya, Ang harus melewati 17 jam perjalanan darat dari Kota Balikpapan dan tiga jam perjalanan
dengan menggunakan perahu cepat.
Ketika pertama kali sampai di daerah pedalaman tersebut, Ang tidak mendapat sambutan dari warga
setempat. Dia pun harus tidur di tempat penyimpanan padi.
Saat pertama kali tiba di tempat tugasnya, dia sangat terkejut dengan kondisi kampung tersebut. Di
sana tidak ada aliran listrik dan sumber air bersih. Terpaksa dia menggosok gigi di kubangan air. Selain itu,
tidak ada pula para pasukan oranye yang kiranya telah menjadi pahlawan untuk “membersihkan” Jakarta .
Tempat tinggal Ang pun berjarak 1 kilometer dari tempatnya bertugas, Puskesmas Long Hubung. Dia
pun harus keliling kampung untuk menunaikan tugasnya. Terdapat lima kampung di Laham yang jaraknya
bisa memakan waktu delapan jam menggunakan perahu kecil.
“Perjalanan ini memang menantang maut. Seandainya ketinting itu menabrak batu-batu sungai yang
besarnya seukuran rumah, habislah kita,” tutur perempuan yang numpang lahir di Balikpapan itu kepada
Berita Metro.
Selain jarak tempuh ke tempat kerja, tantangan lain yang dia hadapi adalah dokter adat. Alumnus
Universtas Wijaya Kusuma Surabaya ini harus menjelaskan perkembangan kedokteran modern kepada
dokter-dokter adat.
Namun, Ang berupaya tetap menyatu dengan para dokter adat. Dia justru belajar dari mereka. Di
antaranya soal obat-obatan dari bahan alam. Ang pun tak sungkan meminta tolong kepada para dokter
adat. Contohnya ketika ada pasiennya yang digigit ular. Karena tidak punya obat penawar racun bisa ular,
dia memanggil dokter adat untuk melakukan pengobatan tradisional dengan menggunakan batu hitam.
Dengan sikapnya yang merangkul dokter adat, Ang perlahan-lahan diterima mereka dan masyarakat
setempat.
Wanita berusia 37 tahun ini juga memiliki satu program yang membuatnya semakin dikenal
masyarakat sekitar yaitu posyandu keliling. Dengan program tersebut, dia berjalan menuju desa-desa yang
tidak memiliki tenaga medis. Dalam satu hari dia mampu mengunjungi empat desa sekaligus.
Ang kini telah menikah dan menetap di Laham. Dia hidup bahagia dengan suami dan dua anak laki-
lakinya.
1. Analisislah ciri kebahasaan teks cerita inspiratif di atas berdasarkan tabel di bawah ini!

Ciri Kebahasaan Paragraf Contoh Kalimat dalam Teks


ke-
1. Kata keterangan tempat
2. Kata keteranga waktu
3. Kata keterangan tujuan
4. Kata buhung intrakalimat
5. Kata hubung antarkalimat
6. Kalimat majemuk setara
7. Kalimat majemuk bertingkat
8. Majas eufimisme
9. Majas personifikasi
10. Kalimat langsung

Anda mungkin juga menyukai