Anda di halaman 1dari 34

BAB I

DESKRIPSI PERUSAHAAN

1.1 Sejarah PT. SOLO GRAFIKA UTAMA


Sejarah Perkembangan PT. Solo Grafika Utama Surat Kabar Harian
Umum SOLOPOS diluncurkan pada tanggal 19 September 1997. Tahap pertama,
Harian Umum SOLOPOS dicetak sekitar 10.000 sepuluh ribu eksemplar. Pada
tahun pertama Harian Umum SOLOPOS telah mencetak 40.000 (empat puluh
ribu) eksemplar. Meski diterbitkan oleh PT. Aksara Solopos tetapi perusahaan
masih belum mampu untuk melakukan proses pencetakan sendiri dan lebih
memilih menggunakan jasa percetakan di luar perusahaan. Melihat para pembaca
Harian Umum SOLOPOS makin meningkat, PT. Aksara Solopos yang merupakan
penerbit Harian Umum SOLOPOS, sekaligus induk dari PT. Solo Grafika Utama,
merasa perlu untuk melakukan kegiatan percetakannya sendiri dengan membuka
anak perusahaan yang akan membantu 41 kegiatannya dalam proses mencetak
Harian Umum SOLOPOS. Untuk kebutuhan tersebut maka didirikanlah sebuah
anak perusahaan yaitu PT. Solo Grafika Utama. Wacana mendirikan percetakan
yang nota bene bertujuanuntuk mencetak sendiri Harian Umum SOLOPOS,
sebetulnya telah diguirkan sejak pertengahan tahun 2000. Dasar pijakan yang kuat
ide untuk mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang jasa cetak ini
sebenarnya untuk menghilangkan kerugian percetakan Harian Umum SOLOPOS
di PT. Wangsa Jatra Lestari sebelumnya, Harian Umum SOLOPOS dicetak di
percetakan PT. Adil Bahagia yang memaksa Harian Umum SOLOPOS mengubah
format dari ukuran 84 x 57,8 cm menjadi 84 x 63 cm, sehingga mengakibatkan
kerugian PT. Aksara Solopos berkisar Rp 50.000.000 per bulan atau sekitar Rp
600.000.000 per tahun. Diawali dengan persetujuan Dewan Komisaris PT. Aksara
Solopos, selanjutnya manajemen menunjuk tim kecil untuk mempersiapkan
pendirian anak perusahaan, setelah sebelumnya dilakukan studi kelayakan
perusahaan dan mempertimbangkan kemapanan cash flow PT. Aksara Solopos.
Tim kecil mulai bekerja dengan pemilihan mesin yang mempunyai konfigurasi
untuk kebutuhan pencetak Harian Umum SOLOPOS, yaitu konfigurasi 41; 11;
11; 11; 11; 22; 22; 22; 22, dengan nilai 340.000. Mesin yang terpasang meliputi :

1
2

a. Satu line mesin untuk kapasitas 20 halaman Koran dengan komposisi 2


halaman warna dan 18 halaman hitam putih.
b. Satu line mesin untuk kapasitas 12 halaman Koran dengan komposisi 4
halaman warna dan 8 halaman hitam putih.
c. Dua mesin tersebut di atas dapat digabung untuk komposisi dari 2 sampai 8
halaman berwarna.

Selain memilih mesin, tim kecil juga mempersiapkan bangunan percetakan


dengan standar operasional dan prosedur serta menyiapkan peralatan pendukung
lainnya, seperti forklift, mesin plate maker, mesin image setter serta perangkat
pendukung lainnya.

Percetakan PT. Solo Grafika Utama diresmikan pada tanggal 19 Juli 2003,
meski sebelumnya sudah melakukan operasi sejak bulan Mei 2003. Pendiri
Percetakan PT. Solo Grafika Utama ini adalah pemimpin umum Harian Bisnis
Indonesia yang merupakan induk dari Harian UmumSOLOPOS, yaitu Prof Dr H.
Sukamdani S. Gitosardjono. PT. Solo Grafika Utama resmi berdiri dengan
diterbitkannya akat pendirian pada tanggal 13 Desember 2001 dengan nomor
C29073.ht.01.01. PT. Solo Grafika Utama mengawali kegiatan produksi
perusahaannya berdasarkan order dari perusahaan induknya, PT. Aksara Solopos,
untuk mencetak Harian Umum SOLOPOS. Namun seiiring dengan perkembangan
perusahaan, kini PT. Solo Grafika Utama telah menghasilkan produk lain, seperti
tabloid, Lembar 43 Kerja Siswa LKS, majalah ataupun pesanan-pesanan untuk
mencetak harian umum lain. Walaupun PT. Solo Grafika Utama menerima order
selain dari PT. Aksara Solopos tetapi Harian Umum SOLOPOS tetap menjadi
produk utama dari PT. Solo Grafika Utama.

1.2 VISI DAN MISI PT. SOLO GRAFIKA UTAMA

VISI :

Menjadi percetakan terdepan, terpercaya dengan pengelolaan usaha yang


profesional

MISI :

1. Memberikan layanan cetak media dan komersial terbaik


3

2. Selalu Memberikan kepuasan layanan, waktu dan hasil maksimal.


3. Mensejahterakan stakeholder
4. Membentuk Sumber Daya Manusia yang kompeten, profesional dan bermoral

1.3 Tujuan Perusahaan PT. SOLO GRAFIKA UTAMA

Tujuan Perusahaan adalah memaksimumkan kekayaan / nilai perusahaan


bagi para pemegang saham. Nilai perusahaan yang sudah go public tercermin
dalam harga saham perusahaan sedangkan pengertian nilai perusahaan yang
belum go public nilainya terealisasi apabila perusahaan akan dijual (total aktiva
dan prospek perusahaan, risiko usaha, lingkungan usaha dan lain-lain)
(Margaretha, 2005:1).

Tujuannya didirikannya PT. Solo Grafika Utama adalah :

a. Untuk memenuhi kebutuhan cetak Harian Umum SOLOPOS


b. Untuk melayani kebutuhan jasa cetak pihak luar umum
c. Untuk mencetak efisiensi biaya terutama biaya cetak, yang akan lebih rendah
bila dicetak sendiri dibandingkan dengan bila diserahkan kepada pihak luar.
d. Untuk mencapai efisiensi waktu, lokasi PT. Solo Grafika Utama menjadi satu
dengan Redaksi Harian Umum SOLOPOS, sehingga tidak banyak waktu
terbuang dibandingkan dengan bila diserahkan kepada pihak luar.
e. Untuk memudahkan kontrol terhadap kualitas produk karena proses pencetakan
dapat diawasi pada setiap tahapannya.

1.4 Alasan Pemilihan Lokasi Perusahaan PT. SOLO GRAFIKA UTAMA

Menurut Heizer & Render, 2006 “Pemilihan lokasi suatu organisasi


(perusahaan) akan mempengaruhi risiko dan keuntungan perusahaan tersebut
secara keseluruhan, mengingat lokasi sangat mempengaruhi biaya tetap maupun
biaya variabel, baik dalam jangka menengah maupun jangka panjang. Sebagai
contoh, biaya transportasi saja bisa mencapai 25% harga jual produk (tergantung
kepada produk dan tipe produksi atau jasa yang diberikan). Hal ini berarti bahwa
seperempat total pendapatan perusahaan mungkin dibutuhkan hanya untuk
4

menutup biaya pengangkutan bahan mentah yang masuk dan produk jasa yang
keluar dari perusahaan.” (Heizer & Render, 2006)

Pemilihan lokasi usaha secara efektif berarti menghindari risiko negatif


seminimal mungkin atau dengan kata lain mendapatkan lokasi yang memiliki
risiko positif paling maksimal. Pemilihan lokasi juga akan berdampak pada biaya-
biaya yang muncul dikemudian hari akibat telah dipilihnya suatu daerah/ lokasi
sebagai tempat usaha. Pertimbangan pemilihan lokasi usaha akan berbeda ketika
tipe bisnis yang akan dijalankan juga berbeda. Perusahaan industri biasanya
menggunakan cost minimizing strategy (strategi minimalisasi biaya). Dilain
pihak, usaha jasa biasanya menggunakan revenue maximizing strategy (strategi
maksimalisasi pendapatan). Sedangkan untuk pemilihan lokasi gudang, biasanya
hal – hal ini selalu ditentukan dengan meng-kombinasikan faktor biaya dan
kecepatan pengiriman. Dari berbagai strategpemilihan lokasi, semua bertujuan
memaksimalkan keuntungan perusahaan. Setiap perusahaan mempunyai prioritas
tersendiri dalam mempertimbang-kan faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan lokasi usaha. Sebagian perusahaan mengutamakan lokasi yang
berdekatan dengan pasar, tapi sebagian yang lain lebih memilih berdekatan
dengan penyedia bahan dan komponen produknya. Beberapa perusahaan lain
lebih mementingkan ketersediaan tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga memilih
lokasi usaha dimana para pekerjanya bertempat tinggal. Bisa dijelaskan bahwa
setiap perusahaan mempunyai alasan masing-masing dalam memilih lokasi usaha,
akan tetapi semua bermuara pada tujuan yang sama yaitu untuk memaksimalkan
laba. Lokasi usaha yang strategis bersifat individual perusahaan, dimana persoalan
tersebut sering disebut pendekatan “situasional” atau “contingency” dalam
membuat keputusan, bila dinyatakan secara sederhana, “semuanya bergantung”.
Faktor-faktor yang secara umum perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi
perusahaan, adalah: lingkungan masyarakat, kedekatan dengan pasar, ketersediaan
tenaga kerja, kedekatan dengan bahan mentah dan supplier, fasilitas dan biaya
transportasi, sumber daya alam lain. Selain faktor-faktor tersebut, berbagai faktor
lainnya berikut ini perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi: harga tanah,
dominasi masyarakat, peraturan-peraturan tenaga kerja (labor laws) dan relokasi,
kedekatan dengan pabrik-pabrik dan gudang-gudang lain perusahaan maupun para
5

pesaing, tingkat pajak, kebutuhan untuk ekspansi, cuaca atau iklim, keamanan,
serta konsekuensi pelaksanaan peraturan tentang lingkungan hidup.” (Handoko T.
H., 2000)

Indarti, 2004 berpendapat “Pemilihan lokasi usaha merupakan salah satu


keputusan bisnis yang harus dibuat secara hati-hati. Penelitian-penelitian
terdahulu menemukanbahwa lokasi usaha berhubungan dengan kesuksesan usaha
tersebut.” (Indarti, 2004) Akan tetapi penelitian tentang pemilihan lokasi usaha
sektor manufaktur, perusahaan besar, serta industri teknologi tinggi, dimana
pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan biaya transportasi bahan produksi
masih sangat dominan.

Lokasi PT. Solo Grafika Utama beralamatkan di Jalan Adisucipto No. 190
Solo 57145, satu lokasi dengan Redaksi Harian Umum SOLOPOS. Alasan
pemilihan lokasi adalah:

a. Untuk melayani pencetakan Harian Umum SOLOPOS adalah alasan utama


pemilihan lokasi, karena masih satu lokasi 44 dengan Redaksi Harian Umum
SOLOPOS, sehingga dapat mencapai efisiensi biaya dan waktu serta
mengontrol kualitas.
b. Untuk mencapai efisiensi, karena lokasi yang berada di tengah kota
memudahkan jangkauan transportasi.
c. Lokasi berada di tengah kota, yang mana memudahkan perusahaan berinteraksi
dengan konsumennya dan juga dengan dunia industri di wilayah Solo dan
sekitarnya.
d. Alasan komersial, dengan lokasi yang mudah terjangkau dan berada di pusat
kota, biaya produksi dapat ditekan dan menghasilkan keuntungan lebih.
e. Lokasi yang berada di tengah kota juga mempermudah dalam memperoleh
Sumber Daya Manusia yang berkualitas, yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan.

1.5 Struktur Organisasi Perusahaan PT. SOLO GRAFIKA UTAMA

Menurut Soekanto (1983), Organisasi Fungsional (Staff Organization):


Organisasi yang memiliki susunan dari tuan-satuanya menangani tugas-tugas
6

spesifik sesuai dengan kebutuhan organisasi dan di lengkapi sub-kordinat. Untuk


itu organisasi jenis ini sering juga di jump ai pa da lembaga swasta atau pun
kebanyakan organisasi lembaga birokrasi pemerintah. Ciri-ciri organisasi
fungsional antara lain : pembagian tugas jelas dan tegas, tidak banyak memerl
ukan koordinasi , unit-unit organisasi berdasarkan spesialis kegiatan, dan level di
bawah pimpinan puncak dapat langsung mempunyai wewenang memberikan
perintah langsung pada unit-unit bawahan masing-masing .
Struktur organisasi merupakan gambaran secara sistematis tentang tugas
dan tanggung jawab serta hubungan antara bagian- bagian dalam perusahaaan.
Dalam struktur organisasi dapat diketahui wewenang dan tanggung jawab yang
harus dipikul oleh masing-masing personil yang memangku jabatan dalam
struktur organisasi, sehingga mereka dapat bekerja sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing. Dalam pelaksanaan kegiatannya sehari-hari, PT.
Solo Grafika Utama mempunyai beberapa bagian yang semuanya mempunyai
tanggung jawab dan wewenang. Masing-masing bagian merupakan satu kesatuan
yang saling berkaitan sehingga saling membutuhkan untuk menyelesaikan tugas
adalah tanggung jawab bersama. Satu bagian dalam struktur organisasi tidak
berfungsi dengan baik, maka akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Kemampuan dari tiap-tiap bagian dalam organisasi untuk menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah kunci sukses kestabilan perusahaan. Perusahaan yang ingin
menjadi perusahaan besar dan juga perusahaan yang mempunyai kualitas dan
kuantitas, perusahaan ini harus memiliki struktural organisasi yang paten dan juga
teratur. Hal ini berpengaruh terhadap kinerja suatu perusahaan itu sendiri
beberapa struktural yang di terapkan oleh PT Solo Grafika Utama ini yaitu Dewan
Komisaris, Presiden Direktur, Direktur Produksi, Direktur Pemasaran Umum,
Direktur Keuangan, SDM, General Manager, Manager Pemasaran, Manager
Umum, Manager Produksi, Manager Keuangan, Manager SDM, Staf Pemasaran,
Staf Rumah Tangga, Staf Persediaan Umum Operasional, Staf Persediaan Kertas
tinta, Staf Adm. Umum, Staf EDP, Staf Pracetak, Staf Teknisi Maintenance, Staf
Produksi, Staf Q.C, Staf Keuangan, Staf Penagihan, Staf Akunting, Staf
Personalia, Asisten Manager Umum, Asisten Manager Pracetak, Asisten Manager
Produksi Cetak, Asisten Manager Akunting.
7

Untuk bagian tersebut bisa dibilang gambaran garis besar struktur


organisasi yang wajib ada dalam perusahaan ini, struktur tersebut termasuk
struktur pokok dan diisi oleh pegawai yang sudah berpengalaman dalam
perusahaan ini. Untuk lebih jelas nya dapat dilihat struktural oragnisasi
perusahaan berikut

Dewan Komisaris

Presiden Direktur

Pimpinan
Perusahaan

Direktur Direktur Direktur SDM


Produksi Umum Keuangan

General Manager

Manager Manager Manager Manager Manager


Pemasaran Umum Produksi Keuangan SDM

STAFF

(sumber : PT SOLO GRAFIKA UTAMA, Feburari 2020)

Dapat dijelaskan mengenai tugas dan wewenang dari masing-masing


bagian secara garis besar sebagai berikut :
8

a. Dewan Komisaris Tugas dan wewenangnya adalah:


1. Melakukan pengawasan atas jalannya usaha PT dan memberikan nasihat
kepada direktur
2. dalam melakukan tugas, dewan direksi berdasarkan kepada kepentingan PT
dan sesuai dengan maksud dan tujuan PT.
3. kewenangan khusus dewan komisaris, bahwa dewan komisaris dapat
amanatkan dalam anggaran dasar untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu
direktur, apabila direktur berhalangan atau dalam keadaan tertentu.
b. Presiden Direktur Tugas dan wewenangnya adalah:
1. Bertanggung jawab kepada pemegang saham atas semua aktivitas
perusahaan.
2. Mewakili perusahaan baik secara ekstern maupun intern.
3. Mengawasi pelaksanaan aktivitas perusahaan.
c. Direktur Pemasaran Tugas dan wewenangnya adalah:
1. Merencanakan riset pasar.
2. Mengkoordinir tenaga penjualan.
3. Melakukan perjalanan dinas untuk koordinasi dengan perwakilan-
perwakilan.
d. General Manager Tugas dan wewenangnya adalah:
1. Memimpin dan mengkoordinasi semua Manajer.
2. Bertanggung jawab kepada Direktur atas seluruh kegiatan operasional
perusahaan.
3. Membentuk dan mencari konsep dan strategi dalam rangka pengembangan
perusahan.
4. Mengadakan rapat evaluasi setiap tiga bulan.
e. Manajer Produksi Tugas dan wewenangnya adalah:
1. Koordinator semua kepala regu di divisi produksi.
2. Bertanggung jawab kepada General Manager atas seluruh proses produksi.
3. Mencari gagasan dan inovasi untuk tujuan pencapaian 3 pas pas mutu,
waktu, jumlah dalam proses produksi.
4. Mencari gagasan dan inovasi untuk tujuan efisiensi dan efektifitas proses
produksi.
9

5. Menjaga ketersediaan sarana dan prasarana produksi.


f. Manajer SDM Tugas dan wewenangnya adalah:
1. Koordinator staf HRD, kepala regu umum, dan kepala regu keamanan.
2. Bertanggung jawab kepada General Manager atas seluruh permasalahan
kekaryawanan dan rumah tangga perusahaan.
3. Mebentuk divisi HRD sebagai pusat informasi kekaryawanan.
4. Mediator komunikasi antara karyawan dan perusahaan.
5. Fasilitator proses penyaringan karyawan baru.
6. Fasilitator penilaian karyawan.
7. Menerbitkan surat pengangkatan, pemberhentian, mutasi, dan peringatan
kepada karyawan.
8. Mengevaluasi dan mencari gagasan dan inovasi untuk menjaga kedisiplinan
karyawan secara umum.
9. Menjaga hubungan baik dengan lingkungan sekitar perusahaan.
g. Manajer Pemasaran Tugas dan wewenangnya adalah:
1. Koordinator staff pemasaran dan tenaga pemasaran.
2. Bertanggung jawab kepada General Manager atas seluruh kegiatan
pemasaran.
3. Mencari gagasan dan inovasi untuk meningkatkan omset dan pendapatan
perusahaan.
4. Mengontrol, mengawasi, dan menyetujui perkiraan harga jual setiap job
order.
h. Manajer Keuangan Tugas dan wewenangnya adalah:
1. Mengelola fungsi akuntansi dalam memproses data dan informasi keuangan
untuk menghasilkan laporan keuangan yang dibutuhkan perusahaan secara
akurat dan tepat waktu.
2. Mengkoordinasikan dan mengontrol perencanaan, pelaporan dan
pembayaran kewajiban pajak perusahaan agar efisien, akurat, tepat waktu,
dan sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku.
3. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengontrol arus kas perusahaan
cashflow, terutama pengelolaan piutang dan hutang, sehingga memastikan
10

ketersediaan dana untuk operasional perusahaan dan kesehatan kondisi


keuangan.
4. Merencanakan dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran perusahaan,
dan mengontrol penggunaan anggaran tersebut untuk memastikan
penggunaan dana secara efektif dan efisien dalam menunjang kegiatan
operasional perusahaan.

1.6 Aspek Tenaga Kerja Perusahaan PT. SOLO GRAFIKA UTAMA

Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia yang memiliki kedudukan


serta peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan pembangunan (Armstrong
& Taylor, 2014; Gutierrez-Gutierrez, Barrales-Molina, & Kaynak, 2018; Mostafa,
Gould-Williams, & Bottomley, 2015). Sejalan dengan hal itu, maka pembangunan
tenaga kerja saat ini diarahkan menjadi salah satu aspek pembangunan
sumberdaya manusia untuk dapat meningkatkan kualitas dan partisipasi dalam
pembangunan serta melindungi hakdan kepentingannya sesuai dengan Undang-
Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 2 yang berbunyi “Tiap-tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Artinya
seluruh rakyat Indonesia memiliki hak untuk bekerja sesuai dengan kompetensi
yang dimiliki dengan tujuan memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
hidup. Berdasarkan hal di atas maka dalam rangka mewujudkan pembangunan
ketenagakerjaan harus dilakukan upaya untuk meningkatkan kualitas para pencari
kerja untuk agar dapat sejalan dengan pertumbuhan perekonomian yang sedang
berkembang. Dan juga unutk meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan
keluarga, memberdayakan tenaga kerja serta memberikan perlindungan bagi
tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraannya. Dalam rangka meningkatkan
kualitas tenaga kerja, maka pendidikan adalah hal yang penting dan untuk itu
peningkatan kualitas sumberdaya manusia harus dilakukan. Karena dengan
sumber daya manusia yang berkualitas dapat memberikan efek yang positif
terhadap pembangunan negara terkhusus pembangunan bidang ekonomi.
Tenaga Kerja Dalam perekrutan tenaga kerja PT Solo Grafika Utama
merekrut karyawan dengan pendidikan minimal D3 untuk staf kantor, minimal
SMA atau STM untuk bagian mesin, dan 6 minimal SMA untuk bagian selain di
11

atas. Perekrutan tenaga kerja dengan mengadakan berbagai Saat ini PT. Solo
Grafika Utama mempunyai tenaga kerja sebanyak 54 (lima puluh empat)
karyawan Adapun perincian tenaga kerja menurut bagian masing-masing:
1. General Manager 1 orang
2. Bagian Keuangan 3 orang
3. Bagian Produksi 26 orang
4. Bagian Umum 14 orang
5. Bagian SDM 1 orang
6. Bagian EDP 7 orang
7. Pemasaran 2 orang
Total 54 orang : Bagian SDM PT. Solo Grafika Utama

1.7 Hari dan Jam Kerja Perusahaan


Pelaksanaan pekerjaan yang baik haruslah memperhatikan faktor-faktor
yang sangat mempengaruhi produktivitas kerja dalam pencapaian tujuan
organisasi. Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja dapat dilihat
dari jam kerja pegawai. Muchdarsyah (2008:63) mengemukakan bahwa salah satu
areapotensial tertinggi dalam peningkatan produktivitas adalah mengurangi jam
kerja yang tidak efektif. Jam kerja merupakan jumlah waktu yang digunakan
secara efektif untuk menyelesaikan pekerjaan.Waktu kerja tersebut kebanyakan
tidak dimanfaatkan secara optimal oleh pegawai.
Hari dan Jam Kerja Dalam melaksanakan kegiatan, perusahaan
menentukan kebijakan mengenai hari dan dan kerja adalah sebagai berikut :
1. Karyawan Umum
Jam Kerja : Senin – Jum’at : 08.00 – 16.00 WIB Istirahat : 12.00 – 13.00 WIB
Sabtu : 08.00 – 13.00 WIB
2. Karyawan Produksi
a. Shift I Shift Pagi Hari dan Jam Kerja : Senin – Jum’at : 08.00 – 16.00 WIB
Istirahat : 12.00 – 13.00 WIB Sabtu : 08.00 – 13.00 WIB
b. Shift II Shift Malam Hari Kerja : Minggu – Sabtu Bagian Pra Cetak : 20.00
– 02.00 WIB Bagian Produksi : 21.00 – 04.00 WIB
12

1.8 Sistem pengupahan perusahaan


Upah pada dasar nya merupakan sumber utama penghasilan seseorang,
maka upah harus cukup untuk memenuhi kebutuhanhidup karyawan dan
keluarganya. Definisi penghasilan atau imbalan yang diterima karyawan atau
pekerja, menurut Sonny Sumarsono, ada empat ( 2003 : 140 ), yaitu :
1. Upah atau gaji dalam bentuk uang,
2. Tunjangan dalam bentuk natura,
3. Fringe Benefit,
4. Kondisi Lingkungan Kerja.
Definisi Upah Pemberian upah kepada tenaga kerja dalam suatu kegiatan
produksi pada dasarnya merupakan imbalan/balas jasa dari para produsen kepada
tenaga kerja atas prestasinya yang telah disumbangkan dalam kegiatan produksi.
Upah tenaga kerja yangdiberikan tergantung pada:
1. Biaya keperluan hidup minimum pekerja dan keluarganya
2. Peraturan undang-undang yang mengikat tentang upah minimum pekerja
(UMR).
3. Produktivitas marginal tenaga kerja.
4. Tekanan yang dapat diberikan oleh serikat buruh dan serikat pengusaha.
5. Perbedaan jenis pekerjaan.

Sistem Pengupahan Manajemen PT. Solo Grafika Utama menerapkan 3


sistem pengupahan adalah sebagai berikut :

1. Upah Bulanan Upah, yang diberikan kepada karyawan tetap dan karyawan
kontrak setiap bulannya.
2. Upah Lemburan, Upah yang diberikan kepada karyawan yang melakukan
lemburan yang perhitungannya berdasarkan jam lembur, biasanya diberikan
bersamaan dengan upah bulanan.
3. Upah Borongan Upah yang dibayarkan kepada karyawan lepas yang besarnya
berdasarkan output yang dihasilkan, semakin besar output yang dihasilkan
semakin besar pula upah yang diterima begitu pun sebaliknya.
4. Jaminan Sosial Sebagai tambahan selain upah gaji pokok, Perusahaan juga
memberikan sejumlah tunjangan guna mendorong semangat kerja karyawan.
13

Hal ini diharapkan sejumlah karyawan lebih semangat dalam bekerja di


perusahaan PT SOLO GRAFIKA UTAMA
Tunjangan tenaga kerja ini berupa :
1. Dana Jaminan sosial tenaga kerja Jamsostek dari Perusahaan.
2. Dana kesehatan atau pengobatan kepada karyawan dan keluarga karyawan
tetap yang mengalami kecelakaan.
3. Tunjangan hari raya THR.

1.9 Aspek Produksi perusahaan PT. SOLO GRAFIKA UTAMA

Pengertian produksi adalah kegiatan mentranspormasikan masukan (input)


menjadi keluaran (output), tercakup semua aktifitas atau kegiatan menghasilkan
barang dan jasa, serta kegiatan-kegiatan lain yang mendukung atau usaha untuk
menghasilkan produksi tersebut”. Proses produksi menurut Ahyari (2005:12)
adalah “Proses produksi merupakan suatu cara, metode maupun teknik bagaimana
kegiatan penciptaan faedah baru atau penambahan faedah tersebut dilaksanakan.”
Sedangkan proses produksi menurut Yamit 2005:123) adalah “Suatu kegiatan
dengan melibatkan tenaga manusi, bahan serta peralatan untuk menghasilkan
produk yang berguna”. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
proses produksi adalah cara, metode, dan teknik untuk menciptakan atau
menambah kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan sumber-sumber
(tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada. Assoury (2008;11)
Jenis Produksi yang dihasilkan oleh PT. Solo Grafika Utama meliputi:
1. Produk Utama Produk utama dari PT. Solo Grafika Utama berupa koran seperti
Solopos, Koran O, Solo Raya, Jogja Politan, Harian Jogja, Jogja Express,
Indopers dan Kisah Nyata.
2. Produk Sampingan Berupa Lembar Kerja Siswa LKS, Al-Qur’an, Buku Tk dll.

Bahan Baku dan Bahan Pembantu meliputi :


1. Bahan Baku Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi adalah kertas
dan tinta. Kertas dan tinta ini sebagai bahan pokok atau bahan baku dari
jalannya perusahaan ini sendiri, sebagaimana fungsinya yaitu perusahaan
percetakan.
14

2. Bahan Pembantu
a. Plat Digunakan sebagai bahan untuk mencetak naskah dari film ke kertas
pada mesin cetak.
b. Air Digunakan untuk mencuci rol dan campuran pada tinta di mesin cetak.
c. Gum Digunakan untuk melapisi plat supaya tidak terkena noda atau tidak
tergores.
d. Wash Bahan campuran pada air untuk mencuci plat.
e. Korektor Digunakan untuk menghilangkan noda yang menempel pada plat.
f. Film Digunakan untuk mencetak file.

1.10 Inventaris perusahaan PT. SOLO GRAFIKA UTAMA


Inventarisasi merupakan proses mengelola pengadaan atau persediaan
barang yang dimiliki oleh suatu kantor atau perusahaan dalam melakukan
kegiatan operasionalnya. Inventaris kantor sangatlah penting bagi kelangsungan
sebuah Instansi. Apabila salah satu atau beberapa perlengkapan mengalami
gangguan, maka pasti akan menghambat jalannya roda perekonomian perusahaan
yang biasanya berupa tidak teraturnya keorganisasian sebuah inventaris kantor
atau kurangnya sebuah sistem dalam menginventaris perlengkapan kantor
(kerjasama penerbit Andi dan Wahana Komputer).
Mesin dan Peralatan Produksi PT. Solo Grafika Utama mempunyai
beberapa mesin produksi dengan perincian sebagai berikut :
1. Mesin Goss Community 2
2. Mesin Image Setter Avantra 44 Online Processor 1
3. Mesin Image Setter Avantra 25 OnlineProcessor 1
4. Mesin Plate Maker 1
5. Mesin Plate Maker Thung sung 1
6. Mesin Potong Shanghai 1
7. Mesin Strapping Band 2

1.11 Kinerja perusahaan PT. SOLO GRAFIKA UTAMA


Proses produksi pembuatan koran dalam perusahaan harus melalui
beberapa tahap. Berikut ini adalah tahap – tahap proses produksi :
15

1. Pembuatan Naskah dan Gambar Pembuatan naskah dan gambar dilakukan


oleh penerbit, dalam hal ini dilakukan oleh wartawan. Penerbit kemudian
menyerahkan kepada tim penyusun atau redaktur.
2. Setting Layout Proses pengaturan naskah dan gambar agar sesuai dengan
yang diinginkan yang dilakukan oleh Staf EDP.
3. Print Film Setelah naskah dan gambar di layout kemudian diprint dengan
mesin Avatra.
4. Pengeplatan Proses menyalin naskah dan gambar yang sudah diprint film
ke dalam plat khusus yang biasa digunakan pada indusri percetakan
dengan menggunakan mesin plat maker.
5. Pencucian Plat Untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada plat.
6. Cetak Plate yang sudah jadi dipasang pada mesin cetak.
7. Finishing Setelah menjadi koran dilakukan pengepakan dengan
menggunakan pembungkus plastik

1.12 Aspek Pemasaran perusahaan PT. SOLO GRAFIKA UTAMA

Daerah Pemasaran Percetakan PT. Solo Grafika Utama dalam produk-


produknya melakukan perluasan pasar. Semula area hanya terbatas di daerah
Surakarta dan sekitarnya namun seiring dengan perkembangan perusahaan dan
meningkatnya volume produksi maka mulai dilakukan usaha untuk perluasan area
distribusi. Pada saat ini daerah pemasaran sudah mencapai ke berbagai wilayah
kota di Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur dan bahkan sampai ke Madura dan
Bali.

1.13 Harga produk perusahaan PT. SOLO GRAFIKA UTAMA

Pada PT. Solo Grafika Utama ditentukan berdasarkan harga beli dari
kertas dan komponen-komponen lainnya. Selain itu perusahaan juga menerapkan
adanya ongkos kirim atau distributor mengambil sendiri. Harga juga disesuaikan
dengan harga pesaing sehingga produk mampu bersaing dengan produk sejenis.
Oleh karena itu pemasaran merupakan kegiatan yang paling penting, maka
perusahaan Solo Grafika Utama berusaha mempertahankan konsumen atau
pelanggannya yang telah menggunakan jasa percetakannya.
BAB II
PEMBAHASAN DAN HASIL

2.1 Pembahasan

2.1.1 Sistem industri

Dalam suatu perusahaan selalu terdapat sistem industri, sistem industri itu
sendiri adalah dasar jalannya suatu perusahaan, sistem industri yang dipakai
dalam perusahaan PT. Solo Grafika Utama, khusus nya di bidang percetakan
besar dan percetakan dalam jumlah yang tidak sedikit adalah sistem industri Make
To Order (MTO) sistem ini sesuai karena memperkecil resiko investasi terhadap
perusahaan, Strategi MTO mempunyai persediaan tetapi hanya dalam bentuk
desain produk dan beberapa bahan baku standar, sesuai dengan produk yang telah
dibuat sebelumnya. Aktivitas proses berdasarkan order konsumen. Aktivitas
proses dimulai pada saat konsumen menyerahkan spesifikasi produk yang
dibutuhkan dan perusahaan akan membantu konsumen menyiapkan spesifikasi
produk, beserta harga dan waktu penyerahan. Apabila telah dicapai kesepakatan,
maka perusahaan akan mulai membuat komponen dan merakitnya menjadi produk
dan kemudian menyerahkan kepada konsumen. Pada strategi ini, resiko terhadap
investasi persediaan kecil, operasionalnya lebih fokus pada keinginan
konsumennya. Contoh produk: komponen mesin, komputer untuk riset, dan lain-
lain.

Make To Order Salah satu strategi dalam sistem produksi yang digunakan
apabila produk sudah pernah dibuat sebelumnya, kemudian pembeli membuat
spesifikasi tentang produk yang diinginkan, biasanya produsen membantu
pembeli untuk menyediakan spesifikasi tersebut dan kemudian produsen
menentukan harga produk dan waktu pengiriman disesuaikan dengan permintaan
pembeli. Berbagai karakteristik Make to Order antara lain: produk yang diproses
tidaklah distandarisasi, jumlahnya kecil, mesin-mesin yang digunakan serbaguna,
alat-alat penegndalian bahan biasanya dipakai untuk memindahkan brang-barang
dari suatu lokasi ke lokasi lain, susunan mesin tergantung dari tipe pekerjaan yang
dijalankan. Contoh: spare part mesin, kapal laut buatan tangan, komputer untuk

16
17

penelitian. Dalam sistem ini aktivitas perusahaan berdasarkan permintaan


komsumen, mulai dari jumlah cetak, bahan baku cetak, dan waktu cetak

2.1.2 Persediaan
Menurut Tersine (1994) Persediaan merupakan bahan persediaan, bahan
baku, bahan dalam proses dan barang jadi. Sedangkan pengertian persediaan
menurut Baroto (2002) “persediaan adalah bahan mentah, barang dalam proses
(work in process), barang jadi, bahan pembantu, bahan pelengkap, komponen
yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan”

2.1.3 Fungsi Persediaan

Persediaan timbul disebabkan karena adanya ketidakseimbangan antara


jumlah permintaan dengan jumlah persediaan dan adanya keterbatasan waktu
dalam proses pengadaan bahan baku. Beberapa fungsi persediaan dapat dilihat
dari 4 alasan berikut ( Tersine, 1994 ) :

1. Time factor (faktor waktu). Menyangkut lamanya proses produksi dan distribusi
sebelum barang jadi sampai kepada konsumen. Waktu diperlukan untuk
membuat jadwal produksi, pemotongan bahan baku, pengiriman bahan baku
dari supplier, pemeriksaan bahan baku, produksi dan pengiriman produk jadi
ke pedagang besar atau konsumen. Persediaan dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan selama lead time.

2. The discontinuity factor (faktor ketidakpastian waktu datang). Ketidakpastian


waktu datang dari suppliermenyebabkan perusahaan memerlukan adanya
persediaan agar tidak menghambat proses produksi maupun tidak
menyebabkan keterlambatan pengiriman barang kepada konsumen. Persediaan
bahan baku tergantung pada supplier, persediaan barang dalam proses
tergantung pada departemen produksi dan persediaan barang jadi tergantung
pada konsumen. Ketidakpastian waktu datang mengharuskan perusahaan untuk
membuat jadwal operasi lebih teliti pada setiap level.

3. The uncertainty factor (faktor ketidakpastian penggunaan) Ketidakpastian ini


penggunaan dari dalam perusahaan disebabkan oleh kesalahan dalam
18

peramalan permintaan, kerusakan mesin, keterlambatan proses produksi, bahan


cacat dan berbagai kondisi lainnya. Persediaan dilakukan untuk mengantisipasi
ketidaktepatan peramalan maupun akibat lainnya.

4. The economy factor (faktor ekonomis). Adanya keinginan suatu perusahaan


untuk mendapatkan alternatif biaya rendah dalam membeli atau memproduksi
itemdengan menentukan jumlah yang paling ekonomis. Selain itu, pemesanan
dalam jumlah besardapat pula menurunkan biaya karena biaya transportasi per
unit menjadi lebih rendah. Dalam hal ini, persediaandiperlukan untuk menjaga
stabilitas produksi dan fluktuasi bisnis.

2.1.4 Jenis Persediaan Bahan Baku


Menurut jenis permintaannya, persediaan dapat dibedakan menjadi dua
macam (Tersine, 1994)

a. Independent demand inventory, yaitu persediaan yang jumlahnya tidak


dipengaruhi oleh jumlah persediaan barang lainnya.
b. Dependent demand inventory, yaitu persediaan yang jumlahnya dipengaruhi
oleh jumlah persediaanbarang lainnya.

2.1.5 Biaya Persediaan

Biaya persediaan adalah semua pengeluaran dan kerugian yang timbul


sebagai akibat persediaan. Biaya tersebut adalah harga pembelian, biaya
pemesanan, biaya penyimpanan dan biaya kekurangan persediaan (Tersine, 1994).

1. Biaya Pembelian (Purchase Cost, P) Biaya pembelian adalah harga per unit
yang dibayar atau dikeluarkan perusahaan apabila itemdibeli dari pihak luar
atau biaya produksi per unit apabila diproduksi dalam perusahaan. Untuk
pembelian itemdari luar, biaya per unit adalah harga beli ditambah biaya
pengangkutan. Sedangkan untuk item yang diproduksi di dalam perusahaan,
biaya per unit meliputi biaya tenaga kerja, biaya bahan baku dan biaya
overheadpabrik. Dalam keseluruhan biaya, biaya pembelian tidak hanya
merupakan bagian terbesar dari biaya total barang tetapi juga merupakan
bagian terbesar dari anggaran perusahaan.
19

2. Biaya Pemesanan (Order Cost / Setup Cost) Biaya pemesanan atau disebut juga
procurement cost adalah biaya yang berasal dari pembelian pesanandari
supplieratau biaya persiapan (setup cost) apabila itemdiproduksi di dalam
perusahaan. Biaya ini diasumsikan tidak tergantung dari jumlah barang yang
dipesan, tetapi tergantung dari jumlah surat pesanan yang dikeluarkan. Biaya-
biaya yang termasuk biaya pemesanan adalah:
a. Biaya membuat daftar permintaan.
b. Menganalisis supplier
c. Membuat pesanan pembelian.
d. Penerimaan bahan.
e. Inspeksi bahan.
f. Pelaksanaan proses transaksi. Sedangkan biaya persiapan dapat berupa:
a. Biaya yang dikeluarkan akibat perubahan proses produksi.
b. Pembuatan jadwal kerja.
c. Persiapan sebelum produksi.d.Pemeriksaan kualitas.

3. Biaya Penyimpanan (Holding Cost, H) Biaya penyimpanan atau carrying cost,


atau stock holding cost atau biasa disebut juga inventory hidden cost adalah
biaya yang dikeluarkan atas investasi dalam persediaan dan pemeliharaan
maupun investasi sarana fisik untuk menyimpan persediaan. Disebut hidden
cost karena biaya ini memang nyata ada, tetapi tidak terhitung dalam sistem
pembukuan karena merupakan biaya atas kehilangan kesempatan opportunity
cost. Biaya penyimpanan ini dapat berupa:
a. Biaya modal (capital cos) yaitu investasi persediaan.
b. Biaya layanan persediaan (inventory service cost) yang terdiri dari asuransi
dan pajak.
c. Biaya ruang simpan (storage space cost) yang terdiri dari gudang pabrik,
gudang publik, gudang sewa dan gudang perusahaan.
d. Biaya resiko (inventory risk cost) yang terdiri dari kadaluarsa
(obselescence), kerusakan (damage), kehilangan (shrinkage) dan
pemindahan (relocation cost).
20

4. Biaya Kekurangan (Stockout Cost/ Depletion Cost) Biaya kekurangan adalah


biaya yang terjadi karena tidak adanya persediaan barang (kehabisan) pada
waktu barang dibutuhkan baik dari pihak luar maupun pihak dalam perusahaan.
Kekurangan dari luar terjadiapabila pesanan konsumen tidak dapat dipenuhi,
sedangkan kekurangan dari dalam terjadi apabila departemen tidak dapat
memenuhi kebutuhan departemen yang lain. Biaya kekurangan dari luar dapat
berupa :
1. Biaya backorder.
2. Biaya kehilangan kesempatan penjualan.
3. Biaya kehilangan kesempatan menerima keuntungan.
Biaya kekurangan dari dalam perusahaan dapat berupa:
1. Penundaan pengiriman.
2. Idlekapasitas

PT. SOLO GARFIKA UTAMA melakukan persediaan bahan baku untuk


percetakan yang bertujuan untuk :

1. Menghilangkan resiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus
dikembalikan
2. Menghilangkan resiko terhadap kenaikan harga barang atau inflasi.
3. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga PT
SOLO GRAFIKA UTAMA tidak akan kesulitan bila bahan tersebut tidak
tersedia di pasaran
4. Memberikan pelayanan kepada langganan dengan tersedianya bahan yang
diperlukan.
5. Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang yang
dibutuhkan PT SOLO GRAFIKA UTAMA
6. Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan potongan kuantitas
(Quantity discount)

2.1.6 DATA PERSEDIAAN

Data persediaan ini diambil berdasarkan fakta selama melakukan kerja


praktek pada tanggal 1 – 30 Februari 2020 pada bagian gudang, Berikut adalah
21

data rekapulasi bahan pembantu untuk percetakan di PT. SOLO GRAFIKA


UTAMA di bulan Februari bisa dilihat pada tabel 2.1 berikut :

Tabel 2.1 data persediaan bahan baku


NO NM UK Sat STOCK Pembelian Pemakaian Stock Akhir
AWAL
Jml ttl Jml ttl Jml ttl Jml Ttl
1. BCA 10.864 m² lbr 13 - 4 9
2. BCA 947,138 m² lbr 17 - - 17
3. BCA 1.333,35 m² Lbr 9 - - 9
4. CF btl 2 - - 2
5. CL ltr 46 120 60 106
650
6. DP-4 jrg 3 - - 3
7. D2W gln 5 12 10 7
S
8. D2R gln 0 - - 0
WS
9. Folex 8.828,8 cm² Lbr 12 - - 12
10. Folex Lbr 11 - - 11
11. Folex Lbr 11 - - 11
12. GS Gln 6 - 1 5
13. OV Gln 16 - - 16
14. PK 156,28 m² Lbr 300 - - 300
15. PK 162,15 m² Lbr 250 - - 250
16. CTP 156,28 m² Lbr 350 3400 3100 650
17. CTP 162,15 m² Lbr 100 600 400 300
18. CTP 166,51 m² Lbr 800 - 100 700
19. PC btl 15 24 11 28
20. PF 24’’ lbr - - - -
21. Smsh btl 2 - 1 1
22. SG ltr 51 108 89 70
23. SM btl 5 10 5 10
24. SV pcs 32 - 10 22
25. SB roll 20 80 87 13
26. TC kg 580 240 220 600
27. TM Kg 500 240 140 600
28. T-Y Kg 560 320 260 40
29. T-B Kg 5080 3500 5440 3140
30. T-E Pcs - - - -
31. Wash ltr 100 200 260 40
32. WF gln 40 20 32 28
33. W-P roll 4 12 1 15

TOTAL - - -
(sumber : PT SOLO GRAFIKA UTAMA data persediaan Februari 2020)

Berikut penjelasan dari kata dalam tabel diatas :


1. NM = Nama
2. Uk = Ukuran
22

3. Sat = Satuan
4. Jml = Jumlah
5. Ttl = Total
6. BCA = Blanket Conti Air
7. Lbr = Lebar
8. CF = Corrector Fuji
9. Btl = Botol
10. CL = Cleaner
11. DP = Developer Positif
12. Jrg = Jerigen
13. Gln = Galon
14. PK = Plate Konvensional
15. CTP = Plate CTP
16. PC = Plate Cleaner
17. PF = Polyster Cleaner
18. SG = Spare Gum
19. SM = Spray Mount
20. SV = Sponge Viscovita
21. SB = Strapping Band
22. TC = Tinta Cyan
23. TM = Tinta Mangenta
24. T-Y = Tinta Yellow
25. T–B = Tinta Black
26. T-E = Tinta Epson
27. WF = Webfount
28. W-p = Wraping Plastic

Berikut penjelasan beserta fungsi dari masing – masing bahan penolong yang
tercantum pada tabel tersebut :
1. Blanket Conti Air
Pengalihan tinta pada cetak offset adalah tidak langsung artinya tinta pada pelat
cetak tidak langsung dipindahkan ke kertas tetapi diperlukan media perantara,
23

yaitu kain karet (blanket), Fungsi blanket adalah menerima tinta dari pelat
cetak dan memindahkannya ke permukaan kertas
2. Cleaner 650
Cleaner 650 ini berbentuk cairan kental, cairan ini berfungsi untuk mencuci
blanket dan roll yang sudah terpakai dari bekas tinta dan kotoran (proses cetak)
3. Developer positif / DP 4
Fungsi dari developer positif / dp 4 ini adalah untuk mencuci bahan kimia
emisi plate setelah disirami. Cara penggunaannya yaitu plate konvensional
dicuci menggunakan developer positif / dp 4 sebelum naik cetak
4. Development D2WS/D2RWS
Fungsi dan kegunaan nya sama dengan developer positif yaitu mencuci bahan
kimia emisi plat yang telah disisrami. Untuk cara penggunaanya sama seperti
dengan developer positif yaitu dengan plate monvensional dicuci menggunakan
developer positif sebelum naik cetak
5. Folex
Folex yaitu pelapis silinder blanket, bahan dari folex ini memiliki bentuk
seperti bentuk mika atau kertas. jadi setiap blanket mempunyai silinder untuk
dipasangkan ke mesin cetak, nah fungsi folex ini untuk melapisi silinder
blanket tersebut agar blanket nya sediri tidak meleleh lalu menempel pada
silinder nya, bahan dari folex ini sendiri adalah mika / kertas
6. Gum Syntethic
Gum synthetic ini adalah cairan pelapis plate sebelum naik cetak, cairan ini
memiliki kekentalan yang cukup tinggi dan juga cairan ini berwarna seperti oli
berbeda dengan folex tadi bila folex untuk pelapis silinder blanket sedangkan
gum synthetic ini untuk pelapis plate meskipun sama – sama berbentuk cairan.
Cairan ini berwarna hitam seperti oli
7. Oo varnish
Oo varnish ini adalah cairan pelapis roll, roll yang dimaksut ini adalah roll
kertas. Oo varnish ini digunakan agar roll kertas tidak susah untuk berputar
dalam keadaan mesin berjalan. Bila roll kertas ini susah berputar maka kendala
yang terjadi adalah kertas menjadi robek atau terputus. Cara penggunaannya ini
yaitu dilapiskan pada roll cetak untuk mengurangi gesekan antar roll
24

8. Plate CTP
Plate CTP ini sebagai acuan cetak, sedangkan corector tadi untuk mengkoreksi
acuan cetak. Pengunaan plate CTP ini di print dengan menggunakan mesin
CTP (Computer To Plate). Bahan dari plate CTP ini adalah seng / besi tipis
9. Plate Cleaner
Plate Cleaner ini digunakan untuk memersihkan plate CTP, untuk penggunaan
nya sendiri yaitu cairan ini digosokan kepada plate bila plate terjadi kekotoran
saat proses cetak berlangsung
10. Smash
Smash ini adalah cairan kental berwarna putih seperti lem, smash ini
digunakan untuk menambal permukaan blanket yang cacat. Sedangkan cara
penggunaannya yaitu dengan melapiskan permukaan blanket yang cacat pada
saat proses cetak
11. Spare Gum
Spare Gum ini adalah bahan kimia untuk mengenyalkan lapisan blanket. Bila
blanket terlalu keras yang terjadi blanket akan cacat pada saat proses cetak.
Cara penggunaannya yaitu bahan ini digosokan kepada blanket sebelum
proses cetak dimulai
12. Spray Mount
Spray Mount ini adalah lem spray yang berfungsi untuk untuk menempelkan
kertas pada permukaan plate. Cara penggunannya yaitu disemprotkan pada
permukaan plate lalu ditempelkan pada kertas
13. Sponge Viscovita
Sponge Viscovita ini berfungsi untuk membersihkan alat cetak. Cara
penggunaannya yaitu setelah bahan pembersih lainnya yang sudah digunakan
ke alat cetak lalu dibersihkan menggunakan sponge viscovita
14. Straping Band
Straping Band ini berupa tali plastik berwarna kuning yang berfungsi untuk
mengikat hasil cetak agar tidak berantakan
15. Tinta
Tinta disini berbahan cairan yang berwarna macam – macam dan berfungsi
untuk menulis apa yang akan di cetak pada lembaran kertas.
25

16. Wash
Wash yaitu cairan kimia yang berfungsi untuk membersihkan tinta yang
menempel pada mesin web (mesin cetak). Untuk penggunaannya sendiri yaitu
menggosokan langsung pada mesin yang terkena tinta lalu di bilas dengan lap
17. Webfount
Webfount ini adalah bahan chemical untuk cetak. Webfount ini sebagai
pembasah pada proses cetak, webfount ini dituangkan pada bagian tertentu
pada mesin web
18. Wraping plastic
Wraping plastic ini terbuat dari bahan plastik tipis dan bening yang berfungsi
melapisi hasil cetak yang sudah jadi seperti majalah, buku Al Qur’an, dan
buku pendidikan lainnya kecuali koran.

2.1.7 ALUR PERSEDIAAN BAHAN BAKU

Alur persediaan ini adalah membahas tentang adanya cara memesan bahan
baku dan bahan penolong untuk percetakan di PT. Solo Grafika Utama, dengan
tersedia nya bahan baku ini di gudang maka diharapkan tidak menghambat
jalannya proses produksi sehingga proses produksi bisa sesuai jadwal yang di
minta oleh konsumen, ini bisa memberikan opsi pilihan kualitas bahan mana yang
diinginkan oleh konsumen, bila konsumen memilih kualitas dengan kriteria
tertentu dan perusahaan tidak memiliki stock yang di inginkan konsumen makan
si konsumen harus menggu bahan tersebut karena akan dipesan terlebih dahulu.

PT Solo Grafka Utama melakukan persediaan bahan baku untuk


percetakan yang bertujuan untuk :
1. Menghilangkan resiko jika material yang dipesan tidak baik sehingga harus
dikembalikan
2. Menghilangkan resiko terhadap kenaikan harga barang atau inflasi.
3. Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga PT
Solo Grafika Utama tidak akan kesulitan bila bahan tersebut tidak tersedia di
pasaran
4. Memberikan pelayanan kepada langganan dengan tersedianya bahan yang
diperlukan.
26

5. Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang yang


dibutuhkan Pt Solo Grafika Utama
6. Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan potongan kuantitas
(Quantity discount)
Jalur pemesanan pada perusahaan ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu,
pemesanan secara langsung dan tidak langsung :

1. Secara langsung

Pemesanan secara langsung memiliki bagan pemesanannya yang bisa dilihat


pada struktur pemesanan bahan baku PT Solo Grafika Utama

Daftar Pemesanan Mencari Suplier Pengajuan surat pemesanan

Kedatangan Bahan Baku PO Confirm Approval Order

Inspeksi
Warehouse

Input

(sumber : PT SOLO GRAFIKA UTAMA, Feburari 2020)

Pemesanan secara langsung meliputi bahan – bahan yang urgent untuk


percetakan, bahan bahan ini biasanya sangat berperan penting dalam proses
percetakan. Bahan ini bisa menjadi kendala teknis bila tidak segera di penuhi
kebutuhannya. Seperti contohnya oli mesin dan kelengkapan mesin. pemesanan
bahan seperti ini biasanya kepada suplier yang tidak bekerja sama dengan
perusahaan, untuk cara pemesanannya adalah :
1. Pihak gudang mengecek dan melakukan daftar pemesanan sesuai barang
yang dibutuhkan
2. Pihak gudang melakukan surfey terhadap 3 suplier yang dituju, hal ini
dilakukan agar mengetahui mana bahan yang paling murah terhadap ke 3
suplier tersebut
3. Bila sudah, pihak penyedia bahan baku membuatkan surat pemesanan untuk
diajukan kepada pihak keuangan meliputi jenis bahan yang dibutuhkan,
27

harga bahan , dan juga nama suplier yang dituju untuk bahan – bahan yang
di butuhkan
4. Bila sudah disetujui, pihak keuangan pun memberikan dana kepada pihak
penyedia bahan baku sesuai surat pemesanan, dan setelah itu melakukan
pemesanan kepada suplier tersebut
5. Setelah itu, pihak gudang menunggu bahan yang di pesan
6. Setelah bahan datang, pihak gudang melakukan inspeksi (pengecekan)
terhadap bahan yang dipesan
7. Pihak gudang pun melakukan penginputan data sesuai bahan datang
8. Setelah itu melakukan penyimpanan bahan
2. Secara purchase order (PO)
Pemesanan secara purchase order atau po ini adalah pemesanan dengan cara
memesan terlebih dahulu bahan yang dibutuhkan, untuk bahan - bahan yang
dibutuhkan ini biasanya kertas dan tinta. Berikut alur pemesanan secara
purchase order :
Daftar Pemesanan Pengajuan surat pemesanan PO Confirm

Input Inspeksi Kedatangan Bahan Baku

Warehouse

(Sumber : PT SOLO GRAFIKA UTAMA, Februari 2020)

Bahan – bahan seperti ini bisa didapat dari suplier yang sudah bekerja sama
oleh perusahaan. Untuk pembayaran nya adalah jatuh tempo (3-4 hari setelah
barang datang). Karena pemesanan nya po, bahan ini wajib didata jauh – jauh
hari dari stok gudang. Bila stok gudang sudah menipis barulah bahan ini
dipesan. estimasi waktu pemesanan nya adalah 1 minggu atau 7 hari. berikut
cara pemesanannya :
a. Pihak gudang mendata dan mencatat stok bahan yang tersedia di gudang
28

b. Pihak gudang melakukan pengajuan surat pemesanan kepada pihak


keuangan
c. Bila sudah di acc oleh pihak keuangan, pihak gudang pun melakukan
pemesanan kepada suplier sesuai yang dibutuhkan
d. Setelah itu pemesanan di konfirmasi oleh suplier, dan suplier mengirim
bahan yang dibutuhkan
e. Penungguan bahan selama 7 hari setelah bahan yang dipesan telah di
konfirmasi.
f. Setelah menunggu selama 7 hari, bahan yang di pesan pun datang
g. Sebelum bahan di masukan kedalam gudang, dilakukan inspeksi
(pengecekan) terhadap bahan
h. Sesudah inspeksi bahan pun di input data sesusai barang yang ada
i. Setelah itu bahan di simpan ke dalam gudang

2.2 HASIL

2.2.1 Analaisa Proses Persediaan

Untuk alur persediaan dari PT Solo Grafika Utama sendiri ini masih belom
terstruktur dengan baik, masih banyak bahan baku / bahan penolong yang
terkadang kurang jumlah nya sehingga menyebabkan terhambat nya proses
produksi dalam perusahaan ini. Teruntuk alur proses persediaan secara langsung,
dalam proses ini sering terjadinya penghambatan yang dikarenakan beberapa
faktor, yaitu toko suplier nya tutup, dana sering terlambat dan lain lain.

Sejauh ini perusahaan sering melakukan pemesan bahan penolong disetiap


bulannya pun dengan variasi yang berbeda. Pengadaan bahan penolong dilakukan
apabila persediaan di gudang telah terpakai 60%-80% dan dilihat bila stock
didalam gudang sudah mulai menipis. Bahkan hal ini pembelian bahan penolong
nya pun ketika bahan sudah habis didalam stock gudang, dan juga ada yang
pembelian bahan nya terlalu berlebihan.

Bahan yang di beli tidak disesuaikan dengan jadwal penggunaannya


namun hanya disesuaikan dengan kebutuhan saja, bila tiba – tiba mesin
mengalami kendala maka bahan penolong ini digunakan secara mendadak dan
29

seringnya bahan yang digunakan ini tidak ada. Ketika dilakukan inspeksi gudang
(pengecekan) di akhir bulan maka banyak bahan penolong yang tidak sesuai
dengan yang dibutuhkan, terkadang terlalu berlebihan stock dan juga terkadang
sangat kekurangan stock. Pernah juga terjadi saat sedang melakukan produksi
ternyata mengalami kehabisan tinta dengan warna tertentu, warna tinta ini
memang jarang digunakan dan tinta ini tidak ada dalam stock gudang

2.2.2 Analisis 5W + 1H Persediaan Bahan Baku di PT SOLO GRAFIKA


UTAMA
Berikut ini merupakan analisis 5W + 1H persediaan bahan baku dan bahan
penolong di PT SOLO GRAFIKA UTAMA seperti pada tabel 2.2 berikut :

Tabel 2.2 Analisis 5W + 1H PT Solo Grafika Utama


WHAT WHY WHERE WHEN WHO HOW
Apa Kenapa Dimana Kapan Siapa Bagaimana
masalah masalah ini masalah ini masalah penyebab tindakan
yang terjadi di terjadi di tersebut masalah perbaikan
terjadi di perusahaan perusahaan bisa terjadi tersebut untuk
perusahaan ini ini? di terjadi di masalah
ini perusahaan perusahaan yang ada?
ini? ini?

Sering Karena Masalah Masalah Penyebab Tindakan


kurang kurang nya ini terjadi ini terjadi masalah ini perbaikannya
atau pendataan di bagian pada bulan terjadi yaitu dengan
kelebihan stock gudang februari karena mencatat
stock stock 2020 kurang setiap barang
bahan baku bahan baku telitinya keluar dan
pihak bahan masuk
gudang

(Sumber : Pengolahan Sendiri)

Tabel diatas adalah tabel mengenai 5W + 1H, hal ini bertujuan untuk
menyimpulkan masalah yang telah di analisis tentang proses persediaan di PT
Solo Grafika Utama. Dengan adanya analisis 5W + 1H ini diharapkan perusahaan
dapat memperbaiki masalah yang ada seperti selalu mencatat stock bahan baku
dan bahan penolong setiap bahan dipakai oleh produksi. Analisis SWOT ini bisa
berbeda dengan yang ada dilapangan, karena ini hanya berebntuk analisis.
30

2.2.3 Analisis SWOT


Berikut ini adalah analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities,
Threath) dalam perusahaan PT Solo Grafika Utama bisa dilihat pada tabel 2.3

Tabel 2.3 Analisis SWOT Pada PT Solo Grafika Utama


Strenght Weakness Opportunities Threat
1. Ketersediaan 1. Alur 1. Banyak nya 1. Semakin banyak
bahan baku persediaan pemesanan pesaing baru
sangat besar bahan baku 2. Proses yang muncul
2. Harga masih kurang produksi 2. Semakin
produksi baik cepat berkurangnya
relatif murah 2. Ruang 3. Banyaknya minat pemesanan
3. Kapasitas produksi suplier dan percetakan
produksi besar terlalu konsumen khusus nya koran
4. Pemenuhan outdoor yang telah 3. Kenaikan BBM
pegawai 3. Kurang nya berlangganan yang berakibat
sangat baik kebersihan 4. Lokasi yang pada produksi
5. Hubungan 4. Kebisingan strategis 4. Diberlakukannya
antar mesin 5. Pencetakan undang – undang
perusahaan produksi tidak hanya perlindungan
baik masih terlalu dalam satu konsumen
6. Struktur keras bidang 5. Persaingan
organisasi 5. Umur mesin 6. Umur kualitas cetak
perusahaan produksi perusahaan pada perusahaan
terstruktur telalu tua yang sudah lain
7. Ketepatan 6. Terdapat lama sehingga
lokasi bahan baku mudah
perusahaan yang tidak dipercaya
terpakai konsumen

(Sumber : Pengolahan sendiri)

Berikut penjelasan dari tabel diatas mengenai analisis SWOT:


a. Streght (Kekuatan)
Streght ini adalah merupakan kekuatan atau kelebihan dari suatu perusahaan.
Kelebihan dari perusahaan PT. Solo Grafika Utama meliputi sebagai berikut:
1. Ketersediaan bahan baku sangat besar
2. Harga produksi relatif murah
3. Kapasitas produksi besar
4. Pemenuhan pegawai sangat baik
5. Hubungan antar perusahaan baik
31

6. Struktur organisasi perusahaan terstruktur


7. Ketepatan lokasi perusahaan
b. Weakness (Kelemahan)
Weakness disini yang berarti adalah kelemahan,kelemahan yang terjadi pada
PT. Solo Grafika Utama. Berikut kelemahannya yaitu:
1. Alur persediaan bahan baku masih kurang baik
2. Ruang produksi terlalu outdoor
3. Kurang nya kebersihan
4. Kebisingan mesin produksi masih terlalu keras
5. Umur mesin produksi telalu tua
6. Terdapat bahan baku yang tidak terpakai
c. Opportunities (Peluang)
Yang dimaksut dari opportunities ini yaitu peluang, peluang pasar yang
dialami oleh perusahaan PT. Solo Grafika Utama. Adapun beberapa peluang
pasar nya yaitu:
1. Banyak nya pemesanan
2. Proses produksi cepat
3. Banyaknya suplier dan konsumen yang telah berlangganan
4. Lokasi yang strategis
5. Pencetakan tidak hanya dalam satu bidang
6. Umur perusahaan yang sudah lama sehingga mudah dipercaya konsumen
d. Threath (Ancaman)
Threath atau ancaman ini yaitu yang dapat mengakibatkan si perusahaan ini
gulung tikar / bangkrut. Karena PT. Solo Grafika Utama ini termasuk kedalam
industri percetakan, seiring berjalan nya waktu dan berkembang nya teknologi
pada masa kini percetakan pun tidak lagi diminati. Maka perusahaan ini
memiliki berbagai ancaman seperti:
1. Semakin banyak pesaing baru yang muncul
2. Semakin berkurangnya minat pemesanan percetakan
3. Kenaikan BBM yang berakibat pada produksi
4. Diberlakukannya undang – undang perlindungan konsumen
5. Persaingan kualitas cetak pada perusahaan lain
32

2.2.4 Tindakan Perbaikan


Berdasarkan ide perbaikan yang terlah dibahas, maka penulis melakukan
perbaikan pada proses persediaan. Langkah-langkah untuk tindakan perbaikan
adalah sebagai berikut:

1. Selalu menganalisa
Selalu menganalisa kapan bahan baku dan bahan penolong tersebut dibutuhkan
sehingga tidak ada keterlambatan stock
2. Melakukan pemeriksaan berkala
Pemeriksaan berkala dilakukan terhadap bahan baku dan bahan penolong agar
persediaan nya lebih terkontrol lagi dan dapat meminimalisir kekurangan atau
kelebihan bahan baku dan bahan penolong
3. Membuat daftar pemakaian bahan baku
Tujuan membuat daftar pemakaian bahan baku adalah untuk mengetahui
seberapa banyak bahan baku yang telah terpakai oleh bagian produksi,
sehingga dapat memperkirakan ketersediaan bahan baku tersebut apakah dapat
memenuhi proses berikunya atau tidak.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Setiap perusahaan selalu mempunyai masalah sekecil apapun itu khusus


nya perusahaan di bidang manufaktur, dibidang ini mempunyai masalah baik dari
segi persediaan bahan baku, dari segi produksi, maupun dari segi pemasaran.
Berdasarkan pengalaman saya selama melakukan kegiatan kerja praktek di
perusahaan PT Solo Grafika Utama khusus nya percetakan. Perusahan ini
mempunyai masalah salah satu nya dalam bagian persediaan bahan baku. Masalah
disini masih banyak nya bahan baku / bahan penolong yang kurang mencukupi
bahkan berlebihan, hal ini terjadi karena kurang telitinya pihak persediaan bahan
baku dalam melakukan persediaan bahan baku / bahan penolong.

3.2 SARAN

Berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan kerja praktek di PT


SOLO GRAFIKA UTAMA, dan menemukan masalah dalam persediaan bahan
baku maka penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Selalu menjadwalkan pemesanan
Selalu menjadwalkan pemesanan kapan bahan baku dan bahan penolong
tersebut dibutuhkan sehingga tidak ada keterlambatan stock
2. Melakukan pemeriksaan berkala
Pemeriksaan berkala dilakukan terhadap bahan baku dan bahan penolong agar
persediaan nya lebih terkontrol lagi dan dapat meminimalisir kekurangan atau
kelebihan bahan baku dan bahan penolong
3. Membuat daftar pemakaian bahan baku
Tujuan membuat daftar pemakaian bahan baku adalah untuk mengetahui
seberapa banyak bahan baku yang telah terpakai oleh bagian produksi,
sehingga dapat memperkirakan ketersediaan bahan baku tersebut apakah dapat
memenuhi proses berikunya atau tidak.

33
DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, M., & Taylor, S. (2014). Armstrong’s handbook of human resource


management practice. Kogan Page Publishers.

Assauri, Sofjan. (2008). Manajemen Produksi Dan Operasi. Jakarta.

Handoko, T. H. (2000). Dasar-dasar Manajemen Produksi dan


Operasi.Yogyakarta: BPFE.

Heizer, J., & Render, B. (2006). Manajemen Produksi.Jakarta: Salemba Empat

Indarti, N. (2004). Business Location and Success: The Case of Internet Café
Business in Indonesia. Gadjah Mada International Journal of Business, 6,
171-192.

Margaretha, Farah. (2005).Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan. Jakarta:


Grasindo.

Muchdarsyah Sinungan. (2008).Produktivitas Apa dan Bagaimana.Jakarta: Bumi


Aksara

Soekanto Reksohadiprodjo. (1983), Manajemen Proyek, BPFE, Yogyakarta.

Sonny Sumarsono. (2003). Ekonomi Sumber Daya Manusidan


Ketenagakerjaan, Graha IlmuYogyakarta.

Tersine, RJ. (1994) Priciples Of Inventoryand Materials Management Fourth


Edition, USA:Prentice-hall International.

34

Anda mungkin juga menyukai