Kompre DM
Kompre DM
Disusun oleh :
UMI MUKHAROMAH
6511419095
Mengetahui,
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................................1
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................................2
HALAMAN PENGANTAR .............................................................................................3
DAFTAR ISI .....................................................................................................................4
BAB I. PENDAHULUAN ...............................................................................................5
A. Latar Belakang ........................................................................................................5
B. Tujuan .....................................................................................................................6
C. Waktu dan Tempat ..................................................................................................6
D. Manfaat ...................................................................................................................7
BAB II. IDENTITAS PASIEN DAN GAMBAR RINGKAS KEADAAN PASIEN ...8
A. Identitas Pasien .......................................................................................................8
B. Skrining Gizi ...........................................................................................................8
BAB III. Asuhan Gizi Pasien ...........................................................................................9
A. Assesment Pasien ...................................................................................................9
Riwayat Pasien .......................................................................................................10
Riwayat terkait Gizi dan Makanan .........................................................................11
Antropometri ..........................................................................................................12
Biokimia .................................................................................................................13
Pemeriksaan Fisik/ Klinis .......................................................................................14
B. Diagnosis Gizi ........................................................................................................14
C. Intervensi Gizi .......................................................................................................14
Rencana Intervensi (Tujuan Intervensi Gizi, Prinsip dan Syarat Diet : Perhitungan
Kebutuhan; Rancangan Diet) ..................................................................................15
D. Rencana Monitoring dan Evaluasi ......................................................................16
E. Implementasi Intervensi Gizi ..............................................................................17
Tabel Monitoring dan Evaluasi Selama Pendampingan Intervensi ................18
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................................23
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................................25
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................26
LAMPIRAN ......................................................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus adalah penyakit kronik yang terjadi diakibatkan kegagalan
pankreas memproduksi insulin yang mencukupi atau tubuh tidak dapat menggunakan
secara efektif insulin yang diproduksi. Hiperglikemia, atau peningkatan gula darah adalah
efek utama pada DM tidak terkontrol dan pada jangka waktu lama bisa mengakibatkan
kerusakan serius pada syaraf dan pembuluh darah (Kurniawaty, 2014). Diabetes Mellitus
mempunyai sindroma klinik yang ditandai adanya poliuria, polidipsia dan polifagia,
disertai peningkatan kadar glukosa darah atau hiperglikemia (kadar glukosa puasa ≥ 126
mg/dl atau postprandial ≥ 200 mg/dl atau glukosa sewaktu ≥ 200 mg/dl) (Diabetes, 2010).
Berdasarkan penelitian epidemiologi, prevalensi DM terus bertambah secara
global. Diperkirakan pada tahun 2000, sebanyak 150 juta orang terkena DM dan dalam
kurun waktu 25 tahun kemudian, pada tahun 2025, jumlah itu akan membengkak menjadi
300 juta orang. Laporan dari WHO mengenai studi populasi DM di berbagai negara,
memberikan informasi bahwa jumlah penderita DM di Indonesia pada tahun 2000 adalah
8,4 juta orang, jumlah tersebut menempati urutan ke-4 setelah India (31,7 juta), Cina (20,8
juta) dan Amerika Serikat (17,7 juta). Diperkirakan prevalensi tersebut akan terus
meningkat pada tahun 2030, India (79,4 juta), Cina (42,3 juta), Amerika Serikat (30,3 juta)
dan Indonesia (21,3 juta) (WHO, 2004). Perubahan gaya hidup yang dengan konsumsi
makanan yang tidak sehat serta kurangnya aktivitas fisik menyebabkan peningkatan
jumlah penderita DM. Biasanya kejadian DM diikuti dengan kejadian seperti hipertensi,
penyakit jantung koroner, stroke, retinopati, dan nefropati.
Hipertensi merupakan salah satu penyebab terbesar morbiditas di dunia, sering
disebut sebagai pembunuh diam-diam. Data World Health Organization (WHO) 2015
menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di dunia mencapai sekitar 1,13 miliar individu,
artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penderita hipertensi
diperkirakan akan terus meningkat mencapai 1,5 miliar individu pada tahun 2025, dengan
kematian mencapai 9,4 juta individu (Kemenkes, 2004). Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2013 menghasilkan prevalensi hipertensi pada usia ≥ 18 tahun di Indonesia
mencapai 25,8%, yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan/atau memiliki riwayat
minum obat hanya 9,5%, menunjukkan bahwa sebagian besar kasus hipertensi di
masyarakat belum terdiagnosis dan terjangkau oleh tim pelayanan kesehatan (Riskesdas,
2003). Hipertensi didefinisikan sebagai kondisi tekanan darah sistolik ≥ 130 mmHg atau
diastolik ≥ 80 mmHg. Prevalensi hipertensi cenderung akan meningkat dengan
bertambahnya umur.
Hipertensi merupakan faktor risiko yang berperan penting terhadap PJI (Penyakit
Jantung Iskemik). Tekanan darah yang tinggi secara terus menerus akan menyebabkan
kerusakan sistem pembuluh darah arteri. Penyakit Jantung Iskemik (PJI), disebut
juga Penyakit Arteri Koroner (PAK), didefinisikan sebagai kekurangan oksigen
dan penurunan atau tidak adanya aliran darah ke miokardium yang disebabkan
oleh penyempitan arteri koroner (Rukminingsih and Kusuma Dewi, 2020).
Pengendalian hipertensi dapat dilakukan dengan cara meningkatan aktifitas fisik,
mengonsumsi makanan tinggi serat dan rendah garam, serta menghindari merokok. Pasien
dengan penyakit diabetes mellitus, hipertensi, dan penyakit jantung sangat memerlukan
dukungan dari berbagai hal, salah satunya dukungan dari asupan makanan. Makanan
diperlukan untuk mencapai dan mempertahankan status gizi ideal serta memenuhi
kebutuhan asupan makanan hariannya untuk proses penyembuhan. Oleh karena perlu
adanya penatalaksanaan diet dengan PAGT (Proses Asuhan Gizi Terstandar).
Kasus yang diambil untuk studi kasus ini adalah penatalaksanaan diet pada pasien
Diabetes Mellitus dengan Hipertensi dan IHD (Ischemic Heart Disease). Penatalaksanaan
diet dengan menggunakan Proses Asuhan Gizi Terstandar dimulai dari assesment,
diagnosis gizi, intervensi gizi, monitoring, dan evaluasi. Penatalaksanaan diet ini
diharapkan dapat membantu proses penyembuhan penyakit pada pasien.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan terapi diet pada pasien Diabetes Mellitus dengan
Hipertensi dan IHD (Ischemic Heart Disease) di ruangan Cendana nomor 311.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksaakan assesment gizi pada pasien Diabetes Mellitus dengan
Hipertensi dan IHD (Ischemic Heart Disease).
b. Mampu menentukan diagnosis gizi pada pasien Diabetes Mellitus dengan Hipertensi
dan IHD (Ischemic Heart Disease).
c. Mampu memberikan intervensi dan implementasi gizi pada pasien Diabetes Mellitus
dengan Hipertensi dan IHD (Ischemic Heart Disease).
d. Mampu melakukan monitoring dan evaluasi pada pasien Diabetes Mellitus dengan
Hipertensi dan IHD (Ischemic Heart Disease).
e. Mampu merencanakan dan menyusun menu sesuai dengan kebutuhan gizi pasien
dan standar menu rumah sakit pada pasien pasien Diabetes Mellitus dengan
Hipertensi dan IHD (Ischemic Heart Disease).
D. Manfaat
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan, pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan untuk
melakukan Proses Asuhan Gizi Terstandar pada pasien dengan penyakit DM tipe
II, Hiperglikemia, dan IHD (Ischemic Heart Disease).
2. Bagi Pasien
Sebagai tambahan informasi dan masukan untuk pelaksanaan terapi diet pada
pasien dengan penyakit DM tipe II, Hiperglikemia, dan IHD (Ischemic Heart
Disease).
3. Bagi Instalasi Gizi
Dapat menjadi masukan bagi instalasi gizi mengenai penyelengaraan makanan diet
di rumah sakit untuk lebih memperhatikan penyelenggaraan makanan pasien rawat
inap RS. Bhayangkara Semarang sesuai dengan penyakit pasien guna mendukung
pengobatan dan penyembuha pasien.
BAB II
IDENTITAS PASIEN DAN GAMBARAN RINGKAS KEADAAN PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama Tn. S
:
Umur 69 tahun
:
Jenis Laki-laki
Kelamin :
Pekerjaan Pensiunan Guru
:
Diagnosis Impaksi dengan komplikasi DM tipe II,
: Hiperglikemia, dan IHD
No. RM 17-07-252146
:
Ruang Ruang Cendana bagian Penyakit Dalam
: nomor 311 Kelas 1
Tanggal 11 Juli 2022
MRS :
Agama Islam
:
B. Skrining Gizi
Skrining dengan Formulir MST
Alat yang digunakan dalam skrining adalah MST, MST adalah suatu alat ukur untuk
penilaian status nutrisi dengan format yang sederhana dan cepat. Penilaian dilakukan pada
awal pasien masuk rumah sakit. Alat ini sudah teruji validitas dan reliabilitasnya terutama
untuk pasien di area perawatan akut yang membutuhkan penilaian status nutrisi. MST
terdiri atas 2 (dua) pertanyaan yang bertujuan untuk menilai kehilangan berat badan dan
perubahan asupan makanan baru-baru ini.. Kemudian nilainya akan di jumlah dan
diklasifikasikan, bila nilainya > 2 maka pasien dikatakan risiko malnutrisi.
Hasil skrining Tn. S Hasil skrining An. M menunjukkan bahwa pasien mengalami
penurunan nafsu makan menyisakan makanan. Untuk penurunan berat badan, tidak
diketahui secara pasti berapa penurunannya namun dari data keluarga pasien diketahi jika
celana pasien terlihat sedikit longgar dari biasanya. Asupan makan yang kurang sejak sakit
di rumah dan sampai masuk rumah sakit mengakibatkan pasien beresiko terkena
malnutrisi.
BAB III
ASUHAN GIZI
1. Assesment Pasien
1.1 CH Riwayat Penyakit
(CH) Riwayat Medis/ Keluarga
Keluhan utama
a. Pasien masuk Rumah sakit dengan keluhan nyeri pada bagian kepala \
b. Nyeri pada bagian gigi serta
c. Nyeri pada persendian lutut.
Asupan makan pasien selama 24 jam di rumah sakit baik, karena pasien menghabiskan
makanan yang diberikan dari rumah sakit. Pasien juga menghabiskan menu cair yaitu
entrasol satu gelas dan selingannya. Asupan energi pasien pada hari ke 2 mengalami
penurunan jika dibandingkan hari pertama yaitu asupan energi 58%, asupan protein
57%, asupan lemak 47%, dan asupan karbohidrat 65%.
Asupan makan pasien selama 24 jam di rumah sakit baik, karena pasien menghabiskan
makanan yang diberikan dari rumah sakit. Pasien juga menghabiskan selingan yang
diberikan di rumah sakit. Namun asupan gizi pasien masih mengalami defisit tetapi
sudah ada peningkatan jika dibandingan dengan asupan makan pada hari ke 2 Asupan
energi pasien meningkat dari 58% menjadi 84%, asupan protein meningkat dari 57%
menjadi 90%, asupan lemak menurun dari 47% menjadi 103%, dan asupan karbohidrat
meningkat dari 65% menjadi 89%.
Status gizi pasien dapat dilihat dari data BB dan TB. Untuk BB pasien
sebesar 56 kg dan TB pasien sebesar 172 cm, sehingga didapatkan IMT
sebesar 18,9 kg/m2 yaitu masuk ke dalam kategori gizi kurang.
1.4 BD. Biokimia, Tes Medis, dan Prosedur
a. Kadar RDW rendah pada pemeriksaan pertama dan kedua yaitu 12,5 fL menandakan
kisaran volume sel darah merah lebih kecil.
b. Kadar gula darah pasien yaitu 419 mg/ Dl artinya gula darah b sewaktu pasien sangat
tinggi hal ini berkaitan dengan riwayat penyakit yaitu DM II.
c. Kadar gula darah pada pemeriksaan ke dua mengalami penurunan menjadi 216 mg/
dl, dan masih tergolong tinggi namun sudah ada penurunan menuju batas normal.
a. Keadaan umum pasien tampak sehat dan baik dengan kesadaran sedang. Pasien
mengalami penurunan fungsi gigi dan nyeri pada persendiaan lutut. Pemeriksaan
tanda-tanda vital pasien yaitu untuk pemeriksaan tensi darah sebesar 133/173 mmHg
artinya sangat tinggi, nadi sebesar 76 x/ menit yaitu normal, RR sebesar 20 kali/ menit
yaitu normal, dan suhu 36 derajat celcius yaitu normal.
b. Pada pemeriksaan ke dua yaitu tanggal 12 Juli 2022, masih sama.
c. Pada pemeriksaan tanggal 13 Juli 2022, tekanan darah pasien sudah mengalami
penurunan menjadi 122/ 103 mmHg, artinya tekanan darah pasien masih tinggi namun
sudah menurun menuju batas normal.
2. Diagnosis Gizi
Domain Asupan
Domain Klinis
a. NC.1.5 Kesusahan menggigit/ mengunyah (P) berkaitan dengan rasa tidak nyaman
pada bagian gigi dikarenakan impaksi gigi bagian gigi bungsu (E) yang ditandai
dengan adanya keluhan pasien yaitu nyeri pada bagian gigi belakang.
b. NC. 2.2 Perubahan Nutrisi terkait Nilai-Nilai Laboratorium terkait Gizi yaitu GDS(P)
berkaitan dengan adanya gangguan pada sistem endokrin yaitu pankreas tidak
menghasilkan insulin yang cukup (E) yang ditandai dengan bilai GDS yang sangat
tinggi yaitu 416 mg/Dl.
Domain Behavior
NB. NB. 1.4 Kurangnya menjaga / memonitoring diri (P) yang berkaitan degan
kurangnya dukungan sosial untuk menerapkan pola diet DM II seperti istri pasien masih
sering memasak dengan cara digoreng dan disantan (E) yang ditandai dengan diagnosis
yang berkaitan dengan sel – monitoring yaitu DM II, hiperglikemia, dan IHD(S).
Prioritas Diagnosis
a. NI.2.1 Asupan Oral Inadekuat (P) berkaitan dengan berkurangnya kemampuan
mengonsumsi makanan dikarenakan masih merasakan nyeri pada gigi dan kondisi
pasien dengan penyakit kronik dan hiperglikemia (E) yang ditandai dengan persen
kebutuhan asupan dari asupan energi yaitu hanya 55% dari total kebutuhan yaitu
defisit berat, asupan lemak hanya 83,5% dari total kebutuhan yaitu defisit ringan ,
asupan protein hanya 86,8% dari total kebutuhan yaitu defisit ringan, dan asupan
karbohidrat hanya 52,6% dari total kebutuhan yaitu defisit ringan.
b. NC. 2.2 Perubahan Nutrisi terkait Nilai-Nilai Laboratorium terkait Gizi yaitu GDS(P)
berkaitan dengan adanya gangguan pada sistem endokrin yaitu pankreas tidak
menghasilkan insulin yang cukup (E) yang ditandai dengan bilai GDS yang sangat
tinggi yaitu 416 mg/Dl.
3. Intervensi Gizi
a. Rencana Intervensi
Tujuan Intervensi Gizi
1. Menaikkan berat badan pasien agar mendekati berat badan ideal sehingga status
gizi pasien meningkat menjadi gizi baik.
2. Meningkatkan asupan makanan sehari dari 55% menjadi 75% dalam kurun waktu 2
hari.
3. Mengontrol kadar gula darah sewaktu agar dalam kondisi stabil.
4. Mencegah komplikasi akut pasien dan meningkatkan derajat kesehatan melalui
pemberian asupan makanan yang optimal dan tepat diet.
b. Prinsip
1. Diet Rendah Gula Rendah Garam
2. Berikan makanan dengan sumber karbohidrat kompleks, seperti nasi, roti, mie,
kentang, singkong, ubi, dan sagu.
3. Berikan sumber makanan protein dengan rendah lemak seperti ayam tanpa kulit,
susu skim, tempe, tahu, dan kacang-kacangan.
4. Gunakan makanan yang diolah dengan cara dikukus, disetup, direbus, dan di
panggang.
5. Batasi makanan dengan kadar gula tinggi, seperti gula pasir, gula jawa, sirop, jam,
jeli, buah awetan, susu kental manis, dan kue manis.
6. Batasi makanan yang mengandung banyak natrium seperti makanan cepat saji dan
makanan yang diawetkan.
c. Syarat
1. Energi cukup yaitu 2.261,8 kkal
2. Protein cukup yaitu 15% dari total kebutuhan yaitu 80 gram.
3. Lemak cukup yaitu 25% dari total kebutuhan yaitu 67 gram
4. Karbohidrat cukup yaitu 60% dari total kebutuhan sebesar 297 gram
5. Cairan cukup yaitu 2.640 ml/ 24 jam
6. Natrium batasi
7. Batasi penggunaan gula murni, gunakan gula buatan dengan kadar yang tepat.
d. Jenis diet : Diet DM dan Rendah Garam
e. Bentuk makanan : Biasa, cair, dan lunak
f. Cara pemberian : Oral
g. Frekuensi : 3 kali makan utama 3 kali selingan
h. Perhitungan Kebutuhan
a. Berat Badan Ideal = 90% x (TB-100) x 1 kg
= 90% x (168-100)
= 90% x 68
= 61,2 kg
b. IMT = bb/ (tb) 2
= 58/ (1,68)2
= 58/ 2,82
= 20, 56 kg/m2 (Gizi Baik)
c. Kebutuhan laki-laki
30 kal/ kg BB
30 kal/ 58
1.740 kkal
d. Koreksi Umur
Usia 69 tahun
1.740 – (10% 1.740)
1.740 – 174
1.566 kkal
e. Faktor Aktivitas Fisik
Aktifitas fisik ringan
20% x 1.566 kkal
313,2 + 1.566 kkal
1.879,2 kkal
f. Stress Metabolik
15% x 1.879,2 kkal
281,88 + 1.879,2 kkal
2.161,08 kkal
Total kebutuhan energi = 2.161,08 kkal
Kurniawaty, E. (2014) ‘Diabetes Mellitus’, Evi Kurniawaty JUKE, 4(7), pp. 114–119.
Rukminingsih, F. and Kusuma Dewi, N. (2020) ‘Pengukuran Tekanan Darah Pada Pasien
Peserta Jkn Dengan Penyakit Jantung Iskemik Di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit St.
Elisabeth Semarang’, Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 3(2), pp. 291–297. doi:
10.36387/jifi.v3i2.619.
WHO (2004) ‘Estimates for the year 2000 and projections for 2030’, World Health, 27(5),
pp. 1047–1053.
PAGI (07.00)
bubur nasi 200 g 145,8 kcal 32,0 g
orak-arik telur
telur ayam 50 g 77,6 kcal 0,6 g
minyak kelapa 5g 43,1 kcal 0,0 g
semur tahu 50 g 68,5 kcal 5,3 g
tumis bayam and sawi belu 50 g 47,0 kcal 0,6 g
susu skim / tak berlemak cair 100 g 34,9 kcal 4,9 g
Meal analysis: energy 173,7 kcal (10 %), carbohydrate 40,7 g (19 %)
SIANG (12.00)
bubur nasi 200 g 145,8 kcal 32,0 g
semur daging ayam belu 50 g 229,4 kcal 0,0 g
pepes tahu 50 g 38,0 kcal 0,9 g
sayur bayam jagung 50 g 18,5 kcal 4,2 g
pisang ambon 100 g 92,0 kcal 23,4 g
Meal analysis: energy 523,8 kcal (30 %), carbohydrate 60,5 g (28 %)
SELINGAN (15.00)
kue lumpur 70 g 103,9 kcal 11,0 g
teh manis belu 100 g 12,9 kcal 3,4 g
MALAM (17.00)
bubur nasi 200 g 145,8 kcal 32,0 g