Materi BAB 6

Mengukur Nilai Bisnis TIK

1. Total Biaya Kepemilikan : Total biaya kepemilikan (TCO) adalah perkiraan keuangan yang
mencakup biaya langsung dan tidak langsung yang terkait dengan pembelian item modal apa
pun.

KET : Mudah untuk menentukan biaya langsung; jauh lebih sulit untuk menentukan biaya tidak
langsung. Namun, penting bahwa setiap biaya tidak langsung yang diperlukan dan kemungkinan
besar dimasukkan dalam semua estimasi keuanga

Contoh TCO yang berguna adalah membeli mobil. Minimal, TCO akan mencakup pembelian
mobil, biaya asuransi dan pemeliharaan, kemungkinan biaya kecelakaan (misalnya sewa mobil
saat mobil Anda sedang diperbaiki), dan penjualan akhir (atau jumlah yang hilang selama
penyusutan) mobil. Bersama-sama ini merupakan TCO. Perkiraan serupa dapat dibuat untuk TCO
suatu investasi infrastruktur TIK.
2. MODEL JUSTIFIKASI TEKNOLOGi
Model justifikasi teknologi dapat dibagi menjadi tiga pendekatan:
1). Akuntansi keuangan tidak diragukan lagi akan menjadi yang paling mudah dipahami oleh
manajemen senior
2). . Pendekatan ekonomi didasarkan pada utilitas atau manfaat yang diberikan sesuatu; mereka
lebih abstrak daripada model akuntansi keuangan tetapi memungkinkan indikator 'lunak' dari
nilai sistem untuk dianalisis (dalam konteks ini, indikator lunak adalah sesuatu selain data
keuangan atau data yang dapat diukur, seperti persepsi pelanggan atau menghasilkan utilitas).
3). Pendekatan statistik berpandangan bahwa nilai TIK harus ditunjukkan dengan menggunakan
analisis statistik.
3. Pendekatan Akuntansi Keuangan
 Return Accounting Approach (Pengembalian Investasi) : Pengembalian investasi (ROI)
adalah metode penilaian akuntansi.
ROI = Pendapatan bersih ÷ Nilai buku asset
Namun, ROI dapat dihitung dengan beberapa cara, termasuk
ROI = (Pendapatan bersih + Bunga) ÷ Nilai buku asset
Saat menjalankan proyek, rumus ROI mungkin
ROI = (Keuntungan dari investasi - Biaya investasi) / biaya investasi
  Net present value (Nilai bersih) : Net present value (NPV) digunakan untuk menentukan
selisih antara nilai sekarang arus kas masuk dan nilai sekarang arus kas keluar. Menerima
uang sekarang lebih baik daripada nanti karena kita dapat mengambil uang yang kita
terima hari ini dan menggunakannya sebagai investasi. NPV membandingkan nilai dolar
hari ini dengan nilai dolar yang sama di masa depan dan menggunakan tiga parameter:
(1) biaya investasi, (2) pengembalian tahunan, dan (3) tingkat diskonto
4. Pendekatan Utilitas Ekonomi
 Utilitas sebagai Alat Ukur
Menerapkan alat ukur menggunakan MAUT termasuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi atribut, menetapkan bobot relatif, dan agregasi. Setelah langkahlangkah
ini selesai, analis dapat melakukan beberapa perbandingan hasil MAUT.
Contoh Formulir Peringkat Atribut Pelanggan:

Contoh Formulir Peringkat Atribut Manajer:

 Total Kepuasan Pelanggan Contoh

 Pohon Nilai Utilitas untuk DIQ ( data and information Quality )

DIQ diyakini memiliki empat kategori yaitu DIQ intrinsik, DIQ kontekstual, DIQ
representasional, dan DIQ akses, masing-masing dengan sejumlah atribut.

5. Pendekatan Statistik
 Statistik Korelasi
Misalkan sebuah organisasi ingin mengetahui apakah ada korelasi antara pengeluaran
TIK dan laba bersih. Dengan menggunakan statistik korelasi, organisasi akan melanjutkan
sebagai berikut:
 1) Tentukan periode yang diinginkan organisasi untuk mengetahui apakah
pengeluaran TIK telah memengaruhi laba bersih.
2) Mengumpulkan data laba bersih dan pengeluaran TIK untuk periode tertentu,
dengan memperhatikan seberapa sering laba bersih dan pengeluaran TIK
dilaporkan.
3) Jumlah laba bersih dan pengeluaran TIK harus mencakup periode waktu yang
sama (misalnya, jika laba bersih dilaporkan per triwulan, maka pengeluaran TIK
juga harus demikian).
4) Kembangkan tabel laba bersih dan pengeluaran TIK untuk setiap periode dan
hitung statistik korelasinya.
 Analisis regresi
Singkatnya, regresi menunjukkan bahwa pengeluaran TIK dan jumlah pesanan
berkontribusi terhadap laba bersih. Masuk akal jika jumlah pesanan berkontribusi
signifikan terhadap laba bersih. Namun, apakah masuk akal jika pengeluaran TIK
berkontribusi pada laba bersih? Mungkin saja, tetapi seorang analis bisnis perlu
menginterpretasikan analisis ini dalam konteks perusahaan. Jika pengeluaran TIK
mengarah pada pengurangan biaya atau peningkatan laba per pesanan, maka ya.
Namun, jika kenaikan biaya TIK tidak memiliki peran yang teridentifikasi dalam
peningkatan laba bersih, maka keluaran dari analisis regresi dicurigai.
6. BALANCED SCORECARD (BSC)
BSC adalah cara bagi manajer untuk menilai dan memantau keselarasan antara strategi dan
investasi. Ini berguna untuk ahli strategi pada umumnya dan analis bisnis secara khusus. BSC
didorong oleh visi dan strategi organisasi dan memberikan keseimbangan antara indikator
finansial dan nonfinansial. . Penciptaan BSC terjadi dalam empat proses:
1) Terjemahan visi. Manajer harus membangun konsensus seputar visi dan strategi
organisasi mereka.
2) Komunikasi dan keterkaitan..
3) Perencanaan bisnis.
4) Umpan balik dan pembelajaran.

Keempat proses BSC ini berinteraksi untuk menciptakan lingkungan pembelajaran strategis
dalam organisasi. Lingkungan ini dapat diterapkan pada strategi organisasi, serta pada
proyek TIK.

7. Perspektif dalam BSC

1) Perspektif sumber daya keuangan. . Perspektif ini memberikan ukuran tradisional yang
relevan dengan kinerja masa lalu organisasi dan yang diakui oleh manajemen organisasi.
2) Perspektif pelanggan. Perspektif ini mencakup pengukuran proposisi nilai yang akan
diberikan organisasi kepada pelanggan, serta faktor-faktor semacam itu sebagai
kepuasan pelanggan, retensi pelanggan, akuisisi pelanggan baru, profitabilitas
pelanggan, dan pangsa pasar.
3) Perspektif proses bisnis internal.
4) Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
menekankan apa yang harus dilakukan organisasi untuk menciptakan pertumbuhan dan
perbaikan jangka panjang.
Saat mengembangkan BSC, analis bisnis perlu membuat tujuan, ukuran, dan target. Tujuan
adalah pernyataan yang jelas tentang apa yang ingin dicapai oleh organisasi. Ukuran adalah
metrik yang akan memungkinkan organisasi untuk menentukan apakah itu memenuhi
tujuannya.