Anda di halaman 1dari 10

AKUNTANSI AUDIT FORENSIK

MAKALAH

MAMPU MENILAI DAN MENGEVALUASI INVESTIGASI TINDAK


PENCURIAN

DI SUSUN OLEH:

NURMILLAH N ALI (921420061)

KELAS D

SEMESTER 6 PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


A. INDIKATOR PEMBELAJARAN
1.1. Menilai metode Investigas tindak Pencurian
1.2. MenilaiBagaimana Koordinasi investigasi
1.3. Menilai sifat dasar Penjagaan dan Kegiatan rahasia
1.4. Menilai efektivitas Pengawasan untuk Investigasi
1.5. Menilai bukti fisik Dalam investigas
1.6. Menilai informasi Elektronik
B. MATERI PEMBELAJARAN
1.1. Metode Investigas Tindak Pencurian
1.2. Koordinasi Investigasi
1.3. Sifat dasar Penjagaan dan Kegiatan rahasia
1.4. Pengawasan Investigasi
1.5. Bukti fisik, bukti Elektronik
1.6. Informasi Elektronik
MAMPU MENILAI DAN MENGEVALUASI INVESTIGASI TINDAK
PENCURIAN

1. Metode Investigas Tindak Pencurian

Metode Investigasi Tindak Pencurian adalah proses sistematis untuk


mencari tahu kejadian tindak pencurian, dengan tujuan untuk mengidentifikasi
pelaku, mengumpulkan bukti-bukti yang diperlukan, dan membantu pihak
kepolisian dalam menyelidiki kasus tersebut. Metode investigasi ini melibatkan
berbagai langkah seperti membuat laporan ke polisi, mengidentifikasi TKP,
memeriksa rekaman CCTV, wawancara saksi, identifikasi pelaku, analisis bukti
dan keterangan, pelacakan barang yang dicuri, serta serahkan hasil investigasi ke
pihak kepolisian

Secara umum, Metode Investigasi Tindak Pencurian merupakan sebuah


prosedur yang cukup terstruktur dan lengkap dalam menginvestigasi kasus
tindak pencurian. Metode ini dapat membantu petugas kepolisian dan detektif
swasta dalam mengumpulkan bukti-bukti yang kuat untuk menangkap pelaku
dan memulihkan barang yang dicuri.

Namun, dalam pelaksanaannya, Metode Investigasi Tindak Pencurian


membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup besar. Dalam beberapa kasus,
proses investigasi bisa memakan waktu berminggu-minggu atau bahkan
berbulan-bulan. Hal ini tergantung pada tingkat kesulitan kasus dan jumlah
bukti-bukti yang harus dikumpulkan.

Selain itu, proses investigasi juga dapat menghadapi berbagai kendala


seperti kurangnya saksi yang bisa diwawancarai, minimnya bukti-bukti yang
dapat digunakan, atau keberadaan pelaku yang sulit diidentifikasi. Hal ini bisa
memperlambat atau bahkan menghambat proses investigasi dan menurunkan
peluang untuk menangkap pelaku.

Meskipun demikian, Metode Investigasi Tindak Pencurian tetap


merupakan metode yang efektif dalam membantu pihak kepolisian dan detektif
swasta untuk menangani kasus tindak pencurian. Dengan melaksanakan metode
ini secara cermat dan teliti, maka diharapkan dapat meningkatkan peluang
keberhasilan dalam menangkap pelaku dan memulihkan barang yang dicuri.

2. Koordinasi Investigasi

Koordinasi investigasi adalah proses kerja sama antara berbagai pihak,


termasuk kepolisian, detektif swasta, dan instansi terkait lainnya, untuk
mengumpulkan informasi dan menginvestigasi suatu kasus. Tujuan dari
koordinasi investigasi adalah untuk memastikan bahwa investigasi berjalan
efektif dan efisien, sehingga dapat menghasilkan bukti-bukti yang kuat untuk
menangkap pelaku dan membantu penegak hukum dalam memproses kasus
tersebut.

Koordinasi investigasi yang baik akan mempercepat proses investigasi,


menghindari duplikasi pekerjaan, dan memastikan bahwa semua pihak yang
terlibat dalam investigasi memiliki pemahaman yang sama terhadap kasus
tersebut. Koordinasi investigasi juga dapat membantu mengatasi kendala-
kendala yang mungkin timbul dalam proses investigasi, seperti minimnya bukti,
kurangnya saksi, atau kesulitan dalam mengidentifikasi pelaku.

Namun, koordinasi investigasi juga dapat menghadapi beberapa


tantangan, seperti perbedaan pendapat dalam menilai bukti-bukti, kurangnya
komunikasi antara berbagai pihak yang terlibat, atau adanya ketidakjelasan
dalam tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan koordinasi yang baik dan


komunikasi yang terbuka antara semua pihak yang terlibat dalam investigasi.
Selain itu, harus ada koordinasi dan pemahaman yang jelas tentang tugas dan
tanggung jawab masing-masing pihak, sehingga dapat meminimalkan adanya
duplikasi pekerjaan dan meningkatkan efisiensi proses investigasi

3. SIFAT DASAR PENJAGAAN DAN KEGIATAN RAHASIA

Penjagaan dan kegiatan rahasia merupakan bagian penting dari keamanan


dan pengawasan dalam suatu organisasi atau institusi. Sifat dasar dari penjagaan
dan kegiatan rahasia ini adalah kerahasiaan dan kerahasiaan yang dipertahankan
untuk menjaga keamanan organisasi atau institusi tersebut.

Sifat dasar dari penjagaan dan kegiatan rahasia adalah kerahasiaan,


ketelitian, profesionalisme, dan disiplin. Sifat-sifat ini sangat penting dalam
menjaga keamanan organisasi atau institusi, dan harus dipegang teguh oleh
petugas penjagaan dan kegiatan rahasia dalam melaksanakan tugas mereka

Berikut adalah penilaian lebih rinci tentang sifat dasar dari penjagaan
dan kegiatan rahasia:

1. Kerahasiaan: Salah satu sifat dasar dari penjagaan dan kegiatan rahasia
adalah kerahasiaan. Informasi yang disimpan atau ditangani oleh petugas
penjagaan dan kegiatan rahasia harus dijaga dengan ketat dan hanya boleh
diketahui oleh orang-orang yang berwenang. Kerahasiaan ini bertujuan
untuk mencegah informasi rahasia bocor ke tangan pihak yang tidak
berwenang, sehingga dapat mengancam keamanan organisasi atau institusi
tersebut.
2. Ketelitian: Sifat dasar lain dari penjagaan dan kegiatan rahasia adalah
ketelitian. Petugas penjagaan dan kegiatan rahasia harus sangat hati-hati
dalam menangani informasi rahasia, termasuk dalam penyimpanan,
pengiriman, dan penggunaan informasi tersebut. Hal ini bertujuan untuk
meminimalkan risiko kesalahan atau kebocoran informasi yang dapat
mengancam keamanan organisasi atau institusi.
3. Profesionalisme: Petugas penjagaan dan kegiatan rahasia harus memiliki
sikap profesional dalam melaksanakan tugas mereka. Mereka harus
memahami pentingnya kerahasiaan dan ketelitian dalam menjaga keamanan
organisasi atau institusi, dan harus mampu mengatasi situasi yang mungkin
terjadi dengan cepat dan efektif.
4. Disiplin: Sifat dasar lain dari penjagaan dan kegiatan rahasia adalah disiplin.
Petugas penjagaan dan kegiatan rahasia harus disiplin dalam melaksanakan
tugas mereka, termasuk dalam hal mematuhi aturan dan prosedur yang telah
ditetapkan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap langkah yang
diambil dalam menjaga keamanan organisasi atau institusi dilakukan dengan
tepat dan efektif.

4. PENGAWASAN INVESTIGASI
Pengawasan untuk investigasi adalah proses pemantauan dan pengawasan
terhadap kegiatan investigasi yang dilakukan oleh petugas atau pihak yang
berwenang. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa investigasi dilakukan
secara adil, berintegritas, dan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Pengawasan untuk investigasi melibatkan beberapa pihak yang berbeda,
seperti lembaga pengawasan independen, ombudsman, dan komisi investigasi.
Mereka akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap kegiatan investigasi,
meliputi metode yang digunakan, data yang dikumpulkan, serta kesimpulan
yang dihasilkan
Pengawasan untuk investigasi juga melibatkan penerapan standar
profesionalisme dalam investigasi, seperti standar etika dan integritas,
penanganan bukti, serta perlindungan hak asasi manusia. Selain itu, pengawasan
juga dapat mencakup pengawasan teknis seperti penggunaan teknologi dan
analisis data.
Pengawasan untuk investigasi sangat penting untuk memastikan bahwa
investigasi dilakukan dengan baik dan tidak ada kepentingan tertentu yang
mempengaruhi hasil investigasi, Pengawasan juga dapat membantu mencegah
penyalahgunaan kekuasaan atau penyalahgunaan hak asasi manusia dalam
investigasi.

5. BUKTI FISIK, BUKTI ELEKTRONIK


Bukti fisik adalah bukti yang berwujud benda atau materi fisik yang dapat
dilihat, disentuh, atau diraba. Contoh dari bukti fisik adalah surat, dokumen,
benda-benda yang terkait dengan suatu tindak pidana, dan sebagainya.
Sementara itu, bukti elektronik adalah bukti yang dihasilkan dari
penggunaan teknologi elektronik, seperti pesan teks, email, rekaman audio dan
video, atau data digital lainnya. Bukti elektronik umumnya bersifat tidak
berwujud dan dapat dengan mudah dimodifikasi atau dihapus.
Kedua jenis bukti ini dapat digunakan dalam proses hukum, baik itu dalam
kasus pidana maupun perdata. Penting untuk diingat bahwa bukti fisik dan bukti
elektronik harus diperoleh secara sah dan sesuai dengan prosedur hukum yang
berlaku agar dapat diterima sebagai bukti di pengadilan
Dalam sebuah investigasi, bukti fisik dapat menjadi bagian penting dalam
memperkuat kasus. Oleh karena itu, penting untuk menilai bukti fisik dengan
cermat untuk memastikan keasliannya dan relevansinya dengan kasus yang
sedang diinvestigasi.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat menilai bukti
fisik dalam investigasi:
1. Kredibilitas sumber bukti: Periksa apakah bukti fisik berasal dari sumber
yang dapat dipercaya dan apakah memiliki keterkaitan dengan kasus yang
sedang diinvestigasi.
2. Kondisi bukti fisik: Perhatikan kondisi bukti fisik tersebut. Apakah ada
tanda-tanda manipulasi atau kerusakan pada bukti fisik tersebut? Apakah
kondisi bukti fisik dapat membantu mengungkapkan fakta dalam kasus?
3. Kepastian waktu dan tempat ditemukan: Pastikan bahwa waktu dan
tempat ditemukannya bukti fisik tercatat dengan jelas dan tidak ada
keraguan dalam hal tersebut. Hal ini penting untuk memastikan bahwa
bukti fisik ditemukan pada saat yang tepat dan di tempat yang relevan
dengan kasus.
4. Rantai kustodi bukti: Pastikan bahwa rantai kustodi bukti fisik terjaga
dengan baik, mulai dari penemuan hingga diserahkan ke pihak yang
berwenang. Hal ini penting untuk memastikan bahwa bukti fisik tersebut
tidak mengalami pergantian atau manipulasi oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab

6. INFORMASI ELEKTRONIK
Informasi elektronik adalah informasi yang disimpan atau diproses dalam
format digital atau elektronik, seperti pesan email, pesan teks, dokumen
elektronik, atau rekaman audio dan video digital. Informasi elektronik dapat
dengan mudah diakses dan disebarkan melalui jaringan komunikasi digital
seperti internet atau jaringan lokal.
Informasi elektronik dapat menjadi bagian penting dalam investigasi karena
dapat memberikan bukti tentang komunikasi dan aktivitas yang terjadi secara
digital. Misalnya, email atau pesan teks yang dipertukarkan antara dua orang
dapat digunakan sebagai bukti dalam sebuah kasus.
Namun, informasi elektronik juga dapat dengan mudah dimanipulasi atau
dipalsukan, sehingga penting untuk memastikan keaslian dan integritas
informasi tersebut sebelum digunakan sebagai bukti dalam sebuah kasus. Untuk
itu, teknologi digital forensik digunakan untuk memeriksa dan menganalisis
bukti elektronik dengan tujuan memastikan keaslian dan integritasnya.
Dalam investigasi, informasi elektronik juga dapat digunakan untuk
mendapatkan informasi tentang pelaku kejahatan, misalnya melalui analisis jejak
digital. Jejak digital adalah informasi yang terkait dengan aktivitas digital
seseorang, seperti log aktivitas sistem atau jejak penggunaan perangkat lunak.
Analisis jejak digital dapat membantu mengidentifikasi orang yang terlibat
dalam kegiatan kriminal atau memperkuat bukti terhadap pelaku kejahatan

Soal
1. Apakah bukti fisik yang ditemukan cukup kuat untuk mendukung klaim
bahwa tindakan pencurian benar-benar terjadi?
2. Bagaimana kredibilitas saksi mata dalam kasus ini? Apakah informasi yang
diberikan konsisten dan dapat dipercaya?
3. Apakah telah dilakukan analisis forensik terhadap informasi elektronik,
seperti rekaman CCTV atau data telepon genggam, untuk memperkuat bukti
kasus?
4. Apakah telah dilakukan identifikasi terhadap pelaku atau pelaku yang
diduga? Apakah informasi yang ditemukan memadai untuk menetapkan
identitas pelaku?
5. Apakah tindakan pencurian ini mungkin terkait dengan kasus pencurian lain
yang terjadi di wilayah yang sama? Apakah ada kemungkinan bahwa pelaku
adalah orang yang sama dalam kasus pencurian lain?

Anda mungkin juga menyukai