MAKALAH
DI SUSUN OLEH:
KELAS D
FAKULTAS EKONOMI
2. Koordinasi Investigasi
Berikut adalah penilaian lebih rinci tentang sifat dasar dari penjagaan
dan kegiatan rahasia:
1. Kerahasiaan: Salah satu sifat dasar dari penjagaan dan kegiatan rahasia
adalah kerahasiaan. Informasi yang disimpan atau ditangani oleh petugas
penjagaan dan kegiatan rahasia harus dijaga dengan ketat dan hanya boleh
diketahui oleh orang-orang yang berwenang. Kerahasiaan ini bertujuan
untuk mencegah informasi rahasia bocor ke tangan pihak yang tidak
berwenang, sehingga dapat mengancam keamanan organisasi atau institusi
tersebut.
2. Ketelitian: Sifat dasar lain dari penjagaan dan kegiatan rahasia adalah
ketelitian. Petugas penjagaan dan kegiatan rahasia harus sangat hati-hati
dalam menangani informasi rahasia, termasuk dalam penyimpanan,
pengiriman, dan penggunaan informasi tersebut. Hal ini bertujuan untuk
meminimalkan risiko kesalahan atau kebocoran informasi yang dapat
mengancam keamanan organisasi atau institusi.
3. Profesionalisme: Petugas penjagaan dan kegiatan rahasia harus memiliki
sikap profesional dalam melaksanakan tugas mereka. Mereka harus
memahami pentingnya kerahasiaan dan ketelitian dalam menjaga keamanan
organisasi atau institusi, dan harus mampu mengatasi situasi yang mungkin
terjadi dengan cepat dan efektif.
4. Disiplin: Sifat dasar lain dari penjagaan dan kegiatan rahasia adalah disiplin.
Petugas penjagaan dan kegiatan rahasia harus disiplin dalam melaksanakan
tugas mereka, termasuk dalam hal mematuhi aturan dan prosedur yang telah
ditetapkan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap langkah yang
diambil dalam menjaga keamanan organisasi atau institusi dilakukan dengan
tepat dan efektif.
4. PENGAWASAN INVESTIGASI
Pengawasan untuk investigasi adalah proses pemantauan dan pengawasan
terhadap kegiatan investigasi yang dilakukan oleh petugas atau pihak yang
berwenang. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa investigasi dilakukan
secara adil, berintegritas, dan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Pengawasan untuk investigasi melibatkan beberapa pihak yang berbeda,
seperti lembaga pengawasan independen, ombudsman, dan komisi investigasi.
Mereka akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap kegiatan investigasi,
meliputi metode yang digunakan, data yang dikumpulkan, serta kesimpulan
yang dihasilkan
Pengawasan untuk investigasi juga melibatkan penerapan standar
profesionalisme dalam investigasi, seperti standar etika dan integritas,
penanganan bukti, serta perlindungan hak asasi manusia. Selain itu, pengawasan
juga dapat mencakup pengawasan teknis seperti penggunaan teknologi dan
analisis data.
Pengawasan untuk investigasi sangat penting untuk memastikan bahwa
investigasi dilakukan dengan baik dan tidak ada kepentingan tertentu yang
mempengaruhi hasil investigasi, Pengawasan juga dapat membantu mencegah
penyalahgunaan kekuasaan atau penyalahgunaan hak asasi manusia dalam
investigasi.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat menilai bukti
fisik dalam investigasi:
1. Kredibilitas sumber bukti: Periksa apakah bukti fisik berasal dari sumber
yang dapat dipercaya dan apakah memiliki keterkaitan dengan kasus yang
sedang diinvestigasi.
2. Kondisi bukti fisik: Perhatikan kondisi bukti fisik tersebut. Apakah ada
tanda-tanda manipulasi atau kerusakan pada bukti fisik tersebut? Apakah
kondisi bukti fisik dapat membantu mengungkapkan fakta dalam kasus?
3. Kepastian waktu dan tempat ditemukan: Pastikan bahwa waktu dan
tempat ditemukannya bukti fisik tercatat dengan jelas dan tidak ada
keraguan dalam hal tersebut. Hal ini penting untuk memastikan bahwa
bukti fisik ditemukan pada saat yang tepat dan di tempat yang relevan
dengan kasus.
4. Rantai kustodi bukti: Pastikan bahwa rantai kustodi bukti fisik terjaga
dengan baik, mulai dari penemuan hingga diserahkan ke pihak yang
berwenang. Hal ini penting untuk memastikan bahwa bukti fisik tersebut
tidak mengalami pergantian atau manipulasi oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab
6. INFORMASI ELEKTRONIK
Informasi elektronik adalah informasi yang disimpan atau diproses dalam
format digital atau elektronik, seperti pesan email, pesan teks, dokumen
elektronik, atau rekaman audio dan video digital. Informasi elektronik dapat
dengan mudah diakses dan disebarkan melalui jaringan komunikasi digital
seperti internet atau jaringan lokal.
Informasi elektronik dapat menjadi bagian penting dalam investigasi karena
dapat memberikan bukti tentang komunikasi dan aktivitas yang terjadi secara
digital. Misalnya, email atau pesan teks yang dipertukarkan antara dua orang
dapat digunakan sebagai bukti dalam sebuah kasus.
Namun, informasi elektronik juga dapat dengan mudah dimanipulasi atau
dipalsukan, sehingga penting untuk memastikan keaslian dan integritas
informasi tersebut sebelum digunakan sebagai bukti dalam sebuah kasus. Untuk
itu, teknologi digital forensik digunakan untuk memeriksa dan menganalisis
bukti elektronik dengan tujuan memastikan keaslian dan integritasnya.
Dalam investigasi, informasi elektronik juga dapat digunakan untuk
mendapatkan informasi tentang pelaku kejahatan, misalnya melalui analisis jejak
digital. Jejak digital adalah informasi yang terkait dengan aktivitas digital
seseorang, seperti log aktivitas sistem atau jejak penggunaan perangkat lunak.
Analisis jejak digital dapat membantu mengidentifikasi orang yang terlibat
dalam kegiatan kriminal atau memperkuat bukti terhadap pelaku kejahatan
Soal
1. Apakah bukti fisik yang ditemukan cukup kuat untuk mendukung klaim
bahwa tindakan pencurian benar-benar terjadi?
2. Bagaimana kredibilitas saksi mata dalam kasus ini? Apakah informasi yang
diberikan konsisten dan dapat dipercaya?
3. Apakah telah dilakukan analisis forensik terhadap informasi elektronik,
seperti rekaman CCTV atau data telepon genggam, untuk memperkuat bukti
kasus?
4. Apakah telah dilakukan identifikasi terhadap pelaku atau pelaku yang
diduga? Apakah informasi yang ditemukan memadai untuk menetapkan
identitas pelaku?
5. Apakah tindakan pencurian ini mungkin terkait dengan kasus pencurian lain
yang terjadi di wilayah yang sama? Apakah ada kemungkinan bahwa pelaku
adalah orang yang sama dalam kasus pencurian lain?