MAKALAH
MAKALAH
MAKALAH..............................................................................................................................................1
Kebijakan penganggatan untuk mengatasi stunting dan kemiskinan Kab Tabalong...............................1
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................5
C. Tujuan............................................................................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................................................7
A. Stunting dan Kemiskinan : Konsep dan Dampaknya......................................................................7
B. Analisis Kebijakan Penganggatan.................................................................................................10
C. Tinjauan Kebijakan Penganggatan di Kabupaten Tambalong.......................................................12
BAB III..................................................................................................................................................15
HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................................................15
A. Rancangan Kebijakan Penganggatan Untuk Mengatasi Stunting dan Kemiskinan.......................15
BAB IV..................................................................................................................................................22
PENUTUP.............................................................................................................................................22
REFERENCE......................................................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kabupaten Tabalong, yang terletak di Provinsi Kalimantan Selatan, merupakan salah
satu wilayah di Indonesia yang masih menghadapi masalah stunting dan kemiskinan yang
signifikan. Stunting, yang secara umum didefinisikan sebagai gangguan pertumbuhan pada
anak akibat kekurangan gizi kronis, memiliki dampak jangka panjang yang serius terhadap
perkembangan fisik dan kognitif anak-anak. Sementara itu, kemiskinan menjadi hambatan
utama dalam mencapai kesejahteraan masyarakat dan pengentasan stunting.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020, angka stunting di
Kabupaten Tabalong mencapai 30,2% pada kelompok usia balita. Angka ini jauh di atas rata-
rata nasional, yang sebesar 27,7%. Selain itu, tingkat kemiskinan di Kabupaten Tabalong juga
masih tinggi, dengan persentase penduduk miskin mencapai 15,7%. Kondisi ini menunjukkan
bahwa langkah-langkah yang lebih efektif dan terarah perlu diambil untuk mengatasi masalah
stunting dan kemiskinan di Kabupaten Tabalong.
Beberapa kebijakan yang telah diterapkan di Kabupaten Tabalong antara lain program
pemberian makanan tambahan (PMT) untuk balita, pemberian akses sanitasi yang lebih baik,
serta program pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Namun, perlu dilakukan evaluasi
menyeluruh terhadap kebijakan-kebijakan tersebut untuk menilai efektivitas dan efisiensinya
dalam mencapai tujuan pengentasan stunting dan kemiskinan.
Dalam makalah ini, kami akan menganalisis kebijakan penganggatan yang diperlukan
untuk mengatasi stunting dan kemiskinan di Kabupaten Tabalong. Kami akan melakukan
tinjauan terhadap kebijakan-kebijakan yang telah ada, mengevaluasi implementasinya, dan
merancang kebijakan penganggatan yang lebih efektif dan terarah. Kami juga akan
membahas upaya penguatan kebijakan penganggatan melalui kolaborasi dengan pihak
eksternal, partisipasi masyarakat, serta pengawasan dan evaluasi kebijakan yang dilakukan.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan wawasan dan rekomendasi yang berguna
bagi pemerintah daerah Kabupaten Tabalong, lembaga swadaya masyarakat, serta pemangku
kepentingan lainnya dalam upaya mengatasi stunting dan kemiskinan secara berkelanjutan.
Melalui implementasi kebijakan penganggatan yang tepat, diharapkan Kabupaten Tabalong
dapat mencapai perkembangan yang berkelanjutan dan meningkatkan kualitas hidup
masyarakatnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa penyebab utama tingginya angka stunting dan kemiskinan di Kabupaten
Tabalong?
2. Bagaimana relevansi kebijakan penganggatan dalam konteks Kabupaten Tabalong
untuk mengatasi stunting dan kemiskinan?
3. Bagaimana evaluasi terhadap kebijakan-kebijakan yang telah ada dalam mengatasi
stunting dan kemiskinan di Kabupaten Tabalong?
4. Bagaimana merancang kebijakan penganggatan yang efektif dan terarah untuk
mengatasi stunting dan kemiskinan di Kabupaten Tabalong?
5. Bagaimana upaya penguatan kebijakan penganggatan melalui kolaborasi dengan
pihak eksternal, partisipasi masyarakat, dan pengawasan yang efektif?
6. Apa harapan dan tantangan yang dihadapi dalam implementasi kebijakan
penganggatan untuk mengatasi stunting dan kemiskinan di Kabupaten Tabalong?
C. Tujuan
1. Menganalisis faktor penyebab tingginya angka stunting dan kemiskinan di Kabupaten
Tabalong.
2. Mengevaluasi relevansi kebijakan penganggatan dalam konteks Kabupaten Tabalong
sebagai upaya mengatasi stunting dan kemiskinan.
3. Mengevaluasi implementasi kebijakan-kebijakan yang telah ada dalam mengatasi
stunting dan kemiskinan di Kabupaten Tabalong.
4. Merancang kebijakan penganggatan yang efektif dan terarah untuk mengatasi stunting
dan kemiskinan di Kabupaten Tabalong.
5. Membahas upaya penguatan kebijakan penganggatan melalui kolaborasi dengan pihak
eksternal, partisipasi masyarakat, dan pengawasan yang efektif.
6. Menganalisis harapan dan tantangan yang dihadapi dalam implementasi kebijakan
penganggatan untuk mengatasi stunting dan kemiskinan di Kabupaten Tabalong.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stunting dan Kemiskinan : Konsep dan Dampaknya
Stunting dan kemiskinan adalah dua permasalahan serius yang memiliki dampak yang
signifikan terhadap kesejahteraan dan perkembangan manusia. Dalam konteks Kabupaten
Tabalong, stunting dan kemiskinan merupakan dua tantangan yang saling terkait dan
mempengaruhi kehidupan masyarakat secara luas. Dalam bagian ini, kita akan menjelaskan
konsep stunting dan kemiskinan, termasuk definisi, penyebab, serta dampaknya terhadap
individu dan masyarakat. Penjelasan ini didasarkan pada berbagai sumber yang relevan.
Stunting adalah kondisi ketika pertumbuhan fisik dan kognitif anak terhambat akibat
kekurangan gizi kronis, terutama pada periode 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu mulai dari
masa kehamilan hingga dua tahun pertama setelah kelahiran. Anak yang mengalami stunting
memiliki tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak seusianya yang
sehat dan tidak mengalami gangguan pertumbuhan. Hal ini disebabkan oleh defisiensi gizi,
kurangnya asupan makanan yang bergizi, dan infeksi berulang.
Stunting memiliki dampak jangka panjang yang serius terhadap perkembangan fisik, kognitif,
dan sosial anak. Dampak-dampak tersebut antara lain:
Kemiskinan merujuk pada kondisi ketika seseorang atau keluarga tidak memiliki
akses yang memadai terhadap sumber daya dan kesempatan yang diperlukan untuk mencapai
standar hidup yang layak. Kemiskinan bisa diukur dengan berbagai indikator, seperti tingkat
pendapatan, akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan, sanitasi, perumahan, dan aset
produktif.
Kemiskinan memiliki dampak yang luas dan kompleks terhadap individu, keluarga, dan
masyarakat secara keseluruhan. Beberapa dampak utama kemiskinan adalah sebagai berikut:
Penyebab Stunting:
Gizi yang tidak adekuat: Kurangnya asupan nutrisi yang diperlukan, terutama pada
periode 1.000 hari pertama kehidupan, dapat menyebabkan stunting pada anak.
Kurangnya asupan protein, zat besi, vitamin A, dan zat gizi lainnya dapat
menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan otak yang optimal.
Infeksi dan penyakit: Infeksi berulang, terutama infeksi saluran pernapasan dan
infeksi usus, dapat mempengaruhi penyerapan nutrisi dan menghambat pertumbuhan
linier anak. Kondisi seperti diare kronis, infeksi cacing, dan penyakit menular lainnya
juga berkontribusi terhadap stunting.
Faktor lingkungan: Faktor lingkungan, seperti sanitasi yang buruk, akses terbatas
terhadap air bersih, kepadatan penduduk yang tinggi, dan pola hidup yang tidak sehat,
dapat mempengaruhi status gizi anak. Lingkungan yang tidak bersih dan tidak sehat
dapat meningkatkan risiko infeksi dan mempengaruhi penyerapan nutrisi.
Faktor sosial-ekonomi: Kondisi sosial-ekonomi yang rendah, seperti kemiskinan,
kurangnya pendidikan, akses terbatas terhadap layanan kesehatan, dan rendahnya
kesadaran akan gizi yang baik, dapat menjadi faktor risiko stunting. Ketidakmampuan
keluarga untuk memenuhi kebutuhan gizi anak dapat menyebabkan stunting.
Penyebab Kemiskinan:
Kabupaten Tabalong memiliki potensi sumber daya manusia yang berharga dan
beragam, serta sumber daya alam yang melimpah. Namun, ketidakmerataan akses dan
distribusi sumber daya menjadi kendala dalam mencapai kesejahteraan yang berkelanjutan
bagi semua warga. Kebijakan penganggatan yang berfokus pada peningkatan gizi,
pendidikan, dan kesempatan ekonomi akan memberikan landasan untuk mendorong
pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan di Kabupaten Tabalong.
Kebijakan ini berfokus pada peningkatan akses dan kualitas pendidikan bagi anak-
anak dari keluarga miskin. Program ini meliputi pembangunan dan rehabilitasi infrastruktur
pendidikan, pemberian bantuan biaya pendidikan, serta pengembangan kurikulum yang
relevan dengan kebutuhan lokal. Dengan meningkatnya akses dan kualitas pendidikan,
diharapkan anak-anak di Tabalong memiliki kesempatan yang lebih baik untuk
mengembangkan potensi mereka dan keluar dari kemiskinan.
Kelebihan dan kekurangan kebijakan yang sudah ada terkait dengan upaya mengatasi
stunting dan kemiskinan di Kabupaten Tabalong perlu diperhatikan agar dapat melakukan
evaluasi dan perbaikan yang diperlukan. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan
kebijakan yang telah diimplementasikan:
Kelebihan: Program ini dapat meningkatkan asupan gizi anak-anak dari keluarga miskin yang
mungkin memiliki akses terbatas terhadap makanan bergizi. PMT di sekolah memberikan
makanan tambahan secara teratur, sehingga membantu meningkatkan status gizi dan
mencegah stunting pada anak-anak.
Kelebihan: JKN memberikan akses terhadap layanan kesehatan yang terjangkau dan
berkualitas bagi seluruh penduduk, termasuk di Kabupaten Tabalong. Program ini
memastikan bahwa masyarakat memiliki jaminan keuangan untuk mendapatkan perawatan
kesehatan yang diperlukan. Dengan adanya JKN, diharapkan masyarakat Tabalong dapat
mengakses pelayanan kesehatan yang penting dalam upaya mengatasi stunting dan masalah
kesehatan terkait lainnya.
Kekurangan kebijakan yang sudah ada:
Kekurangan: Salah satu kekurangan yang mungkin terkait dengan program ini adalah
kualitas infrastruktur pendidikan yang belum memadai, terutama di daerah pedesaan. Selain
itu, ada juga tantangan dalam memberikan bantuan biaya pendidikan yang memadai kepada
semua anak dari keluarga miskin, sehingga masih ada anak-anak yang kesulitan mengakses
pendidikan berkualitas.
Evaluasi implementasi kebijakan yang sudah ada sangat penting untuk memahami
sejauh mana kebijakan tersebut berhasil mencapai tujuannya dalam mengatasi stunting dan
kemiskinan di Kabupaten Tabalong. Berikut adalah beberapa aspek evaluasi yang dapat
dilakukan:
Efektivitas: Evaluasi harus melihat sejauh mana kebijakan yang ada telah berhasil
mencapai tujuannya. Misalnya, dalam program PMT di sekolah, dapat dilakukan
penilaian terhadap peningkatan status gizi anak-anak dan pengurangan kasus stunting.
Pada program pemberdayaan ekonomi, evaluasi dapat menilai peningkatan
pendapatan dan pengurangan tingkat kemiskinan di antara peserta program.
Efisiensi: Evaluasi juga harus memperhatikan efisiensi dalam implementasi
kebijakan. Hal ini mencakup aspek-alasan biaya dan sumber daya yang digunakan
untuk menjalankan program. Misalnya, penilaian dapat dilakukan terkait dengan
alokasi anggaran dan penggunaan sumber daya lainnya dalam program pemberdayaan
ekonomi dan program peningkatan akses Pendidikan.
Partisipasi dan keterlibatan masyarakat: Evaluasi harus menilai tingkat partisipasi dan
keterlibatan masyarakat dalam implementasi kebijakan. Partisipasi aktif masyarakat
dapat meningkatkan keberlanjutan dan penerimaan kebijakan tersebut. Misalnya,
evaluasi dapat melibatkan pendapat dan masukan dari masyarakat mengenai
keberhasilan program dan kendala yang dihadapi
Keadilan: Evaluasi harus melihat apakah kebijakan yang ada telah memberikan
manfaat secara adil kepada kelompok yang membutuhkan. Dalam konteks stunting
dan kemiskinan, evaluasi harus memperhatikan apakah kebijakan telah mengurangi
kesenjangan sosial-ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan kelompok yang rentan.
Keberlanjutan: Evaluasi juga harus menilai keberlanjutan kebijakan dalam jangka
panjang. Hal ini melibatkan penilaian terhadap kemampuan kebijakan untuk bertahan
dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat Tabalong. Evaluasi dapat
melibatkan analisis terhadap keberlanjutan pendanaan, dukungan kelembagaan, dan
kapasitas pelaksanaan kebijakan
BAB III
1. Mencegah dan mengurangi tingkat stunting: Salah satu tujuan utama kebijakan
penganggatan adalah mencegah dan mengurangi tingkat stunting di Kabupaten
Tabalong. Langkah-langkah pencegahan yang efektif, seperti pemberian makanan
tambahan yang bergizi kepada anak-anak, pemantauan pertumbuhan anak secara
rutin, dan penyuluhan gizi kepada ibu hamil dan menyusui, harus diterapkan. Tujuan
ini akan membantu meningkatkan status gizi anak-anak dan mencegah dampak buruk
stunting pada perkembangan mereka.
2. Mengurangi tingkat kemiskinan: Kebijakan penganggatan juga bertujuan untuk
mengurangi tingkat kemiskinan di Kabupaten Tabalong. Langkah-langkah ini dapat
melibatkan pemberian bantuan ekonomi kepada keluarga miskin, pelatihan
keterampilan untuk meningkatkan kesempatan kerja, pengembangan usaha mikro dan
kecil, dan akses yang lebih baik terhadap layanan keuangan dan pasar. Tujuan ini akan
membantu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga mereka
dapat keluar dari lingkaran kemiskinan.
3. Meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan: Salah satu tujuan penting dari
kebijakan penganggatan adalah meningkatkan akses masyarakat Tabalong terhadap
pelayanan kesehatan yang berkualitas. Ini dapat dicapai dengan memperkuat
infrastruktur kesehatan, memperluas jangkauan fasilitas kesehatan, meningkatkan
ketersediaan tenaga medis dan obat-obatan, serta memberikan pendidikan dan
penyuluhan kesehatan kepada masyarakat. Tujuan ini akan membantu masyarakat
mendapatkan perawatan kesehatan yang diperlukan untuk mencegah dan mengatasi
masalah stunting dan penyakit terkait.
4. Meningkatkan akses terhadap pendidikan berkualitas: Kebijakan penganggatan juga
bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat Tabalong terhadap pendidikan
berkualitas. Ini melibatkan upaya untuk memperbaiki dan memperluas infrastruktur
pendidikan, meningkatkan ketersediaan guru yang berkualitas, memberikan bantuan
biaya pendidikan kepada keluarga miskin, dan mengembangkan kurikulum yang
relevan dengan kebutuhan lokal. Tujuan ini akan membantu anak-anak di Tabalong
memiliki kesempatan yang lebih baik untuk mengembangkan potensi mereka melalui
pendidikan.
Program dan kegiatan dalam kebijakan penganggatan untuk mengatasi stunting dan
kemiskinan di Kabupaten Tabalong harus dirancang dengan cermat untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Berikut adalah rincian beberapa program dan kegiatan yang dapat
dilakukan:
Peningkatan akses dan distribusi makanan tambahan yang bergizi untuk anak-anak
dan ibu hamil.
Pelatihan kepada ibu hamil dan ibu menyusui mengenai pentingnya gizi dan praktik
pemberian makan yang sehat.
Peningkatan pemantauan pertumbuhan anak secara rutin melalui posyandu dan klinik
gizi.
Pengembangan kampanye penyuluhan dan edukasi gizi kepada masyarakat.
Pembangunan infrastruktur dasar, seperti jalan, air bersih, sanitasi, dan listrik, untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Pengembangan fasilitas pertanian, seperti irigasi, pembenihan unggul, dan akses pasar
yang baik, untuk meningkatkan produktivitas sektor pertanian.
Melalui beberapa kebijakan yang telah diterapkan juga kemudian Bupati Tabalong Dr.
Drs H. Anana Syakhfiani, M.si pada acara Roadshow Menteri Koordinator Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan untuk Percepatan Penurunan Stunting Kemiskinan Ekstrem yang
dilaksanakan di Tanjung, 16 Februari 2023 menyampaikan beberapa hal terkait program
Percepatan Penurnan Stunting & Penghapusan Kemiskinan Ekstrem Di Kabupaten Tabalong:
Kabupaten Tabalong memiliki Luas Wilayah 3.555.35 Km2 Dengan Jumlah Penduduk yang
tercatat pada tahun 2021 ( BPS ) 256.903 Jiwa dengan spesifikasi Laki Laki 130,327 Jiwa
dan Perempuan 126,576 Jiwa. Kabupaten Tabalong terdiri dari 12 Kecamatan, 121 Desa dan
10 Kelurahan. Pada tahun 2020-2021 laju atau tingkat dari pertumbuhan Tabalong berada di
angka 1,06 %.
Dari Total 131 Desa total bidan yang ada 112 bidan serta 15 Tenaga Gizi
Jumlah Posyandu 280 Buah
Antopometri 165 Posyandu
Anggaran yang tersedia di tahun 2022 meliputi atau diperoleh dari ( APBD, APBN,
PIHAK LAIN ) Sebesar Rp. 177.820.658.564
1. SDM Kes khususnya Bidan dan Gizi masih kurang dan yang berstatus PNS baru
79 bidan.
2. Capaian Pemeriksaan Anemia Remaja Putri masih rendah 19,77 % (ketersediaan
Stik HB kurang)
3. Untuk RS PONEK masih ada peralatan yang belum tersedia. Tenaga perawat
belum dilatih NICU level 3.
4. Puskesmas PONED tenaga masih ada yang belum dilatih,
5. USG baru ada di 5 Pusk, masih dibutuhkan untuk 13 Puskesmas.
6. Baru 165 Posyandu yang mempunyai antropometri standar (58,9%), 115
psoyandu belum mempunyai antropometri
7. Kader posyandu sering berganti.
8. Ada Puskesmas (Panaan) yang harus relokasi tapi terkendala karena lokasi hutan.
9. Kemampuan petugas dalam melakukan edukasi kepada masyarakat masih belum
optimal (perilaku masy belum mendukung sepenuhnya thd prog percepatan
penurunan stunting)
BAB IV
PENUTUP
Berdasarkan pembahasan di atas, stunting dan kemiskinan merupakan dua masalah
serius yang dihadapi Kabupaten Tabalong. Stunting memiliki dampak negatif jangka panjang
terhadap perkembangan anak, sedangkan kemiskinan menyebabkan keterbatasan akses
terhadap pangan, pendidikan, dan layanan kesehatan. Untuk mengatasi masalah ini, kebijakan
penganggatan menjadi solusi yang tepat dengan pendekatan yang terintegrasi dan holistik.
Kebijakan penganggatan harus didukung oleh strategi yang melibatkan lintas sektor dan
melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Pendekatan ini memungkinkan sinergi antara
program gizi, pemberdayaan ekonomi, akses pendidikan, akses kesehatan, dan pembangunan
infrastruktur. Melalui langkah-langkah seperti peningkatan akses terhadap makanan bergizi,
pelatihan keterampilan, bantuan biaya pendidikan, peningkatan akses kesehatan, dan
pembangunan infrastruktur yang memadai, diharapkan tingkat stunting dan kemiskinan di
Kabupaten Tabalong dapat dikurangi secara signifikan.
Saran:
Meningkatkan koordinasi dan sinergi antarstakeholder: Perlu adanya kolaborasi yang erat
antara pemerintah daerah, lembaga terkait, sektor swasta, dan masyarakat dalam
mengimplementasikan kebijakan. Diperlukan forum koordinasi rutin untuk berbagi informasi,
pemantauan progres, dan evaluasi kebijakan.
Memperkuat pemantauan dan evaluasi: Perlu dilakukan pemantauan yang berkala dan
evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan penganggatan. Ini akan membantu dalam
mengidentifikasi kendala, permasalahan, dan keberhasilan dari program-program yang telah
dilaksanakan, sehingga dapat dilakukan perbaikan yang diperlukan.
Pengalokasian sumber daya yang memadai: Pemerintah daerah perlu mengalokasikan sumber
daya yang memadai, baik dalam hal anggaran maupun tenaga kerja, untuk mendukung
implementasi kebijakan penganggatan. Diperlukan juga kolaborasi dengan pihak swasta,
lembaga donor, dan organisasi internasional dalam penyediaan sumber daya yang memadai.
REFERENCE
Bhutta, Z. A., Das, J. K., Rizvi, A., Gaffey, M. F., Walker, N., Horton, S., Webb, P., Lartey, A., & Black, R. E.
(2013). Evidence-based interventions for improvement of maternal and child nutrition: What can be
done and at what cost? In The Lancet (Vol. 382, Issue 9890, pp. 452–477). Elsevier B.V.
https://doi.org/10.1016/S0140-6736(13)60996-4
De Onis, M., Blössner, M., & Borghi, E. (2012). Prevalence and trends of stunting among pre-school
children, 1990-2020. Public Health Nutrition, 15(1), 142–148.
https://doi.org/10.1017/S1368980011001315
Gunawan Wicaksono. (2022). Evaluasi Program Peningkatan Sarana Produksi Pupuk Organik di Kawasan
Perdesaan Beras Organik Kabupaten Karanganyar. Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, 20(1), 23–41.
https://doi.org/10.36762/jurnaljateng.v20i1.929
Hoddinott, J., Behrman, J. R., Maluccio, J. A., Melgar, P., Quisumbing, A. R., Ramirez-Zea, M., Stein, A. D.,
Yount, K. M., & Martorell, R. (2013). Adult consequences of growth failure in early childhood.
American Journal of Clinical Nutrition, 98(5), 1170–1178. https://doi.org/10.3945/ajcn.113.064584