Anda di halaman 1dari 147

PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN

MAKALAH INI DISUSUN

OLEH :
NAMA : MUHAJIR
NIM :

STIT DDI PASANGKAYU

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita sekalian. Shalawat

dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya,

para tabiin serta para pengikutnya hingga akhir zaman., karena makalah untuk mata kuliah “Media pembelajaran

” ini dapat terselesaikan. Namun, Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak

Kekurangan. karena kami yang menyusun makalah ini adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan,

maka kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak Kekurangan. Oleh karena itu,

kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan demi menyempurnakan makalah ini. Namun, kami berharap

makalah ini dapat memperluas dan menambah wawasan kita semua tentang “Penilaian Dalam Pembelajaran ”.

Mudah-mudahan Bapak Dosen pembimbing dan teman- teman sekalian dapat menerima dan mendapat ilmu dari

makalah ini, kritik dan saran anda sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami. Demikian, semoga

bermanfaat.

Pasangkayu,  Oktober 2021

“Penyusun”
i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI ......................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... ii

A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1

C.  Tujuan dan Manfaat ......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A.     Pengertian Penilaian ......................................................................................................... 2

B.     Kedudukan Tes, Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi ........................................................................ 3

C.     Prinsip-Prinsip Penilaian ......................................................................................................... 3

D.    Jenis dan Fungsi Penilaian Dalam Pembelajaran ............................................................................... 4

BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan ...................................................................................................................................... 8

B.     Saran ...................................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 9


ii
BAB I

PENDAHULUAN
A.           
Latar Belakang

Kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian merupakan komponen penting dalam program pembelajaran
disamping komponen-komponen yang lain. Komponen tersebut saling terkait antara satu dengan yang lain.
Kurikulum berisi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar  yang menjadi landasan program pembelajaran.
Proses pembelajaran merupakan upaya untuk mencapai Kompetensi Dasar yang dirumuskan dalam kurikulum.
Sementara itu, kegiatan penilaian dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian Kompetensi Dasar.
Penilaian juga digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat
dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan, dan perbaikan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Oleh
sebab itu kurikulum yang baik dan proses pembelajaran yang benar perlu di dukung oleh sistem penilaian yang
baik, terencana dan berkesinambungan.
Penilaian pembelajaran merupakan satu tahap penting dalam proses pembelajaran yang dilakukan di semua
jenjang pendidikan. Proses ini juga merupakn langkah strategis dalam upaya meningkatkan kualitas output
pebelajaran yang lebih terukur dan kompetitif.
Namun penilaian pembelajaran yang ada tidak serta merta dilakukan begitu saja agar proses penilaian yang
dilakukan oleh guru tidak asal-asalan dan tanpa arah yang jelas. Penilaian yang dilakukan secara asal-asalan pada
akhirnya akan menghasilkan informasi tentang hasil pencapaian pembelajaran peserta didik yang tidak akurat dan
tidak sesuai dengan apa yanga ada di lapangan. Dalam Ensiklopedia Pendidikan, Prof. Soegarda mengatakan
bahwa evaluasi adalah: perkiraan kenyataan atas dasar ukuran nilai tertentu dalam rangka situasi yang khusus dan
tujuan yang ingin dicapai. Pendapat lain evaluasi pendidikan adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan
nilai segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan. Bagaimana bisa evalausi itu dikatakan valid
jika dalam pelaksanaan penilaiannya cenderung asal-asalan dan tanpa acuan. Oleh karena itu adanya acuan dalam
penilain mutlak harus ada.
Keberadaan acuan dalam penilaian ini akan menjadi pembahasan dalam makalah ini. Hal ini berangakat dari
kenyataan bahwa di lapangan yang masih banyak penilaian yang dilakukan oleh para pendidik yang hanya sebatas
formalitas dalam melakukan penilaian tanpa mengacu pada acuan yang telah ada.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas penulis merumuskan beberapa permasalahan di antaranya :
1 Apa itu penilaian dalam pembelajaran?
2 Apa pengertian tes,pengukuran,asesmen,dan evaluasi?
3 Bagaimana kedudukan tes, pengukuran, asesmen, dan evaluasi?
4 Apa saja prinsip-prinsip dalam pembelajaran?
5 Bagaimana jenis dan fungsi penilaian dalam embelajaran?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1 Untuk mengetahui apa itu penilaian dalam pembelajaran
2 Untuk mengetahui apa pengertian tes,pengukuran,asesmen,dan evaluasi
3 Untuk mengetahui bagaimana kedudukan tes, pengukuran, asesmen, dan evaluasi
4 Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip dalam pembelajaran
5 Untuk mengetahui bagaimana jenis dan fungsi penilaian dalam embelajaran

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian penilaian

Penilaian menurut Permendikbud No. 23 Tahun 2016 adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Proses tersebut dilakukan melalui berbagai teknik
penilaian, menggunakan berbagai instrumen, dan berasal dari berbagai sumber agar lebih komprehensif. Penilaian
harus dilakukan secara efektif. Oleh sebab itu, pengumpulan informasi yang akan digunakan untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik harus lengkap dan akurat agar dihasilkan keputusan yang tepat.
Menurut Griffin dan Nix, penilaian adalah suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan
tentang karakteristik seseorang atau sesuatu.
Penilaian merupakan komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Upaya meningkatkan
kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas sistem penilaiannya.
Menurut Mardapi, (2004), penilaian dan pembelajaran adalah dua kegiatan yang saling mendukung, upaya
peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan melalui upaya perbaikan sistem penilaian.
Sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik. Kualitas pembelajaran ini dapat
dilihat dari hasil penilaiannya. Selanjutnya sistem penilaian yang baik akan mendorong pendidik untuk
menentukan strategi mengajar yang baik dalam memotivasi peserta didik untuk belajar yang lebih baik. Oleh
karena itu, dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan diperlukan perbaikan sistem penilaian yang diterapkan.
pada saat membicarakan masalah penilaian, kita sering menggunakan beberapa istilah seperti tes, pengukuran,
asesmen, dan evaluasi yang digunakan secara tumpang tindih (over lap). Untuk itu berikut ini akan disajikan
beberapa pengertian dari istilah-istilah tersebut.

1. Tes
pemberian suatu tugas atau rangkaian tugas dalam bentuk soal atau perintah yang harus dikerjakan oleh peserta
didik. Hasil pelaksanaan tugas tersebut digunakan untuk menarik kesimpulan-kesimpulan tertentu terhadap
peserta didik.

2. Pengukuran
Pengukuran (measurement) adalah suatu proses untuk menentukan kuantitas dari sesuatu. Sesuatu itu bisa berarti
peserta didik, starategi pembelajaran, sarana prasana sekolah dan sebagainya. Untuk melakukan pengukuran tentu
dibutuhkan alat ukur. Dalam bidang pendidikan, psikologi, maupun variabel-variabel sosial lainnya, kegiatan
pengukuran biasanya menggunakan tes sebagai alat ukur.
Dalam melakukan pengukuran kita harus berupaya agar kesalahan pengukurannya sekecil mungkin. Untuk itu
diperlukan alat ukur yang dapat menghasilkan hasil pengukuran yang valid dan reliable. Jika dalam melakukan
engukuran kita tidan banyak melakukan kesalahan, maka hasil pengukuran tidak dapat menggambarkan skor yang
sebenarnya dari objek yang kita ukur.
Kesalahan pengukuran dapat bersumber dari tiga hal yaitu dari alat ukur yag digunakan, objek yang diukur, atau
orang yang melakukan pengukuran. Kesalahan pengukuran tersebut dapat bersifat acak (random) atau dapat juga
bersifat sistematis. Kesalahan acak dapat disebabkan karena adanya perbedaan kondisi fisik dan mental yang
diukur dan yang mengukur, sedangkan kesalahan sistematis bersumber dari kesalahan alat ukur, yang diukur atau
yang mengukur. Contoh : guru dapat melakukan kesalahan sistematis jika dalam memberi skor, guru tersebut
cenderung memberi skor yang murah atau cenderung memberi skor yang mahal pada seluruh siswa. Tetapi jika
dalam memberi skor kepada siswa, gru tidak melukannya secara konsisten maka akan terjadi bias dalam
pengukuran.

2
3. Asesmen
Penilaian (assesment) adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk
mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-
keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu.
Jadi asesmen merupakan kegiatan pengumpulan informasi hasil belajar siswa yang diperolh dari berbagai jenis
tagihan dan mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil belajar dan perkembangan belajar  siswa. Berbagai
jenis tagihan yang digunakan dalam asesmen antara lain : kuis, ulangan harian, tugas individu, tugas kelompok,
ulangan akhir semester, laporan kerja dsb.

4. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu bentuk proses untuk mendapatkan informasi secara menyeluruh tentang suatu proses serta
hasil dari sebuah kegiatan. Sedangkan evaluasi pembelajaran merupakan proses untuk memperoleh informasi
yang menyeluruh dan berkesinambungan tentang suatu proses dan hasil belajar peserta didik, sehingga bisa
dijadikan sebagai dasar dalam penentuan perlakuan lanjut.
Secara umum tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui keefektifan dan keefisiensian sistem
pembelajaran secara luas. Sistem pembelajaran yang dimaksud meliputi: tujuan, materi, metode, media, sumber
belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri (Asrul, 2014: 11). Selain itu, menurut Asrul (2014: 11)
memaparkan bahwa evaluasi pembelajaran juga ditujukan untuk menilai suatu keefektifitasan strategi
pembelajaran, menilai dan meningkatkan efektifitas program kurikulum, menilai dan meningkatkan efektifitas
pembelajaran, membantu belajar peserta didik, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan peserta didik, serta
untuk menyediakan data yang membantu dalam membuat keputusan.

B.            
Kedudukan tes, pengukuran, asesmen dan evaluasi
 anda memahami pengertian tes, pengukuran, asesmen, dan evaluasi seperti telah diuraikan di atas, maka anda
dapat menetukan kedudukan tes, pengukuran, asesemen, dan evaluasi
Tes adalah suatu alat yang berisi serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau soal-soal yang harus dijawab oleh
peserta didik untuk mengukur suatu aspek perilaku tertentu. Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk
menentukan kuantitas “sesuatu”. Penilaian adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan
berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka
membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dari pertimbangan tertentu. Evaluasi adalah suatu proses yang
sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas ( nilai dan arti ) dari sesuatu, berdasarkan pertimbangan
dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan keputusan.
Antara evaluasi-penilaian-pengukuran dan tes memiliki hubungan yang erat dimana evaluasi dan penilaian lebih

bersifat komprehensif yang meliputi pengukuran, sedangkan tes merupakan salah satu alat (instrument)

pengukuran. Pengukuran lebih membatasi pada gambaran yang bersifat kuantitatif (angka-angka) tentang

kemajuan belajar peserta didik, sedangkan evaluasi dan penilaian lebih bersifat kualitatif. Keputusan penilaian

tidak hanya didasarkan pada hasil pengukuran, tetapi dapat pula didasarkan hasil pengamatan dan wawancara.

C.           
Prinsip-prinsip penilaian
Agar penilaian yang di lakukan benar-benar dapat memberi gambaran yang sebenarya tentang pencapan hasil
belajar siswa maka dalam melakukan penilaian anda perlu pemperhatikan prinsip-prinsip penilaian berikut
1. Berorientas pada pencapaian kompetensi,
Penilaian yang di lakukan harus berfungsi untuk mengukur ketercapaian siswa dalam pencapaian kompetensi
seperti yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
2. Valid (mengukur apa yang seharunya diukur)
Penilaian yang anda lakukan harus dapat mengukur apa yang seharunya diukur. Untuk itu anda memerlukan alat
ukur yang dapat menghasilkna hasil pengukuran yang valid dan  reliable.

3
Contoh : pada akhir pembelajaran IPA siswa diharapkan dapat mempraktekan cara mencangkok yang baik dan
benar. Untuk mencapai kompetensi tersebut anda tidak dapat menilai hanya dengan menggunakan tes tertulis
(paper and pencil test) jika hanya itu yang anda lakukan anda hanya akan dapat mengukur pengetahuan siswa
tentang mencangkok. Agar anda dapat mengetahui keterampilan siswa dalam mencangkok, anda perlu menilai
untuk kerja siswa. Untuk keperluan tersebtu. Anda dapat memberi tugas (task) kepada siswa untuk mempraktekan
cara mencangkok.
3. Adil
Penilaian yang anda lakukan harus adil untuk seluruh siswa. Siswa harus memperoleh kesempatan dan perlakuan
yang sama. Contoh penilaian tidak adil yang sering kita temukan di lapangan, misalnya dalam tes tertulis guru
menyediakan 10 butir soal.
Semua siswa diwajibkan mengerjakan butir soal nomor 1-5 dan setiap siswa diberi kebebasan untuk memilih 2
dari 5 butir soal nomor 6 – 10. Dari contoh tersebtu tampak bahwa semua siswa mendapat perlakuan yang sama
hanya untuk mengerjakan butir soal nomor 1-5 tetapi tidak mendapat perlakukan yang sama untuk 2 butir soal
pilihan yang diambil dari butir soal nomor 6 – 10
4. Objektif
Dalam menilai hasil belajra siswa anda harus dapat menjaga objektivitas proses dan hasil penilaian . objekativitas
dapat mempengaruhi penilaian pada saat pelaksanaan. Penskoran, dan pengambilan keputusan hasil belajra siswa.
Hallo effect, carry over effect, order effect, serta mechanic effect  dapat menjadi penyebab tingginya unsur
subjektivitas hasil penskoran.
5. Berkesinambungan
Penilaian yang anda lakukan harus terencana, bertahap, teratur, terus menerus dan berkesinambungan untuk
memperoleh informasi hasil belajar dan perkembangan belajar siswa . pengambilan keputusan pencapaian hasil
belajar siswa tidak boleh dilakukan hanya berdasar informasi hasil belajar siswa pada tes akhir semester saja
tetapi harus diputuskan berdasar informasi hasil belajar siswa dari berbagai sumber yang diperoleh secara
berkesinambungan.
6. Menyeluruh
Prinsip menyeluruh dalam penilaian mengandung arti bahwa penilaian yang anda lukan harus mampu menilai
keseluruhan kompetensi yang terdapat dalam kurikulum yang mungkin meliputi ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor.
7. Terbuka
Kriteria penilaian harus terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan hasil belajar siswa jelas bagi pihak-
pihak yang berkepentingan .
8. Bermakna
Hasil penilaian hendaknya mempunyai makna bagi siswa dan juga pihak-pihak yang berkepentingan. Hasil
penilaian hendaknya dapat memberikan gambaran mengenai tingkat pencapaian hasil belajra siswa, keunggulan
dan kelemahan  siswa, minat, serta potensi siswa dalam mencapai kompetensi yang telah ditetapkan .
D.         
Jenis dan fungsi penilaian dalam pembelajaran
Dalam dunia pendidikan khususnya disekolah, kita mengenal berbagai macam atau jenis tes, misalnya tes seeksi,
tes enempatan, pre test, post test, test formtif, tes sumatif, tes diagnosis, tes unjuk kerja (erformance test). Jenis-
jenis tes tersebutmempunyai tujuan dan fungsi tertentu. Misalnya tes seleksi dimaksudkan untuk menyeleksi atau
memilih calon yang data diterima untuk mengikuti suatu program, dengan demikian tes seleksi akan digunakan
untuk menghasilakan calon calon terpilih yang data diterima untuk mengikuti suatu program. Tes penematan
dimaksudkan untuk menempatkan siswa sesuai dengan kemampuannya, dengan demiian tes penempatan dapat
digunakan untuk mengelompokan siswadalam suatu kelompok yang relative sama (homogen) kemampuan dan
keterampilannya. Pre-testdimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah memahami materi pelajaran
yang akan disampaikan, sedangkan post-test dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat mencapai
tujuan program setelah mereka mengikuti program tersebut. Dengan demikian pre test dan post test dapat
digunakan untuk menilai efektivitas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, test formatif dimaksudkan
untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat menguasai tujuan pembelajaran yang baru saja diajarkan. Jika banyak
siswa yang belum dapat mencapai tujuan yang telah ditetakan, maka program pembelajaran tersebut harus diulang.
Dengan demikian tes formatif dapat digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dilakukan. Tes
diagnostic dimaksudkan untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam memahami materi pelajaran.
Dengan demikian tes diagnostic dapat dimanfaatkan sebagai awal untuk menetukan dan memperbaiki atau
menghilangkan pennyebab kesulitan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran. Tes sumatif, dimaksudkan
untuk menilai keberhasilan siswa setelah mengikuti seluruh rangkaian proses pembelajaran, dengan demikian tes
sumatif digunakan untuk menilai hasil belajar siswa. Sedangkan tes untuk kerja menilai performance siswa dalam
menghayati atau menghasilkan suatu karya  atau hasil belajar, inilah materi yang akan dibahas dalam kegiatan
belajar ini.
4
1. tes seleksi dan fungsinya
Tes seleksi adalah tes yang dimaksudkan untuk menyeleksi atau memilih calon yangdapat diterima untuk
mengikuti suatu program. Dengan demikian tes seleksi berguna untuk menghasilkan calon-calon terpilih yang
dapat diterima untukmengikuti suatu program. Tes seleksi biasanya diadakan jika jumlah peminat yangakan
mengikuti suatu program melebihi dari yang dibutuhkan. Tes ini dapatdilaksanakan secara tertulis,wawancara
atau keduanya
Diberbagai media massa baik cetak maupun elektronik kita sering mendengar, melihat atau membaca iklan
tentang lowongan pekerjaan, enerimaan siswa/mahasiswa baru yang dipasang oleh berbagai instansi, sekolah dan
perusahaan.
Agar instansi, sekolah dan perusahaan tersebut memperoleh pegawai, atau siswa yang mengikuti syarat dan
berkualitas dari sekian banyak calaon yang melamar atau mendaftar, mka instansi, sekolah dan perusahaan
tersebut baiasanya mengadakan tes seleksi. Sesuai dengan nemanya, tes seleksi merupakan satu jenis tes yang
dimaksudkan untiuk menyeleksi atau memilih calon peserta yang memenuhi syarat untuk mengikuti suatu
program. Tes seleks biasanya diadakan jika jumlah peminat yang akan mengikuti suatu program melebihi dari
ayng dibutuhkan. Tes seleksi dapat dilaksanakan secara tertulis, wawancara dan keduanya. Proses untuk memlih
orang yang teat menduduki suatu jabatan biasanya dilakukan dengan wawancara. Sudah tentu instansi atau
erusahaan sudah menyiapkan criteria yang harus dipenuhi oleh calon. Dari hasil wawancara mendalam terhadap
calon, pihak pimpina instansi atau manajemen perusahaan akan memilih calon yang dianggap paling tepat dan
menguntungkan instansi/perusahaan. Cara inilah yang sekarag dikena; dengan istilah fit and proper test.
Untuk mengadakan tes seleksi yang biasanya dilakukan dalam beberapa tahap misalnyatahap pertama seleksi
berkas, seleksi tertulis, seleksi wawancara, bahkan kadang-kadang ditambah dengan tes kecakapan khusus yang
disesuaikan dengan program atau pekerjaan yang akan dikerjakan, misalnya untuk penerimaan tenaga dosen,
materi yang diajukan biasanya berupa tes bahasa inggris dan tes potensi akademik (TPA) kedua tes tersebut
dianggap dapat menunjang keberhasilan tugas seorang dosen.
2. Tes Penempatan dan Fungsinya
Tes penempatan adalah tes yang dimaksudkan untuk menempatkan siswa ssesuaidengan kemampuannya. Dengan
demikian tes ini berguna untuk mengelompokkansiswa dalam satu kelompok yang relative homogen kemampuan
danketerampilannya. Manfaat yang dapat dipetik dengan dilaksakannya tes penempatanadalah kita dapat
memperoleh kelompok pesrta program dengan kemampuan yangrelative homogeny sehingga program dapat
dilaksanakan dengan lebih efektif.
Tujuan akhir dari suatu proses pembelajaran adalah sertiap siswa diharaplkan dapat mencapai kompetensi atau
tujuan pembelaaran yang telah ditetapkan. Kalau demikian maka semestinya setia individu siswa diberi
kesempatan yang sama untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan kecepatannya. Inilah yang sebenarnya
menjadi konsep belajar tuntas (mastery learning). Jika diberikan kesempatan yang cukup pada dasarnya setiap
individu siswa dapat mencapai semua tujuan pembelajaran yang telah diteptakan. Yang membedakan adalah
kecepatan setiap individu siswa dalam mencaai tujuan tersebut. Apabila konsep ini diterapkan maka setiap siswa
akan diberi kesempatan untuk belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatan masing masing. Siswa yang
cerdas akan dapat menyelesaikan proses pembelajaran lebih ceat dari siswa yang kurang cerdas. Dengan sistem
belajar seperti ini sebenarnya siswa akan data belajar secara maksimal dan terhi8ndar dari rasa bosan. Dalam
sistem pembelajaran maka tes penempatan (placement test) memegang peranan penting dalam membantu
mengelompokkan siswa dengan sesuai kemampuannya.
Manfaat yang dapat dipetik dengan dilaksanakannya tes penempatan adalah kita dapat memperoleh kelompok
peserta program dengan kemampuan yang relative homogeny sehingga program dapat dilaksanakan dengan
efektif dan efisien.

3. Pre test-post test dan fungsinya.


Dilihat dari nam tes tersebut kita sudah dapat mengetahui bahwa pre test merupakan salah satu jenis tes yang
dilaksanakan pada awal proses pembelajaran dan post test merupakan salah satu jenis tes yang dilaksanakan
setelah proses embelajaran selesai. Jika dilihat dari tujuannya, pre test bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
siswa telah menguasai materi yang akan diajarkan.
5
Dengan demikian apabila dilihat dari waktu pelaksanaan tenya maka pre test diambil? Sudah barang tentu materi
untuk pre test diambil dari seluruh materi yang akan disampaikan dalam proses pembelajaran. Butir soal dari pre
test dikembangkan untuk mengukur semua tujuan embelajaran yang telah ditetapkan dalam rencana
pembelajaran. Untuk mengetahui keberhasilan roses pembelajaran yang telah dilaksanakan maka pada akhirnya
proses pembelajaran kita data melakukan post test. Agar kita dapat mengetahui apakah pembelajaran yang
dilakukan berhasil atau tidak maka tes yang digunakan pada saat pre test dan post test harus mengukur tujuan
yang sama. Test yang digunakan pada saat pre test dan post test sebaikknya tidak tes yang sama tetapi tes yang
mengukur tujuan embelajaran yang sama. Tes inilah yang disebut dengan tes parallel.

4. tes diagnostik dan fungsinya


Tes diagnostic merupakan tes yang dilaksanakan untuk mengetahui penyebab kesulitan yang dialami siswa.
Ronlund dan lim (1990) menyatakan bahwa “the fungsion of diagnostic is to diagnose learning difficulities during
instruction”. Karena tes diagnostic akan digunakan untuk mengetahui dan menemukan kesulitan pemahaman
konsep  konse yang sulit diahami maka materi tes diagnostik dikemabngkan dari konsep konsep yang sulit
dipahami siswa. Dari hasil tes diagnostic guru akan dapat menemukan kesultan belajar yang dialami siswa.
Selanjutnya guru harus beruapaya untuk mencari cara menghilangkan penyebab kesulitan belajar itu sehingga
siswa data berhasil menyelesaikan semua program pembekajaran yang telah dirancang.
        Kesulitan belajar siswa yang dialami oleh siswa dalam mempelajari suatu konsep akan berbeda satu sama
lainnya. Jadi walaupun tes diagnostic itu dilakukan secara klasikal tetapi terapi dari setiap kesulitan tersebut harus
tetap dilakukan secara individual. Kesulitan belajar siswa dapat disebabkan karena proses pembelajaran. Guru
merupakan actor penting dalam pembelajaran. Sebagai salah satu komponen penentu dalam proses pembelajaran,
guru memegang kunci dalam menetukan keberhasilan siswa. Jika guru pandai dalam memilih dan menerapkan
metode pembelajaran yang tepat. Maka siswa akan mudah mencerna materi yang disampaikan oleh guru tersebut.
Faktor diluar pembelajaran yang dapat menjadi penyebab kesulitan belajar siswa antara lain adanya hambatan
fisik, psikologis dan sosial.

5. Tes Formatif dan Fungsinya


Pre test adalah tes yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telahmemahami materi pelajaran yang
akan disampaikan, sedang post test adalah tes yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat
mencapai tujuanprogram setelah mereka mengikuti program tersebut.
Tes formatif merupakan salah satu jenis tes yang diberikan kepada siswa setelah menyelesaikan satu unit
pembelajaran. Tes formatif tidak dimaksudkan untuk memberi nilai kepada siswa tetapi hasil tes formatif akan
dimanfaatkan untuk memonitor apakah proses pembelajaran yang baru saja dilaksanakan telah dapat mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rencana pembelajaran atau belum.
6. Tes Sumatif dan Fungsinya
Jika tes formatif ebih dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran, maka tes sumatif merupakan jenis  tes yang
dilakukan pada akhir pembelajaran dan dimaksudkan untuyk mengukur keberhasilan siswa dalam menguasai
keseluruhan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Tujuan pembelajaran setiap meta pelajaran akan
mencakup pengembangan tiga kawasan (ranah) pada diri siswa yaitu pengembangan kawasan  kognitif afektif dan
psikomotor walaupun penekanan pengembangan kawasan yang berbeda. Sehingga manfaat tes sumatif adalah :
a. Bagi siswa
Seperti telah dijelaskan diatas bahawa tes sumatif bertujuan untuk menilai keberhasilan siswa setelah mengikuti
seluruh rangkaian proses pembelajaran. Setelah siswa mengikuti tes sumatif maka hasilnya harus segera
diberitahukan kepada siswa yang bersangkutan agar mereka dapat mengetahui sejauh mana prestasi atau tingkat
kemampuannya dalam mata pelajaran tersebut
b. Bagi guru
Hasil tes sumatif tidak dimaksudkan untuk memperbaiki proses pembelajaran pada saat itu, tetapi akan dapat
menjadi bahan renungan bagi guru untuk menganalisiskembali proses pembelajaran yang telah dilakuakn
sehingga dapat ditemukan apa yang menjadi faktor penyebab dadanya siswa yang tidak mencapai tujuan
pembelajaran.

6
c. Bagi orang tua
Banyak orang rua karena kesibukannya bekerja, tidak sempat mengontrol aktivitas belajar anaknya dirumah.
Padahal sesungguhnya anaknya hanya akan berada disekolah dalam waktu 6-7 jam per hari. Waktu yang terbanya
dati anak itu justru berada dirumah atau diluar rumah. Jika kemudian anknya mengalami masalah seperti tidak
naik kelas , tidak lulus, bahkan terlibat tauran. Maka tumuan kesalahan biasanya adalah sekolah. Supaya masalah
ini tidak terjadi sebaiknnya para orang tua selalu berusaha mengontrol aktivitas anaknya saat berada didalam atau
diluar rumah.

d. Bagi kepala sekolah


Maanfaatnya bagi kepala sekolah dapat dimanfaatkan utnuk mengetahui sejauh mana ketercapaian tujuan
pembelajaran yang telah di tetapkan dalam GBPP
7

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk menuju kualitas pembelajaran yang baik, diperlukan
sistem penilaian yang baik pula. Agar penilaian dapat berfungsi dengan baik, sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan, maka sangat perlu untuk menetapkan standar penilaian yang akan menjadi dasar dan acuan bagi guru
dan praktisi pendidikan dalam melakukan kegiatan penilaian. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka perlu
kerjasama yang baik dari beberapa pihak terkait, seperti guru, siswa dan sekolah. Ketiga pihak tersebut memiliki
peranan yang berbeda-beda sesuai dengan proporsi masing-masing. Jika masing-masing pihak melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana mestinya maka akan tercipta suatu suasana yang kondusif, dinamis,
dan terarah untuk perbaikan kualitas pembelajaran melalui perbaikan sistem penilaian. Hingga Tujuan akhir dari
suatu proses pembelajaran adalah sertiap siswa diharaplkan dapat mencapai kompetensi atau tujuan pembelaaran
yang telah ditetapkan. Kalau demikian maka semestinya setiap individu siswa diberi kesempatan yang sama
untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan kecepatannya. Inilah yang sebenarnya menjadi konsep belajar
tuntas (mastery learning). Jika diberikan kesempatan yang cukup pada dasarnya setiap individu siswa dapat
mencapai semua tujuan pembelajaran yang telah diteptakan. Yang membedakan adalah kecepatan setiap individu
siswa dalam mencaai tujuan tersebut.
B. Saran
Saran dari penulis kiranya makalah ini dapat menjadi bahan pembelajaran naik penulis, pembaca khususnya siswa
dan guru didalam meningkatkan proses pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.
8

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara
Buku Penilaian Berorientasi Higher Order Thinking Skills
Adi Suryanto, dkk. 2008. Evaluasi pembelajaran di SD. Jakarta : universitas terbuka
Gronlund, N.E & Linn, R.L. 1990. Measurement and evalution in teaching. New
York: memillan publishing company
Hanna, G.S. 1993. Better teaching trough better measurement, Harcourt barce
jonavovich collage pub, new York
Mardapi, D. 2004. Penyusunan tes hasil belajar. Yogyakarta, program pasca
sarjana universitas negeri Yogyakarta.
Nasoetion, N dan Suryanto, A. 1999. Evaluasi pembelajaran, Jakarta : universitas
terbuka.
Nitko, A.J. 1983. Educational test and measurement ; an introduction, new York:
Harcourt brace jonavovich inc.
9
KATA
PENGA
NTAR

Segala  puji  syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat  limpahan  dan rahmat-
mampu  menyelesaikan  tugas  makalah ini guna memenuhi tugas  mata kuliah Evaluasi Proses dan Ha
penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun kelompok kam
kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tu
kendala yang kelompok kami hadapi teratasi.

prinsip-
prinsip
penilaian
pendidika
n, yang
kami
sajikan
berdasark
an
pengamat
an dari
berbagai
sumber
informasi
,
referensi,
dan
berita.
Makalah
ini di
susun
oleh
kelompok
kami
dengan
berbagai
rintangan,
baik itu
yang
datang
dari
sumbang
an
pemikira
n kepada
pembaca
khususny
a para
mahasisw
a. Kami
sadar
bahwa
makalah
ini masih
banyak
kekurang
an dan
jauh dari
sempurna
. Untuk
itu, 
kepada 
dosen 
pembimb
ing  kami 
meminta 
masukan
demi 
perbaikan
pembuata

makalah

DAFTA
R ISI

KATA
PENGA
NTAR…
…………
…………
…………
…………
…………
…………
…………
…i
DAFTA
R
ISI……
…………
…………
…………
…………
…………
…………
…………
…………
… ii

BAB I
PENDA
HULUA
N………
…………
…………
…………
…………
…………
…………
…1

A.
Latar
Belaka
ng……
………
………
………
………
………
………
………
………
………
…1
B.
Rumus
an
Masala
h……
………
………
………
………
………
………
………
………
…… 1

C.
Tujuan
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
….. 1

BAB II
PEMBA
HASAN
…………
…………
…………
…………
…………
…………
…………
.. 2
A.
Pengert
ian
Penilai
an……
………
………
………
………
………
………
………
………
…2

B.
Sasara
n
Penilai
an……
………
………
………
………
………
………
………
………
…….. 3

C.
Tujuan
Penilai
an……
………
………
………
………
………
………
………
………
………
3
D.
Prinsip
-
Prinsip
Penilai
an……
………
………
………
………
………
………
………
….. 4

E.
Fungsi
Penilai
an
………
………
………
………
………
………
………
………
………
……  5

BAB III
PENUT
UP……
…………
…………
…………
…………
…………
…………
…………
…. 7
A.
Kesimp
ulan…
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
…7

B.
Saran
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
……. 7

DAFTA
R
PUSTA
KA……
…………
…………
…………
…………
…………
…………
…………
8

BAB I
PENDA
HULUA
N

A.
Latar
Belaka
ng

digunaka
n untuk
mengetah
ui
kekuatan
dan
kelemaha
n dalam
proses
pembelaj
aran,
sehingga
dapat
dijadikan
dasar
untuk
pengambi
lan
keputusa
n, dan
perbaikan
proses
pembelaj
aran yang
telah
dilakukan
. Oleh
sebab itu
kurikulu
m yang
baik dan
proses
pembelaj
aran
merupaka
n satu
tahap
penting
dalam
proses
pembelaj
aran yang
dilakukan
di semua
jenjang
pendidika
n. Proses
ini juga
merupakn
langkah
strategis
dalam
upaya
meningka
tkan
kualitas
output
pebelajar
an yang
lebih
terukur
dan
kompetiti
lan
melaksan
akan
utamanya
, yakni
melaksan
akan
pembelaj
aran.
Pada
akhir
suatu
program
pendidika
n,
pengajara
n ataupun
pelatihan
pada
umumnya
diadakan
penilaian.
Tujuanny
a adalah
untuk
mengetah
ui apakah
suatu
program
pendidika
n,
pengajara
2. Rumu
san
Masalah

Apa
pengerti
an
penilaia
n?

Apa
saja
sasaran
dalam
penilaia
n?
Apa
tujuan
dari
penilaia
n?

Apa
saja
prinsip-
prinsip
dalam
penilaia
n?

Apa
fungsi
dalam
penilaia
n?

3.
Tujuan

Untuk
menget
ahui
pengerti
an
penilaia
n.

Untuk
menget
ahui
sasaran
dalam
penilaia
n.

Untuk
menget
ahui
tujuan
dari
penilaia
n
Untuk
menget
ahui
prinsip-
prinsip
penilaia
n.

Untuk
menget
ahui
fungsi
dari
penilaia
n.

BAB II

PEMBA
HASAN

A. Pengertian Penilaian

Menurut Griffin dan Nix (1991) penilaian adalah sebagai suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta

Dengan berlandaskan pada uraian di atas dapat membuat suatu pemahaman yang lebih pasti tentang pen

a. Penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran, sehingga tujuan penilaian harus seja
b. Penilaian harus didasarkan pada tujuan pembelajaran secara utuh dan memiliki kepastian kriteria ke
c. Untuk memperoleh hasil penilaian yang maksimal yang dapat menggambarkan proses dan hasil yan
d. Terkait dengan evaluasi, penilaian pada dasarnya merupakan alat (the means) dan bukan merupaka

B. Sasaran Penilaian

Sasaran penilaian hasil belajar siswa adalah penguasaan kompetensi. Dalam hal ini kompetensi diartika

Seperangkat tindakan cerdas penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dian
Kemampuan yang dapat dilakukan oleh peserta didik yang mencakup, keterampilan dan perilaku
Integrase domain kognitif, afektif dan psikomotorik yang direfleksikan dalam perilaku.

          Mengacu pengertian kompetensi tersebut, maka hasil belajar siswa mencakup ranah kognitif, psik

C. Tujuan Penilaian.

Dengan melakukan penilaian berbasis kelas ini pendidik dapat mengetahui seberapa jauh siswa dapat
Saat melaksanakan penilaian ini anda sebagai pendidik juga akan bisa langsung memberikan umpan b
Dalam penilaian berbasis kelas ini, anda juga secara terus menerus dapat melakukan pemantauan kem
Hasil pemantauan  kemajuan  proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan secara terus- menerus  te
Hasil-hasil pemantaan tersebut, kemudian dapat anda jadikan sebagai landasan untuk memilih alterna
Hasil dari penilaian ini dapat pula memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentan

4. Prinsip-Prinsip Penilaian

Validitas

Validitas berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk meng

Reliabilitas

Reliabelitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian. Penilaian yang reliable (ajek) mem

Menyeluruh

Penilaian dilakukan secara menyeluruh mencakup seluruh domain yang tertuang pada setiap kompetens

Berkesinambungan

Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus-menerus untuk memperoleh gambaran pencap

Objektif

Penilaian harus dilaksanakan secara objektif. Untuk itu, penilaian harus adil, terencana, dan menerapka

Mendidik

Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki proses pembelajaran b

5. Fungsi Penilaian

Menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi.
Landasan pelaksanaan evaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik mem
Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik dan se
Dengan demikian penilaian juga akan berfungsi sebagai upaya pendidik untuk dapat menemukan kele
Kesemuannya dapat dipakai sebagai kontrol bagi guru pendidik dan semua stake holder pendidikan da

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penilaian merupakan bagian integral dari proses pembelajaran, sehingga tujuan penilaian harus sejalan

Adapun prinsip-prinsip penilaian yaitu validitas, reliabilitas, menyeluruh, berkesinambungan, objektif,


1. Menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi.
2. Landasan pelaksanaan evaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik me
3. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik dan
4. Membantu pendidik menemukan kelebihan dan kekurangan dala proses pembelajaran.

2. Saran

Guru Sekolah Dasar merupakan ujung tombak pendidikan di tingkat dasar. Oleh karena itu, marilah kita

DAFTAR PUSTAKA

Majid Abdul. 2014. Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Of

Iklan
LAPORK
AN
IKLAN
INI
Bagikan:
berkat  limpahan  dan rahmat-Nya kelompok kami
kuliah Evaluasi Proses dan Hasil Belajar SD. Dalam
hadapi. Namun kelompok kami menyadari bahwa
ngan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-
dapi teratasi.
n berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu. Sementara menurut Popham (1995) da

an yang lebih pasti tentang penilaian pembelajaran yaitu :

gga tujuan penilaian harus sejalan dengan tujuan pembelajaran; sebagai upaya untuk mengumpulkan berbagai informasi deng
memiliki kepastian kriteria keberhasilan, baik kriteria dari keberhasilan proses belajar yang dilakukan siswa, ataupun kriteria
ambarkan proses dan hasil yang sesungguhnya, penilaian dilakukan sepanjang kegiatan pengajaran ditujukan untuk memotiv
e means) dan bukan merupakan tujuan (the end), sehingga penilaian merupakan sarana yang digunakan sebagai alat untuk me

am hal ini kompetensi diartikan sebagai:

orang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu (S
keterampilan dan perilaku
dalam perilaku.

mencakup ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif  yang harus dikuasai oleh setiap siswa setelah pembelajaran berlangsung

hui seberapa jauh siswa dapat mencapai tingkat kompetensi  yang dipersyaratkan,baik selama mengikuti pembelajaran dan se
angsung memberikan umpan balik kepada peserta didik sehingga tidak perlu lagi  menunda atau menunggu ulangan semester
at melakukan pemantauan kemajuan belajar yang dicapai setiap peserta didik, sekaligus anda dapat mendiagnosis kesulitan be
ukan secara terus- menerus  tersebut juga akan dapat dipakai sebagai umpan balik bagi anda untuk memperbaiki metode, pen
ndasan untuk memilih alternatif jenis dan model penilai mana yang tepat untuk digunakan pada materi tertentu dan pada mat
tua dan komite sekolah tentang efektivitas pendidikan,tidak perlu  menunggu akhir semester atau akhir tahun. komunikasi   a

an alat yang sesuai untuk mengukur kompetisi. Dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, misalnya k

laian yang reliable (ajek) memungkinkan perbandingan yang reliable dan menjamin konsistensi. Misal, guru menilai dengan

ertuang pada setiap kompetensi dasar. Penilaian harus menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai beragam kompeten

memperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta didik dalam kurun waktu tertentu.

dil, terencana, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pemberian skor.

perbaiki proses pembelajaran bagi guru, meningkatkan kualitas belajar dan membina peserta didik agar tumbuh dan berkemba

atu kompetensi.
membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk penjurusan, dalam h
mbangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu pendidik menentukan apakah seorang siswa perlu mengik
untuk dapat menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang telah dilakukan ataupun yang sedang berlang
mua stake holder pendidikan dalam lingkup sekolah tentang gambaran kemajuan perkembangan proses dan hasil belajar peser

ujuan penilaian harus sejalan dengan tujuan pembelajaran; sebagai upaya untuk mengumpulkan berbagai informasi dengan b

berkesinambungan, objektif, dan mendidik. Ada juga fungsi penilaian yaitu:


suatu kompetensi.
ka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk penjurusan, dalam
kembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu pendidik menentukan apakah seorang siswa perlu men
ses pembelajaran.

r. Oleh karena itu, marilah kita sebagai calon guru Sekolah Dasar berusaha untuk mulai meningkatkan pemahaman mengenai

ng: PT Remaja Rosdakarya Offset.


ra menurut Popham (1995) dalam (Basuki (1013)) memberikan definisi penilaian merupakan sebagai suatu upaya formal unt

ulkan berbagai informasi dengan berbagai teknik; sebagai bahan pertimbangan penentuan tingkat keberhasilan proses dan has
lakukan siswa, ataupun kriteria keberhasilan dari kegiatan mengajar yang dilakukan oleh pendidik, serta keberhasilan program
aran ditujukan untuk memotivasi dan mengembangkan kegiatan belajar anak, kemampuan mengajar guru dan untuk kepentin
gunakan sebagai alat untuk melihat dan menganalisis apakah siswa telah mencapai hasil belajar yang diharapkan serta untuk m

dibidang pekerjaan tertentu (SK.Mendiknas No.045/U/2002);

lah pembelajaran berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran yang disusun oleh guru.

mengikuti pembelajaran dan setelah proses pembelajaran berlangsung.


u menunggu ulangan semester untuk bisa mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.
pat mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik sehingga secara tepat dapat  menentukan siswa mana yang per
tuk memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan, sesuai dengan kebutuhan materi dan jug
a materi tertentu dan pada mata pelajaran tertentu, yangbsudah barang tentu akan berbeda. Anda sebagai pendidik yang tahu p
au akhir tahun. komunikasi   anatara pendidik, orang tua, dan komite harus dijalin dan dilakukan terus-menerus sesuai kebutu

raga dan kesehatan, misalnya kompetesi “mempraktikkan gerak dasar jalan”, maka penilaian valid apabila menggunakan unju

i. Misal, guru menilai dengan unjuk kerja, penilaian akan reliable jika hasil yang diperoleh itu cenderung sama bila unjuk ker

uk menilai beragam kompetensi peserta didik, sehingga tergambar profil kompetensi peserta didik.

dik agar tumbuh dan berkembang secara optimal.

baik untuk penjurusan, dalam hal ini terkait erat dengan peran guru sebagai pendidik sekaligus pembimbing.
ah seorang siswa perlu mengikuti remedial atau justru memerlukan program pengayaan.
n ataupun yang sedang berlangsung. Temuan ini selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar penentuan langkah perbaikan pro
proses dan hasil belajar peserta didik.

n berbagai informasi dengan berbagai teknik; sebagai bahan pertimbangan penentuan tingkat keberhasilan proses dan hasil pe
a, baik untuk penjurusan, dalam hal ini terkait erat dengan peran guru sebagai pendidik sekaligus pembimbing.
akah seorang siswa perlu mengikuti remedial atau justru memerlukan program pengayaan.

gkatkan pemahaman mengenai penilaian dalam pendidikan sehingga baik dari segi kognitif , afektif   mupun psikomotor  peni
ebagai suatu upaya formal untuk menetapkan status siswa terkait dengan sejumlah variabel minat (variables of interest) dalam

at keberhasilan proses dan hasil pembelajaran; oleh karenanya penilaian hendaknya dilakukan dengan perencanaan yang cerm
dik, serta keberhasilan program pembelajaran secara keseluruhan.
gajar guru dan untuk kepentingan penyempurnaan program pengajaran.
yang diharapkan serta untuk mengetahui apakah proses pembelajaran telah sesuai dengan tujuan atau masih memerlukan pen

s pencapaian kompetensi.
nentukan siswa mana yang perlu pengayaan dan siswa yang perlu pembelajaran remedial untuk mencapai kompetensi yang di
ngan kebutuhan materi dan juga kebutuhan siswa.
a sebagai pendidik yang tahu persis pertimpangan pemilihannya.
n terus-menerus sesuai kebutuhan

alid apabila menggunakan unjuk kerja. Jika tes tertullis maka penilaian tidak valid.

cenderung sama bila unjuk kerja itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama. Untuk menjamin penilaian yang reliable

pembimbing.

nentuan langkah perbaikan proses pembelajaran berikutnya, guna penigkatan capaian hasil belajar siswa.

eberhasilan proses dan hasil pembelajaran; oleh karenanya penilaian hendaknya dilakukan dengan perencanaan yang cermat.
us pembimbing.

ektif  mupun psikomotor  penilaiannya dapat terukur dengan baik.


nat (variables of interest) dalam pendidikan. Permendiknas Nomor 27 Tahun 2007 dan Nomor 66 Tahun 2013 tentang standar

dengan perencanaan yang cermat.

an atau masih memerlukan pengembangan dan perbaikkan.

mencapai kompetensi yang dipersyaratkan.


njamin penilaian yang reliable petunjuk pelaksanaan unjuk kerja dan penskorannya harus jelas.

gan perencanaan yang cermat.


66 Tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan ditemukan pengertian penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan d
n adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik yang dilaku
lajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna.
nformasi yang bermakna.
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah


Kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian merupakan komponen penting dalam program pembelajaran disampin
pendidikan. Proses ini juga merupakn langkah strategis dalam upaya meningkatkan kualitas output pebelajaran yang lebih teruk
ran ataupun pelatihan pada umumnya diadakan penilaian. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah suatu program pendidikan

B.     Batasan Masalah
Untuk membatasi makalah ini, pembahasan yaitu meliputi antara lain:
1.      Pengertian penilaian
2.      Persamaan dan perbedaan assesmen dan evaluasi
3.      Fungsi penilaian
4.      Tujuan penilaian
5.      Prinsip-prinsip penilaian
6.      Teknik penilaian
7.      Aspek yang dinilai
8.      Sepuluh langkah penilaian
9.      Hubungan penilaian dengan pembelajaran

C.    Tujuan penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
1.      Mengkaji dan memberikan informasi pengertian penilaian
2.      Memberikan informasi tentang persamaan dan perbedaan assesmen dan evaluasi
3.      Memberikan informasi tentang fungsi penilaian
4.      Memberikan informasi tentang tujuan penilaian
5.      Memberikan informasi tentang prinsip-prinsip penilaian
6.      Memberikan informasi tentang teknik penilaian
7.      Memberikan informasi tentang aspek yang Dinilai
8.      Memberikan informasi tentang sepuluh langkah penilaian
9.      Mengetahui hubungan penilaian dengan pembelajaran

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Penilaian
 evaluation.  Arti dari kedua bahasa tersebut berbeda, perbedaan itu dapat kita kaji dalam bidang pendidikan.
1.      Penilaian pedidikan (educational assesment)
kur,  pengetahuan, keterampilan, sikap, dan keyakinan. (Wikipedia, the free encyclopedia). Dalam pendidikan, penilaian meruju
ekuatan sehingga pendidik dapat memberikan dukungan khusus  terhadap pembelajaran tersebut, program pendidikan, atau pelay

endapat ahli tentang pengertian penilaian (assesment):


pi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut guru
eeds, strenghts, abilities and eachievement.Penilaian adalah proses mengumpulkan fakta-fakta dan membuat keputusan tentang k
ut also include methods such as observations, interview, behavior monitoring, etc. (Artinya: sesmen adalah suatu proses pengump
ambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.
bahwa “penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik”
hasil belajar  peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian adalah kegiatan menga
na-pelaksana atu peneliti-peneliti, dugaan-dugaan dan keyakinan-keyakinan mereka tentang hakikat dari pemikiran manusia, asa
2.      Penilaian pendidikan (Educational evaluation)
idikan (Educational evaluation) juga merupakan kegiatan professional bahwa idividu dari para pendidik membutuhkan untuk me
g pengertian penilaian pendidikan     ( educational evaluation):
ikan adalah proses untuk menentukan nilai dari segala sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan.
rtumbuhan dan kemajuan peserta didik kearah tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum (Djaali & Pudji Mul
dging decision alternatives”. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang b
au penetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu.
masi tentang suatu program untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun p
ercapainya tujuan (program, produksi, prosedur). Untuk selanjutnya hasil dari kegiatan atau upaya tersebut digunakan sebagai ba

B.     Persamaan dan Perbedaan Asesmen dan Evaluasi


buat keputusan dan menilai suatu objek. Dan alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi pada keduannya dapat berupa
berpihak pada kepentingan peserta didik. Peserta didik dalam hal ini menggunakan hasil asesmen untuk merefleksikan kekuatan
ng saling berkaitan tentang perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan. Sementara itu asesmen merupakan penilaian dalam scop
a merupakan salah satu dari metode yang dipilih untuk evaluasi tersebut. Selain dari itu, subyek untuk asesmen hanya , sementar
bih luas ditunjukkan dengan cakupannya yang meliputi isi atau substansi, proses pelaksanaan program pendidikan, kompetensi lu

C.    Fungsi Penilaian
ngan yang cukup berarti. Sehubungan dengan ini, dalam kurikuum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), fungsi penilaian digunak
n; (c) dasar dalam menyusun laporan kemajuan peserta didik kepada orangtuanya. Dengan demikian penilaian berfungsi sebagai
ua yakni fungsi hasil belajar dan fungsi evaluasi program pengajaran.
1.      Fungsi Hasil Belajar
a.       Fungsi Formatif
nilaian formatif berorientasi kepada proses belajar mengajar. Penilaian ini dapat memberikan informasi yang berupa umpan bali
b.      Fungsi Sumatif
ntuk melihat hasil yang dicapai oleh peserta didik , yakni seberapa jauh tujuan-tujuan kurikuler dikuasai oleh peserta didik. Penil
c.       Fungsi Diagnostik
lajaran, selama penbelajaran berlangsung ataupun pada akhir pembelajaran. Penilaian ini dilaksanakan untuk keperluan bimbing
d.      Fungsi Selektif
au fasilitas lain yang tersedia. Penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi, misalnya ujian sarinagn masuk kelemba pendidi
e.       Fungsi Motivasi
ar menjadi lebih tinggi, terutama bagi peserta didik yang ingin menunjukkan kemampuannya.

2.      Fungsi Evaluasi Pengajaran


a.       Laporan untuk Orangtua dan Peserta didik
b.      Laporan untuk Sekolah
1)      Mengadakan remedial
2)      Mengadakan pengayaan
3)      Perbaikan pembelajaran yang dilakukan oleh guru
4)      Penilaian kinerja guru oleh kepala sekolah
c.       Laporan untuk masyarakat

D.    Tujuan penilaian
kegiatan belajar. Penilaian secara sistematis dan berkelanjutan untuk: (1) menilai hasil belajar peserta didik di sekolah (2) mempe
anya untuk grading, seleksi, mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan diagnosis, dan prediksi.
rta didik dalam urutan dibandingkan dengan anak lain . karena itu fungsi penilain untuk grading ini cenderung membandingkan a
yang masung dalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik yang boleh masuk atau tidak di sekolah tertentu.
jauh mana seorang peserta didik telah menguasai kompetensi.
didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik pemilihan program, pengembangan kepribadian
k dan kemungkinan prestasi yng bisa dikembangkan. Ini akan membantu guru menentukan apakah seseorang perlu remedial atau
a didik pada jenjang pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan ynag sesuai. Contoh dari penilaian ini adalah tes bakat skolasti
belajaran. Untuk menilai sejauh mana peserta didik telah menguasai beragam kompetensi , tentu saja berbagai jenis penilaian per
atan pembeljaran berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya, dengan menggunakan berbagai cara penilaian sesuai dengan ko

E.     Prinsip- prinsip Penilaian


an berkelanjutan maupun penilaian akhir, hendaknya dikembangkan berdasarkan sejumlah pinsip sebagai berikut:
1.      Menyeluruh
dikator ketercapaian, baik menyangkut domain kognitif (pengetahuan), afektif (sikap, perilaku, dan nilai), serta psikomotor (keter
2.      Berkelanjutan
hasil belajar peserta didik sebagai dampak langsung (dampak instruksional/pembelajaran) maupun dampak tidak langsung (damp
3.      Berorientasi pada indikator ketercapaian
aian yang sudah ditetapkan berdasarkan kemampuan dasar/kemampuan minimal dan standar kompetensinya.
4.      Sesuai dengan pengalaman belajar
belajaran harus disesuaikan dengan pengalaman belajarnya.

elajar peserta didik. (PP RI No 19 tahun 2005, pasal 1 ayat 17). Dalam penilaian kriteria penilaian hendaknya memenuhi kriteria
1.      Validitas
sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai dan isinya mencakup semua kompetensi yang terwakili secra proposional.
2.      Reliabelitas
n menjamin konsistensi. Misal, guru menilai dengan proyek, penilaian akan reliabel jika hasil yang diperoleh itu cenderung sama
3.      Terfokus pada kompetensi
rkembang semakin baik dari waktu ke waktu. Dalam hal-hal teetentu seperti kompetensi menggunakan alat peraga atau alat prakt
4.      Keseluruhan/komprehensif
bar dalam kompetensi lulusan, sehingga tergamabar profil kemampuan peserta didik. Aspek kreativitas peserta didik, seperti men
5.      Objektivitas
embedakan latar belakang sosial ekonomi, budaya, dan gender (jenis kelamin). Disamping itu harus adil, juga menyesuaikan den
6.      Mendidik
arus memberikan sumbangan positif terhadap pencapaian belajar peserta didik, atinya hasil penilaian harus dapat dirasakan sebag

F.     Teknik Penilaian
Teknik penilaian terdiri atas dua yaitu tes dan non tes
1.      Tes
Jenis teknik penilaian tes terdiri dari tertulis dan lisan.
a.       Tertulis
1)      Objektif
f adalah tes yang memilki jawaban pendek.
Tes objektif terbagi atas :
  Benar –Salah (True-False) (B-S)

ü  Menjodohkan (matching)
ü  Tes isian singkat
ü  Isian rumpang (fll in)
ü  Pilhan ganda
Kelebihan tes objektif:
a)      Mudah mengoreksi
eksiannya bisa dialihkan kepada orang lain.
emampuan peserta didik pada materi yang bervariaci
Kekurangan tes objektif:
a)      Membuat soal susah/sukar
tif hanya bisa mengukur hapalan peserta didik
      Peserta didik bisa berspekulasi

enjawab sola peserta didik bisa bekerja sama


2)      Essay
erlukan jawaban sampai ke analisis peserta didik diawali dengan kata tanya.
Tes essay tergi dua, diantaranya:
ü  Essay terbuka
erta didik. Contoh: Menurut pendapat saudaara kenapa tugas itu diselesaikan?
ü  Essay tertutup
langsung membatasi jawaban peserta didik
: jelaskan tiga ciri-ciri makhluk hidup?
Kelebihan tes essay, diantaranya:
Membuatnya murah, mudah, dan cepat
ur kemampuan analisis peserta didik lebih dalam
Peserta didik tidak bisa bekerja sama
u mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi
Kelemahan tes essay, diantaranya:
a)      Soal essay lebih sukar mengoreksi
b)      Soal tidak bisa dialihkan mengoreksi kepada orang lain
c)      Materi yang diujikan bersifat komprehensif.
d)     Tes essay bisa berdampak subjektif guru terhadap peserta didik.
b.      Lisan

2.      Non tes
Penilaian non tes dapat dilakukan dengan menggunakan:
a.       Lembaran observasi
b.      Lembaran wawancara
c.       Lembaran cheklist
d.      Lembaran jurnal
e.       Lembaran portofolio

G.    Aspek yang Dinilai

Sesuai
dengan
kemamp
uan dasar
yang
ingin
dicapai ,
maka
pengujia
n harus
mencaku
p:

1.      Proses belajar, yaitu seluruh pengalaman yang dilakukan peserta didik.

2.      Hasil
belajar,
yaitu
ketercapa
ian setiap
kemamp
uan dasar
, baik
kognitif,
afektif,
maupun
psikomot
or, yang
diperoleh
peserta
didik
selama
mengikut
i
kegiatan
pembelaj
aran
tertentu.
Domain
kognitif
(pengeta
huan
atau
yang
mencaku
p
kecerdas
an
bahasa
dan
kecerdas
an
logika-
matemati
ka).

cerdasan antarpribadi dan kecerdasan intra pribadi, dengan kata lain kecerdasan emosional).
kup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musikal).

H.    Sepuluh langkah penilaian


0 langkah. Berikut ini dikemukakan 10 langkah tersebut dikemukakan secara ringkas:
esifik Mungkin dan Untuk Membuat Keputusan-Keputusan
dikumpulkan yang sesuai dengan kebutuhan. Membuat kesimpulan, membuat keputusan dan mengumpulkan, maka inilah yang d
eskribsikan informasi yang dibutuhkan
alat yang digunakan untuk mengumpulakan informasi tersebut, dan semakin tepat pula benar pula data tersebut.
3.      Lihat Apakah Informasi Sudah ada yang Tersedia
igunakan guru untuk membuat kesimpulan dan kemudian keputusan-keputusan. Dengan demikian bila informasi sudah tersedia,
4.      Putuskan Bila dan Bagaimana Cara Mengumpulkan Informasi
mungkin saja skedul pengumpulan data berubah untuk mengumpulkan data. Skedul hendaknya dinyatakan secara spesifik untuk
5.      Bangun Atau Pilih Instrumen Pengumpul Data yang akan Digunakan
Pertimbangan-pertimbangan antara lain adalah (1) kesesuaian dengan tujuan penilaian, (2) kesesuaian dengan kesimpulan yang a
6.      Kumpulkan Informasi yang Dibutuhkan
n pengumpulan informasi, yang penting dilakukan guru adalah memahami petunjuk-petunjuk yang tertulis pada format-format in
7.      Analisis dan Simpan Informasi
but. Dari hasil menganalisis informasi dibuatlah kesimpulan-kesimpulan yang pada gilirannya dibuatlah keputusan.
8.      Bentuk Kesimpulan-kesimpulan
langkah ke7. Cara membentuk kesimpulan dapat dengan cra membanding-bandingkan kesimpulan yang bersifat estimasi, predik

9.      Buat Keputusan
waktu yang banyak, dan mudah dipahami. Fleksibel masudnya adalah bermanfaat untuk keputusan-keputusan yang komplek, ya
10.  Laporan

I.       Hubungan penilaian dengan pembelajaran


k mereka tersebut mempelajarinya. Untuk terjadinya hal ini, penilaian-penilaian, tujuan-tujuan belajar, dan strategi-strategi butuh
ebut, pembelajaran dirancang dengan mempertimbang sebagai berikut:
ui oleh peserta didiknya, bagaimana setelah mereka selesai mempelajarinya?
dapat mengetahui apakah peserta didik telah mencapai tujuan belajar yang telah dibuat.
ntuk penilaian yang semuanya disesuaikan dengan Strategi pembelajaran yang digunakan.
k belajar menggunakan keterampilan-keterampilan menganalisis, namun penilaian mungkin hanya secara faktual saja. Akibatnya

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
an evaluation.  Arti dari kedua bahasa tersebut berbeda, perbedaan itu dapat kita kaji dalam bidang pendidikan.
yang bisa
memberi
kan
gambara
n
perkemb
angan
belajar
siswa,
menjelas
kan dan
menafsir
kan hasil
pengukur
an
(kuantifi
kasi
suatu
objek,
sifat,
perlaku
dan lain-
lain),
mengga
mbarkan
informasi
tentang
sejauh
mana
hasil
belajar
siswa
ujuan (program, produksi, prosedur). Untuk selanjutnya hasil dari kegiatan atau upaya tersebut digunakan sebagai bahan pengam
2.      Persamaan dan perbedaan asesmen dan evaluasi
buat keputusan dan menilai suatu objek. Dan alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi pada keduannya dapat berupa
rbedaan asesmen dengan evaluasi
No AssesmenEvaluasi
1 Lebih menLebih menekankan pada hasil belajar.
2 Berpihak kLebih berpihak kepada kepentingan evaluator
3 penilaian dalam scope yang
Evaluasi pendidikan
lebih
lebih
sempit
bersifat
(lebih
makro,
mikro)
meluas, dan menyeluruh.
4 subyek untRuang lingkup evaluasi yang lebih luas ditunjukkan dengan cakupannya yang meliputi isi atau su

3.      Fungsi penilaian
Sudjana (
dalam
Jihad,
2008:
56)
fungsi
penilaian
sebagai:
(a) alat
untuk
mengeta
hui
tercapai
tidaknya
tujuan
instruksi
onal; (b)
umpan
balik
bagi
perbaika
n proses
pembelaj
aran; (c)
dasar
dalam
menyusu
n laporan
kemajua
n peserta
didik
kepada
Selain itu
fungsi
penilaian
dibedaka
n
dibedaka
n
menjadi
dua
yakni
fungsi
hasil
belajar
dan
fungsi
evaluasi
program
pengajar
an.

4.      Tujuan penilaian
Penilaian
memiliki
tujuan
yang
sangat
penting
dalam
pembelaj
aran,
diantaran
ya untuk
grading,
seleksi,
mengeta
hui
tingkat
penguasa
an
kompete
nsi,
bimbinga
n
diagnosis
, dan
prediksi.

5.      Prinsip- prinsip Penilaian


Menurut
Jihad
(2008:
63)
prinsip
penilaian
diantaran
ya
menyelur
uh,
berkelanj
utan,
berorient
asi pada
indikatot
ketercapa
ian,
sesuai
dengan
pengala
m
belajar.
informasi
untuk
menguku
r
pencapai
hasil
belajar
peserta
didik.
(PP RI
No 19
tahun
2005,
pasal 1
ayat 17).
Dalam
penilaian
kriteria
penilaian
hendakn
ya
memenu
hi
kriteria:
validitas,
reliabelit
as,
terfokus
pada
kompete
nsi,
keseluru
6.      Tekn
ik
penilaian
terdiri
dari tes
dan non
tes.
7.      Sesu
ai
dengan
kemamp
uan dasar
yang
ingin
dicapai ,
maka
pengujia
n harus
mencaku
p: proses
belajar
dan hasil
belajar.

8.      Men
urut
Tenbrink
(1974),
bahwa
penilaian
memiliki
10
langkah.
diinginka
n guru
untuk
dipelajari
peserta
didik
mereka.
Sementar
a
pembelaj
aran
menjami
n bahwa
peserta
didik
mereka
tersebut
mempela
jarinya. 
Untuk
terjadiny
a hal ini,
penilaian
-
penilaian
, tujuan-
tujuan
belajar,
dan
strategi-
strategi
butuh
B.     Saran
hui
kegiatan
penilaian
diharapk
an bisa
membant
u
memberi
kan
pengetah
uan
kepada
guru agar
bisa
memaha
mi cara
mendiag
nosa
kelebiha
n dan
kelemaha
n peserta
didik
termasuk
metode
yang
digunaka
n apakah
sudah
tepat
atau
belum

DAFTAR PUSTAKA

Kusuma,
Wijaya
(2009). P
enilaian
Siswa. A
rtikel
Pendidik
an
Mardapi, Dj.
dan Ghofur,
A,
(2004). Ped
oman
Umum
Pengemba
ngan
Penilaian;
Kurikulu
m Berbasi
s Kompete
nsi
SD. Jakarta:
Direktorat
Pendidikan
Menengah U
mum.

Nana
Sudjana.
2006. Penil
aian Hasil
Proses
Belajar
Mengajar.
Bandung:
Remaja
Rosdakarya

Nana
Sudjana, R.
Ibrahim.
2000. Pene
litian dan
Penilaian
Pendidika
n. Bandung:
Sinar Baru.

Rasyid,
Harun
dan
Mansur,
(2007). P
enilaian
Hasil
Belajar.
Bandung
 : PT.
Wacana
Prima
Zainul, A. &
Nasoetion,
N.
1993. Penil
aian Hasil
Belajar,
Depdikbud:
Pusat Antar
Universitas.
gram pembelajaran disamping komponen-komponen yang lain. Komponen tersebut saling terkait antara satu dengan yang lain. K
pebelajaran yang lebih terukur dan kompetitif.
ah suatu program pendidikan, pengajaran ataupun pelatihan tersebut telah dikuasai oleh pesertanya atau belum.

endidikan, penilaian merujuk pada berbagai metode atau alat yang menggunakan pendidik untuk mengevaluasi, mengukur, dan m
ogram pendidikan, atau pelayanan sosial. Selain itu, penilaian yang dikembangkan oleh beragam kelompok dan individu, termasu

kan informasi tersebut guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realitas sesuai dengan kenyataan objektif
membuat keputusan tentang kebutuhan peserta didik, kekuatan, kemampuan, dan kemajuannya.
adalah suatu proses pengumpulan informasi untuk memonitor kemajuan dan bila diperlukan pengambilan keputusan dalam bidan

n hasil belajar peserta didik”.


laian adalah kegiatan mengambil keputusan untuk menentukan sesuatu berdasarkan kriteria baik buruk dan bersifat kualitatif. Ha
dari pemikiran manusia, asal suatu pengetahuan, dan proses belajar.

idik membutuhkan untuk melaksanakan bila mereka bermaksud merevisi dan meningkatkan belajar yang mereka usahakan dalam

rikulum (Djaali & Pudji Muljono, 2007).


menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan.
ut dengan kriteria tertentu.
bijakan maupun menyusun program selanjutnya (S. Eko Putro Widoyoko, 2012: 6).
ersebut digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan atas objek yang dievaluasi.

ada keduannya dapat berupa tes.


ntuk merefleksikan kekuatan, kelemahan, dan perbaikan belajar. Sementara itu evaluasi menurut Rustaman (2003) lebih berpihak
upakan penilaian dalam scope yang lebih sempit (lebih mikro) bila dibandingkan dengan evaluasi. Seperti dikemukakan oleh Ku
uk asesmen hanya , sementara itu subyek evaluasi lebih luas dan beragam seperti peserta didik, guru, materi organisasi, dll.
m pendidikan, kompetensi lulusan, pengadaan dan pemingkatan tenaga kependidikan, manajemen pendidikan, sarana dan prasar

P), fungsi penilaian digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki kegiatan-kegiatan proses pembelajaran, acuan untuk menentuk
n penilaian berfungsi sebagai pemantau kinerja komponen-kompnen pembelajaran untu mencapai tujuan yang diharapkan.

masi yang berupa umpan balik baik bagi guru/dosen maupun bagi peserta didik/mahapeserta didik.

asai oleh peserta didik. Penilaian ini berorientasi prosuk bukan proses.

an untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial, menemukan kasus-kasus, dan lain-lain.

nagn masuk kelemba pendidikan tertentu.


a didik di sekolah (2) mempertanggungjawabkan penyelenggaraan pendidikan kepada masyarakat; dan (3) mengetahui mutu pen

cenderung membandingkan anak dengan anak lain sehingga lebih mengacu kepada penilaian acuan norma (norm referenced asse
ekolah tertentu.

pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.


eseorang perlu remedial atau pengajayaan
ini adalah tes bakat skolastik atau tes potensi akademik.
berbagai jenis penilaian perlu diberikan sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai, sepperti unjuk kerja/kinerja (performance)
ra penilaian sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta didik.

bagai berikut:

ilai), serta psikomotor (keterampilan), maupun menyangkut evaluasi proses dan hasil belajar.

ampak tidak langsung (dampak pengiring/nurturan effect) dari proses pembelajaran.

endaknya memenuhi kriteria:

i secra proposional.

diperoleh itu cenderung sama bila proyek itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama.

an alat peraga atau alat praktek pada kekhususan tertentu pada suatu eksperimen harus dapat mengembangkan kemampuan-kema

tas peserta didik, seperti mengembangkan alternative pengukuran dengan alat-alat lainya temasuk kriteria penilaian.

adil, juga menyesuaikan dengan karakterstik kekhususan, jenjang dan usia peserta didik.

n harus dapat dirasakan sebagai penghargaan bagi peserta didik yang berhasil atau sebagai pemberian motivasi bagi peserta didik
mpulkan, maka inilah yang dikatakan proses penilaian.

ata tersebut.

ila informasi sudah tersedia, dan dari jenis informasi yang dibutuhkan, dan mungkin saja tepat untuk digunakan.

yatakan secara spesifik untuk bila dan bagaimana informasi akan diperoleh.

n dengan kesimpulan yang akan dibuat, (3) Keseasuan dengan data yang dibutuhkan. dll. Dengna mempertimbangkan berbagai h

ertulis pada format-format instrument yang dibuat pada langkah kelima.

tlah keputusan.

yang bersifat estimasi, prediksi dapat dibuat.

keputusan yang komplek, yang memuat beberapa alternative. Fleksibel masudnya adalah bermanfaat untuk keputusan-keputusan

ar, dan strategi-strategi butuh untuk dirancang secara berhubungan/memenuhi satu sama lain sehingga ketiga komponen tersebut
ecara faktual saja. Akibatnya peserta didik yang memiliki tujuan untuk mempertajam keterampilan berpikir analisisnya dikecewa

akan sebagai bahan pengambilan keputusan atas objek yang dievaluasi.

ada keduannya dapat berupa tes.


nya yang meliputi isi atau substansi, proses pelaksanaan program pendidikan, kompetensi lulusan, pengadaan dan pemingkatan t
tara satu dengan yang lain. Kurikulum berisi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar  yang menjadi landasan program pemb

tau belum.

ngevaluasi, mengukur, dan mendokumentasikan kesiapan akademik, kemajuan belajar, keterampilan akuisisi, atau kebutuhan pe
ompok dan individu, termasuk guru, administrator distrik, universitas, perusahaan swasta, negara departemen pendidikan, dan ke

i dengan kenyataan objektif.


bilan keputusan dalam bidang pendidikan

uk dan bersifat kualitatif. Hasil penilaian sendiri walaupun bersifat kualitatif, dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dal

yang mereka usahakan dalam rangka memfaslitasi. (Wikipedia, the free encyclopedia).

taman (2003) lebih berpihak kepada kepentingan evaluator.


eperti dikemukakan oleh Kumano (2001) asesmen hanya menyangkut kompetensi peserta didik dan perbaikan program pembela
materi organisasi, dll.
endidikan, sarana dan prasarana, dan pembiayaan.

jaran, acuan untuk menentukan kenaikan kelas dan kelulusan, alat untuk menyeleksi, alat untuk penempatan, dan alat untuk mem
uan yang diharapkan.
an (3) mengetahui mutu pendidikan di sekolah (Kep. Mendiknas No. 012/U/2001)

norma (norm referenced assesment).

kerja/kinerja (performance), penugasan/proyek, hasil karya/produk, kumpulan hasil kerja peserta didik/portofolio, dan penilaian

mbangkan kemampuan-kemampuan dalam ketaatan mengikuti prosedur penggunaan alat, larangan atau suruhan yang ahrus ditaa

iteria penilaian.

n motivasi bagi peserta didik yang kurang/belum berhasil.


digunakan.

empertimbangkan berbagai hal tersebut ditentikan teknik-teknik pengumpulan data seperti membuat ceklis, berbagai rating skale

t untuk keputusan-keputusan yang komplek, yang memuat beberapa alternative.

ga ketiga komponen tersebut saling menguatkan satu sama lain.


berpikir analisisnya dikecewakan, kerena tidak terjadi pengukuran apa yang telah mereka pelajari.
engadaan dan pemingkatan tenaga kependidikan, manajemen pendidikan, sarana dan prasarana, dan pembiayaan
jadi landasan program pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan upaya untuk mencapai Kompetensi Dasar yang dirumuska

n akuisisi, atau kebutuhan pendidikan peserta didik.


partemen pendidikan, dan kelompok-kelompok yang mencakup kombinasi dari individu-individu dan lembaga.
itatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).

perbaikan program pembelajaran.

mpatan, dan alat untuk memberikan motivasi belajar peserta didik.


dik/portofolio, dan penilaian tertulis.

tau suruhan yang ahrus ditaati saat mengoperasikan peralatan untuk bereksperimen serta aturan-aturan lain yang menyertainya.
ceklis, berbagai rating skale, yang semuanya digunakan untuk mengamatim atau untuk menguji.
pembiayaan
etensi Dasar yang dirumuskan dalam kurikulum. Sementara itu, kegiatan penilaian dilakukan untuk mengukur dan menilai tingka
an lain yang menyertainya.
mengukur dan menilai tingkat pencapaian Kompetensi Dasar. Penilaian juga digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemah
tahui kekuatan dan kelemahan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan, dan pe
gambilan keputusan, dan perbaikan proses pembelajaran yang telah dilakukan.  Oleh sebab itu kurikulum yang baik dan proses p
ulum yang baik dan proses pembelajaran yang benar perlu di dukung oleh sistem penilaian yang baik, terencana dan berkesinam
k, terencana dan berkesinambungan.
PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN

Makalah Ini Disusun

OLEH:
MUHAJIR
Nim.

STIT DDI

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita sekalia
dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabat-
para tabiin serta para pengikutnya hingga akhir zaman., karena makalah untuk mata kuliah “Media pem
ini dapat terselesaikan. Namun, Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terd
Kekurangan. karena kami yang menyusun makalah ini adalah manusia biasa yang tidak luput dari kesa
kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak Kekurangan. Oleh karen
dan saran yang membangun sangat dibutuhkan demi menyempurnakan makalah ini. Namun, kam
makalah ini dapat memperluas dan menambah wawasan kita semua tentang “Penilaian Dalam Pem
Mudah-mudahan Bapak Dosen pembimbing dan teman- teman sekalian dapat menerima dan mendap
makalah ini, kritik dan saran anda sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah kami. Demik
bermanfaat.
i

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang............................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
C.     Tujuan dan Manfaat....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Penilaian....................................................................................... 3
B.     Kedudukan Tes, Pengukuran, Asesmen dan Evaluasi................................... 5
C.     Prinsip-Prinsip Penilaian................................................................................ 6
D.    Jenis dan Fungsi Penilaian Dalam Pembelajaran........................................... 7
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.................................................................................................... 13
B.     Saran.............................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA

ii

BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang

Penilaian adalah bagian yang sangat penting dalam proses evaluasi. Penilaian hasil belajar pserta
dilakukan oleh guru selain untuk memantau proses kemajuan dan perkembangan hasil belajar peserta
dengan potensi yang dimiliki, juga sekaligus umpan balik kepada guru gara dapat menyempurnakan p
dan proses program pembelajaran.
Namun penilaian yang ada tidak serta merta dilakukan begitu saja agar proses penilaian yang dilakuka
tidak asal-asalan dan tanpa arah yang jelas. Penilaian yang dilakukan secara asal-asalan pada ak
menghasilkan informasi tentang hasil pencapaian pembelajaran peserta didik yang tidak akurat dan
dengan apa yanga ada di lapangan. Dalam Ensiklopedia Pendidikan, Prof. Soegarda mengatakan bah
adalah: perkiraan kenyataan atas dasar ukuran nilai tertentu dalam rangka situasi yang khusus dan
ingin dicapai. Pendapat lain evaluasi pendidikan adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan
sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan. Bagaimana bisa evalausi itu dikatakan valid
pelaksanaan penilaiannya cenderung asal-asalan dan tanpa acuan. Oleh karena itu adanya acuan dal
mutlak harus ada.

Keberadaan acuan dalam penilaian ini akan menjadi pembahasan dalam makalah ini. Hal ini berangaka
B.            Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas penulis merumuskan beberapa permasalahan di antaranya :
1.      Apa itu penilaian dalam pembelajaran?
2.      Apa pengertian tes,pengukuran,asesmen,dan evaluasi?
3.      Bagaimana kedudukan tes, pengukuran, asesmen, dan evaluasi?
4.      Apa saja prinsip-prinsip dalam pembelajaran?
5.      Bagaimana jenis dan fungsi penilaian dalam embelajaran?

C.           Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui apa itu penilaian dalam pembelajaran
2.      Untuk mengetahui apa pengertian tes,pengukuran,asesmen,dan evaluasi
3.      Untuk mengetahui bagaimana kedudukan tes, pengukuran, asesmen, dan evaluasi
4.      Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip dalam pembelajaran
5.      Untuk mengetahui bagaimana jenis dan fungsi penilaian dalam embelajaran

BAB II
PEMBAHASAN
A.           Pengertian penilaian

Penilaian didefinisikan sebagai proses pengumpulan informasi tentang kinerja siswa, untuk digunakan s

Penilaian merupakan komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Upaya menin
Menurut Mardapi, (2004), penilaian dan pembelajaran adalah dua kegiatan yang saling mendukung, up
Sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas belajar yang baik. Kualitas pembelajaran in
pada saat membicarakan masalah penilaian, kita sering menggunakan beberapa istilah seperti tes, pengu
a.     Tes
Tes dapat didefinisikan sebagai seperangkat pertanyaan atau tugas yang direncanakan unutk memperole
b.     Pengukuran
Pengukuran pada dasarnya merupakan kegiatan penentuan angka dari suatu objek yang diukur.  Gronlu
Dalam melakukan pengukuran kita harus berupaya agar kesalahan pengukurannya sekecil mungkin. Un
Kesalahan pengukuran dapat bersumber dari tiga hal yaitu dari alat ukur yag digunakan, objek yang diu
atau dapat juga bersifat sistematis. Kesalahan acak dapat disebabkan karena adanya perbedaan kondisi f
c.     Asesmen
Kenyataan menunjukan bahwa banyak gur yang belum mengetahui dengan benar konsep asesmen dan e
        Menurut hanna (1993) “assessment is the process of collecting, interpreting, and synthesizing info
Jadi asesmen merupakan kegiatan pengumpulan informasi hasil belajar siswa yang diperolh dari berbag
d.    Evaluasi
Jika kita bicara asesmen dan evaluasi dalam pembelajaran maka lingkup asesmen hanya pada individu s
        Tyler seperti dikutip oleh mardapi, D. (2004) menyatakan bahwa evaluasi merupakan peroses pene
B.            Kedudukan tes, pengukuran, asesmen dan evaluasi
 anda memahami pengertian tes, pengukuran, asesmen, dan evaluasi seperti telah diuraikan di atas, mak
        Tes merupakam salahsatu jenis alat ukur yang digunakan untuk menagih hasil belajar siswa. Misal
C.           Prinsip-prinsip penilaian
agar dalam melakukan penilaian atau evaluasi benar-benar dapat memberi gambaran yang senenarnya t
a.    Berorientas pada pencapaian kompetensi,
artinya penilaian yang dilkukan harus berfungsi untuk mengukur ketercapaian siswa dalam pencapaian
b.    Instrumen penilaian harus valid dan reliable,
artinya penilaian yang dilakukan harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk itu guru gu
c.    Adil
artinya penilaian oleh guru harus adil kepad seluruh siswa
d.    Obyektif,
artinya dalam penilaian hasil belajar siswa guru haurs dapat menjaga obyektifitas proses dan hasil belaj
e.    Berkesinambungan (kontinuitas)
artinya penilaian yang dilakukan harus terencana, bertahap, teratur, terus menerus dan berkesinambung
f.     Menyeluruh
Dalam arti bahwa penilaian yang guru lakukan harus mampu menilai keseluruhan kompetensi yang terd
g.    Terbuka,
Kriteria penilaian harus terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan hasil belajar siswa jelas bag
h.   Bermakna,
hasil penilaian harus bermakna bagi siswa, dan juga pihak pihak yang berkepentingan.

D.           Jenis dan fungsi penilaian dalam pembelajaran


Dalam dunia pendidikan khususnya disekolah, kita mengenal berbagai macam atau jenis tes, misalnya
tes enempatan, pre test, post test, test formtif, tes sumatif, tes diagnosis, tes unjuk kerja (erformance te
jenis tes tersebutmempunyai tujuan dan fungsi tertentu. Misalnya tes seleksi dimaksudkan untuk meny
memilih calon yang data diterima untuk mengikuti suatu program, dengan demikian tes seleksi akan d
untuk menghasilakan calon calon terpilih yang data diterima untuk mengikuti suatu program. Tes pe
dimaksudkan untuk menempatkan siswa sesuai dengan kemampuannya, dengan demiian tes penempa
digunakan untuk mengelompokan siswadalam suatu kelompok yang relative sama (homogen) kemam
keterampilannya. Pre-testdimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah memahami materi
yang akan disampaikan, sedangkan post-test dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapa
tujuan program setelah mereka mengikuti program tersebut. Dengan demikian pre test dan post tes
digunakan untuk menilai efektivitas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, test formatif dimaksu
mengetahui sejauh mana siswa dapat menguasai tujuan pembelajaran yang baru saja diajarkan. Jika ba
yang belum dapat mencapai tujuan yang telah ditetakan, maka program pembelajaran tersebut harus
Dengan demikian tes formatif dapat digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang dilaku
diagnostic dimaksudkan untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam memahami materi p
Dengan demikian tes diagnostic dapat dimanfaatkan sebagai awal untuk menetukan dan memperba
menghilangkan pennyebab kesulitan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran. Tes sumatif, dim
untuk menilai keberhasilan siswa setelah mengikuti seluruh rangkaian proses pembelajaran, dengan de
sumatif digunakan untuk menilai hasil belajar siswa. Sedangkan tes untuk kerja menilai performance s
menghayati atau menghasilkan suatu karya  atau hasil belajar, inilah materi yang akan dibahas dalam
belajar ini.

a.    tes seleksi dan fungsinya


Diberbagai media massa baik cetak maupun elektronik kita sering mendengar, melihat atau membaca ik
Agar instansi, sekolah dan perusahaan tersebut memperoleh pegawai, atau siswa yang mengikuti syarat
Untuk mengadakan tes seleksi yang biasanya dilakukan dalam beberapa tahap misalnyatahap pertama s
b.    Tes Penempatan dan Fungsinya
Tujuan akhir dari suatu proses pembelajaran adalah sertiap siswa diharaplkan dapat mencapai kompeten
Konsep mastery learning pernah dilaksanakan di Indonesia mulai tahun 1976 melalui royek perintis sek
Pada saat ini tes penempatan banyak dilakukan di lembaga lembaga pendidikan non formal seperti ditem
Manfaat yang dapat dipetik dengan dilaksanakannya tes enempatan adalah kita dapat memperoleh kelom
c.    pre test-post test dan fungsinya.
Dilihat dari nam tes tersebut kita sudah dapat mengetahui bahwa pre test merupakan salah satu jenis tes

d.     tes diagnostik dan fungsinya


Tes diagnostic merupakan tes yang dilaksanakan untuk mengetahui penyebab kesulitan yang dialami si
        Kesulitan belajar siswa yang dialami oleh siswa dalam mempelajari suatu konsep akan berbeda sat
e.    Tes Formatif dan Fungsinya
Tes formatif merupakan salah satu jenis tes yang diberikan kepada siswa setelah menyelesaikan satu un
f.     Tes Sumatif dan Fungsinya
Jika tes formatif ebih dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran, maka tes sumatif merupakan jeni
1.      Bagi siswa
Seerti telah dijelaskan diatas bahawa tes sumatif bertujuan untuk menilai keberhasilan siswa setelah me
2.      Bagi guru
Hasil tes sumatif tidak dimaksudkan untuk memperbaiki proses pembelajaran pada saat itu, tetapi akan
3.      Bagi orang tua
Banyak orang rua karena kesibukannya bekerja, tidak sempat mengontrol aktivitas belajar anaknya diru
4.      Bagi kepala sekolah
Maanfaatnya bagi kepala sekolah dapat dimanfaatkan utnuk mengetahui sejauh mana ketercapaian tujua

BAB III
PENUTUP
A.            Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk menuju kualitas pembelajaran yang baik, dip
B.            Saran
Saran dari penulis kiranya makalah ini dapat menjadi bahan pembelajaran naik penulis, pembaca khusu

DAFTAR PUSTAKA
Adi Suryanto, dkk. 2008. Evaluasi pembelajaran di SD. Jakarta : universitas
terbuka
Gronlund, N.E & Linn, R.L. 1990. Measurement and evalution in teaching. New
York: memillan publishing company
Hanna, G.S. 1993. Better teaching trough better measurement, Harcourt barce
jonavovich collage pub, new York
Mardapi, D. 2004. Penyusunan tes hasil belajar. Yogyakarta, program pasca
sarjana universitas negeri Yogyakarta.
Nasoetion, N dan Suryanto, A. 1999. Evaluasi pembelajaran, Jakarta : universitas
terbuka.
Nitko, A.J. 1983. Educational test and measurement ; an introduction, new York:
Harcourt brace jonavovich inc.
arunia-Nya kepada kita sekalian. Shalawat
kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya,
untuk mata kuliah “Media pembelajaran ”
sunan makalah ini masih terdapat banyak
asa yang tidak luput dari kesalahan, maka
anyak Kekurangan. Oleh karena itu, kritik
an makalah ini. Namun, kami berharap
ntang “Penilaian Dalam Pembelajaran ”.
dapat menerima dan mendapat ilmu dari
urnaan makalah kami. Demikian, semoga

Pasangkayu,  Oktober 2021

“Penyusun”
.............. ii

Penilaian hasil belajar pserta didik yang


mbangan hasil belajar peserta didik sesuai
gara dapat menyempurnakan perencanaan
proses penilaian yang dilakukan oleh guru
n secara asal-asalan pada akhirnya akan
didik yang tidak akurat dan tidak sesuai
of. Soegarda mengatakan bahwa evaluasi
gka situasi yang khusus dan tujuan yang
tau proses untuk menentukan nilai segala
sa evalausi itu dikatakan valid jika dalam
karena itu adanya acuan dalam penilain

makalah ini. Hal ini berangakat dari kenyataan bahwa di lapangan yang masih banyak penilaian yang dilakukan oleh para pen

ahan di antaranya :

dan evaluasi

nerja siswa, untuk digunakan sebagai dasar dalam membuat keputusan (Weeden, Winter, dan Broadfoot: 2002; Bott: 1996; N

raan pendidikan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan ku
n yang saling mendukung, upaya peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilakukan melalui upaya perbaikan sistem penilai
baik. Kualitas pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil penilaiannya. Selanjutnya sistem penilaian yang baik akan mendorong
berapa istilah seperti tes, pengukuran, asesmen, dan evaluasi yang digunakan secara tumpang tindih (over lap). Untuk itu berik

direncanakan unutk memperoleh informasi tentang trait atau sifat atau atribut pendidikan dimana dalam setiap butir pertanyaa

tu objek yang diukur.  Gronlund dan linn (1990) secara sederhana merumuskan pengukuran sebagai “measurement is limited
kurannya sekecil mungkin. Untuk itu diperlukan alat ukur yang dapat menghasilkan hasil pengukuran yang valid dan reliable
yag digunakan, objek yang diukur, atau orang yang melakukan pengukuran. Kesalahan pengukuran tersebut dapat bersifat aca
na adanya perbedaan kondisi fisik dan mental yang diukur dan yang mengukur, sedangkan kesalahan sistematis bersumber d

an benar konsep asesmen dan evaluasi. Satu istilah yang sering digunakanuntuk mewadahi kegiatan asesmen dan evaluasi ada
preting, and synthesizing information to aid in decision making. Assessment synonymous with measurement plus observatio
swa yang diperolh dari berbagai jenis tagihan dan mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil belajar dan perkembangan

asesmen hanya pada individu siswa dalam kelas, sedangkan lingkup evaluasi adalah seluruh komponen dalam program pemb
aluasi merupakan peroses penetuan sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai. Banyak definisi evaluasi yang dikembangk

rti telah diuraikan di atas, maka anda dapat menetukan kedudukan tes, pengukuran, asesemen, dan evaluasi
agih hasil belajar siswa. Misalnya seorang guru telah melaksanakan tes IPS maka guru tersebut akan memperoleh data hasil b

i gambaran yang senenarnya tentang pencapaian hasil belajar siswa, maka dalam melakukan penilaian guru perlu memperhat

paian siswa dalam pencapaian kompetensi seperti yang telah ditetapkan dalam kurikulum,

nya diukur. Untuk itu guru guru memerlukan alat ukur yang data menghasilkan hasil pengukuran yang valid dan reliable. Rel

ektifitas proses dan hasil belajar siswa.

menerus dan berkesinambungan untuk memperoleh informasi hasil belajar dan perkembangan belajar siswa.

eluruhan kompetensi yang terdapat dalam kurikulum yang melitputi kognitif, afektif, dan psikomotor.

an hasil belajar siswa jelas bagi pihak ihak yang berkepentingan.

kepentingan.
macam atau jenis tes, misalnya tes seeksi,
tes unjuk kerja (erformance test). Jenis-
eksi dimaksudkan untuk menyeleksi atau
gan demikian tes seleksi akan digunakan
engikuti suatu program. Tes penematan
a, dengan demiian tes penempatan dapat
lative sama (homogen) kemampuan dan
siswa telah memahami materi pelajaran
tahui sejauh mana siswa dapat mencapai
demikian pre test dan post test dapat
sanakan, test formatif dimaksudkan untuk
ng baru saja diajarkan. Jika banyak siswa
m pembelajaran tersebut harus diulang.
oses pembelajaran yang dilakukan. Tes
wa dalam memahami materi pelajaran.
tuk menetukan dan memperbaiki atau
eri pelajaran. Tes sumatif, dimaksudkan
roses pembelajaran, dengan demikian tes
k kerja menilai performance siswa dalam
ateri yang akan dibahas dalam kegiatan

ngar, melihat atau membaca iklan tentang lowongan pekerjaan, enerimaan siswa/mahasiswa baru yang dipasang oleh berbaga
u siswa yang mengikuti syarat dan berkualitas dari sekian banyak calaon yang melamar atau mendaftar, mka instansi, sekolah
ahap misalnyatahap pertama seleksi berkas, seleksi tertulis, seleksi wawancara, bahkan kadang-kadang ditambah dengan tes

lkan dapat mencapai kompetensi atau tujuan pembelaaran yang telah ditetapkan. Kalau demikian maka semestinya setia indiv
976 melalui royek perintis sekolah pembangunan (PPSP) sampai tahun Sembilan puluhan. Setelah proyek PPSP dihentikan m
idikan non formal seperti ditempat kursus bahasa asing dan kursus keterampilan. Sebelum mengikuti kursus bahasa inggris se
h kita dapat memperoleh kelompok peserta program dengan kemampuan yang relative homogeny sehingga program dapat di

merupakan salah satu jenis tes yang dilaksanakan pada awal proses pembelajaran dan post test merupakan salah satu jenis tes

ebab kesulitan yang dialami siswa. Ronlund dan lim (1990) menyatakan bahwa “the fungsion of diagnostic is to diagnose lear
suatu konsep akan berbeda satu sama lainnya. Jadi walaupun tes diagnostic itu dilakukan secara klasikal tetapi terapi dari seti

setelah menyelesaikan satu unit pembelajaran. Tes formatif tidak dimaksudkan untuk memberi nilai kepada siswa tetapi hasil

ka tes sumatif merupakan jenis  tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran dan dimaksudkan untuyk mengukur keberhasila

keberhasilan siswa setelah mengikuti seluruh rangkaian proses pembelajaran. Setelah siswa mengikuti tes sumatif maka hasil

aran pada saat itu, tetapi akan dapat menjadi bahan renungan bagi guru untuk menganalisiskembali proses pembelajaran yang

aktivitas belajar anaknya dirumah. Padahal sesungguhnya anaknya hanya akan berada disekolah dalam waktu 6-7 jam per ha
sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah di tetapkan dalam GBPP

s pembelajaran yang baik, diperlukan sistem penilaian yang baik pula. Agar penilaian dapat berfungsi dengan baik, sesuai den

n naik penulis, pembaca khususnya siswa dan guru didalam meningkatkan proses pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.
yang dilakukan oleh para pendidik yang hanya sebatas formalitas dalam melakukan penilaian tanpa mengacu pada acuan yan

Broadfoot: 2002; Bott: 1996; Nitko: 1996; Mardapi: 2004).

n kualitas pembelajaran dan kualitas sistem penilaiannya.


paya perbaikan sistem penilaian.
an yang baik akan mendorong pendidik untuk menentukan strategi mengajar yang baik dalam memotivasi peserta didik untuk
ndih (over lap). Untuk itu berikut ini akan disajikan beberapa pengertian dari istilah-istilah tersebut.

a dalam setiap butir pertanyaan tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar. Dengan demikian maka se

bagai “measurement is limited quantitative descriptions of pupil behavior, that is result of measurement are always expressed
ukuran yang valid dan reliable. Jika dalam melakukan engukuran kita tidan banyak melakukan kesalahan, maka hasil penguku
uran tersebut dapat bersifat acak (random)
alahan sistematis bersumber dari kesalahan alat ukur, yang diukur atau yang mengukur. Contoh : guru dapat melakukan kesal

atan asesmen dan evaluasi adalah penilaian. Penggunaan istilah penilaian untuk mewadahi kedua kegiatan tersebut sebenarny
measurement plus observation. It concerns drawing inferences from these data sources. The primary purpose of assessment i
asil belajar dan perkembangan belajar   siswa. Berbagai jenis tagihan yang digunakan dalam asesmen antara lain : kuis, ulang

mponen dalam program pembelajaran tersebut. Evaluasi merupakan penilaian keseluruhan program pendidikan mulai perenc
nisi evaluasi yang dikembangkan oleh para ahli tetapi pada hakekatnya evaluasi selalu memuat masalah informasi dan kebijak

dan evaluasi
akan memperoleh data hasil belajar siswa dalam mata pelajaran tersebut. Data hasil belajar siswa tersebut merupakan hasil p

enilaian guru perlu memperhatikan prinsi-prinsip penilaian sebagai berikut:

an yang valid dan reliable. Reliable artinya alat ukur tersebut walaupun digunakan berluang ulang akan mendapat hasil yang

belajar siswa.
ru yang dipasang oleh berbagai instansi, sekolah dan perusahaan.
endaftar, mka instansi, sekolah dan perusahaan tersebut baiasanya mengadakan tes seleksi. Sesuai dengan nemanya, tes selek
-kadang ditambah dengan tes kecakapan khusus yang disesuaikan dengan program atau pekerjaan yang akan dikerjakan, mis

an maka semestinya setia individu siswa diberi kesempatan yang sama untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan ke
elah proyek PPSP dihentikan maka sistem pembelajaran kelas di Indonesia kembali menerapkan konsep “mix ability”. Artiny
gikuti kursus bahasa inggris semua peserta diharuskan untuk mengikuti tes enempatan terlebih dahulu. Dari hasil tes enemata
ny sehingga program dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien.

merupakan salah satu jenis tes yang dilaksanakan setelah proses embelajaran selesai. Jika dilihat dari tujuannya, pre test bertu

f diagnostic is to diagnose learning difficulities during instruction”. Karena tes diagnostic akan digunakan untuk mengetahui
a klasikal tetapi terapi dari setiap kesulitan tersebut harus tetap dilakukan secara individual. Kesulitan belajar siswa dapat dise

nilai kepada siswa tetapi hasil tes formatif akan dimanfaatkan untuk memonitor apakah proses pembelajaran yang baru saja d

untuyk mengukur keberhasilan siswa dalam menguasai keseluruhan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Tujuan pemb

engikuti tes sumatif maka hasilnya harus segera diberitahukan kepada siswa yang bersangkutan agar mereka dapat mengetahu

bali proses pembelajaran yang telah dilakuakn sehingga dapat ditemukan apa yang menjadi faktor penyebab dadanya siswa y

ah dalam waktu 6-7 jam per hari. Waktu yang terbanya dati anak itu justru berada dirumah atau diluar rumah. Jika kemudian
rfungsi dengan baik, sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka sangat perlu untuk menetapkan standar penilaian yang

yang lebih efektif dan efisien.


tanpa mengacu pada acuan yang telah ada.

memotivasi peserta didik untuk belajar yang lebih baik. Oleh karena itu, dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan diperlu

nar. Dengan demikian maka setiap tes menuntu siswa memberi respons atau jawaban. Respons yang diberikan siswa dapat be

surement are always expressed in number”. (pengukuran adalah uraian kwantitatif yang terbatas dari perilaku murid, yang has
kesalahan, maka hasil pengukuran tidak dapat menggambarkan skor yang sebenarnya dari objek yang kita ukur.

h : guru dapat melakukan kesalahan sistematis jika dalam memberi skor, guru tersebut cenderung memberi skor yang murah a

ua kegiatan tersebut sebenarnya tidak terlalu salah karena dalam konsep asesmen tersebut sebenarnya tidak terlalu salah kare
imary purpose of assessment is to increase student”s learning and development rather than simply to grade or rank student pe
esmen antara lain : kuis, ulangan harian, tugas individu, tugas kelompok, ulangan akhir semester, laporan kerja dsb.

gram pendidikan mulai perencanaan suatu program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan penilaian (asesmen) serta p
masalah informasi dan kebijakan yaitu infoirmasi tentang pelaksanaan dan keberhasilan suatu program yang selanjutnya digu

wa tersebut merupakan hasil pengukuran. Jadi untuk melakuakn pengukluran guru perlu alat ukur. Alat ukur yang digunakan

ng akan mendapat hasil yang sama.


uai dengan nemanya, tes seleksi merupakan satu jenis tes yang dimaksudkan untiuk menyeleksi atau memilih calon peserta ya
aan yang akan dikerjakan, misalnya untuk penerimaan tenaga dosen, materi yang diajukan biasanya berupa tes bahasa inggris

embelajaran sesuai dengan kecepatannya. Inilah yang sebenarnya menjadi konsep belajar tuntas (mastery learning). Jika dibe
n konsep “mix ability”. Artinya dalam satu kelas akan terdiri dari siswa siswa dengan tingkat kemapuan dan kecerdasan yang
dahulu. Dari hasil tes enematan kan diketahui kelompok kelompok siswa sesuai dengan kemampuannya. Setelah program PP

at dari tujuannya, pre test bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai materi yang akan diajarkan. Denga

digunakan untuk mengetahui dan menemukan kesulitan pemahaman konsep  konse yang sulit diahami maka materi tes diagn
sulitan belajar siswa dapat disebabkan karena proses pembelajaran. Guru merupakan actor penting dalam pembelajaran. Seba

pembelajaran yang baru saja dilaksanakan telah dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rencana pe

telah ditetapkan. Tujuan pembelajaran setiap meta pelajaran akan mencakup pengembangan tiga kawasan (ranah) pada diri s

agar mereka dapat mengetahui sejauh mana prestasi atau tingkat kemampuannya dalam mata pelajaran tersebut

ktor penyebab dadanya siswa yang tidak mencapai tujuan pembelajaran.

diluar rumah. Jika kemudian anknya mengalami masalah seperti tidak naik kelas , tidak lulus, bahkan terlibat tauran. Maka t
etapkan standar penilaian yang akan menjadi dasar dan acuan bagi guru dan praktisi pendidikan dalam melakukan kegiatan pe
an kualitas pendidikan diperlukan perbaikan sistem penilaian yang diterapkan.

yang diberikan siswa dapat benar atau salah. Jika respons yang diberikan siswa benar, maka kita katakana siswa tersebut tela

s dari perilaku murid, yang hasil dari pengukuran selalu berbentuk jumlah). Penetapan angka ini merupakan suatu upaya untu
k yang kita ukur.

g memberi skor yang murah atau cenderung memberi skor yang mahal pada seluruh siswa. Tetapi jika dalam memberi skor k

narnya tidak terlalu salah karena dalam konsep asesmen dan evaluasi mengandung unsur pengambilan kesimpulan.
ply to grade or rank student performance” (morgan & o’reilly, 1999).
er, laporan kerja dsb.

an penilaian (asesmen) serta pelaksanaannya, engadaan dan peningkatan kemampuan guru, manajemen endidikan dan reform
program yang selanjutnya digunakan untuk menetukan kebjakan selanjutnya, kalau seorang guru mengevaluasi program pemb

kur. Alat ukur yang digunakan untuk memperoleh informasi hasil belajar dapat berupa tes atau non tes. Dari kumpulan data te
atau memilih calon peserta yang memenuhi syarat untuk mengikuti suatu program. Tes seleks biasanya diadakan jika jumlah
anya berupa tes bahasa inggris dan tes potensi akademik (TPA) kedua tes tersebut dianggap dapat menunjang keberhasilan tu

s (mastery learning). Jika diberikan kesempatan yang cukup pada dasarnya setiap individu siswa dapat mencapai semua tujua
emapuan dan kecerdasan yang beragam. Dalam satu kelas akan terdaat siswa yang pandai, sedang dan kurang pandai. Dengan
mpuannya. Setelah program PPSP dihapus ada tahun Sembilan puluhan, saat ini mulai muncul sekolah sekolah yang mempun

ri yang akan diajarkan. Dengan demikian apabila dilihat dari waktu pelaksanaan tenya maka pre test diambil? Sudah barang t

diahami maka materi tes diagnostik dikemabngkan dari konsep konsep yang sulit dipahami siswa. Dari hasil tes diagnostic g
ing dalam pembelajaran. Sebagai salah satu komponen penentu dalam proses pembelajaran, guru memegang kunci dalam me

h ditetapkan dalam rencana pembelajaran atau belum. Seperti apa yang disampaiakan oleh gronlubnd dan linn (1990) bahwa

ga kawasan (ranah) pada diri siswa yaitu pengembangan kawasan  kognitif afektif dan psikomotor walaupun penekanan peng

elajaran tersebut

bahkan terlibat tauran. Maka tumuan kesalahan biasanya adalah sekolah. Supaya masalah ini tidak terjadi sebaiknnya para or
dalam melakukan kegiatan penilaian. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka perlu kerjasama yang baik dari beberapa pihak
a katakana siswa tersebut telah mencapai tujuan embelajaran yang kita ukur melalui butir soal tersebut tetapi jika respons   ya

i merupakan suatu upaya untuk menggambarkan karakteristik suatu objek. Untuk dapat menghasilkan angka (yang merupaka

api jika dalam memberi skor kepada siswa, gru tidak melukannya secara konsisten maka akan terjadi bias dalam pengukuran

mbilan kesimpulan.
najemen endidikan dan reformasi pendidikan secara keseluruhan. Evalusi bertujuan meningkatkan kualitas, kinerja atauprodu
u mengevaluasi program pembelajaran yang telah ia lakuakan, maka ia harus mengevaluasi pelaksanan dan keberhasilan dari

non tes. Dari kumpulan data tersebut guru akan dapat menarik kesimpulan tentang perkembang belajar IPS siswa. Kegiatan in
biasanya diadakan jika jumlah peminat yang akan mengikuti suatu program melebihi dari ayng dibutuhkan. Tes seleksi dapa
pat menunjang keberhasilan tugas seorang dosen.

wa dapat mencapai semua tujuan pembelajaran yang telah diteptakan. Yang membedakan adalah kecepatan setiap individu sis
ng dan kurang pandai. Dengan sistem seperti ini waktu pencaaian seerti ini jelas akan merugikan siswa yang cerdas.
sekolah sekolah yang mempunyai kelas unggulan. Kelas unggulan ini ditempatki oleh siswa siswa yang berdasarkan tes penem

e test diambil? Sudah barang tentu materi untuk pre test diambil dari seluruh materi yang akan disampaikan dalam proses pem

wa. Dari hasil tes diagnostic guru akan dapat menemukan kesultan belajar yang dialami siswa. Selanjutnya guru harus beruap
ru memegang kunci dalam menetukan keberhasilan siswa. Jika guru pandai dalam memilih dan menerapkan metode pembela

nlubnd dan linn (1990) bahwa “the function of formative evaluation is to monitor learning progress during instruction”. Jika d

otor walaupun penekanan pengembangan kawasan yang berbeda. Sehingga manfaat tes sumatif adalah :

dak terjadi sebaiknnya para orang tua selalu berusaha mengontrol aktivitas anaknya saat berada didalam atau diluar rumah.
yang baik dari beberapa pihak terkait, seperti guru, siswa dan sekolah. Ketiga pihak tersebut memiliki peranan yang berbeda-b
tersebut tetapi jika respons   yang diberikan salah, berarti mereka belum dapat mencaai tujuan pembelajaran yang kita ukur. A

asilkan angka (yang merupakan hasil pengukuran) maka diperlukan alat ukur.

terjadi bias dalam pengukuran.


kan kualitas, kinerja atauproduktivitas suatu lembaga dalam melaksanakan programnya. Agar dapat meningkatkan kualitas, k
aksanan dan keberhasilan dari program pembelajaran dapat mendorong guru untuk mengejar lebih baik mendorong siswa unt

g belajar IPS siswa. Kegiatan inilah yang disebut dengan asesemen. Jadi untuk melakukan asesmen guru memerlukan alat uku
g dibutuhkan. Tes seleksi dapat dilaksanakan secara tertulis, wawancara dan keduanya. Proses untuk memlih orang yang teat m

h kecepatan setiap individu siswa dalam mencaai tujuan tersebut. Apabila konsep ini diterapkan maka setiap siswa akan diber
an siswa yang cerdas.
wa yang berdasarkan tes penempatan mempunyai keunggulan disbanding dengan siswa lain. Waktu penyelesaian program ba

disampaikan dalam proses pembelajaran. Butir soal dari pre test dikembangkan untuk mengukur semua tujuan embelajaran y

Selanjutnya guru harus beruapaya untuk mencari cara menghilangkan penyebab kesulitan belajar itu sehingga siswa data berh
n menerapkan metode pembelajaran yang tepat. Maka siswa akan mudah mencerna materi yang disampaikan oleh guru terseb

ress during instruction”. Jika dari hasil tes formatif ternyata terdapat sejumlah tujuan embelajaran yang belum dapat dikuasai

a didalam atau diluar rumah.


emiliki peranan yang berbeda-beda sesuai dengan proporsi masing-masing. Jika masing-masing pihak melaksanakan tugas da
pembelajaran yang kita ukur. Apabla ada seperangkat tugas atau pertanyaan yang diberikan kepada siswa tetapi tidak ada jaw
dapat meningkatkan kualitas, kinerja dan produktivitas maka kegiatan evaluasi selalu didahului dengan kegiatan pengukuran d
bih baik mendorong siswa untuk belajar lebih baik.

men guru memerlukan alat ukur, hasil pengukuran dan penyimpulan dari data-data hasil pengukuran. Jika setelah selesai pem
untuk memlih orang yang teat menduduki suatu jabatan biasanya dilakukan dengan wawancara. Sudah tentu instansi atau erus

n maka setiap siswa akan diberi kesempatan untuk belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatan masing masing. Siswa ya

Waktu penyelesaian program bagi siswa yang masuk pada kelas unggulan sama dengan siswa yang berada dikelas bukuan ung

ur semua tujuan embelajaran yang telah ditetapkan dalam rencana pembelajaran. Untuk mengetahui keberhasilan roses pembe

ar itu sehingga siswa data berhasil menyelesaikan semua program pembekajaran yang telah dirancang.
disampaikan oleh guru tersebut. Faktor diluar pembelajaran yang dapat menjadi penyebab kesulitan belajar siswa antara lain

an yang belum dapat dikuasai siswa. Guru harus mencari penyebabnya, apakah penyebab tersebut karena adanya masalah pa
pihak melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagaimana mestinya maka akan tercipta suatu suasana yang kondusif, d
ada siswa tetapi tidak ada jawaban yang benar atau salah maka itu buka tes, (zainul dan nasoetion, 1997)
dengan kegiatan pengukuran dan asesmen.

kuran. Jika setelah selesai pembelajaran guru ingin melihat kembali peran setiap komponen dalam program pembelajaran. Ber
Sudah tentu instansi atau erusahaan sudah menyiapkan criteria yang harus dipenuhi oleh calon. Dari hasil wawancara menda

atan masing masing. Siswa yang cerdas akan dapat menyelesaikan proses pembelajaran lebih ceat dari siswa yang kurang ce

ng berada dikelas bukuan unggulan, tetapi siswa dikelas unggulan diberi program program tambahan sehingga kemampuan s

ahui keberhasilan roses pembelajaran yang telah dilaksanakan maka pada akhirnya proses pembelajaran kita data melakukan

ulitan belajar siswa antara lain adanya hambatan fisik, psikologis dan sosial.

but karena adanya masalah pada diri siswa atau karena proses pembelajaran tidak berjalan sebagaimana mestinya.
suatu suasana yang kondusif, dinamis, dan terarah untuk perbaikan kualitas pembelajaran melalui perbaikan sistem penilaian.
am program pembelajaran. Berdasarkan data-data yang diperoleh dari setiap komponen kegiatan pembelajaran meka guru dap
. Dari hasil wawancara mendalam terhadap calon, pihak pimpina instansi atau manajemen perusahaan akan memilih calon ya

eat dari siswa yang kurang cerdas. Dengan sistem belajar seperti ini sebenarnya siswa akan data belajar secara maksimal dan

bahan sehingga kemampuan siswa dalam menguasai tujuan pembelajarannya menjadi lebih mantap. Disamping kelas unggul

belajaran kita data melakukan post test. Agar kita dapat mengetahui apakah pembelajaran yang dilakukan berhasil atau tidak

gaimana mestinya.
lui perbaikan sistem penilaian. Hingga Tujuan akhir dari suatu proses pembelajaran adalah sertiap siswa diharaplkan dapat m
n pembelajaran meka guru dapat menilai efektivitas program pembelajaran. Berdasarkan uraian tersebut anda dapat menentuk
sahaan akan memilih calon yang dianggap paling tepat dan menguntungkan instansi/perusahaan. Cara inilah yang sekarag di

a belajar secara maksimal dan terhi8ndar dari rasa bosan. Dalam sistem pembelajaran maka tes penempatan (placement test)

antap. Disamping kelas unggulan, saat ini muncul kelas akselerasi. Seperti halnya kelas unggulan, kelas ini diisi oleh siswa sis

dilakukan berhasil atau tidak maka tes yang digunakan pada saat pre test dan post test harus mengukur tujuan yang sama. Te
iap siswa diharaplkan dapat mencapai kompetensi atau tujuan pembelaaran yang telah ditetapkan. Kalau demikian maka seme
tersebut anda dapat menentukan kedudukan tes, pengukuran, asesemen, dan evaluasi.
n. Cara inilah yang sekarag dikena; dengan istilah fit and proper test.

penempatan (placement test) memegang peranan penting dalam membantu mengelompokkan siswa dengan sesuai kemampu

an, kelas ini diisi oleh siswa siswa yang berdasarkan tes penematan mempunyai restasi lebih dibandingkan dengan siswa lainn

engukur tujuan yang sama. Test yang digunakan pada saat pre test dan post test sebaikknya tidak tes yang sama tetapi tes yan
an. Kalau demikian maka semestinya setiap individu siswa diberi kesempatan yang sama untuk mencapai tujuan pembelajaran
siswa dengan sesuai kemampuannya. Gronlund dan lim (1990) dalam suryanto menyatakan bahwa “the goal of placement ev

bandingkan dengan siswa lainnya. Kalau ada kelas unggulan waktu penyelesaian studinya sama dengan siswa kwlas biasa, ma

ak tes yang sama tetapi tes yang mengukur tujuan embelajaran yang sama. Tes inilah yang disebut dengan tes parallel.
mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan kecepatannya. Inilah yang sebenarnya menjadi konsep belajar tuntas (mastery l
hwa “the goal of placement evaluation is to determine the position in instructional sequence and the mode of instruction that i

dengan siswa kwlas biasa, maka pada kelas penyelesaian studinya sama dengan siswa kelas biasa. Siswa kelas akselerasi da

but dengan tes parallel.


onsep belajar tuntas (mastery learning). Jika diberikan kesempatan yang cukup pada dasarnya setiap individu siswa dapat me
d the mode of instruction that is most beneficial each pupil.”

asa. Siswa kelas akselerasi dapat menyelesaikan studinya si SMP atau SMA hanya dalam waktu dua tahun.
etiap individu siswa dapat mencapai semua tujuan pembelajaran yang telah diteptakan. Yang membedakan adalah kecepatan
u dua tahun.
membedakan adalah kecepatan setiap individu siswa dalam mencaai tujuan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai