id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas modul matakuliah Kimia Fisika 1 materi
termokimia untuk melatih literasi kimia mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian
pengembangan yang menggunakan model ADDIE (analyze, design, development, implementation dan
evaluation), namun penelitian ini hanya sampai pada tahap development. Pembuatan modul ini
disesuaikan dengan pendekatan intertekstual berbasis multi representasi. Objek dalam penelitian ini
adalah modul berbasis multi representasi pada materi termokimia untuk melatih kemampuan literasi
mahassiwa. Pengumpulan data dilakukan dengan metode kuisioner menggunakan rating scale untuk
skala kelayakan. Skala kelayakan terdiri dari lima aspek, yaitu aspek self instruction, aspek self
contained, aspek stand alone, aspek adaptive, dan aspek user friendly. Data yang diperoleh dianalisis
menggunakan statistik deksriptif kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh hasil
skor rata-rata validitas isi sebesar 4.79 dengan kulaifikasi sangat baik. Berdasarkan hasil tersebut dapat
disimpulkan bahwa bahan ajar pada materi termokimia berbasis multi representasi memiliki
kualifikasi sangat baik dan bisa digunakan untuk pembelajaran dalam kelas.
Kata Kunci: literasi kimia, multi representasi, modul, termokimia.
__________________________________________________________________________________
Chemistry Education Practice, 4(2), 2021 - 180
Yuliana, Sholichah
dinilai adalah aspek self instruction, aspek self Hasil tersebut menunjukkan modul yang
contained, aspek stand alone, aspek adaptive, dikembangakan dapat digunakan untuk
dan aspek user friendly. Kelima aspek ini yang pembelajaran termokimia pada mata kuliah
dinilai dan dilihat kelayakannya oleh pada ahli. Kimia Fisika 1. Berdasarkan deskripsi hasil
Setelah mendapat validitas baik maka penelitian, pengembangan modul termokimia
modul tersebut dapat digunakan dalam proses berbasis multi representasi pada pembelajaran
pembelajaran di kelas. Pedoman klasifikasi dengan pendekatan intertekstual dilakukan
validitas modul dapat diamati pada Tabel 1. dengan model ADDIE. Tahap Implementation
dan Evaluation tidak dilakuan pada penelitian
Tabel 1. Pedoman Klasifikasi Validitas
ini sehingga penelitian ini berhenti hanya sampai
No. Rentang Skor Klasifikasi pada hasil kelayakan modul termokimia berbasis
1. X > 4,2 Sangat baik multi representasi yang dikembangkan.
2. 3,4 < X ≤ 4,2 Baik Pada tahap awal yaitu tahap Analyze,
3. 2,6 < X ≤ 3,4 Cukup peneliti melakukan analisis mendalam mengenai
4. 1,8 < X ≤ 2,6 Kurang
karakteristik mahasiswa dan juga karakterik
5. X ≤ 1,8 Sangat kurang
materi. Karakter mahasiswa akan menunjang
bentuk dari modul yang dikembangkan dengan
Data skor skala Likert yang telah upaya untuk memudahkan penggunaan bagi
diperoleh dari para ahli kemudian diolah dan mahasiswa. Sedangkan analisis materi
dianalisis untuk mendapatkan rentang skor mencakup analisis kedalaman dan keluasan
seperti pada Tabel 1. Setelah skor didapatkan materi secara multi representasi. Hal ini
maka dilakukan klasifiaksi mengenai kelayakan dilakukan dengan tujuan modul yang
modul termokimia berbasis multi representasi. dikemabngakan benar-menar mencakup tiga
Klasifikasi juga berdarkan pedoman klasifikasi level representasi sehingga bisa mencapai tujuan
validitas yang terdapat pada Tabel 1. pembelajaran secara menyeluruh dan sekaligus
HASIL DAN PEMBAHASAN melatih kemampuan literasi mahasiswa.
Multi representasi dalam materi kimia ini
Hasil dari penelitian ini adalah modul tampak pada ketiga konsep utama dalam
termokimia berbasis multi representasi untuk termokimia yaitu rekasi eksoterm, rekasi
melatik kemampuan literasi kimia mahassiwa. endoterm dan perubahan entalpi (Febriyanti et
Modul ini divalidasi oleh 3 orang dosen kimia al., 2019). Level representasi makroskopik
Universitas Billfath. Data hasil validasi muncul dalam bentuk fenomena yang terjadi
kemudian dianalisis untuk mengetahui validitas saat terjadi rekasi eksoterm dan endoterm.
modul yang dikembangkan. Analisis dilakukan Contohnya adalah konsep pembakaran gar C2H2
dengan menghitung skor yang sudah diperoleh , Ca(OH)2, serta pembentukan AL2O3. Pada
setelah pemberian nstrument validasi modul level representasi mikroskopik dijelaskan
termikimia kepada para ahli. Hasil validasi dari dengan penjelaskan deskriptif mengani rekasi
masing-masing ahli untuk kelima aspek yang eksoterm dan endoterm yang menunjukkan
divalidasi disajikan dalam tabel berikut. proses terjadinya rekasi dan diikuti dengan
Tabel 2. Hasil Validasi Isi dan Bahasa perubahan energi dan panas. Level yang ketiga
yaitu level simbolik nampak pada penulisan
Skor Rata-
reaksi kimia untuk masing-masing rekasi yang
No. Aspek Ahli Ahli Ahli Rata
1 2 3
terjadi.
Self Hasil analisis karakter mahasiswa
1. 4,68 4,8 4,6 4,69 menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki
Instruction
Self kemampuan awal yang tidak berbeda jauh.
2. 4,88 4,88 4,84 4,87 Kemampuan awal ini diperoleh dari hasil belajar
Contained
3. Stand Alone 4,78 4,93 4,77 4,83 materi Termokimia pada mata kuliah Kimia
4. Adaptive 4,73 4,69 4,65 4,69 Dasar 2. Hasil belajar mahasiswa pada mater
User termokimia di Kimia Dasar 2 masih
5. 4,85 4,90 4,85 4,87
Friendly menunjukkan pemahaman yang kurang karena
Rata-rata skor akhir 4,79 hasil belajarnya masih kurang baik. Nilai hasil
belajar ini diambil dari nilai ujian atau kuis yang
Hasil validasi tersebut menunjukkan skor dilakukan pada setiap konsep dalam kimia Dasar
rata-rata 4,79 dengan klasifikasi sangat baik. 2. Kemampuan awal yang hamper sama inilah
yang mendasari bahwa mahasiswa pada mata pembelajaran, kerunutan materi, gambar
kuliah Kimia Fisika 1 konsep Termokimia harus /ilustrasi yang digunakan, kaitan materi dengan
diajarkan dengan pembelajarana yang tugas serta bahasa yang digunakan dalam
menggunakan multi representasi untuk penulisan modul. Aspek ini wajib dinilai untuk
mencapau tujuan pembelajaran yaitu penguasaan mengembangkan modul yang sesuai dengan
konsep yang menyeluruh dan bermakna. Hasil karakter materi serta tujuan dari pembelajaran
dari kedua analisis karakter materi dan karakter yang ingin dicapai. Hasil analisis skor penilaian
mahasiswa inilah yang menjadi dasar untuk yang dilakukan oleh para ahli menunjukkan
ketahap selanjutnya yaitu tahap design. raya-rata skor 4,69 untuk aspek self instruction.
Pada tahap design, peneliti Menyusun Hal ini menunjukkna bahwa klasifikasi modul
modul berdasarkan hasil analisis kebuituhan pada aspek ini sangat baik.
yang telah dilakukan. Modul dikembangkan Aspek self contained meliputi kesesuaian
dengan mempertimbangkan kemampuan awal materi dengan kurikulum, RPS serta kontrak
mahasiswa dan juga isi dari materi termokimia. kuliah yang dikembangkan. Isi dari modul tidak
Modul yang disusun harus mengandung konsep boleh keluar dari RPS. Aspek ini terfokus pada
dengan menampilkan multi representasi pada isi dari modul yang dikembangkan apakah sudah
setiap konsep yang ada. Penyajian materi sesuai dengan rencana pembelajaran yang ingin
berdasar multi representasi ini sesuai dengan dilakukan. Selanjutnya aspek stand alone ini
karakter pada materi dan juga sesuai denga terfokus pada bisa tidaknya modul ini dipelajari
tujuan yang ingin dicapai. Penyampaian materi secara mandiri tanpa bantuan modul atau media
menggunakan multi representasi akan mampu lain. Kemandirian dalam penggunaan modul
melatih kemampuan literasi kimia siswa termokimia ini menunjukkan kedalaman,
dikarenakan penyampaian secara multi keluasan serta kelengkapan konsep yang
representasi akan menampilkan beberapa level disajikan pada materi termokimia. Jika modul
representasi untuk membangun pengetahuan sudah lengkap maka penggunaan media
yang menyeluruh. Pada tahap ini juga dilakukan pembelajaran lain hanya sebagai media
diskusi sesama rekan sejawat dosen kimia dan pelengkap untuk mempermudah penyampaian.
ahli. Proses validasi ini berada pada tahap Hasil analisis uji validitas aspek ini menunjukan
development. Selanjutnya, hasil penyusunaan skor 4,87 dengan klasifikasi sangat baik.
modul akan dilakukan proses validasi. Pada aspek adaptive, penilaian terfokus
Pada tahap pengembangan (development), pada kebaharuan materi dalam modul yang
peneliti melakukan proses pengembangan dikembangkan. Contoh kasus maupun cakupan
disesuaikan dengan hasil analisis dan materi tidak boleh tertinggal dengan
penyusunan pada tahap sebelumnya yaitu tahap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
analyze dan tahap design. Pengembangan modul Aspek ini focus untuk melihat mengenai sis dari
ini juga melalui berbagai tahap perbaikan. materi apakah sudah sesuai dengan
Beberapa kali perbaikan ini bertujuan untuk perkembangan teknologi saat ini pada materi
memeperoleh modul yang benar-benar layak termokimia. Materi dan contoh yang disajikan
secara isi dan juga secara penggunaan. Setelah terkait fenomena-fenomena yang ada pada
perbaikan dirasa cukup maka modul segera termokimia harus sesuai dengan perkembangan
dilakukan proses validasi kepada para ahli. konsep yang terbaru sehingga ilmu dan materi
Tahap validasi ini merupakan langkah akhir yang didapatkan oleh mahasiswa merupakan
pada tahap pengembangan. Pada tahap pengetahuan yang mengkuti perkembangan.
pengembangan ini peneliti melakukan uji Hasil uji validitas aspek adaptive menunjukan
validitas yang mencakup validitas isi dan hasil rata-rata 4,83. Rata-rata skor ini masuk
bahasa. Validitas isi dan bahasa terbagi kedalam dalam kategori klasifikasi sangat baik.
lima aspek utama yaitu aspek self instruction, Aspek yang terakhir yaitu aspek user
aspek self contained, aspek stand alone, aspek friendly adalah penilaian terkait masa dan
adaptive, dan aspek user friendly. Kelima aspek tempat penggunaan modul yang dikembangkan.
ini yang dinilai dan dilihat kelayakannya oleh Aspek ini menilai apakah penggunaan modul
pada ahli. termolimia berbasis multi representasi terbatas
Aspek self instruction merupakan aspek pada waktu dan tempat tertentu ataukah bisa
terkait proses pecapaian tujuan pembelajaran digunakan tanpa batasan waktu dan tempat.
dalam materi termokimia. Pada aspek ini Aspek ini mencakup apakah mahassiwa secara
mencakup kesesuaian isi modul dengan tujuan mandiri bisa menggunakan modul ini sendiri