Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

BAKTERIOLOGI DAN MIKOLOGI


STUDI KASUS ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KUMAN

Disusun Oleh:

Nama :
NIM :
Kelas :

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITGAS UDAYANA
JIMBARAN
2023
I.PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada kesempatan kali ini terdapat studi kasus yang dimana seorang peternak membawa sampel mencret putih
dari babi, dalam hal ini peternak ingin mengetahui penyebab infeksi bakteri. Dengan adanya sampel tersebut perlu
adanya isolasi dan identifikasi dari bakteri tersebut. Melakukan isolasi dan identifikasi bakteri ini menggunakan media
biakan umum dan diferensial atau khusus untuk mendapatkan hasil yang baik dan benar.
Isolasi bakteri merupakan proses yang dapat dilakukan untuk mendapatkan berbagai jenis
mikroorganisme dari habitat aslinya. Secara alami, mikroorganisme sangat banyak terdapat pada alam
seperti tanah, air, udara, permukaan kayu, daun, dan masih banyak tempat menjadi rumah bagi
mikroorganisme. Oleh sebab itu, dengan mengambil sebagian kecil habitat alami mikroorganisme tersebut
dapat diperoleh berbagai jenis mikroorganisme melalui proses isolasi.
Bakteri hasil isolasi perlu diidentifikasi untuk mengetahui jenis sera strainnya sehingga karakteristik
dari mikroorganisme tersebut dapat diketahui guna pemanfaatan kemampuannya. Identifikasi bakteri dapat
dilakukan dengan melakukan pengamatan secara makroskopis pada biakan yang tumbuh di media isolasi.
Secara konvensional media in digunakan untuk identifikasi sifat-sifat biokimiawi yang khas dari
mikroorganisme tertentu. Pada percobaan kali ini kita akan menggunakan media yaitu NA,EMBA Triple
sugar iron agar (TSIA), Sulfide Indole Motility (SIM), Media Methyl red-Voges Proskauer (MRVP),
Simmon Citrat Agar (SCA), dan media gula-gula.

II.MATERI DAN METODE


A. Alat dan Bahan
1. Ose 8. Media EMBA dan NA
2. Needle 9. Media SIM
3. Rak tabung 10. Media SCA
4. Pinset 11. Media MRVP
5. Bunsen 12. Media TSIA
6. Tabung reaksi 13. Media Uji Gula-gula (glukosa)
7. Aquades 14. Media bakteri yang tersedia

B. Prosedur Kerja
1)Isolasi Bakteri
a) Menyalakan Api Bunsen
b) Mengambil spesimen isolat bakteri yang sudah tersedia, media NA,dan media EMBA letakan
berdekatan dengan api Bunsen (pengerjaan isolasi bakteri lebih baik dilakukan dekat dengan api
Bunsen untuk mencegah kontaminasi dari bakteri luar).
c) Mensterilkan jarum ose dengan cara memanaskannya di api Bunsen.
d) Mendinginkan terlebih dahulu jarum ose yang telah dipanaskan (jangan menggunakan jarum ose yang
masih panas untuk mengambil sampel karena dapat menyebabkan bakteri yang ingin diambil mati).
e) Melakukan pengambilan isolat bakteri yang sudah tersedia (diambil sedikit saja).
f) Mengoleskan isolat bakteri tersebut ke dalam media NA (nutrient agar) dengan menggunakan metode
gores (streak plate), jarum ose digesekan dengan gerakan ke kanan dan kiri sampai meliputi seluruh
permukaan agar.
g) Memulai kembali langkah-langkah diatas untuk melakukan penanaman sampel fese pada media
EMBA.
h) Menginkubasikan sampel yang telah ditanam di dalam media NA dan media EMBA ke dalam
inkubator selama 24 jam dengan suhu 37°C.

2) Identifikasi bakteri
a) Menyalakan api Bunsen
b) Mengambil Media NA dan EMBA yang telah terbentuk koloni bakteri, needle, media TSIA, media
SIM, media MRVP, media simmon citrate, dan media uji gula-gula, letakan berdekatan dengan api
Bunsen.
c) Melakukan identifikasi secara morfologi pada media NA dan EMBA yang telah terbentuk koloni
bakteri dengan mengamati bentuk koloni, tepian koloni, warna koloni, dan elevasi koloni.
d) Mensterilkan needle dengan memanaskannya di api Bunsen, kemudian didinginkan.
e) Mengambil sedikit koloni bakteri yang ada di dalam media isolasi dengan menggunakan needle yang
sudah disterilkan.
f) Menanam koloni bakteri tersebut ke dalam media uji yang telah disediakan. Untuk media uji TSIA,
dan media Uji simmon citrate dilakukan penanaman dengan cara mengambil koloni bakteri dengan
needle steril kemudian menusukkannya pada bagian tegak medium, lalu usapkan pada bagian miring
medium. Untuk media uji SIM dilakukan penanaman dengan mengambil koloni bakteri menggunakan
needle steril, lalu menusukkannya pada bagian tegak media. Untuk media uji MRVP dan media uji
gula-gula dilakukan penanaman dengan cara mengambil koloni bakteri dengan needle steril kemudian
mencelupkannya pada media uji.
g) Menginkubasikan media-media uji yang telah ditanami ke dalam inkubator selama 24 jam dengan
suhu 37°C.

III. HASIL
Setelah dilakukan penamaan dan inkubasi, maka didapatkan hasil yang dapat diamati, maka didapatkan hasil
yang dapat diamati pada media-media isolasi dan identifikasi bakteri, sebagai berikut
Media Awal Isolasi Hasil Media Isolasi Keterangan

Pada media NA teramati bentuk


bakteri yang cenderung
irregular, dan relevansinya
datar.

Gambar: NA (Nutrient Agar) Gambar: Hasil inkubasi

Pada media EMBA teramati


bakteri berbentuk circular,
dengan tepian yang halus
beraturan, elevasinya datar, dan
terdapat pigmen berwarna hijau
metalik.

Gambar: EMBA Gambar: Hasil inkubasi

Pada media TSIA teramati


perubahan warna dari warna
merah (warna media sebelum
penanaman bakteri) menjadi
warna kuning keseluruhan.

Gambar: TSIA Gambar: Hasil Inkubasi

Media SIM setelah diinkubasi,


kemudian akan ditetesi dengan
reagen kovacs. Setelah
penetesan, terjadi perubahan
warna menjadi hitam. Hal ini
dikarenakan media
memproduksi hidrogen sulfida
(H2S).Namun pada hasil
Gambar: SIM Gambar: Hasil inkubasi praktikum gagal karena adanya
kontaminasi.

Pada media uji MR, setelah


diinkubasi maka akan dilakukan
penetesan reagen methylene red
untuk pengujian MR. Teramati
perubahan warna dari warna
kuning menjadi warna merah.

Gambar: MR Gambar: Hasil Inkubasi

Pada Uji simmon citrate agar


menggunakan bakteri E.Coli
tidak terjadi perubahan warna,
sehingga tetap berwarna hijau.

Gambar: Simmon citrat agar Gambar: Hasil Inkubasi

Pada media Uji Gula-Gula


(glukosa), terjadi perubahan
warna menjadi warna bening
kekuningan dan teramati juga
terbentuknya gas di dalam
tabung (jika menggunakan
tabung Durham).
Gambar: Gula-gula Gambar: Hasil Inkubasi

IV. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan dari praktikum isolasi yang telah dilakukan pada media Nutrien Agar (NA)
dan media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA) menggunakan metode gores atau streak plate. Sementara pada media
TSIA, SCA, dan SIM isolasi yang dilakukan menggunakan metode menusuk menggunakan ose sampai dasar tabung,
lalu ose diangkat dan digores secara zig zag pada permukaanya. Terakhir pada media Gula-Gula dan MRVP
menggunakan metode ose steril yang dimasukkan pada media dengan cara seperti diaduk, lalu media diinkubasikan
selama 24 jam, lalu amati perubahannya.
Selanjutnya yang perlu dilakukan setelah isolasi pada bakteri adalah melakukan identifikasi pada bakteri. Pada
praktikum ini menggunakan metode pengamatan secara morfologi koloni bakteri yang tumbuh pada media. Pada
media Nutrien Agar (NA), bakteri menunjukkan ciri berbentuk bulat, berwarna putih dan cream, tepian halus, dan
elevasinya cembung. Hal ini menandakan bahwa bakteri merupakan bakteri dari famili enterobactericeae. Sementara
pada media EMBA, bakteri menunjukkan ciri berbentuk bulat dan tidak beraturan, berwarna hijau metalik, tepian
halus, elevasinya cembung, dan cenderung bersatu. Ini merupakan ciri dari bakteri Escherechia Coli.
Pada percobaan melalui uji biokimia, yaitu TSIA, SCA, MRVP, SIM dan Gula-Gula. Pada media Triple Sugar
Iron Agar (TSIA) terjadi perubahan warna media pada bagian tegak atau miring. Dapat diamati ada atau tidaknya
gelembung gas pada media, jika ada produksi gas H2S akan ada perubahan warna hitam pada media. Pada Uji
Simmon Citrate Agar (SCA)terjadi perubahan warna pada media dari hijau menjadi biru yang merupakan hasil positif.
Hasil negatif tidak mengalami perubahan warna. Pada media MRVP teramati perubahan warna kuning menjadi merah.
Media SIM teramati pengaburan pada area tusukan dan cincin berwarna merah yang menandai adanya motilitas dan
produksi indol.Terakhir, pada uji Gula-Gula terjadi perubahan warna dari bening kebiruan menjadi warna bening
kekuningan yang merupakan hasil positif. Hasil negatif tidak mengalami perubahan warna.
V. KESIMPULAN
Jadi dalam percobaan isolasi bakteri bakteri pada media Nutrien Agar (NA) dan media Eosin Methylene Blue
Agar (EMBA) menggunakan metode gores atau steak plate. pada Media TSIA, SCA, dan SIM menggunkan metode
gores secara zig zag pada permukaannya. Media Gula-Gula dan MRVP menggunakan metode mengaduk. Pada
identifikasi bakteri dilakukan secara makrokopis Pada media Nutrien Agar (NA), bakteri menunjukkan ciri berbentuk
bulat, berwarna putih dan cream, tepian halus, dan elevasinya cembung. Hal ini menandakan bahwa bakteri
merupakan bakteri dari famili enterobactericeae. Sementara pada media EMBA, bakteri menunjukkan ciri berbentuk
bulat dan tidak beraturan, berwarna pink, tepian halus, elevasinya cembung, dan bersatu.
Pada 3 uji biokimia, yaitu Triple Sugar Iron Agar (TSIA) menghasilkan perubahan warna pada media bagian
tegak miring yang berubah menjadi warna kuning yang merupakan hasil positif. Pada Uji Simmon Citrate Agar
(SCA)terjadi perubahan warna pada media dari hijau menjadi biru yang merupakan hasil positif. Hasil negatif tidak
mengalami perubahan warna. Pada media MRVP teramati perubahan warna kuning menjadi merah. Media SIM
teramati pengaburan pada area tusukan dan cincin berwarna merah yang menandai adanya motilitas dan produksi
indol.Terakhir, pada uji Gula-Gula terjadi perubahan warna dari ungu menjadi warna kuning yang merupakan hasil
positif. Hasil negatif tidak mengalami perubahan warna.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai