Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KESEHATAN MASYARAKAT

“Penyakit Menular Scabies”

DOSEN PENGAMPU : Isa Insanuddin, S.Si.T., M.Kes

DISUSUN OLEH :

NADHINE RAMADHANTIE TITAMI

P17325122433

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TERAPI GIGI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANDUNG


2023

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Warga kelurahan Alalak Utara, Kecamatan Banjarmasin Utara,

Kota Banjarmasin banyak menderita penyakit kulit scabies. Hal ini

terungkap dalam kunjungan Komisi IV DPRD Kota Banjarmasin dan

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjarmasin. Ada 36 siswa di SDN

Alalak Utara 3 dilaporkan menderita skabies. Tak hanya menyerang anak-

anak sekolah, orang dewasa juga turut terkena dampaknya.

Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok dari setiap individu.

Faktor penunjang kesehatan utama adalah diri sendiri yang berkeinginan

untuk membiasakan hidup sehat. Lingkungan pun menjadi faktor

pendukung yang menuntut seseorang untuk hidup sehat. Lingkungan yang

tidak terawat tentu akan meningkatkan mudahnya terjangkitnya penyakit

di sekitarnya.

Beragam penyakit menjangkit individu dengan ragam penyebabnya, mulai

dari yang berat hingga yang biasa atau bahkan dianggap ringan. Namun,

setiap penyakit tetap saja dapat merenggut nyawa individu. Cukup banyak

penyakit yang dianggap biasa saja atau sepele oleh individu. Salah satu

penyakit sering dianggap ringan ialah Skabies. Menurut para dokter kulit,

penyakit ini tidak bisa sembuh dengan sendirinya. Diperlukan


pemeriksaan dan pemberian obat secara rutin agar penyakit dapat sembuh

dan tidak menjangkit bagian kulit yang lain. Masyarakat umum masih

banyak yang belum mengetahui mengenai skabies dan upaya

pencegahannya.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu

“Bagaimana pencegahan terjadinya scabies di kelurahan Alalak Utara,

kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan

Selatan ?”

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan solusi,

petunjuk serta informasi kepada pembaca mengenai penyakit scabies dan

diharapkan bisa meyebarkan informasi

D. Ruang lingkup

Dalam makalah ini mencoba membahas mengenai pembahasan secara

detail penyakit scabies dan bagaimana pemerintah setempat dan

masyarakat di kelurahan Alalak Utara, Banjarmasin dalam menangani

penyakit scabies.
BAB II

Landasan Teori

A. Pengertian Scabies

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh

infestasi S.scabiei varietas hominis. Parasit tersebut termasuk kelas

arachnida, subkelas acarina, ordo astigmata, dan famili sarcoptidae. Selain

varietas hominis, S.scabiei memiliki varietas binatang namun varietas itu

hanya menimbulkan dermatitis sementara, tidak menular, dan tidak dapat

melanjutkan siklus hidupnya di manusia.. Penyakit scabies merupakan

masalah kesehatan masyarakat terutama di wilayah beriklim tropis dan

subtropis. Jumlah penderita skabies di dunia lebih dari 300 juta setiap

tahun dengan angka yang bervariasi di setiap negara.

Di Indonesia, skabies merupakan salah satu penyakit kulit tersering di

puskesmas. Prevalensi skabies di puskesmas seluruh Indonesia pada tahun

2008 adalah 5,6-12,9% dan merupakan penyakit kulit terbanyak ketiga.

Gatal merupakan gejala klinis utama pada skabies. Rasa gatal pada masa

awal infestasi tungau biasanya terjadi pada malam hari (pruritus nokturna),

cuaca panas, atau ketika berkeringat. Gatal terasa di sekitar lesi, namun

pada skabies kronik gatal dapat dirasakan hingga ke seluruh tubuh. Gatal
disebabkan oleh sensitisasi kulit terhadap ekskret dan sekret tungau yang

dikeluarkan pada waktu membuat terowongan. Masa inkubasi dari

infestasi tungau hingga muncul gejala gatal sekitar 14 hari.

S.scabiei biasanya memilih lokasi epidermis yang tipis untuk menggali

terowongan misalnya di sela-sela jari tangan, pergelangan tangan, penis,

areola mammae, peri-umbilikalis, lipat payudara, pinggang, bokong bagian

bawah intergluteal, paha serta lipatan aksila anterior dan posterior. Skabies

menimbulkan rasa gatal hebat sehingga penderita sering menggaruk dan

timbul luka lecet yang diikuti dengan infeksi sekunder oleh bakteri Group

A Streptococci (GAS) serta S.aureus.

Tingkat keparahan skabies bergantung jumlah tungau dan

penatalaksanaannya. Jika diagnosis dan pengobatan tertunda, maka jumlah

tungau meningkat dan gejala menjadi lebih berat. Berat ringannya

kerusakan kulit tergantung pada derajat sensitisasi, lama infeksi,

kebersihan individu, dan riwayat pengobatan sebelumnya. Pada stadium

kronik, skabies mengakibatkan penebalan kulit (likenifikasi) dan berwarna

lebih gelap (hiperpigmentasi).

B. Penularan Scabies di kelurahan Alalak Utara, Banjarmasin

Awal mula penularan scabies di SDN Alalak utara 3,

dimana tempat anak anak berkumpul dan kontak langsung, kemudian

siswa membawa tungau scabies ke rumah. Skabies dapat ditularkan

melalui perpindahan telur, larva, nimfa, atau tungau dewasa dari kulit
penderita ke kulit orang lain namun dari semua bentuk infektif tersebut

tungau dewasalah yang paling sering menyebabkan penularan. Sekitar

90% penularan skabies dilakukan oleh tungau dewasa betina terutama

yang gravid. Tungau tidak dapat melompat atau terbang melainkan

berpindah dengan merayap. Kemampuan tungau untuk menginfestasi akan

menurun seiring dengan lamanya tungau berada di luar tubuh hospes.

Skabies dapat ditularkan secara langsung atau tidak langsung namun cara

penularan skabies yang paling sering adalah melalui kontak langsung antar

individu saat tungau sedang berjalan di permukaan kulit. Kontak langsung

adalah kontak kulit ke kulit yang cukup lama misalnya pada saat tidur

bersama. Kontak langsung jangka pendek misalnya berjabat tangan dan

berpelukan singkat tidak menularkan tungau. Skabies lebih mudah

menular secara kontak langsung dari orang ke orang yang tinggal di

lingkungan padat dan berdekatan seperti di panti jompo, panti asuhan,

pesantren dan institusi lain dimana penghuninya tinggal dalam jangka

waktu lama.

C. Tindakan dalam memutus penyebaran scabies di keluarahan Alalak

Utara, Banjarmasin

Untuk mengupayakan penanganan terhadap kaus scabies,

DPRD Kota Banjarmasin melakukan peninjauan langsung ke SDN Alalak

Utara 3, selain itu Dinas kesehatan bersama Camat, Lurah Bhabinkmtibnas

dan lintas sektor terkait mengadakan kegiatan sosialisasi gerakan jemur

tilam dan membuka pelayanan untuk warga sekitar.


Masyrarakat di himbau untuk lebih mendisiplinkan

menerapkam pola hidup sehat dan bersih, higienitas jadi salah satu faktor

penting sehingga masyarakat perlu menghindari pemakaian barang- barang

bersama. Jenis obat yang diresepkan beupa krim, lotion atau obat minum

bila mengalami gangguan sistem daya tahan tubuh atau scabies yang

berkusta. Walaupun pengobatan dapat membunuh tungau, rasa gatal dapat

menetap hingga beberapa minggu.

BAB III

Uraian Masalah

A. Masalah Kesehatan

Ada 36 siswa di SDN Alalak Utara 3 dilaporkan menderita

skabies. Tak hanya menyerang anak-anak sekolah, orang dewasa juga turut

terkena dampaknya. Warga kelurahan Alalak Utara, Kecamatan

Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin banyak menderita penyakit kulit

scabies. Penularan di sebabkan masyarakat yang tidak menerapkan

perilaku hidupsehat seperti cuci tangan dan menjga lingkungan seitar.

B. Data Umum

Kelurahan alalak utara adalah salah satu daerah yang berada

di Desa Alalak, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kalimantan Selatan,

daerah Wilayah ini dikelilingin awang dan Sungai Kuin yang menjadi

batas-batas wilayah Banjarmasin Utara. Warga sekitar banyak yang

memanfaatkan sungai sebagai pasar apung, sehingga banyak arga


bermatapencaharian sebagai pedagang, petani dan juga indusrti. Data

jumlah penduduk di kelurahan Alalak Utara dengan 10.726 jiwa berjenis

kelamin laki-laki, 10.885 jiwa perempuan dan jumlah penduduk 21.611

jiwa.

C. Data Khusus

Di keluraha Alalak utara terdapat beberapa fasilitas

pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit Umum Daerah, Poskesdes,

Praktik dokter mandiri, Praktik Bidan dan posyandu..

D. Penyebab Masalah

Keberadaan skabies dipengaruhi oleh berbagai hal yaitu

usia, jenis kelamin, tingkat kebersihan, penggunaan alat-alat pribadi

bersama- sama, kepadatan penghuni, tingkat pendidikan dan pengetahuan

tentang skabies, budaya setempat, serta sosio-ekonomi. Faktor utama

terjadinya scabies di kelurahan Alalak Utara karena tingkat kebersihahan

yang rendah dan pembiasaan hidup sehat yang belum dilaksanakan.

BAB IV

Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai