Anda di halaman 1dari 3

Lembayu di Panggung Asa

Oleh: Indriani
Semua mata tertuju padaku. Bukan. Aku bukan ratu sejagad yang baru saja
dinobatkan. Bukan pula ratu semesta yang memiliki keelokan rupa yang rupawan.
Aku hanya wanita biasa yang kebetulan memiliki sebuah nama menawan. Tapi,
bukan karena eloknya namaku aku diteriaki. Katanya aku sebagai wanita inspiratif di
tahun ini. Sedikit lucu. Tapi aku percaya. Mereka juga.
Penonton bersorak setelah pemandu acara memanggil nama panjangku
dengan artikulasi mumpuni. Gemetar raga ini. Aku bangkit dari singgasana VIP.
Berpamit mesra dengan orang di sampingku. Dia sambut senyum dan pamitku
dengan kebanggaan.
Sepanjang perjalananku menuju panggung, ribuan senyum tulus menyapaku
dari arah kebaikan, tak luput pula senyum kemunafikan menyapa dari sudut
keburukan. Aku tak pedulikan itu. Aku terus berjalan tanpa arogan. Lampu menyoroti
wajahku. Tepuk tangan terus menyertai. Hingga namaku muncul di latarbelakang
panggung. Lembayu Riani.
###
Tujuh tahun lalu, tepat setelah kelulusanku sebagai sarjana pendidikan
sekolah dasar. Aku dilamar seorang pemuda kaya raya. Pengusaha muda dan
berwibawa. Ia selalu aku kagumi ketika dia menjadi seniorku di kampus. Berharap
kelak menjadi suamiku.
Tuhan mendengar doaku. Dia memilih aku yang tak rupawan, yang tidak jago
berdandan. Hanya punya nama unik dan pandai bercerita berjam-jam di depan
anak-anak yang butuh perhatian. Ia melamarku setelah yakin dengan keputusannya.
Begitu sebaliknya aku. Menerima ia menjadi pendamping hidupku.
"Mas, apa sih yang membuat mas jatuh hati kepadaku?"
"Karena kau pandai bercerita di depan anak-anak"
"Hmmm, gak ada hubungannya kalee"
"Ada, Tunggu saja lima atau sepuluh tahun lagi"
Perjalanan pernikahan kami pun tak ada perdebatan besar yang terjadi.
Semua aman saja. Tak ada gangguan dari ipar, mertua bahkan tetangga
sebagaimana keluarga kecil lainnya. Suamiku beraktifitas menjalankan bisnisnya.
Aku setiap hari sibuk sebagaimana layaknya seorang ibu rumah tangga.
Menyiapkan keperluan anak dan suami. Memberesi rumah yang tak pernah
habisnya. Hingga menyempatkan untuk mengajari dan berdongeng pada anakku
berdasarkan pengalaman ketika aku menjadi relawan waktu di kampus.
Rutinitasku mulai bertambah seiring berjalannnya waktu. Perkembangan
jaman yang semakin modern. Semua serba instan. Penyampaian informasi yang
begitu cepat. Kemudahan akses apapun dan dimanapun bisa dilakukan. Menjadi
tantangan tersendiri bagiku yang memiliki jiwa ekstrovert ini dan ingin selalu berbagi
manfaat ke orang lain. Aku manfaatkan sosial media bukan hanya sebagai ajang
keeksisan diri. Namun, sebagai media untuk mencapai sebuah ketulusan diri dalam
mengabdi.
@Lembayu_parents. Sebuah nama akun instagramku. Berfollowers lebih dari
ratusan. Kuekspresikan semua kebaikan di media tersebut. Aku berbagi ilmu
parenting, berbagi kisah fabel, kisah anak yang baik, kisah petualangan hingga
beberapa konten tentang pemahaman mendidik anak dengan cerdas.
Semua kegiatan yang aku lakukan menjadikan manajemen waktuku semakin
baik. Mengeluh sebentar. Bangkit kembali. Mengingat lagi asaku. Ingin menjadi
insan yang bermanfaat bagi orang lain. Berdedikasi dengan caraku. Kusimpul
senyum tulusku untuk menambah semangatku kembali.
###
Saat lebaran tiba. Aku dan suami selalu pulang kampung. Bagi kami,
keluarga tetaplah yang utama. Kehidupan di kota sangat memuakkan jika tak
diselingi melihat keindahan permainya desa dengan udara yang sejuk dan bersih.
Memandangi kesah dan penat para tetangga yang ramah. Mendengar cicitan
jangkrik dan burung nuri di pagi hari.
Sebenarnya, pertemuan keluarga besar seperti ini hal yang kurang aku
senangi. Bagaimana tidak. Saat itulah ajang perbandingan generasi satu dan
lainnya. Ajang pamer pendidikan, profesi, status, kepunyaan anak, hingga profesi
pasangan. Aneh dan lucu. Tapi, Aku juga manusia yang tinggal dan hidup bersama
mereka. Selalu siap menerima lontaran apa saja yang menurut mereka sebuah
motivasi, padahal bagiku hanya sebuah sampah ilusi.
"Kok masih belum dapat kerja sih yukk, sayang lo sarjanamu itu"
"Hehe, iya tante, lagi fokus ngurus keluarga sama mulai nyoba buat konten
parenting di sosial media tante"
"Hmmm, kalau gitu, ngapain dulu kamu kuliah tinggi-tinggi yukk, toh jadinya tetap di
dapur, kasur dan sumur kan, hehe, lihat tu anak tante, Alhamdulillah, setelah lulus
kemarin langsung dapat kerjaan di perusahaan terkenal, kabarnya dia juga lagi
deket sama anak DPR kok gak salah, doain ya semoga mereka jodoh, hehe"
"Iya tante, InsyaAllah kita doain sama-sama, semoga niat baiknya dipermudah,
Aamiinn"
"Aamiinn. oh iya, jangan tersinggung ya yukk, tante cakap gini, karena tante sayang
kamu kok, sebagai motivasilah"
"Iya tante, gak masalah kok, hehe"
Ocehan tanteku bukanlah satu-satunya yang aku hadapi. Sering kali aku
terima ocehan yang serupa dari keluarga lain. Tentu saja aku sedih. Tapi aku tetap
berprasangka baik. Semuanya kujadikan sampah yang akan ku daur ulang menjadi
harapan yang nyata.
###
Aku putar sedikit penyangga mikrofon di hadapanku, kemudian menurunkan
beberapa centimeter, hingga mikrofon pas di depan mulutku. Kupandangi kembali
ribuan penonton yang menatap melalui cahaya lampu berbentuk lingkaran di
sekelilingku. Aku berikan senyum semangat kepada mereka. Mulai berorasi.
"Terimakasih atas penganugerahan yang telah diberikan kepada saya.
Penganugerahan ini sebenarnya bukanlah untuk saya saja. Namun, untuk semua
perempuan yang ada di dunia ini. Karena, tiap kita adalah unik dan bermanfaat bagi
orang lain dengan versi terbaik kita masing-masing. Jangan malu kalau kamu
seorang wanita yang tidak bisa mengecam pendidikan tinggi, karena kamu bisa
bekerja keras untuk meraih masa depan. Begitu juga buat kamu wanita yang
berkesempatan menempuh pendidikan tinggi tapi tetap memilih menjadi ibu rumah
tangga, karena kamu adalah sekolah pertama bagi anak-anakmu kelak. Tak ada
yang tak berguna, selama kita memandang sebuah peluang dengan kebaikan.
Teruslah berkarya. Jadilah wanita inspiratif. Bekerja dengan keras, dengan cerdas
dan bekerja ikhlas. Saya Lembayu Riani. Terimakasih."

Nama : INDRIANI
No hp : 082364998334
Kompi A Yonzipur I/DD

Anda mungkin juga menyukai