Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Komunikasi, Volume VI Nomor 2, September 2015

KREDIBILITAS TEKS HOAX DI MEDIA SIBER


A. Yudo Triartanto
Program Studi Penyiaran , Akademi Komunikasi BSI Jakarta
Jl. Kayu Jati 5 No.2 Pemuda, Jakarta Timur
yudo.ayt@bsi.ac.id

Abstract
Text hoax containing more massive lies and hatred manifested in the form of news, data, images, and
photos. Hoax inherent in the cyber media becomes a necessity, when narrated in social media. Users of social media
becomes difficult to select and sort, where the news is factual where news is a lie. All became faint. Society has
finally been accustomed to receiving everything hoax. Even the news that contains hatred. The government, through
the police, and then perform preventive efforts against hoax, so as not to spread hoax then become a culture and
ideology increasingly steady.

I. PENDAHULUAN Gubernur (Pilgub), misalnya. Berita, foto, gambar


Perkembangan teknologi komunikasi dan yang termuat tentang Pilkada maupun Pilgub di
informasi yang semakin pesat dan canggih, media mainstream, tiba gilirannya diproduksi dengan
terkadang tak diimbangi cara menyikapi suatu teks - sesuatu yang bohong, palsu, tipu, kemudian disebar.
termasuk gambar dan foto – secara santun, dan benar. Ada beberapa portal berita yang seolah kredibel, tapi
Mencermati teks yang dapat ditemukan dalam media faktanya didominasi teks yang hoax. Dari sini para
siber kerap membaur dengan opini yang subyektif, pengguna media siber mulai melakukan aksi copy
tendensius, tidak netral, dan cenderung fitnah. paste, yang kemudian di-share melalui media sosial
Bahkan teks dapat memicu kebencian, hasutan, tanpa disadari apakah berita itu bohong atau tidak.
provokatif, sehingga tak lagi disadari sebagai suatu Utamanya, yang menjadi keyakinan bagi netizen,
bahaya yang laten. Hal-hal demikian yang juga dapat bahwa ada berita yang penting perlu diketahui
dikategorikan dalam terminologi hoax. masyarakat walau itu kenyataannya berita bohong
Hoax telah menyebar seperti virus, yang (hoax).
menjangkiti sebagian besar para pengguna media Implikasi hoax sebagai kebutuhan bagi
siber. Bermula dari para pembuat berita, opini, data, pengguna media siber dalam mengkonsumsi
foto, dan gambar yang mengandung hoax dalam informasi atau berita dianggap wajar dan galib.
prosesnya men-share melalui media sosial tersedia. Masyarakat media siber telah terbiasa dengan segala
Tanpa kendala dan kesulitan, para penyebar hoax – teks yang cenderung hoax, sehingga sulit
sadar maupun tanpa sadar – mulai menggunakan membedakan mana yang benar mana yang bohong.
jemari gaya copy paste untuk menyebarkan teks hoax Ada sebagian pihak masyarakat yang resah dan muak
yang telah diterimanya melalui ponselnya. Lalu tiba dengan sejumlah teks yang hoax. Maka itu, upaya
gilirannya, teks hoax semakin meluas menjangkau pemerintah melalui instansi kepolisian mencari solusi
ruang-ruang individu maupun komunitas lewat dan tindakan preventif terhadap masifnya berita atau
facebook, twitter, whats app, line, youtube, path, dan teks hoax.
instagram.
Teks yang diproduksi dan disebar, pada
dasarnya terkait dengan isu atau perististiwa aktual. II. KAJIAN LITERATUR
Media mainstream (surat kabar, radio, televisi) Secara etimologi, kata hoax diyakini telah
memuat, menyiarkan, dan menayangkan berita aktual ada sejak ratusan tahun silam, sekitar 1620-an. Dalam
sebagaimana adanya. Meski, kerap pula - berita Dictionary.com, diuraikan secara spekulatif oleh John
dalam konteks analisis wacana dan kajian Tillotson (1630 – 1694), asal kata hoax bermula dari
komunikasi - bukan sesuatu yang steril dari rekayasa, kata hocus dari mantra hocus pocus, yang kerap
kontruksi, dan agenda setting. News room juga disebut penyihir, seperti ucapan “sim salabim” atau
berperan dalam mengkonstrusi berita yang akan “abrakadabra”. Namun, mantra hocus pocus aslinya
disajikan. berasal dari bahasa Latin, hoc est corpus yang berarti
Peristiwa atau isu aktual yang akhirnya “ini adalah tubuhku”, yang diduga diambil dari liturgi
menjadi teks yang hoax, ketika adanya kontestasi Misa Gereja Latin.
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) dan Pemilihan

33
Jurnal Komunikasi, Volume VI Nomor 2, September 2015

Istilah hocus pocus pernah pula menjadi Terkait dengan skandal buku otobiografi
judul film (1993) yang diproduksi Walt Disney palsu yang ditulis Irving Clifford, The Hoax dianggap
dibintangi Bette Midler, Sarah Jessica Parker, dan sebagai film yang banyak mengandung kebohongan.
Kathy Najimy, yang berlatar kejadian pada malam Tak heran kemudian banyak kalangan, terutama para
Halloween, 31 Oktober 1693. Begitulah bahasa tidak netter menggunakan kata hoax sebagai
lepas dari metaphora. Seperti pendapat Paul de Man, penggambaran tentang sesuatu yang mengandung
ahli bahasa dari Belgia, bahwa semua bahasa adalah kebohongan. Tak perlu waktu lama, percepatan siber
metaphora. media dalam menyebarkan istilah hoax pada akhirnya
Demikian juga hoax, suatu kata yang telah banyak digunakan oleh berbagai negara. Namun,
mengalami methapora sebelumnya. Alexander Boese dalam buku Lynda Walsh berjudul Sins Against
dalam situs Museum of Hoaxes mendokumentasikan, Science: The Scientific Media Hoaxes of Poe, Twain,
hoax pertama yang dipublikasikan adalah almanak and Others (2006), dituliskan, kata hoax merupakan
palsu, yang diciptakan Isaac Bickerstaff alias istilah bahasa Inggris, yang telah dikenal di Amerika
Jonathan Swift (1667 – 1745) pada Februari 1708. pada rentang tahun 1830 – 1880, saat terjadi
Kala itu, ia memprediksikan kematian astrolog, John penemuan-penemuan ilmiah dan teknologi sebagai
Partridge. Untuk meyakinkan publik, Swift sesuatu yang hoax.
membuat obituari palsu mengenai Partridge, serta Lepas dari konteks etimologi, yang jelas
ramalan hari kematiannya pada 29 Maret 1708. kata hoax sudah menjadi kata popular untuk
Tujuan Swift membuat hal tersebut, tidak lain hanya menggambarkan segala yang bohong atau palsu,
untuk mempermalukan Partridge di depan publik. khususnya, dalam teks media siber. Hoax bukan saja
Sejak itu, Partridge pun berhenti memproduksi sekadar tulisan berbentuk berita atau opini, tapi juga
almanak astrologi hingga 6 tahun setelah hoax mencakup data, foto, dan gambar.
beredar. Teks merupakan seperangkat tanda yang
Tak hanya itu kisah tentang hoax. Bahkan ditransmisikan dari seorang pengirim kepada seorang
pada awal 1958 di Michigan, Amerika Serikat, penerima melalui medium tertentu dan dengan kode-
sempat terjadi kehebohan lantaran kemunculan kode tertentu (Budiman, 1999). Sedangkan menurut
manusia kecil yang aneh berwarna biru, yang McKee (2001), dalam Ida (2014), teks adalah semua
dilengkapi lampu berkedip di atas kepalanya. yang tertulis, gambar, film, video, foto, desain grafis,
Manusia biru itu kerap melintas lalu menghilang lirik lagu, dan lain-lain yang menghasilkan makna.
dengan cepat di jalan-jalan perdesaan. Masyarakat Melalui medium teks dapat terbaca, bahkan
menilai itu semacam mahkluk dari luar ruang melalui media siber teks dapat di-share atau
angkasa. Penyelidikan yang dilakukan polisi pun disebarkan. Menurut Nasrullah (2014), banyak
berakhir, ketika tiga pemuda bernama Jerry Sprague, penyebutan yang bisa disematkan untuk media siber
Don Weiss, dan LeRoy Schultz, telah mengaku. (cyber media) dalam literatur akademis, misalnya
Perbuatan mereka ternyata terinspirasi dari lagu hits media online, digital media, media virtual, e-media,
Little Blue Man (1958), yang dinyanyikan Betty network media, media baru, dan media web.
Johnson. Penyebutan ini merujuk pada karakteristik maupun
Pada konteks media siber, kata hoax dapat hal teknis seperti teknologi itu sendiri. Namun pada
dimaknai sebagai teks yang digunakan sebagai intinya beragam penyebutan itu memiliki muara yang
pemberitaan palsu atau upaya menipu yang sama, yakni merujuk pada perangkat media baik itu
disebarkan melalui media siber kepada pembaca perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak
untuk mempercayai segala sesuatunya. Dalam (software).
penelusuran historis, kata hoax berasal dari sebuah
film based on true story produksi Amerika berjudul III. METODE PENELITIAN
The Hoax (2006). Film ini dibintangi Richard Gere Tulisan ini mencoba mengalisis tentang teks
yang berperan sebagai Irving Clifford, novelis yang yang mengandung hoax yang ada di media siber,
mencoba membuat buku otobiografi palsu tentang khususnya portal berita Posmetro. Maka, terkait
kisah Howard Hughes. Tentang Howard Hughes, dengan hal tersebut, analisis menggunakan metode
kisahnya pernah diangkat ke layar lebar oleh Analisis Tekstual. Metode Analisis tekstual adalah
sutradara Martin Scorsese berjudul The Aviator sebuah metodologi dalam tradisi penelitian studi-
(2004), dibintangi Leonardo DiCaprio sebagai studi media dan budaya yang selama ini digunakan
Howard Hughes. Dalam film ini, Hughes dikisahkan untu mengalisis teks yang di dalamnya terdapat
sebagai seorang eksentrik sebagai pengusaha pesawat tanda-tanda yang mempunyai makna (Ida, 2014).
terbang. Film ini didasarkan dari kisah kehidupan Sedangkan Alan McKee (2003) menjelaskan
Howard Hughes dalam buku The Secret Life (1993) bahwa analisis tekstual adalah sebuah metodologi: “a
karya Charles Higman. way of gathering and analysing information in

34
Jurnal Komunikasi, Volume VI Nomor 2, September 2015

academic research. Lebih lanjut, McKee didasarkan peristiwa seolah-olah factual,


menyatakan, analisis tekstual adalah interpretasi- mengandung sesuatu yang benar.
interpretasi yang dihasilkan dari teks. Interpretasi Dalam bagian tulisan awal, teks yang hoax
yang dilakukan tida berusaha untuk mencari seperti virus yang menjangkiti para netizen dalam
interpretasi yang benar. Interpretasi yang hasilkan mencari informasi dan berita, yang dianggap aktual
haruslah mampu memberikan kepercayaan dan dan benar. Namun, netizen kerap tidak menyadari aoa
meyakinkan bagi argumen-argumen penelitian yang nyang dibacanya itu hanyalah hoax. Hoax kerap
dibangun sebagai tesis penelitian (Ida, 2014). bersemanyam di jagad media siber. Dalam siber
media terdapat beragam jenisnya. Ada situs, e-mail,
IV. PEMBAHASAN blog, wiki, media sosial, dan lain-lain. Dari beragam
Mencoba memahami makna denotatif jenis tersebut, berita hoax kerap menyusup di blog
maupun konotatif dari kata hoax, tentu memiliki dan media sosial.
perbedaan yang tajam jika dibandingkan dengan Situs portal berita Pos Metro yang nkerap
pengertian berita (news). Menurut Erie C. Hopwood, memberitakan kabar hoax, termasuk opini
berita adalah news is the first report of significant npendukungnya. Contohnya tentang situasi di Suriah,
event which have interest for the public (Miller, Penerimaan CPNS 2016, Berita tentang Jokowi, dan
1957). Sedangkan pendapat lain, berita dapat lain-lain.
dimaknai sebagai keterangan mengenai peristiwa atau Teks tentang berita Penerimaan CPNS
isi pernyataan manusia (Hoeta Soehoet, 2003). (Calon Pegawai Ne3geri Sipil) 2016 yang diberitakan
Melengkapi pendapat tentang berita, Jakob Oetama Postmetro justru memicu masalah. Masyarakat
(1987), berpendapat, berita itu bukan fakta, berita itu percaya dengan berita tersebut dan bersiap mendaftar
laporan tentang fakta. ingin menjadi CPNS, padahal hal tersebut tidak
Timbul pertanyaan, mengapa berita hoax benar. Berikut cuplikan isi berita dari Posmetro:
bisa muncul dan memiliki kredibilitas bagi POSMETRO.INFO - Pendaftaran Calon
pembacanya? Tentu segala sesuatunya bukan serta Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2016 akhirnya
merta. Ada proses yang melatari, ketika seseorang telah resmi dibuka. Kementerian Pendayagunaan
mempercayai suatu teks hoax. Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Dalam Tribunnews.com , dituliskan, ada 4 (KemenPAN-RB) menyatakan moratorium
alasan seseorang percaya dengan hoax ada 4 unsur, rekrutmen CPNS pada 2016 sifatnya terbatas.
yaitu: (1) Keterbatasan informasi. Kita percaya berita Artinya, masih ada formasi tertentu yang dibuka
hoax bukan karena kita mudah dibohongi. Tapi lantaran sejumlah instansi masih sangat
karena keterbatasan arus informasi yang datang; (2) membutuhkan pegawai baru.
Tingkat popularitas informasi. Ternyata, pemberitaan “Moratorium bukan berarti tidak menerima
yang terus menerus dapat membuat manusia jadi pegawai baru sama sekali. Koridornya masih di
tertutup pada kebenaran; (3) Ketertarikan. Kita lebih moratorium terbatas dan jumlah yang diangkatkan
tertarik dengan dengan berita hoax karena topiknya pun sangat sedikit karena hanya menggantikan yang
yang menarik dan unik. Makanya dengan mudah pensiun saja,” kata Asdep Koordinasi Kebijakan,
langsung percaya dengan hoax; (4) Confirmation Penyusunan, Evaluasi Program dan Pembinaan SDM
bias. Kalau berita hoax tersebut berkaitan dengan hal Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
yang dipercaya, maka kebohongan akan lebih mudah Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) Bambang
diterima Dayanto Sumarsono kepada JPNN, Rabu (4/11).
Untuk melengkapi tentang kredibilitas hoax, Rencananya, formasi yang dibuka adalah
Direktur Institute of Cultural Capital di University of tenaga kesehatan, tenaga pendidikan, dan penegak
Liverpool, Simeon Yates, melalui tulisannya di hukum. Adapun tenaga kesehatan terdiri dari bidan
world.edu, Fake News-Why People Believe It and PTT, dokter PTT, perawat, tenaga kesehatan lainnya.
What Can Be Done to Counter It, menyatakan, ada Kuota yang disiapkan sekitar 42 ribu.
fenomena bubbles atau gelembung dalam Masyarakat Indonesia tentu sangat berharap
penggunaan media sosial. Artinya, user media sosial bisa menjadi CPNS. Maka itu, berita yang disajikan
cenderung berinteraksi dengan orang yang memiliki Posmetro mendapat tanggapan positif. Masyarakat
ketertarikan yang sama dengan diri sendiri. Ditinjau mempercayai bahwa berita tersebut adalah benar.
dari studi kelas sosial, gelembung media sosial Padahal itu hanya hoax. Keresahan dan kekisruhan
tersebut mencerminkan gelembung offline sehari- inilah yang akhirnya pihak Kepolisian melakukan
hari. tindakan hokum terhadap para pengelola situs
Dapat disimpulkan merujuk dari definisi di pembuat dan penyebar hoax. Ada perangkat hokum
atas, berita pada dasarnya dituliskan dari kejadian dan perundangan yang telah mengatur mengenai
atau peristiwa yang faktual. Sedangkan hoax hoax, termasuk kabar penebar kebencian.

35
Jurnal Komunikasi, Volume VI Nomor 2, September 2015

New Survey of Journalism, Barnes & Noble,


Inc., USA, 1957
V. KESIMPULAN Jakob,Oetama, Reportase Komprehensif dalam
Teks hoax memang masif diproduksi Jakob Oetama, Perspektif Pers Indonesia,
menjadi suatu berita yang dianggap benar. Netizen LP3ES, Jakarta, 1987.
menjadi sulit untuk memahami atau menyeleksi Kris Budiman, Kosa Semiotika, 1999, LKiS,
antara berita bohong dan berita yang benar. Maka itu, Yogyakarta
kehadiran komunitas atau kelompok yang berupaya Rachmah Ida, Metode Penelitian Studi Media dan
untuk mencegah penyebaran praktik hoax di media Kajian Budaya, 2014, Pranada Media Grup,
siber bterus dilakukan. Pihak kepolisian telah Jakarta.
member peringatan melalui peraturan dan Rulli Nasrullah, Teori dan Riset Media Siber (Cyber
perundangan yang t6erkait dengan media siber. Media), 2014, Pranada Media Grup, Jakarta.
Sebab, pada dasarnya, teks hoax dapat berdampak
yang tak diduga, ketika teks tersebut mulai dianggap http://www.antaranews.com/berita/605171/apa-itu-
suatu kebenaran. hoax
http://hoaxes.org/archive/display/category/history

DAFTAR PUSTAKA BIODATA PENULIS


A. Yudo Triartanto
A.M. Hoeta Soehoet, Dasar-Dasar Jurnalistik, 2003, Pengajar di AKOM BSI Program Studi Penyiaran.
Yayasan Kampus Tercinta IISIP, Jakarta. Aktivitas
Douglass Wood Miller, The News Slant and the Lainnya sebagai penulis buku dan penulis tetap di
Reporter, dalam George Fox Mott, et. al, Gonjreng.com

36

Anda mungkin juga menyukai