Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang
telah memberikan kita banyak nikmat, namun hanya sedikit yang kita ingat. Hanya
kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala kita harapkan segala berkat, rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
analisis situasi “Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap
Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)””. Shalawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi Muhammad Shallahu’alaihi Wa Sallam yang telah membawa perubahan
dari zaman jahiliyyah ke zaman yang penuh ilmu pengetahuan laksana cahaya seperti saat
ini.
Terima kasih kepada Ibu Romiza Arika, S.Tr.Gz., M.Gz selaku Dosen Pengampu
Mata Kuliah Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi Program Gizi karena telah
memberikan waktu kepada penulis dalam proses pembuatan makalah ini. Penulis sangat
mengetahui bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari dosen pengampu maupun teman-teman sekalian demi
perbaikan makalah ini agar menjadi lebih baik lagi ke depannya. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................. 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 4
2.1 Pengertian Inisiasi Menyusui Dini (IMD) ............................................................ 4
2.2 Manfaat Inisiasi Menyusui Dini (IMD) ................................................................ 4
2.3 Faktor-faktor yang memengaruhi IMD ................................................................ 7
2.4 Kerangka Konsep ................................................................................................ 12
2.5 Matriks Variabel ................................................................................................. 12
2.6 Instrumen Penelitian ........................................................................................... 13
BAB 3 PENUTUP ......................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 17
3.2 Saran .................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 19
ii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
tahunnya serta mencegah penambahan kasus kanker payudara pada perempuan hingga
20.000 kasus per tahun.
Ada banyak alasan ibu tidak memberikan ASI eksklusif, salah satunya ialah
karena ibu merasa memiliki ASI sedikit dan belum memenuhi kebutuhan bayinya. Faktor
psikologis yang mempengaruhi persepsi ibu tentang kekurangan ASI adalah kurangnya
kepercayaan tentang kecukupan dan kandungan ASI. Keluarga memiliki andil dalam
pengambilan keputusan tentang pemberian nutrisi bayi. Kebiasaan memberikan susu
formula sudah menjadi budaya di masyarakat (Muhani et al., 2020). Faktor penyebab
terjadinya masalah IMD dan ASI eksklusif ialah seperti ibu bekerja, tidak ada dukungan
keluarga, tidak adanya pendampingan dari bidan, rendahnya pengetahuan dan sikap ibu,
budaya yang turun temurun, gencarnya promosi susu formula, kelainan putting susu ibu,
dll. Inisiasi menyusu dini masih belum banyak dilakukan, khususnya di Indonesia. Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) di Indonesia hanya menyumbang 3,7% bayi, menurut Survei
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002. Obat-obatan kimia yang diberikan kepada
ibu selama kehamilan dapat melewati plasenta ke janin dan dapat mempersulit bayi baru
lahir untuk menyusu di payudara ibu. Intervensi ini juga dapat mengganggu kapasitas
alami bayi untuk mencari dan menemukan sendiri payudara ibu. kelahiran dengan
bantuan pengobatan atau prosedur, termasuk operasi caesar, ekstraksi vakum, forceps,
dan bahkan perasaan sakit di daerah kulit yang digunting saat episiotomi dapat pula
mengganggu kemampuan alamiah ini.
Menurut hasil Riskesdas 2018 terjadi kenaikan cakupan IMD sebesar 23,7% yaitu
dari 34,5% (2013) menjadi 58,2% (2018) dan cakupan ASI eksklusif pada tahun 2018
hanya 37,3%. Sedangkan pada hasil Riskesdas 2021 52,5 persen atau hanya setengah dari
2,3 juta bayi berusia kurang dari enam bulan- yang mendapat ASI eksklusif di Indonesia,
atau menurun 12 persen dari angka di tahun 2019. Angka inisiasi menyusui dini (IMD)
juga turun dari 58,2 persen pada tahun 2019 menjadi 48,6 persen pada tahun 2021. namun
jika cakupan IMD di Indonesia terus rendah, maka bayi yang baru lahir di Indonesia
memiliki resiko tinggi mengalami kematian pada usia neonatal. Upaya penurunan angka
kematian neonatal (AKN) menjadi hal yang penting karena memiliki kontribusi terhadap
kematian bayi Salah satu faktor yang berhubungan dengan kematian neonatal adalah ibu
yang tidak melaksanakan inisiasi menyusu dini (IMD), bayi yang diberikan kesempatan
3
IMD akan lebih cepat mendapatkan kolostrum yang sangat berguna untuk meningkatkan
kekebalan tubuh neonatal.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Inisiasi Menyusu Dini bermanfaat agar ibu lebih mudah terstimulus menyusu.
Bayi yang menyentuh dada ibu lebih mendapatkan rangsangan sensorik yang kemudian
memerintahkan otak untuk memproduksi hormon oksitosin dan prolaktin. Jadi, secara
otomatis semua ibu sebenarnya bisa menyusui. Menyusu sejak dini pada ibu dapat
5
Menyusui sejak dini mempunyai dampak yang positif baik bagi ibu maupun
bayinya, bagi bayi kehangatan saat menyusu menurunkan resiko kematian karena
hypothermia (kedinginan). Selain itu juga, bayi memperoleh bakteri tak berbahaya dari
ibu, menjadikannya lebih kebal dari bakteri lain di lingkungan. Dengan kontak pertama,
bayi memperoleh kolostrum, yang penting untuk kelangsungan hidupnya, dan bayi
memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan, fungsi usus, dan
alergi sehingga bayi akan lebih berhasil menyusu ASI eksklusif dan mempertahankan
menyusu.
Dengan melakukan Inisiasi Menyusu Dini, bayi belajar beradaptasi dengan
kelahirannya di dunia. Bayi yang baru saja keluar dari rahim ibu, tentu merasa trauma
ketika harus berada di dunia luar. Selain itu perpisahan antara ibu dengan bayinya bisa
mengakibatkan daya tahan tubuh bayi menurun sehingga 25% sedangkan bila bayi
bersama ibu, daya tahan bayi akan berada dalam kondisi prima.
IMD banyak memberikan manfaat bagi bayi di antaranya dapat menurunkan
angka kematian bayi karena hipotermi, mendapatkan antibodi dari kolostrum, menelan
bakteri aman yang berkoloni di usus menyaingi bakteri patogen, membuat kadar glukosa
bayi lebih baik setelah beberapa jam setelah persalinan dan menurunkan intensitas ikterus
karena pengeluaran mekonium yang lebih dini.
c. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada Ibu dan Bayi
1. Meningkatkan pemberian kolostrum pada bayi
Kolostrum merupakan ASI awal dari ibu yang kaya nutrisi dan
mengandung nutrisi daya tahan tubuh yang tinggi. Cairan ini biasanya berwarna
kuning dan bertekstur kental.
2. Memberikan waktu bagi bayi untuk beradaptasi dan mengurangi rasa cemas
6
Pentingnya keterkaitan kasih sayang (Bounding Attechment) antara Ibu dan bayi.
Keterikatan kasih sayang bisa terwujud dari janin masih berada di dalam kandungan dan
untuk mempererat hubungan antara ibu dengan si buah hati.
Keterikatan kasih sayang bisa terwujud dari janin masih berada di dalam
kandungan dan untuk mempereratnya bayi yang baru lahir bisa dilakukan IMD, dari hal
tersebut selain manfaat ASI yang didapatkan begitu besar juga bermanfaat untuk
psikologis ibu dan anak karena sebuah kasih sayang bisa berawal dari sebuah sentuhan,
dan dekapan ibu kepada anaknya di saat melakukan IMD.
Ikatan antara Ibu dan bayinya telah terjadi sejak masa kehamilan dan pada saat
persalinan ikatan itu akan semakin kuat. Tenaga kesehatan harus dapat memfasilitasi
perilaku ikatan awal ini dengan cara menyediakan sebuah lingkungan yang mendukung
sehingga kontak dan interaksi yang baik dari orang tua kepada anak dapat terjadi. Jam
pertama setelah melahirkan, bayi sangat waspada dan siap untuk mempelajari dunia baru
mereka. Jika tidak ada komplikasi yang serius setelah bayi lahir dapat langsung diletakkan
di atas perut ibu. Kontak segera ini akan sangat bermanfaat baik bagi ibu maupun bayinya
karena kontak kulit dengan kulit membantu bayi tetap hangat.
7
Bersentuhan dengan ibu memberikan kehangatan, ketenangan sehingga dapat dan denyut
jantung bayi menjadi teratur. Bayi memperoleh kolostrum yang mengandung antibodi
dan merupakan imunisasi pertama. Di samping itu, kolostrum juga mengandung faktor
pertumbuhan yang membantu usus bayi berfungsi secara efektif sehingga
mikroorganisme dan penyebab alergi lain lebih sulit masuk ke dalam tubuh bayi.
2. Pendidikan
Faktor pendidikan juga memegang peranan penting dalam IMD atau HDI karena
pendidikan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat serta
membuka akses ke peluang ekonomi yang lebih baik. Beberapa indikator pendidikan
yang dapat mempengaruhi IMD atau HDI antara lain tingkat melek huruf, akses terhadap
pendidikan dasar dan menengah, dan rasio guru terhadap murid. Faktor pendidikan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi IMD atau Human Development Index
(HDI) suatu negara. Berikut adalah beberapa faktor pendidikan yang dapat
mempengaruhi IMD atau HDI:
a. Angka melek huruf dan pendidikan dasar
Angka melek huruf dan pendidikan dasar yang baik dapat meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi, sosial, dan politik.
Negara-negara dengan angka melek huruf dan pendidikan dasar yang tinggi cenderung
memiliki IMD atau HDI yang lebih tinggi.
b. Akses dan kualitas pendidikan
Akses dan kualitas pendidikan yang memadai sangat penting untuk meningkatkan
kualitas hidup dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan sosial dan ekonomi.
9
Negara-negara dengan akses dan kualitas pendidikan yang baik cenderung memiliki IMD
atau HDI yang lebih tinggi.
c. Tingkat partisipasi dalam pendidikan
Tingkat partisipasi dalam pendidikan, seperti tingkat sekolah menengah atas atau
perguruan tinggi, juga dapat mempengaruhi IMD atau HDI suatu negara. Negara-negara
dengan tingkat partisipasi dalam pendidikan yang tinggi cenderung memiliki IMD atau
HDI yang lebih tinggi.
d. Pendidikan inklusif
Pendidikan inklusif dapat meningkatkan akses dan partisipasi dalam pendidikan
bagi kelompok-kelompok yang terpinggirkan atau rentan, seperti anak-anak dari keluarga
miskin, anak-anak dengan kebutuhan khusus, dan perempuan. Negara-negara dengan
sistem pendidikan yang inklusif cenderung memiliki IMD atau HDI yang lebih tinggi.
3. Ekonomi
Faktor ekonomi juga merupakan faktor yang penting dalam IMD atau HDI karena
dapat mencerminkan kemampuan suatu negara untuk memberikan kesejahteraan bagi
masyarakatnya. Beberapa indikator ekonomi yang dapat mempengaruhi IMD atau HDI
antara lain PDB per kapita, tingkat pengangguran, indeks gini, dan akses terhadap layanan
keuangan. Faktor ekonomi memainkan peran penting dalam penentuan IMD atau Human
Development Index suatu negara. Berikut adalah beberapa faktor ekonomi yang dapat
mempengaruhi IMD atau HDI:
a. Pendapatan per kapita
Pendapatan per kapita merupakan salah satu indikator utama dalam IMD atau HDI.
Negara-negara dengan pendapatan per kapita yang tinggi cenderung memiliki IMD atau
HDI yang lebih tinggi.
b. Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang stabil dan tinggi dapat memberikan peluang untuk
menciptakan lapangan kerja, meningkatkan akses terhadap pendidikan dan kesehatan,
serta meningkatkan pendapatan per kapita. Negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi
yang tinggi cenderung memiliki IMD atau HDI yang lebih tinggi.
c. Kesenjangan pendapatan
10
4. Lingkungan
Faktor lingkungan adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) suatu negara.
Beberapa faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi IMD atau HDI antara lain:
a. Akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak
Akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak dapat mempengaruhi kesehatan
dan kualitas hidup masyarakat. Negara-negara dengan akses terhadap air bersih dan
sanitasi yang baik memiliki angka kematian bayi yang lebih rendah dan tingkat
keberhasilan program kesehatan yang lebih baik.
b. Kerusakan lingkungan dan perubahan iklim
Kerusakan lingkungan dan perubahan iklim dapat berdampak negatif pada
kesehatan dan ekonomi masyarakat. Misalnya, bencana alam seperti banjir dan
kekeringan dapat mengurangi produktivitas pertanian dan meningkatkan risiko kesehatan
masyarakat.
c. Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati dapat memberikan manfaat ekonomi dan kesejahteraan
bagi masyarakat, seperti sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
11
ekonomi dan bahan pangan yang bergizi. Negara-negara yang memiliki keanekaragaman
hayati yang tinggi cenderung memiliki IMD atau HDI yang lebih baik.
d. Polusi
Polusi dapat berdampak negatif pada kesehatan dan lingkungan. Pajanan terhadap
polusi udara dan air dapat meningkatkan risiko penyakit pernapasan dan kardiovaskular.
5. Politik
Faktor politik juga dapat mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau
Human Development Index (HDI) suatu negara. Beberapa faktor politik yang dapat
mempengaruhi IMD atau HDI antara lain:
a. Kestabilan politik dan keamanan
Kestabilan politik dan keamanan yang baik dapat membantu menciptakan
lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial. Negara-
negara dengan keamanan yang baik cenderung memiliki IMD atau HDI yang lebih tinggi.
b. Kualitas pemerintahan dan kebijakan publik
Kualitas pemerintahan dan kebijakan publik yang baik dapat membantu
menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pembangunan ekonomi dan sosial. Negara-
negara dengan pemerintahan yang efektif dan kebijakan publik yang baik cenderung
memiliki IMD atau HDI yang lebih tinggi.
c. Kemampuan dan ketersediaan sumber daya manusia di sektor publik
Kemampuan dan ketersediaan sumber daya manusia yang baik di sektor publik
dapat membantu meningkatkan efektivitas pemerintahan dan pelaksanaan kebijakan
publik. Negara-negara dengan sumber daya manusia yang baik di sektor publik cenderung
memiliki IMD atau HDI yang lebih tinggi.
d. Partisipasi politik dan hak asasi manusia
Partisipasi politik dan hak asasi manusia yang dihormati dapat memberikan ruang
bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan dan membuat
keputusan yang memengaruhi kualitas hidup mereka. Negara-negara dengan partisipasi
politik dan hak asasi manusia yang dihormati cenderung memiliki IMD atau HDI yang
lebih tinggi.
12
kuesioner
terstruktur
Media yang
menjadi sumber
Sumber
7. pengetahuan Ibu Wawancara Atsa (2010)
Informasi
dalam pelaksanaan
IMD
b. Ya
c. Mungkin
5. Apakah ibu setuju bahwa ASI lebih berperan penting terhadap bayi
dibandingkan susu formula?
a. Tidak
b. Ya
c. Mungkin
6. Apakah ibu setuju jika makanan terbaik bayi setelah lahir adalah ASI?
a. Tidak
b. Ya
c. Mungkin
7. Menurut ibu apakah Inisiasi Menyusui Dini ini dapat berpengaruh terhadap
kesehatan bayi baru lahir?
a. Tidak
b. Ya
c. Mungkin
8. Apakah ibu tahu langkah-langkah dalam melakukan Inisiasi Menyusui Dini?
a. Tidak
b. Ya
c. Mungkin
9. Apakah ibu setuju jika pengetahuan tentang Inisiasi Menyusui Dini sudah
ditanamkan sejak sang ibu masih mengandung?
a. Tidak
b. Ya
c. Mungkin
10. Apakah ibu setuju jika masyarakat di Inonesia lebih banyak melakukan Inisiasi
Menyusui Dini dibandingkan dengan pemberian susu formula?
a. Tidak
b. Ya
c. Mungkin
B. Sikap
Keterangan
15
TS : Tidak Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
Berilah tanda (✓) pada jawaban yang anda pilih.
No Pertanyaan Pilihan Jawaban
TS S SS
1 Pemberian asi dapat ditunda sampai bayi siap
diberikan asi
2 Cara yang baik melakukan imd adalah
memaksa bayi untuk mendekati puting susu
ibu
3 Menurut anda imd dapat tetap dilakukan
meskipun tali pusar belum d potong
4 Dengan melakukan imd maka bayi akan dapat
membedakan puting susu dengan dot susu
5 Menurut anda imd dapat tetap dilakukan
meskipun tali pusar belum d potong
6 Asi yang pertama kali keluar dan berwarna
kekuningan tidak perlu dibuang
7 Sebaiknya pada saat melakukan IMD ibu dan
bayi dibiarkan dalam keadaan terbuka
8 Menurut Ibu, susu formula penting sebagai
tambahan ASI agar bayi cerdas
9 Ibu merasa perlu mengkonsumsi makanan
bergizi setiap hari agar ASI ibu berkualitas
10 Jika ibu merasa ASI ibu tidak lancar, ibu akan
berkonsultasi ke tenaga kesehatan terlebih
dahulu sebelum memutuskan membeli susu
formula
C. Perilaku
Keterangan
16
TS : Tidak Setuju
S : Setuju
Berilah tanda (✓) pada jawaban yang anda pilih.
No Pertanyaan Pilihan Jawaban
TS S
1 Saya memberikan ASI saja selama 6 bulan
2 Setiap hari Saya mengkonsumsi nasi, lauk pauk,
sayur, buah dan air putih dalam jumlah yang cukup
(3x makan utama, 2x makanan ringan)
3 Saya rutin menimbang berat badan bayi setiap
bulan untuk memantau kecukupan ASI dan
pertumbuhan bayi
4 Saya memberikan makanan tambahan bayi
sebelum 6 bulan.
5 Sebelum melakukan persalinan Saya mencari
informasi terkait Inisiasi Menyusui Dini
6 Saya sering memaksa bayi untuk mendekati dan
mengulum puting susu
7 Saya merasa tenang dan nyaman ketika melakukan
Inisiasi Menyusui Dini
8 Demi menjaga penampilan, Saya memilih
memberikan susu formula daripada ASI
9 Saya dengan senang hati memberikan ASI kepada
bayi saya, karena selain bermanfaat untuk anak,
saya juga dapat merasakan manfaatnya
10 Saya memberikan dot/kompeng kepada bayi
17
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Inisiasi menyusui dini merupakan proses membiarkan bayi dengan nalurinya
sendiri untuk dapat segera menyusu dalam satu jam pertama setelah bayi lahir, bersamaan
dengan kontak kulit antara ayi dengan kulit ibu bayi yang di biarkan setidaknya selama
satu jam di dada ibu, sampai dia menyusu sendiri. Meletakkan bayi baru lahir dengan
posisi tengkurap setelah dikeringkan tubuhnya namun belum dibersihkan, tidak
dibungkus di dada ibunya segera setelah persalinan dan memastikan bayi mendapat
kontak kulit dengan ibunya, menemukan puting susu dan mendapatkan kolostrom atau
ASI yang pertama kali keluar (Roesli, 2008). Inisiasi Menyusu Dini dapat membantu
kontraksi rahim, pengeluaran plasenta, dan mengurangi perdarahan pasca persalinan dan
juga merangsang pengeluaran hormon oksitosin yang membuat ibu merasa tenang, rileks,
dan bahagia.
IMD banyak memberikan manfaat bagi bayi di antaranya dapat menurunkan angka
kematian bayi karena hipotermi, mendapatkan antibodi dari kolostrum, menelan bakteri
aman yang berkoloni di usus menyaingi bakteri patogen, membuat kadar glukosa bayi
lebih baik setelah beberapa jam setelah persalinan dan menurunkan intensitas ikterus
karena pengeluaran mekonium yang lebih dini. Meningkatkan bonding antara ibu dan
bayi Skin to skin contact bayi dengan ibu menciptakan hubungan yang lebih intim antara
ibu dan bayi.
Beberapa indikator kesehatan yang dapat mempengaruhi IMD atau HDI antara lain
angka kematian bayi, angka harapan hidup, angka kematian ibu, dan akses terhadap
layanan kesehatan. Akses dan kualitas layanan kesehatan, Gizi dan nutrisi, Penyebaran
penyakit dan akses terhadap vaksinasi, Kesehatan lingkungan. Selain itu Faktor
pendidikan juga memegang peranan penting dalam IMD atau HDI karena pendidikan
dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat serta membuka akses ke
peluang ekonomi yang lebih baik. Beberapa indikator pendidikan yang dapat
mempengaruhi IMD atau HDI antara lain tingkat melek huruf, akses terhadap pendidikan
dasar dan menengah, dan rasio guru terhadap murid. Pengeluaran untuk pendidikan dan
kesehatan dapat meningkatkan kualitas hidup dan kemampuan manusia untuk
18
berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi dan sosial. Akses terhadap air bersih dan sanitasi
yang layak dapat mempengaruhi kesehatan dan kualitas hidup masyarakat. Kestabilan
politik dan keamanan dapat membantu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial. Selain itu Partisipasi politik dan hak
asasi manusia juga dapat memberikan ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam
proses pembangunan dan membuat keputusan yang memengaruhi kualitas hidup.
3.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan, Negara-negara dengan partisipasi terhadap faktor
faktor IMD cenderung memiliki IMD atau HDI yang lebih tinggi. untuk itu diharapkan
kepada Petugas kesehatan setempat untuk memberi informasi kepada ibu selama proses
kehamilan tentang manfaat inisiasi menyusui dini. Peran petugas kesehatan sangat
penting karena dapat sebagai faktor penguat terhadap persepsi ibu mengenai inisiasi
menyusui dini. Selain itu disarankan kepada suami atau keluarga mendampingi ibu saaat
persalinan serta tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi saat persalinan yang
dapat diganti dengan cara non-kimiawi misalnya pijat, aromaterapi, gerakan atau
hypnobirthing.
19
DAFTAR PUSTAKA
Atsa, E. F. (2010). Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu yang Bekerja Tentang
Inisiasi Menyusui Dini di RSIA Cinta Kasih Ciputat Pada Bulan September 2010.
Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
Badan Pusat Statistik (BPS). 2018, Jumlah Bayi Lahir, Bayi Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR), BBLR Dirujuk, dan Bergizi Buruk menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Sumatera Utara, 2022. Badan Pusat Statistik.
Dinkes, “Inisiasi Menyusui Dini (IMD)”, https://dinkes.kulonprogokab.go.id/. (Di akses
6 April 2023)
Fadliyah, L., & Qo’imah, F. (2019). Gambaran Pengetahuan Tentang Inisiasi Menyusu
Dini (IMD) Ibu Hamil Trimester II Dan III di RSI Nasrul Ummah Lamongan.
11(03),83–87.
Fiddini, F. (2010). Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu yang Bekerja
Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi di Posyandu Cempaka Kelurahan
Larangan Selatan Tahun 2010. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
Kaban, N. (2017). Inisiasi Menyusui Dini. Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera. 15(2), 3-4.
Khoiriah, A., & Sari, N. (2018). GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN
TENTANG PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI BPM HJ.
RUSMIATI
Martiasari, A., St, D. R., M, S. M., & Maula, S. I. (2022). Hubungan Pengetahuan Status
Gizi dan Pola Menstruasi Pada Anemia Remaja Putri. 01, 131–137.
https://doi.org/10.53801/sjki.v1i3.18
Medan, “Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir, Pemprov Sumut Jalin Kerja
Sama dengan USAID”, https://sumutprov.go.id. (Diakses, April 8, 2023)
Muhani, N., Wulandari, R., Arayastuti, N., Yanti, D. E., Hermawan, D., Sefililaisya, S.
N., & Angraini, W. (2020). The Relationship between Maternal Psychology,
Family, and Culture with Perception Of Breast Milk Insufficiency in
Breastfeeding Mothers Of Sumur Batu Public Health Center, Lampung Indonesia.
Malaysian Journal of Public Health Medicine, 20(3), 67–78.
https://doi.org/10.37268/mjphm/vol.20/no.3/art.401
Novikasari, M. 2022. 1000 Hari yang Menentukan: Nutrisi dalam Seribu Hari Pertama
Kehidupan. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Nurnaini, Q., & Khayati, Y. N. (2021).Gambaran Karakteristik Ibu yang Melakukan
Inisiasi Menyusu Dini di PMB Anik Mupidah,Amd.Keb Desa Gelang Kulon
Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo. 3(2), 91–98.
PALEMBANG OVERVIEW. 7(1), 32–36.
Parapat, U. M. (2022). Gambaran Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang
Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Nagasaribu Tahun 2021.
Skripsi. Padangsidimpuan: Universitas Aufa Royhan
Rismawati., & Ohorella, F. (2021). Pentingnya Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada Bayi
Baru Lahir. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 1(1), 3
Samaria, D, dkk. 2022. Konsep dan Aplikasi Asuhan Laktasi Kontemporer. Medan:
Yayasan Kita Menulis.
Siregar, N., Harahap, L. J., & Lubis, J. (2021). GAMBARAN TINGKAT
PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG MANFAAT
20