Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL ANALISIS SITUASI MASALAH GIZI

“Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap Pelaksanaan Inisiasi


Menyusui Dini (IMD)”
Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Perencanaan, Implementasi
dan Evaluasi Program Gizi
Dosen Pengampu: Romiza Arika, S.Tr.Gz., M.Gz

Disusun oleh: Kelompok 1

Kelas/Semester: Gizi - A/Semester 6

PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NEGERI ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
PROPOSAL ANALISIS SITUASI MASALAH GIZI

“Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap Pelaksanaan Inisiasi


Menyusui Dini (IMD)”

Dosen Pengampu: Romiza Arika, S.Tr.Gz., M.Gz

Disusun oleh: Kelompok 1


1. Aminuddin (0801203223)
2. Henni Adlini Hasibuan (0801202115)
3. Intan Sadillah (0801203139)
4. Muhammad Usamah Yusuf (0801202341)
5. Mutia Azuba Dalimunthe (0801202023)
6. Nasya Cantika Chairani (0801202052)
7. Nelly Revita Lubis (0801202039)
8. Pratiwi Iswara (0801202133)
9. Riska Amelinda (0801202226)
10. Sabila Tamimi Putri (0801202180)
11. Yuliawati Anggraini Siregar (0801202174)
12. Zhafira Kurnia Anwar (0801202026)

Kelas/Semester: Gizi - A/Semester 6

PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS NEGERI ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang
telah memberikan kita banyak nikmat, namun hanya sedikit yang kita ingat. Hanya
kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala kita harapkan segala berkat, rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
analisis situasi “Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap
Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)””. Shalawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi Muhammad Shallahu’alaihi Wa Sallam yang telah membawa perubahan
dari zaman jahiliyyah ke zaman yang penuh ilmu pengetahuan laksana cahaya seperti saat
ini.
Terima kasih kepada Ibu Romiza Arika, S.Tr.Gz., M.Gz selaku Dosen Pengampu
Mata Kuliah Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi Program Gizi karena telah
memberikan waktu kepada penulis dalam proses pembuatan makalah ini. Penulis sangat
mengetahui bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari dosen pengampu maupun teman-teman sekalian demi
perbaikan makalah ini agar menjadi lebih baik lagi ke depannya. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.

Medan, 09 April 2023


Penulis

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 3
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................. 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 4
2.1 Pengertian Inisiasi Menyusui Dini (IMD) ............................................................ 4
2.2 Manfaat Inisiasi Menyusui Dini (IMD) ................................................................ 4
2.3 Faktor-faktor yang memengaruhi IMD ................................................................ 7
2.4 Kerangka Konsep ................................................................................................ 12
2.5 Matriks Variabel ................................................................................................. 12
2.6 Instrumen Penelitian ........................................................................................... 13
BAB 3 PENUTUP ......................................................................................................... 17
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 17
3.2 Saran .................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 19

ii
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan pemberian ASI kepada bayi baru lahir,
segera dalam satu jam pertama kelahirannya, tanpa membersihkan bayi terlebih dahulu
dan tidak dipisahkan dari ibu, dengan meletakkan bayi tengkurap di dada atau diperut ibu
sehingga kulit bayi melekat pada kulit ibu (Siregar et al., 2021). Cara bayi melakukan
IMD dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari payudara sendiri (Yuwansyah
& Evitasari, 2019). Dalam Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dapat menimbulkan rangsangan
sensorik pada otak ibu sehingga dapat memproduksi hormone prolaktin dan dapat
memberikan rasa aman pada bayi (Khoiriah & Sari, 2018). Selain itu, inisiasi menyusu
dini dapat mencegah hipotermia, membentuk antibodi yang penting untuk pertumbuhan
usus dan ketahanan terhadap terjadinya infeksi pada bayi, dan dapat merangsang hormon
oksitosin sehingga dapat mengurangi resiko pendarahan pada ibu serta mempercepat
pelepasan plasenta (Nurnaini & Khayati, 2021).
IMD ini merupakan langkah awal untuk keberhasilan pemberian ASI sejak dini
dan diharapkan dapat berkelanjutan selama 6 bulan pertama setelah kelahiran tanpa
makanan tambahan (ASI eksklusif). Inisiasi menyusu dini pada ibu nifas sebaiknya
dilakukan penyuluhan sebelum melahirkan atau pada saat ibu hamil, health education ini
sangat diperlukan untuk keberhasilan pelaksanaan inisiasi menyusu dini secara baik dan
benar (Fadliyah & Qo’imah, 2019). Keberhasilan pelaksanaan inisiasi menyusu dini
merupakan upaya bersama yang membutuhkan informasi dan dukungan yang kuat
sehingga ibu dapat menyusui secara optimal (Martiasari et al., 2022). IMD sangat
berperan penting dalam keberhasilan pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif. Pemberian
ASI sejak dini dan secara eksklusif amat penting bagi kelangsungan hidup seorang anak,
dan untuk melindungi mereka dari berbagai penyakit yang rentan mereka alami serta yang
dapat berakibat fatal, seperti diare dan pneumonia. Semakin banyak bukti menunjukkan
bahwa anak-anak yang menerima ASI memiliki hasil tes kecerdasan yang lebih tinggi.
Selain itu, mereka memiliki kemungkinan lebih rendah mengalami obesitas atau berat
badan berlebih, begitu pula dengan kerentanan mereka mengalami diabetes kelak. Secara
global, peningkatan pemberian ASI dapat menyelamatkan lebih dari 820.000 anak setiap
2

tahunnya serta mencegah penambahan kasus kanker payudara pada perempuan hingga
20.000 kasus per tahun.
Ada banyak alasan ibu tidak memberikan ASI eksklusif, salah satunya ialah
karena ibu merasa memiliki ASI sedikit dan belum memenuhi kebutuhan bayinya. Faktor
psikologis yang mempengaruhi persepsi ibu tentang kekurangan ASI adalah kurangnya
kepercayaan tentang kecukupan dan kandungan ASI. Keluarga memiliki andil dalam
pengambilan keputusan tentang pemberian nutrisi bayi. Kebiasaan memberikan susu
formula sudah menjadi budaya di masyarakat (Muhani et al., 2020). Faktor penyebab
terjadinya masalah IMD dan ASI eksklusif ialah seperti ibu bekerja, tidak ada dukungan
keluarga, tidak adanya pendampingan dari bidan, rendahnya pengetahuan dan sikap ibu,
budaya yang turun temurun, gencarnya promosi susu formula, kelainan putting susu ibu,
dll. Inisiasi menyusu dini masih belum banyak dilakukan, khususnya di Indonesia. Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) di Indonesia hanya menyumbang 3,7% bayi, menurut Survei
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002. Obat-obatan kimia yang diberikan kepada
ibu selama kehamilan dapat melewati plasenta ke janin dan dapat mempersulit bayi baru
lahir untuk menyusu di payudara ibu. Intervensi ini juga dapat mengganggu kapasitas
alami bayi untuk mencari dan menemukan sendiri payudara ibu. kelahiran dengan
bantuan pengobatan atau prosedur, termasuk operasi caesar, ekstraksi vakum, forceps,
dan bahkan perasaan sakit di daerah kulit yang digunting saat episiotomi dapat pula
mengganggu kemampuan alamiah ini.
Menurut hasil Riskesdas 2018 terjadi kenaikan cakupan IMD sebesar 23,7% yaitu
dari 34,5% (2013) menjadi 58,2% (2018) dan cakupan ASI eksklusif pada tahun 2018
hanya 37,3%. Sedangkan pada hasil Riskesdas 2021 52,5 persen atau hanya setengah dari
2,3 juta bayi berusia kurang dari enam bulan- yang mendapat ASI eksklusif di Indonesia,
atau menurun 12 persen dari angka di tahun 2019. Angka inisiasi menyusui dini (IMD)
juga turun dari 58,2 persen pada tahun 2019 menjadi 48,6 persen pada tahun 2021. namun
jika cakupan IMD di Indonesia terus rendah, maka bayi yang baru lahir di Indonesia
memiliki resiko tinggi mengalami kematian pada usia neonatal. Upaya penurunan angka
kematian neonatal (AKN) menjadi hal yang penting karena memiliki kontribusi terhadap
kematian bayi Salah satu faktor yang berhubungan dengan kematian neonatal adalah ibu
yang tidak melaksanakan inisiasi menyusu dini (IMD), bayi yang diberikan kesempatan
3

IMD akan lebih cepat mendapatkan kolostrum yang sangat berguna untuk meningkatkan
kekebalan tubuh neonatal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)?
2. Apa saja faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Inisiasi Menyusui Dini (IMD)?
3. Bagaimana pengetahuan Ibu terhadap pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)?
4. Bagaimana sikap Ibu terhadap pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)?
5. Bagaimana perilaku Ibu terhadap pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Inisiasi Menyusui Dini
(IMD)
3. Untuk mengetahui pengetahuan Ibu terhadap pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini
(IMD)
4. Untuk mengetahui sikap Ibu terhadap pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
5. Untuk mengetahui perilaku Ibu terhadap pelaksnaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Inisiasi Menyusui Dini (IMD)


Menurut WHO (2017) Inisiasi Menyusu Dini yaitu bayi mulai menyusu sendiri
dalam satu jam segera setelah lahir yang diletakkan di dada ibu sehingga terjadi kontak
kulit antara bayi dan ibu. Inisiasi menyusui dini merupakan proses membiarkan bayi
dengan nalurinya sendiri untuk dapat segera menyusu dalam satu jam pertama setelah
bayi lahir, bersamaan dengan kontak kulit antara ayi dengan kulit ibu bayi yang di biarkan
setidaknya selama satu jam di dada ibu, sampai dia menyusu sendiri (Depkes, 2014).
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah permulaan kegiatan menyusu dalam satu jam
pertama setelah bayi lahir. Inisiasi dini juga bisa diartikan sebagai cara bayi menyusu satu
jam pertama setelah lahir dengan usaha sendiri dengan kata lain menyusu bukan disusui.
Cara bayi melakukan inisiasi menyusui dini ini dinamakan The Breast Crawl atau
merangkak mencari payudara (Maryunani, 2012).
Inisiasi Menyusui Dinidisebut sebagai tahap ke empat persalinan yaitu tepat setelah
persalinan sampai satu jam setelah persalinan, meletakkan bayi baru lahir dengan posisi
tengkurap setelah dikeringkan tubuhnya namun belum dibersihkan, tidak dibungkus di
dada ibunya segera setelah persalinan dan memastikan bayi mendapat kontak kulit
dengan ibunya, menemukan puting susu dan mendapatkan kolostrom atau ASI I yang
pertama kali keluar (Roesli, 2008).
Jadi dapat disimpulkan bahwa inisiasi menyusui dini (IMD) adalah proses pertama
kalinya bayi menyusu dengan nalurinya sendiri mencari puting susu ibunya kemudian
menyusu dalam satu jam pertama setelah kelahiran.

2.2 Manfaat Inisiasi Menyusui Dini (IMD)


a. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada Ibu

Inisiasi Menyusu Dini bermanfaat agar ibu lebih mudah terstimulus menyusu.
Bayi yang menyentuh dada ibu lebih mendapatkan rangsangan sensorik yang kemudian
memerintahkan otak untuk memproduksi hormon oksitosin dan prolaktin. Jadi, secara
otomatis semua ibu sebenarnya bisa menyusui. Menyusu sejak dini pada ibu dapat
5

mengurangi morbiditas dan mortalitas karena proses menyusu akan merangsang


kontraksi uterus sehingga mengurangi perdarahan pasca melahirkan (postpartum).
Inisiasi Menyusu Dini pada ibu juga dapat membantu kontraksi rahim,
pengeluaran plasenta, dan mengurangi perdarahan pasca persalinan dan juga merangsang
pengeluaran hormon oksitosin yang membuat ibu merasa tenang, rileks, dan bahagia.
Oksitosin juga menyebabkan refleks pengeluaran ASI dan kontaksi rahim yang
mengurangi perdarahan pasca persalinan.
b. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada Bayi

Menyusui sejak dini mempunyai dampak yang positif baik bagi ibu maupun
bayinya, bagi bayi kehangatan saat menyusu menurunkan resiko kematian karena
hypothermia (kedinginan). Selain itu juga, bayi memperoleh bakteri tak berbahaya dari
ibu, menjadikannya lebih kebal dari bakteri lain di lingkungan. Dengan kontak pertama,
bayi memperoleh kolostrum, yang penting untuk kelangsungan hidupnya, dan bayi
memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan, fungsi usus, dan
alergi sehingga bayi akan lebih berhasil menyusu ASI eksklusif dan mempertahankan
menyusu.
Dengan melakukan Inisiasi Menyusu Dini, bayi belajar beradaptasi dengan
kelahirannya di dunia. Bayi yang baru saja keluar dari rahim ibu, tentu merasa trauma
ketika harus berada di dunia luar. Selain itu perpisahan antara ibu dengan bayinya bisa
mengakibatkan daya tahan tubuh bayi menurun sehingga 25% sedangkan bila bayi
bersama ibu, daya tahan bayi akan berada dalam kondisi prima.
IMD banyak memberikan manfaat bagi bayi di antaranya dapat menurunkan
angka kematian bayi karena hipotermi, mendapatkan antibodi dari kolostrum, menelan
bakteri aman yang berkoloni di usus menyaingi bakteri patogen, membuat kadar glukosa
bayi lebih baik setelah beberapa jam setelah persalinan dan menurunkan intensitas ikterus
karena pengeluaran mekonium yang lebih dini.
c. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada Ibu dan Bayi
1. Meningkatkan pemberian kolostrum pada bayi
Kolostrum merupakan ASI awal dari ibu yang kaya nutrisi dan
mengandung nutrisi daya tahan tubuh yang tinggi. Cairan ini biasanya berwarna
kuning dan bertekstur kental.
2. Memberikan waktu bagi bayi untuk beradaptasi dan mengurangi rasa cemas
6

Skin to skin contact bayi dengan ibu, membantu bayi untuk


menyesuaikan kondisi di luar tubuh ibu. Bayi akan merasa lebih tenang,
berkurang rasa cemas, dan rileks karena merasakan kenyamanan kulit ibu
sebagaimana dirasakannya saat berada di dalam kandungan.
3. Meningkatkan fungsi imun bayi
Kandungan zat antibodi ASI membantu memperkuat sistem imun bayi
yang masih lemah. Bakteri baik dari kulit ibu membantu sistem imun bayi.
4. Meningkatkan motivasi ibu untuk menyusui sekaligus mendukung
keberhasilan ASI eksklusif
Rangsangan bayi saat IMD membantu produksi ASI lebih lancar. Hal ini
tentu menguntungkan ibu agar proses menyusui berjalan dengan optimal.
5. Meningkatkan bonding antara ibu dan bayi
Skin to skin contact bayi dengan ibu menciptakan hubungan yang lebih
intim antara ibu dan bayi. Bayi merasakan ketenangan dan ibu juga merasakan
kenyamanan.
d. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Bagi Psikologis Ibu dan Bayi

Pentingnya keterkaitan kasih sayang (Bounding Attechment) antara Ibu dan bayi.
Keterikatan kasih sayang bisa terwujud dari janin masih berada di dalam kandungan dan
untuk mempererat hubungan antara ibu dengan si buah hati.
Keterikatan kasih sayang bisa terwujud dari janin masih berada di dalam
kandungan dan untuk mempereratnya bayi yang baru lahir bisa dilakukan IMD, dari hal
tersebut selain manfaat ASI yang didapatkan begitu besar juga bermanfaat untuk
psikologis ibu dan anak karena sebuah kasih sayang bisa berawal dari sebuah sentuhan,
dan dekapan ibu kepada anaknya di saat melakukan IMD.
Ikatan antara Ibu dan bayinya telah terjadi sejak masa kehamilan dan pada saat
persalinan ikatan itu akan semakin kuat. Tenaga kesehatan harus dapat memfasilitasi
perilaku ikatan awal ini dengan cara menyediakan sebuah lingkungan yang mendukung
sehingga kontak dan interaksi yang baik dari orang tua kepada anak dapat terjadi. Jam
pertama setelah melahirkan, bayi sangat waspada dan siap untuk mempelajari dunia baru
mereka. Jika tidak ada komplikasi yang serius setelah bayi lahir dapat langsung diletakkan
di atas perut ibu. Kontak segera ini akan sangat bermanfaat baik bagi ibu maupun bayinya
karena kontak kulit dengan kulit membantu bayi tetap hangat.
7

Manfaat IMD dapat secara fisiologis maupun psikologis, yaitu:


1. Bagi ibu
Sentuhan dan isapan pada payudara ibu mendorong keluarnya oksitosin.
Oksitosin menyebabkan kontraksi pada uterus sehingga membantu keluarnya
plasenta dan mencegah perdarahan. Oksitosin juga menstimulasi hormon-hormon
lain yang menyebabkan Ibu merasa aman dan nyaman sehingga ASI keluar dan
lancar.
2. Bagi bayi

Bersentuhan dengan ibu memberikan kehangatan, ketenangan sehingga dapat dan denyut
jantung bayi menjadi teratur. Bayi memperoleh kolostrum yang mengandung antibodi
dan merupakan imunisasi pertama. Di samping itu, kolostrum juga mengandung faktor
pertumbuhan yang membantu usus bayi berfungsi secara efektif sehingga
mikroorganisme dan penyebab alergi lain lebih sulit masuk ke dalam tubuh bayi.

2.3 Faktor-faktor yang memengaruhi IMD


Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI)
adalah ukuran yang digunakan untuk mengukur kemajuan suatu negara dalam tiga aspek
utama yaitu kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi IMD atau HDI dari suatu negara, antara lain:
1. Kesehatan
Faktor kesehatan memegang peranan penting dalam IMD atau HDI karena
kesehatan yang baik akan mempengaruhi kualitas hidup dan produktivitas masyarakat.
Beberapa indikator kesehatan yang dapat mempengaruhi IMD atau HDI antara lain angka
kematian bayi, angka harapan hidup, angka kematian ibu, dan akses terhadap layanan
kesehatan. Faktor kesehatan memiliki peran penting dalam peningkatan IMD atau Human
Development Index (HDI) suatu negara. Berikut adalah beberapa faktor kesehatan yang
dapat mempengaruhi IMD atau HDI:
a. Akses dan kualitas layanan kesehatan
Akses dan kualitas layanan kesehatan yang memadai sangat penting untuk
meningkatkan kesehatan masyarakat dan memperpanjang harapan hidup. Negara-negara
dengan akses dan kualitas layanan kesehatan yang baik cenderung memiliki IMD atau
HDI yang lebih tinggi.
8

b. Gizi dan nutrisi


Gizi dan nutrisi yang baik sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
fisik dan kognitif manusia. Negara-negara dengan tingkat gizi dan nutrisi yang baik
cenderung memiliki IMD atau HDI yang lebih tinggi.
c. Penyebaran penyakit dan akses terhadap vaksinasi
Penyebaran penyakit dan kurangnya akses terhadap vaksinasi dapat mempengaruhi
kesehatan masyarakat secara signifikan. Negara-negara dengan program vaksinasi yang
luas dan berhasil dalam mengatasi penyebaran penyakit cenderung memiliki IMD atau
HDI yang lebih tinggi.
d. Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat secara
keseluruhan. Faktor lingkungan yang buruk, seperti polusi udara dan air, dapat memicu
penyakit dan memperburuk kondisi kesehatan. Negara-negara dengan kualitas
lingkungan yang baik cenderung memiliki IMD atau HDI yang lebih tinggi.

2. Pendidikan
Faktor pendidikan juga memegang peranan penting dalam IMD atau HDI karena
pendidikan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat serta
membuka akses ke peluang ekonomi yang lebih baik. Beberapa indikator pendidikan
yang dapat mempengaruhi IMD atau HDI antara lain tingkat melek huruf, akses terhadap
pendidikan dasar dan menengah, dan rasio guru terhadap murid. Faktor pendidikan
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi IMD atau Human Development Index
(HDI) suatu negara. Berikut adalah beberapa faktor pendidikan yang dapat
mempengaruhi IMD atau HDI:
a. Angka melek huruf dan pendidikan dasar
Angka melek huruf dan pendidikan dasar yang baik dapat meningkatkan
kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi, sosial, dan politik.
Negara-negara dengan angka melek huruf dan pendidikan dasar yang tinggi cenderung
memiliki IMD atau HDI yang lebih tinggi.
b. Akses dan kualitas pendidikan
Akses dan kualitas pendidikan yang memadai sangat penting untuk meningkatkan
kualitas hidup dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan sosial dan ekonomi.
9

Negara-negara dengan akses dan kualitas pendidikan yang baik cenderung memiliki IMD
atau HDI yang lebih tinggi.
c. Tingkat partisipasi dalam pendidikan
Tingkat partisipasi dalam pendidikan, seperti tingkat sekolah menengah atas atau
perguruan tinggi, juga dapat mempengaruhi IMD atau HDI suatu negara. Negara-negara
dengan tingkat partisipasi dalam pendidikan yang tinggi cenderung memiliki IMD atau
HDI yang lebih tinggi.
d. Pendidikan inklusif
Pendidikan inklusif dapat meningkatkan akses dan partisipasi dalam pendidikan
bagi kelompok-kelompok yang terpinggirkan atau rentan, seperti anak-anak dari keluarga
miskin, anak-anak dengan kebutuhan khusus, dan perempuan. Negara-negara dengan
sistem pendidikan yang inklusif cenderung memiliki IMD atau HDI yang lebih tinggi.

3. Ekonomi
Faktor ekonomi juga merupakan faktor yang penting dalam IMD atau HDI karena
dapat mencerminkan kemampuan suatu negara untuk memberikan kesejahteraan bagi
masyarakatnya. Beberapa indikator ekonomi yang dapat mempengaruhi IMD atau HDI
antara lain PDB per kapita, tingkat pengangguran, indeks gini, dan akses terhadap layanan
keuangan. Faktor ekonomi memainkan peran penting dalam penentuan IMD atau Human
Development Index suatu negara. Berikut adalah beberapa faktor ekonomi yang dapat
mempengaruhi IMD atau HDI:
a. Pendapatan per kapita
Pendapatan per kapita merupakan salah satu indikator utama dalam IMD atau HDI.
Negara-negara dengan pendapatan per kapita yang tinggi cenderung memiliki IMD atau
HDI yang lebih tinggi.
b. Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang stabil dan tinggi dapat memberikan peluang untuk
menciptakan lapangan kerja, meningkatkan akses terhadap pendidikan dan kesehatan,
serta meningkatkan pendapatan per kapita. Negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi
yang tinggi cenderung memiliki IMD atau HDI yang lebih tinggi.
c. Kesenjangan pendapatan
10

Kesenjangan pendapatan dapat mempengaruhi IMD atau HDI suatu negara.


Kesenjangan pendapatan yang tinggi dapat menghambat kemajuan dan perkembangan
manusia, terutama bagi kelompok-kelompok yang kurang mampu. Negara-negara dengan
kesenjangan pendapatan yang kecil cenderung memiliki IMD atau HDI yang lebih tinggi.
d. Infrastruktur ekonomi
Infrastruktur ekonomi yang memadai, seperti jaringan transportasi dan energi, dapat
meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Negara-negara dengan
infrastruktur ekonomi yang baik cenderung memiliki IMD atau HDI yang lebih tinggi.
e. Pengeluaran untuk pendidikan dan kesehatan
Pengeluaran untuk pendidikan dan kesehatan dapat meningkatkan kualitas hidup
dan kemampuan manusia untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi dan sosial.
Negara-negara yang mengalokasikan anggaran besar untuk pendidikan dan kesehatan
cenderung memiliki IMD atau HDI yang lebih tinggi.

4. Lingkungan
Faktor lingkungan adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) suatu negara.
Beberapa faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi IMD atau HDI antara lain:
a. Akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak
Akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak dapat mempengaruhi kesehatan
dan kualitas hidup masyarakat. Negara-negara dengan akses terhadap air bersih dan
sanitasi yang baik memiliki angka kematian bayi yang lebih rendah dan tingkat
keberhasilan program kesehatan yang lebih baik.
b. Kerusakan lingkungan dan perubahan iklim
Kerusakan lingkungan dan perubahan iklim dapat berdampak negatif pada
kesehatan dan ekonomi masyarakat. Misalnya, bencana alam seperti banjir dan
kekeringan dapat mengurangi produktivitas pertanian dan meningkatkan risiko kesehatan
masyarakat.
c. Keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati dapat memberikan manfaat ekonomi dan kesejahteraan
bagi masyarakat, seperti sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
11

ekonomi dan bahan pangan yang bergizi. Negara-negara yang memiliki keanekaragaman
hayati yang tinggi cenderung memiliki IMD atau HDI yang lebih baik.
d. Polusi
Polusi dapat berdampak negatif pada kesehatan dan lingkungan. Pajanan terhadap
polusi udara dan air dapat meningkatkan risiko penyakit pernapasan dan kardiovaskular.

5. Politik
Faktor politik juga dapat mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau
Human Development Index (HDI) suatu negara. Beberapa faktor politik yang dapat
mempengaruhi IMD atau HDI antara lain:
a. Kestabilan politik dan keamanan
Kestabilan politik dan keamanan yang baik dapat membantu menciptakan
lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial. Negara-
negara dengan keamanan yang baik cenderung memiliki IMD atau HDI yang lebih tinggi.
b. Kualitas pemerintahan dan kebijakan publik
Kualitas pemerintahan dan kebijakan publik yang baik dapat membantu
menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pembangunan ekonomi dan sosial. Negara-
negara dengan pemerintahan yang efektif dan kebijakan publik yang baik cenderung
memiliki IMD atau HDI yang lebih tinggi.
c. Kemampuan dan ketersediaan sumber daya manusia di sektor publik
Kemampuan dan ketersediaan sumber daya manusia yang baik di sektor publik
dapat membantu meningkatkan efektivitas pemerintahan dan pelaksanaan kebijakan
publik. Negara-negara dengan sumber daya manusia yang baik di sektor publik cenderung
memiliki IMD atau HDI yang lebih tinggi.
d. Partisipasi politik dan hak asasi manusia
Partisipasi politik dan hak asasi manusia yang dihormati dapat memberikan ruang
bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan dan membuat
keputusan yang memengaruhi kualitas hidup mereka. Negara-negara dengan partisipasi
politik dan hak asasi manusia yang dihormati cenderung memiliki IMD atau HDI yang
lebih tinggi.
12

2.4 Kerangka Konsep

2.5 Matriks Variabel


No Variabel Indikator Metode Sumber Pustaka
Umur Ibu saat
1. Umur penelitian Wawancara Fiddini (2010)
berlangsung
Tingkat pendidikan
ibu
- Tidak tamat
2. Pendidikan - SD/Sederajat Wawancara Fiddini (2010)
- SMP/Sederajat
- SMA/Sederajat
- Perguruan Tinggi
3. Pekerjaan Pekerjaan Ibu Wawancara Fiddini (2010)
Tingkat Tes pengetahuan
pengetahuan Ibu dengan Fiddini (2010), Atsa (2010)
4. Pengetahuan Ibu
dalam pelaksanaan instrumen & Parapat (2022)
IMD (kuesioner)
Wawancara
Sikap Ibu dalam dengan Fiddini (2010), Atsa (2010)
5. Sikap Ibu
pelaksanaan IMD kuesioner & Parapat (2022)
terstruktur
Perilaku Ibu dalam Wawancara Fiddini (2010), Atsa (2010)
6. Perilaku Ibu
pelaksanaan IMD dengan & Parapat (2022)
13

kuesioner
terstruktur
Media yang
menjadi sumber
Sumber
7. pengetahuan Ibu Wawancara Atsa (2010)
Informasi
dalam pelaksanaan
IMD

2.6 Instrumen Penelitian


KUESIONER
Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap Pelaksanaan
Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
I. Identitas Responden
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pendidikan Terakhir:
Pekerjaan :
II. Daftar Kuesioner
A. Pengetahuan
Berilah tanda (X) pada jawaban yang anda pilih.
1. Apakah Ibu mengetahui tentang Inisiasi Menyusui Dini?
a. Tidak
b. Ya
c. Mungkin
2. Apakah ibu tau seberapa penting manfaat pemberian ASI pada bayi?
a. Tidak
b. Ya
c. Mungkin
3. Menurut Ibu apakah penting Inisiasi Menyusui Dini?
a. Tidak
b. Ya
c. Mungkin
4. Apakah Ibu mnegetahui tentang kelebihan melakukan Inisiasi Menyusui Dini?
a. Tidak
14

b. Ya
c. Mungkin
5. Apakah ibu setuju bahwa ASI lebih berperan penting terhadap bayi
dibandingkan susu formula?
a. Tidak
b. Ya
c. Mungkin
6. Apakah ibu setuju jika makanan terbaik bayi setelah lahir adalah ASI?
a. Tidak
b. Ya
c. Mungkin
7. Menurut ibu apakah Inisiasi Menyusui Dini ini dapat berpengaruh terhadap
kesehatan bayi baru lahir?
a. Tidak
b. Ya
c. Mungkin
8. Apakah ibu tahu langkah-langkah dalam melakukan Inisiasi Menyusui Dini?
a. Tidak
b. Ya
c. Mungkin
9. Apakah ibu setuju jika pengetahuan tentang Inisiasi Menyusui Dini sudah
ditanamkan sejak sang ibu masih mengandung?
a. Tidak
b. Ya
c. Mungkin
10. Apakah ibu setuju jika masyarakat di Inonesia lebih banyak melakukan Inisiasi
Menyusui Dini dibandingkan dengan pemberian susu formula?
a. Tidak
b. Ya
c. Mungkin
B. Sikap
Keterangan
15

TS : Tidak Setuju
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
Berilah tanda (✓) pada jawaban yang anda pilih.
No Pertanyaan Pilihan Jawaban
TS S SS
1 Pemberian asi dapat ditunda sampai bayi siap
diberikan asi
2 Cara yang baik melakukan imd adalah
memaksa bayi untuk mendekati puting susu
ibu
3 Menurut anda imd dapat tetap dilakukan
meskipun tali pusar belum d potong
4 Dengan melakukan imd maka bayi akan dapat
membedakan puting susu dengan dot susu
5 Menurut anda imd dapat tetap dilakukan
meskipun tali pusar belum d potong
6 Asi yang pertama kali keluar dan berwarna
kekuningan tidak perlu dibuang
7 Sebaiknya pada saat melakukan IMD ibu dan
bayi dibiarkan dalam keadaan terbuka
8 Menurut Ibu, susu formula penting sebagai
tambahan ASI agar bayi cerdas
9 Ibu merasa perlu mengkonsumsi makanan
bergizi setiap hari agar ASI ibu berkualitas
10 Jika ibu merasa ASI ibu tidak lancar, ibu akan
berkonsultasi ke tenaga kesehatan terlebih
dahulu sebelum memutuskan membeli susu
formula

C. Perilaku
Keterangan
16

TS : Tidak Setuju
S : Setuju
Berilah tanda (✓) pada jawaban yang anda pilih.
No Pertanyaan Pilihan Jawaban
TS S
1 Saya memberikan ASI saja selama 6 bulan
2 Setiap hari Saya mengkonsumsi nasi, lauk pauk,
sayur, buah dan air putih dalam jumlah yang cukup
(3x makan utama, 2x makanan ringan)
3 Saya rutin menimbang berat badan bayi setiap
bulan untuk memantau kecukupan ASI dan
pertumbuhan bayi
4 Saya memberikan makanan tambahan bayi
sebelum 6 bulan.
5 Sebelum melakukan persalinan Saya mencari
informasi terkait Inisiasi Menyusui Dini
6 Saya sering memaksa bayi untuk mendekati dan
mengulum puting susu
7 Saya merasa tenang dan nyaman ketika melakukan
Inisiasi Menyusui Dini
8 Demi menjaga penampilan, Saya memilih
memberikan susu formula daripada ASI
9 Saya dengan senang hati memberikan ASI kepada
bayi saya, karena selain bermanfaat untuk anak,
saya juga dapat merasakan manfaatnya
10 Saya memberikan dot/kompeng kepada bayi
17

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Inisiasi menyusui dini merupakan proses membiarkan bayi dengan nalurinya
sendiri untuk dapat segera menyusu dalam satu jam pertama setelah bayi lahir, bersamaan
dengan kontak kulit antara ayi dengan kulit ibu bayi yang di biarkan setidaknya selama
satu jam di dada ibu, sampai dia menyusu sendiri. Meletakkan bayi baru lahir dengan
posisi tengkurap setelah dikeringkan tubuhnya namun belum dibersihkan, tidak
dibungkus di dada ibunya segera setelah persalinan dan memastikan bayi mendapat
kontak kulit dengan ibunya, menemukan puting susu dan mendapatkan kolostrom atau
ASI yang pertama kali keluar (Roesli, 2008). Inisiasi Menyusu Dini dapat membantu
kontraksi rahim, pengeluaran plasenta, dan mengurangi perdarahan pasca persalinan dan
juga merangsang pengeluaran hormon oksitosin yang membuat ibu merasa tenang, rileks,
dan bahagia.
IMD banyak memberikan manfaat bagi bayi di antaranya dapat menurunkan angka
kematian bayi karena hipotermi, mendapatkan antibodi dari kolostrum, menelan bakteri
aman yang berkoloni di usus menyaingi bakteri patogen, membuat kadar glukosa bayi
lebih baik setelah beberapa jam setelah persalinan dan menurunkan intensitas ikterus
karena pengeluaran mekonium yang lebih dini. Meningkatkan bonding antara ibu dan
bayi Skin to skin contact bayi dengan ibu menciptakan hubungan yang lebih intim antara
ibu dan bayi.
Beberapa indikator kesehatan yang dapat mempengaruhi IMD atau HDI antara lain
angka kematian bayi, angka harapan hidup, angka kematian ibu, dan akses terhadap
layanan kesehatan. Akses dan kualitas layanan kesehatan, Gizi dan nutrisi, Penyebaran
penyakit dan akses terhadap vaksinasi, Kesehatan lingkungan. Selain itu Faktor
pendidikan juga memegang peranan penting dalam IMD atau HDI karena pendidikan
dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan masyarakat serta membuka akses ke
peluang ekonomi yang lebih baik. Beberapa indikator pendidikan yang dapat
mempengaruhi IMD atau HDI antara lain tingkat melek huruf, akses terhadap pendidikan
dasar dan menengah, dan rasio guru terhadap murid. Pengeluaran untuk pendidikan dan
kesehatan dapat meningkatkan kualitas hidup dan kemampuan manusia untuk
18

berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi dan sosial. Akses terhadap air bersih dan sanitasi
yang layak dapat mempengaruhi kesehatan dan kualitas hidup masyarakat. Kestabilan
politik dan keamanan dapat membantu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial. Selain itu Partisipasi politik dan hak
asasi manusia juga dapat memberikan ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam
proses pembangunan dan membuat keputusan yang memengaruhi kualitas hidup.

3.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan, Negara-negara dengan partisipasi terhadap faktor
faktor IMD cenderung memiliki IMD atau HDI yang lebih tinggi. untuk itu diharapkan
kepada Petugas kesehatan setempat untuk memberi informasi kepada ibu selama proses
kehamilan tentang manfaat inisiasi menyusui dini. Peran petugas kesehatan sangat
penting karena dapat sebagai faktor penguat terhadap persepsi ibu mengenai inisiasi
menyusui dini. Selain itu disarankan kepada suami atau keluarga mendampingi ibu saaat
persalinan serta tidak atau mengurangi penggunaan obat kimiawi saat persalinan yang
dapat diganti dengan cara non-kimiawi misalnya pijat, aromaterapi, gerakan atau
hypnobirthing.
19

DAFTAR PUSTAKA

Atsa, E. F. (2010). Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu yang Bekerja Tentang
Inisiasi Menyusui Dini di RSIA Cinta Kasih Ciputat Pada Bulan September 2010.
Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
Badan Pusat Statistik (BPS). 2018, Jumlah Bayi Lahir, Bayi Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR), BBLR Dirujuk, dan Bergizi Buruk menurut Kabupaten/Kota di Provinsi
Sumatera Utara, 2022. Badan Pusat Statistik.
Dinkes, “Inisiasi Menyusui Dini (IMD)”, https://dinkes.kulonprogokab.go.id/. (Di akses
6 April 2023)
Fadliyah, L., & Qo’imah, F. (2019). Gambaran Pengetahuan Tentang Inisiasi Menyusu
Dini (IMD) Ibu Hamil Trimester II Dan III di RSI Nasrul Ummah Lamongan.
11(03),83–87.
Fiddini, F. (2010). Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu yang Bekerja
Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi di Posyandu Cempaka Kelurahan
Larangan Selatan Tahun 2010. Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
Kaban, N. (2017). Inisiasi Menyusui Dini. Jurnal Keluarga Sehat Sejahtera. 15(2), 3-4.
Khoiriah, A., & Sari, N. (2018). GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN
TENTANG PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI DI BPM HJ.
RUSMIATI
Martiasari, A., St, D. R., M, S. M., & Maula, S. I. (2022). Hubungan Pengetahuan Status
Gizi dan Pola Menstruasi Pada Anemia Remaja Putri. 01, 131–137.
https://doi.org/10.53801/sjki.v1i3.18
Medan, “Tekan Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir, Pemprov Sumut Jalin Kerja
Sama dengan USAID”, https://sumutprov.go.id. (Diakses, April 8, 2023)
Muhani, N., Wulandari, R., Arayastuti, N., Yanti, D. E., Hermawan, D., Sefililaisya, S.
N., & Angraini, W. (2020). The Relationship between Maternal Psychology,
Family, and Culture with Perception Of Breast Milk Insufficiency in
Breastfeeding Mothers Of Sumur Batu Public Health Center, Lampung Indonesia.
Malaysian Journal of Public Health Medicine, 20(3), 67–78.
https://doi.org/10.37268/mjphm/vol.20/no.3/art.401
Novikasari, M. 2022. 1000 Hari yang Menentukan: Nutrisi dalam Seribu Hari Pertama
Kehidupan. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Nurnaini, Q., & Khayati, Y. N. (2021).Gambaran Karakteristik Ibu yang Melakukan
Inisiasi Menyusu Dini di PMB Anik Mupidah,Amd.Keb Desa Gelang Kulon
Kecamatan Sampung Kabupaten Ponorogo. 3(2), 91–98.
PALEMBANG OVERVIEW. 7(1), 32–36.
Parapat, U. M. (2022). Gambaran Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang
Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Nagasaribu Tahun 2021.
Skripsi. Padangsidimpuan: Universitas Aufa Royhan
Rismawati., & Ohorella, F. (2021). Pentingnya Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada Bayi
Baru Lahir. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 1(1), 3
Samaria, D, dkk. 2022. Konsep dan Aplikasi Asuhan Laktasi Kontemporer. Medan:
Yayasan Kita Menulis.
Siregar, N., Harahap, L. J., & Lubis, J. (2021). GAMBARAN TINGKAT
PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG MANFAAT
20

INISIASI MENYUSU DINI DI DESA SIALAGUNDI KECAMATAN


SIPIROK. 1, 135–142.
Sukarti Ni Nyoman, dkk “ Hambatan Keberhasilan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini
(IMD) pada Ibu Bersalin di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar”, Jurnal
Ilmiah kebidanan, No.1, Vol 8 tahun 2020, Hal 41. https://ejournal.poltekkes-
denpasar.ac.id/index.php/JIK/article/download/1197/409
Ulya, N, dkk. 2021. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Pekalongan:
NEM.
UNDP. (2020). Human Development Data (1990-2019). United Nations Development
Programme.
UNESCO. (2020). Global Education Monitoring Report 2020: Inclusion and Education
– All means all. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization.
Wahyuni, S, dkk. 2023. Evidence-Based Practice Pada Perawatan Bayi Baru Lahir.
Tangerang: Media Sains Indonesia.
WHO (World Health Organization), “Pekan Menyusui Sedunia: UNICEF dan WHO
serukan dukungan yang lebih besar terhadap pemberian ASI di Indonesia seiring
penurunan tingkat menyusui selama pandemi COVID-19”,
https://www.who.int/indonesia/id/news/detail/31-07-2022-world-breastfeeding-
week--unicef-and-who-urge-greater-support-for-breastfeeding-in-indonesia-as-
rates-decline-during-covid-19
World Bank. (2020). World Development Indicators 2020. The World Bank.
World Health Organization. (2017). Immunization, Vaccines and Biologicals. World
Health Organization.
World Health Organization. (2020). World Health Statistics 2020: Monitoring Health for
the SDGs. World Health Organization.
Yuwansyah, Y., & Evitasari, D. (2019). GAMBARAN PELAKSANAAN INISIASI
MENYUSU DINI (IMD) DAN PERUBAHAN SUHU PADA BAYI BARU
LAHIR DI BPM BIDAN DEWI PADAHANTEN. 4(10), 158–165

Anda mungkin juga menyukai