Anda di halaman 1dari 48

PROPOSAL PENELITIAN

DIPLOMASI PUBLIK KOREA SELATAN DI


AMERIKA SERIKAT MELALUI K-POP

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Dalam Menempuh Ujian Sarjana Program Strata-1
Pada Program Ilmu Hubungan Internasional

Oleh:
Assyifa Atus Syafira Maulidina Mahdy
192030121

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2023
PROPOSAL PENELITIAN

DIPLOMASI PUBLIK KOREA SELATAN DI


AMERIKA SERIKAT MELALUI K-POP

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Dalam Menempuh Ujian Sarjana Program Strata-1
Pada Program Ilmu Hubungan Internasional

Oleh:
Assyifa Atus Syafira Maulidina Mahdy

192030121

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2023

i
HALAMAN PERSETUJUAN/PENGESAHAN

DIPLOMASI PUBLIK KOREA SELATAN DI AMERIK


A SERIKAT MELALUI K-POP

Oleh:
Assyifa Atus Syafira Maulidina Mahdi
192030121

Disetujui untuk diujikan pada tanggal


…………………………

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Bulbul Abdurrahman, M.Si. Shylvia Windary, S.IP., M.A.


NIDN. 15110096 NIDN. 0430088206 

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................... II

DAFTAR TABEL.............................................................................................................. V

DAFTAR GAMBAR......................................................................................................... VI

BAB I................................................................................................................................. 7

PENDAHULUAN.............................................................................................................. 7

1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN.....................................................................7

1.2. PERUMUSAN MASALAH.............................................................................................14

1.3. PEMBATASAN MASALAH.........................................................................................14

1.4. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN........................................................15

1.4.1. TUJUAN PENELITIAN...........................................................................................15

1.4.2. KEGUNAAN PENELITIAN.....................................................................................16

BAB II.............................................................................................................................. 17

TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................... 17

2.1. TINJAUAN LITERATUR....................................................................................17

2.2. KERANGKA TEORITIS/KONSEPTUAL...........................................................28

2.2.1. DIPLOMASI..................................................................................................... 29

2.2.2. DIPLOMASI PUBLIK KOREA SELATAN................................................................32

2.2.3. K-POP..................................................................................................................34

2.3. ASUMSI................................................................................................................ 36

iii
2.4. KERANGKA ANALISIS......................................................................................38

BAB III............................................................................................................................ 40

METODE PENELITIAN...................................................................................................... 40

3.1. DESAIN PENELITIAN........................................................................................40

3.2. TEKNIK PENGUMPULAN DATA......................................................................40

3.3. TEKNIK ANALISIS DATA..................................................................................41

3.4. SISTEMATIKA PENELITIAN............................................................................42

REFERENSI.................................................................................................................... 44

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tinjauan Literatur ......................................................................17

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Gambar 1.1 Negative Perception Toward Hallyu......................10


Gambar 1.1. Girls’ Generation Performs on “Late Show with David Letterm
an”.........................................................................................................................13
Gambar 1.1. BTS “Fake Love” chart Billboard Hot 100................................13
Gambar 2.1. Konser KCON 2012 di Irvine California....................................26

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Dunia saat ini mengalami perubahan yang kuat dalam integrasi karena era gl

obalisasi dan perkembangan teknologi, terutama internet. Media sosial menjadi al

at bagi masyarakat global untuk berkomunikasi dan mempengaruhi satu sama lain

Ini membantu aktivitas diplomatik negara dalam era digital. Diplomasi adalah up

aya untuk mempererat hubungan antar negara dan membangun citra positif negara

pada tataran internasional. Dalam era globalisasi dan media baru, diplomatik men

galami perkembangan dengan munculnya media sosial sebagai alat interaksi dan p

ertukaran informasi antar negara (brina Sidqi Amalul Azmi 2022).

Dengan dunia yang terintegrasi, terjadi perubahan besar dalam cara negara

memperkenalkan diri ke luar, yaitu dengan menggunakan publik asing. Berbeda d

engan diplomasi tradisional yang menerapkan hubungan government-to-governme

nt, diplomasi publik menargetkan komunikasi ke masyarakat umum dan publik asi

ng. Diplomasi publik memiliki dinamika yang melibatkan relasi dengan masyarak

at global dan pemanfaatan teknologi dan media sosial (Gloria 2017) . Diplomasi

memiliki peran penting dalam membangun pengaruh dan mengelola hubungan int

ernasional.

Globalisasi ekonomi membawa dampak multidimensi yang melibatkan buda

ya, sosial, dan politik. Dimensi budaya merupakan salah satu yang paling menonj

ol. Interkonektivitas dunia menguatkan fungsi budaya sebagai instrumen soft pow

er. Diplomasi publik untuk tujuan nation branding bersinambung dengan promosi
produk budaya negara. Interaksi cross-culture yang diwadahi oleh media sosial da

pat memudahkan penyebaran identitas budaya negara secara luas dan efektif (Ma’

mun 2014) .

Peningkatan aksesibilitas media menyebabkan perilaku masyarakat global m

enjadi serupa, seperti menonton acara hiburan yang sama, mendengarkan musik y

ang sama, dan mengonsumsi produk yang sama (Andrianti 2015). Ini didorong ole

h dunia yang multikultural dan dinamis yang memerlukan adaptasi antarbudaya da

ri orang dengan latar belakang berbeda saat berinteraksi agar bisa membangun hu

bungan yang timbal balik. Inilah yang membentuk budaya global, atau standar ga

ya hidup di tengah budaya lokal yang mengandung ide dan nilai dari budaya luar

yang lebih kuat, yang diwujudkan sebagai budaya populer. Budaya populer kemu

dian dapat digunakan sebagai produk soft power oleh sebuah negara dalam diplo

masi publik saat ini.

Salah satu contoh negara yang telah melakukan transisi dengan menggunaka

n teknologi dalam diplomasi publik adalah Korea Selatan. Sejak tahun 1999, Kore

a Selatan dikenal dan memperkenalkan diri ke dunia melalui Hallyu, yang kerap d

isebut sebagai diplomasi publik.

Fenomena sosial yang terjadi saat ini cukup menjadi sorotan dunia internasi

oal yaitu fenomena budaya popular yang berhasil diciptakan korea selatan. Gelo

mbang hallyu atau Korean wave merupakan istilah budaya popular korea yang me

ncakup drama,fashion,musik dan makanan.

Prioritas utama kebijakan luar negeri Korea Selatan saat ini adalah penyebar

an diplomasi budaya. Ini terlihat dari dokumen seperti "Master Plan of Public Dipl

omacy 2017-2021 (Public Diplomacy Act)", Five Year Plans of the Moon Jae In

8
Administration, dan Diplomatic White Paper 2018, di mana diplomasi publik dan

hallyu (budaya populer Korea Selatan) menjadi bagian penting dari strategi diplo

masi. Hallyu sendiri merujuk pada penyebaran budaya populer Korea Selatan sepe

rti fashion, make up, makanan, drama, dan musik (k-pop) (Hallyu White Paper 20

18).

Korea Selatan berencana untuk memperluas penyebaran hallyu secara global, term

asuk ke Amerika Serikat, di mana k-pop semakin populer melalui grup idola BTS

( East Asia Forum 2017) .

Menurut KOFICE, penyebaran Hallyu (Korean Wave) di Amerika Serikat

menghadapi tantangan yang beragam. Hubungan antara Korea Selatan dan Ameri

ka Serikat, yang didominasi oleh aspek keamanan, telah mengalami pasang surut s

ejak terpilihnya Presiden Donald Trump pada tahun 2017. Kenaikan biaya militer

yang disediakan oleh Amerika Serikat serta rencananya untuk menarik diri dari K

ORUS-FTA (Perjanjian Perdagangan Bebas Korea-Amerika Serikat) yang diumu

mkan oleh Presiden Trump, menunjukkan adanya kerenggangan dalam hubungan

kedua negara. Menurut hasil survei Korean Foundation For International Culture

Exchange (KOFICE) pada tahun 2017, masyarakat Amerika Serikat masih memili

ki persepsi negatif terhadap Korea Selatan dan Hallyu, sehingga berdampak pada

kebijakan Amerika Serikat terhadap Korea Selatan. Survei tersebut menunjukkan

bahwa persepsi negatif masyarakat Amerika Serikat terhadap Korea Selatan dan i

ndustri hiburan Hallyu masih cukup tinggi, yakni sebesar 35,6%. Hal ini mungkin

disebabkan oleh fakta bahwa masyarakat Amerika Serikat hanya melihat Korea Se

latan dari sudut pandang negatif, seperti akibat dari perang dan tensi diplomatik de

ngan Korea Utara (KOFICE 2018).

9
Anggaran untuk perluasan Hallyu mengalami penurunan. Menurut laporan Kemen

terian Budaya, Olahraga, dan Pariwisata Korea Selatan tahun 2018, anggaran kem

enterian senilai US$4,66 triliun difokuskan pada bidang seni dan budaya, US$7,5

4 miliar untuk seniman, dan US$12,41 miliar untuk promosi konten Hallyu dan ek

sebisi virtual. Jumlah ini masih lebih kecil jika dibandingkan dengan anggaran Ha

llyu tahun sebelumnya.

Meskipun Hallyu menghadapi berbagai tantangan, penyebarannya di Amerika Ser

ikat tetap menunjukkan keberhasilan. Survei KOFICE dalam laporan Global Hally

u Trend 2020 menunjukkan bahwa persepsi publik Amerika Serikat terhadap Kore

a Selatan menurun menjadi 27,4% pada tahun 2019.

Gambar 1.1 Negative Perception Toward Hallyu

Sumber : Global Hallyu Trends 2021

Survei lain yang dilakukan oleh Chicago Council pada tahun 2020 menunjukkan b

ahwa Korea Selatan menjadi negara yang paling disukai oleh masyarakat Amerika

(Global Hallyu Trends 2021).

Keberhasilan Hallyu atau gelombang budaya Korea di Amerika Serikat tida

k diragukan lagi. Bukti dari popularitas grup idola BTS yang berhasil menduduki

puncak Billboard Hot 100 Chart dan kolaborasi antara Black Pink dan Selena Go

10
mez yang mencatatkan rekor sebagai artis wanita dengan tayangan video terbanya

k di YouTube (Aisha. S 2018). (Aisha. S 2018).

Dikutip dari CNN, Film "Parasite" juga menjadi bukti bahwa Hallyu mampu

menarik perhatian publik dengan meraih Piala Oscar pada tahun 2020. Selain itu,

penambahan 26 bahasa Korea dalam kamus bahasa Inggris membuktikan bahwa b

udaya Korea memiliki pengaruh yang kuat dan menjadi instrumen diplomasi yang

efektif.

Menurut Jenna Gibson, keberhasilan hallyu di dunia tidak lagi perlu diperta

nyakan. Melalui produk budaya populernya, hallyu berhasil menembus pasar Ame

rika Serikat dan memperoleh popularitas yang besar di sana (Gibson 2020).

Dapat dikatakan bahwa hallyu telah berhasil mengubah persepsi publik Amerika S

erikat terhadap budaya Korea dan membuktikan bahwa budaya Korea merupakan

salah satu budaya yang sangat disegani dan diminati di dunia. Hallyu membuktika

n bahwa budaya Korea memiliki daya tarik yang kuat dan mampu menarik perhati

an masyarakat global.

Korea Selatan membangun citra negara melalui Korean Wave, yaitu dukungan pe

merintah dan masyarakat dalam mempromosikan budaya negaranya melalui indus

tri musik. Beberapa idol K-Pop, seperti BTS, membantu memperkenalkan identita

s ekonomi dan budaya negara dan membantu mencapai tujuan nasional seperti ker

ja sama dengan Amerika Serikat. Pencitraan negara ini sangat penting bagi pemba

ngunan ekonomi dan mempromosikan produk ke seluruh dunia.

musik populer Korea (K-pop). Muncul sebagai bentuk baru dari soft power

Korea Selatan, dalam kelangsungannya Hallyu memaksimalisasi peran aktor non

pemerinah yakni dengan menyertakan sektor swasta yang bergerak di bidang indu

11
stri hiburan dan media sebagai aktor penunjang utama. Inilah yang menyebabkan

eksposur terhadap budaya Korea terbilang multi-lapis dan multi-arah. Efek dari pe

nyebarannya dinilai sangat luas dan eksklusif yang mana tidak hanya sebatas eksp

or produk budaya, melainkan juga berpengaruh kepada gaya hidup masyarakat di

Asia yang mulai bergeser. Dan dalam kurun waktu yang singkat, dengan bantuan

media, merujuk pada skenario Hallyu 3.0 yang bukan lagi sekedar penyebaran mu

sik pop Korea, film, dan drama, tetapi kekuatan Korea dalam penyebaran aspek id

e dan bahasa, atau dalam kata lain, penyebaran pandangan terhadap gaya hidup ba

ru yang masif.

K-Pop atau Korean Pop merupakan musik populer yang berasal dari Korea

Selatan dan telah menjadi fenomena global. Dalam beberapa tahun terakhir, K-Po

p mulai menemukan tempatnya di Amerika Serikat dan mulai menarik perhatian b

anyak penggemar baru.

Pada tahun 2012, girl group asal Korea Selatan, Girls' Generation, membua

t debut mereka di Amerika dengan menampilkan lagu "The Boys" pada acara

televisi "David Letterman Show". Sejak saat itu, popularitas K-Pop terus meni

ngkat dan banyak grup dan solois K-Pop lainnya mulai memasuki pasar musik

Amerika (Benjamin 2012) .

Gambar 1.1. Girls’ Generation Performs on “Late Show with David Let

terman”

12
Sumber: Shosfied.com

Pada tahun 2018, boy group BTS menjadi grup K-Pop pertama yang berhasi

l memasuki chart Billboard Hot 100 dengan lagu "Fake Love". Kemudian, mereka

menjadi grup K-Pop pertama yang berhasil memenangkan award di acara musik b

esar seperti American Music Awards dan Billboard Music Awards. Kemenangan i

ni menunjukkan bahwa K-Pop mulai diterima dan diakui secara luas oleh masyara

kat Amerika (Glasby 2018).

Gambar 1.1. BTS “Fake Love” chart Billboard Hot 100

Sumber: Twitter/ BTS Billboard

Selain itu, banyak acara musik dan festival yang mulai menampilkan artis

13
K-Pop, termasuk KCON, acara festival musik dan budaya Korea terbesar di dunia

yang berlangsung di Amerika. KCON telah menjadi platform bagi banyak grup K-

Pop untuk memperkenalkan diri kepada penggemar baru dan memperkuat popular

itas mereka di Amerika.

Maka berdasarkan latar belakang serta permasalahan yang telah dipaparkan,

penulis mengangkat fenomena ini menjadi sebuah penelitian yang berjudul “Diplo

masi Publik Korea Selatan di Amerika Serikat Melalui K-pop.”

1.2. Perumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang dan identifikasi masalah yang sudah dipaparka

n sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut "Ba

gaimana Diplomasi Publik yang dilakukan oleh Korea Selatan di Amerika Serika

t?."

1.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah penulis paparkan, maka penuli

s perlu membatasi masalah agar pembahasan dalam penelitian ini lebih fokus pada

merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam mendekatkan pada pokok

permasalahan yang akan dibahas. Penelitian ini akan berfokus pada aktivitas

diplomasi publik Korea Selatan melalui K-pop di Amerika Serikat pada masa

jabatan Presiden Moon Jae In pada tahun 2017-2022.

Topik ini dipilih karena K-pop belakangan ini semakin populer di kalangan

publik AS, terutama setelah penggunaan media sosial yang mudah diakses.

Penelitian ini akan berlangsung dari dimulainya jabatan Presiden Moon hingga

pencapaian salah satu boyband Kpop meraih penghargaan Van Fleet, yaitu BTS

atas kontribusinya terhadap hubungan bilateral Korea-AS.

14
Penelitian ini akan berfokus pada K-pop, yang didukung oleh media sosial

seperti YouTube, Twitter, Netflix, dan layanan lokal lainnya. Pemerintah dan

industri konten kreatif Korea mendukung figure Kpop sebagai diplomat budaya

dalam promosi dan pemasaran produk Hallyu. Penelitian ini membuktikan bahwa

Kpop memiliki dampak positif bagi hubungan antara Korea Selatan dan Amerika

Serikat.

1.4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1.4.1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami pentingnya K-pop sebagai alat

diplomasi publik Korea Selatan yang memanfaatkan media dan jejaring sosial

dalam mencapai publik di Amerika Serikat. Penelitian ini fokus pada bagaimana

aktor-aktor non-pemerintah dapat merespon perubahan dunia yang sudah beralih

ke era media sosial yang lebih matang, serta munculnya era streaming, untuk

menjalankan agenda Hallyu dan membuatnya lebih berkelanjutan di mata publik

AS.

1.4.2. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsu

ng maupun tidak langsung sesuai dengan tujuannya.

1. Manfaat teoritis

Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini adalah sebagai acuan bagi para p

eneliti yang tertarik mempelajari topik yang sama mengenai diplomasi p

ublik oleh aktor non-pemerintah dan peran media dalam hubungan inter

nasional. Sementara itu,

2. Manfaat praktis

15
Sebagai prasyarat kelulusan mata kuliah skripsi dalam program Strata-1

Pada Program studi Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Pasundan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Literatur

Pada bab kajian pustaka memuat hasil penelitian terdahulu dan konsep-kons

ep teori yang berhubungan dengan fokus penelitian.

16
Beberapa sumber yang akan dijelaskan oleh peneliti menjelaskan tentang ke

majuan Korea Selatan melalui K-pop sebagai alat diplomasi. Namun, terdapat per

bedaan dalam hal judul dan topik yang akan dibahas oleh peneliti dalam penelitian

ini dibandingkan dengan beberapa literatur sebelumnya. Tabel yang memuat tinja

uan pustaka pada penelitian ini dapat dilihat pada table 2.1

Tabel 2.1 Tinjauan Literatur

No Judul Penulis Persamaan Perbedaan


1. "K-pop dipl Eun A Jo, jurnal tersebut denga Fokusnya adalah pa
omacy: A st 2019. n penelitian ini memi da pembuatan keran
rategic com liki persamaan dalam gka komunikasi stra
munication membahas peran Kpo tegis yang bertujuan
framework f p dalam membantu m untuk mengoptimalk
or South Ko empromosikan buday an penggunaan soft
rean soft po a korea. power Korea Selata
wer" n di arena internasio
nal dengan menggu
nakan K-pop sebaga
i alat diplomasi publ
ik yang efektif, seda
ngkan dalam penelit
ian ini akan memfok
uskan diplomasi pub
lik Kpop di amerika.

2. "Public Dipl Yun Youn Persamaan jurnal de Jurnal ini fokusnya l


omacy and g Cho, 20 ngan penelitian ini sa ebih umum pada str
South Kore 11. ma sama membahas ategi diplomasi publ
a's Strategie Kpop sebagai salah s ik yang digunakan o
s" atu instrumen diplom leh Korea Selatan, t
asi publik korea selat ermasuk penggunaa
an. n K-pop sebagai sal

17
ah satu alat untuk m
empromosikan citra
positif Korea Selata
n di dunia internasio
nal, namun penelitia
n ini akan fokus me
mbahas upaya yang
dilakukan Kpop dal
am membantu diplo
masi publik Korea S
elatan Di Amerika.
3. "Soft power Roald Mal Jurnal dan penelitian Jurnal ini memfokus
and Korean iangkay ,2 ini sama-sama memb kan penelitian tenta
popular cult 019. ahas konsep soft pow ng pengaruh kekuat
ure: BTS an er dan kekuatan buda an lembut Korea Sel
d beyond" ya populer Korea Sel atan, terutama melal
atan, khususnya K-Po ui popularitas grup
p, dalam mempromos K-pop BTS, sedang
ikan citra internasion kan penelitian ini tid
al Korea Selatan mel ak akan memfokusk
alui diplomasi publik. an kepada satu aktor
Kpop.
4. "Hallyu dipl Dal Yong Persamaan jurnal yan Penelitian ini memb
omacy: Kor Jin, 2012. g ditulis oleh Dal Yo ahas peran budaya p
ea's soft po ng Jin dengan penelit opuler Korea secara
wer and nati ian ini adalah memba umum dalam memp
onal brandi has pentingnya mem romosikan soft pow
ng" perhatikan aspek bud er dan branding nasi
aya dan komunikasi d onal Korea Selatan,s
alam diplomasi publi edangkan penelitian
k. ini hanya akan mem
bahas satu instrume

18
nt dari hallyu.
5. “K-Pop As Penelitian menjelaska membahas peran K-
A Tool Of A.Novita n bagaimana K-Pop t pop sebagai alat dipl
Republic Of Annisa As elah menjadi alat yan omasi publik Korea
Korea’s Pub lam 2020 g efektif dalam diplo Selatan dalam meni
lic Diploma masi publik Republik ngkatkan hubungan
cy” Korea. Melalui popul dengan Indonesia, s
aritas dan pengaruh edangkan penelitian
K-Pop di seluruh dun ini akan membahas
ia, Republik Korea d upaya yang dilakuka
apat mempromosikan n Kpop dalam mem
budaya dan nilai-nilai bantu diplomasi pub
mereka kepada masy lik korea selatan di a
arakat global. Terdap merika serikat.
at persamaan pembah
asan dan juga teori ya
ng digunakan oleh pe
nelitian sebelumnya
dan penelitian ini.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa literatur yang relevan

dengan topik penelitiannya sebagai sumber studi, masukan, dan juga sebagai peng

ukur terhadap hasil penelitian yang akan dibahas. Beberapa penelitian sebelumnya

yang dijadikan referensi oleh peneliti adalah:

Pertama, "K-pop diplomacy: A strategic communication framework for Sout

h Korean soft power" artikel jurnal yang ditulis oleh Eun A Jo dan diterbitkan di j

urnal "Place Branding and Public Diplomacy" pada tahun 2019. Artikel ini mengk

aji peran K-pop sebagai alat untuk soft power Korea Selatan dan potensi diplomas

19
i K-pop untuk meningkatkan citra internasional Korea Selatan dan mempromosika

n nilai-nilai budayanya.

Jurnal ini membahas bagaimana K-pop menjadi sangat populer di seluruh dunia, d

an bagaimana Korea Selatan memanfaatkan popularitas ini untuk mempromosikan

citra positif negara tersebut di mata masyarakat internasional. Artikel ini juga me

mbahas tentang bagaimana pemerintah Korea Selatan memperkuat pengaruh K-po

p sebagai instrumen diplomasi dengan berbagai cara, seperti melalui program bud

aya internasional, tur konser, dan dukungan dari agensi musik dan hiburan Korea

Selatan.

Dalam jurnal ini, Eun A Jo mengusulkan sebuah kerangka kerja komunikasi strate

gis untuk memperkuat diplomasi K-pop dan kekuatan lembut Korea Selatan secar

a keseluruhan (Jo 2019). Kerangka kerja tersebut mencakup empat langkah yaitu:

identifikasi target audiens, analisis konteks komunikasi, pengembangan pesan dan

strategi komunikasi, serta evaluasi dan pengembangan program. Artikel ini menun

jukkan bahwa dengan menggunakan kerangka kerja ini, Korea Selatan dapat lebih

efektif memanfaatkan popularitas K-pop untuk memperkuat diplomasi dan kekuat

an lembutnya.

Penulis berargumen bahwa K-pop adalah sarana komunikasi yang efektif untuk so

ft power Korea Selatan karena popularitasnya yang global dan daya tariknya terha

dap khalayak muda (Jo 2019). Artikel ini mengusulkan kerangka komunikasi strat

egis untuk diplomasi K-pop, yang mencakup penggunaan media sosial, keterlibata

n penggemar, dan program pertukaran budaya sebagai komponen kunci.

Artikel ini juga membahas tantangan dan keterbatasan diplomasi K-pop, seperti p

otensi untuk apropriasi budaya dan kebutuhan akan representasi budaya Korea Sel

20
atan yang lebih beragam selain K-pop. Penulis menyimpulkan dengan menekanka

n pentingnya pendekatan seimbang terhadap diplomasi K-pop yang menghargai k

eberagaman budaya dan mempromosikan pemahaman timbal balik antara negara-

negara yang berbeda.

Secara keseluruhan, artikel ini memberikan wawasan berharga tentang potensi K-

pop sebagai alat untuk diplomasi dan soft power, sambil juga menekankan penting

nya sensitivitas budaya dan keberagaman dalam promosi budaya Korea Selatan se

cara global.

Artikel kedua yang ditulis oleh Yun Young Cho berjudul "Public Diplomac

y and South Korea's Strategies" membahas tentang konsep diplomasi publik dan st

rategi yang diterapkan oleh Korea Selatan dalam mencapai tujuan diplomasi publi

knya. Artikel ini diterbitkan di jurnal Asian Perspective pada tahun 2011.

Penulis menjelaskan bahwa diplomasi publik merupakan suatu usaha untuk memp

engaruhi opini publik di negara lain dan mempromosikan kepentingan nasional se

cara damai (Cho 2011). Cho membandingkan diplomasi publik dengan diplomasi

tradisional dan menguraikan tantangan dan peluang yang dihadapi oleh Korea Sel

atan dalam menerapkan diplomasi publik.

Selain itu, penulis membahas berbagai strategi yang diterapkan oleh Korea Selata

n dalam diplomasi publik, seperti penggunaan media baru, kemitraan dengan lemb

aga-lembaga internasional dan regional, dan mempromosikan kebudayaan dan tek

nologi Korea. Cho juga membahas pentingnya integrasi antara diplomasi publik d

an kebijakan luar negeri secara keseluruhan.

Meskipun Korea Selatan telah mencapai kemajuan dalam praktik diplomasi publik,

21
Cho mengakui bahwa masih ada tantangan yang perlu diatasi, seperti persepsi ne

gatif yang terkait dengan beberapa aspek dari budaya dan sejarah Korea Selatan, s

erta perbedaan pandangan dengan negara-negara tetangganya.

Secara keseluruhan, artikel ini memberikan wawasan yang berguna bagi pembaca

yang tertarik dengan diplomasi publik, khususnya dalam konteks Korea Selatan d

an Asia Timur.

Ketiga, Jurnal "Soft power and Korean popular culture: BTS and beyond" y

ang ditulis oleh Roald Maliangkay pada tahun 2019 membahas tentang dampak b

udaya Korea Selatan dalam pembentukan kekuatan lembut atau soft power. Artike

l ini secara khusus membahas fenomena K-pop dan grup musik populer BTS, sert

a bagaimana mereka telah memengaruhi citra internasional Korea Selatan.

Maliangkay menunjukkan bahwa Korea Selatan telah berhasil membangun Soft P

ower melalui budaya populer mereka, seperti K-pop, drama televisi, dan makanan.

K-pop, dengan genre dan penampilan yang unik, telah menjadi salah satu represen

tasi yang paling populer dari budaya Korea Selatan (Maliangkay 2019). Sedangka

n BTS, sebagai salah satu grup K-pop terkenal, telah menjadi salah satu ikon terbe

sar dari popularitas budaya Korea Selatan.

Artikel ini juga membahas dampak K-pop dan BTS dalam mendorong turisme ke

Korea Selatan dan meningkatkan nilai ekspor budaya mereka. Namun, Maliangka

y juga mengakui bahwa meskipun kekuatan lembut Korea Selatan telah berhasil,

masih terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi, seperti ketidaksepakatan

dan perbedaan budaya yang mungkin menyebabkan ketegangan antara negara-neg

ara.

22
Secara keseluruhan, jurnal "Soft power and Korean popular culture: BTS and bey

ond" memberikan gambaran tentang bagaimana budaya Korea Selatan, terutama

K-pop dan BTS, telah memengaruhi citra internasional Korea Selatan dan menjadi

kannya sebagai contoh keberhasilan dalam membangun kekuatan lembut.

Keempat, Jurnal "Hallyu diplomacy: Korea's soft power and national brandi

ng" oleh Dal Yong Jin, yang diterbitkan pada tahun 2012 di International Journal

of Communication, membahas tentang peran Hallyu (budaya populer Korea) dala

m mempromosikan kekuatan lembut dan branding nasional Korea Selatan.

Jin membahas bagaimana Hallyu berhasil mempromosikan citra positif Korea Sel

atan di seluruh dunia melalui musik, drama televisi, dan film, serta bagaimana hal

itu dapat menjadi bagian dari diplomasi publik Korea Selatan. Dia juga membahas

berbagai inisiatif pemerintah Korea Selatan yang digunakan untuk meningkatkan

pengaruh Hallyu sebagai alat diplomasi publik dan meningkatkan citra nasional m

ereka, seperti memperkuat infrastruktur teknologi informasi dan memperluas jarin

gan stasiun televisi nasional (Jin 2012).

Jin juga mengidentifikasi beberapa tantangan yang dihadapi oleh Hallyu dalam m

empromosikan citra positif Korea Selatan, termasuk masalah hak cipta dan kualita

s produksi, serta persaingan dengan negara-negara seperti Jepang dan Tiongkok (J

in 2012).

Secara keseluruhan, jurnal ini memberikan gambaran tentang bagaimana Hallyu b

erhasil membangun kekuatan lembut Korea Selatan dan mempromosikan citra pos

itif nasional mereka, serta tantangan yang perlu diatasi untuk meningkatkan penga

ruh Hallyu dalam diplomasi publik.

23
Selanjutnya, jurnal yang ditulis oleh A.Novita Annisa Aslam yang berjudul

K-Pop As A Tool Of Republic Of Korea’s Public Diplomacy. Novita menjelaskan

bagaimana K-Pop telah menjadi alat yang efektif dalam diplomasi publik Republi

k Korea. Melalui popularitas dan pengaruh K-Pop di seluruh dunia, Republik Kor

ea dapat mempromosikan budaya dan nilai-nilai mereka kepada masyarakat global.

K-Pop juga membantu membangun hubungan diplomatik dengan negara lain dan

memperkuat citra positif Republik Korea di mata dunia (Aslam 2020). Artikel ini

membahas bagaimana K-Pop telah berkembang menjadi industri besar yang memi

liki pengaruh besar pada diplomasi publik Republik Korea dan bagaimana hal itu

dapat terus digunakan untuk tujuan tersebut di masa depan. Penelitian ini memapa

rkan bahwa K-Pop telah menjadi sangat populer di Amerika. Acara musik Korea t

elah banyak diselenggarakan di Amerika Serikat dan kebanyakan sukses.

KCON adalah festival musik K-Pop tahunan yang diselenggarakan di Jepang dan

Amerika Serikat oleh Powerhouse Live, Mnet Media, CJ E&M, dan Koreaboo. Tu

juannya adalah untuk meningkatkan pengalaman K-Pop nyata para penggemar de

ngan menyaksikan penampilan langsung dari idola K-Pop. KCON pertama kali di

selenggarakan pada Oktober 2012 dan berlangsung di Irvine California. Konser te

rsebut menarik lebih dari 10.000 penonton pada saat itu. Karena KCON terus disel

enggarakan, jumlah penonton meningkat secara bertahap dan KCON terbaru yang

diselenggarakan di New York dan Los Angeles berhasil menarik lebih dari 75.000

penonton, membuktikan popularitas K-Pop di Amerika Serikat (KCC 2015).

24
Gambar 2.1. Konser KCON 2012 di Irvine California.

Sumber: soompi

Popularitas K-Pop secara global juga terbukti dengan keberhasilan konser gr

up K-Pop di seluruh dunia. Seperti yang dikutip dari Billboard.com, penelitian ya

ng dilakukan oleh situs web concert kickstarter, MyMusicState.com, mempresenta

sikan statistik konser K-Pop di seluruh dunia dalam grafik. Grafik itu menunjukka

n bahwa sebelum 2010, konser grup K-Pop hanya diselenggarakan di Asia Timur

dan Asia Tenggara. Karena popularitas K-Pop semakin besar secara global, sejak

2010, konser dimulai diselenggarakan di Amerika Utara dan memperluas ke Erop

a, Australia, Amerika Selatan, dan bahkan Timur Tengah.

Fakta bahwa K-Pop telah menjadi fenomena global membuat pemerintah K

orea memanfaatkannya untuk mempromosikan Korea kepada orang asing, terutam

a di sektor pariwisata. Seperti yang dinyatakan dalam Hallyu White Paper Diplom

25
asi Korea 2012, 2013, dan 2014, hallyu, termasuk K-Pop, adalah bagian penting d

ari diplomasi publik Korea (Hallyu White Paper 2018). Korean Wave telah berke

mbang dengan popularitas film Korea dan penyebaran musik K-Pop secara global.

Dengan ekspansi budaya pop Korea, merek nasional Korea meningkat, menimbul

kan pentingnya promosi Korean Wave sebagai bagian penting dari kebijakan dipl

omasi publik.

Novita menyimpulkan bahwa berdasarkan popularitas globalnya, K-pop terb

ukti positif diterima di banyak negara di seluruh dunia. Popularitas K-pop telah m

embantu mempromosikan pariwisata Korea dengan berbagai cara, seperti membua

t video musik untuk mempromosikan Korea atau menjadi duta besar bagian atau s

ektor tertentu dari Korea. K-pop juga telah membantu ekonomi Republik Korea d

engan mempromosikan sektor pariwisata dan ekspor Korea. Popularitas dan kontri

busi K-pop terhadap Republik Korea telah membuatnya menjadi salah satu alat ter

penting Diplomasi Publik Republik Korea. Penelitian menjelaskan bagaimana K-

Pop telah menjadi alat yang efektif dalam diplomasi publik Republik Korea.

Melalui popularitas dan pengaruh K-Pop di seluruh dunia, Republik Korea dapat

mempromosikan budaya dan nilai-nilai mereka kepada masyarakat global.

Terdapat persamaan pembahasan dan juga teori yang digunakan oleh penelitian

sebelumnya dan penelitian ini. Perbedaan kajian terletak pada objek penelitian,

yang mana penelitian sebelumnya membahas popularitas dan pengaruh K-Pop

sebagai salah satu bentuk diplomasi publik Korea Selatan secara Global, Namun

penelitian ini akan memfokuskan penelitian bagaimana Dipmoasi Publik Kpop di

Amerika.

Persamaan dalam jurnal-jurnal yang telah dipaparkan diatas adalah bahwa

26
semua jurnal tersebut membahas tentang hubungan antara hallyu, K-pop, atau

budaya populer Korea Selatan dengan diplomasi publik atau soft power Korea

Selatan, dan memberikan kontribusi dalam pengembangan pemikiran dan strategi

diplomasi publik Korea Selatan di tingkat global.

Namun, terdapat perbedaan anatara jurnal-jurnal tersebut, Jurnal

Maliangkay (2019) lebih fokus pada analisis kasus dari BTS dan dampaknya

terhadap soft power Korea Selatan di tingkat global, dengan melihat aspek musik

dan penggemar.

Jurnal Jin (2012) lebih berfokus pada upaya pemerintah Korea Selatan

dalam mengembangkan industri hallyu sebagai alat diplomasi dan branding

nasional, dengan melihat pengaruhnya terhadap hubungan internasional.

Jurnal Jo (2019) lebih fokus pada pengembangan kerangka kerja

komunikasi strategis untuk K-pop sebagai alat diplomasi Korea Selatan dengan

melihat peran media sosial, keterlibatan penggemar, dan program pertukaran

budaya.

Jurnal Cho (2011) lebih fokus pada strategi diplomasi publik Korea Selatan,

termasuk program-program yang telah dilakukan oleh pemerintah Korea Selatan

dalam mempromosikan citra positif Korea Selatan dan mendukung kepentingan

nasionalnya di kancah internasional.

Jurnal Aslam (2020) lebih fokus pada penggunaan K-pop sebagai alat

diplomasi publik Korea Selatan dan sejauh mana efektivitasnya dalam

meningkatkan citra positif negara tersebut.

27
2.2. Kerangka Teoritis/Konseptual

Kerangka teoritis dalam penelitian adalah struktur konseptual yang digunakan

untuk menjelaskan dan menghubungkan konsep-konsep yang terkait dengan masa

lah yang sedang diteliti (Pautasso 2013). Kerangka teoritis menyediakan dasar unt

uk mengembangkan hipotesis penelitian, merancang strategi pengumpulan data, d

an menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian tersebut.

Kerangka teoritis juga dapat membantu peneliti untuk memahami hasil penelit

ian dan mengaitkannya dengan pengetahuan yang telah ada dalam bidang yang sa

ma. Dalam penelitian kualitatif, kerangka teoritis dapat membantu peneliti dalam

mengidentifikasi tema utama, membangun kategori, dan mengembangkan konsep-

konsep penting (J. W. Creswell, Research design: Qualitative, quantitative, and mi

xed methods approaches. Sage publications. 2014).

2.2.1. Diplomasi

Diplomasi adalah proses negosiasi, perundingan, dan komunikasi antara ne

gara-negara atau aktor-aktor internasional untuk mencapai tujuan bersama, menga

tasi konflik, atau memperkuat hubungan internasional. Diplomasi merupakan sala

h satu instrumen utama dalam kebijakan luar negeri suatu negara untuk mengatur

hubungan dengan negara-negara lain, mempromosikan kepentingan nasional, dan

menciptakan perdamaian dan keamanan internasional. Menurut David Vital, diplo

masi adalah "proses perundingan, dialog, dan komunikasi antara negara-negara at

au aktor-aktor internasional untuk menciptakan hubungan yang saling menguntun

28
gkan dan mengatasi konflik." (Vital 1967).

Dalam praktiknya, diplomasi dapat melibatkan berbagai aktor dan aspek, seperti:

Diplomasi Bilateral: Diplomasi bilateral melibatkan hubungan antara dua negara d

alam menyelesaikan permasalahan yang berkaitan dengan kepentingan nasional m

asing-masing. Diplomasi bilateral dapat berlangsung melalui pertemuan antara ke

pala negara, pejabat pemerintah, atau diplomat.

Diplomasi Multilateral: Diplomasi multilateral melibatkan negosiasi dan kerjasam

a antara banyak negara dalam menyelesaikan permasalahan global seperti perdaga

ngan, lingkungan, dan kesehatan. Diplomasi multilateral melibatkan forum interna

sional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi internasional lainnya.

Diplomasi Publik: Diplomasi publik melibatkan upaya untuk mempromosikan citr

a positif suatu negara di mata masyarakat internasional. Diplomasi publik melibat

kan berbagai elemen seperti budaya, pariwisata, pendidikan, dan kebijakan luar ne

geri.

Diplomasi Ekonomi: Diplomasi ekonomi melibatkan negosiasi dan kerjasama ant

ara negara-negara untuk mempromosikan perdagangan, investasi, dan pertumbuha

n ekonomi. Diplomasi ekonomi melibatkan perjanjian perdagangan dan kerjasama

regional.

Diplomasi Krisis: Diplomasi krisis melibatkan penanganan situasi krisis atau konf

lik internasional seperti perang, konflik etnis, atau terorisme. Diplomasi krisis mel

ibatkan negosiasi dan mediasi untuk mencapai kesepakatan damai atau penyelesai

an konflik.

Dalam praktiknya, diplomasi dapat menjadi suatu instrumen yang komple

ks dan memerlukan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Di

29
plomasi juga berkembang seiring dengan perubahan zaman dan tantangan global y

ang muncul. Oleh karena itu, diplomasi harus selalu diperbaharui dan disesuaikan

dengan kondisi global yang ada.

Diplomasi pada era sekarang ini menghadapi tantangan yang semakin kom

pleks dan dinamis, terutama dalam era globalisasi dan teknologi informasi yang se

makin maju. Diplomasi saat ini tidak hanya melibatkan negara-negara, tetapi juga

aktor-aktor non-negara seperti organisasi internasional, perusahaan multinasional,

dan kelompok masyarakat sipil. Diplomasi saat ini juga semakin memperhatikan i

su-isu global seperti perdamaian, lingkungan, dan hak asasi manusia (J. Melissen

2005). Dalam konteks hubungan internasional, diplomasi saat ini juga semakin ter

buka dan transparan, dengan semakin banyaknya pertemuan antara kepala negara

dan diplomat, serta upaya untuk mempromosikan diplomasi publik melalui media

sosial dan saluran komunikasi digital lainnya. Diplomasi saat ini juga semakin terl

ibat dalam diplomasi ekonomi dan perjanjian perdagangan regional, dengan tujua

n untuk mempromosikan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan nasional. Nam

un demikian, diplomasi saat ini juga menghadapi tantangan dalam bentuk permasa

lahan global seperti perubahan iklim, konflik bersenjata, terorisme, dan konflik an

tar negara. Diplomasi saat ini juga menghadapi tantangan dalam bentuk persepsi n

egatif terhadap negara tertentu, khususnya dalam konteks diplomasi publik dan hu

bungan bilateral (Pugh 2017).

Diplomasi Korea Selatan didasarkan pada strategi "pembukaan" dan "ko-p

rosperitas" untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, budaya, dan politik dengan

negara-negara lain. Korea Selatan juga aktif dalam diplomasi regional dan global,

dengan menjadi anggota aktif di berbagai organisasi internasional seperti PBB, W

30
TO, dan OECD.

Dalam diplomasi bilateral, Korea Selatan telah memperkuat hubungan dengan neg

ara-negara Asia, Eropa, dan Amerika. Hubungan Korea Selatan dengan Jepang da

n Amerika Serikat menjadi hubungan strategis, sedangkan hubungan dengan Tion

gkok dan Rusia tetap dijaga meskipun adanya perbedaan politik dan sejarah. Selai

n itu, Korea Selatan juga mempromosikan diplomasi publik melalui K-pop, drama

Korea, dan film, yang menjadi populer di seluruh dunia. Korea Selatan juga aktif

dalam diplomasi budaya dan humaniter melalui pengiriman bantuan kemanusiaan

ke negara-negara yang membutuhkan (D. Lee 2015).

Namun, diplomasi Korea Selatan juga menghadapi tantangan seperti hubungan ya

ng tegang dengan Korea Utara, perdebatan atas masalah sejarah dengan Jepang, d

an konflik dengan Tiongkok atas sistem pertahanan rudal AS yang ditempatkan di

Korea Selatan (S. a.-h. Lee 2015).

2.2.2. Diplomasi Publik Korea Selatan

Menurut Joseph Nye, diplomasi publik adalah proses menciptakan kepercay

aan dan membangun hubungan dengan audiens internasional melalui penggunaan

media massa, budaya, dan interaksi personal. Ini berbeda dari diplomasi tradisiona

l yang lebih berfokus pada hubungan antar negara melalui kanal resmi seperti kem

enterian luar negeri (Nye 2004).

Diplomasi publik memiliki tujuan untuk mempengaruhi opini publik secara

masif sehingga dapat merubah dinamika hubungan antarnegara. Diplomasi publik

yang menekankan penggunaan soft power dapat menjadi bentuk upaya sebuah neg

ara dalam melakukan promosi atau nation branding terhadap negaranya melalui pe

ndekatan terhadap masyarakat internasional (Hapsari 2021). Konsep brand diplom

31
acy merupakan pendekatan mengenai bagaimana sebuah negara dengan identitas y

ang dimiliki, membangun sebuah brand atasnya yang kemudian dapat 'dipasarkan'

baik oleh negara maupun aktor non-negara.

inti dari diplomasi publik adalah upaya pemerintah atau lembaga negara dalam me

mbangun hubungan yang baik dengan masyarakat internasional melalui berbagai c

ara, termasuk pertukaran budaya, penyediaan bantuan kemanusiaan, promosi ekon

omi, dan pendidikan. Diplomasi publik bertujuan untuk membangun pemahaman,

kerja sama, dan saling pengertian antara negara dan masyarakat internasional. Me

nurut Center for Strategic and International Studies (CSIS), diplomasi publik dapa

t didefinisikan sebagai "upaya pemerintah untuk mempengaruhi opini publik di lu

ar negeri melalui berbagai cara, termasuk pertukaran budaya, program pelatihan, d

an proyek-proyek pembangunan" (CSIS 2014)

Dalam era globalisasi, penggunaan soft power oleh negara telah mengalami

pergeseran yang memengaruhi banyak aspek dalam sistem internasional, termasuk

diplomasi. Menurut Szondi, diplomasi hari ini lebih menekankan pada engagemen

t dengan publik dan pemeliharaan hubungan baik dalam jangka panjang, dibandin

gkan dengan strategi yang sebelumnya kaku dengan fokus pada mengelola publik.

Melissen berpendapat bahwa diplomasi publik saat ini berbeda dari diploma

si publik tradisional, dengan lebih menekankan pada keterlibatan publik dan menj

alin hubungan jangka panjang. Diplomasi sekarang melibatkan menargetkan publi

k melalui penelitian dan klasifikasi untuk menyajikan konten budaya lokal tertent

u sehingga mereka dapat lebih mudah "menerima" ide dan nilai yang terkandung s

erta berpartisipasi saat kegiatan berlangsung (J. Melissen, "The New Public Diplo

macy: Soft Power in International Relations." 2005). Diplomasi publik sekarang le

32
bih sedikit bersifat nasional, tidak hanya dalam pelaku yang terlibat, tetapi bahkan

ketika mempertimbangkan tema yang dipilih negara untuk menyampaikan cerita

mereka. Pemerintah negara semakin menekankan kepentingan bersama dan baran

g publik global, sedangkan pelaku non-negara, terutama yang non-resmi, juga me

mainkan peran yang semakin penting dalam diplomasi publik. Penggunaan media

massa tradisional sebagai alat untuk diplomasi publik oleh pemerintah semakin tid

ak efektif karena kurangnya komunikasi dua arah. Oleh karena itu, penggunaan te

knologi dan komunikasi dianggap sebagai saluran yang lebih efektif untuk diplom

asi publik, dengan media menjadi salah satu pelaku transnasional yang paling berp

engaruh dalam sistem internasional, membantu mendorong pengembangan diplom

asi multi-track.

2.2.3. K-pop

Menurut Choi, J. H. (2013), Kpop adalah sebuah fenomena budaya pop K

orea yang berkembang pesat dan terdiri dari musik, tari, fashion, dan gaya hidup.

Kpop dianggap sebagai industri kreatif yang sangat sukses dan terintegrasi, yang

menghasilkan produk-produk budaya yang populer di seluruh dunia (J. H. Choi 20

13). Selain itu, Kpop juga menawarkan pengalaman multimedia melalui produk-p

roduk seperti video musik, konser, film, drama televisi, dan media sosial, yang se

muanya membentuk ekosistem industri yang sangat kuat. Oleh karena itu, (J. H. C

hoi 2013) berpendapat bahwa Kpop merupakan sebuah produk budaya populer ya

ng sangat kompleks dan sangat terkait dengan identitas nasional Korea.

Budaya populer atau pop culture adalah bagian dari globalisasi budaya. M

enurut Lane Crothers, pop culture mencakup "semua hal yang digunakan oleh ban

yak orang dan diproduksi untuk tujuan konsumsi dan komersial" (Crothers 2016)

33
seperti buku, musik, program televisi, film, dan makanan. Budaya populer awalny

a disebarkan melalui media massa dan saat ini, melalui internet dan media sosial,

yang memiliki makna sosial, politik, dan budaya. Produk-produk budaya populer t

idak hanya berkaitan dengan kesamaan selera masyarakat, tetapi juga membawa i

de dan nilai yang ingin dipromosikan oleh penciptanya. K-Pop, sebagai salah satu

contoh, telah menjadi alat yang efektif untuk mewakili negara dan mempengaruhi

opini publik internasional, serta membangun citra negara Korea Selatan.

Pop culture menyebar melalui media massa, dan saat ini juga melalui inter

net dan media sosial. Pop culture memiliki makna sosial, politik, dan kultural, buk

an hanya berkaitan dengan kesukaan masyarakat, tetapi juga terkait dengan ide da

n nilai yang ingin dipromosikan oleh para penciptanya melalui produksi massal. P

op culture dapat digunakan untuk mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap

suatu hal sesuai dengan kepentingan penciptanya, seperti halnya dengan rentetan f

ilm AS yang sukses mempromosikan "american dreams" sebagai bentuk visi atau

cita-cita akan kesuksesan yang terus digunakan hingga sekarang.

K-Pop, atau musik populer Korea Selatan, telah menjadi alat yang efektif dalam m

ewakili negara dan mempengaruhi opini publik internasional. K-Pop memiliki pen

ggemar di seluruh dunia dan memiliki daya tarik yang kuat dalam menyampaikan

pesan dan membangun citra negara.

Menurut studi yang dilakukan oleh Korean Cultural Center di Los Angeles

K-Pop telah berperan besar dalam mempengaruhi opini publik internasional tenta

ng Korea Selatan. Ini membantu mengurangi stereotip negatif dan membangun cit

ra negara sebagai tempat yang inovatif dan kreatif (KCCLA 2017).

2.3. Asumsi

34
Diplomasi publik telah menjadi elemen kunci dalam hubungan internasional

di abad ke-21, dan seni dan budaya telah menjadi faktor penting dalam diplomasi

publik. K-pop, yang merujuk pada musik pop Korea Selatan, telah menjadi semak

in populer di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir, dan dipandang sebagai

contoh yang baik dari cara seni dan budaya dapat digunakan dalam diplomasi publ

ik. Amerika Serikat, sebagai negara dengan pengaruh besar di dunia, Saat ini, ada

banyak upaya yang dilakukan oleh kedutaan besar Korea Selatan di Amerika Seri

kat dan pemerintah Korea Selatan untuk mempromosikan K-pop di Amerika Serik

at, termasuk konser dan pertunjukan di berbagai kota besar seperti New York dan

Los Angeles.

Salah satu bentuk diplomasi Kpop di Amerika Serikat adalah melalui tur konser y

ang diadakan oleh grup musik Kpop di berbagai kota di Amerika Serikat. Misalny

a, pada tahun 2019, grup musik BTS, salah satu grup Kpop terbesar di dunia, men

gadakan tur konser yang disebut "Love Yourself: Speak Yourself" di beberapa sta

dion besar di Amerika Serikat (Stone n.d.).

BTS juga diundang untuk tampil di beberapa acara televisi besar di Amerika Serik

at, termasuk acara talk show seperti The Ellen Show dan The Late Show with Ste

phen Colbert. Penampilan mereka di acara-acara ini membantu meningkatkan kes

adaran masyarakat Amerika Serikat tentang Kpop dan budaya Korea Selatan secar

a umum.

Melalui kehadiran dan penampilan di Amerika Serikat, grup Kpop seperti BTS da

pat memperkenalkan budaya Korea Selatan ke masyarakat Amerika Serikat dan m

embantu memperkuat hubungan antara kedua negara. Ini adalah contoh nyata dari

bagaimana musik dan budaya populer dapat digunakan sebagai alat diplomasi dala

35
m hubungan internasional.

K-pop juga telah memengaruhi industri hiburan di Amerika Serikat, dengan

artis dan produser Amerika Serikat yang mulai berkolaborasi dengan seniman K-p

op dan mengadopsi gaya musik dan mode dari budaya K-pop. Misalnya, grup hip-

hop asal Amerika Serikat, BTS, berhasil mencapai popularitas besar di seluruh du

nia dengan lagu-lagu yang dikombinasikan dengan gaya tari K-pop.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh Journal of Diplomacy and Intern

ational Relations, Chuka Onwumechili dan Eungseo Kim menulis tentang cara K-

pop telah membantu diplomasi publik Korea Selatan di Amerika Serikat. Mereka

mengutip konser K-pop yang diadakan di Washington DC pada tahun 2019, yang

dihadiri oleh lebih dari 50.000 penggemar dan juga disiarkan langsung di televisi

nasional, sebagai contoh penting dari bagaimana seni dan budaya dapat digunakan

dalam diplomasi public (Onwumechili 2019).

Dalam rangka untuk mengembangkan hubungan bilateral yang lebih erat ant

ara Amerika Serikat dan Korea Selatan, K-pop telah menjadi alat yang sangat efek

tif dalam membantu mempromosikan dan meningkatkan pemahaman dan penghar

gaan budaya kedua negara. Dengan adanya dukungan pemerintah dan industri hib

uran yang besar, konsep budaya K-pop tetap menjadi salah satu contoh terbaik ba

gaimana seni dan budaya dapat digunakan dalam diplomasi publik. peneliti meng

gunakan elemen-elemen dari konsep diplomasi publik yang dikemukakan oleh Jos

eph Nye.

2.4. Kerangka Analisis

36
Kpop adalah sebuah fenomena budaya pop Korea yang berkembang pesat d

an terdiri dari musik, tari, fashion, dan gaya hidup (J. H. Choi 2013). Kpop diang

gap sebagai industri kreatif yang sangat sukses dan terintegrasi, yang menghasilka

n produk-produk budaya yang populer di seluruh dunia. Selain itu, Kpop juga men

awarkan pengalaman multimedia melalui produk-produk seperti video musik, kon

ser, film, drama televisi, dan media sosial, yang semuanya membentuk ekosistem

industri yang sangat kuat. Oleh karena itu, Choi (2013) berpendapat bahwa Kpop

merupakan sebuah produk budaya populer yang sangat kompleks dan sangat terka

it dengan identitas nasional Korea.

Kpop merupakan sebuah bentuk diplomasi publik oleh Korea Selatan yang

berusaha untuk menyebarkan nilai-nilai kebudayaannya kepada masyarakat Ameri

ka Serikat untuk mencapai kepentingan nasionalnya dalam memperbaiki dan meni

37
ngkatkan citra negaranya. Karena diketahui, Kpop merupakan sarana efektif yang

dapat dijadikan sebagai soft power, dimana didalamnya bisa digunakan sebagai al

at komunikasi untuk menyampaikan pesan dan budaya. Untuk melakukan analisa

mengenai diplomasi publik yang dilakukan oleh Korea Selatan tersebut, peneliti

menggunakan elemen-elemen dari konsep diplomasi publik Joseph Nye.

38
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, digunakan metode kualitatif dengan Analisis eksplanat

if. Metode tersebut akan menggunakan teknik analisis untuk mengidentifikasi pol

a-pola yang muncul dan hubungannya sebagai pengaruh terhadap suatu fenomena.

Selain itu, metode ini akan memberikan penjelasan tentang fenomena sosial yang

dikaitkan dengan teori-teori sosial yang relevan untuk memperoleh pemahaman te

ntang sebab-akibat.

Adapun dalam menjawab pertanyaan penelitian, penulis merujuk pada jenis

metode penelitian studi kasus. Menurut John W. Creswell, adalah pendekatan siste

matis untuk memahami fenomena sosial yang kompleks dengan mengumpulkan,

menganalisis, dan menginterpretasikan data berupa kata-kata atau gambar. Metod

e ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam dan

kontekstual tentang topik yang diteliti (J. W. Creswell 2014). Studi ini berfokus p

ada pengkajian K-pop dan peran aktor yang terlibat sebagai kasus penelitian di A

merika Serikat.

3.2. Teknik Pengumpulan

Penelitian ini akan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari internet

(metode berbasis internet) sebagai sumber kepustakaan. Metode ini dilakukan den

gan mengakses informasi secara online, seperti jurnal ilmiah, laporan, berita, dan

konten dari situs internet, seperti wawancara, pidato pemimpin, serta konten medi

a sosial atau user-generated content, seperti gambar, video, audio, dan teks yang r

39
elevan dengan topik penelitian. Pengolahan data akan mencakup dimensi aktor bai

k dari negara maupun non-negara, sesuai dengan pembatasan masalah yang telah

ditetapkan, untuk menghasilkan pemahaman yang sistematis.

3.3. Teknik Analisis Data

Siyoto dan Sodik (2015) menyarankan bahwa analisis data adalah suatu pros

es pengorganisasian data menjadi pola, unit dasar deskripsi, dan kategori untuk m

embantu peneliti mengidentifikasi tema dan merumuskan hipotesis kerja (Sodik. 2

015). Teknik analisis kualitatif digunakan dalam penelitian ini, yang melibatkan ti

ga tahap: reduksi data, di mana peneliti memilih informasi penting sesuai dengan t

ema dan pola, serta membuang data yang tidak relevan; penyajian data, di mana p

eneliti menyajikan informasi yang telah disortir sehingga dapat mengarah pada su

atu kesimpulan. Melalui tahap ini, visualisasi keseluruhan atau bagian tertentu dar

i gambaran keseluruhan dapat diamati. Tahap kesimpulan atau verifikasi, di mana

peneliti menarik dan menyajikan kesimpulan dari seluruh titik data yang diperoleh

Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan, kesamaan, atau perbedaan

di antara data yang terkumpul. Kesimpulan ditarik dengan membandingkan perny

ataan dari subyek penelitian dengan makna yang terkandung dalam konsep dasar p

enelitian.

40
3.4. Sistematika Penelitian

Penelitian ini akan dibahas dalam beberapa bagian, yakni:

BAB I PENDAHULUAN : Pada bab pertama ini, akan membahas pe

nelitian awal dan mendasar pada pendahu

luan yang diikuti dengan beberapa sub-ba

b. Sub-bab ini memaparkan latar belakan

g masalah, identifikasi masalah, pembata

san masalah, tujuan dan juga kegunaan p

enelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA : Pada bab kedua, akan membahas metodol

ogi penelitian yang berisikian sub-bab, S

ub-bab ini berisikan tinjauan literatur pen

elitian sebelumnya, kerangka teori, asusm

si dan kerangka analisis.

BAB III METODE PENELITIAN : Bab ini berisikan beberapa sub bab yang

mana memuat tentang pendekatan penelit

ian yang akan digunakan dalam penelitia

n,cara mengumpulkan dan menganalisis

data-data penelitian.

BAB IV HASIL PEMBAHASAN: Pada bab ini penulis akan menguraikan ja

waban dari permasalahan-permasalahan y

ang sudah penulis tulis di identifikasi mas

alah. Penulis akan mendeskripsikan upay

41
a diplomasi publik yang telah dilancarkan

Korea Selatan. Bagian ini terutama memb

ahas Hallyu sebagai instrumen yang secar

a efektif dimanfaatkan oleh Korea dalam

menargetkan publik asing. Pemaparan ata

s kebijakan diplomasi publik Korea Selat

an pula meliputi dimensi digital diplomac

y. Analisis terkait aktivitas Kpop oleh Ko

rea Selatan di AS melalui media sosial.

BAB V PENUTUP : Bab ini meliputi kesimpulan dan saran da

ri hasil penelitian yang dibahas.

42
REFERENSI

Gloria. 2017. Diplomasi Harus Menjawab Tantangan Era Digital. 05 17. Accesse

d februari 6, 2023. https://ugm.ac.id/id/berita/13925-diplomasi-harus-menj

awab-tantangan-era-digital.

Ma’mun, Asep Saefudin. 2014. Diplomasi Publik Dalam Membangun Citra Nega

ra. 4 29. Accessed februari 6, 2023. https://www.esaunggul.ac.id/diplomas

i-publik-dalam-membangun-citra-negara/.

Andrianti, Nita. 2015. Peran Media Massa Nasional Dalam Politik Internasional.

juni. Accessed februari 6, 2023. https://journal.uny.ac.id/index.php/inform

asi/article/download/7769/6686.

2018. "Hallyu White Paper."

2017. East Asia Forum. Accessed februari 6, 2023. eastasiaforum.org/2017/05/11/

south-korea-and-the-us-a-relationship-in-flux/.

2018. KOFICE. Accessed Februari 7, 2023. http://eng.kofice.or.kr/notice/notice_v

iew.asp?f_seq=16446.

Woo, Jaeyeon. 2018. "“2019 budget for culture & sports ministry hits record hig

h,”." Accessed Februari 9, 2023. https://en.yna.co.kr/view/AEN201812100

07200315.

2021. "Global Hallyu Trends ."

Aisha. S. 2018. “BTS, BlackPink Wujud Kolaborasi K-Pop dengan Musikus Amer

ika” . Accessed Februari 9, 2023. https://seleb.tempo.co/read/1145295/bts-

blackpink-wujud-kolaborasi-k-pop-dengan-musikus-amerika.

43
n.d. “Usai Menang Oscar, Penonton Parasite di AS Naik 234 Persen” . https://w

ww.cnnindonesia.com/hiburan/20200217142251-220-475374/usai-menan

g-oscar-penonton-parasite-di-as-naik-234-persen.

CNN. n.d. "“Usai Menang Oscar, Penonton Parasite di AS Naik 234 Persen” ." htt

ps://www.cnnindonesia.com/hiburan/20200217142251-220-475374/usai-

menang-oscar-penonton-parasite-di-as-naik-234-persen.

Gibson, Jenna. 2020. https://carnegieendowment.org/2020/12/15/how-south-korea

n-pop-culture-can-be-source-of-soft-power-pub-83411.

Benjamin, Jeff. 2012. “Girls’ Generation Makes Big U.S. Debut on ‘Letterman’:

Watch”. https://www.billboard.com/music/music-news/girls-generation-m

akes-big-us-debut-on-letterman-watch-508237/.

—. 2012. “Girls’ Generation Makes Big U.S. Debut on ‘Letterman’: Watch” billb

oard. . https://www.billboard.com/music/music-news/girls-generation-mak

es-big-us-debut-on-letterman-watch-508237/.

—. 2012. https://www.billboard.com/music/music-news/girls-generation-makes-b

ig-us-debut-on-letterman-watch-508237/.

Glasby, Taylor. 2018.

Marchand, Kanel. 2017.

Oh, I., & Park, G. 2012. "Selling Korean Pop Music in the Age of New Social Me

dia. Korean Observer, 43(3)." 43(3), 365-397. .

McCafferty, G. 2016. Forget Gangnam style: K-pop could make Changdong Seou

l's next big thing. September 22. http://www.cnn.com/2016/09/21/asia/seo

ul-K-pop-changdong-development/.

Mnet. 2016. About KCON. . http://mwave.interest.me/en/kcon.

44
KCC. 2015. "K-Pop World Festival 2015 in New York". . http://koreanculture.org/?

document_srl=559660. .

Hafiizh, M. 2021. "Diplomasi Publik Korea Selatan Melalui Korea-Indonesia Fil

m Festival (KIFF). ." Jurnal Hubungan Internasional 1-12.

Pautasso, M.,. 2013. "Ten simple rules for writing a literature review."

Creswell, J. W. 2014. "Research design: Qualitative, quantitative, and mixed meth

ods approaches. Sage publications."

Nye, J. 2004. Soft Power: The Means to Success in World Politics. .

Hapsari, D. D. 2021. "Diplomasi Publik dalam Era Teknologi Komunikasi dan Inf

ormasi: Perspektif Diplomasi Multi-track. ." Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu

Politik, 25(3) 189-202.

CSIS. 2014. Diplomacy and Development: Shared Goals, Different Roles.

Melissen, Jan. 2005. "The New Public Diplomacy: Soft Power in International Re

lations.". Palgrave Macmillan.

Choi, J. H. 2013. "K-Pop: A new, participatory media culture. ." Korea Journal 3

4-59.

Crothers, Lane. 2016. Globalization and American Popular Culture. . Rowman &

Littlefield Publishers.

KCCLA. 2017. The Impact of K-Pop on the Perception of South Korea.

Stone, Rolling. n.d. "BTS Takes the States: Mapping the K-Pop Phenomenon". "B

TS Takes the States: Mapping the K-Pop Phenomenon", Rolling Stone, Di

akses pada 15 Februari 2023. https://www.rollingstone.com/music/music-f

eatures/bts-takes-the-states-mapping-the-k-pop-phenomenon-699986/.

Onwumechili, C., & Kim, E. 2019. " K-pop and Korea's soft power diplomacy in t

45
he United States. J." Journal of Diplomacy and International Relations, 21

(1) 1-16.

Choi, J. H. 2013. "K-Pop A new participatory media culture." Korea Journal, 53

(4) 34-59.

Creswell, J. W. 2014. Research design: Qualitative, quantitative, and mixed meth

ods approaches (4th ed.). Sage.

Creswell, J. W. 2014. Research design: Qualitative, quantitative, and mixed meth

ods approaches. Sage.

Sodik., Siyoto dan. 2015. "Teknik analisis data kualitatif pada penelitian ilmu ko

munikasi dan informasi. J." Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publi

k, 19(2) 120-137.

brina Sidqi Amalul Azmi. 2022. “Peran Penting Teknologi di Era Globalisasi”.

mei 7. Accessed Februari 5, 2023. https://kumparan.com/user-0705202201

5834/peran-penting-teknologi-di-era-globalisasi-1y1fi02hcPj.

Vital, David. 1967. The Inequality of States: A Study of Small Power in Internatio

nal Relations. . The Inequality of States: A Study of Small Power in Intern

ational Relations. Oxford University Press.

Pugh, Michael. 2017. ""Public Diplomacy: A Case Study of China’s Response to t

he South China Sea Dispute." ." Asian Security, vol. 13, no. 2 94-111.

Melissen, Jan. 2005. "The New Public Diplomacy: Soft Power in International Re

lations." . Palgrave Macmillan, 2005: Palgrave Macmillan.

—. 2005. "The New Public Diplomacy: Soft Power in International Relations." . P

algrave Macmillan.

Melissen, Jan. 2005. "The New Public Diplomacy: Soft Power in International Re

46
lations." . Palgrave Macmillan.

Lee, Dongmin. 2015. ""Korea’s Public Diplomacy and Its Soft Power." ." The Ko

rean Journal of International Studies, vol. 13, no. 3 483-508.

Lee, Seokwoo, and Sung-hoon Park. 2015. ""The Challenges and Prospects of So

uth Korean Diplomacy." ." Journal of East Asian Affairs, vol. 29, no. 2 33-

58.

Cho, Y. Y. 2011. "Public diplomacy and South Korea's strategies. ." Asian Perspe

ctive, 35(3) 339-363.

Jo, E. A. 2019. "K-pop diplomacy: A strategic communication framework for Sou

th Korean soft power. ." The Korean Journal of Defense Analysis, 31(4) 58

5-598.

Maliangkay, R. 2019. "Soft power and Korean popular culture: BTS and beyond.

." Asia & the Pacific Policy Studies, 6(1) 109-119.

Jin, D. Y. 2012. "Hallyu diplomacy: Korea's soft power and national branding." In

ternational Journal of Communication, 6 117-140.

Aslam, A. N. A. 2020. "K-Pop As A Tool Of Republic Of Korea’s Public Diplom

acy. ." Jurnal Komunikasi, 13(1) 88-97. https://etd.umy.ac.id/id/eprint/260

20/9/Naskah%20Publikasi.pdf.

47

Anda mungkin juga menyukai