Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dwi Aris Stiawan

Npm : 2021010193

Kelas : HKI B

Mata kuliah : perbandingan hukum keluarga Islam

Dosen : DR. HJ. LINDA FIRDAWATY, S.AG., M.H.

RESUME

HUKUM KELUARGA ISLAM DI SAUDI ARABIA.

Saudi Arabia merupakan Negara yang menggunakan sistem kerajaan atau monarki. Hukum yang
digunakan adalah hukum syariat Islam dengan berdasarkan pada pengamalan ajaran Islam yang juga
didasari oleh pemahaman sahabat nabi terhadap Al- Quran dan Hadits. Saudi Arabia termasuk Negara
Islam yang hukum keluarganya bersifat uncodified law, itu berarti hukum keluarga Islam di Negara
tersebut belum diatur dalam bentuk tertulis. Saudi Arabia dikenal sebagai salah satu Negara muslim
terbesar dan dikenal pula sebagai tempat awal mula Islam masuk.

A. Sistem Hukum di Saudi Arabia.

Sistem hukum Arab Saudi dan peran dan sifat hukum di masyarakat Saudi adalah contoh yang baik dari
interaksi antara Islam tradisional, struktur suku Saudi, dan hukum modern. Sistem hukum dan politik
Saudi didasarkan pada tiga komponen penting: Islam tradisional ( Mazhab Hambali dan doktrin
Wahhabi), struktur tribal / monarki, dan institusi modern.

1.Hukum Islam Tradisional


Islam tradisional adalah basis bagi identitas nasional, masyarakat, hukum, sistem politik, dan hubungan
internasional negara. Sistem hukum dari hukum Islam tradisional, yang dikenal sebagai Shari'ah, yaitu
sistem hukum berdasarkan teks-teks agama tertentu dan karya para ahli hukum Islam dan negara-negara
Muslim selama lima belas abad terakhir.

a.Mazhab Hambali

Mazhab Hambali merupakan sistem hukum resmi di Arab Saudi yaitu yang memiliki pengikut terkecil
dan yang terakhir dibentuk dari empat aliran pemikiran Sunni. Berbeda dengan tiga mazhab lain, dan
khususnya Syafi'i dan mazhab Hanafi yang dikembangkan metode hukum progresif dalam penafsiran
sumber hukum, mazhab Hambali cenderung ke arah penafsiran literal dari teks-teks Islam, yaitu Al-Quran
dan Sunnah.
b. Wahabi
Wahhabi, atau Wahhabisme, istilah yang digunakan dalam sastra Inggris serta dalam bahasa lain
dan sastra Muslim, adalah istilah yang agak aneh. Ini telah digunakan oleh orang yang berbeda
untuk tujuan yang berbeda. Arab Saudi tidak suka disebut Wahabi dan sering menganggapnya
sebagai penghinaan untuk disebut Wahhabisme. Negara Arab Saudi, dapat dicap sebagai
'Wahhabisme.

2. Sistem monarki

Kerajaan Arab Saudi merupakan sebuah negara terbesar di Jazirah Arab,yang terletak di
Semenanjung Arab, antara Laut Merah di sebelah barat (1.760 km) dan Teluk Arab di sebelah
timur (560 km).1 Arab Saudi termasuk salah satu negara Islam terbesar di dunia. Tanggal 23
September 1932 merupakan Hari Nasional bagi Negara Arab Saudi.

3. Sistem hukum modern

Perlu dicatat bahwa institusi hukum modern dan sedang berkembang menunjukkan bahwa sistem
hukum Arab Saudi bergerak dari sistem dasar shariah dan tertutup tradisional ke sistem yang
lebih modern.lembaga hukum dan prinsip-prinsip hukum modern yang signifikan. Lembaga-
lembaga modern dan prinsip-prinsip hukum ini, mau tak mau, membutuhkan lebih banyak
akuntabilitas dan kesetaraan di depan hukum.

B. Hukum Keluarga Islam di Saudi Arabia.

Di Negara-negara yang hukum perkawinannya masih Uncodified Law, sebagaimana telah


disinggung di muka, maka hukum perkawinannya didasarkan pada kitab kitab fiqh madhab yang
dianutnya. Dalam hal ini Saudi Arabia hukum perkawinannya sesuai dengan madhab Hambali,
yaitu pelaksanaan pernikahan serta hal-hal lain yang terkait dengannya seperti halnya talak dan
Rujuk pada umumnya ditangani oleh para Ulama atau institusi keagamaan setempat yang
dianggap berwenang dalam menangani masalah keagamaan umat Islam.

a. Perwalian Pernikahan

Mengenai perwalian dalam pernikahan, kalau merujuk kepada Mazhab Hambali, maka Wali
dalam mazhab Hambali hukumnya wajib, bahkan pernikahan dianggap tidak sah tanpa adanya
wali.

b. Usia Pernikahan
Saudi Arabia tidak memiliki hukum khusus untuk mengatasi masalah ini. Karena di Negara ini
tidak di tetapkannya Undang-Undang mengenai batasan minimal usia pernikahan, yang
diterapkan hanyaah hukum fikih yang sebenarnya yaitu seseorang dapat menikah kapanpun
asalkan telah cukup memenuhi syarat dalam madzhab yang dianutnya, dimana mayoritas mereka
bermazhab Imam Hambali

c. Poligami
Begitu pula dengan masalah poigami, Saudi Arabia tidak memiliki hukum khusus untuk
mengatasi masalah ini.

d. Perceraian
Seorang wanita dapat meminta suaminya untuk menceraikannya sebagai ganti pengabaian hak-
hak keuangannya yaitu kembalinya mahar dan hak keuangan lainnya yang tersisa. Seorang
wanita dapat mencari perceraian di pengadilan ketika adanya mudharat yang diterimanya dari
sang suami.

e. Hak asuh anak dan perwalian


Pihak ayah adalah pihak yang memegang hak utama dalam kasus perceraian. Meskipun begitu,
hakim dapat mempertimbangkan kebugaran orang tua dalam pemberian perwalian, apabila
seorang ayah yang ditunjuk untuk menjadi orang tua yang mendapatkan perwalian anak sedang
dalam kondisi yang tidak sehat, maka kakek dan nenek dari pihak ayah adalah yang diserahi
tanggung jawab atas anak tersebut

f. Nikah misyar

Fenomena nikah misyar telah menyebar di seluruh negara dunia Muslim khususnya di Arab
Saudi dan negara-negara Teluk lainnya. Pada tahun 2006 Arab Saudi mengeluarkan fatwa
kontroversial yaitu menyetujui nikah misyar sebagai hukum perkawinan. Syarat dalam
pernikahan misyar yakni kesepakatan kedua belah pihak, dua saksi, kehadiran perwakilan atau
wali sah untuk istri, pembayaran oleh suami kepada istrinya mahr dalam jumlah yang disepakati,
tidak ada jangka waktu tetap untuk kontrak

g. Mahar

Mahar merupakan elemen kunci dalam pernikahan untuk melindungi wanita dalam pernikahan.
Mahar tinggi dibayar oleh pengantin pria sebelum terjadi pernikahan bersama dengan biaya
pernikahan lainnya. Menurut wanita Saudi berdebat dengan tegas bahwa mahar adalah hadiah
dari suaminya sebagai sarana untuk memastikan bahwa pengantin memulai kehidupan
pernikahannya Selain itu, menurut orang-orang Saudi, mahar melindunginya perceraian,

karena jumlah besar yang diinvestasikan oleh suami ke dalam pernikahan memberinya insentif
ekonomi untuk tidak menggunakan perceraian sebagai solusi mudah untuk masalah perkawinan.

h. Kewarisan
Saudi Arabia termasuk ke dalam Negara yang tidak menjadikan hukum kewarisannya ke dalam
undang-undang akan tetapi mereka mengatasi masalah waris mengacu kepada al-Qur’an dan as-
Sunnah.

C. Penerapan Hukum Keluarga di Saudi Arabia

Penggunaan Al-Quran dan sunnah sebagai hukum yang dipakai untuk mengatur hukum keluarga
oleh Saudi Arabia menyebabkan para hakim, ulama dan mufti harus lebih banyak mengeluarkan
ijtihadnya dikarenakan umumnya sumber hukum yang mereka miliki. Tidak jarang para ulama
tersebut mengalami perbedaan pendapat mengenai masalah yang sama. Hal ini membuat pihak
PBB menyarankan kepada Saudi Arabia untuk merevisi hukum keluarga yang dipakai oleh
Negara tersebut.

Notulen

Sistem hukum yang ada di Arab Saudi yaitu sistem hukum tradisional yang
mencakup ajaran pada mazhab Hambali dan doktrin hukum dan agama Wahhabi.
Sistem pemerintahan yang berlaku di Arab Saudi adalah sistem pemerintahan
monarki atau kerajaan. Monarki merupakan sejenis pemerintahan yang dipimpin
oleh seorang penguasa. Pemerintahan Arab Saudi termasuk dalam sistem
pemerintahan monarki absolut. Monarki absolut adalah bentuk pemerintahan yang
memberi otoritas pemerintahan tertinggi kepada Raja sebagai kepala negara dan
kepala pemerintahan. Di Saudi Arabia yang hukum perkawinannya masih
Uncodified Law, maka hukum perkawinannya didasarkan pada kitab kitab fiqh
madhab yang dianutnya, dalam hal ini Saudi Arabia hukum perkawinannya sesuai
dengan madhab Hambali sebagai madhab Negara, seperti perwalian, usia
pernikahan, poligami, perceraian, hak asuh anak, perjanjian perkawinan, kewarisan
dan perwakafan. Adapun aplikasi hukum keluarga di masyarakat Saudi Arabia
sendiri banyak menghadapi masalah-masalah yang perlu diperhatikan karena
dianggap melanggar nilai-nilai sosial oleh sebagian masyarakat dunia. Seperti
praktek nikah di bawah umur dan nikah misyar.

Anda mungkin juga menyukai