Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

BAHASA INDONESIA

Dosen Pengempu :

Herman gusmanto M.A

Di Susun Oleh :

Yessi Fita Sari (22531161)

Widya nopita sari ( 22531157)

Susmiager (22531142)

Tri Wahyuni(22531150)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUK AGAMA ISLAM NEGRI CURUP

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT tuhan yang maha
esa,karena atas izin dan petunjuknya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
yang membahas tentang tujuh standar tekstualitas,penggunaan
puebi,pengembangan paragra dan kalimat efektif.penulis sangat menyadari
bahwa hasil penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna.

Dengan demikian,masukan berupa saran dan kritik yang membangunkan


sangat di harapkan,agar penyusun makalah selanjutnya semakin
membaik.semoga makalah ini dapat di manfaatkan dengan sebaik baiknya oleh
semua pihak yang memerlukan.dan semoga informasi yang terdapat dalam
makalah ini bermanfaat bagi pengembangan pendidikan Indonesia.

Curup,22 september 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.

Latar Belakang…

Rumusan masalah…

Tujuan….

BAB II PEMBAHASAN.

Tujuh standar tekstualita

Pengertian pedoman umum ejaan bahasa Indonesia(puebi)

Pengembangan faragraf

Kalimat efektif

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN

SARAN

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah mahluk sosial yang menjalankan interaksi sosial antara
satu dan yang lainnya. Dalam melaksanakan interaksi sosialnya manusia
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi.Komunikasi berarti interaksi
kebahasaan antara pemberi dan penerima pesan.Agar pesan yang
disampaikan seseorang dapat diterima dengan baik, diperlukan
keterampilan berbahasa yang baik.
Struktur suatu kompenen dalam sebuah teks,sebuah teks yang baik
terdirh atas beberapa struktur atau tingkatan yang bagian masing masing
saling mendukung,sehingga menjadi suatu teks memiliki makna dan arti.
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) adalah
penggambaran bunyi bahasa (kata, kalimat, dan sebagainya)
dengan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi
keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis
yang harus memperhatikan pemakaian huruf kapital, tanda baca, dan
penulisan kata.
paragraf adalah suatu kesatuan pikiran, tersusun dari himpunan kalimat
yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk menyatakan gagasan utama.
Pengertian paragraf adalah karangan yang terbentuk dari satu atau beberapa
kalimat yang saling berbubungan dan memiliki satu pikiran utama
menyatakan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang dapat
menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau
pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulisnya. Dalam
batasan tersebut tampak jelas bahwa gagasan di dalam benak
penutur/penulis dan kawan tutur/pembaca menjadi inti batasannya

B.Rumusan masalah
1. Bagaimana tujuh standar tekstualitas
2. Bagamana penggunan PUEBI

3
3. Pengembangan paragra dan kalimat efektif

C.TUJUAN
1. Mengetahuhi pengertian tujuh standar teks tualitas
2. Mengetahuhi penggunaan puebi
3. Mengetahuhi pengembangan paragraf dan kalimat efektif

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tujuh standar tekstualitas


Menurut Beaugrande pengenalan istilah intertekstualitas adalah untuk
menggolongkan cara dimana produksi dan penerimaan sebuah teks tergantung
kepada pengetahuan si pembaca akan teks lainnya atau sebelumnya. Prinsip
ini berarti bahwa setiap teks akandibaca dengan latar belakang teks-teks lain;
tidak ada sesuatu pun yang sungguh-sungguh mandiri, dalam arti bahwa
penciptaan dan pembacaannya tidak dapat dilakukan tanpa adanya teks-teks
lain sebagai contoh, teladan kerangka; tidak dalam arti bahwa teks baru hanya
meneladani teks lain dan mematuhi kerangka yang telah diberikan lebih dulu,
tetapi dalam arti bahwa dalam penyimpangan dan transformasi pun model teks
yang sudah ada memainkan peranan yang penting.Secara luas interteks
diartikan sebagai jaringan hubungan antara satu teks dengan teks yang lain.
Istilah  intertekstualitas yang dicetuskan oleh Julia Kristeva
dikembangkan dari konsep dialogisme yang dikemukakan oleh Filusuf
Rusia mikai Bakhtine. Pendekatan intertekstual menekankan pengertian
bahwa sebuah teks sastra dipandang sebagai tulisan sisipan atau cangkokan
pada kerangka teks-teks sastra lain, seperti tradisi, jenis sastra, parodi, acuan
atau kutipan. Semua ungkapan baik tertulis maupun lisan, dari semua teks
seperti laporan ilmiah, novel, dan berita dibedakan di antaranya oleh
perubahan dari pembicara (atau penulis), dan ditujukan dengan pembicara
atau penulis sebelumnya1. Setiap ungkapan dihubungkan dengan rantai dari
komunikasi
Teori standar tekstualitas terdiri dari tujuh standar tekstualitas
yaitu: (1) Kohesi, yaitu tersirat pengertian kepaduan, keutuhan. (2)
Koherensi, yaitu pertalian makna atau isi kalimat. (3) Intensionalitas,
yaitu berkenaan dengan sikap penghasil teks. (4) Keberterimaan, yaitu
berkenaan dengan sikap penikmat atau penerima teks dalam hal ini
masyarakat. (5) Informatifitas, yaitu berkenaan dengan tingkatan
apakah peristiwa teks yang dihadirkan itu diharapkan atau tidak
diharapkan, dikenal atau tidak dikenal. (6) Situasionalitas, yakni

1
https://wblog.wiki/id/Textuality

5
berkenaan dengan faktor-faktor yang membuat sebuah teks itu relevan
dengan situasi kejadian. (7) Intertektualitas, yaitu berkenaan dengan
faktor-faktor yang membuat pelaksanaan suatu teks bergntung pada
pengetahuan dari suatu atau lebih teks yang dijumpai sebelumnya 2.

B. Pengertian Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)

Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) adalah tata bahasa dalam Bahasa


Indonesiayang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai
dari pemakaianhuruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, serta
penggunaan tanda baca (Murtiani et al, 2016). Dalam menulis
berbagaikaryailmiah,diperlukanaturan
tata bahasa yang menyempurnakannya sebab karya tersebtut
memerlukan tingkat kesempurnaan yang mendetail 3

Ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan adalah keseluruhan


peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana
antar hubungan antara lambang-lambang bahasa Indonesia dalam
bentuk tulisan. Dengan demikian ejaan bahasa Indonesia meliputi
pemakaian huruf, pemakaian huruf kapital dan huruf miring, penulisan
kata, penulisan unsur serapan, dan pemakaian tanda baca. Kelima hal
itu diuraikan dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (1994) yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan.

Dalam karta menulis dibutuhkan bahasa yang baik dan benar


yang sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
karena karya menulisseperti makalah ,karya ilmiahdan lain lain,
merupakan sumber ilmu yang akan dipakai sebagai referensi bagi
penulisan karya yang lain. Jika sebuah karya tulis menggunakan
bahasa yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku, ditakutkan
akan terjadi kesalahan atau banyak penafsiran pada tiap-tiap orang.

2
https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/72156
3
https://ivanlanin.github.io/puebi

6
Untuk mengantisipasi hal tersebut, dibutuhkan bahasa yang baik dan
benar sesuai dengan kaidah yang berlaku.

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) adalah


penggambaran bunyi bahasa (kata, kalimat, dan sebagainya) dengan
kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan
keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis yang harus
memperhatikan pemakaian huruf kapital, tanda baca, dan penulisan
kata.

PUEBI ditetapkan pada tahun 2015 dalamPeraturan Menteri


Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 50 tahun 2015, serta Mendikbud
mencabut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun
2009 tentang Ejaan Yang Disempurnakan. Pembagian PUEBI terdiri dari
pemakaian huruf, penulisan kata dan pemakaian tanda baca.
Pemakaian huruf diklasifikasikan menjadi delapan yaitu: huruf abjad,
huruf vokal, huruf konsonan, huruf diftong, gabungan huruf konsonan,
huruf kapital, huruf miring, dan huruf tebal. Selain itu dalam PUEBI
membagi penggunaan tanda baca yaitu terdiri dari tanda baca titik (.),
koma (,), titik koma(;), titik dua (:), tanda hubung (-), tanda pisah (–),
tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda ellipsis (…), tanda petik(“…”), tanda
petik tunggal (‘…’), tanda kurung ((…)), tanda kurung siku ([…]), tanda
garis miring (/), dan tanda penyingkat atau apostrof (‘).

Dengan menggunakan PUEBI, maka seseorang mampu untuk


berpikir, berbicara, menulis dan PUEBI ini dapat membantu mengetahui
kesalahan penggunaan huruf kapital dan tanda baca pada sebuah
karya tulis. PUEBI juga dapat mengembangkan pemecahan tentang
kesalahan yang dominan terjadi pada penggunaan huruf kapital dan
tanda baca. Dalam penerapannya PUEBI dapat memberikan
pengembangan dan sumbangsih terhadap keberlangsungan tata
bahasa Indonesia sehingga penggunakan bahasa Indonesia tidak
hanya sebagai pelengkap atau sekedar tahu sehingga melenceng dari
peraturan ejaan bahasa Indonesia yang seharusnya telah ditetapkan.

C. Pengembangan paragraf

7
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu
gagasan atau topik.kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan
pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau
topik tersebut.dan di dalam sebuah paragraf terdapat kalimat
topik/kalimat pokok,dan kalimat penjelas/pendukung.4
Contoh sebuah paragraf :
Sampah selamanya selalu memusingkan berkali-kali masalahnya
diseminarkan dan berkali-kali pula jalan pemecahannya dirancang.
Namun, keterbatasan-keterbatasan yang kita miliki tetap menjadikan
sampah sebagai masalah yang pelik. Pada waktu seminar-seminar itu
berlangsung, penimbunan sampah terus terjadi. Hal ini mengundang
keprihatinan kita karena masalah sampah banyak sedikitnya mempunyai
kaitan dengan masalah pencemaran air dan banjir. Selama
Pngumpulan pengangkutan, pembuangan akhir, dan pengolahan sampah
itu belum dapat dilaksanakan dengan baik, selama itu pula sampah
menjadi masalah.
Paragraf ini terdiri atas enam kalimat. Semua kalimat itu membicarakan
soal sampah. Oleh sebab itu, paragraf itu mempunyai topik ”masalah
sampah” karena pokok permasalahan dalam paragraf itu adalah masalah
sampah
1. Fungsi paragraf
Penulisan paragraph mempunyai beberapa fungsi. Menurut Wiyanto (2011:16-
18), fungsi paragraf dapat dilihat dari sudut penulis dan pembaca.
a) Dari sudut penulis
Paragraf menjadi wadah untuk mengungkapkan sebuah pikiran penulis. Pikiran
penulis disampaikan secara bertahap, yaitu setiap pokok pikiran ditukis dalam
sebuah paragraf. Bila berpindah ke pokok pikiran lain, penulis menyampaikan
melalui paragraf baru.Penulis dapat menyampaikan buah pikirannya secara teratur
dan runtut.dengan ‘Wadah’ berupa paragraf-paragraf itu, penulis dapat
memisahkan tiap-tiap unit pikirannya dan tidak akan campur aduk dengan unik
pikirannya yang lain.Penulis dapat berhenti sejenak pada akhir paragraf, lalu dapat
melanjutka menulis pokok pikiran selanjutnya.Dalam keseluruhan
tulisan/karangan, paragraf dapat dimanfaatkan sebagai pengantar, transisi, atau
kesimpulan.
4
Ntelu Asna, M.Hum, dkk. 2013. Bahasa Indonesia di perguruan tinggi.

8
b) Dari sudut pembaca
Pembaca dapat menangkap pokok pikiran penulis dengan mudah.Memudahkan
pembaca ‘menikmati’ tulisan. Lambat laun pembaca dapat menghabiskan tulisan
dalam satu buku.Pembaca dapat mengikuti alur pikiran penulis.
2. Syarat-Syarat Paragraf

a) Kesatuan (Unity)
Setiap paragraf hanya mengandung satu pokok pikiran yang diwujudkan dalam
kalimat utama. Kalimat utama yang diletakkan di awal paragraf biasa disebut
paragraf deduktif, sedangkan kalimat utama yang diletakkan di akhir paragraf, di
sebut paragraf induktif.
b.Kepaduan (coherence)
Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan
melalui kata-kata penghubung antar kalimat. Urutan yang logis akan terlihat dalam
susunan kalimat-kalimat dalam paragraf itu. Kata-kata penghubung antar kalimat
maupun antar paragraf yaitu :
1.Ungkapan penghubung antar kalimat maupun antar paragraf.
2.Kata ganti.
3.Kata kunci (pengulangan kata yang dipentingkan).
c.Kelengkapan (completeness)
Paragraf dikatakan lengkap apabila dibangun atas beberapa kalimat penjelas yang
cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik. Paragraf dikatakan tidak lengkap
apabila hanya dikembangkan dan diperluas dengan pengulangan-pengulangan, atau
kurang memiliki kalimat penjelas yang memadai. Dengan demikian, paragraf yang
mengandung unsur kelengkapan selalu dibangun atas beberapa kalimat, bukan satu
atau dua kalimat. Paragraf yang hanya memiliki satu atau dua kalimat dapat
membuat pembaca merasa kesulitan memahami makna detil dalam paragraf.
d.Urutan (orderly)
Urutan ini berhubungan dengan kalimatp-kalimat yang membangun paragraf
hendaknya memiliki urutan-urutan ide secara logis. Syarat ini mirip dengan
kepaduan. Hanya saja, untuk untuk urutan , kalimat yang membangun paragraf
hendaknya memiliki keruntunan.
3. Jenis-jenis Paragraf

9
a.Jenis Paragraf menurut posisi topiknya
Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik.karena berisi
gagasan utama itulah keberadaan kalimat topik dan letak posisinya dalam paragraf
menjadi penting.Berdasarkan posisi kalimat topik, paragraf dapat dibedakan atas
empat macam, yaitu paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif
dan paragraf penuh kalimat topik.
Paragraf Deduktif
Bila kalimat pokok di tempat pada bagian awal paragraf akan terbentuk paragraf
deduktif, yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu
menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf
(urutan umum-khusus).
Contoh :
Ada bebrapa penyebab kemacetan di Jakarta. Pertama, jumlah armada yang banyak
tidak seimbang dengan luas jalan. Kedua, kedisiplinan pengendara kendaraan
sangat minim. Ketiga, banyak tempat yang memunculkan gangguan lalu lintas,
misalnya pasar, rel kereta api, pedagang kaki lima, halte yang tidak difungsikan,
banjir, dan sebagainya. Keempat, kurang tegasnya petugas yang berwewenang
dalam mengatur lalu lintas serta menindak para pelanggar lalu lintas.
Paragraf Induktif
Bila kalimat pokok ditempatkan pada akhir paragraf akan terbentuk paragraf
induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu, barulah
diakhir dengan pokok pembicaraan (urutan khusus-umum)
Contoh :
Pada era persaingan dunia kerja yang semakin kompetitif seperti saat ini.
Seseorang yang menguasai bahasa inggris otomatis akan memiliki peluang yang
lebih besar di dunia kerja. Sebaliknya, orang yang tidak memiliki dunia kerja,
khusunya untuk dapat diterima sebagai karyawan. Oleh karena itu , penguasaan
bahasa inggris sangat diperlukan untuk menambah kompetensi di dunia kerja.
Paragraf Induktif-Deduktif
Bila kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf, terbentuklah
paragraf campuran deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf umumnya
menegaskan kembali gagsan utama yang terdapat pada awal paragraf.
Contoh :

10
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tingginya kolestrol merupakan faktor
resiko yang paling besar seseorang untuk menderota penyakit jantung koroner.
Sebenarnya, banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kolestrol,
tetapi yang dianggap paling besar perannya dalam masalah tersebut adalah
tingginya konsumsi lemak serta kandungan konsumsi asam lemaknya. Dalam hal
ini, minyak goreng merupakan sumber utama lemak yang tidak baik. Dengan
demikian, Kolestrol merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner.
Paragraf penuh kalimat topik
Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak
satupun kalimat yang khusus menjadi kalimat topik.
Contoh :
Matahari akan menampakkan cahayanya. Embu masih tampak berkilau. Warna
bunga menjadi sangat indah diterpa matahari. Tampak kupu-kupu dengan berbagai
warna terbang dari bunga satu ke bunga yang lain. Angin pun semilih terasa
menyejukan hati.
b.Jenis paragraf menurut sifat isinya
Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam bergantung pada maksud penulisnya
dan tuntutan konteks serta sifat informasi yang akan disampaikan.
Berdasarkan sifat isinya, paragraf dapat digolongkan atas lima macam, yaitu :
Paragraf persuasif, jika isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara
mempengaruhi atau mengajak pembaca.
Contoh :
Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu lama
tidak lagi menyuburkan tanaman dan memberantas hama. Pestisida justru dapat
mencemari lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras sehingga perlu
pengolahan dengan biaya yang tinggi. Oleh sebab itu, hindarilah penggunaan
pestisida secara berlebihan.
Paragraf argumentatif
Jika isi paragraf membahas satu masalah dengan bukti-bukti atau alasan yang
mendukung.
Contoh :
Pencemaran lingkungan hampir terjadi di seluruh Indonesia, terutama di kota-kota
besar. Pencemaran itu, antara lain, polusi udara dari kenderaan bermotor yang

11
jumlahnya semakin banyak. Pembuangan limbah industri dan pabrik-pabrik yang
tidak sesuai dengan prosedur, dan ulah masyarakat sendiri yang sering membuang
sampah sembarangan. Pencemaran tersebut dapat mengakibatkan kerugian yang
cukup besar. Misalnya udara menjadi kotor dan tidak sehat, menyebarnya bebagi
virus dan bakteri atau menjangkitnya wabah penyakit, serta bencana banjir karena
saluran-saluran air tersumbat oleh sampah.
Paragraf naratif
Jika isi paragraf menunturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk cerita.
Contoh :
Hari-hariku sebagai pekerja perempuan di perusahaan industry makanan olahan
sangat padat dan melelahkan. Bayangkan pagi-pagi sekali aku harus bangun dan
menyiapkan sarapan anak-anakku masih kecil. Sebelumnya, aku tentu harus
memandikan mereka karena anak-anakku masih kecil. Sambil aku ganti baju
urusan rumah, segera aku berlari untik mengejar angkutan yang mengangkutku ke
jalan raya yang di lalui bus
Paragraf deskriptif
Jika isi paragraf melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa.
Contoh :
Pantai Olele Gorontalo memiliki tata keindahan alam yang menarik, khusunya bagi
wisatawan yang mendambakan suasana nyaman, tenang, jauh dari kebisingan kota.
Pohon-pohonnya rindang, bentangan lautnya luas. Bagi penyelam, pantai Olele
juga menawarkan keindahan ikan laut yang sedang berenang. Pemerintah
Gorontalo harus menata dan mengelola pantai Olele sebagai tujuan wisata.
Paragraf ekspositoris
Jika isi paragraf memaparkan sesuatu fakta atau kejadian tertentu.
Contoh :
Ozone therapy adalah pengobatan suatu penyakit dengan cara memasukkan
oksigen murni dan ozon berenergi tinggi ke dalam tubuh melalui darah. Ozone
therapy merupakan terapi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk
menyembuhkan penyakit yang kita derita maupun sebagai pencegah penyakit.
c.Jenis Paragraf Menurut Fungsinya dalam Karangan
Berdasarkan fungsinya dalam karangan, paragraf dapat di bedakan atas tiga
macam, yaitu : paragraf pembuka, paragraf pengembang, dan paragraf penutup.

12
Paragraf Pembuka
Isi paragraf pembuka menghantar pokok pembicaraan
b) Menarik minat dan perhatian pembaca
c) Menyiapkan atau menata pikiran penbaca untuk mengetahui isi seluruh
karangan.
Paragraf pengembang
Paragraf ini bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang
sebelumnya telah di rumuskan di dalam paragraf pembuka. Contoh-contoh dan
ilustrasi, inti permasalahan dan uraian pembahasan adalah isi sebuah paragraf
pengembangan. Paragraf pengembang di dalam karangan dapat di fungsikan
untuk :
a) Menguraikan inti persoalan
b) Memberi ilustrasi atau contoh
c) Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya
d) Meringkas paragraf berikutnya
e) Mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan
Paragraf Penutup
Paragraf penutup berisi simpulan bagian karangan (subbab, bab) atau simpulan
seluruh karangan.Penyajianya harus memperhatikan hal berikut ini. a) Sebagai
bagian penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu panjang.
b) Isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai
cerminan inti seluruh uraian.
c). Sebagai bagian yang paling akhir dibaca, hendaknya paragraf ini dapat
menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembaca

D. KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau pendengar
dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat tersebut sebagaimana
gagasan yang dimaksudkan oleh penulis atau penutur

13
a. Pilihan Kata Salah satu kemampuan untuk mdapat menyusun kalimat efektif
adalah dapat memilih kata dengan tepat karena kata adalah unsur pembentuk
kalimat sebagai alat pengungkap dan penerima kgagasan. Kata menjadi
pembentuk kalimat efektif karena gagasan yang diungkapkan dalam kalimat
efektif ditentukan oleh kata yang digunakan dalam kalimat Kaidah ketepatan
memilih kata diukur dari ketepatan gagasan yang dapat diungkapkan dan
dapat dipahami dari kata yang digunakan, sedangkan kaidah kecocokan
dikur dari kesesuaian kata dalam konteks
b. Empat pemandu yang dapat digunakan sebagai pegangan dalam memilih
kata adalah: a. apakah kata yang digunakan sudah mencerminkan gagasan
yang diwakilinya;
b. apakah kata yang digunakan sudah sesuai dengan konteks
penggunaannya;
c. apakah kata yang dipilih sudah sesuai dengan kelaziman;
d. apakah kata yang dipilih sudah digunakan secara konsisten .
Pembiasaan penulis dalam memahirkan diri menggunakan kata dalam
kalimat.
a. Membiasakan diri memilih kata-kata yang bersinonim dengan cermat.
b.Membiasakan diri menggunakan kata dengan hemat.
. Membiasakan diri menggunakan kata dengan konsisten. Dalam
menghadapi kata yang bersinonim, perbedaaan-perbedaan yang perlu
dicermati adalah
: a. cakupan maknanya;
b. tingkat intensitasnya;
c. tingkat emotifnya;
d. tingkat kebakuannya;
e. tingkat keumumannya
f. pilihan leksikonnya;
g.segi bentukannya;
h. tingkat kehemataannya.
Contoh penggunaan kata yang bersinonim
a. kata umum Kata Khusus
buku kitab
pemberian sedekah

guru dosen

14
2. Pengembangan Kalimat Efektif Kemampuan menyusun kalimat efektif
menjdi salah satu kunci dalam menulis. Kalimat dalam menulis bukan
sekedar rangkaian kata yang berstruktur dan mengandung gagasan atau
pesan, tetapi juga harus kalimat hidup, kalimat yang dapat berinteraksi
dengan pembaca sehingga dapat mewakili penulis.
a. Syarat Kalimat efektif
1). Kebenaran struktur, yaitu kebenaran kaidah bahasa seperti kejelasan
struktur, hubungan fungsi sintaksis (seperti subjek, predikat, objek,
pelengkap, dan keterangan). Contoh: Kepada hadirin dimodohn berdiri
(fungsi subjek tidak jelas) seharusnya: hadirin dimohon berdir.

2). Kecocokan konteks, yaitu kecocokan atau kekompakan kalimat dalam


konteks, baik konteks kebahasaan, yakni kalimat yang mendahuluinya,
maupun dalam konteks nonkebahasaan, seperti partisipan komunikasi
dan situasi komunikasi yang berdampak pada ragam bahasa yang
digunakan yang pada gilirannya bedampak pada ragam kalimat yang
digunakan. Contoh: Sudah lama tidak hujan. Gerimis pun tak pernah ada
(B)
Kemungkinan akan hujan bulan ini. Gerimis pun tak pernah ada (S)

b. Kiat Penyusunan Kalimat efektif Dalam menghasilkan kalimat efektif,


ada empat kiat yang dapat kita gunakan untuk memperlihatkan bagian
yang dipentingkan dalam kalimat.
1). Pengulangan. Contoh: a. Untuk menguasai kemahiran menulis
diperlukan latihan, latihan, dan sekali lagi latihan.

15
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Teori standar tekstualitas terdiri dari tujuh standar tekstualitas yaitu: (1)
Kohesi, yaitu tersirat pengertian kepaduan, keutuhan. (2) Koherensi, yaitu
pertalian makna atau isi kalimat. (3) Intensionalitas, yaitu berkenaan
dengan sikap penghasil teks. (4) Keberterimaan, yaitu berkenaan dengan
sikap penikmat atau penerima teks dalam hal ini masyarakat. (5)
Informatifitas, yaitu berkenaan dengan tingkatan apakah peristiwa teks
yang dihadirkan itu diharapkan atau tidak diharapkan, dikenal atau tidak
dikenal. (6) Situasionalitas, yakni berkenaan dengan faktor-faktor yang
membuat sebuah teks itu relevan dengan situasi kejadian. (7)
Intertektualitas, yaitu berkenaan dengan faktor-faktor yang membuat
pelaksanaan suatu teks bergntung pada pengetahuan dari suatu atau lebih
teks yang dijumpai sebelumnya
Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesiayang
mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaianhuruf,
penulisan kata, penulisan unsur serapan, serta penggunaan tanda baca.
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau
topic
Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
mengungkapkan gagasan penulis atau penutur sehingga pembaca atau pendengar
dapat memahami gagasan yang terungkap dalam kalimat tersebut

B. SARAN
Dalam penulisan makalah ini penulis yakin bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan,sehingga mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan
kritik dan saran yang membangun agar penulis mendapatkan pembelajaran
baru .dan semoga makalah ini dapat menjadi tempat mendapatkan ilmu
pengetahuan baru

16
DAFTAR PUSTAKA

https://wblog.wiki/id/Textuality

https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/72156
https://ivanlanin.github.io/puebi
Ntelu Asna, M.Hum, dkk. 2013. Bahasa Indonesia di perguruan tinggi.

17

Anda mungkin juga menyukai