Anda di halaman 1dari 5

SOAL

1. Kondisi sosial-budaya masyarakat di sekitar sekolah dapat berpengaruh terhadap tujuan


dan fungsi proses pendidikan di sekolah serta proses enkulturasi nilai pada peserta didik.
Uraikan kondisi sosial budaya di lingkungan sekitar sekolah Anda mengajar dan bagaimana
pengaruhnya terhadap proses pendidikan dan enkulturasi nilai pada peserta didik!

2. Landasan historis dan ideologis diangkat berdasarkan fakta sejarah dan ide-ide yang
melatarbelakangi perkembangan pendidikan dasar di Indonesia sejak masa Hindia Belanda
sampai saat ini. Kebijakan kurikulum 2013 merupakan salah satu perkembangan di bidang
pendidikan. Jelaskan landasan historis dan ideologis diberlakukannya kurikulum 2013 di SD!

3. Pandemi Covid 19 yang terjadi di Indonesia mengharuskan siswa sekolah belajar dari
rumah, termasuk siswa Sekolah Dasar Inklusi. Sulitnya memberikan pemahaman kepada
siswa banyak dikeluhkan oleh guru selama diterapkan belajar dari rumah. Berikan 4 (empat)
saran yang harus dilakukan oleh sekolah dan guru untuk mengoptimalkan proses
pembelajaran selama belajar dari rumah pada sekolah inklusi?

4. Salah satu sasaran RPJMN adalah meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan yang
dicirikan dengan meningkatnya hasil penelitian, pengembangan dan penciptaan IPTEK oleh
perguruan tinggi dan Litbang serta penyebarluasan dan penerapannya pada masyarakat.
Untuk mendukung sasaran tersebut guru-guru SD diharuskan ikut berpartisipasi dalam
kegiatan ilmiah seperti mengikuti seminar atau mempublikasikan karya ilmiahnya.
Identifikasilah bentuk partisipasi para guru dalam kegiatan ilmiah di tempat Anda mengajar!
Dan jelaskan implikasi kegiatan ilmiah yang diikuti guru dalam peningkatan kompetensi
profesional guru.

5. Buatlah desain kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi perkembangan sosial


peserta didik usia sekolah dasar meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan
penutup!

JAWABAN

1. Karakteristik budaya yang dimiliki oleh siswa dapat diklasifikasikan berdasarkan etnisitas
mereka. Karena dalam suatu lembaga formal atau sekolah terdapat beberapa kelompok etnis
yang mencirikan identitas budayanya masingmasing. Dalam setiap kebudayaan terdapat falsafah
hidup yang memberikan suatu dorongan atau motivasi dalam hal-hal tertentu khususnya
pencapaian prestasi. Dalam konteks budaya Batak Toba, pendidikan merupakan suatu hal yang
sangat penting. Pendidikan dijadikan sebagai media untuk mencapai kesuksesan. Pentingnya
pendidikan bagi etnis Batak termanifestasikan dalam falsafah hidup hamujaon (kemajuan) yang
diterapkan sejak misionaris memperkenalkan pendidikan di tanah Batak. Untuk mencapai
kemajuan ini, etnis Batak harus sekolah dan setidaknya mencapi prestasi di sekolah. Dengan
prinsip kemajuan tersebut, orang Batak banyak yang melanjutkan sekolah keluar daerah, dan
kebanyakan mereka telah masuk di sekolah dan universitas favorit di kota-kota besar.

2. A. Landasan Historis dan Ideologis Pendidikan Sekolah Dasar (SD)

§ Landasan historis dan ideologis adalah dasar pemikiran yang diangkat dari fakta sejarah
yang relevan tentang pertumbuhan dan perkembangan pendidikan Sekolah Dasar beserta
ide-ide atau pertimbangan yang melatarbelakangi sejak pada masa Hindia Belanda sampai
saat ini.

§ Secara historis atau kesejahteraan, pendidikan Sekolah Dasar di Indonesia merupakan


kelanjutan dari system pendidikan pada masa Hindia Belanda yang memang dibangun lebih
banyak untuk kepentingan penjajahan Belanda di Indonesia. Pada dasarnya system
pendidikan pada masa itu ditekankan pada upaya memperoleh tenaga terampil yang
menegrti nilai budaya penjajah sehingga menguntungkan mereka dalam mempertahankan
dan melangsungkan penjajahannya.

§ Sistem pendidikan Indonesia dalam perspektif sejarah perjuangan bangsa berkembnag


secara dinamis pada lingkungan masyarakat yang juga berkembang dalam dimensi ideologi,
politik, ekonomi, maupun sosial budaya.

§ Dari fakta sejarah pendidikan Sekolah Dasar pada zaman Hindia Belanda, kita dapat
menangkap bahwa makna segregasi sosial dan diskriminasi secara sengaja dilakukan
terhadap anak penduduk bumi putera dalam memperoleh kesempatan belajar di Sekolah
Dasar, tergantung pada latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya.

§ Hal lain yang sangat penting adalah tumbuhnya berbagai gerakan pendidikan pada masa
perjuangan kemerdekaan yang dilakukan oleh seluruh komponen bangsa, telah mendorong
tumbuh dan berkembang pula konsep dan dasar ideology pendidikan yang walaupun
berbeda dalam nomenklatuurnya dan konteks perwujudannya, tetapi semuanya pada satu
tujuan adanya system pendidikan yang inheren dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan benegara Indonesia. Salah satunya adalah filsafat dan ideology pendidikan Taman
Siswa Ing madya mangun karsa, Ing Ngarsa sung Tuladha, Tut Wuri Handayani.

3. 1. Mengajar dengan cara yang bisa cepat Paham.

2. Bertanya kepada murid.

3. Memberikan Jadwal yang Optimal.


4. Tidak membuat Murid Bosan dalam belajar.

4. RPJM, adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun. RPJM Nasional
merupakan penjabaran dari visi, misi, dan progra Presiden yang penyusunannya berpedoman
pada RPJP Nasional, yang memuat strategi pembangunan Nasional, kebijakan umum, program
Kementerian/ Lembaga dan lintas Kementerian/Lembaga,kewilayahan dan lintas kewilayahan,
serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh
termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka regulasi dan kerangka
pendanaan yang bersifat indikatif. Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kementerian/Lembaga, yang selanjutnya disebut Rencana Strategis Kementerian/Lembaga
(Renstra-KL), adalah dokumen perencanaan Kementerian/ Lembaga untuk periode 5 (lima)
tahun. RKPD merupakan penjabaran dari RPJM Daerah dan mengacu pada RKP, memuat
rancangan kerangka ekonomi Daerah, prioritas pembangunan Daerah, rencana kerja, dan
pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh
dengan mendorong partisipasi masyarakat. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Satuan
Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut Renstra -SKPD, adalah dokumen perencanaan
Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun. Renstra-KL memuat visi, misi,
tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi
Kementerian/ Lembaga yang disusun dengan berpedoman pada RPJM Nasional dan bersifat
indikatif. Renstra-SKPD memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan
pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah serta
berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat indikatif.

Guru yang profesional mampu menguasai karakteristik bahan ajar dan karakteristik peserta
didik (Mardapi, 2012, hal. 5). Karakteristik bahan ajar meliputi konsep, prinsip, teori yang
terdapat dalam bahan ajar. Karakteristik peserta didik meliputi potensi, sikap, minat, akhlak
mulia dan personaliti peserta didik. Dalam manajemen sumber daya manusia, menjadi
profesional adalah tuntutan jabatan, pekerjaan maupun profesi. Satu hal penting yang
menjadi aspek bagi sebuah profesi, yaitu sikap profesional dan kualitas kerja. Menjadi
profesional berarti menjadi ahli dibidanganya yang mempunyai kualitas, mempunyai
integritas dan kepribadian yang terpadu (Rahmawati, tanpa tahun, hal. 2). Peraturan
Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru dalam Bagian Ketigabelas mengenai
Pengembangan dan Peningkatan Kualifikasi Akademik, Kompternsi dan Keprofesian Guru
Pasal 46 menyebutkan bahwa guru memiliki kesempatan untuk mengembangkan dan
meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensinya serta untuk memperoleh pelatihan
dan pengembangan profesi di bidangnya. Khusus untuk guru yang sudah memiliki sertifikat
peendidik, pengembangan dan peningkatan kompetensi ini bertujuan untuk menjaga agar
kompetensi keprofesiannya tetap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni dan budaya dan/atau olahraga (pasal 47 (4)). Pengembangan dan peningkatan
kompetensi Guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (1) dilakukan melalui sistem
pembinaan dan pengembangan keprofesian Guru berkelanjutan yang dikaitkan dengan
perolehan angka kredit jabatan fungsional (Pasal 48). Pasal 48 ayat (2) menyebutkan
bahawa kegiatan untuk memperoleh angka kredit jabatan fungsional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diperoleh Guru sekurang-kurangnya melalui: (a) kegiatan kolektif guru yang
meningkatkan kompetensi dan/atau keprofesian Guru; (b) pendidikan dan pelatihan; (c)
pemagangan; (d) publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau gagasan inovatif; (e) karya
inovatif; (f) presentasi pada forum ilmiah; (g) publikasi buku teks pelajaran yang lolos
penilaian oleh Badan Standar Pendidikan Nasional; (h) publikasi buku pengayaan; (i)
publikasi buku pedoman guru; (j) publikasi pengalaman lapangan pada pendidikan khusus
dan/atau pendidikan layanan khusus dan/atau (k) penghargaan atas prestasi atau dedikasi
sebagai guru yang diberikan oleh pemerintah atau pemerintah daerah. Pengembangan dan
peningkatan kualifaikasi akademik, komptensi dan keprofesian guru dilakukan dengan tetap
melaksanakan tugasnya. Artinya, pengembangan profesi 7 berkelanjutan tidak boleh dengan
meninggalkan tugas utamanya sebagai guru. Namun, pemerintah memberikan pula cuti yang
bertujuan untuk pengembangan keprofesian, paling lama 6 (enam) bulan dengan tetap
memperoleh hak gaji penuh dan diberikan kepada guru yang telah memenuhi kualifikasi
akademik dan telah memiliki sertifikat pendidik. Cuti diberikan secara periodik setiap 6
(enam) tahun dihitung sejak yang bersangkutan memenuhi ketentuan. Cuti studi dapat
digunakan guru untuk melakukan penelitian, penulisan buku, praktik kerja di dunia industri
atau usaha yang relevan dengan tugasnya, pelatihan yang relevan dengan tugasnya,
pengabdian kepada masyarakat dan/atau magang pada satuan pendidikan lain atas inisiatif
sendiri (Pasal 51 ayat 1-5, PP Nomor 74 Tahun 2008). Mengacu kepada peraturan
pemerintah tersebut, maka guru memang harus diberi kesempatan untuk mengembangkan
profesinya dan guru berhak (atau berkewajiban?) untuk mengembangkan profesinya baukan
sekedar mengajar di dalam kelas tetapi melaksanakan kegiatan penunjang lainnya. Bukan
hal yang mudah bagi guru yang tidak terbiasa melakukan pengembangan profesi dan belum
menganggap pekerjaannya bukan sebagai profesi.

5.

1. Pendahuluan

 Megucapkan salam ketika mengawali pembelajaran


 Mengajak murid untuk berdoa
 Mengecek kehadiran murid
 Menyiapkan bahan-bahan pelajaran
 Menjelaskan langkah-langkah apa yang akan dilakukan
 Menyebutkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
2. Kegiatan Inti

 Menjelaskan materi pelajaran dan perangkat yang akan digunakan dalam pembelajaran yaitu
mengenai materi game tebak kata
 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pertanyaan tentang hal-hal apa
yang belum dimengerti mengenai game tersebut.
 Mempraktikkan kepada murid di dalam kelas baik secara individual maupun kelompok dalam
kegiatan
 Salah satu murid memperagakan ke teman yang lain sesuai kata yang didapatkan.

3. Kegiatan Penutup

 Membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil dari proses-proses keterampilan yang mereka
lakukan.
 Memotivasi siswa agar mengulangi pelajarannya dirumah.
 Salam penutup

Anda mungkin juga menyukai