Anda di halaman 1dari 3

NAMA : RISKI ARIANSA MONGKIRA

NIM : O12122308

Kls : B PETERNAKAN

Kondisi iklim Indonesia

Mengutip Kemdikbud RI, Indonesia berada di wilayah iklim tropis. Ciri iklim tropis adalah suhu udara
yang tinggi sepanjang tahun yaitu sekitar 27 derajat Celcius.

Di daerah iklim tropis, tidak ada perbedaan yang jauh antara musim hujan dan musim kemarau.
Perbedaan suhu pada musim kemarau dan musim hujan relatif kecil di Indonesia.

Kondisi ini berbeda dengan daerah lintang sedang yang perbedaan suhu bisa sangat ekstrim antara
musim panas dan musim dingin. Suhu musim dingin mencapai -20 derajat Celcius dan suhu musim
panas mencapai 40 derajat Celcius.

Secara umum, keadaan iklim di Indonesia dipengaruhi tiga jenis iklim, yaitu iklim muson, iklim laut,
dan iklim tropis.

Iklim muson: dipengaruhi angin musim yang berubah-ubah setiap periode waktu tertentu, satu
periode perubahan adalah 6 bulan.

Iklim tropis: terjadi karena Indonesia berada di daerah tropis, suhu tinggi mengakibatkan penguapan
tinggi dan berpotensi terjadinya hujan.

Iklim laut: terjadi karena Indonesia memiliki wilayah laut luas, sehingga banyak penguapan dan
mengakibatkan hujan.

Tiga jenis iklim di Indonesia tersebut berdampak pada tingginya atau besarnya curah hujan. Curah
hujan antarwilayah di Indonesia bervariasi, tetapi umumnya curah hujan di Indonesia sekitar 2.500
milimeter per tahun.

Kondisi curah hujan tinggi dan penyinaran matahari yang cukup membuat Indonesia sangat cocok
untuk kegiatan pertanian, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pangan penduduk. 
Dengan suhu yang tinggi dan curah hujan besar, penduduk Indonesia dapat melakukan berbagai
aktivitas sepanjang tahun tanpa banyak terkendala oleh faktor iklim.

Hujan yang besar memungkinkan ketersediaan air dalam jumlah besar untuk berbagai keperluan,
seperti pertanian, perikanan, air minum, tenaga listrik, dan lain-lain.

Yang menarik, di Indonesia terjadi angin muson. Angin muson adalah angin yang terjadi karena
adanya perbedaan tekanan udara antara samudera dan benua.

Saat lautan atau samudera menerima penyinaran matahari, diperlukan waktu lebih lama untuk
memanaskan lautan. Sedangkan daratan lebih cepat menerima panas. Akibatnya, lautan bertekanan
lebih tinggi dibandingkan daratan. Udara bergerak dari lautan ke daratan.

Saat musim hujan di Indonesia (Oktober-April), angin muson yang bergerak dari Samudera Pasifik
menuju wilayah Indonesia dibelokkan oleh gaya coriolis, sehingga arah angin muson berubah
menjadi angin barat dan disebut angin muson barat.

Saat bergerak menuju wilayah Indonesia, angin muson dari Samudera Pasifik telah membawa
banyak uap air, sehingga turun menjadi hujan di Indonesia.

Sebaliknya, saat musim kemarau (Mei-September), angin muson dari Benua Australia atau angin
muson timur yang bertekanan maksimum, bergerak menuju Benua Asia yang bertekanan minimum
melalui wilayah Indonesia.

Karena dua pertiga wilayah Benua Australia berupa gurun, udara yang bergerak mengandung sedikit
uap air. Udara itu hanya melewati wilayah lautan sempit antara Australia dan Indonesia sehingga
mengandung uap air sedikit. Maka di Indonesia terjadi musim kemarau.

Petani di Indonesia mulai menyiapkan lahan untuk bercocok tanam pada musim hujan. Jenis
tumbuhan yang ditanam adalah yang membutuhkan air pada awal pertumbuhannya, contoh padi.

Sedangkan nelayan mengurangi frekuensi melaut karena saat musim hujan sering terjadi cuaca
buruk dan gelombang laut cukup besar yang berbahaya. Hasil tangkapan ikan sedikit, sehingga
pasokan ikan sedikit dan harga ikan mahal.

Musim hujan tidak banyak berpengaruh pada aktivitas masyarakat Indonesia yang pekerjaannya
tidak berhubungan lansung dengan alam, seperti pegawai atau karyawan.

Saat musim kemarau, sebagian petani membiarkan lahan tidak ditanami karena tidak ada pasokan
air. Sebagian petani bercocok tanam mengandalkan air dari sungai atau saluran irigasi. Petani
memilih jenis tanaman yang tidak perlu banyak air.Nelayan dapat mencari ikan di laut saat musim
kemarau tanpa terganggu cuaca buruk. Hasil tangkapan ikan lebih besar dibandingkan musim hujan
sehingga pasokan ikan berlimpah.

Pola angin muson yang bergerak menuju wilayah Indonesia saat angin muson barat dimanfaatkan
oleh nenek moyang bangsa Indonesia untuk melakukan perpindahan atau migrasi dari Asia ke
berbagai wilayah di Indonesia.

Perahu yang digunakan untuk melakukan migrasi masih sederhana dan masih mengandalkan
kekuatan angin, sehingga gerakan perahu mengikuti arah gerakan angin muson.

Pemanasan global atau global warming adalah meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, bumi, dan
lautan. Sedangkan perubahan iklim atau climate change merupakan perubahan yang signifikan pada
iklim, seperti suhu udara atau curah hujan, selama kurun waktu 30 tahun atau lebih.

Dalam satu abad terakhir suhu permukaan global telah meningkat antara 0,74 – 0,18 0C. Di
Indonesia sendiri, menurut data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), suhu rata-
rata udara di permukaan tanah di Indonesia, mengalami peningkatan sebesar 0,5 0C.

Kedepan, pemanasan global dan perubahan iklim akan semakin meningkat. Masih menurut data
Bappenas, jika dibandingkan dengan periode tahun 1961 hingga 1990, rata-rata suhu di Indonesia
diproyeksikan meningkat 0,8 hingga 1,0 0C antara tahun 2020 hingga 2050. Bahkan jika menilik
model iklim milik Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC; Panel Antar pemerintah
Tentang Perubahan Iklim yang dibentuk PBB), menunjukkan suhu permukaan global akan mengalami
peningkatan antara 1.1 hingga 6.4 derajat selama abad ke dua puluh satu.

Penyebab dan Dampak Pemanasan Global

IPCC menyimpulkan bahwa pemanasan global yang terjadi sejak pertengahan abad ke-20 hingga kini
sebagian besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat kegiatan
manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dan penggundulan hutan.

Dampaknya akan sangat dirasakan oleh manusia dan lingkungan hidup. Diantaranya dampak-
dampak tersebut adalah tidak stabilnya iklim, meningkatnya permukaan air laut, gangguan ekologis,
rusaknya infrastruktur, dan lain-lain. Masing-masing dampak tersebut pun masih akan
mendatangkan berbagai dampak susulan lainnya baik dalam bidang ekonomi, ekologi, kesehatan,
hingga sosial dan politik.

Anda mungkin juga menyukai