Oleh :
KELOMPOK 1
JOURY MEYER RUMONDOR 22801021
ROBY ALBER KOLOAY 22801015
Dewasa ini semakin banyak para manajer menyadari pentingnya mempelajari Perilaku
organisasi . Hal ini sangat berarti karena mau tidak mau banyak masalah dalam organisasi yang
dapat dilihat dari adanya perubahan yang begitu cepat melanda organisasi, sehingga para
manajer dituntut untuk dapat segera menangani perubahan tersebut. Misalnya manajemen diuji
yang beretika.
selaku agen pengubah (pembaharau). Konsultan organisasi dapat berasal dari dalam organisasi
yang bersangkutan sendiri atau dengan menggunakan jasa-jasa konsultan professional yang
berasal dari luar organisasi. Memilih konsultan yang tepat agar organisasi haruslah dilakukan
secara cermat sehingga konsultan yang dipilih harus dapat secara proaktif melakukan intervensi
yang tepat agar organisasi mampu beradaptasi dengan lingjungan yang sering berubah dengan
sangat cepat,
Bantuan konsultan tidak terbatas untuk menghadapi kondisi sekarang, akan tetapi
melalui perubahan tertentu dapat beradaptasi dan menghadapi lingkungan di masa depan.
kliennya bahwa perubahan harus direncankan dan dilaksanakan dengan tujuan yang spesifik
yang memerlukan gaya kepemimpin yang tepat agar tujuan perubahan tersebut dapat tercapai.
Oleh karena itu dalam makalah ini Penulis mengkaji mengenai Konsultan Pengembangan
Organisasi.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
dan Eksternal)
Konsultan PO adalah seorang atau sekelompok orang yang bertanggung jawab untuk
memimpin atau menuntun organisasi melalui proses perubahan dalam organisasi. Salah satu
gejala yang jelas na,pak akhir akhir ini ialah makin banyaknya organisasi besar di negara-
negara maju yang menciptakan kelompok konsultan di lingkungan masing-masing. Tentu lebih
banyak yang menggunakan jasa konsultan professional yang berperan sebagai agen pengubah
melalui penyelenggaraan PO. Masing masing pendekatan mempunyai kekuatan dan kelemahan
tertentu.
A. KONSULTAN EKSTERNAL
Konsultan eksternal adalah seorang dari luar organisasi yang memiliki keahlian dalam
pengembangan organisasi.
diharapkan tepat karena melihat permasalahan yang dihadapi kliennya dari kaca mata
yang berbeda.
2. Cara pandang demikian akan berakibat positif dalam pemecahan masalah karena
6. Konsultan eksternal tidak terlalu terpengaruh atau tidak silau oleh kekuasaan orang-
orang tertentu dalam organisasi meskipun ada kemungkinan kekuasaan tersebut akan
7. Sikap yang lebih independen dalam mengambil risiko dalam pemecahan masalah
karena konsultan tidak tergantung pada kliennya untuk kemajuan karier dan
peningkatan penghasilan.
Ketujuh hal inilah yang dipandang sebagai kekuatan eksternal. meskipun demikian,
sempurna.
2. Upaya mengenal organisasi klien memerlukan waktu dalam bentuk orientasi yang pada
gilirannya akan menambah beban biaya yang harus dipikul oleh klien karena konsultan
sudah mulai dibayar pada saat ia mulai kegiatannya dalam organisasi klien.
1. 3.Berapa lama pun upaya pengenalan berlangsung, ada saja segisegi tertentu dalam hal
organisasi klien yang tidak akan sepenuhnya dikuasai seperti dalam hal organisasi
menggunakan teknologi yang amat canggih atau sangat spesialistik, karena konsultan
memang tidak dididik atau dilatih untuk penguasaan teknologi yang dimaksud dan
anggota organisasi tidak hanya diatur oleh kultur yang tersurat, akan tetapi juga secara
tersirat seperti dalam hal kebiasaan yang tidak tercermin dalam bentuk formalisasi
terdapat dalam organisasi antara lain juga karena bentuk dan jaringan komunikasi yang
berlaku ditentukan oleh kultur organisasi, terutama aspek kultur yang dirasakan kuat.
mendalam permainan yang lumrah terjadi dalam hal percaturan kekuatan dalam
organisasi.
6. Keengganan berbagai pihak dalam organisasi untuk berbagi informasi dengan orang
luar betapa pun kuatnya penekanan oleh manajemen puncak pada pentingnya akses
yang terbuka lebar bagi konsultan memperoleh informasi dari semua pihak dalam
organisasi.
Pemahaman yang tepat tentang kekuatan dan kelemahan penggunaan konsultan eksternal
menjadi sangat penting karena bentuk dan sifat pemahaman tersebut akan menentukan
B. KONSULTAN INTERNAL
Menyadari agar organisasi bersikap adaptif dan proaktif dalam menghadapi masa
depannya, tidak sedikit organisasi yang mengambil berbagai tindakan yang mengarah pada
sendiri konsultan internal. Penugasan oleh manajemen puncak kepada para anggotanya
menjadi konsultan internal dapat ditujukan kepada seorang eksekutif tingkat tinggi, manajer
sumber daya manusia, ahli perburuhan atau karyawan yang dipandang mampu berperan
sebagai agen pengubah. Status konsultan internal itu pun adalah sedemikian rupa sehingga
dipandang sebagai seseorang yang menekuni suatu profesi terhormat, misalnya dengan
1. Konsultan sudah menjadi anggota organisasi. Oleh karena itu yang bersangkutan
2. Konsultan sudah mengenal dengan baik dan menerima normanorma yang berlaku dan
yang perlu diubah karena apabila tidak, akan menjadi penghalang bagi organisasi untuk
meninbgkatkan efektivitas.
3. Yang bersangkutan tidak perlu menggunakan waktu yang panjang untuk menjalani
periode orientasi dalam rangka memahami seluk beluk organisasi. Paling sedikit tidak
meskipun seseorang sudah lama menjadi anggota suatu organisasi, belum tentu ia
mengenali seluruh segi dan semua satuan kerja dalam organisasi karena tentunya
baru sebagai konsultan, ia tetap perlu memulai tugasnya dengan memahami segi-segi
4. Konsultan internal tersebut sangat mungkin sudah memahami struktur kekuasaan dan
kewenangan dalam organisasi. Hal ini sangat penting karena dalam menjalankan
Kalau pun tidak memeberikan dukungan, paling sedikit jangan sampai pihak yang
organisasi, misalnya karena posisinya, atau pengetahuan khusus yang dimiliki atau
6. Konsultan sudah dikenal oleh para anggota organisasi yang lain meskipun pada posisi,
7. Yang bersangkutan termasuk salah satu pihak yang berkepentingan yang tentunya ingin
melihat organisasi meraih keberhasilan, baik sekarang maupun di masa yang akan
datang.
Dalam hal ini tidak dapat disangkal bahwa terdapat berbagai kelemahan dalam penggunaan
1. Kemungkinan kurangnya keterampilan khusus dalam teori dan teknik PO, apalagi bila
perubahan.
3. Kemungkinan konsultan internal akan terpukau oleh sistem operasional yang berlaku
dan menyesuaikan saran-saranya dengan selera manajemen, suatu hal yang sangat
mungkin terjadi karena karier, jabatan di masa depan dan penghasilannya, tergantung
pada manajemen yang menjadi klien tetapi sekaligus rekan atau atasannya.
4. Hubungannya dengan para karyawan lain akan diwarnai oleh sifat interaksi yang sudah
terjalin di masa lalu. Lumrah apabila dengan orang-orang tertentu interaksi tersebut
bersifat harmonis dan lumrah pula apabila dengan sebagian pihak yang bersangkutan
diperlukan dengan sikap bermusuhan, atau paling sedikit dengan sikap yang tidak
bersahabat.
5. Konsultan internal mungkin tidak memiliki kekuasaan atau kewenangan tertentu yang
dilakukannya.
Terlepas dari siapa yang digunakan-konsultan eksternal atau konsultan internal konsultan
tersebut harus mampu menembus berbagai rintangan dalam birokrasi organisasi, termasuk
percaturan politik yang terjadi di dalamnya. Hal ini sangat penting untuk mendapatkan
perhatian konsultan karena jika akan terjadi penolkan terhadap perubahan yang akan
disarankan, penolakan itu biasanya berasal dari anggota birokrasi organisasi, baik sebagai
Hanya dengan demikian ia dapat bertindak inovatif dalam rangka menciptakan kreativitas,
kerja sama tim dan iklim saling mempercayai dalam organisasi, hal-hal yang mutlak ada dalam
dalam melakukan intervensi yang dianggapnya paling tepat, seperti misalnya dalam
pengembangan kerja sama tim dan dalam hal melakukan tranformasi organisasi.
Berbagai factor mempengaruhi gaya konsultansi yang mungkin digunkan oleh para konsultan,
seperti jenis keterampilan dan teknik intervensi, nilai-nilai yang mereka bawa ke organiasi
kliennya, cara-cara mereka melaksanakan tugas, orientasi yang mendominasi cara berfikirnya.
Mengenai yang terakhir ini seorang konsultan biasnya menggunakan orientasi tetang dua hal
yang saling berkaitan, yaitu penekanan pada pemeliharaan hubungan yang serasi, semangat
Berdasarkan penelitian para ahli , ada 5 tipologi gaya konsultasi yang umum diantaranya :
1. Gaya Stabilisator
Konsultan yang menggunakan gaya ini biasanya bersikap lunak dan merendahkan diri
dalam arti bahwa tujuannya tidak terletak pada efektivitas perubahan dan tidak pula
penekanan pada kepuasan para pelakunya. Artinya, sasaran utama kegiatannya adalah
tantangannya. Jika konsultan menggunkan gaya ini, yang sesungghunya terjadi ilah
karier, nasib dan penghasilan mereka, mau tidak mau harus melakukan penyesuaian
yang diinginkan oleh manajemen. Dengan kata lain, konsultan sebenarnya tunduk
Gaya ini diambil dari peranan kelompok pemberi semangat dalam suatu
pertandingan olahraga, seperti bola basket dan sepak bola gaya Amerika. Para
pendorong semangat para pemain dari kubu sendiri. Dengan analogi tersebut terlihat
kepuasan para naggota organisasi. Oleh karena itu soro\tan perhatiannya ditujukan
pada peningkatan motivasi dan semangat kerja para pelaku yang terlibat. Gaya ini
efektifitas organisasi.
3. Gaya Analis
Ciri utama seorang analis adalah rasionalitasnya. Oleh karena itu konsultan
yang menggunakan gaya ini biasanya sangat peka terhadap pentingnya penekanan
yang terlibat. Dengan pendekatan demikian, sering seorang konsultan dengan gaya
ini menunjukkan sikap konfrontasinya dalam arti bahwa jika dalam pemecahan
Banyak organaisi yang senang menggunkan jasa-jasa konsultan dengan gaya analis
4. Gaya Pembujuk
menggabungkan dua dimensi pelaksanaan tugas yang sudah disebut dimuka, yaitu
tanpa optimaliasi keduanya. Dengan cirri utama demikian, konsultan seperti ini akan
menggunakan strategi dengan resiko rendah dan akan berupaya untuk menghindari
diberlakukan.
penolakan terhadap perubahan, baik pada tingkat individual maupun pada tingkat
5. Gaya Pandu
Kesan pertama yang menonjol tentang gaya ini ialah bahwa konsultan benar-
pemecahan masalash secara mendasar dan mampu menemukan jawaban yang tepat
semakin tinggi dapat diwujudkan apabila semua pihak yang berkepentingan ikut
dirasa perlu dan bahwa melalui pendekatan tim pemecahaan suatu masalah akan
menunjukkan bahwa konsultan yang menggunakan gaya pandu menonjol dalam tiga
hal, yaitu :
· Konsultan bergaya pandu merupakan pendengar yang baik, yang berarti bersedia
mendengar pendapat orang lain yang mungkin lain atau baru baginya dan
mempertimbangkan pendapat yang berbeda itu dalam memilih bentuk intervensi yang
akan diterapkan dan dalam menyusun rencana perubahan yang akan disarankan
kepada kliennya, berarti konsultan tidak bersikap prioritas terhadap sesuatu yang baru
akar permasalahan yang dihadapi kliennya tercabut dan tidak mau hanya mengobati
tugas telah selesai pada waktu ia menyerahkan laporan akhir tentang pelaksanaan
Berikut cara-cara yang bisa kita tempuh untuk menghadapi resistensi perubahan,:
Salah satu cara yang lumrah dipakai untuk meminimalisir resistensi atas perubahan
urgen karena pada umumnya, para bawahan menolak perubahan dilatarbelakangi oleh
tidak adanya skill, pengetahuan, dan sikap untuk melakukan perubahan. Maka
pentingnya melakukan perubahan menjadi sesuatu yang sangat urgen dan mendesak.
Tindakan yang dapat dilakukan pemimpin pada tahap ini, antara lain; diskusi seorang
demi seorang; presentasi kelompok; pengiriman memo; dan mendatangkan ahli untuk
memberikan pelatihan. Partisipasi Strategi yang dipakai pemimpin pada tahap ini
adalah libatkan, kolaborasi, kerja sama dan mobilisasi para bawahan dalam mengambil
perubahan. Hal ini akan mengurangi penolakan. Sehingga para bawahan tetap focus,
Strategi lain yang dapat dipakai uuntuk mengurangi resistensi atas perubahan adalah
diberikan bermcam-macam antara lain; dana, alat, keterampilan, konseling, terapi, dan
pengetahuan.
3. Negosiasi
yang berkuasa. Pada tahap ini pemimpin melakukan upaya runding atau mencari
kesepakatan bersama, agar memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka sehingga upaya
penolakan diminimalisir
Taktik manipulasi dan kooptasi merupakan upaya untuk membuat lebih menarik,
menyimpan informasi yang tidak diinginkan dan menciptakan gosip tidak benar; serta
pemilihan pemimpin kelompok yang menolak perubahan untuk menjadi pemeran guna
5. Paksaan
perubahan. Tahap ini merupakan pilihan terakhir yang dapat dipakai pemimpin
bentuk upaya pemaksaan yang dilakukan antara lain; ancaman untuk dialihtugaskan;
tidak akan diberi kenaikan pangkat; evaluasi kinerja negatif; surat rekomendasi yang
tidak baik atau beri surat teguran untuk menghentikan kontrak; ancaman gaji
selaku agen pengubah (pembaharau). Konsultan organisasi dapat berasal dari dalam organisasi
yang bersangkutan sendiri atau dengan menggunakan jasa-jasa konsultan professional yang
Konsultan PO adalah seorang atau sekelompok orang yang bertanggung jawab untuk
Ada beberapa tipologi gaya konsultan yang umum dikenal dewasa ini yaitu gaya
stabilisator, gaya penggembira, gaya seorang analis, gaya pembujuk, gaya pandu.
Tidak ada satu gayapun yang cocok untuk semua situasi. Sebaliknya tidak ada satu gaya
pun yang demikian banyak kelemahannya sehingga tidak dapat digunakan. Kiatnya terletak
pada pemahaman yang tepat tentang situasi organisasi klien dan konsultan mampu memilih
gaya yang diperkirakan paling efektif untuk situasi spesifik yang dihadapi itu.
DAFTAR PUSTAKA
Agung
http://bsentiko.blogspot.com/2015/10/peran-konsultan-internal-dan-eksternal.html (diakses 14
Pukul 20.57)