Anda di halaman 1dari 51

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB I.................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
2.1 Rumusan masalah Masalah.................................................................3
3.1 Tujuan....................................................................................................3
4.1 Manfaat..................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................5
2.1 Konsep asuhan keperawatan pada anak dengan gastrenteritis.......5
2.1.1 Pengkajian keperawatan.................................................................5
2.1.2 Diagnosa Kperawatan...................................................................11
2.1.3 Intervensi keperawatan.................................................................12
2.1.4 Implementasi keperawatan............................................................14
2.1.5 Evaluasi.........................................................................................14
2.2 Konsep Teori Gastrointeritis.............................................................15
2.2.1 Pengertian.....................................................................................15
2.2.2 Etiologi..........................................................................................15
2.2.3 Tanda Dan Gejala.........................................................................15
2.2.4 Patofisiologi Gastrointeritis............................................................16
2.2.5 Komplikasi.....................................................................................18
2.2.6 Pemeriksaan Laboratorium............................................................18
2.2.7 Penatalaksanaan...........................................................................19
2.3 Kebutuhan cairan dan elektrolit........................................................20
2.3.1 Pengertian cairan dan elektrolit.....................................................20
2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan dan
Elektrolit 21
2.3.3 SPO pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit...............................22
BAB III................................................................................................................ 25
METODE STUDI KASUS...................................................................................25
3.1 Rancangan Studi kasus........................................................................25
3.2 Subjek penelitian...................................................................................25
3.3. Fokus Studi Kasus................................................................................26
3.4 Definisi oprasional................................................................................26
3.5. Tempat dan Waktu Studi Kasus............................................................26
3.6.1 pengumpulan data...............................................................................27
3.7. Penyajian Data.......................................................................................27
3.8. Etika Studi Kasus..................................................................................27
BAB 4................................................................................................................. 30
HASIL STUDI KASUS........................................................................................30
4.1 Hasil Studi Kasus..................................................................................30
4.2 Pembahasan..........................................................................................42
4.3 Keterbatasan.........................................................................................45
BAB V................................................................................................................ 46
PENUTUP.......................................................................................................... 46
4.1 Kesimpulan............................................................................................46
4.2. Saran......................................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................48
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gastroenteritis sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan di

Indonesia, hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka

kematian serta kejadian luar biasa yang sering dijumpai di masyarakat.

Gastroenteritis dapat diartikan sebagai suatu kondisi (BAB) yang tidak normal

yaitu lebih dari 3 kali sehari, konsisten tinja encer dapat disertai atau tanpa

disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada

lambung dan usus Pada anak sering terserang penyakit yang dikarenakan

system kekebalan tubuhnya yang belum matang atau kuat untuk menahan

bakteri maupun kuman yang masuk kedalam tubuhnya. Salah satu penyakit yang

sering menyerang anak adalah penyakit pada system pencernaan yang salah

satunya adalah gastroenteritis (Damayati 2008).

Gastroenteritis disebabkan oleh virus influenza. Virus yang dapat

menyebapkan gastroenteritis akut meliputi rotaviruses, adoneviruses,

calciviruses, astroviruses, norwalj virus dan sekelompok noroviruses.

Gastroenteritis.(Suririnah, 2009). Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam

rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di

dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari homeostatis.

Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan

berbagai cairan tubuh, cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut)

dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan

partikel-partikel bertemu listrik yang

1
2

disebapkan ion jika berada dalam larutan. cairan dan elektrolit masuk kedalam

tubuh melalui maknan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan distribusi

kebagian seluruh tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling tergantung

satu dengan yang lainya, jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh

dengan yang lainya(Daniel, 2013)

Menurut Notoatmodjo (2007), salah satu pengetahuan ibu yang penting

adalah bagaimana penanganan awal gastroenteritis pada anak yaitu dengan

mencegah dan mengatasi keadaan dehidrasi. Pemberian cairan pengganti (oralit

) dan parenteral (Melalui infus ) telah berhasil menurunkan angka kematian

akibat dehidrasi pada ribuan anak yang menderita gastroentrointeritis. Upaya yng

dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

termasuk di dalamnya program penanggulangan penyakit gastrointeritis baik

secara promotif, prefentif, maupun kuratif dimana kegiatan yang dilakukan

adalah penyuluhan tentang penyakit gastroenteritis di berbagai kelompok

masyarakat melalui kegiatan posyandu, pertemuan kader, dan kegiatan

masyarakat lain yang bersifat formal maupun nonn formal. Hal ini dilaksanakan

dalam rangka upaya pencegahan kematian anak. Peran perawat merupakan

pemberian pelayanan di tatanan kesehatan secara langsung baik di Rumah Sakit

maupun di puskesmas (IDAL, 2008). Petugas kesehatan dalam hal ini perawat

memegang peran penting dalam menangani masalah yang terjadi pada pasien

melalui tindakan mandiri maupun tindakan kolaborasi yang dilakukan dengan

tujuan untuk mengurangi masalah yang ditimbulkan oleh penderita berupa

pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien secara komprehensif yang

sangat diperlukan.
3

Menurut World Health Organization (WHO 2018) saat ini penyakit

Gastroenteritis diderita 66 juta orang di dunia. Dan setiap tahun 1,5 juta balita

meninggal dunia akibat Gstroenteritis . Meskipun mortalitas dari gastroenteritis

dapat diturunkan dengan program dehidrasi atau terapi cairan namun angka

kesakitannya masih tetap tinggi. Di dunia, terdapat 1,7 miliar kasus Gastrointeritis

yang terjadi setiap tahunnya (Veneziano, 2017) di Indonesia terdapat 33.832

anak menderita Gastroenteritis.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Maluku tengara,

gastroenteritis pada anak masih menempati urutan tertingi angka kesakitan dan

kematian, sebanyak, 2.113 kasus.(Profil Dinkes Kab. Malra, 2019). Data yang di

dapatkan dari ruang anak RSHK Langgur tahun, 2019 sebanyak 31 kasus,

tahun 2020 sebanyak 28 kasus, dan tahun 2021 yaitu 26 kasus

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk menyusun

usulan karya tulis ilmiah tentang asuhan keperawatan dengan Gastroenteritis

dalam pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit di ruang anak RSHK Langgur

2.1 Rumusan Masalah


Bagaimana asuhan keperawatan anak dengan Gastroenteritis dalam

pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit Diruang anak RSHK Langgur

3.1 Tujuan
Tujuan dari studi kasus ini adalah mengambarkan asuhan keperawatan

pada anak dengan penyakit gastroenteritis dalam pemenuhan kebutuhan

cairan dan elektrolit di ruang anak RSHK Langgur”


4

4.1 Manfaat
4.1.1 Bagi RSHK Langgur

Dapat digunakan sebagai masukan dalam menentukan tindakan

preventif dengan memberikan penyuluhan meliputi berbagai hal

yang dapat mencegah timbulnya gastroenteritis.

5.1.1 Bagi Klien Dan Keluarga

Sebagai informasi tentang cara penanganan pasien gastroenteritis

serta peningkatan kebutuhan cairan dan elektrolit pada anak yang

mengalami gastroenteritis.

6.1.1 Manfaat Bagi Penulis

untuk menambah wawasan dan memperoleh pengalaman dalam

memberikan asuhan keperawatan khususnya asuhan

keperawatan pada anak dengan gastroenteritis dalam pemenuhan

kebutuhan cairan dan elektrolit


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep asuhan keperawatan pada anak dengan gastrenteritis


Proses keperawatan merupakan metode ilmiah yang dipakai dalam

memberikan asuhan keperawatan yang professional. Proses kerperawatan

adalah serangkaian tindakan sistematis berkesinambungan (Rohman N dan

Walid S, 2016), Yang meliputi: pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan keperawatan pelaksanaan keperawatan

2.1.1 Pengkajian keperawatan

Proses pengkajian adalah serangkayan tindakan yang sistematis

meliputi tindakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan

individua atau kelompok baik aktual maupun potensial kemudian

merencanakan tindakan untuk menyelesaikan terjadinya masalah

keperawatan serta mengevaluasi keberhasilan dari tindakan yang

dikerjakan (Eohman, N dan Walid, S. 2019).

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu

dalam menentukan status kesehatan dan pola pertahanan

penderita, mengidentifikasikan, kekuatan dan kebutuhan

penderita yang dapat diperoleh anamnesis, pemeriksaan fisik,

pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainya.

5
6

a. Identitas klien

Meliputi nama pasien nama yang bertangung jawab, alamat,

nomor register, agama, pendidikan, tanggal masuk rumah

sakit dan diagnose medis.

b. Identitas penanggung jawab meliputi: nama, umur, jenis

kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat dan hubungan dengan

pasien

c. Keluhan Utama

Biasanya pasien datang kerumahsakit dengan keluhan BAB

lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer atau BAB encer

disertai dengan muntah

d. Riwayat kesehatan skarang

Pada umumnya anak masuk rumah sakit dengan keluhan BAB

lebih dari 4 kali baik disertai atau tanpa dengan muntah, tinja

dapat bercampur lendir atau darah keluhan lain yang mungkin

didapatkan adalah nafsu makan menurun, suhu badan

meningkat, volume deuretis dan gejala penurunan kesadaran.

e. Riwayat kesehatan dahulu

Ada kemungkinan anak yang telah terinfeksi penyakit

gastroenteritis bisa kembali.

f. Riwayat kesehatan Keluarga

Perlu mengkaji adanya keluarga klien yang menderita penyakit

yang sama

g. Riwayat kesehatan lingkungan


7

Hal yang sering mengakibatkan gastroenteritis pada anak ialah

lingkungan yang kotor, penyimpanan maknan yang tidak steril,

kurang, menjaga kebersihan

h. Riwayat Alergi

Perlu mengkaji adanya alergi terhadap beberapa komponen

makanan atau agen obat pada masa lalu dan bagaimana

pengaruh dari alergi tersebut

2. Pola aktifitas sehari-hari

a. Nutrisi

1) Makanan

Pada pasien anak dengan gastroenteritis biasanya akan

mengalami muntah dan anoreksia yang menyebapkan

penurunan berat badan pasien.

b. Eliminasi

Pola eliminasi anak dengan gastroenteritis biasanya akan

mengalami muntah dan anoreksia yang menyebapkan

penurunan berat badan pada pasien.

c. Istirahat dan tidur

Istirahat dan tidurnya akan terganggu karena adanya distensi

abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman

d. Pola aktivitas

Anak akan terganggu kondisi tubuh yang lemah dan adanya

nyeri akibat disentri abdomen.


8

3. Pemeriksaan fisik

Menurut Jackson M & Jakson L, (2011). Pemeriksaan fisik pada

gastroenteritis antara lain perlu dikaji tentang kesadaran klien,

kecemasan, kegelisahan kelemahan suara bicara. Pemeriksaan fisik

meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi Yaitu : Pengukuran

Panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengeci,

lingkar kepala, lingkar abdomen mebesar.

1) Keadaan umum : Klien lemah, gelisah, rewl, lesu, kesadaran

menurun

2) Kesadaran : Composmetis

3) Vital Sign : TD :120-130 mmhg

4) Nadi : 80-90x?m

5) Nafas : perlu diperhatikan laju nafas, irama, kedalaman dan pola

pernafasan

6) Kepala : ubun-ubun tak teraba cakung karena sudah menutup

pada anak umur 1tahun lebih.

7) Suhu : Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan dengan

beberapa cara yitu

1). Rectal : Anak tengkurap dipangkuan ibu, ditahan dengan

tangan kiri, dua jari kiri memisahkan dinding anus kanan dan kiri,

dan thermometer dimasukkan anus dengan tangan kanan ibu

2) Oral : termometer dilakukan dibawah lidah anak.


9

3) Aksiler : termometer ditempelkan di ketiak dengan lengan atas

lurus selama 3 menit. Umumnya suhu yang diperoleh 0,5 lebih

rendah dari suhu rectal.

8) Berat badan : Berat badan merupakan parameter yang paling

sederhana dan merupakan indeks untuk status nutrisi sesaat.

Interpretasi :

1) BB/U dipetakan pada kurva berat badan.

a. BB<sentil ke 10 : defisit

b. BB> sentil ke 90 : kelebihan

2) BB/U dibandingkan dengan acuan standar, dinyatakan

presentase

a. > 120% : gizi lebih

b. 80% - 120% : gizi baik

c. 60% - 80% : tanpa edema, gizi kurang; dengan edema, gizi

buruk

9) Tingi badan : dinilai dengan

1) TB/U pada kurva

a. < 5 sentil : defisit berat

b. Sentil 5-10 : perlu evaluasi untuk membedakan apakah

perawakan pendek akibat defisiensi nutrisi kronik atau

konstitusional

2) TB/U dibandingkan standar baku

a. 90% - 110% : baik/normal

b. 70% - 89% : tinggi kurang

c. < 70% : tinggi sangat kurang


10

10) Kulit : untuk mengetahui elastisitas kulit dapat dilakukan

pemeriksaan turgor, yaitu dengan cara mencubit daerah perut

mengunakan kedua ujung jari (bukan kuku). Apabila turgor kembali

dengan cepat (<2 detik), berarti gastrointeritis tersebut tanpa

dehidrasi. Apabila turgor kembali dengan lambat (=2 detik), ini

berarti gastrointeritis dengan dehidrasi ringan. Apabila turgor

kembali sangat lambat (>2 detik), ini termasuk gastroenteritis

dengan dehidrasi berat.

11) Kepala : ubun-ubun tak teraba cakung karena sudah menutup pada

anak umur 1 tahun lebih.

12) Mata : Ama yang diare tanpa dehidrasi, bentuk kelopak matanya

normal. Apabila mengalami dehidrasi ringan/sedang kelopak mata

cekung. Apabila mengalami dehidrasi berat kelopak matnya sangat

cekung

13) Untuk pemeriksaan hidung, perhatikan : bentuknya, gerakan cuping

14) Hidung : mukosa, sekresi, perdarahan, keadaan septum, perkusi

sinus.

15) Mulut

Pada pemeriksaan mulut, perhatikan:

1) Bibir : warna, fisura, simetri/tidak, gerakan

2) Gigi : banyaknya, letak, motling, maloklusi, tumbuh

lambat/tidak.

3) Selaput lendir : warna, peradangan, pembengkakan.

4) Lidah : kering/tidak, kotor/tidak, tremor/tidak, warna,

ukuran , gerakan, tepi hipermis/tidak.


11

5) Palatum : warna, terbelah/tidak, perforasi/tidak.

16) Telinga : pada pemeriksaan telinga, perhatikan : letak telinga, warna


dan bau sekresi telinga, nyeri/tidak (tragus, antitragus), liang telinga
membran timpani. Pemeriksaan menggunakan spekulum telinga.
17) Leher : Pada leher perhatikanlah : panjang/pendeknya, leher, letak

trachea, pembesaran kelenjar tiroid, pelebaran vena, pulsasi

karotis,dan gerakan leher

18) Thorax : meliputi empat tahapan

1) Palpasi : pada tahap ini, pemeriksaan bisa dilakukan dengan

melihat bentuk dan ukuran dada, warna kulit warna kulit diarea

dada, serta cara bernapas dan penggunaan otot-otot dada.

2) Palpasi (perabaan) :pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan

perabaan pada permukaan tubuh dengan tangan dan jari.

3) Perkusi (ketukan) : perkusi dada dapat dilakukan dengan

mengetuk jari pada beberapa area di permukaan dada maupun

punggung atas.

4) Auskultasi : metode pemeriksaan untuk mendengarkan bunyi

dari dalam tubuh dengan menempelkan setoskop diarea tertentu

19) Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami

stres yang yang berupa perpisahan, kehilangan waktu bermain,

terhadap tindakan invasive respon yang ditunjukan adalah protes,

putus asa, dan kemudia menerima.


12

2.1.2 Diagnosa Kperawatan

Diagnose keperawatan adalah suatu pernyataan mengenai

masalah klien baik actual maupun potensial yang didapat dari status

kesehatan klien (PPNI, .2017)

1. Hipovolomia

2. Defisit nutrisi

3. Gangguan pola tidur

2.1.3 Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan yang muncul pada anak dengan

gastroenteritis diantaranya

SDKI SLKI SIKI

Hipovelamia Keseimbangan cairan Menejemen cairan


Penyebab: Tujuan setelah dilaukan Observasi
1. Kehilangan tindakan keperawatan 3x24 1. Monitor berat
cairan aktif jam diharapkan badan sesudah
2. Kegagalam keseimbangan cairan dan sebelum di
mekanisme meningkat alisasi
regulasi Kriteria hasil: 2. Monitor hasil
3. Peningkatan Kriteria hasil : pemeriksaan
permeabilitas 1.Intake dan output 3. Laboratorium
kapiler seimbang 4. Monitor status
4. Kekurangan 3.Turgor kulit baik dinamik
intake cairan 4.Kadar elektrolit
5. Evaporsi dalam batasan
normal :
13

Defisit nitrisi Status nutrisi Menejemen Nutrisi


Tujuan: setelah dilakukan Observasi:
tindakan keperawatan 3x24 1. identifikasi status
jam status nutrisi terpenuhi nutrisi
1. porsi makanan 2. identifikasi alergi
yang di habiskan dan intoleransi
meningkat makanan
2. berat badan atau 3. monitor asupan
IMT meningkatan makanan
3. frekwensi makan 4. monitor berat
meningkat badan
4. nafsu makan Terapotik :
meningkat 1. lakukan oral
perasaan cepat hygiene jika perlu
kenyang sedang 2. sajikan maknan
secara menarik
dan suhu yang
sesuai
3. Hentikan
pemberian ,aknan
melalui selang
nasogastric jika
asupan oral dapat
ditoleransi
Edukasi
1. anjurkan posisi
duduk jika mampu
2. anjurkan diet yang
diprogramkan
kolaborasi :
kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrein yang
dibutuhkan
Gangguan pola tidur Pola tidur Dukungan tidur
Setelah di laukan tindakan Observasi:
keperawatan selama 2x24 di 1. identifikasi pola
harapkan pola tidur membaik aktivitas dan tidur
Kriteria hasil: 2. identifikasi factor
1. keluhan sulit tidur pengangu tidur
menurun 3. identifikasi
2. keluhan sulit makana dan
terjaga menurun minuman yang
3. keluhan tidak mengangu tidur
puas tidur (kopi, the, alcohol
menurun makana
4. keluhan istirahat mendekati waktu
tidak cukup tidur)
menurun Terapotik:
1. modifikasi
14

lingkungan
2. batasi waktu
tidursiang
3. fasilitasi
menghilangkan
stress
4. tetapkan jadwal
tidur

2.1.4 Implementasi keperawatan

Pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien anak dengan

gastroenteritis disesuaikan dengan intervensi yang telah

direncanakan(Piliterreri Akusrini S, 2014).

2.1.5 Evaluasi

Evaluasi keperawatan yang muncul pada anak dengan GEA

berdasarkam PPNI, .2017 di antaranya:

a. Hipovolemia

b. Defisit nutrisi

c. Gangguan pola tidur

2.2 Konsep Teori Gastrointeritis


2.2.1 Pengertian

Gastroenteritis adalah suatu keadaan dimana seseorang buang

air besar dengan konsisteni lembek atau cair bahkan dapat berupa air

saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih )

dalam satu hari (DEPKES 2016) Menurut WHO gastroenteritis secara

klinis diaredidefinisikan sebagai buang air besar (defekasi) dengan

tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat) kandungan air

tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200g atau 200ml/24jm.

Definisi lain memakai kriteria frekuaensiyaitu buang air besar encer


15

tersebut dapat atau tanpa di sertai lender dan darah . Jadi diare dapat

diartikan suatu kondisi buang air besar yang tidak normal yaitu lebih

dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapatdi sertai

atau tanpa di sertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya

proses inflamasi pada lambung dan usus. (DEPKES 2016)

2.2.2 Etiologi

Beberapa faktor yang menyebabkan gastroenteritis pada balita

yaitu infeksi yang disebabkab bakteri, virus, atau parasite, adanya

gangguan penyerapan makanan dan malabsorsi, alergi, keracunan

bahan kimia atau racun yang terkadung dalam makanan,

imunodefesiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun serta penyebab

lain (Suraatmaja, (2007) dalam (Hartati & Nurazila, 2018)

2.2.3 Tanda Dan Gejala

Gambaran awal dimulai dengan bayi atau anak menjadi cengeng,

gelisah, suhu badan meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak

ada, kemudian BAB. Fases makin cair mengandung darah atau lendir

dan, warna feses berubah menjadi hijau karena bercampur empedu.

Akibat seringnya defikasi anus dan area sekitarnya menjdi lecet karena

sifat feses makin lama makin asam, hal ini terjadi akibat banyaknya

asam laktat yang dihasilkan dari pemecahan laktosa yang tidak dapat

diaborsi oleh usus. Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah

terjadi. Apabila penderita tela bnyak mengalami kehilangan air dan

elektrolit,maka terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan turun, ubun-

ubun besar cekung pada bayi, tonus otot dan turgor kulit berkurang,

dan selaput lendir pada mulut dan bibir kelihatan kering.


16

2.2.4 Patofisiologi Gastrointeritis

Menurut Rizal (2018) pathofisiologis dari gastroenteritis adalah

meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal

merupakan akibat dari gangguan absorbs dan ekskresi cairan dan

elektrolit yang berlebihan, cairan yodium, potassium dan bikarbonat

berpindah dari rongga ekstra seluler keadaan tinja, sehingga

mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit dan dapat terjadi

asidosis metabolic

Gastroenteritis yang terjadi merupakan proses dari transport aktif

akibat rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit kedalam usus

halus sel dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya

sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme yang masuk akan

merusak sel mukosa intestinal sehingga mengurangi fungsi permukaan

intestinal. Perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan

absorbs cairan dan elektrolit. Peredangan akan

menurunkankemampuanintestinal untuk mengabsorbsi cairan dan

elektrolit dan bahan-bahan makanan ini terjadi pada sindrom mal

absorbs Meknisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ada 2

macam yaitu : Gangguan osmotic akibat terdapatnya makanan atau

zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan dalam

rongga yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic

dalam rongga usus :

1) Gangguan sekresi akibat ragsangan tertentu (misalnya toksin)

pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan


17

elektrolit kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena

terdapat peningkatan isi rongga usus

2) Gangguan motilitas usus hiperperistaltik akan mengakibatkan

berkurngnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga

timbul diare, sebaliknya bila peristaltic usus menurun akan

mengakibatkan bakteri berlebihan, selanjutnya timbul diare pula.

Dari kedua mekanisme diatas menyebabkan :

a) Kehilangan air dan elektrolit atau (terjadi dehidrasi) yang

mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa (aksidosis

metabolic hipokalemia).

b) Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran

bertambah)

c) Hipoglikemia

d) Gangguan sirkulasi darah

2.2.5 Komplikasi

Menurut (Ida 2018) Bila tidak segera ditangani maka akan terjadi

komplikasi seperti dehidrasi, kejang, malnutrisi, dan hipoglikemi.

Menurut (Titik Lestari,2016) komplikasi yang dapat terjadi dari diare

akut maupun kronis, yaitu:

a) Dehidrasi (ringan,sedang,berat,hipotonik, isotonik atau hipertonik)

b) Renjatan hipovolemik

c) Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah,

bradikardi, perubahan pada elekto kardiagram)

d) Hipoglikemia
18

e) Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim lactase

karena kerusakan villi mukosa, usus halus

f) Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik

g) Malnutrisi energy, protein, karena selain diare dan muntah, penderita

juga mengalami kelaparan.

2.2.6 Pemeriksaan Laboratorium


Menurut Anwar (2020) Pemeriksaan penunjang yang dapat

dilakukan :

1) Pemeriksaan Laboratorium

2) Pemeriksaan Tinja

3) Makroskopis dan mikroskopis

4) pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet

dinistest

5) Bila diperlukan lakukan pemeriksaan biakal dan uji resistensi

6) Pemeriksaan Darah

7) pH darah dan elektrolit (Natrium, kalium, dan fosfor) dalam

serum untuk menentukan keseimbangan asam dan basa

8) Kadar ureum dan kreatin untuk mengetahui faal ginjal

9) Intubasi Doudenum ( Doudenal Intubation)

Untuk mengetahui jasad atau parasite secara kuantitatif dan

kualitatif terutama dilakukan pada penderita diare kronik

2.2.7 Penatalaksanaan

Dasar pengobatan Gastroenteritis menurut Gunawan (2007)

a. Penatalaksanaan :
19

1. Tindaksn mandiri

1) Oralit

Oralit adalah campuran garam elektrolit yang terdiri

atas natrium klorida (NaCl). Kalim klorida (KCL), sitrat

dan glukosa orali osmoralitas rendah telah

direkomendasikan oleh WHO

2) Larutan gula garam

Cairan yang berisi campuran air matang dengan gula

garam yang diminum pada penderita yang mengalami

kekurangan cairan yang dibutuhkan oleh tubuh

3) Pemberian minum

Memberikan minum kepada pasien sesuai daftar

minum/ diit pasien.

2. tindakan kolaboratif

1) Terapi intravena

Terapi intravena adalah pemberian sejumlah cairan

kedalam tubuh, melalui sebuah jarum, kedalam

pembunuh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan

kehilangan cairan atau zat-zat maknan dari tubuh

(Darmadi,2010)

2.3 Kebutuhan cairan

2.3.1 Pengertian cairan

a. Cairan adalah salah satu dari empat fase benda yang

volumenya tetap dalam kondisi suhu dan tekanan tetap; dan,

bentuknya ditentukan oleh wadah penampungnya. Cairan juga


20

melakukan tekanan kepada sisi wadahnya dan juga kepada

benda yang terdapat dalam cairan tersebut; tekanan ini

disalurkan ke seluruh arah.

b. organ yng berperan dalam pengeluaran cairan

pengeluaran cairan dapat terjadi melalui beberapa organ

misalnya ginja,paru-paru, kulit, dan organ organ saluran

pencernaan gastrointestinal

1) Ginjal

a) Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan yang

menerima 170 liter darah untuk di saring setiap hari.

b) Produksi urin untuk semua umur 1ml/kg/jam.

c) Pada orang dewasa produksi urin sekita 1,5 liter/ hari

d) Jumlah urin yang di produksi oleh ginjal di pengaruhi

oleh ADH dan aldosteron.

2) Kulit

a) Hilangnya cairan melalui kulit di atur oleh saraf simpatis

yang merangsang aktivitas kelenjar keringat.

b) Rangsangan kelenjar kringat dapat di hasilkan dari

aktivitas otot, temperatur lingkungan meningkat dan

demam.

3) Paru- paru

a) Menghasilkan IWL sekitar 400ml/hari.


21

b) Meningkatkan cairan yang hilang sebagai respon

terhadap perubahan kecepatan dan kedalaman napas

akibat pergerakan atau demam

4) Gastrointestinal

a) Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari

gastroentestinal setiap hari sekitar 100-200 ml.

b) Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah

10-15cc/kg/bb/24jm dengan kenaikan 10% dari IWL

pada setiap kenaikan temperatur 1 drajat celcius

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan

a) Usia Bayi dan anak yang sedang tumbuh memiliki perpindahan

cairan yang jauh lebih besar dibandingkan orang dewasa

karena laju metabolisme mereka lebih tinggi meningkatkan

kehilangan cairan

b) Jenis kelamin dan ukuran tubuh. Air tubuh total dipengaruhi

oleh jenis kelamin dan ukuran tubuh. Karena sel lemak

mengandung lebih sedikit atau sama sekali tidak mengandung

air dan jaringan tanpa lemak memiliki kandungan air lebih

tinggi.

c) Temperatur lingkungan Panas yang berlebihan menyebabkan

berkeringat. Seseorang dapat kehilangan NaCl melalui keringat

sebanyak 15-30 gram/hari.

d) Gaya hidup
22

tekanan kepada sisi wadahnya dan juga kepada benda yang

terdapat dalam cairan tersebut : tekanan ini di salurkan ke

seluruh arah.

2.3.3 SPO pemenuhan kebutuhan cairan

Pemenuhan kebutuhan cairan dapat dilakukan dengan beberapa

tindakan, salah satunya dengan pemberian minum per oral, yang

digunakan untuk mengatasi kondisi kekurangan cairan didalam tubuh

akibat dehidrasi yang terjadi seperti diare, muntah kronis, hinga

aktifitas fisik yang berlebihan. Tujuan dari tindakan ini adalah untuk

menganti cairan tubuh yang keluar. (widjaja, M. C.,2003

a) Tahap persiapan

2) Persiapan perawat

a. Memperkenalkan diri

b. Pastikan identitas pasien

c. Beritahu dan jelaskan pada klien dan keluarga tentang

langkah atau prosedur yang akan di lakukan

3) Jaga privasi klien

4) Atur posisi pasien

b) Persiapan lingkungan

Pastikan lingkungan bersih aman dan nyaman

c) Persiapkan alat dan bahan

1) Meja

2) Gelas yang berisi air hangat

3) Sendok

d) Larutan oralit tahap orentasi


23

1) Berikan salam,pangil nama pasien dengan nama kesukaannya

2) Kaji kondisi pasien

3) Jelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai tujuan dan

tindakan yang akan di lakukan

e) Tahap pelaksanaan

1) Cuci tangan

2) Jelaskan prosedur yang akan di lakukan

3) Kaji kondisi pasien

4) Bantu pasien untuk memberinya minum dengan mengunakan

gelas yang berisi air hangat

5) Catat perubahan, reaksi terhadap pemberian, dan evaluasi

respon pasien

f) Tahap terminasi

1) Evaluasi respon klien

2) Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

3) Membersihkan peralatan

4) Mengakhiri kegiatan dengan baik

5) Mencatat reaksi atau respon pasien terhadap pemberian cairan

orlit

6) Cuci tangan

g) Tahap evaluasi

1) Mencatat tindakan yang telah di lakukan (waktu pelaksanaan,

hasil tindakan) atau respon objektif didalam catatan

2) Bersihkan kembali peralatan yang di gunakan pada tempatnya

3) Cuci tangan
24

4) Dokumentasi tindakan dalam bentuk SOAP


BAB III

METODE STUDI KASUS

3.1 Rancangan Studi kasus


Penelitian ini adalah penelitian deskriptif mengunakan pendekatan
studi kasus. Metode penelitian deskriptif merupakan suatu metode yang
memiliki tujuan utama dengan memberikan gambaran situasi atau
venomena secara jelas dan rinci tentang apa yang terjadi (Nursalam 2011).
Rancangan penelitian ini adalah pendekatan asuhan keperawatan anak
dengan gastroenteritis dengan pemenuhan cairan di ruang anak RSHK
Langgur

3.2 Subjek penelitian


Dalam penelitian ini adalah 2 orang klien gastroenteritis dalam

pemenuhan kebutuhan cairan dengan mengunakan kriteria insklusi dan

eksklusi antar lain:

3.2.1 Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi olh

setiap angota populasi yang dapat diambil sebagai sampel, yaitu

a. Pasien anak dengan gastroenteritis diruang anak RSHK Langgur

b. Orang tua yang bersedia anaknya menjadi responden

c. Dalam kondisi kesadaran penuh dan tidak cacat mental

3.2.2 Kriteria eksklusi

25
26

a. Tidak Dapat Berkomunikasi Dengan Baik

b. pasien yang tidak bersedia menjadi responden

3.3. Fokus Studi Kasus

Identic dengan variabel penelitia yaitu penelitian atau karakteristik

yang memberikan nilai berbeda terhadap sesuatu (Nursalam 2011) fokus

dalam penelitian ini adalah memberikan asuhan keperawatan pada anak

dengan gastroenteritis dalam pemenuhan kebutuhan cairan di RSHK

langgur

3.4 Definisi oprasional

3.4.1 Asuhan keperawatan adalah asuhan yang dibuat oleh perawat untuk

memantau perkembangan pasien sejak di lakukan tindakan

keperawatan.

3.4.2 Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu tindakan

yang dilaukan untuk memenuhi kebutuhan cairan yang telah hilang.

3.4.3 Anak adalah seseorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa

3.4.3 gastroenteritis adalah penyakit yang membuat penderitanya BAB

lebih dari batas normal

3.5. Tempat dan Waktu Studi Kasus

3.5.1. Tempat Penelitian : Studi kasus dilaksanakan di ruang anak RSHK

Langgur

3.6.1. Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan oktober 2022


27

3.6.1 pengumpulan data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek

dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Nursalam,2008). Metode pengumpulan data yang digunakan

dalam studi kasus ini adalah :

a. Wawancara (Interview) untuk mendapatkan data secara mendalam

dari penderita dan keluarga.

b. Observasi (Observation) adalah proses mengamati langsung keadaan

atau kondisi pasien

c. Dokumentasi (Dokumentation) untuk mendapatkan data sekunder

tentangkasus yang sedang diteliti meliputi catatan medic (medical

record), catatn keperawatan atau berbentuk dokumentasi lainya

3.7. Penyajian Data

Penyajian data dalam studi kasus ini disajikan dalam bentuk

narasi/tekstular. Penyajian data narasi/tekstular merupakan penyajian data

hasil penelitian dalam bentuk uraian kalimat (Notoatmodjo,2010). Penelitian

ini dijabarkan dalam bentuk laporan asuhan keperawatan.

3.8. Etika Studi Kasus

Dalam melakukan penelitian, peneliti tetap memperhatikan etik

penelitian sesuai pedoman nasional etik penelitian kesehatan Departemen

Kesehatan RI (2007) yang meliputi:

3.8.1. Menghormati harkat dan martabat seseorang

Dalam melakukan penelitian, peneliti harus menghormati

otonomi partisipan dan partisipan terhadap otonominya yang


28

terganggu atau kurang. Peneliti menghormati hak subjek penelitian,

apakah subjek tersebut bersedia untuk ikut serta dalam penelitian

atau tidak, dengan memberikan informed consent (lembar

persetujuan) pada subjek penelitian, yang terdiri dari: penjelasan

mengenai manfaat penelitian, penjelasan kemungkinan resiko

ketidaknyamanan yang dapat ditimbulkan, penjelasan manfaat yang

didapatkan, persetujuan peneliti dan menjawab setiap pertanyaan

yang diajukan subjek berkaitan dengan prosedur Penelitian,

persetujuan subjek mengundurkan diri kapan saja dan jaminan

anonimitas dan kerahasiaan.

3.8.2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian

Setiap manusia memiliki hak-hak dasar hidup termasuk privasi

dan kebebasan individu. Pada dasarnya penelitian akan memberikan

akibat terbukanya informasi individu termasuk informasi individu

termasuk informasi yang bersifat pribadi. sedangkan tidak semua

orang menginginkan informasinya nya diketahui oleh orang lain,

sehingga peneliti perlu memperhatikan hak-hak dasar individu

tersebut. dalam aplikasinya, peneliti tidak boleh menampilkan

informasi mengenai identitas baik nama maupun alamat asal subjek

dalam kuisioner dan alat ukur apapun untuk menjaga anonimitas dan

kerahasiaan subjek penelitian. Peneliti menggunakan (inisial atau

identification number) sebagai pengganti identitas partisipan.


29

3.8.3. Keadilan dan inklusivitas

Penelitian yang dilakukan memperlakukan subjek penelitian

dengan benar dan pantas, memperlakukan hak dari subjek penelitian

serta distribusi seimbang dan adil antara beban manfaat

keikutsertaan dalam penelitian dengan memperhatikan faktor-faktor

ketepatan, keseksamaan, kecermatan, intimasi, psikologi serta

perasaan religius subjek penelitian sebelum, selama dan setelah

berpartisipasi dalam penelitian.

3.8.4. Memperhatikan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan

Peneliti melaksanakan penelitian sesuai prosedur penelitian

guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi

subjek penelitian dan dapat digeneralisasikan di tingkat populas.

Peneliti meminimalkan dampak yang merugikan bagi subjek

penelitian (normaleficience). Apabila intervensi penelitian berpotensi

mengakibatkan cedera atau stres tambahan maka subjek dikeluarkan

dari kegiatan penelitian untuk mencegah terjadinya cedera,

kesakitan, stres maupun kematian subjek penelitian.


BAB 4

HASIL STUDI KASUS

4.1 Hasil Studi Kasus


4.1.1 Gambaran lokasi penelitian

Penelitian ini dilakasanakan di ruang anak RS Hati Kudus

Langgur Tanggal 27-30 Oktober 2022, Tenaga Kesehatan di Ruang

anak Berjumlah 8 orang terdiri dari PNS 5 orang dan pegawai Honor

3 orang. Jumlah ruangan ada 4 yaitu ruang anak, ruang wanita,

ruang pria dan Subjek di rawat terdapat di ruang Anak.

4.1.2. Pengkajian

Tabel 4.1
Hasil pengkajian pada anak dengan penyakit gastroenteritis dalam
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit di ruang anak RSHK Langgur
NO IDENTITAS PASIEN 1 PASIEN 2

1. IDENTITAS
a. Biodata Pasien
Nama An.A F An. S W
Jenis kelamin Laki-laki Laki-laki
Umur 5 tahun 8 bulan
Agama Katolik Katolik
Suku/Bangsa Kei Kei
Pendidikan
Tanggal masuk RS 20-10-2022(6.40 wit) 27-10-2022 (8.19 wit)
Tanggal pengkajian 20-10-2022(9.15 wit) 27-10-2022(10.30 wit)
No. RM
Alamat Ohoi faan Langgur
b. Penanggung jawab
Nama Ny. S F Ny.D.W
Umur 39 40
Jenis kelamin Perempuan Perempuan
Agama Katolik Katolik
Pekerjaan Ibu rumah tangga Pegawai negeri sipil
Hub. Dengan pasien Ibu kandung Ibu kandung
Alamat Oho faan Langgur

30
31

c.identitas Saudara
Kandung 1. Johan (14) 1. Buce (13 thn)
2. Vona (7 thn)
2 RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat Kesehatan
sekarang

1. Keluhan utama Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan


pasien buang air besar 3 pasien muntah 2 kali dan
kali, konsistensi encer rewel karena haus

2. Keluhan saat Ibu pasien mengatakan Ibu pasien mengatakan


pengkajian pasien buang air besar 3 pasien muntah 2 kali
kali, sering haus masih dan bibir pasien kering,
merasa lemas mulut pasien suda buang air
pasien terasa kering, dan besar 2 kali cai,badan
badan pasien terasa pasien teraba hangat
hangat suhu tubuh 38,20c dengan suhu tubuh
38,50c

b.Riwayat penyakit
dahulu:
a. Prenatal care
a. Ibu memeriksakan
kehamilannya
setiap minggu di puskesmas puskesmas
b. Riwayat terkena
radiasi
c. Riwayat berat tidak tidak
badan selama
hamil
b. Natal 70 kg
a. Tempat melahirkan 65 kg

b. Jenis persalinan
Rs Hati kudus langgur RSU Karel Sadsutubun
c. Penolong
Langgur
persalinan
Normal Normal
c. Post natal
Bidan Bidan
a. Kondi sibayi
 APGAR
8 8
c.Riwayat Kesehatan
keluarga:
1. Apakah di dalam
Keluarga Ada
Riwayat Penyakit Tidak Tidak
menular/keturunan/
kronis
2. Apakah ada riwayat
alergi dalam keluarga
Tidak
32

Tidak

3. Gambarkan
genogram 3 generasi

AYAH IBU
IBU AYAH

Ket: Ket:
: Laki-laki : Laki-laki
: perempuan : perempuan
: Meninggal : Meninggal
: pasien : pasien

3 Riwayat Tumbuh Kembang Pasien 1 Pasien 2

a. Pertumbuhan Fisik
1. Berat badan 13 Kg 6,6 kg
2. Tinggi badan 115 cm 73 cm
3. Waktu tumbuh gigi 6 bulan 7 bulan
4. Jumlah gigi 20 buah 2 buah
b. Perkembangan Tiap tahap Usia
anak saat
1. Berguling 8 bulan 8 bulan
2. Duduk : 9 bulan
3. Merangkak 9 bulan
4. Berdiri 11 bulan
5. Berjalan 1 tahun
6. Senyum kepada orang lain 1 bulan
pertama kali :
7. Bicara pertama kali 8 bulan
8. Berpakaian tanpa bantuan 8 bulan
3 tahun

4 Riwayat Nutrisi
A. Pemberian ASI Ya Tidak
B. Pemberiansusu formula Ya Ya
1. Alasan pemberian - Menambah
kebutuhan karena
ibunya seorang
guru

5 Aktivitas sehari-hari
33

A. Nutrisi
1. Selera makan teratur teratur
Sebelum Sakit teratur teratur
Saat Sakit Kurang teratur Kurang teratur
B. Cairan
1. Jenis minuman
Sebelum Sakit air putih Asi, susu formula
Saat Sakit air putih Asi, susu formula
2. Frekuensi minum Asi, susu formula
Sebelum Sakit 3x1 6x1
Saat Sakit 2x1 3x1
C. Eliminasi (BAB)
1. Tempat pembuangan Wc/toilet Pempres
Sebelum Sakit Wc/toilet Pempres
2. Frekuensi (waktu)
Sebelum Sakit
2x1 5x1
Saat Sakit
4x1 6x1
3. Konsistensi
Sebelum Sakit
Saat Sakit Padat cair
D. IstirahatTtidur encer Cair
1. Jam tidur
Siang 10 jam/hari 13 jam/hari
malam 2 jam 3 jam
2. Pola tidur 8 jam 10 jam
3. Kebiasaan sebelum Teratur Teratur
tidur Menonton tv Bermain
4. Kesulitan tidur Tidak Tidak
E. Personal Hygiene
1. Mandi 3x1/hari 3x1/hari
Sebelum Sakit 3x1/hari 3x1/hari
Saat Sakit 1x1/hari 1x1/hari
2. Cuci rambut 1x1 /hari 1x1 /hari
Sebelum Sakit 1x1 /hari 1x1 /hari
Saat Sakit 1x1 /hari 1x1 /hari
3. Gunting rambut 1x /bulan -
Sebelum Sakit 1x /bulan -
Saat Sakit 1x /bulan -
4. Gosok gigi 3x1/hari -
Sebelum Sakit 3x1/hari -
Saat Sakit 1x1/hari -

6 PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum Lemas Lemas
2. Kesadaran Compos mentis Compos mentis
3. Tanda-tanda vital
a. Denyut nadi 120 x/ menit 130 x/ menit
b. Suhu 38,20c 38,50c
c. Pernafasan 25 x/menit 27 x/menit
4. Berat badan 13 Kg 7,6 kg
5. Tinggi badan 115 cm 73 cm
6. Kepala Bersih Bersih
7. Wajah Tidak ada Tidak ada
pembengkakan pembengkakan
8. Mata Kunjingtiva anemis Kunjingtiva anemis
34

9. Hidung Simetris Simetris


10. Telingga Tidak ada serumen Tidak ada serumen
11. Mulut Ada karies gigi Bersih

12. Leher Tidak ada Tidak ada


pembesaran pembesaran
kelenjar getah kelenjar getah
bening bening
13. Dada Simetris Simetris
14. Abdomen Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
tekan tekan
15. Genetalia normal normal
16. Ekteremitas atas normal normal
17. Ekstremitas bawa normal normal

4.1.3.Analisa Data

Tabel 4.2
Analisa data pada pada anak dengan penyakit gastroenteritis dalam
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit di ruang anak RSHK Langgur
Klien Data Masalah Etiologii

1 Data subjektif :

Ibu pasien mengatakan pasien buang air


besar 3 kali dan fese encer sering haus hipovolemia Kehilangan
masi merasa lemas mulut pasien terasa cairan aktif
kering, dan badan pasien terasa hangat

Data Ojektif :
 Wajah pasien tampak pucat
 Turgor kulit menurun
 Keadaan umum : compomentis
 TTV
Suhu : 38,20c
Respirasi : 25 x/menit
Nadi : 120 x/ menit

2 Data subjektif
Ibu pasien mengatakan pasien muntah 2
kali dan bibir pasien kering badan pasien
teraba hangat
Kehilangan
Data Objektif hipovolemia cairan aktif
 Turgor kulit menurun
 Wajah tampak pucat
 TTV
Suhu : 38,50c
Respirasi : 27 x/menit
35

Nadi : 130 x/ menit

4.1.4.Diagnosa Keperawatan

Tabel 4.3
Diagnosa Keperawatan pada anak dengan penyakit gastroenteritis dalam
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit di ruang anak RSHK Langgur
Klien 1 dan klien 2

Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif di tandai dengan frekuensi


nadi meningkat,turgor kulit menurun

4.1.5.Intervensi Keperawatan

Tabel 4.4
Intervensi Keperawatan pada anak dengan penyakit gastroenteritis dalam
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit di ruang anak RSHK Langgur
SDKI SLKI SIKI

Hipovelamia Memajemen hipovolemia


Penyebab: Tujuan setelah dilaukan Observasi
5. Kehilangan tindakan keperawatan 5. Periksa tanda dan
cairan aktif 3x24 jam diharapkan gejala hipovolemia
6. Kegagalam keseimbangan cairan (frekuensi nadi,turgor
mekanisme meningkat kulit menurun,
regulasi Kriteria hasil: membrane mukosa
7. Peningkatan Kriteria hasil : kering, volume urine
permeabilitas 1. Asupan cairan menurun, haus dan
kapiler meningkat lemah)
8. Kekurangan 2. Turgor kulit baik 6. Monitor intake dan
intake cairan output cairan
3. Dehidrasi menurun
5. Evaporsi
4. Membrane mukosa Terepautik
membaik 1. Menghitung kebutuhan
cairan
2. Berikan posisi modififed
trendelembung
3. Berikan asupan cairan
oral
Kolaborasi
Pemberian cairan IV

4.1.6.Implementasi Keperawatan
36

Tabel 4.5
Implementasi Keperawatan pada anak dengan penyakit gastroenteritis dalam
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit di ruang anak RSHK Langgur
No Pasein Hari/Tgl/ Implementasi Nama/
Jam TTD
1 Kamis 1. Periksa tanda dan gejala
20-10- hipovolemia (frekuensi nadi,turgor
2022 kulit menurun, membrane mukosa Inda
10.00 kering, volume urine menurun,
haus dan lemah) pasien BAB 3 kali
Pasien 1 sehari dan feses cair
An.A F Hasil:pasien mengeluh haus,
merasa lemah,mulut terasa
kering, suhu tubuh meningkat
S: 38,20c
N: 120 x/menit
P: 25 x/menit
10.15
2. Monitor intake dan output cairan
Hasil:klien mendengarkan
penjelasan yang di berikan
dan ibu klien memahami
anjuran yang diberikan yaitu
memberikan klien minum
sedikit tapi sering, klien
terpasag infus NaCl 18 tpm
10.30 indah
3. menghitung kebutuhan cairan
Hasil:ibu pasien mengetahui
kebutuhan cairan yang harus
dipenuhi yaitu 1700mL air
putih perhari
Jumat
21-10-
2022 1. Berikan posisi modififed
08.15 Trendelembung
Hasil:pasien mau melakukanya

08.30 inda
2. Berikan asupan cairan oral
Hasil:pasien mau meminum
minuman yan di berikan dan
ibu pasien membantu
09.15 melakukanya
3. Kolaborasi pemberian cairan IV
isotonis(NaCL,RL)
Hasil:ibu pasien mengerti akan
kebutuhan cairan tubuh
anaknya dan pasien
mendengarkan denan baik
Sabtu indah
22-10- 1. Periksa tanda dan gejala
37

2022 hipovolemia (frekuensi nadi,turgor


08.00 kulit membaik, membrane mukosa
kering, volume urine menurun,
haus dan lemah) frekwensi bab
pada anak sudah tidak seperti
yang pertama
Hasil:pasien sudah tidak mengeluh
haus, sudah tidak merasa
lemas,suhu tubuh menurun
08.15 S: 36,50c
N: 105 x/menit
P: 22 x/menit
2. Monitor intake dan output cairan
Hasil:klien mendengarkan
penjelasan yang di berikan
dan ibu klien memahami
anjuran yang diberikan yaitu
08.30 memberikan klien minum
sedikit tapi sering, klien
terpasag infus NaCl 18 tpm
3. menghitung kebutuhan cairan
Hasil:ibu pasien mengetahui
bebutuhan cairan yang harus
09.00
dipenuhi yaitu 1700 mL air
putih perhari

4. Berikan posisi modififed


09.15
Trendelembung
Hasil:pasien mau melakukanya

5. Berikan asupan cairan oral


Hasil:pasien mau meminum
09.30 minuman yan di berikan dan
ibu pasien membantu
melakukanya
6. Kolaborasi pemberian cairan IV
isotonis(NaCL,RL)
Hasil:ibu pasien mengerti akan
kebutuhan cairan tubuh
anaknya dan pasien
mendengarkan denan baik

Kamis 1. Periksa tanda dan gejala


Pasien 2 27-10- hipovolemia (frekuensi nadi,turgor Indah
An. S W 2022 kulit menurun, membrane mukosa
11.00 kering, volume urine menurun,
haus dan lemah)
Hasil:ibu pasien mengatakan
pasien rewel,lemas,mulut
terasa kering, suhu tubuh
38

meningkat Indah
S: 38,50c
N: 130 x/ menit
11.15 P: 27 x/menit
2. Monitor intake dan output cairan Indah
Hasil:ibu pasien mendengarkan
penjelasan yang di berikan
dan ibu klien memahami
anjuran yang diberikan yaitu
memberikan klien minum indah
sedikit tapi sering, klien
terpasag infus NaCl 20 tpm
11.30 indah
3. menghitung kebutuhan cairan
Hasil:ibu pasien mengetahui
bebutuhan cairan yang harus
dipenuhi yaitu 800 mL air
indah
putih perhari
Jumat
28-10-
1. Berikan posisi modififed indah
2022
10.00 Trendelembung
Hasil:ibu pasien mau membantu
melakukanya
10.15
2. Berikan asupan cairan oral
Hasil:ibu pasien mau membantu
pasien meminum minuman
yan di berikan Indah
10.30 3. Kolaborasi pemberian cairan IV
isotonis(NaCL,RL)
Hasil:ibu pasien mengerti akan
kebutuhan cairan tubuh
anaknya dan pasien Indah
mendengarkan denan baik

Indah
Sabtu 1. Periksa tanda dan gejala
29-10- hipovolemia (frekuensi nadi,turgor
2022
10.00 2. kulit menurun, membrane mukosa
kering, volume urine menurun, indah
haus dan lemah)
Hasil:pasien sudah tidak mengeluh
haus, sudah tidak merasa
lemas,suhu tubuh menurun
S: 36,50c
N: 105 x/menit
P: 22 x/menit

10.15
39

3. Monitor intake dan output cairan


Hasil:klien mendengarkan
penjelasan yang di berikan
dan ibu klien memahami
10.30 anjuran yang diberikan yaitu
memberikan klien minum
sedikit tapi sering, klien
terpasag infus NaCl 18 tpm
4. menghitung kebutuhan cairan
Hasil:ibu pasien mengetahui
bebutuhan cairan yang harus
dipenuhi yaitu 800 mL air
putih perhari
10.45 5. Berikan asupan cairan oral
Hasil:ibu pasien membantu
memberikan minuman yan di
berikan dan ibu pasien
membantu melakukanya
11.15 6. Kolaborasi pemberian cairan IV
isotonis (NaCL,RL)
Hasil:ibu pasien mengerti akan
kebutuhan cairan tubuh
anaknya dan pasien
mendengarkan denan baik
11.30
40

4.1.7 Evaluasi keperawatan

Tabel 4.6
Evaluasi Keperawatan pada anak dengan penyakit gastroenteritis dalam
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit di ruang anak RSHK Langgur
Klien Hari/Tgl/Jam Evaluasi (SOAP) Nama/TTd
Pasien Kamis 20-10- S:klien mengatakan sudah
1 2022 bertenaga dan ibu klien
09.15 mengatakan klien sudah bisa Indah
merasa lebih baik karena suda
banyak cairan yang masuk ke
tubuh
An.A F O : -Ttv
Nadi : 120x/m,
Suhu: 36,80c
Jumat 21-10- RR: 31x/m
2022 -Feses encer
09.30 indah
A :Tujuan belum berhasil
P :lanjutkan intervensi pemberian
minum per oral

S:ibu klien mengatakan kondisi


klien sudah membaik dari
Sabtu 22-10-
sebelumnya klien sudah
2022
bertenaga
10.00
O : Asupan cairan meningkat
dehidrasi menurun tekanan
arteri rata-rata membaiki indah
-Ttv
Nadi : 100x/m
Suhu : 36,40c,
RR: 28x/m
A :Tujuan berhasil sebagian
P :lanjutkan intervensi

S:ibu klien mengatakan klien


sudah membaik sudah lebih
bertenaga dan lebih baik dari
sebelumnya karena sudah
banyak cairan yan masuk ke
dalam tubuh
O : Asupan cairan meningkat,
dehidrasi menurun, denyut
nadi radial membaik, tekanan
arteri rata rata membaik,
membran mukosa
membaik, turgor kulit membaik
-Ttv
Nadi:129x/m
Suhu:36,40c
RR: 28x/m
41

A :Tujuan berhasil
P :intervensi di hentikan
Kamis 27-10- S:ibu pasien mengatakan pasien Indah
2022 sudah tidak rewel lagi pasien
Pasien 2 09.30 sudah kembali bermain
O : asupan cairan meningkat,
An. S W Dehidrasi menurun, tekanan
arteri rata-rata membaik
-Ttv
Nadi : 124x/m
RR : 27x/m
Suhu: 36,60c
- Feses encer indah
A :Tujuan belum berhasil
P :lanjutkan intervensi

S:ibu pasien mengatakan kondisi


Jumat 28-10- pasien sudah memabaik dari
2022 sebelumnya klien sudah
01.30 bertenaga
O :asupan cairan meningkat,
Dehidrasi menurun, tekanan
arteri rata-rata membaik, indah
turgor kulit membaik
-Ttv
Nadi : 114x/m
RR : 29x/m
Suhu:36,40c
A :Tujuan berhasil sebagian
P :lanjutkan intervensi

S:ibu pasien mengatakan pasien


sudah membaik sudah lebih
Sabtu 29-10- bertenaga dan pasien sudah
2022 tidak rewel lagi dan kondisi
11.30 pasien lebih baik dari
sebelumnya karena sudah
banyak cairan yang masuk ke
dalam tubuh dan BAK klien
sudah kembali normal
O:asupan cairan meningkat,
dehidrasi menurun, denyut
nadi radial membaik, tekanan
arteri rata-rata membaik,
membrane mukosa membaik,
turgor kulit membaik Bab 1
dengan feses sudah tidak
encer

Ttv
Nadi : 110x/m
RR : 31x/m
Suhu : 360c
42

A :Tujuan berhasil
P :intervensi di hentikan

4.2 Pembahasan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada 2 klien melalui
pendekatan proses keperawatan yang meliputi penkajian, menekankan
diagnosa keperawatan,perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, maka
pada bab ini peneliti akan membahas mengenai kesenjangan antara teori
dengan kenyataan yang di temukan dalam Asuhan Keperawatan pada
anak dengan penyakit gastroenteritis dalam pemenuhan kebutuhan cairan
dan elektrolit di ruang anak RSHK Langgur yang di laksanakan pada 27-30
Oktober 2022 yang dapat di uraikan sebagai berikut.

4.2.1 Pengkajian
Berdasarkan pengkajian yang peneliti laksanakan pada kedua
klien yaitu klien 1 An.A F dan klien 2 An.S W keluhan utama pada
kedua klien yaitu merasa lemas, merasa haus dan peningkatan suhu
tubuh pasien 1 38,20c buang air besar 3 kali cair/encer pada pasien 2
peningkatan suhu tubuh 38,50c buang air besar 2 kali cair/encer

Proses pengkajian adalah serangkaian tindakan yang


sistematis meliputi tindakan untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan individu atau kelompok baik aktual maupun potensial
kemudian merencanakan tindakan untuk menyelesaikan terjadinya
masalah keperawatan serta mengevaluasi keberhasilan dari
tindakan yang dikerjakan (Eohman, N dan Walid, S. 2019).

Menurut asumsi peneliti, data yang ditemukan di lapangan baik


pada klien 1 maupun 2 tanda dan gejala tidak beda jauh dari teori.

4.2.2 Diagnosa Keperawatan


43

Diagnose keperawatan adalah suatu pernyataan mengenai


masalah klien baik actual maupun potensial yang didapat dari status
kesehatan klien (PPNI, .2017)

4. Hipovolomia
5. Defisit nutrisi
6. Gangguan pola tidur
Dalam melakukan analisa data dan menentukan diagnosa
keperawatan pada kedua klien peneliti menemukan diagnosa
keperawatan yaitu Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan
cairan aktif di tandai dengan frekuensi nadi meningkat,turgor kulit
menurun

Menurut asusmi peneliti bahwa dalam kasus ini peneliti


lebih memfokuskan pada diagnosa hipovolemia dan tidak
menemukan kesenjangan antara teori dan kenyataan di lapangan.

4.2.3 Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan yang dilakukan pada subjek I dan subjek II

Pada masalah gastroenteritis berhubungan dengan hipovolomia

adalah: Observasi dan catat frekwensi defekasi, monitor TTV,

pemberian oralit, ajarkan pada orang tua untuk membuat larutan

gula garam, motivasi klien untuk banyak minum air putih dan

kolaborasi obat sesuai indikasi.

Sedangkan untuk intervensi keperawatan pada masalah dengan

kehilangan cairan aktif adalah:

Kaji dan pantau tanda dan gejala dehidrasi dan intake output cairan,

berikan cairan oral (oralit) dan parenteral (NaCL) sesuai dengan

program rehidrasi, anjurkan keluarga untuk sering memberikan

minum air putih pada pasien.


44

Asumsi penelitian intervensi pada subjek I dan subjek II sesuai

dengan teori yang ada

4.2.4 Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien anak dengan


gastroenteritis disesuaikan dengan intervensi yang telah
direncanakan(Piliterreri Akusrini S, 2014).

Implementasi yang dilakukan pada subjek 1 dan subjek 2


untuk diagnosa hipovolomia yaitu ( observasi dan catat frekuensi
defekasi , monitor TTV, motivasi klien untuk bnyak minum air putih
pemberian oralit. Sedangkan implementasi keperawatan yang
dilakukan kepada subjek 1 dan 2 untuk diagnosa hipovolomia yaitu:
kaji dan pantau tanda dan gejala dehidrasi dan intake output cairan,
berikan cairan oral (oralit) dan parenteral (RL dan NS) sesuai dengan
program rehidrasi, anjurkan keluarga untuk sering memberikan air
putih pada pasien. .

4.2.5 Evaluasi Keperawatan

Evaluasi Keperawatan merupakan langkah terakhir dalam


proses keperawatan untuk mengetahui hasil dari tindakan yang telah
dilakukan, sejauh mana tujuan sudah tercapai (Induniasih &
Hendarsih, 2017).

Evaluasi keperawatan yang didapatkan dari hasil implementasi


yang dilaksanakan pada kedua pasien. Hasil evalwasi akhir yang
yang didapatkan pada subjek 1 dan subjek 2 terlampir sebagai
berikut: evalwasi keperawatan yang didapatkan pada subjek 1 untuk
diagnosa hipovolomia yaitu data subjektif : ibu pasien mengatakan
pasien sudah membaik sudah lebih bertenaga dan pasien sudah
tidak rewel lagi dan kondisi pasien lebih baik dari sebelumnya karena
sudah banyak cairan yang masuk ke dalam tubuh dan BAB klien
sudah kembali normal, data objektif yang didapatkan penelitih
45

adalah: -Ttv Nadi:129x/m Suhu:36,4 0c ,RR: 28x/m, Subjek 2


evalwasi keperawatan untuk diagnosa hipovolomia adalah: data
subjektif ibu pasien mengatakan pasien sudah membaik sudah lebih
bertenaga dan pasien sudah tidak rewel lagi dan kondisi pasien lebih
baik dari sebelumnya karena sudah banyak cairan yang masuk ke
dalam tubuh dan BAB klien sudah kembali normal, data objektif yang
didapatkan penelitih adalah: Ttv Nadi : 110x/m, RR : 31x/m, Suhu :
360c

Dalam melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan, peneliti


tidak menemukan kesenjangan yang berarti antara teori dengan
kenyataan dilapangan. Hal ini terjadi karena tujuan dan kriteria hasil
dibuat secara baik dan terarah, dari hasil evaluasi tidak semua tujuan
dan kriteria hasil tercapai dikarenakan waktu yang digunakan peneliti
sangatlah singkat.

4.3 Keterbatasan
Peneliti selama melakukan penelitian, peneliti selalu mengalami
kesulitan dalam pencarian referensi penulisan Karya Tulis Ilmiah untuk
referensi 10 tahun terakhir, dan pada saat ingin melakukan penelitian lebih
cepat peneliti terhambat karena kasus yang diteliti belum ada pada saat
peneliti turun ke tempat penelitian. Namun peneliti tidak putus asa akhirnya
peneliti bisa mendapatkan referensi dan mendapat kasus yang ingin diteliti
sehingga dapat membantu dan mendukung peneliti dalam pembuatan
Karya Tulis Ilmiah.
BAB V

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penatalaksanaan yang di lakukan pada
pasien anak dengan penyakit gastroenteritis dalam pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit di ruang anak RSHK Langgur pada tanggal
27-30 oktober 2022, peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut.

4.1.1 Pengkajian
Berdasarkan penelitian yang peneliti laksanakan pada kedua pasien
yaitu pasien 1 dan pasien 2 di dapatkan keluhan utama pada kedua
pasien memiliki kesamaan yaitu, lemas
4.1.2 Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang muncul pada kedua klien penelitian
yaitu Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif di
tandai dengan frekuensi nadi meningkat,turgor kulit menurun
4.1.3 Intervensi
Intervensi keperawatan yang di susun dalam mengatasi
permasalahan pasien 1 dan pasien 2 adalah melakukan menajemen
hipovolemia pada pasien gastrointeritis RS Hati Kudus Langgur
4.1.4 Implementasi
Implementasi keperawatan yang di lakukan sesuai dengan intervensi
yang di susun yakni Periksa tanda dan gejala hipovolemia (frekuensi
nadi,turgor kulit menurun, membrane mukosa kering, volume urine
menurun, haus dan lemah), dan Monitor intake dan output cairan
4.1.5 Evaluasi
Setelah melakukan implementasi keperawatan selama tiga hari,
evaluasi yang diperoleh dari kedua pasien adalah masalah
kekurangan cairan dan elektrolit teratasi
4.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, adapun saran yang
dapat diberikan oleh peneliti sebagai berikut :

4.2.1 Disarankan Bagi Bagi RSHK Langgur


Dapat mengelolah pasien gastroiteritis dengan baik agar
kebutuhanya dapat terpenuhi dengan baik
4.2.2 Disarankan Bagi Institusi Akademik
Dapat mengembangkan keluasan ilmu dan teknologi di bidang
keperawatan dalam penatalaksanaan menajemen Hipovolemia
4.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data pembanding dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pada klien.
DAFTAR PUSTAKA
A.Aziz Alimul Hidayat, Musrifatul Uliyah, 2012. Buku Aljar Kebutuhan Dasar
Manusia: Health Book Publishing.
Abdul Q. 2016. Jadi Dokter untuk anak Anda sendiri. Yogyakarta: Kata Hati.
Anwar, R. N., & Azizah, N. (2020). Pengasuhan Anak Usia Dini Di Era New Normal
Perspektif Islam. Thufuli : Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 2(2), 1.
Ariani, P, 2016. Diare Pencegahan dan Pengobatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Damayanti, I,P, dkk. (2015). Panduan Lengkap Keterampilan Dasar Kebidanan
II. Yogyakarta: Deepublish.
Depkes RI. 2007. Keputusan Mentri Kesehatan RI No: 900/MENKES/VII/2007.
Konsep Asuhan Kebidanan. Jakarta
Dewi, Vivian Nannya Lia 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Jakarta:
Salemba Medika.
Dr. Lyndon Saputra, 2013. Catatn Ringkas Kebutuhan Dasar Manusia: Binarupa
Aksara Publisher.
Dwienda, Octa, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi/Balita dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta: Deepublishing.
Fitri R.A. Nita N. 2015. Buku Pintar Asuhan Keperawatan Bayi dan Balita.
Yogyakarta: Cakrawala Ilmu.
Gunawan, Sulistia Gan. Setiabudy, Rianto. Nafrialdi. Elysabeth. 2007.
Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: FKUI.
Irianto. 2014. Ilmu Kesehatan Anak. Bandung: Alfabeta.
Jurnalis Y.D. Sayoeti Y, Dewi S. 2018. Profil Gangguan dan Keseimbangan
Asam Basah Pada Pasien Diare Akut dengan Dehidrasi Berat di Ruang
Rawat Inap Bagian Anak RS DR. M Djamil Padang. Majalah Kedokteran
Andalas. 32(1): 80-4.
Kozier. Erb, Berman. Snyder. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses & Praktik, Volume : 1, Edisi : 7,EGC : Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. 2016. INFODATIN Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI Situasi Balita Pendek. Jakarta Selatan.
Mardiana, Yeni, (2019). NO Title. Asuhan keperawatan astrointeritis akut,
50(cairan dan elektrolit), 21.
Muhamad Iqbal. (208). KARYA TULIS ILMIAH. Asuhan keperawatan
Gastrointeritis Akut 00(Pengertian GEA), 20.Retriefet from
GASTROENTERITIS/MOCHAMAD
NANDA, NIC NOC. 2016. Panduan Penyusunan Asuhan Keperawatan
Profesional: Edisi Revisi Jilid 1. Mediaction Publishing.
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Profil Kesehatan Indnonesia, Pusat Data dan Informasi Ditjen P2P, 2017.
Kejadian Luar Biasa Diare. Jakarta.
Rohman, N., & Walid, S., (2009). Proses keperawatan teori dan aplikasi.
Jogjakarta: ISBN.
Seiadi, 2012. Konsep & Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori dan
Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sodikin, 2011. Asuhan Keperwatan Anak : Gangguan Sistem Gastrointestional
dan Hepatobilier. Jakarta: Salemba Medika.
Suraatmaja, 2007, Gastroenterologi Anak, Jakarta : Sagung Seto
Suriadi, Yuliani, Rita. 2010. Asuhan Keperawatan pada Anak Adisi 2, Jakarta:
CV. Sagung Seto.
Wahyu R. 2017. Menjadi Dokter bagi anak anda. Yogyakarta: Cakrawala Ilmu.
Widjaja, M.C. 2002. Mengatasi Diare Dan Keracunan Pada Balita. Jakarta:
Kawan Pustaka;
Yusuf, S., 2011. Profil Diare di Ruang Rawat Inap Anak. Bagian Ilmu Kesehatan
Anak Fakultas Kedokteran Universitas Syiah/Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Sari Pediatri, 13(4), 265-270.
Tarwoto & Wartonah. (2006), Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses
Keperawatan. Edisi 3.Salemba Medika, Jakarta
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018). Standar intervensi diagnose keperawatan
Indonesia (SDKI), Edisi 1, Jakarta Persatuan perawat indonesia
Vaughans, B.W. (2013). Keperawatan Dasar Edisi 1. Yogyakarta: Rapha Publi
shing
Dewi, vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neon

Anda mungkin juga menyukai