b.Buatlah penyelesaiannya
Penyelesaian konflik dalam organisasi ini dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut:
Mendengarkan keluhan dan argumen Ayu dengan penuh perhatian dan empati.
Memberikan penjelasan dan pemahaman yang jelas mengenai prosedur pemilihan yang telah
dijalankan, serta mengapa hasilnya sah dan tidak dapat diulang.
Mengajak Ayu untuk berdialog dan mencari solusi bersama secara konstruktif.
Mendorong Ayu untuk fokus pada tugas dan tanggung jawabnya sebagai sekretaris, dan
untuk mendukung kinerja Bunga sebagai ketua organisasi.
Mengingatkan Ayu dan seluruh anggota organisasi bahwa keputusan pemilihan harus
dihormati dan dijalankan bersama-sama untuk kemajuan organisasi.
Jika langkah-langkah tersebut tidak berhasil menyelesaikan konflik, maka dapat dilakukan
langkah-langkah berikut:
Melibatkan pihak yang netral, seperti mediator atau penasehat profesional.
Membuat peraturan dan pedoman yang jelas dan transparan mengenai proses pemilihan dan
penyelesaian konflik di masa depan.
Melakukan pemilihan ulang jika terdapat kecurangan atau pelanggaran yang dapat
dibuktikan.
Menjalin komunikasi yang terbuka dan membangun kepercayaan antara anggota organisasi
untuk mencegah konflik yang serupa terjadi di masa depan.
Dalam penyelesaian konflik dalam organisasi, perlu diingat bahwa keputusan harus diambil
dengan kepala dingin, berdasarkan fakta dan data yang ada, serta mengutamakan kepentingan
bersama demi kemajuan organisasi.
Nomor 2
a.Tentukan rumusan masalahnya
Rumusan masalah dalam studi kasus ini adalah: Seberapa efektif Dinas Sosial Kaltim dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya untuk mencapai tujuan organisasi? Apa faktor-faktor yang
mempengaruhi efektivitas Dinas Sosial Kaltim dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya? Dan
bagaimana langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efektivitas Dinas Sosial Kaltim dalam
mewujudkan tujuan, misi, dan visi organisasi?
b.Buatlah penyelesainnya
Untuk meningkatkan efektivitas Dinas Sosial Kaltim dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya,
langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain:
Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan memadai, baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya, melalui pelatihan dan pengembangan kompetensi serta pemberian insentif yang sesuai
dengan kinerja.
Mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pelaksanaan tugas, sehingga
proses kerja dapat lebih efisien dan efektif.
Meninjau kembali struktur dan tata kerja organisasi, agar tidak terjadi tumpang tindih dalam
pelaksanaan tugas serta meningkatkan pemahaman pegawai terhadap tugas yang harus dilaksanakan.
Memberikan penghargaan yang objektif dan adil terhadap prestasi kerja yang telah dicapai oleh
pegawai.
Meningkatkan kesejahteraan pegawai melalui peningkatan gaji dan insentif yang sesuai dengan
tingkat produktivitas dan kinerja, sehingga dapat meningkatkan kepuasan kerja pegawai.
Merubah struktur organisasi menjadi organik dan pola kepemimpinan yang demokratis, agar
organisasi dapat lebih adaptif terhadap perubahan yang terjadi.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan efektivitas organisasi Dinas Sosial Kaltim dapat
meningkat, sehingga dapat lebih efektif dalam mencapai tujuan, misi, dan visi organisasi, serta
memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.
c.Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, beberapa saran yang dapat diberikan untuk meningkatkan
efektivitas organisasi Dinas Sosial Kaltim antara lain:
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang terlibat dalam organisasi, baik dari segi kualifikasi,
jumlah, maupun kesejahteraan pegawai, sehingga produktivitas dan kinerja pegawai dapat meningkat.
Memperbaiki sistem penghargaan dan insentif yang diberikan kepada pegawai, sehingga dapat
memotivasi pegawai dalam menjalankan tugasnya, termasuk memberikan penghargaan yang objektif
dan adil atas prestasi kerja yang dicapai.
Memperbaiki sistem tata kerja dan pembagian tugas yang jelas dan terorganisir dengan baik, sehingga
tidak terjadi tumpang tindih dan pemahaman terhadap tugas dapat meningkat.
Meningkatkan kepemimpinan yang demokratis dan partisipatif, sehingga dapat membangun
kepercayaan dan keterlibatan pegawai dalam pengambilan keputusan dan pencapaian tujuan
organisasi.
Merubah struktur organisasi yang ada saat ini menjadi struktur organik, sehingga organisasi dapat
menjadi lebih adaptif terhadap perubahan yang terjadi, seperti adanya demokratisasi dalam
pemerintahan di daerah dan era globalisasi.
Melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkelanjutan terhadap sistem dan proses kerja yang ada,
sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi.
Dengan implementasi saran-saran tersebut, diharapkan dapat meningkatkan efektivitas organisasi
Dinas Sosial Kaltim dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, sehingga dapat lebih efektif dalam
mencapai tujuan, misi, dan visi organisasi.
Nomor 3
b.Apa yang akan dialami oleh sebuah lembaga yag memiliki cabang dengan bentuk
organisasi yang bentuknya seragam di berbagai daerah?
Sebuah lembaga yang memiliki cabang dengan bentuk organisasi yang seragam di berbagai
daerah akan mengalami beberapa keuntungan dan tantangan, tergantung pada bagaimana
lembaga tersebut mengelola cabang-cabangnya.
Keuntungan yang dapat diperoleh oleh lembaga dengan bentuk organisasi seragam di
berbagai daerah antara lain:
Konsistensi operasional: Dengan memiliki bentuk organisasi yang seragam, lembaga dapat
memastikan bahwa operasional di cabang-cabang di berbagai daerah dapat dilakukan dengan
konsistensi yang sama.
Branding yang kuat: Lembaga dapat memperkuat branding-nya dengan bentuk organisasi
seragam, sehingga menciptakan citra yang konsisten dan mudah diingat oleh pelanggan.
Efisiensi biaya: Dengan adanya bentuk organisasi seragam, lembaga dapat menghemat biaya
dalam hal pelatihan karyawan dan pengembangan sistem manajemen yang sama di cabang-
cabangnya.
Namun, lembaga dengan bentuk organisasi seragam juga menghadapi beberapa tantangan,
seperti:
Perbedaan kondisi lokal: Cabang-cabang lembaga yang berada di daerah yang berbeda
mungkin menghadapi kondisi lokal yang berbeda, seperti peraturan lokal, lingkungan bisnis,
dan kebiasaan masyarakat. Hal ini dapat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi operasional.
Koordinasi yang sulit: Dalam bentuk organisasi seragam yang luas, koordinasi antara cabang-
cabang dapat menjadi sulit. Komunikasi yang buruk dapat menyebabkan masalah dalam
pengambilan keputusan, pelaporan, dan penyelesaian masalah.
Resiko reputasi: Jika satu cabang terlibat dalam masalah atau skandal, reputasi lembaga dapat
terkena dampak negatif di seluruh cabang, bahkan jika masalah tersebut hanya terjadi di satu
cabang.
Untuk mengatasi tantangan ini, lembaga dengan bentuk organisasi seragam perlu
mengembangkan sistem manajemen yang kuat dan fleksibel untuk mengelola cabang-
cabangnya dengan efektif dan efisien, dan memastikan bahwa operasional di seluruh cabang
sesuai dengan standar yang sama dan tinggi.
c.Sebuah perusahaan swasta berusaha mengangkat seorang menteri untuk menjadi presiden
komisaris di perusahaan itu. Apa manfaatnya tindakan semacam ini?
Tindakan mengangkat seorang menteri untuk menjadi presiden komisaris di perusahaan
swasta dapat memberikan beberapa manfaat, antara lain:
Koneksi politik: Dengan memiliki seorang menteri sebagai presiden komisaris, perusahaan
dapat memperoleh koneksi politik yang kuat dan dapat mempengaruhi kebijakan pemerintah
yang berkaitan dengan bisnis perusahaan.
Perlindungan terhadap risiko regulasi: Dengan memiliki koneksi politik yang kuat,
perusahaan dapat memperoleh perlindungan terhadap risiko regulasi dan hukum yang dapat
mempengaruhi bisnis perusahaan.
Reputasi yang meningkat: Memiliki menteri sebagai presiden komisaris dapat meningkatkan
reputasi perusahaan dan citra perusahaan sebagai perusahaan yang diakui oleh pemerintah.
Namun, ada juga beberapa risiko yang terkait dengan tindakan semacam ini, antara lain:
Konflik kepentingan: Menteri sebagai pejabat publik memiliki tanggung jawab untuk
melayani kepentingan publik, sementara sebagai presiden komisaris di perusahaan swasta,
mereka memiliki tanggung jawab untuk melayani kepentingan perusahaan. Hal ini dapat
menimbulkan konflik kepentingan yang berpotensi merugikan salah satu pihak atau bahkan
kedua belah pihak.
Pelanggaran etika: Memiliki seorang menteri sebagai presiden komisaris dapat menimbulkan
persepsi bahwa perusahaan mengambil tindakan yang tidak etis atau melakukan upaya
korupsi.
Resiko reputasi: Jika terjadi skandal atau masalah dengan menteri sebagai presiden komisaris,
reputasi perusahaan dapat terkena dampak negatif yang signifikan.
Sebelum mengangkat seorang menteri sebagai presiden komisaris, perusahaan swasta harus
mempertimbangkan dengan matang manfaat dan risiko yang terkait dengan tindakan
semacam ini dan memastikan bahwa tindakan yang diambil sesuai dengan etika bisnis yang
baik dan tidak melanggar hukum.