Jawaban :
Pentingnya sasaran memberikan arah dan panduan bagi para manajer di semua tingkatan. Jika para
manajer mengetahui dengan tepat arah perusahaan, maka sedikit kemungkinan terjadi kesalahan pada
berbagai unit di perusahaan,membantu perusahaan mengalokasikan sumber dayanya.
Bidang-bidang yang diharapkan tumbuh akan mendapatkan proritas utama. Perusahaan
mengalokasikan lebih banyak sumber daya ke proyek-proyek baru dengan potensi penjualan yang
besar bila dibandingkan dengan alokasi sumber daya ke produk yang telah berkembang dengan
potensi penjualan stagnan (mandek).
Mendorong masing-masing divisi untuk menjadi nomor satu di dalam industrinya atau menjadi paling
berharga di seluruh dunia sebagai budaya perusahaan mereka,membantu manajer menilai kinerjanya.
Jika suatu unit menetapkan sasaran meningkatkan penjualan pada batas tertentu pada tahun tetentu,
para manajer di unit tersebut yang mencapai atau melampui tujuan akan diberi penghargaan (bonus).
Jawaban :
Ada 5 tahap pengorganisasian yang dapat digunakan untuk memanajemen suatu organisasi untuk
mampu berkembang dengan baik,walaupun banyak tantangan-tantangann yang dihadapi.
Tahap-tahap tersebut yaitu
1.Tahap Kreatifitas
2. Tahap Pengarahan
3.Tahap Pendelegasian
4. Tahap Koordinasi
5. tahap Kerjasama
Jawaban :
Jawaban :
Sasaran adalah merupakan penjabaran dari tujuan organisasi, dalam bentuk terakhir dan akan dapat
dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu tahunan, semesteran, atau bulanan. Sasaran juga
menggambarkan hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan, oleh karena itu sasaran yang ditetapkan diharapkan dapat memberikan fokus pada penyusunan
progam dan kegiatan yang bersifat spesifik, terinci, dapat diukur dan dapat dicapai.
Sasaran organisasi yang ditetapkan pada dasarnya merupakan bagian dari proses perencanaan
strategis dengan fokus utama berupa tindakan dan alokasi sumber daya organisasi dalam rencana
kegiatan atau operasional organisasi yang akan dilaksanakan.
adalah kondisi yang secara resmi dinyatakaningin dicapai oleh organisasi. Sasaran ini
menggambarkan secara resmi kegiatan yang akan dilakukan oleh organisasi, alasan pembentukan
organisasi, dan nilai-nilai atau falsafah yangmendasari berdirinya organisasi.
Sasaran resmi biasanya berbentuk tertulis dan dijumpai pada akta pendirian organisasi araupun juga
sering dinyatakan secara lisan pada pidato- pidato pimpinan organisasi terutama ditujukan kepada
pihak di luar organisasi.
Sasaran resmi bukanlah tujuan atau sasaran yang digunakan sebagai acuan dalam menentukan arah
tindakan, juga bukan acuan untuk mengukur performansi organisasi.
Sasarang yang sebenarnya diinginkan merupakan tujuan atau sasaran aktual, yang dalam praktik
diikuti oleh organisasi. Sasaran aktual menunjukkan mengenai apa yang sebenarnya diinginkan untuk
dicapai oleh organisasi tanpa memperhatikan mengenai apa yang dinyatakan sebagai sasaran resmi.
Terdapat beberapa jenis sasaran aktual dalam organisasi yang masing- masing memberikan arah bagi
pelaksanaan kegiatan maupun pengambil keputusan yaitu :
1. Sasaran lingkungan
2. Sasaran output
3. Sasaran sistem
4. Sasaran produk
5. Sasaran bagian
Penetapan tujuan pada organisasi-
Sebelum suatu organisasi menetapkan suatu tujuan, terlebih dahulu harus menentukan misi dan misi
atau maksud organisasi.
Misi ialah suatu pernyataan yang ditampilkan secara umum dan abadi tentang maksud dari organisasi.
Tujuan umum atau sering juga disebut sebagai rencana strategik tidak dapat berfungsi atau berjalan
sebelum dijabarkan terlebih dahulu ke dalam tujuan-tujuan khusus yang lebih terperinci sesuai dengan
jenjang manajemen sehingga membentuk hirarki tujuan. Penetapan tujuan-tujuan strategik akan
menentukan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan serta mengikat sumber daya organisasi untuk
jangka waktu yang panjang.
Proses penetapan tujuan merupakan suatu usaha untuk menciptakan nilai-nilai tertentu melalui
kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh organisasi tersebut. Berikut beberapa unsur-unsur
dasar yang melatarbelakangi penetapan tujuan suatu organisasi :
Barang dan jasa.
Kebetuhan konsumen atau pelanggan.
Teknologi.
Kelangsungan hidup (survive).
Pelayanan Manajemen.
Konsep diri (self concept).
Perumusan Tujuan
Proses perumusan tujuan dipertimbgkan terlebih dahulu sesuai dengan kekuatan atau kemampuan
yang terlibat didalamnya. Perumusan tujuan merupakan usaha perpaduan kepentingan dan masukan
dari semua pihak sehingga pihak-pihak yang terlibat di dalamnya dapat bersinergi dalam mencapai
tujuan tersebut. Agar perumusan berjalan efektif, seorang manajer perlu memperhatikan beberapa
ketentuan sebagai berikut:
Proses perumusan tujuan.
Manajer puncak sebagai perumus tujuan umum.
Tujuan harus realistik.
Tujuan harus jelas, memiliki alasan dan bersifat menantang.
Tujuan umum.
Tujuan bidang fungsional organisasi harus konsisten dengan tujuan umum.
Manajemen harus meninjau kembali tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam melihat keefektifan organisasi, Gibson (op-cit:27) menyajikan dua pendekatan yang dapat
digunakan, yaitu: 1) pendekatan tujuan, dan 2) pendekatan teori sistem. Lubis dan Huseini (1987:p.56)
mengemukakannya tiga pendekatan, yaitu: 1) pendekatan sasaran, 2) pendekatan proses, dan 3)
pendekatan sumber. Masing-masing pendekatan tersebut dijelaskan berikut ini.
Pendekatan tujuan merupakan pendekatan yang paling lazim digunakan untuk menilai dan melihat
keefektifan organisasi. Keefektifan organisasi ditetapkan sebagai pencapaian tujuan akhir organisasi.
Dan hampir semua definisi organisasi dalam kepustakaan dirumuskan bahwa pembentukan organisasi
adalah dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu, ukuran keberhasilan organisasi diukur
dari kemampuan mencapai tujuan yang telah ditargetkan. Yang termasuk kriteria pencapaian tujuan
yang populer adalah memaksimalkan keuntungan, memaksa musuh untuk menyerah, memenangkan
pertandingan olahraga, membuat pasien menjadi sembuh, dan sebagainya.
Meskipun pendekatan tujuan itu kelihatannya sederhana, mudah dan masuk akal, tetapi dalam
kenyataannya sering juga dihadapkan sejumlah problem. E. Frank Harrison dalam Gibson (1993:p.28)
disebutkan beberapa kesulitan yang dikenal secara luas yaitu:
1) Pencapaian tujuan tidak dapat segera diukur pada organisasi yang tidak memproduksi barang-
barang-barang yang berwujud (tangible outputs)
2) Organisasi berusaha mencapai lebih dari satu tujuan dan tercapainya satu tujuan sering kali
menghalangi atau mengurangi kemampuannya untuk mencapai tujuan yang lain.
3) Adanya beberapa tujuan resmi yang harus dicapai dan disepakati oleh semua anggota, adalah
diragukan. Banyak ahli riset menyatakan kesulitan untuk mendapatkan persetujuan di antara para
manajer mengenai tujuan khusus dari organisasi mereka.
Pendekatan sistem dalam pengukuran keefektifan organisasi berfokus bukan pada tujuan akhir
tertentu, tetapi pada cara-cara yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan akhir itu. Pendekatan sistem
memandang keefektifan organisasi sebagai kemampuan untuk memperoleh masukan, memproses
tersebut, menyalurkan keluaran, dan mempertahankan stabilitas dan keseim-bangan di dalam sistem.
Dalam hubungannya dengan pendekatan sistem, Muhyadi (1989:289) memandang organisasi dengan
dua penekanan, yaitu:
1) Bahwa organisasi mutlak perlu menyesuaikan diri dengan kebutuhan lingkungan.
2) Bahwa secara intern organisasi harus memberikan perhatian cukup pada siklus input proses
output
Berkenaan dengan itu maka keefektifan organisasi harus mencer-minkan dua hal di atas. Dengan jalan
pikiran seperti itu maka sebuah organisasi dapat dikatakan efektif apabila memenuhi dua kriteria
berikut:
1) mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan lingkungan
2) mampu mengelola siklus input-proses-output dengan efisien
Pendekatan sasaran dalam pengukuran keefektifan organisasi dimulai dengan identifikasi sasaran
organisasi dan mengukur tingkat keberhasilan organisasi dalam mencapai sasaran tersebut. Dengan
demikian pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana organisasi berhasil merealisasikan sasaran
yang hendak dicapinya.
Sasaran yang paling diperhatikan dalam pengukuran keefektifan dengan pendekatan ini adalah
sasaran yang sebenarnya (operative goal). Pengukuran keefektifan dengan menggunakan sasaran
yang sebenarnya akan memberikan hasil yang lebih realistis dari pengukuran keefektifan berdasar-kan
sasaran resmi (official goal), dengan memperhatikan permasalahan yang ditimbulkan oleh beberapa
hal berikut:
1) Adanya macam-macam luaran (multiple outcomes)
2) Adanya subyektivitas dalam penilaian
3) Pengaruh perbedaan kontekstual
Pendekatan proses menganggap keefektifan organisasi sebagai efisiensi dan kondisi (kesehatan) dari
organisasi internal. Pada organisasi yang efektif proses internal berjalan dengan lancar, karyawan
bekerja dengan kegembiraan serta kepuasan yang tinggi, kegiatan masing-masing bagian
terkoordinasi secara baik dengan produktivitas yang tinggi. Pendekatan ini tidak memperhatikan
lingkungan organisasi, dan memuastkan perhatian terhadap kegiatan yang dilakukan terhadap sumber-
sumber yang dimiliki oleh organisasi, yang menggambarkan tingkat efisiensi serta kesehatan
organisasi.
Pendeekatan proses umumnya digunakan oleh penganut teori organisasi neo klasik (human relation)
yang terutama meneliti hubungan antara efektivitas dengan sumber daya manusia yang dimiliki
organisasi.
J. Borton Cunningham (ibid) mengemukakan berbagai komponen yang dapat menunjukkan efektivitas
organisasi adalah sebagai berikut:
1. Perhatian atasan terhadap karyawan
2. Semangat kerjasama dan loyalitas kelompok kerja
3. Saling percaya dan komunikasi antara karyawan dengan manajer
4. Desentralisasi dalam pengambilan putusan
5. Adanya komunikasi vertikal dan horizontal yang lancar dalam organisasi
6. Adanya usaha dari setiap individu mupun keseluruhan organisasi untuk mencapai tujuan yang
telah direncanakan
7. Adanya sistem imbalan yang merangsang manajer untuk mengusahakan terciptanya
kelompok-kelompok kerja yang efektif serta performansi dan pengembangan karyawan
8. Organisasi dan bagian-bagian bekerja sama secara baik, dan konflik yang terjadi selalu
diselesaikan dengan acuan kepentingn organisasi.