Anda di halaman 1dari 12

BAB.

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Pemikiran.

Manusia sebagai hamba Allah dan sekaligus kholifat di bumi tak lepas dari

tugas dan tanggung jawabnya yaitu beribadah kepada Allah, Allah berfirman dalam

surat Adz- Dhariat 56: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan

supaya mereka menyembah-Ku (Al Quran 1995:862). Adapun tujuan hidup vertikal

adalah keridhoan Allah; dan tujuan hidup horisontal adalah rahmat bagi segala alam

(Anshari 1983:177) yang kelak akan diminta pertanggung jawabannya selama

mengarungi hidup dan kehidupannya oleh sang Pencipta di alam akhirat kelak. Dan

Allah memberi manusia dengan berbagai potensi, akal, etika, budaya dan agama

yang menjadi piranti dan pedoman manusia dalam mengarungi hidup dan kehidupan

di dunia untuk beribadah kepada Allah Subkhanahu Wata`la.

Manusia pada umumnya tidak ingin statis dan apatis dalam hidup dan

kehidupannya tetapi ia ingin selalu dalam kedinamisan dan kemajuan, tidak ingin

terbelenggu oleh kebodohan dan kemiskinan, tetapi ingin selalu mencari tahu dan

menjauhi ketidakberdayaan dalam hidupnya, bahkan manusia menginginkan dapat

dekat dengan Allah sang Pencipta. Ketidakberdayaan dan ketidakpastian manusia

merupakan momok kehidupan yang harus disingkirkan dan berusaha dengan

keberdayaan dan kepastian hidupnya, karena keberdayaan dan kepastian hidup

manusia akan memberikan pencerahan hidupnya pada masa-masa selanjutnya.

Allah sang Pencipta dan aku sebagai manusia ( yang dicipta/ makhluk )

Sebagai hamba yang selalu berbeda dalam dimensiNya, sehingga tak akan dapat

Nor Kholis, Siapakah Aku, Landasan Ilmu Kependidikan, Mhs-MP S2,UNNES 2003 1
bersatu aku dengan-Nya, aku sang hamba aku sang kholifah hanya dapat mendekati-

Nya. Namun aku percaya aku dapat menemukan-Nya karena Allah ada di mana aku

berada, aku percaya sewaktu aku membutuhkan permohonan kepadaNya disitulah

Allah ada. Allah meberiku akal untuk berfikir sehingga agama yang aku yakini dapat

menemukan jawabannya dimana Allah berada, aku selalu dapat munajat kepadaNya.

Hal ini dapat kubuktikan sewaktu aku menjalakan perintahNya didalam sholat yang

berbunyi “ Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku, kuserah kan

kepada Allah yang menguasai alam “.

Aku sendiri selalu mencari tahu eksistensi diriku sendiri karena dengan

menemukan diriku akan dapat menemukan Allah, tapi eksistensiku sebagai hamba

Allah dan kholifah di bumi masih dalam proses menjadi diriku guna dapat

mempertanggungjawabkan hidupku dan amal perbuatanku besuk di hari dimana

manusia dimintai pertanggungjawabannya sewaktu hidup di dunia yaitu hari Akhirat.

B. Rumusan Masalah

1. Siapakah aku, “aku sebagai hamba Allah dan kholifah di bumi?”

2. Apakah syarat dan bekal dalam hidupku ?

3. Apakah hakikat hidup dan tujuan perlunya hidup ?

4. Bagaimanakah tugas dan pertanggungjawaban hidup?

C. Tujuan pengkajian

1. mendeskripsikan aku sebagai hamba Allah dan kholifah di bumi

2. mendeskripsikan syarat dan bekal dalam hidupku

Nor Kholis, Siapakah Aku, Landasan Ilmu Kependidikan, Mhs-MP S2,UNNES 2003 2
3. mendeskripsikan hakikat hidup dan tujuan perlunya hidup

4. mendeskripsikan tugas dan pertanggungjawaban hidup.

D. Teknik pengumpulan Data

Dalam menyusun makalah ini penulis menggunakan teknik literature

(Kepustakaan ) yaitu dengan mencari data pendukung dan membaca buku-buku

yang relevan dengan judul diatas serta buah pemikiran penulis yang dapat

melengkapi permasalah yang dikaji.

Nor Kholis, Siapakah Aku, Landasan Ilmu Kependidikan, Mhs-MP S2,UNNES 2003 3
BAB. II

PEMBAHASAN

Hakikat hidup dan segala aktifitasnya tidak dapat hidup terlepas dari alam

sekitarnya dan dalam kehidupannya manusia banyak menghadapi masalah-masalah

tertentu yang harus dipecahkan dengan tuntas untuk menjadi manusia yang sukses

(Anshari 1981:33). Manusia dalam hidupnya selalu menghadapi masalah dan akan

dapat meraih tujuan hidup yang dicita-citakan bila manusia dapat mengatasi

masalahnya dengan baik dan bijaksana.

Tujuan hidup manusia ialah beribadah kepada Allah, Tuhan Yang Maha

Kuasa, beribadah dalam arti luas; Allah berfirman dalam surat Adz- Dhariat 56: Dan

Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku

(Al Quran 1995:862). Adapun tujuan hidup vertikal adalah keridhoan Allah; dan

tujuan hidup horisontal adalah rahmat bagi segala alam (Anshari 1983:177)

Syarat hidup manusia paling tidak memiliki IPTEK dan IMTAK ,

Rosululloh SAW bersabda : “ Man Arodaddun ya fa `alihi bil `ilmi waman Arodal

akhirota fa `alaihi bil `ilmi waman Arodahuma fa `alihi bil`ilmi “ Barang siapa

menghendaki kebahagiaan dunia maka wajib atasnya untuk mengetahui ilmunya; dan

barang siapa yang menghendaki kebahagiaan akhirat maka wajib baginya untuk

mengetahui ilmunya; dan barang siapa menghendaki kebahagiaan keduanya maka

wajib baginya untuk mengetahui ilmunya (Al Hadits) (Rifa’i 1980:51-52). Alloh

SWT berfirman dalam surat Al-`Ashr : “ Innal insana lafi khusrin illaladzina

amanu wa `amilussholkhati “ yang artinya : “Sesungguhnya manusia dalam

keadaan merugi, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh”.

Nor Kholis, Siapakah Aku, Landasan Ilmu Kependidikan, Mhs-MP S2,UNNES 2003 4
Sedangkan bekal hidup, Allah telah memberinya jiwa dan raga, lahir dan batin,

dunia dan akhirat. Al Kindi berpandangan: jiwa dipandang intisari manusia. Roh

tidak tersusun tapi mempunyai arti penting, sempurna dan mulia (Nasution 1979:17)

Manusia sebagai kholifah dibumi memiliki tugas hidup yaitu beribadah

kepada Allah, dan memakmurkan bumi. Allah berfirman dalam surat Adz- Dhariat

56: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

menyembah-Ku (Al Quran 1995:862). Tugas hidup yang tidak ringan ini akan

diminta pertanggungjawabannya oleh Allah di hari kemudian atau akhirat.

Surga akan akan diperuntukkan bagi orang-orang yang bertugas baik, orang-

orang shaleh sedang neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang bertugas

tidak baik/buruk, orang-orang jahat dalam hidupnya di dunia.

Hidup berasal dari Allah, Tuhan sang Pencipta Alam dengan segala isinya dan

manusia yang hidup pasti akan kembali padaNya, karena segala sesuatu yang berasal

dari Allah akan kembali juga kepada Allah, Tuhan sang Pencipta. Dengan mengerti

hidup, manusia akan dapat menjalani betapa kerasnya hidup atau dapat menikmati

manisnya hidup. Namun seringkali manusia lupa apa hakikat hidup di dunia.

Manusia kebanyakan hanya mengejar kebahagiaan duniawi tanpa memikirkan

kehidupan kelak di akhirat nanti. Banyak manusia yang tidak beriman tebal, lupa

akan sang Kholiqnya sehingga manusia silau akan gemerlapnya kenikmatan dunia

dan berprilaku kehidupannya menuruti kesenangan hawa nafsu lawwamahnya.

Nor Kholis, Siapakah Aku, Landasan Ilmu Kependidikan, Mhs-MP S2,UNNES 2003 5
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Siapakah aku, aku adalah hamba Allah dan sebagai kholifah di bumi .

Manusia sebagai kholifah di bumi memiliki tugas hidup yaitu beribadah

kepada Allah dan memakmurkan bumi.

2. Syarat dan bekal hidup, manusia harus memiliki IPTEK dan IMTAK ,

sebab dengan bekal tersebut manusia akan mengerti akan arti hidup dan

kehidupan manusia untuk dapat hidup bahagia / khasanah baik di dunia

maupun di akhirat.

3. Hakikat hidup manusia merupakan makhluk termulia yang diciptakan Allah

dimuka bumi ini dan diberi kelebihan akal berfikir untuk mensyukuri atas

nikmat yang telah diberikan kepada manusia. Dan sebagai manusia hidup

mempunyai tujuan yaitu tujuan hidup vertikal manusia harus beribadah

kepadaNya. Dan sebagai tujuan hidup horisontal adalah manusia mencari keri

doan Allah SWT.

4. Sebagai manusia yang hidup mempunyai tanggung jawab kepada sang Kholiq

yaitu Allah SWT atas semua amal perbuatan manusia ketika hidup di dunia.

Dan kelak diakhirat semua manusia akan diminta pertanggung jawabannya .

Nor Kholis, Siapakah Aku, Landasan Ilmu Kependidikan, Mhs-MP S2,UNNES 2003 6
DAFTAR PUSTAKA

Ansari, 1986, Kuliah Al- Islam , Jakarta ; Rajawali.

Departemen Agama RI, 1995, Al- Qur ` an dan Terjemahannya, Semarang;

Karya Toha Putra.

Rachman, Maman, Dkk. 2003, Filsafat Ilmu , Semarang ; UPT MKU Universitas

Negeri Semarang.

Rifa`I, M uhammad, 1980, 300 Hadits Bekal Da`wah dan Pembina Pribadi Muslim

Semarang ; Wicaksana.

Sriningsih, Retno, 1999, Landasan Kependidikan : Pengantar ke Arah Ilmu Pendi -

dikan Pancasila, Semarang ; IKIP Semarang Press.

Sutomo, Dkk, 1998, Profesi Kependidikan, Semarang ; IKIP Semarang Press.

Nor Kholis, Siapakah Aku, Landasan Ilmu Kependidikan, Mhs-MP S2,UNNES 2003 7
BAB. III

PEMBAHASAN

Aku sang kholifah di bumi, yang selalu beraktifitas untuk dapat menjabarkan

sifat-sifat Tuhan dalam hidup sehari-hari dalam batas-batas kemanusiaan. Aku pun

dapat hidup selalu dalam rel-rel dan lindungan-Nya. Aku hamba Tuhan yang selalu

beraktifitas dan mengarungi hidup untuk dapat meraih cita-cita yang diimpikan. Aku

pun beraktifitas sesuai dengan kemampuanku untuk dapat menjadi aku. Dan aku

selalu berusaha untuk dapat melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya

agar hidupku dapat dekat dengan-Nya karena dengan dekat kepada-Nya hidupku

akan bahagia, di samping aku akan dapat membuka misteri-misteri hidup dan

kehidupan atas ridho-Nya.

Hidup pada hakikatnya aktifitas dan segala aktifitas membawa besertanya

masalah-masalah tertentu; dan dapat berhasil memecahkannya dengan baik dan

bijaksana untuk dapat menjadi manusia yang sukses. Dan manusia harus dapat

mengetahui perlunya hidup, karena dengan mengetahui perlunya hidup manusia

dapat berbuat dan bersikap bagaimana seharusnya hidup yang baik dan bijakasana

serta hidup yang dapat memberi makna/manfaat. Hidup berasal dari Tuhan dan akan

kembali pada Tuhan. Dengan mengerti akan hidup manusia akan dapat menghindari

kejamnya hidup, dan akan dapat menikmati manisnya hidup.

Tujuan hidup manusia pada hakikatnya untuk beribadah kepada-Nya karena

Dia yang mencipta dan memberi hidup manusia. Tuhan berfirman dalam surat Adz-

Dhariat 56: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

Nor Kholis, Siapakah Aku, Landasan Ilmu Kependidikan, Mhs-MP S2,UNNES 2003 8
menyembah-Ku. Beribadah yang menuju keridhoan Tuhan itulah menjadi tujuan

hidup vertikal, dan tujuan hidup yang horisintal adalah rahmat bagi segala alam.

Tidak mudah memang untuk dapat beribadah menuju keridhoan Tuhan dan dapat

memberi kebaikan, kegunaan dan rahmat karena syetan selalu menghadang dan

menggoda manusia dalam menjalankan ibadahnya namun jika dengan kesungguhan

dan keihlasan hati dalam beribadah manusia dapat menyingkirkan godaan syetan dan

memperoleh kecerahan hidup.

Manusia dalam menghadapi hidup memiliki syarat hidup dan bekal hidup,

syarat hidup itu sendiri paling tidak manusia memiliki iptek dan imtak. Iptek untuk

menghadapi dan memecahkan masalah duniawi sedang imtak untuk membekali

hidup ukhrowi, dan tidak menutup kemungkinan dalam urusan duniawi memadukan

iptek dan imtak agar hidup di dunia selalu diwarnai nilai-nilai keimanan dan

ketakwaan, karena dunia sendiri merupakan kebun/ladang hidup untuk keakhirat.

Rosulullah bersabda: Barang siapa menghendaki kebahagiaan dunia maka wajib

atasnya untuk mengetahui ilmunya; dan barang siapa yang menghendaki kebhagiaan

akhirat maka wajib baginya untuk mengetahui ilmunya; dan barang siapa

menghendaki kebahagiaan keduanya maka wajib baginya untuk mengetahui ilmunya

(Al Hadits) (Rifa’i 1980:51-52. Di samping itu manusia pun harus berkarya yang

baik dan berkarya dengan baik agar manusia tidak tergilas oleh putaran jaman yang

sangat cepat, tapi harus juga bias menerima keadaan yang ada yang diberikan Tuhan.

Sedang untuk bekal hidup manusia memiliki jiwa dan raga atau lahir dan batin. Jiwa

bagi manusia merupakan sesuatu yang harus ada karena jiwa menjadi inti hidup, dan

raga menjadi wadahnya. Al Kindi berpandangan: jiwa dipandang intisari manusia

Nor Kholis, Siapakah Aku, Landasan Ilmu Kependidikan, Mhs-MP S2,UNNES 2003 9
(Harun:17). Jiwa raga manusia harus kuat dalam mengarungi hidup agar tidak mudah

goyah dan tergelincir kejurang nista. Lahiriah dan rohaniahnya harus selalu diberi

makanan yang sesuai, baik dan halal agar selalu tegar dan seimbang dalam

menghadapi hidup dan dekat dengan Tuhan.

Manusia sebagai kholifah dibumi memiliki tugas hidup yaitu beribadah

kepada Allah, dan memakmurkan bumi. Allah berfirman dalam surat Adz- Dhariat

56: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

menyembah-Ku (Al Quran 1995:862). Tugas hidup yang tidak ringan ini akan

diminta pertanggungjawabannya oleh Allah di hari kemudian atau akhirat. Surga

akan akan diperuntukkan bagi orang-orang yang bertugas baik, orang-orang shaleh

sedang neraka diperuntukkan bagi orang-orang yang bertugas tidak baik/buruk,

orang-orang jahat dalam hidupnya di dunia. Namun Tuhan akan membuka pintu

taubat bagi manusia yang bertaubat sunguh-sungguh sebelum maut merenggutnya.

Nor Kholis, Siapakah Aku, Landasan Ilmu Kependidikan, Mhs-MP S2,UNNES 2003 10
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Hidup adalah sebuah aktifitas, dan manusia akn sukses dalam hidupnya

manakala dapat mengatasi masalah dengan baik dan bijaksana.

Tujuan hidup manusia adalah beribadah kepada Allah, tujuan hidup vertical

adalah keridhoan Allah, dan tujuan hidup horizontal adalah rahmat bagi seluruh

alam.

Syarat hidup, manusia paling tidak memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi,

iman dan takwa, serta berkarya dengan baik dan bias menerima keadaan yang

diberikan Tuhan. Sedang bekal hidup manusia memiliki jiwa dan raga, lahir dan

batin, serta dunia akhirat.

Tugas hidup manusia adalah beribadah kepalah Allah Yang Maha Kuasa dan

memakmurkan bumi.

B. Saran-saran

1. Manusia dalam hidupnya supaya berjalan sesuai dengan ajaran Tuhan dan

aturan manusia agar hidupnya bahagia.

2. Manusia harus membekali diri dengan baik agar tugas hidupnya berjalan baik

dan dapat mencapai tujuan yang dicita-citkan.

Nor Kholis, Siapakah Aku, Landasan Ilmu Kependidikan, Mhs-MP S2,UNNES 2003 11
DAFTAR PUSTAKA

Anshari, Endang Saifuddin. 1981. Ilmu, Filsafat dan Agama. Surabaya:Bina Ilmu.

Anshari, Endang Saifuddin. 1983. Wawasan Islam, Pokok-pokok Pikiran tentang


Islam dan Ummatnya. Bandung:Perpustakaan Salman ITB.

Departemen Agama RI. 1995. Al Qur’an dan Terjemahnya. Semarang: Karya Toha
Putra.

Nasution, Harun. 1979. Filsafat dan Mistisisme dalam Islam. Jakarta:bulan Bintang.

Moh. Rifa’i. 1980. 300 Hadits Bekal Da’wah dan Pembina Pribadi Muslim.
Semarang:Wicaksana.

Nor Kholis, Siapakah Aku, Landasan Ilmu Kependidikan, Mhs-MP S2,UNNES 2003 12

Anda mungkin juga menyukai