Anda di halaman 1dari 6

Nama : Laili Hasanah

NPM : 20.16.0167
Matkul : Analisis Akidah Akhlak
Dosen Pengampu : Ibu Emilya Ulfah, M.Pd.I
Tugas : Analisis

Bab III kelas IV


BERIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH

Penulis : Subkhiatin Noor


Editor : Achmad Fauzi
Cetakan : Ke-1
Diterbitkan Oleh : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI
Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Lantai 6-/ Jakarta 10110

Isi Materi
Kita wajib meyakini keberadaan Kitab-kitab Allah Swt. Kitab adalah kumpulan firman
Allah Swt. yang diwahyukan kepada rasul-Nya. Diantara Kitab-kitab Allah yang diturunkan
kepada para rasul-Nya adalah Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur'an.
Beriman kepada Kitab-kitab Allah Swt. merupakan rukun Iman yang ketiga. Kitabkitab
Allah adalah Kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah Swt. kepada rasul-rasul-Nya sebagai
rahmat dan hidayah bagi seluruh umat manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan di
akhirat. Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur'an Surah An-Nisa ayat 136:
Yang isi artinya: Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya dan kepada Kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta Kitab yang Allah
turunkan sebelumnya. Barang siapa yang kafir kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-
kitabNya, Rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat
sejauhjauhnya. (QS. An-Nisa 4:136)
Meyakini Kitab-kitab Allah Swt. berarti mempercayai bahwa Allah Swt. menurunkan ajaran-
ajaran-Nya dalam sebuah kitab kepada para nabi dan rasul untuk dijadikan petunjuk bagi
umat manusia. Kewajiban manusia terhadap Kitab-kitab Allah Swt. Di antaranya adalah:
a. Mempercayai adanya empat Kitab-kitab Allah Swt.
b. Mempercayai bahwa seluruh kitab tersebut datangnya dari Allah Swt.
c. Membenarkan berita-berita tentang Kitab-kitab terdahulu dalam Al-Quran.
d. Mengamalkan hukum-hukum dari al-Quran
Beriman dengan kitab-kitab allah yang diturunkan kepada rasul-rasul ‘allaisalam ialah
rukun iman yang ketiga, karena allah ta’ala telah mengutuskan rasul-rasul-Nya dengan bukti-
bukti yang jelas serta menurunkan kepada mereka kitab-kitab yang menjadi rahmat kepada
alam semesta. Menjadi petunujuk kepada mereka untuk mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat, juga sebagai pedoman hidup yang akan mereka lalui dan penyelesai kepada semua
perkara yang menadi perselisihan dikalangan mereka.1
Iman menurut Bahasa berasal dari kata amana yuminu fahua mu’minun, berarti
‘kepercayaan’. Sedangkan menurut istilah berarti kepercayaan kepada allah swt., para
malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para utusan-utusan-Nya, hari kiamat,dan qada-qadar
(ketentuan) baik serta buruk semua dating dari allah (Mujieb,2009.2
Menurut penulis buku ini sudah sesuai untuk kelas IV, karena sejak usia dini juga sudah
diajarkan rukun iman, dan perlu lagi kita ajarkan kepada murid kelas atas supaya mereka
mengingat nya terus menerus.

Bab VII kelas V

1
Nurul Indana,Noor Fatiha,Amina Ba’do.”Nilai-nilai Pendidkan Islam”jurnal ilmuna-2020. Vol.2, No.2(maret)
114

2
Jarnawi,Azhari,Adzanmi Urka.”Implementasi Prinsip Yakin pada Rukun Iman dalam Konseling Islam”. Jurnal
Bimbingan,penyuluhan,konseling,dan Psikoterapi Islam”. Vol.8, No.3 2020.Hal,256
MENGENAL ALLAH SWT MELALUI ASMAUL HUSNA
(AL-MUHYI, AL-MUMIT, AL-BAAI’ITS)

Penulis : Mahdum
Editor : Achmad Fauzi
Cetakan : ke-1
Diterbitkan oleh : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI
Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Lantai 6-/ Jakarta 10110

Isi Materi
1. Al-Muhyi
Makhluk hidup yang ada di dunia ini, tidak satupun ada dengan sendirinya. Tidak
ada manusia yang dapat menciptakan dirinya sendiri atau makhluk lain walaupun
dengan teknologi secanggih apapun. Semua makhluk di muka bumi, Allah Swt yang
menciptakan dan yang menghidupkan. Allah Swt bersifat al-Muhyi artinya Yang
Maha Menghidupkan. Firman Allah Swt
Yang isi Artinya : “Sesungguhnya Kami (Allah Swt) menghidupkan dan mematikan
dan
hanya kepada Kamilah tempat kembali (semua makhluk).”(Q.S. Qaaf [50]:43).
Sifat Allah Swt al-Muhyi mengingatkan kepada kita bahwa Allah Swt memberi
kehidupan kepada segala sesuatu yang tidak berkehidupan. Manusia tidak bisa hidup
tanpa kehendak dan kuasa-Nya. Allah Swt memberi kita kekuatan dan kemampuan
untuk berpikir, bertindak, dan kemampuan lainnya untuk memenuhi hajat hidup.
2. Al-Mumit
Allah Swt bersifat al-Mumit artinya Allah Swt Maha Mematikan. Semua
makhluk hidup akan mengalami kematian. Sebagaimana firman Allah Swt dalam
al-Qur‟an surah al-Ankabut ayat 57 yang artinya,”Tiap-tiap yang bernyawa akan
merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami (Allah Swt) kamu
dikembalika”. Manusia, hewan, begitu juga dengan tumbuhan pasti akan
mengalami peristiwa tersebut.
Di manapun keberadaan makhluk hidup, kematian pasti mendapatinya. Firman Allah
Swt.
Yang isi Artinya : “Dialah yang menghidupkan dan mematikan, maka apabila Dia
menetapkan sesuatu urusan, Dia hanya berkata kepadanya,Jadilah, maka jadilah
ia.”( Q.S. Ghafir, [40]:68).
3. Al-Baait’its
Allah Swt bersifat al-Baai‟its artinya Allah Swt Maha Membangkitkan.
Yaitu Allah Swt membangkitkan semangat dan kemauan, membangkitkan para
Rasul juga Allah Swt akan membangkitkan dan menghidupkan segala yang telah
mati.
Allah Swt juga membangkitkan makhluk dari tidur dan membangkitkan semangat
dalam diri manusia. Firman Allah Swt.
Yang isi Artinya :”Dan sungguh (hari) kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan
padanya, dan sungguh Allah Swt akan membangkitan siapa pun yang di
dalam kubur.”(Q.S. al-Hajj [22]: 7)

Asma’ul Husna merupakan nama-nama Allah yang mulia dan agung tersebut
merupakan kebesaran dan kekuasaan Allah, sebagai pencipta serta pemelihara alam
semesta beserta dan kekuasaan allah , sebagai pencipta serta pemelihara alam semesta
beserta segala isinya ini. Bagi seorang muslim salah satu cara mengenal allah adalah
dengan mempelajari sifat-sifat allah serta mengenal 99 asma allah (99 nama allah).3

Menurut penulis buku ini sudah sesuai untuk diajarkan di kelas V.

kelas VI

3
Syahrudin.”Penanaman Aqidah Pada Anak Usia Dini Melalui Penerapan Kurikulum Berbasis Asma’ul Husna”.
Jurnal Pendidikan Ilmiah. Vol.4, No.1 (juli 2019). Hal-9.
Penulis : Ahmad Syauqil Adib
Editor : Achmad Fauzi
Cetakan : ke-1
Diterbitkan oleh : Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan
Islam Kementerian Agama RI
Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Lantai 6-7 Jakarta 10110

Isi Materi
Qada dan kadar -ku
Manusia diciptakan oleh Allah Swt. dalam keadaan yang berbeda satu sama lain, ada laki-
laki dan perempuan, ada yang berambut lurus dan keriting, berkulit putih dan hitam, ada yang
pintar dan tidak. Semua merupakan hak Allah Swt. yang sering kita sebut dengan takdir.
Apa itu qada dan kadar?
Menurut bahasa qada memiliki beberapa arti yaitu hukum, ketetapan, perintah, dan
kehendak sedangkan kadar berarti kepastian, kuasa, nasib dan ukuran. Menurut istilah, qada
adalah iradah Allah Swt. pada azali tentang segala sesuatu yang ada di bumi ini dengan
segala keadaannya.
Ada perbedaan qada dan kadar , yaitu:
1. Qada merupakan suatu ketentuan dari Allah Swt. atas makhluk-Nya sejak zaman azali dan
tidak bisa diubah dengan apapun.
2. Kadar merupakan ukuran atau batasan dari ketetapan Allah Swt. atas segala keputusan
disaat kita telah berada di alam dunia sesuai dengan usaha dan daya upaya kita dalam
berusaha.
Mempercayai qada dan kadar adalah kita harus yakin dengan sepenuh hati bahwa
segala sesuatu yang terjadi pada diri kita, baik yang menyenangkan maupun yang tidak
menyenangkan adalah atas kehendak Allah Swt. . Sebagai orang beriman, kita harus rela
menerima segala ketentuan Allah Swt. atas diri kita. Di dalam sebuah hadis qudsi Allah Swt.
berfirman yang artinya: ” Siapa yang tidak ridha dengan qada-Ku dan kadar-Ku dan tidak
sabar terhadap bencana-Ku yang aku timpakan atasnya, maka hendaklah mencari Tuhan
selain Aku”. (HR.Tabrani).

Menurut Imam Abu Hasan Al-Asyaari dan Majoriti ahli sunnah, Qada artinya kehendak
allah pada Azali (sedia kala) yang bergantung pada sesuatu dan menepati dengan apa yang
diadakn. Qadar pula bermaksud sesuatu menurut yang ditentukan oleh qada’nya dalam
keadaan,sifat,masa,kedudukan dan sebab.4
Menurut penulis buku ini sudah sesuai untuk diajarkan di kelas VI.

4
Abdul Hadi Awang, Beriman Kepada Qada & Qadar, (Malaysia:PTS Islamika, 2008), H.5

Anda mungkin juga menyukai