REFERAT
HALAMAN JUDUL
PENYUSUN:
Restiana Nugraheni, S.Ked J510215368
Lian Adhalia, S.Ked J510215272
Halim Gumelar J510225009
PEMBIMBING:
REFERAT
Penyusun,
Menyetujui,
Pembimbing
Mengetahui,
Kepala Program Studi Profesi
Fakultas Kedokteran UMS
ABSTRAK
Enhanced Recovery After Surgery (ERAS) adalah pendekatan multimodal berbasis
bukti yang digunakan untuk memfasilitasi pemulihan setelah prosedur bedah mayor pada
periode praoperasi, intraoperatif, dan pascaoperasi. Dibandingkan dengan perawatan
tradisional, program ERAS mewakili perubahan besar dalam proses perawatan, karena
setiap komponan ERAS menangani target fisiologis tertentu. Tujuan dilakukannya ERAS
yaitu untuk meminimalkan morbiditas pasca operasi, mengurangi variabilitas dalam
perawatan bedah, dan menekan biaya rumah sakit. Dibalik itu semua, terdapat beberapa
tangangan dalam metode ERAS yang mungkin ditemui dalam pra operasi, intra operasi
atau pasca operasi
Kata kunci: ERAS, stres, bedah.
ABSTRACT
Enhanced Recovery After Surgery (ERAS) is an evidence-based multimodal
approach used to facilitate recovery after major surgical procedures in the preoperative,
intraoperative, and postoperative periods. Compared to traditional treatments, ERAS
programs represent a major change in the treatment process, as each ERAS compound
handles specific physiological targets. The purpose of ERAS is to minimize postoperative
morbidity, reduce variability in surgical care, and reduce hospital costs. Behind it all, there
are several obstacles to the ERAS method that may be encountered in preoperative,
intraoperative, or postoperative.
Keywords: ERAS, Stress, Surgery
PENDAHULUAN mengoptimalkan status nutrisi
perioperatif, mempromosikan analgesia
Enhanced Recovery After
tanpa opioid dan pemberian makan pasca
Surgery (ERAS) diperkenalkan pada
operasi dini (Senturk et al., 2017).
tahun 1997 oleh sekelompok ahli bedah
umum dari Eropa Utara yang dipimpin PATOFISIOLOGI RESPON STRES
oleh Henrik Kehlet dengan latar belakang BEDAH
pengalaman operasi kolorektal dengan
hasil Pengurangan rawat inap, tingkat Kombinasi pelepasan hormon
mengurangi kejadian ileus pasca operasi dalam metabolisme protein dan glukosa
utara berdasarkan prinsip bahwa tindakan Otot adalah jaringan utama untuk
mobilisasi dini, reintroduksi nutrisi dini, glukosa tidak dapat diangkut ke dalam sel
dan pemulangan cepat dapat dilakukan otot. Akibatnya, pemecahan protein otot,
dan bermanfaat bagi sejumlah besar juga terkait dengan resistensi insulin,
pasien pasca operasi (Ljungqvist et al., terjadi untuk memasok asam amino
1 Menghentikan Mengurangi
4 Profilaksis Mengurangi
rokok dan komplikasi
antibiotik angka infeksi
konsumsi alcohol
preoperative
2 Skrining Mengurangi
5 Profilaksis mual Mengurangi
preoperative, jika komplikasi
muntah perioperatif keluhan mual
diperlukan
muntah
dilakukan asesmen
postoperatif
dan support nutrisi
3 Mengoptimalkan Mengurangi
medikasi penyakit komplikasi
kronis yang diderita
NO Elemen Efek positif
pasien
.
Intraoperatif
1 Tehnik Mengurangi
Preoperatif pembedahan yang komplikasi,
invasive pemulihan yang
cepat,
mungurangi
1 Konseling dan Mengurangi nyeri.
edukasi preoperatif kecemasan
pada pasien dan pasien
keluarga melibatkan
udara-hangat dan
2 Anestesi yang Menghindari atau cairan intravena
tersetandar, mengurangi yang dihangatkan
menghindari risiko ileus
penggunaan opioid postoperatif.
yang long acting
NO Elemen Efek positif
3 Menjaga Mengurangi .
keseimbangan komplikasi,
cairan untuk mengurangi ileus Postoperatif
menghindari postoperative
terjadinya over/
underhydration,
mengadministrasika 1 Mobilisasi dini Mensupport
n vasopressor untuk (hari operasi) pemulihan
mensupport pergerakan
tekanan darah normal
pasien terfokus pada pencegahan dan dengan sumber daya yang ada.
2) Low-molecular-weight heparin
6) Tromboemboli vena adalah
adalah strategi profilaksis
komplikasi paskaoperasi yang
farmakologis standar pasca
umum terjadi, namun strategi
operasi berdasarkan beberapa
profilaksis yang efektif,
percobaan randomisasi
termasuk cara non farmakologis
berkualitas tinggi. Fondaparinux
dan farmakologis, telah menit sebelum operasi dimulai. Dosis
mengurangi angka kejadiannya. tambahan diberikan pada operasi yang
lama karena berkaitan dengan waktu
Setiap pasien bedah
paruh antibiotik yang digunakan.
harus menjalani penilaian risiko
Persiapan lapang operasi dengan
menyeluruh berdasarkan
chlorhexidinealkohol.
hubungan pasien dan faktor
risiko. Sementara pasien dalam d. Profilaksis mual muntah preoperasi
semua kategori risiko VTE
Sayangnya tidak ada agen
seharusnya menerima tindakan
antiemetic yang efektif digunakan
dasar (basic measure)
secara tunggal untuk mengurangi
tromboprofilaksis seperti
insidensi PONV. Kombinasi
mobilisasi dini, latihan gerak
antiemetik direkomendasikan pada
aktif atau pasif, dan menghindari
pasien dengan risiko tinggi PONV.
dehidrasi. Tromboprofilaksis
Terapi kombinasi lebih efektif
farmakologis rutin (lebih
daripada terapi tunggal. Semua pasien
disarankan LMWH), hanya
dengan 1-2 faktor risiko PONV harus
diindikasikan pada pasien di
diberikan profilaksis kombinasi dua
intermediate atau berisiko tinggi
antiemetik. Pasien dengan 3-4 faktor
terhadap VTE. Kecuali ada
risiko diberikan 2-3 antiemetik dan
kontraindikasi yang jelas
total anestesi intravena (TIVA)
terhadap sistemik antikoagulan
dengan propofol dan strategi opioid-
(mis., karena adanya risiko
sparing harus dilakukan. Contoh
pendarahan yang berlebihan),
antiemetik adalah agonist serotonin
metode mekanis seperti stoking
seperti ondansentron 4mg i.v. atau
kompresi elastis (SKE)
antagonist dopamine seperti dropidol
seharusnya tidak digunakan
0,625-1,25 mg i.v diberikan diakhir
sendiri untuk profilaksis VTE
operasi atau scopolamine transdermal
dalam kategori intermediet dan
patch dipasang semalam sampai
berisiko tinggi.
dengan 2 jam sebelum operasi.
c. Profilaksis antibiotik pre-operasi Dexamethasone 4-5 mg i.v setelah
induksi anestesi menunjukkan hasil
Profilaksis rutin menggunakan
efektif. Dosis dexametason yang lebih
antibiotic intravena diberikan 30-60
tinggi tidak ada perbedaannya tapi sebelum induksi memperlihatkan
berkaitan dengan gangguan tidur. pengosangan lambung secara total
Dexametason sebaiknya tidak terjadi dalam 90 menit.
digunakan pada pasien diabetes yang
Terapi karbohidrat oral
membutuhkan insulin dan tidak
preoperative menggunakan
diberikan pada pasien sebelum
karbohidrat kompleks (maltodextrin
induksi anestesi karena nyeri perineal.
dengan konsentrasi tinggi (12,5%),
e. Puasa (menghindari puasa dengan 100 g (800ml) yang diberikan
sepanjang malam) pada malam hari sebelum operasi dan
50 g (400ml) 2-3 jam sebelum induksi
Intake cairan jernih
anestesi, mampu mengurangi
diperbolehkan sampai 2 jam sebelum
catabolic state yang disebabkan oleh
induksi anestesi. Makanan padat
puasa sepanjang malam dan proses
diperbolehkan sampai 6 jam sebelum
operasi.
induksi. Terapi karbohidrat
preoperatif oral aman Peningkatan kadar insulin karena
diadministrasikan kecuali pasien terapi karbohidrat mengurangi
memiliki gangguan pengosongan resistensi insulin postoperatf,
lambung, gangguan motilitas menjaga cadangan glikogen,
lambung dan pasien yang mengurangi pemecahan protein dan
membutuhkan operasi emergensi. menyokong kekuatan otot.
Puasa sejak dini hari meningkatkan
E. Kesulitan atau Tantangan Dalam
resistensi insulin, pasien tidak
ERAS
nyaman, potensi menurunkan cairan
intravaskuler. Tantangan untuk implementasi
mungkin ditemui dalam pra operasi, intra
Terkait kekhawatiran komplikasi
operasi atau pasca operasi.
aspirasi saat operasi faktanya
berdasarkan meta analisis isi lambung Asupan oral pra operasi
pasien setelah puasa dengan cara Pasien dipuasakan 6 jam dari
ERAS dibanding setelah puasa dari makanan padat dan 2 jam tanpa cairan
dini hari sama atau lebih rendah. agar operasi dapat dilakukan.
Penelitian imaging juga menunjukkan Rekomendasi lain yaitu 8 jam untuk
diperbolehkan minum air jernih 2 jam makanan padat dan tidak minum cairan
selama 3-4 jam sebelum jadwal operasi. membantu pasien untuk mobilisasi ke
Jika jadwal pembedahan berjalan lebih kamar mandi (Altman et al., 2019).
cepat dari yang direncanakan atau jika
F. Kesimpulan
urutan operasi diubah, maka
Sistem ERAS sangat relevan
mengakibatkan operasi dapat dibatalkan
diimplementasikan di era Jaminan
(Altman et al., 2019).
Kesehatan Nasional karena mampu
Makan pasca operasi yang dipaksakan mewujudkan pelayanan yang efisien
tanpa meninggalkan prinsip keselamatan
Dalam protokol ERAS sudah
pasien (patient safety) dan pelayanan
ditentukan diet standar dimulai sesegera
berfokus pada pasien (patient centered
mungkin yaitu malam hari setelah
care).
operasi. Namun kebanyakan pasien tidak
mengikuti aturan tersebut dan
DAFTAR PUSTAKA
memaksakan diri untuk makan makanan
1. Altman AD, Helpman L, McGee J,
yang tidak dapat mereka toleransi Samouëlian V, Auclair MH, Brar H,
(Altman et al., 2019). Nelson GS; Society of Gynecologic
Oncology of Canada’s Communities
Peningkatan jumlah staf asisten bedah of Practice in ERAS and Venous
Thromboembolism. 2019. Enhanced
dan perawat recovery after surgery:
implementing a new standard of
Perlunya meningkatkan jumlah surgical care. CMAJ 191(17):E469-
perawat unit bedah untuk memantau dan E475. doi: 10.1503/cmaj.180635.
PMID: 31036609; PMCID:
membantu aktivitas atau mobilisasi PMC6488471.
pasien seperti memastikan pengendalian 2. Brindle, M. et al. (2020)
rasa sakit, mual dan muntah baik ‘Recommendations from the
ERAS® Society for standards for
intraoperatif maupun pasca operasi the development of enhanced
(Altman et al., 2019). recovery after surgery guidelines’,
BJS open, 4(1), pp. 157–163. doi:
Pelepasan kateter urin lebih awal 10.1002/bjs5.50238.
3. Carli, F. Physiologic considerations
Meskipun pasien lebih senang of Enhanced Recovery After
ketika kateter urin dilepas lebih awal, Surgery (ERAS) programs:
implications of the stress response.
tetapi hal tersebut dapat meningkatkan Can J Anesth/J Can Anesth 62, 110–
beban kerja untuk staf perawat, terutama 119 (2015).
https://doi.org/10.1007/s12630-
perawat shift malam yang harus 014-0264-0
7. Ljungqvist O, Young-Fadok T,
Demartines N. The History of
Enhanced Recovery After Surgery
and the ERAS Society. J
Laparoendosc Adv Surg Tech A.
2017 Sep;27(9):860-862. doi:
10.1089/lap.2017.0350. Epub 2017
Aug 10. PMID: 28795858.