Makalah Uas Hukum Pemerintahan Daerah
Makalah Uas Hukum Pemerintahan Daerah
Ada pula tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ujian
Akhir Semester dengan dosen pengampu Bu Sofi Rachma Dewi, S.H., M.H.
pada mata kuliah Pemerintahan Daerah
Disusun Oleh
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS HUKUM
MALANG
2020
1
DAFTAR ISI
Daftar Isi.............................................................................................................2
BAB I Pendahuluan..............................................................................................3
BAB III isi............................................................................................................6
BAB III Kesimpulan............................................................................................8
Daftar Pustaka......................................................................................................9
2
BAB I
PENDAHULUAN
Bermula sejak bulan juni tahun 2005, kepala daerah dan wakil kepala
daerah dipilih secara langsung oleh rakyat. Sebanyak 33 Gubernur, 349
Bupati dan 91 Walikota dari berbagai provinsi, kabupaten dan kora di
seluruh Indonesia, yang berarti sejak kepala daerah dipilih langsung oleh
rakyat maka secara konseptual telah terjadi pergeseran kedaulatan yang
sebelumnya dilakukan secara tidak langusng oleh DPRD dilakukan sendiri
oleh rakyat.
3
Pemilihan tersebut merupakan salah satu instrumen untuk memenuhi
desentralisasi politik dimana dimungkinkan terjadinya transder kekuasaan
dari pusat ke daerah. Pemilihan kepala daerah sebagaimana pemilihan
umum nasional merupakan sarana untuk dapat memilih dan mengganti
pemeerintahan secara damai dan teratur oleh rakyat. Melalui pemilihan ini,
rakyat dapat secara langsung terjun untuk memilih pimpinan di daerahnya
sekaligus memberikan legitimasi kepada siapa yang berhak dan mampu
untuk memerintah daerahnya demi merujudkan kedaulatan rakyat yang
ditegakkan.
Pelaksanaan pilkada ini pada hakikatnya tidak hanya tujuan
mengoptimalkan demokratisasi di daerah, melainkan merupakan
perwujudan dari prinsip otonomi daerah secara luas. Semua tingkatan
daerah di Indonesia diberikan Hak untuk menyelenggarakan Pilkada
langsung, dengan tujuan agar rakyat didaerah yang bersangkutan dapat
secara bebas dan bertanggung jawab memilih kepala daerahnya yang
berkualitas. Tinggi rendahnya kualitas kepala daerah.
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan diatas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
5
BAB 2
ISI
2.1 Pembahasan
Fenomena adanya pilkada dengan calon tunggal bukanlah merupakan
hal yang baru. Ada berbagai penyebab mengapa bisa ada pasangan calon
tunggal dalam sebuah pilkada, menurut penelitian dari peneliti perkumpulan
untuk pemiluk dan demokrasi Fadhil Ramadhan.
6
Namun pada dasarnya sendiri tidak disalahkan apabila ada pilkada suatu
daerah yang memiliki calon pasangan tunggal. Hal ini didasarkan pada putusan
MA nomor 100/PUU-XII/2015 yang dalam amar putusannya, mahkamah
konstitusi mengeaskan legalitas penetapan 1 pasangan calon kepala daerah, hal
ini dikarenakan pilkada dengan 1 pasangan calon dilakukan dengan
memberikan kesempatan kepada rakyat untuk menyatakan setuju atau tidaknya.
Apabila lebih banyak yang setuju maka kepala daerah dan wakilnya yang
dimaksud ditetapkan sebagai kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih.
Apabila masih lebih banyak yang tidak setuju maka pemilihan ditunda
sampai ada pemilihan kepala daerah selanjutnya. Tujuan tetap dilaksanakannya
pemilihan ini adalah agar tetap pilkada dapat berjalan sesuai dengan
demokratis.
7
BAB III
KESIMPULAN
8
DAFTAR PUSTAKA
http://www.jim.unsyiah.ac.id/kenegaraan/article/view/13101
http://www.journal.uinjkt.ac.id/index.php/citahukum/article/view/2578
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/4824/05.1%20bab
%201.pdf?sequence=5&isAllowed=y
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/4824/05.1%20bab
%201.pdf?sequence=5&isAllowed=y