Anda di halaman 1dari 6

PENERAPAN ASAS LEX REI SITAE DALAM PERKARA HUKUM PERDATA

INTERNASIONAL DI INDONESIA

Diajukan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Hukum Perdata Internasional

Nama Anggota Kelompok:

 214301024 Az-Zahra Putri Sowina


 214301081 Reffany Julianie
 214301086 Welien Yuniar Cipta
 214301106 Berliana Meivita Putri Fatikhah

Dosen Mata Kuliah:

Dr. Netty SR Naiborhu, S.H., M.H.

430201016

SEKOLAH TINGGI HUKUM BANDUNG

2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Esa karena telah memberikan kesempatan untuk
menyelesaikan laporan penelitian ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Penerapan Asas Lex Rei Sitae Dalam Perkara Hukum
Perdata Internasional Di Indonesia dengan baik.

Laporan penelitian ini disusun guna memenuhi tugas akhir Dosen Ibu Dr. Netty SR
Naiborhu, S.H., M.H. pada mata kuliah Hukum Perdata Internasional di Sekolah Tinggi
Hukum Bandung. Selain itu, kami juga berharap agar laporan penelitian ini dapat menambah
wawasan kami tentang Penerapan Asas Lex Rei Sitae Dalam Perkara Hukum Perdata
Internasional Di Indonesia.

Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dosen Ibu
Dr. Netty SR Naiborhu, S.H., M.H. selaku Dosen mata kuliah Hukum Perdata Internasional.
Kami selaku penulis menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan laporan
penelitian ini.
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Sebagaimana diketahui bahwa, Hukum Perdata Internasional (HPI) merupakan


hukum perdata nasional yang mengatur masalah-masalah atau persoalan-persoalan yang
bersifat internasional. Yang membedakannya, hukum perdata internasional terdapat unsur
asing dalam pengaturan dan penerapannya. Sumber hukumnya yaitu hukum perdata nasional
yang suasanannya bersifat internasional.

Dalam bukunya “Pengantar Hukum Perdata Internasional”, Sudargo Gautama


menyatakan bahwa Hukum Perdata Internasional adalah keseluruhan asas dan kaidah yang
menunjukkan stelsel hukum mana yang berlaku dalam suatu perkara hukum perdata yang di
dalamnya terdapat unsur asing. Dalam perkembangannya, menyelesaikan masalah-masalah
atau persoalan-persoalan Hukum Perdata Internasional tidak terlepas dari penerapan asas-asas
Hukum Perdata Internasional itu sendiri. Asas-asas dalam Hukum Perdata Internasional
antara lain; Asas-asas HPI dalam Hukum Orang dan Keluarga, Asas-asas HPI dalam Hukum
Benda, Asas-asas HPI dalam Hukum Perjanjian, dan Asas-asas HPI dalam Penentuan Status
Badan Hukum.

Berkenaan dengan itu, akan lebih jauh dibahas mengenai Asas-asas HPI dalam
Hukum Benda yang mana akan dibahas mengenai letaknya suatu benda (situs) merupakan
titik taut yang menentukan hukum yang harus diberlakukan (Lex Rei Sitae) baik benda tetap
atau benda bergerak diberlakukan Lex Rei Sitae. Asas ini merupakan bagian dari Titik Taut
Sekunder yaitu, faktor-faktor atau sekumpulan fakta yang menentukan hukum mana yang
harus digunakan atau berlaku dalam suatu hubungan HPI. Tetapi, sebelum menentukan
hukum yang berlaku maka haruslah ditentukan lebih dulu pengadilan mana yang berwenang
mengadili (yurisdiksi) dalam suatu perkara.

Asas Lex Rei Sitae ini terdapat dalam Pasal 17 Algemene Bevallingen van Watgeving
(AB) yang menyatakan, bagi benda-benda bergerak dan tidak bergerak (benda tetap) akan
berlaku hukum dimana benda itu terletak. Dengan demikian, tanpa memperdulikan
kewarganegaraan pemiliknya serta tanpa memperdulikan bagaimana status personal dari
benda tersebut.
b. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah antara lain;
1. Apa yang dimaksud dengan Asas Situs/Asas Lex Rei Sitae?
2. Bagaimana penerapan Asas Lex Rei Sitae di Indonesia?
3. Bagaimana penerapan Asas Lex Rei Sitae dalam Perkara Hukum Perdata Internasional?
4. Apa saja kendala dan/atau hambatan dalam menyelesaikan kasus-kasus yang
berhubungan dengan Asas Lex Rei Sitae?
c. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian hukum normatif atau
penelitian hukum doktriner atau penelitian perpustakaan. Penelitian ini juga ditujukan pada
peraturan-peraturan tertulis sehingga penelitian ini sangat erat hubungannya pada
perpustakaan dikarenakan hukum normatif ini akan membutuhkan data-data yang bersifat
primer yaitu bahan hukum yang meliputi norma dasar atau kaidah dasar, peraturan dasar
serta peraturan perundang-undangan yang terkait, sekunder yaitu bahan hukum yang meliputi
hasil penelitian, buku atau literatur yang membahas mengenai Hukum Perdata Internasional,
dan tersier yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan tentang bahan hukum primer dan
bahan hukum sekunder, misalnya kamus, ensiklopedia dan lain-lain yang digunakan untuk
mendefinisikan beberapa pengertian yang berkaitan dengan pokok-pokok permasalahan yang
dibahas.
d. Sistematika Penulisan
Laporan penelitian ini terbagi menjadi 5 bab yang berkaitan satu sama lain. Bab I
adalah Pendahuluan yang memuat latar belakang, metode penelitian, dan sistematika
penulisan. Bab II adalah Tinjauan Yuridis berupa tinjauan atau pandangan-pandangan dari
segi hukum. Bab III adalah Pembahasan mengenai isi dari penelitian kami yaitu Penerapan
Asas Lex Rei Sitae Dalam Perkara Hukum Perdata Internasional Di Indonesia. Bab IV adalah
Analisis berupa analisis kasus-kasus menyakut Asas Lex Rei Sitae sekaligus Hukum Perdata
Internasional. Bab V adalah Penutup berisi kesimpulan dan saran, serta daftar pustaka.
DAFTAR PUSTAKA

Skripsi Tinjauan Hukum Perdata Internasional Atas Putusan Perkara Kepailitan Badan Hukum Asing
Oleh Pengadilan Niaga Indonesia (Studi Kasus: Putusan Mari No. 033k/N/2006 Jo. Putusan
Pengadilan Niaga No.16/Pailit/2006/Pn.Niaga.Jkt Pst Dan Putusan Pengadilan Niaga
No.03/Pailit/Pn.Niaga.Jkt.Pst.)

Buku Ajar Hukum Perdata Internasional oleh, Prof. Dr. Ida Bagus Wyasa Putra, SH, M.Hum, Dr.
Putu Tuny Cakabawa Landra, SH, M.Hum serta Rekan.

Teori-Teori Umum Hukum Perdata Internasional Yang Dapat Mengesampingkan Berlakunya


Hukum Asing Dengan Memberlakukan Hukum Nasional Sang Hakim oleh Zulfa Djoko Basuki.

Anda mungkin juga menyukai