Anda di halaman 1dari 15

SAKSIKORBANPELAKU

Setelah putusan sela ini dibacakan kemudian hakim menanyakan kepada Jaksa penuntut
Umum dan Penasehat Hukum terdakwa apakah paham dengan isi putusan sela ini.

Hakim Ketua : Bagaimana Jaksa penuntut Umum dan Penasehat Hukum


terdakw apakah paham dengan isi putusan sela ini

(Maka keduanya menjawab, bahwa mereka telah paham dengan putusan sela tersebut)

Hakim Ketua : Apakah Jaksa Penuntut Umum dapat menghadirkan saksi-


saksi di persidangan hari ini..

Jaksa Penuntut Umum : Ya kami dapat menghadirkan saksi-saksi pada hari ini begitu
juga dengan korban untuk bisa kita dengar keterangan yang
lebih jelas

Hakim Ketua : Baiklah kalau begitu, kepada Jaksa Penuntut Umum


diharapkan untuk menghadirkan saksi-saksi, dan korban

Kemudian jaksa penuntut umu memanggil para saksi yang telah diajukannya yaitu atas nama
DANANG SYARIF HIDAYAT (ARIF) dan GILANG PERDANA AKLIS (AKLIS) untuk masuk ke dalam ruang
persidangan agar dapat diperiksa demi lancarnya acara persidangan hari ini

Sebelum memulai persidangan, hakim terlebih dahulu meminta agar para saksi
menyerahkan agar diperlihatkan kartu identitasnya agar bisa dicatat oleh panitera..

Hakim Ketua : Kepada para saksi apakah dapat menyerahkan kartu


identitasnya agar bisa dicatat oleh panitera.

Lalu, para saksi tersebut mengeluarkan kartu identitasnya berupa KTP (Kartu Tanda
Penduduk) dan menyerahkannya kepada Hakim Ketua

Kemudian hakim bertanya kepada para saksi sebelum melakukan pemeriksaan di dalam
acara persidangan ini terlebih dahulu menanyakan kepada para saksi apakah mereka siap disumpah
berdasarkan agama dan kepercayaannya masing-masing

Hakim Ketua : Kepada para saksi apakah siap disumpah berdasarkan agama dan
kepercayaannya masing-masing
Dan kedua saksi ditanyakan mengenai agamanya, kedua saksi tersebut beragama Islam.
Kemudian para saksi siap disumpah demi kelancaran pemeriksaan di persidangan. Lalu, mereka
disumpah dengan mengikuti kata-kata yang dikeluarkan oleh Hakim Anggota, yang isinya sebagai
berikut :

“Demi Allah saya bersumpah, akan memberikan keterangan dan kesaksian yang sebenar-
benarnya, tidak lain dari yang sebenar-benarnya”

Setelah disumpah, hakim menyuruh salah satu saksi agar keluar terlebih dahulu, dan Saksi
yang keluar yaitu saksi II atas nama GILANG PERDANA AKLIS (AKLIS) dan Saksi I atas nama DANANG
SYARIF HIDAYAT (ARIF) tetap berada di dalam ruangan. Hakim bertanya identitas kepada saudara
saksi I yang telah dijawabnya, kemudian terjadi dialog antara Hakim dan Saksi I.

Hakim Ketua : “Saudara saksi, apakah anda mengenal terdakwa?”

Saksi I : “ya saya mengenalnya, pak hakim”

Hakim Ketua : “apakah anda mempunyai hubungan keluarga terhadap


terdakwa?”
Saksi I : “Tidak, saya tetangga dari terdakwa”

Hakim Ketua : “apa yang anda ketahui tentang perkara ini?”

Saksi I : “pada hari Jumat tanggal 31 Dersember 2011 Pukul 21.00


saya kebetulan berada di rumah Terdakwa yang beralamat di
Jalan Bilal No. 45 Kel, Glugur Darat Medan-Timur, pada saat
itu saya melihat Terdakwa bermain kembang api d sekitar
rumahnya, pada saat itu keadaan berlangsung aman sampai
salah satu kembang api yang di mainkan menyasar ke salah
satu rumah dan mengakibatkan kebakaran”
Hakim Anggota I : “Apakah saudara saksi mengetahui untuk apa Terdakwa
memainkan kembang api?”
Saksi I : “Setahu saya terdakwa memainkan kembang api untuk
menyambut datangnya tahun baru”
Hakim Anggota II : “Apalagi yang saudara ketahui tentang kejadian itu?”

Saksi I : “setahu saya, Terdakwa memainkan kembang api itu memang


secara asal-asalan tidak memperdulikan keadaan d sekitarnya
yang dimana keadaan d sekitar TKP memang dipadati dengan
rumah penduduk”
(Kemudian Hakim mempersilahkan penuntut umum untuk bertanya)

Jaksa Penuntut Umum: “saudara saksi, anda menyebutkan bahwa Terdakawa memainkan
kembang api dengan asal-asalan. Bagaimana maksud saudara
bahwa terdakwa memainkan kembang api secara asal-asalan, coba
saudara perjelas?”

Saksi I : “maksudnya saya si Terdakwa memainkan kembang api tersebut


dengan memegang langsung kembang apinya yang langsung di
bakar tidak menggunakan media penghantar seperti botol ataupun
menanam kembang api tersebut”

(lalu Jaksa Penuntut Umum mengatakan pertanyaan dari kami cukup sampai disitu saja pak. Hakim)

(Kemudian Hakim mempersilahkan Penasihat Hukum untuk bertanya)

Penasihat Hukum : “”saudara saksi mengapa anda bias ada di rumah Terdakwa, ada
keperluan apa saudara kerumah Terdakwa?’

Saksi I : “Saya ke rumah Terdakwa karena di undang si Terdakwa untuk k


rumahnya untuk menyambut tahun baru”

Penasihat Hukum : “anda mengatakan bahwa anda di undang si Terdakwa, apakah


anda mengetahui bahwa si Terdakwa ingin bermain kembang
api?”

Saksi : “tidak , karena ketika Terdakwa hanya mengundang saya buat


datang”

Penasihat Hukum : “Terima kasih pak. Hakim saya rasa cukup, pertanyaan dari saya
kepada saksi”

Hakim Ketua : “Bagai mana saudara saksi ada lagi hal lain yang ingin anda
sampaikan?”

Saksi I : “tidak pak saya rasa cukup”

Hakim Ketua : “Baik, silahkan ambil kartu identitas anda dan silahkan
meninggalkan ruangan persidangan”
Kemudian, selanjutnya hakim menyuruh jaksa penuntut umum untuk memanggil
saksi berikutnya atas nama GILANG PERDANA AKLIS (AKLIS) dan Jaksa Penuntut Umum pun
menyuruh saksi berikutnya untuk masuk ke dalam ruang persidangan

Hakim Ketua : “Saudara saksi, apakah anda mengenal terdakwa?”

Saksi II : “Ya, pak Hakim”

Hakim Ketua : “Sejauh mana saudara mengenal terdakwa?”

Saksi II : “saya tetangga terdakwa pak. Hakim”

Hakim Ketua : “Apakah anda berada di tempat kejadian pada peristiwa


tanggal 30 Desember 2010 21.00 pada waktu yang lalu?”
Saksi II : “ya pak. Hakim”

Kemudian Hakim Ketua mempersilahkan kepada Hakim Anggota untuk bertanya kepada
saksi

Hakim Anggota I : “Saudara saksi, coba anda ceritakan peristiwa tersebut?”

Saksi II : “Pada saat itu saya yang berada di rumah yang pas kebetulan
di depan rumah saya Terdakwa bermain kembang api, pada
saat bermain kembang api saya sudah melarang Terdakwa
untuk tidak bermain di situ, agar si Terdakwa pergi ke tanah
lapang. Tetapi Terdakwa tidak menghiraukan peringaan saya
dan tetap bermain”.

Hakim Anggota I : “setelah itu apa lagi”

Saksi II : “sa pun membiarkan Terdakwa terus bermain sehingga terjadilah


kebakaran tersebut”

Hakim Anggota I : “terus apa yang Terdakwa lakukan setelah terjadinya


kebakaran?”
Saksi II : “Terdakwa langsung lari ketakutan karena api sudah
membesar tanpa dia sadari “
Hakim Anggota II : “pada saat itu Terdakwa bermain kembang apai dengan
siapa?”
Saksi II : “setahu saya terdakwa bermain kembang api berdua di tempat
itu tetapi hanya Tedakwa sendirian yang memainkannya
karena teman s Terdakwa hanya melihat duduk dari teras
rumah Terdakwa yang kebetulan berada di depan rumah
saya?”
Hakim Anggota II : “setelah kebakaran apa yang anda lakukan?”

Saksi II : “ saya langsung mencoba untuk memadamkan kobaran api


tersebut dan memanggil warga lainnya”
Hakim Anggota II : “apakah anda tau kemana si Terdakwa lari setelah kejadian?”

Saksi II : “si Terakwa pulang ke rumahnya dan kabur dengan


menggunakan sepeda motor setelah itu saya tidak mengetahui
kemana si Terdakwa pergi”
Kemudian Hakim Ketua mempersilahkan kepada Jaksa Penuntut Umum untuk bertanya
kepada saksi

Jaksa Penuntut Umum : “apakah saudara mengetahu kenapa si Terdakwa kabur begitu saja
meninggalkan kejadian?”

Saksi II : “setahu saya Terdakwa kabur karena ketakutan karena saya


meneriaki kebakaran”

Jaksa Penuntut Umum : “anda mengatakan si Terdakwa kabur karena ketakutan. Apakah
anda mengetahui sendiri si terdakwa memang kabur karena
ketakutan?”

Saksi II : “ iya , berdasarkan yang saya lihat begitu pak jaksa karena yang
mengetahui kebakaran itu pertama kali adalah saya. Karena
kebakaran tersebut tepat di depan mata saya yang pas pada saat
itu saya sedang menuju ke rumah korban kebakaran yang berada 5
rumah dari rumah saya”

Jaksa Penuntut Umum : “setahu anda apakah si Terdakwa memiliki unsure kesengajaan
untuk membkar atau mengarahkan kembag api tersebut ke aragh
rumah korban?”

Saksi II : “setahu saya tidak Karena kembang api tersebut di mainkan atau
di arahkan kesegala arah ”
Jaksa Penuntut Umum : “sedikitpun menurut anda tidak ada unsur kesengajaan?”

Penasihat Hukum : “Intrupsi Majelis Hakim, pertanyaan jaksa penuntut umum, terlalu
memaksa saksi untuk menjawab hal yang bersifat menerka-nerka”

Hakim Ketua : “keberatan diterima harap Jaksa Penuntut Umum, tidak bertanya
yang membuat saksi menerka-nerka”

Jaksa Penuntut Umum : “saya rasa pertanyaan saya cukup majelis hakim”

Kemudian Hakim Ketua mempersilahkan kepada Penasihat Hukum untuk bertanya kepada
saksi

Penasihat Hukum : “saudara sakasi mengatakan anda sudah melarang Terdakwa


untuk tidak bermain kembang api di daerah tersebut. Kenapa
Terdakwa menghiraukan peringatan anda?”

Saksi II : “Terdakwa di kenal kurang bergaul dengan lingkungannya di


tempat tinggalnya dan memang saya juga kurang bergaul
mdengan dia sehingga dia tidak menghiraukan saya”

Penasihat Hukum : “berapa kali anda mencoba melarang terdakwa?”

Saksi II : “hanya 1 kali”

Penasihat Hukum : “saya rasa pertanyaan dari saya cukup majelis hakim”

Hakim Ketua : “Bagai mana saudara saksi ada lagi hal lain yang ingin anda
sampaikan?”

Saksi II : “tidak pak saya rasa cukup”

Hakim Ketua : “Baik, silahkan ambil kartu identitas anda dan silahkan
meninggalkan ruangan persidangan”

Lalu kemudian hakim bertanya kepada penasehat hukum apakah dia telah menyiapkan
saksi-saksi untuk meringankan tuduhan jaksa terhadap terdakwa. Kemudian penasehat hukum
menyatakan bahwa dia telah menyiapkan dua saksi untuk dapat diperiksa dipersidangan hari ini.

Hakim memepersilahkan penasehat hukum untuk memanggil para saksi yang diajukannya.
Kemudian Penasihat Hukum memanggil para saksi yang telah diajukannya yaitu atas nama

Saksi I

Nama HIDAYAT DANANG SYARIF, Umur 21 Tahun, Pekerjaan Mahasiswa, Alamat Jl. Kapten
Muslim No.113 Medan

Saksi II

Nama AKLIS GILANG PERDANA Umur 23 Tahun, Pekerjaan Mahasiswa Alamat Jl. Bilal No. 403
Medan.

Sebelum memulai persidangan, hakim terlebih dahulu meminta agar para saksi
menyerahkan agar diperlihatkan kartu identitasnya agar bisa dicatat oleh panitera..

Hakim Ketua : Kepada para saksi apakah dapat menyerahkan kartu


identitasnya agar bisa dicatat oleh panitera.

Lalu, para saksi tersebut mengeluarkan kartu identitasnya berupa KTP (Kartu Tanda
Penduduk) dan menyerahkannya kepada Hakim Ketua

Kemudian hakim bertanya kepada para saksi sebelum melakukan pemeriksaan di dalam
acara persidangan ini terlebih dahulu menanyakan kepada para saksi apakah mereka siap disumpah
berdasarkan agama dan kepercayaannya masing-masing. Dan kedua saksi ditanyakan mengenai
agamanya, kedua saksi tersebut beragama Islam. Kemudian para saksi siap disumpah demi
kelancaran pemeriksaan di persidangan. Lalu, mereka disumpah dengan mengikuti kata-kata yang
dikeluarkan oleh Hakim Anggota, yang isinya sebagai berikut :

“Demi Allah saya bersumpah, akan memberikan keterangan dan kesaksian yang sebenar-
benarnya, tidak lain dari yang sebenar-benarnya”

Setelah disumpah, hakim menyuruh salah satu saksi agar keluar terlebih dahulu, dan Saksi
yang keluar yaitu saksi II atas nama AKLIS GILANG PERDANA dan Saksi I atas nama HIDAYAT
DANANG SYARIF, tetap berada di dalam ruangan. Hakim bertanya identitas kepada saudara saksi I
yang telah dijawabnya, kemudian terjadi dialog antara Hakim dan Saksi I.
Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah anda mengenal terdakwa?”

Saksi I : “ya, pak, Hakim”

Hakim Ketua : “Apakah anda mempunyai hubungan keluarga dengan


terdakwa?”
Saksi I : “Tidak, pak, Hakim”

Hakim Ketua : “Sejauh mana saudara mengenal terdakwa?”

Saksi I : “Saya mengenal terdakwa karena terdakwa merupakan teman,


pak!!”
Hakim Ketua : ““Apakah anda berada di tempat kejadian pada peristiwa
tanggal 31 Desember 2010?”
Saksi I : “ya, pak hakim”

(Kemudian Hakim Ketua mempersilahkan kepada Hakim Anggota untuk bertanya


kepada saksi )
Hakim Anggota I : “Anda mengetahui kejadian apa yang terjadi pada saat itu?”

Saksi I : “saya yang berada di rumah Terdakwa pada saat kejadian


berlangsung dimana Terdakwa keluar rumah yang di katakanya
untuk memasang kembang api agar suasana menjadi meriah?”

Hakim Anggota I : “setelah ia mengatan begitu apa anda tetap berada di rumah atau
ikut memasang kembang api?”

Saksi I : “saya tetap berada di dalam rumah pa hakim Karena saya


mempersiapkan makanan yang telah di beli oleh terdakwa untuk
di hidangkan.

Hakim Anggota II : “anda mengatakan, bahwa terdakwa memasang kembang api


untuk memeriahkan suasana. Apakah anda tau bahwa terdakwa
akan memasang kembang api itu di depan rumahnya dimana
posisi rumah tersebut padat akan penduduk?”

Saksi I : “saya mengetahuinya karena saya bertanya kepada si terdakwa


ingin memasang dimana”

Hakim Anggota II : “setelah itu apakah anda tidak melarangnya?”


Saksi I : “tidak”

Kemudian Hakim Ketua mempersilahkan kepada Jaksa Penuntut Umum untuk bertanya
kepada saksi

Jaksa Penuntut Umum: “saudara saksi, apakah anda mengetahui kejadian yang
berlangsung?”

Saksi I : “saya tidak melihat secara langsung karena saya berada di dalam
rumah”

Jaksa Penuntut Umum : “saya rasa pertanyaan dari saya cukup majelis hakim”

Kemudian Hakim Ketua mempersilahkan kepada Penasihat Hukum untuk bertanya kepada
saksi

Penasihat Hukum : “saudara saksi anda bilang anda adalah teman Terdakwa, apakah
anda tahu memang watak Terdakwa yang sering lalai?”

Saksi I : “ya saya mengetahui watak Terdakwa, karena kami sudah lama
berteman

Penasihat Hukum : “kalau memang anda mengetahui watak si Terdakwa mengapa


anda tidak melarangnya untuk bermain kembang api?”

Saksi I : “yaaa mau gimana lagi. Kalau tahu begini jadinya pasti saya larang,
tetapi biasanya juga kami menyambut tahun baru selalu bermain
kembang api seperti ini”

Penasihat Hukum : “saya rasa pertanyaan saya cukup majelis hakim”

Hakim Ketua : “Bagai mana saudara saksi ada lagi hal lain yang ingin anda
sampaikan?”

Saksi I : “tidak pak saya rasa cukup”

Hakim Ketua : “Baik, silahkan ambil kartu identitas anda dan silahkan
meninggalkan ruangan persidangan”

Kemudian Hakim Ketua memerintahkan Penasehat Hukum untuk memanggil Saksi II MUKLIS
HANIF untuk masuk ke dalam ruangan persidangan.
Hakim Ketua : Saudara saksi, apakah anda mengenal terdakwa?”

Saksi II : “ya, pak, Hakim”

Hakim Ketua : “Apakah anda mempunyai hubungan keluarga dengan


terdakwa?”
Saksi II : “Tidak, pak, Hakim”

Hakim Ketua : “Sejauh mana saudara mengenal terdakwa?”

Saksi II : “Saya mengenal terdakwa sejak di bangku soklah dasar kami


sudah lama berteman!!”
Hakim Ketua : “”Apakah anda berada di tempat kejadian pada peristiwa
tanggal 31 Desember 2010 yang lalu?”
Saksi II : “benar pak hakim”

Hakim Ketua : “apa yang anda ketahui tentang terdakwa?”

Saksi II : “yang saya ketahui terdakwa adalah orang yang baik, ramah,
yaa memang dia sedikit ugal-ugalan dan ceroboh”
Hakim Anggota I : “apakah anda mengetahui telah terjadi peristiwa tanggal 31
Desember 2010 tepatnya pukul 21.00?”
Saksi II : “saya mengetahuinya karena pas kejadian itu kebetula saya
memang berada dekat dengan tersangka?”
Hakim Anggota I : “tolong anda ceritakan bagaimana kejadiannya berlangsung”

Saksi II : “pada saat itu Tersangka bermain kembang api seperti biasa,
saya pun mengambil kursi dan menaruhnya d depan rumah
Tersangka untuk melihat dengan jelas kembang api yang d
pasang Tersangka, kejadian itu berlangsung cepat karena
Tersangka tidak tau bahwa percikan kembang api itu
mengenai salah satu rumah warga dimana iya menyadarinya
setelah api membesar dan sudah melalap salah satu rumah
warga dank arena panic dan takut dia menjadi sasaran amukan
warga Tersangka pun melarikan diri untuk menghindari
amukan warga”
Hakim Anggota II : “Bagaimana cara Tersangka bermain kembang apai yang anda
lihat?”
Saksi II : “memang Tersangka memainkan kembang api dengan asal-
asalan pak hakim dimana iya mengarahkannya sedikit
menyamping bukan luruh tinggi ke atas”
Kemudian Hakim Ketua mempersilahkan kepada Jaksa Penuntut Umum untuk bertanya
kepada saksi

Jaksa Penuntut Umum : “saudara saksi, anda mengatakan bahwa Tersangka memainkan
kembang api tesebut secara menyamping, kalau anda
memngetahui itu kenapa anda tidak melarangnya bukankan anda
tahu itu bebahaya?”

Saksi II : “ya saya sudah coba katakan bahwa itu berbahaya terhadap
Tersangka tetapi tidak dihiraukan”

Jaksa Penuntut Umum : “lalu apa yang dijawab oleh Terdakwa?”

Saksi II : “Tersangka mengatakan ya sudah tenang saja ”

Jaksa Penuntut Umum : “terima ksih majelis saya rasa pertanyaan saya cukup”

Kemudian Hakim Ketua mempersilahkan kepada Penasihat Hukum untuk bertanya kepada
saksi

Penasihat Hukum : “saudara saksi, kira-kira sejak Tersangka memainkan kembang api
kapan baru rumah tersebut terbakar?”

Saksi II : “ya kalau di kira-kira sekitar 15 menit sejak mulai memainkan


kembang api”

Penasihat Hukum : “bagaimana kejadiannya sehingga api menyebar ke rumah


alinnya?”

Saksi II : “karena pada malam itu angin bertiup kecang sehingga api dengan
cepat menyebar dan pemadam kebakaran pun terlambat datang”

Penasihat Hukum : “saya rasa pertanyaan saya cukup majelis hakim”

Hakim Ketua : “Bagai mana saudara saksi ada lagi hal lain yang ingin anda
sampaikan?”

Saksi II : “tidak pak saya rasa cukup”


Hakim Ketua : “Baik, silahkan ambil kartu identitas anda dan silahkan
meninggalkan ruangan persidangan”

Setelah mendengarkan keterangan para saksi, Majelis hakim kembali bertanya kepada jaksa
apakah dapat menghadirkan terdakwa pada hari ini. Kemudian jaksa menjawab bahwa dia dapat
menghadirkan terdakwa pada hari ini juga. Lalu, hakim memerintahkan jaksa untuk mendudukan
terdakwa di depan pengadilan.

Hakim Ketua : “saudara Terdakwa apa benar anada memainkan kembang api
dengan asal?”

Terdakwa : “ya benar pak. Hakim.”

Hakim Ketua : “kenapa anda bermain kembang api dengan asal-asalan bukankah
anda tahu itu berbahaya?”

Terdakwa : “saya sudah sering bermain seperti itu pak hakim tapi baru kali ini
kejadiannya lain”

Hakim Anggota I : “apakah anada tidak memikirkan akibat dari perbuatan anada akan
menjadi seperti ini?”

Terdakwa : “ya, saya tahu pak. Hakim”

Hakim Anggota I : “Lalu, mengapa anda memainkan kembang api secara asal padahal
sudah banyak yang memperingatkan anada?”

Terdakwa : “saya, mengakui saya salah, saya melakukanya, saya khilaf, saya
terlalu egois karena tidak memperdulikan nasehat orang lain oleh
Karen itu saya mengakui semua kesalahan saya”

Hakim Anggota II : “apakah anda tidak merasa bersalah terhadap tetangga-tetangga


anda yang menjadi korban akibat ulah anda?”

Terdakwa : “saya merasa sangat menyesal, saya sudah mencoba meminta


maaf kepada para tetangga saya pak hakim”

Hakim Anggota II : “lantas apa tanggapan tetangga anda dengan permohonan maaf
dari anda?”

Terdakwa : “mereka mengatakan untuk mempertangung jawabkan perbuatan


saya dengan hokum yang berlaku tetapi sebagian memang sudah
memaafkan saya”

Hakim Ketua : “apakah saudara menyesal akan perbuatan Terdakwa?”

Terdakwa : “ya saya sangat menyesal pak. Hakim, dan saya berjanji tidak akan
mengulanginya lagi”

Kemudian Hakim Ketua mempersilahkan kepada Jaksa Penuntut Umum untuk bertanya
kepada Terdakwa

Jaksa Penuntut Umum : “saudara Terdakwa apakah anda mengakui peristiwa yang terjadi
pada hari Senin tanggal 31 Desembe 2010 pukul 21.00 di dasari
kehendak anda sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain”

Terdakwa : “ya saya mengakuinya, itu didasari kehendak saya sendiri tanpa
ada kehendak orang lain disitu”

Jaksa Penuntut Umum : “bagaimana perasaan saudara setelah terjadinya kebakaran ?”

Terdakwa : “saya merasa takut dan bersalah”

Jaksa Penuntut Umum : “saudara Terdakwa kenapa anda kabur begitu saja meninggalkan
perbuatan anada?”

Terdakwa : “saya merasa takut dan panic sehingga saya kabur”

Jaksa Penuntut Umum : “saya rasa pertannyaan dari saya cukup majelis hakim”

Kemudian Hakim Ketua mempersilahkan kepada Penasihat Hukum untuk bertanya kepada
Terdakwa

Penasihat Hukum : “saudara terdakwa, anda mengakui perbuatan anda ini salah.
Apakah anda menyesalinya?”

Terdakwa : “ya, saya sangat menyesal sekali”

Penasihat Hukum : “niat anda bermaink kembanga api memang untuk menyambut
tahun baru?”

Terdakwa : “ya, benar tidak ada niat lain hanya untuk penyambutan tahun
baru”

Penasihat Hukum : “saudara terdakwa apakah sifat memang ceroboh?”

Terdakwa : “banyak yang mengatakan bahwa saya ceroboh dan saya


mengakuinya ”

Penasihat Hukum : “kenapa anda tidak mendengarkan nasehat orang lain untuk tidak
bermain kembang api di daerah itu dan jangan memainkannya
secara asal”

Terdakwa : “ya saya sangat menyesal untuk tidak memperdulikan baik teman
maupun tetangga saya yang sudah menasehati saya”

Penasihat Hukum : “saya rasa pertanyyan saya cukup majelis hakim”

Setelah selesai melakukan pemeriksaa terhadap terdakwa, maka hakim ketua menanyakan
pada jaksa penuntut hukum tentang pembacaan tuntutan, lalu jaksa penuntut umum meminta
waktu 1 (satu) minggu untuk mempersiapkan tuntutannya.

Kemudian hakim ketua menyatakan sidang ditunda minggu depan pada tanggal 12 Desember
2011, Setelah itu sidang dinyatakan ditunda. Dan memerintahkan terdakwa agar jaksa penuntut
umum kembali menahannya, dan dapat menghadirkannya kembali di persidangan berikutnya.
Kemudian hakim ketua mengetuk palu sebanyak 1 (satu) kali.

Demikianlah berita acara persidangan ini diperbuat dan ditanda tangani oleh hakim ketua dan
panitera.

Hakim Ketua Panitera Pengganti


RIZA DALI MIRANI AMIRSAL BAYU ANGIN HRP

Anda mungkin juga menyukai