Anda di halaman 1dari 14

HAKIKAT BAHASA

 Bahasa adalah Sistem lambang abitrer atau kata yang sama tapi beda arti
tergantung sesuai kelompok.
 Sebagai sebuah sistem = kaidah aturan
 Sebagai lambang = kesepakatan bersama misal aksara sunda dengan batak beda
 Bunyi = Semua suara dari manusia
 Bahasa itu bermakna
 Konvensional – komunikasi
 Produktif = menghasikan berapa kata, Penambahan
 Mengindentifikasi diri = asal usul seseorang, logat

 Ciri Ciri Bahasa


 Memiliki sistem = Bale bahasa - luring & daring
 Memungkinkan komunikasi hal hal baru
 Membedakan isi pesan dan label Pesan
 Lisan dapat ditukarkan dengan makna yang didengar
 Bukan diturunkan melainkan dipelajari
 Merujuk ke masa lampau dan masa yang akan datang
 Dipelajari dari anak-anak dari orang dewasa dari generasi ke generasi

 Sifat Sifat bahasa


 Indah
 Manusiawi
 Produktif
 Dinamis
 Variatif
 Konvensional
 Arbitrer

 Fungsi bahasa
 Instrumental = cara untuk membuat kopi
 Regulasi = UU
 Interaksi = sehari hari
 Personal = ekspresi diri
 Heuristik = ilmiah
 Imajinatif = cerpen, majas
 Informatif = 5W + 1H

 Bahasa sebagai alat komunikasi


 Verbal = Oral/lisan, tertulis
 Non verbal = isyarat, ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan
 Proses komunikasi
Ide – Encoding (kata, gambar, tindakan) – Pengiriman (berbicara, menulis,
menggambar) – Penerimaan (mendengar, membaca, mengamati, bertindak) –
Decoding – Tindakan
 Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian dialek,
aksen, laras, gaya
 Berdasarkan media = ragam lisan, ragam tulis
 Berdasarkan cara pandang penutur = ragam formal, ragam non formal
 Berdasarkan topik pembicaraan = ragam bahasa ilmiah, hukum, bisnis,
agama, sosial, kedokteran, sastra
 Perbedaan Ragam lisan dan Ragam tulisan
 Memerlukan orang kedua/teman bicara
 Tergantung situasi, kondisi, ruang dan waktu
 Tidak harus memperhatikan unsur gramatikal, hanya perlu intonasi
 Berlangsung cepat
 Sering dapat berlangsung tanpa alat bantu
 Kesalahan dapat langsung dikoreksi
 Dapat dibantu dengan gerak tubuh dan mimik wajah serta intonasi
NOTED (pokonya yang ini sebaliknya) misal tidak memerlukan
 Contoh ragam bahasa
 Lisan = udah aku tulis semua materi itu
 Tulisan = saya sudah menulis semua materi itu
 Formal dan informal sama kaya tulisan
 Bahasa terbagi menjadi dua kalau baik berarti “situasi atau audiens mengerti”
kalau benar berarti “ kaidah tersusun rapih”

KETERAMPILAN MENYIMAK
 Pengertian menyimak yaitu mendengarkan, memahami, menguranginya.
 Manfaat menyimak
 Memperlancar komunikasi
 Memperoleh Informasi
 Dasar belajar bahasa

 Tujuan menyimak
 Mendapatkan inspirasi
 Mendapatkan hiburan/menghibur diri
 Meningkatkan kemampuan
 Menganalisis/mengevaluasi fakta
 Memperolah fakta /mendapatkan fakta

 Faktor faktor yang mempengaruhi dalam menyimak


 Alat dengar/bicara
 Situasi dan lingkungan
 Konsentrasi
 Latihan yang teratur
 Pengenalan tujuan pembicaraan
 Pengenalan paragraf/bagian Pembicaraan
 Kesanggupan menarik kesimpulan dengan tepat
 Memiliki integegensi yang tinggi
 Kegiatan dapat melatih keterampilan menyimak
 Membedakan Fenom dalam konteks
 Menangkap maksud tuturan dalam sebuah kalimat
 Menentukan kesalahan pengucapan
 Menangkap isi sebuah percakapan
 Menangkap isi wacana karya ilmiah dan non ilmiah
 Jenis-Jenis menyimak
 Berdasarkan situasi = Interaktif, noninteraktif
 Berdasarkan intensif = Menyimak kritis, konsentratif, kreatif
 Menyimak ektensif = Menyimak sekunder, pasif, estetis

KETERAMPILAN MEMBACA
 Membaca = Pengenalan simbol bahasa
 Tujuan Membaca
 Memperoleh rincian/fakta
 Memperoleh ide ide utama/menyimpulkan
 Untuk mengetahui urutan/susunan
 Untuk mengklasifikasi/membandingkan
 Mengevaluasi
 Aspek aspek membaca
 Keterampilan mekanis = pengenalan bentuk huruf, lingustik, bunyi dan huruf,
kecepatan membaca lambat
 Keterampilan internal = pengertiaan sederhana, pemahaman signifikan,
evaluasi/penilaian isi, kecepatan membaca fleksibel
 Jenis jenis membaca
 Membaca dalam hati
 Membaca nyaring
 Membaca ekstensif = membaca sekilas, dangkal
 Membaca telaah isi = membaca literal, interpretasi, kritis, kreatif
 Membaca intensif = SQ 3R (Survey, question, read, recite, review), KWLH
(know, want, learned, How), CATU (Cari, tulis-kembali, uji)
 Membaca telaah bahasa = membaca bahasa, membaca sastra
KETERAMPILAN BERBICARA
 Pengertian berbicara keterampilan menyampaikan pesan melalui lisan
 Tujuan berbicara
 Menyampaikan kebutuhan
 Mengekpresikan perasaan dan emosi
 Memelihara hubungan
 Menyampaikan pesan/informasi
 Menjelaskan sesuatu
 Mengungkapkan imajinasi
 Menyampaikan ide kreatif
 Menyampaikan pendapat dalam diskusi
 Melakukan dialog/percakapan
 Kegiatan bermain peran
 Aspek aspek berbicara
 Keterampilan fonetik = keterampilan melafalkan bunyi-bunyi, intonasi,
tekanan dan durasi, volume suara
 Keterampilan semantik = kata baku, gaya bahasa, ragam bahasa, makna
 Keterampilan vocal = kenyaringan suara, kehalusan jenis suara, tinggi rendah
suara, variasi suara
 Keterampilan sosial = cara berdiri, cara menjelaskan, cara bertanya, cara
menjawab
 Tahapan berbicara = tahapan persiapan, pelaksanaan, evaluasi
 Faktor keefektifan berbicara
 Faktor kebahasaan = tekanan, nada, durasi, pilihan kata
 Faktor nonkebahasaan = arah pandangan, gerak-gerik, mimik
 Syarat pemilihan kata = Kata kata harus jelas, Kata kata harus tepat, Kata kata
harus menarik
 Sikap dalam berbicara = rasa komunikasi, percaya diri, kepemimpinan, humor
 Prinsip prinsip komposisi berbicara = kesatuan (unity), pertautan (coherence), titik
berat (emphasis)
 Pembicara yang ideal
 Memilih topik yang tepat
 Menguasai materi
 Memahami latar belakang pendengar
 Mengetahui situasi
 Tujuan jelas
 Kontak dengan pendengar
 Kemampuan linguistiknya tinggi
 Menguasai pendengar
 Hambatan berbicara
 Hambatan internal = ketidaksempurnaan alat ucap, penguasaan komponen
isi, penguasaan komponen kebahasaan, kelelahan dan kesehatan fisik
maupun mental
 Hambatan eksternal = suara atau bunyi, kondisi ruangan, media,
pengetahuan pendengar
 Teknik berbicara = berbicara terpimpin, semi terpimpin, berbicara bebas,
reproduksi cerita, melaporkan isi bacaan, cerita berantai
 Metode berbicara = impromtu, point, naskah, hafalan
 Cara membuka pembicaraan = langsung menyebutkan pokok persoalan,
melukiskan latar belakang masalah, membuat humor
 Cara menutup pembicaraan = menyimpulkan atau mengemukan pembicaraan,
mendorong khalayak untuk bertindak, mengakhiri dengan klimaks
Alfabet,abjad,konsonan,vocal,monoftong,diftong,konsonan gabungan

 Vokal dalam bahasa Indonesia dilambangkan menjadi lima huruf, yaitu a,  e, i, o, dan u. Untuk
membedakan pengucapan, pada huruf e pepet dapat diberikan  tanda diakritik (ê) yang dilafalkan
[ə]. Misalnya: Anak-anak bermain di teras. Upacara itu dihadiri pejabat teras [têras] Bank
Indonesia. 
 Konsonan dalam bahasa Indonesia dilambangkan menjadi 21 huruf, yaitu  b, c, d, f, g, h, j, k, l, m,
n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z. Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan
bidang  tertentu. Huruf x pada posisi awal kata diucapkan [s] dan pada posisi  tengah atau akhir
diucapkan [ks]. 
 Monoftong dalam bahasa Indonesia dilambangkan dengan gabungan  huruf vokal eu yang
dilafalkan [ɘ]. 

Monoftong Contoh Penggunaan

Posisi Awal  Posisi Posisi Akhir


Tengah 

eu  eurih  seudati  Sadeu

 Diftong dalam bahasa Indonesia dilambangkan dengan gabungan huruf  vokal ai, au,
ei, dan oi.

Diftong Contoh Penggunaan

Posisi Awal  Posisi Tengah  Posisi Akhir

ai  aikido  kailan  Pandai


au  audit  taufik  Harimau

ei  eigendom  geiser  Survei

oi  oikumene  boikot  Koboi

 Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy melambangkan satu bunyi  konsonan. 

Kapital,Miring,Tebal
 Huruf kapital
o digunakan sebagai huruf pertama awal kalimat,
o huruf pertama unsur nama orang,
o Tidak digunakan sebagai huruf pertama nama orang yang  digunakan
sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
o nama orang seperti pada nama teori,  hukum, dan rumus. 
o tidak digunakan untuk menuliskan huruf pertama kata  yang bermakna
'anak dari', seperti bin, binti, boru, dan van, kecuali  dituliskan sebagai
awal nama atau huruf pertama kata tugas dari.
o pada awal kalimat dalam petikan langsung. huruf pertama dalam hal
tertentu yang  berkaitan dengan nama agama, kitab suci, dan Tuhan,
termasuk sebutan  dan kata ganti Tuhan serta singkatan nama Tuhan.
o unsur nama gelar  kehormatan, kebangsawanan, keturunan, keagamaan,
atau akademik  yang diikuti nama orang dan gelar akademik yang
mengikuti nama orang.
o huruf pertama unsur nama gelar  kehormatan, keturunan, keagamaan,
profesi, serta nama jabatan dan  kepangkatan yang digunakan sebagai
sapaan.
o huruf pertama seperti pada nama  bangsa, suku, bahasa, dan aksara. 
o Nama geografi yang menyatakan asal  daerah. Misalnya:  batik Cirebon  
 Huruf miring
o digunakan untuk menuliskan judul buku, judul film, judul  album lagu, judul acara
televisi, judul siniar, judul lakon, dan nama  media massa yang dikutip dalam
tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
o menegaskan atau mengkhususkan huruf,  bagian kata, kata, atau kelompok kata
dalam kalimat.
o menuliskan kata atau ungkapan dalam  bahasa daerah dan bahasa asing. 
 Huruf tebal
o digunakan untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring.
o menegaskan bagian karangan, seperti bab  atau subbab. 

DIKSI
 Diksi adalah pilihan kata atau diksi jauh lebih luas dari apa yang dipantulkan
oleh  hubungan kata-kata itu.(Keraf, 2008) 
 Makna denotasi ialah makna yang sesungguhnya dari kata tersebut Contoh:Ibu
membuatkan aku kopi yang sangat nikmat pagi ini (Denotasi kata  kopi menunjukan
makna sebenarnya). 
 Makna konotasi ialah makna yang bukan makna sesungguhnya dari makna kata itu
sendiri  Contoh: Kulit Budi terlihat seperti kopi (konotasi negatif, kata kopi
menunjukan makna yang tidak sebenarnya dan berupa sindiran).
 Makna referensial ialah makna kata yang menunjukan sesuatu contoh: “kantor
Bupati terletak di jalan Jend, Sudirman “kata jalan menunjukan kepada sesuatu
tempat”.
 Makna nonreferensial ialah makna kebalikan dari referensial. Contoh: “Aku baru
saja pulang dari kantor bupati akan tetapi aku lupa alamatnya” “kata tetapi mengacu
pada kata nonreferensional”.
 Makna konseptual ialah makna kata yang mendeskripsikan kata itu sendiri. Contoh:
“minggu ini aku dan keluarga akan berlibur ke puncak” (kata puncak
mendeskripsikan daerah dataran tinggi) 
 Makna asosiatif ialah makna kata yang menunjukan hubungan terkait dengan
makna kata tersebut. Contoh: “Hati orang itu sangatlah putih” (kata putih memiliki
hubungan dengan bersih dan suci).
 Makna kata ialah makna yang akan terlihat maknanya ketika terdapat
pada suatu kalimat. Contoh: kata “panas” dapat menunjukan cuaca dapat
menunjukan suhu, dapat menunjukan benda. 
 Makna istilah ialah makna kata yang bersifat mutlak karena hanya
digunakan pada  bagian-bagian tertentu saja. Contoh: Kata “panas” hanya
dapat digunakan untuk mengungkapkan suatu makanan yang baru saja
matang.
 Makna kias ialah kata yang digunakan untuk mengutarakan makan
secara tidak langsung Contoh: gadis itu seperti bunga yang bermekaran.
“Kata bunga menunjukan makna cantok jelita”. 
 Makna lugas ialah jelas atau makna yang berlawanan dengan makna
kias. Contoh: Bunga di halaman rumahku sangatlah indah “kata bunga
menunjukan makna yang jelas”.
 Makna leksikal ialah makna kata yang berdasarkan kamus, leksikal dapat
disebut juga  leksikon atau makna kata berdefinisi. contoh: miskin ialah ketika
seseorang tidak mampu dan kekurangan secara finansial. 
 Makna gramatikal ialah makna kata yang terjadi karena: 
Terdapat imbuhan contoh: pelukis, lukisan, dilukis, pelukisan. Diletakan pada frase,
klausa atau diberi intonasi. Contoh: Pelukis itu merupakan orang yang sangat
terkenal (imbuhan pe- pada lukis menunjukan orang).
 Sinonim merupakan kata yang bermakna sama. Penertian sinonim lainnya ialah
persamaan kata.
 Antonim yang berarti kata yang mempunyai makna berlawanan. Atau bisa diartikan
juga dengan perbedaan kata atau lawan kata.
 Homonim yakni kata yang mempunyai makna berbeda, tapi lafal ataupun ejaannya
sama.
 Homofon merupakan kata yang bermakna dan berejaan beda, tapi punya lafal
sama.
 Homograf merupakan kata yang bermakna dan berlafal beda, namun mempunyai
ejaan sama. Dani sedang mengkonsumsi Tahu goreng saat ini. Dani tidak Tahu jika
hari ini adalah hari Senin. 
 Polisemi yang merupakan kata yang punya banyak arti ataupun pengertian. 
 Hipernim (umum) yang merupakan kata yang telah mewakili banyak kata lainnya. 
Sehingga kata hipernim dapat menjadi kata umum suatu penyebutan kata lainnya. 
Sementara Hiponim (khusus) merupakan kata yang terwakili maknanya oleh kata 
hipernim.
 Kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Sumber utama
yang  telah ditentukan dalam pemakaian bahasa baku yaitu Kamus Besar Bahasa 
Indonesia(KBBI). Penggunaan kata baku 
1) Persuratan antar instansi 
2) Lamaran pekerjaan 
3) Karangan ilmiah 
4) Perundangan-undangan 
5) Surat keputusan 
6) Nota dinas 
7) Rapat dinas 
8) Pidato resmi 
9) Diskusi 
10) Penyampaian pendidikan 
11) Dan lain sebagainya.
 Kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. 
Biasanya kata tidak baku dipakai dalam bahasa percakapan sehari-hari.
 Kata konkret merupakan kebalikan dari kata abstrak. Kata konkret yaitu kata yang 
mempunyai rujukan berupa objek yang dapat diserap oleh panca indera. Kata
konkret memiliki ciri bisa dirasakan, bisa dilihat, diraba, didengar, dan bisa dicium.
 Kata abstrak adalah sebuah kata yang memiliki rujukan berupa konsep atau
pengertian. Sesuai dengan namanya kata abstrak lebih memerlukan pendalaman
pemahaman, karena sifatnya yang tidak nyata.

KALIMAT
 Ciri ciri kalimat efektif

 Merupakan satu kesatuan bahasa yang memiliki fonem dan morfem. Fonem
adalah bunyi pada sebuah bahasa yang membedakan makna dalam sebuah kata,
sedangkan morfem adalah bentuk bahasa yang mengandung arti pada sebuah
kata.  
 Dapat berdiri sendiri meskipun tidak ditambah dengan kalimat lengkap. 
 Mempunyai pola intonasi akhir.
 Adanya huruf kapital dan tanda baca dalam sebuah kalimat. 
 Unsur unsur kalimat
 Subjek adalah kata benda dalam sebuah kalimat yang dapat berupa nama
 Predikat adalah bagian yang menandai apa yang telah diucapkan ataupun
dituliskan oleh pihak pertama.
 Objek dalah sebuah hal atau perkara yang akan menjadi topik pembicaraan.
Fungsi objek adalah membentuk kalimat utama pada kalimat berpredikat
transitif, memperjelas makna dalam sebuah kalimat, dan membentuk kesatuan
atau kelengkapan pikiran dalam kalimat.
 pelengkap adalah bagian frasa verbal yang membuatnya menjadi predikat
lengkap dalam sebuah klausa. Fungsi pelengkap adalah melengkapi kalimat
lainnya seperti subjek, predikat, objek, dll agar kalimat tersebut dapat berdiri
sendiri.
 Keterangan dalah sebuah bagian kalimat yang memiliki tujuan untuk
memperjelas kalimat. Unsur keterangan memiliki fungsi untuk menambah
informasi pada kalimat yang akan disajikan sehingga komunikasi mudah
dipahami. Tanpa unsur kalimat keterangan, informasi menjadi tidak jelas.
 Hal ini dapat ditemukan terutama dalam surat undangan, laporan penelitian,
dan informasi yang terkait dengan tempat, waktu, sebab, dan lain-lain.

FRASA DAN KLAUSA

 Frasa merupakan satuan struktur yang terdiri dari dua kata atau lebih yang
membentuk satu kesatuan. Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri frasa, yakni sebagai
berikut:

 Susunan katanya terdiri atas 2 kata atau lebih dari 2 kata.

 Susunan katanya tidak mempunyai unsur subyek dan predikat.

 Susunan katanya mempunyai makna.

Contoh:
(1) pejabat itu, 

(2) pernah mengatakan,

(3) dapat berperan aktif, 

(4) perdamaian dunia.

 Klausa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang sekurang-
kurangnya terdiri atas subjek dan predikat. Klausa atau gabungan kata itu berpotensi
menjadi kalimat. Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri klausa, yakni sebagai berikut:

 Tidak mempunyai tekanan kalimat akhir didalamya.

 Tidak mempunyai tanda baca di dalamnya karena kedudukannya yang lebih


rendah daripada kalimat.

Contoh:

(1) pejabat itu pernah mengatakan dan 

(2) Indonesia dapat berperan dalam perdamaian dunia.

 PERBEDAAN KLAUSA DAN FRASA


1.Ada tidaknya predikat
Perbedaan frasa dan klausa yang paling tampak bisa dilihat dari ada tidaknya
sebuah kata yang berkedudukan sebagai predikat. Sebagaimana disebutkan di awal,
frasa bersifat nonpredikatif artinya tidak mengandung predikat di dalamnya.
Sedangkan kebalikannya, klausa bersifat predikatif atau memilikib kata yang
berkedudukan sebagai predikat

2. Bisa tidaknya diubah menjadi kalimat


Sebuah kalimat dapat terdiri dari beberapa unsur, yaitu subjek, predikat, objek, dan
keterangan. Namun, untuk ukuran minimal unsur subjek dan predikat saja juga bisa
membentuk sebuah kalimat. Klausa memiliki kedua unsur itu, sehingga ia bisa
diubah menjadi kalimat, sedangkan hal yang sama tidak berlaku bagi frasa.

3. Pola intonasi
Frasa dan klausa sama-sama tidak memiliki pola intonasi. Namun, jika sebuah klausa
diubah menjadi kalimat, maka ia akan mempunyai pola intonasi saat diucapkan.
Untuk mengubah klausa menjadi kalimat, diperlukan tanda baca dalam
penulisannya. Perhatikan contoh berikut ini! Kalimat Klausa Kami sering bertengkar.
Kami sering bertengkar Aku batal pergi ke Jakarta.

4. Unsur pembentuk
Perbedaan frasa dan klausa yang terakhir terletak pada unsur pembentuknya. Frasa
terbentuk dari unsur diterangkan dan menerangkan, sedangkan klausa terbentuk
dari unsur subjek dan predikat
 JENIS KALIMAT MENURUT BENTUKNYA
 Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu klausa. Kalimat tunggal memiliki
fungsi:
 Kalimat kata sifat untuk memberikan kalimat predikat dengan hanya kata sifat
setelah kata subjek. 
 Kalimat kata benda untuk memberikan kalimat predikat dengan kata benda/nomina
setelah kata subjek.
 Kalimat kata kerja untuk memberikan kalimat predikat dengan hanya kata kerja
setelah kata subjek. 
 Kalimat kata depan dengan frasa empat untuk memberikan kalimat dengan frasa
sebanyak empat setelah kata subjek demi kata preposisional. 
Contoh:
Ibu sedang memasak.
Kami bermain bola basket di Lapangan.
Adik sedang mandi. 
 KALIMAT MAJEMUk
 Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu klausa
 Kalimat majemuk setara adalah Kalimat majemuk setara adalah kalimat
yang memiliki tingkatan klausa yang sama atau sederajat. Kalimat tersebut
memiliki klausa-klausa subordinatif dan dihubungkan dengan konjungsi
koordinatif.
 Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang memiliki tingkatan antar
klausa satu dengan yang lainnya tidak seimbang. Kedua klausa ini
dihubungkan dengan konjungsi subordinatif dan ditandai dengan kata
berupa, meskipun, walaupun, karena, ketika, kalau, sebelum, bahwa, agar,
sebab, kendatipun, sebab, sehingga, setelah, jika, dan apabila.
 kalimat majemuk campuran adalah kalimat yang memiliki klausa sebanyak
tiga atau lebih, tetapi klausa tersebut dihubungkan secara subordinatif dan
konjungtif.
 kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pembaca atau
pendengar seperti yang ada pada pikiran penulis atau pembicara. Sebuah
tulisan dapat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan,
gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si
pembicara atau penulis. Hal ini berarti suatu kalimat efektif harus disusun
secara sadar untuk mencapai daya informasi yang tepat.
Ciri-ciri kalimat efektif antara lain:
• Memiliki unsur pokok, minimal tersusun atas Subjek dan Predikat,
• Menggunakan diksi yang tepat,
• Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang
logis serta sistematis,
• Menggunakan tata aturan ejaan yang berlaku,
• Memperhatikan penggunaan kata yaitu penghematan penggunaan kata,
• Menggunakan variasi struktur kalimat, dan
• Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa.

 tujuan Penggunaan Kalimat Efektif


Tujuan penggunaan kalimat efektif adalah menyampaikan gagasan,
informasi, perasaan dari si penulis kepada si pembaca agar tidak
terjadinya kesalahan. Secara singkat, tujuan kalimat efektif adalah
menyampaikan informasi secara tepat dari penulis kepada pembaca.
Kalimat efektif banyak digunakan pada berbagai tulisan, seperti
makalah, skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, dan sebagainya.
 Kesatuan Gagasan Kesatuan gagasan yang dimaksud adalah setiap kalimat, baik itu
kalimat tunggal atau kalimat majemuk, harus mengandung satu ide pokok atau satu
ide utama saja. Syarat utama kalimat yaitu terdiri seminimalnya satu subjek dan
predikat. Rangkaian kata yang panjang tidak dapat disebut kalimat tanpa adanya
subjek dan predikat. Kesalahan yang sering ditemukan adalah sebagai berikut: 
 Kalimat Tunggal atau Majemuk Tidak Bersubjek Subjek merupakan unsur penting
dalam suatu kalimat. Subjek menunjukkan pelaku, tokoh, sosok, atau sesuatu dalam
pokok pembicaraan. Umumnya subjek berupa nomina (kata benda). Perlu
diperhatikan bahwa kata yang diawali dengan kata depan, seperti di, ke, dari, buat,
bagi, untuk, kepada, tidak akan pernah menjadi subjek dalam kalimat karena subjek
tidak boleh diawali oleh kata depan, 

Anda mungkin juga menyukai