Bahasa adalah Sistem lambang abitrer atau kata yang sama tapi beda arti
tergantung sesuai kelompok.
Sebagai sebuah sistem = kaidah aturan
Sebagai lambang = kesepakatan bersama misal aksara sunda dengan batak beda
Bunyi = Semua suara dari manusia
Bahasa itu bermakna
Konvensional – komunikasi
Produktif = menghasikan berapa kata, Penambahan
Mengindentifikasi diri = asal usul seseorang, logat
Fungsi bahasa
Instrumental = cara untuk membuat kopi
Regulasi = UU
Interaksi = sehari hari
Personal = ekspresi diri
Heuristik = ilmiah
Imajinatif = cerpen, majas
Informatif = 5W + 1H
KETERAMPILAN MENYIMAK
Pengertian menyimak yaitu mendengarkan, memahami, menguranginya.
Manfaat menyimak
Memperlancar komunikasi
Memperoleh Informasi
Dasar belajar bahasa
Tujuan menyimak
Mendapatkan inspirasi
Mendapatkan hiburan/menghibur diri
Meningkatkan kemampuan
Menganalisis/mengevaluasi fakta
Memperolah fakta /mendapatkan fakta
KETERAMPILAN MEMBACA
Membaca = Pengenalan simbol bahasa
Tujuan Membaca
Memperoleh rincian/fakta
Memperoleh ide ide utama/menyimpulkan
Untuk mengetahui urutan/susunan
Untuk mengklasifikasi/membandingkan
Mengevaluasi
Aspek aspek membaca
Keterampilan mekanis = pengenalan bentuk huruf, lingustik, bunyi dan huruf,
kecepatan membaca lambat
Keterampilan internal = pengertiaan sederhana, pemahaman signifikan,
evaluasi/penilaian isi, kecepatan membaca fleksibel
Jenis jenis membaca
Membaca dalam hati
Membaca nyaring
Membaca ekstensif = membaca sekilas, dangkal
Membaca telaah isi = membaca literal, interpretasi, kritis, kreatif
Membaca intensif = SQ 3R (Survey, question, read, recite, review), KWLH
(know, want, learned, How), CATU (Cari, tulis-kembali, uji)
Membaca telaah bahasa = membaca bahasa, membaca sastra
KETERAMPILAN BERBICARA
Pengertian berbicara keterampilan menyampaikan pesan melalui lisan
Tujuan berbicara
Menyampaikan kebutuhan
Mengekpresikan perasaan dan emosi
Memelihara hubungan
Menyampaikan pesan/informasi
Menjelaskan sesuatu
Mengungkapkan imajinasi
Menyampaikan ide kreatif
Menyampaikan pendapat dalam diskusi
Melakukan dialog/percakapan
Kegiatan bermain peran
Aspek aspek berbicara
Keterampilan fonetik = keterampilan melafalkan bunyi-bunyi, intonasi,
tekanan dan durasi, volume suara
Keterampilan semantik = kata baku, gaya bahasa, ragam bahasa, makna
Keterampilan vocal = kenyaringan suara, kehalusan jenis suara, tinggi rendah
suara, variasi suara
Keterampilan sosial = cara berdiri, cara menjelaskan, cara bertanya, cara
menjawab
Tahapan berbicara = tahapan persiapan, pelaksanaan, evaluasi
Faktor keefektifan berbicara
Faktor kebahasaan = tekanan, nada, durasi, pilihan kata
Faktor nonkebahasaan = arah pandangan, gerak-gerik, mimik
Syarat pemilihan kata = Kata kata harus jelas, Kata kata harus tepat, Kata kata
harus menarik
Sikap dalam berbicara = rasa komunikasi, percaya diri, kepemimpinan, humor
Prinsip prinsip komposisi berbicara = kesatuan (unity), pertautan (coherence), titik
berat (emphasis)
Pembicara yang ideal
Memilih topik yang tepat
Menguasai materi
Memahami latar belakang pendengar
Mengetahui situasi
Tujuan jelas
Kontak dengan pendengar
Kemampuan linguistiknya tinggi
Menguasai pendengar
Hambatan berbicara
Hambatan internal = ketidaksempurnaan alat ucap, penguasaan komponen
isi, penguasaan komponen kebahasaan, kelelahan dan kesehatan fisik
maupun mental
Hambatan eksternal = suara atau bunyi, kondisi ruangan, media,
pengetahuan pendengar
Teknik berbicara = berbicara terpimpin, semi terpimpin, berbicara bebas,
reproduksi cerita, melaporkan isi bacaan, cerita berantai
Metode berbicara = impromtu, point, naskah, hafalan
Cara membuka pembicaraan = langsung menyebutkan pokok persoalan,
melukiskan latar belakang masalah, membuat humor
Cara menutup pembicaraan = menyimpulkan atau mengemukan pembicaraan,
mendorong khalayak untuk bertindak, mengakhiri dengan klimaks
Alfabet,abjad,konsonan,vocal,monoftong,diftong,konsonan gabungan
Vokal dalam bahasa Indonesia dilambangkan menjadi lima huruf, yaitu a, e, i, o, dan u. Untuk
membedakan pengucapan, pada huruf e pepet dapat diberikan tanda diakritik (ê) yang dilafalkan
[ə]. Misalnya: Anak-anak bermain di teras. Upacara itu dihadiri pejabat teras [têras] Bank
Indonesia.
Konsonan dalam bahasa Indonesia dilambangkan menjadi 21 huruf, yaitu b, c, d, f, g, h, j, k, l, m,
n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z. Huruf q dan x khusus digunakan untuk nama diri dan keperluan
bidang tertentu. Huruf x pada posisi awal kata diucapkan [s] dan pada posisi tengah atau akhir
diucapkan [ks].
Monoftong dalam bahasa Indonesia dilambangkan dengan gabungan huruf vokal eu yang
dilafalkan [ɘ].
Diftong dalam bahasa Indonesia dilambangkan dengan gabungan huruf vokal ai, au,
ei, dan oi.
Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy melambangkan satu bunyi konsonan.
Kapital,Miring,Tebal
Huruf kapital
o digunakan sebagai huruf pertama awal kalimat,
o huruf pertama unsur nama orang,
o Tidak digunakan sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan
sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
o nama orang seperti pada nama teori, hukum, dan rumus.
o tidak digunakan untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna
'anak dari', seperti bin, binti, boru, dan van, kecuali dituliskan sebagai
awal nama atau huruf pertama kata tugas dari.
o pada awal kalimat dalam petikan langsung. huruf pertama dalam hal
tertentu yang berkaitan dengan nama agama, kitab suci, dan Tuhan,
termasuk sebutan dan kata ganti Tuhan serta singkatan nama Tuhan.
o unsur nama gelar kehormatan, kebangsawanan, keturunan, keagamaan,
atau akademik yang diikuti nama orang dan gelar akademik yang
mengikuti nama orang.
o huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan,
profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang digunakan sebagai
sapaan.
o huruf pertama seperti pada nama bangsa, suku, bahasa, dan aksara.
o Nama geografi yang menyatakan asal daerah. Misalnya: batik Cirebon
Huruf miring
o digunakan untuk menuliskan judul buku, judul film, judul album lagu, judul acara
televisi, judul siniar, judul lakon, dan nama media massa yang dikutip dalam
tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
o menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata
dalam kalimat.
o menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah dan bahasa asing.
Huruf tebal
o digunakan untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring.
o menegaskan bagian karangan, seperti bab atau subbab.
DIKSI
Diksi adalah pilihan kata atau diksi jauh lebih luas dari apa yang dipantulkan
oleh hubungan kata-kata itu.(Keraf, 2008)
Makna denotasi ialah makna yang sesungguhnya dari kata tersebut Contoh:Ibu
membuatkan aku kopi yang sangat nikmat pagi ini (Denotasi kata kopi menunjukan
makna sebenarnya).
Makna konotasi ialah makna yang bukan makna sesungguhnya dari makna kata itu
sendiri Contoh: Kulit Budi terlihat seperti kopi (konotasi negatif, kata kopi
menunjukan makna yang tidak sebenarnya dan berupa sindiran).
Makna referensial ialah makna kata yang menunjukan sesuatu contoh: “kantor
Bupati terletak di jalan Jend, Sudirman “kata jalan menunjukan kepada sesuatu
tempat”.
Makna nonreferensial ialah makna kebalikan dari referensial. Contoh: “Aku baru
saja pulang dari kantor bupati akan tetapi aku lupa alamatnya” “kata tetapi mengacu
pada kata nonreferensional”.
Makna konseptual ialah makna kata yang mendeskripsikan kata itu sendiri. Contoh:
“minggu ini aku dan keluarga akan berlibur ke puncak” (kata puncak
mendeskripsikan daerah dataran tinggi)
Makna asosiatif ialah makna kata yang menunjukan hubungan terkait dengan
makna kata tersebut. Contoh: “Hati orang itu sangatlah putih” (kata putih memiliki
hubungan dengan bersih dan suci).
Makna kata ialah makna yang akan terlihat maknanya ketika terdapat
pada suatu kalimat. Contoh: kata “panas” dapat menunjukan cuaca dapat
menunjukan suhu, dapat menunjukan benda.
Makna istilah ialah makna kata yang bersifat mutlak karena hanya
digunakan pada bagian-bagian tertentu saja. Contoh: Kata “panas” hanya
dapat digunakan untuk mengungkapkan suatu makanan yang baru saja
matang.
Makna kias ialah kata yang digunakan untuk mengutarakan makan
secara tidak langsung Contoh: gadis itu seperti bunga yang bermekaran.
“Kata bunga menunjukan makna cantok jelita”.
Makna lugas ialah jelas atau makna yang berlawanan dengan makna
kias. Contoh: Bunga di halaman rumahku sangatlah indah “kata bunga
menunjukan makna yang jelas”.
Makna leksikal ialah makna kata yang berdasarkan kamus, leksikal dapat
disebut juga leksikon atau makna kata berdefinisi. contoh: miskin ialah ketika
seseorang tidak mampu dan kekurangan secara finansial.
Makna gramatikal ialah makna kata yang terjadi karena:
Terdapat imbuhan contoh: pelukis, lukisan, dilukis, pelukisan. Diletakan pada frase,
klausa atau diberi intonasi. Contoh: Pelukis itu merupakan orang yang sangat
terkenal (imbuhan pe- pada lukis menunjukan orang).
Sinonim merupakan kata yang bermakna sama. Penertian sinonim lainnya ialah
persamaan kata.
Antonim yang berarti kata yang mempunyai makna berlawanan. Atau bisa diartikan
juga dengan perbedaan kata atau lawan kata.
Homonim yakni kata yang mempunyai makna berbeda, tapi lafal ataupun ejaannya
sama.
Homofon merupakan kata yang bermakna dan berejaan beda, tapi punya lafal
sama.
Homograf merupakan kata yang bermakna dan berlafal beda, namun mempunyai
ejaan sama. Dani sedang mengkonsumsi Tahu goreng saat ini. Dani tidak Tahu jika
hari ini adalah hari Senin.
Polisemi yang merupakan kata yang punya banyak arti ataupun pengertian.
Hipernim (umum) yang merupakan kata yang telah mewakili banyak kata lainnya.
Sehingga kata hipernim dapat menjadi kata umum suatu penyebutan kata lainnya.
Sementara Hiponim (khusus) merupakan kata yang terwakili maknanya oleh kata
hipernim.
Kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Sumber utama
yang telah ditentukan dalam pemakaian bahasa baku yaitu Kamus Besar Bahasa
Indonesia(KBBI). Penggunaan kata baku
1) Persuratan antar instansi
2) Lamaran pekerjaan
3) Karangan ilmiah
4) Perundangan-undangan
5) Surat keputusan
6) Nota dinas
7) Rapat dinas
8) Pidato resmi
9) Diskusi
10) Penyampaian pendidikan
11) Dan lain sebagainya.
Kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.
Biasanya kata tidak baku dipakai dalam bahasa percakapan sehari-hari.
Kata konkret merupakan kebalikan dari kata abstrak. Kata konkret yaitu kata yang
mempunyai rujukan berupa objek yang dapat diserap oleh panca indera. Kata
konkret memiliki ciri bisa dirasakan, bisa dilihat, diraba, didengar, dan bisa dicium.
Kata abstrak adalah sebuah kata yang memiliki rujukan berupa konsep atau
pengertian. Sesuai dengan namanya kata abstrak lebih memerlukan pendalaman
pemahaman, karena sifatnya yang tidak nyata.
KALIMAT
Ciri ciri kalimat efektif
Merupakan satu kesatuan bahasa yang memiliki fonem dan morfem. Fonem
adalah bunyi pada sebuah bahasa yang membedakan makna dalam sebuah kata,
sedangkan morfem adalah bentuk bahasa yang mengandung arti pada sebuah
kata.
Dapat berdiri sendiri meskipun tidak ditambah dengan kalimat lengkap.
Mempunyai pola intonasi akhir.
Adanya huruf kapital dan tanda baca dalam sebuah kalimat.
Unsur unsur kalimat
Subjek adalah kata benda dalam sebuah kalimat yang dapat berupa nama
Predikat adalah bagian yang menandai apa yang telah diucapkan ataupun
dituliskan oleh pihak pertama.
Objek dalah sebuah hal atau perkara yang akan menjadi topik pembicaraan.
Fungsi objek adalah membentuk kalimat utama pada kalimat berpredikat
transitif, memperjelas makna dalam sebuah kalimat, dan membentuk kesatuan
atau kelengkapan pikiran dalam kalimat.
pelengkap adalah bagian frasa verbal yang membuatnya menjadi predikat
lengkap dalam sebuah klausa. Fungsi pelengkap adalah melengkapi kalimat
lainnya seperti subjek, predikat, objek, dll agar kalimat tersebut dapat berdiri
sendiri.
Keterangan dalah sebuah bagian kalimat yang memiliki tujuan untuk
memperjelas kalimat. Unsur keterangan memiliki fungsi untuk menambah
informasi pada kalimat yang akan disajikan sehingga komunikasi mudah
dipahami. Tanpa unsur kalimat keterangan, informasi menjadi tidak jelas.
Hal ini dapat ditemukan terutama dalam surat undangan, laporan penelitian,
dan informasi yang terkait dengan tempat, waktu, sebab, dan lain-lain.
Frasa merupakan satuan struktur yang terdiri dari dua kata atau lebih yang
membentuk satu kesatuan. Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri frasa, yakni sebagai
berikut:
Contoh:
(1) pejabat itu,
(2) pernah mengatakan,
(4) perdamaian dunia.
Klausa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang sekurang-
kurangnya terdiri atas subjek dan predikat. Klausa atau gabungan kata itu berpotensi
menjadi kalimat. Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri klausa, yakni sebagai berikut:
Contoh:
3. Pola intonasi
Frasa dan klausa sama-sama tidak memiliki pola intonasi. Namun, jika sebuah klausa
diubah menjadi kalimat, maka ia akan mempunyai pola intonasi saat diucapkan.
Untuk mengubah klausa menjadi kalimat, diperlukan tanda baca dalam
penulisannya. Perhatikan contoh berikut ini! Kalimat Klausa Kami sering bertengkar.
Kami sering bertengkar Aku batal pergi ke Jakarta.
4. Unsur pembentuk
Perbedaan frasa dan klausa yang terakhir terletak pada unsur pembentuknya. Frasa
terbentuk dari unsur diterangkan dan menerangkan, sedangkan klausa terbentuk
dari unsur subjek dan predikat
JENIS KALIMAT MENURUT BENTUKNYA
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu klausa. Kalimat tunggal memiliki
fungsi:
Kalimat kata sifat untuk memberikan kalimat predikat dengan hanya kata sifat
setelah kata subjek.
Kalimat kata benda untuk memberikan kalimat predikat dengan kata benda/nomina
setelah kata subjek.
Kalimat kata kerja untuk memberikan kalimat predikat dengan hanya kata kerja
setelah kata subjek.
Kalimat kata depan dengan frasa empat untuk memberikan kalimat dengan frasa
sebanyak empat setelah kata subjek demi kata preposisional.
Contoh:
Ibu sedang memasak.
Kami bermain bola basket di Lapangan.
Adik sedang mandi.
KALIMAT MAJEMUk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki lebih dari satu klausa
Kalimat majemuk setara adalah Kalimat majemuk setara adalah kalimat
yang memiliki tingkatan klausa yang sama atau sederajat. Kalimat tersebut
memiliki klausa-klausa subordinatif dan dihubungkan dengan konjungsi
koordinatif.
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang memiliki tingkatan antar
klausa satu dengan yang lainnya tidak seimbang. Kedua klausa ini
dihubungkan dengan konjungsi subordinatif dan ditandai dengan kata
berupa, meskipun, walaupun, karena, ketika, kalau, sebelum, bahwa, agar,
sebab, kendatipun, sebab, sehingga, setelah, jika, dan apabila.
kalimat majemuk campuran adalah kalimat yang memiliki klausa sebanyak
tiga atau lebih, tetapi klausa tersebut dihubungkan secara subordinatif dan
konjungtif.
kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk
menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pembaca atau
pendengar seperti yang ada pada pikiran penulis atau pembicara. Sebuah
tulisan dapat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan,
gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si
pembicara atau penulis. Hal ini berarti suatu kalimat efektif harus disusun
secara sadar untuk mencapai daya informasi yang tepat.
Ciri-ciri kalimat efektif antara lain:
• Memiliki unsur pokok, minimal tersusun atas Subjek dan Predikat,
• Menggunakan diksi yang tepat,
• Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang
logis serta sistematis,
• Menggunakan tata aturan ejaan yang berlaku,
• Memperhatikan penggunaan kata yaitu penghematan penggunaan kata,
• Menggunakan variasi struktur kalimat, dan
• Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa.