Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PEMBEKALAN MATERI PESERTA PLPG TAHUN 2017

Nama Peserta : Renvil Delta Negara, S.Pd. SD

NUPTK : 1441760661300072

Nomor Peserta PLPG : 17220102710029

Bidang Studi Sertifikasi : Guru Kelas SD

Sekolah Asal : SD Negeri 2 Pengulon

2. LAPORAN PEMBEKALAN MATERI PERIODE DUA

Sumber Belajar Bidang Studi Bahasa Indonesia

A. Ringkasan Materi

1. Pengertian Bahasa

Peranan bahasa sangat penting bagi perkembangan peradaban manusia


dan kemanusiaan.Secara umum, komunikasi dibedakan atas komunikasi verbal dan
nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan bunyi-bunyi
bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap manusia yang merujuk pada bahasa tertentu,
misalnya bahasa Indonesia atau bahasa yang lain. Sedangkan komunikasi nonverbal
adalah komunikasi yang tidak menggunakan bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia melainkan alat-alat/ tanda, misalnya dengan gerakan jari
tangan, ekspresi wajah, menggunakan benda-benda tertentu. Ujaran dapat dikatakan
sebagai bahasa apabila mengandung makna. Contohnya [ kelinci ], [ hotel ], [ sakit],
merupakan kata yang mempunyai makna dan dapat disebut bahasa. Lain halnya [
dskhj], [ ahjgt ], merupakan contoh bunyi yang tidak bermakna atau bukan bahasa.
Perbendaharaan kata tersebut dapat berfungsi apabila suatu arus ujaran mengadakan
inter-relasi antar anggota-anggota masyarakat.

2. Sifat-sifat Bahasa

Bahasa mengandung beberapa sifat, yaitu :

a. Sistematik
Dikatakan sistematik karena bahasa memiliki pola dan kaidah yang harus
ditaati agar dapat dipahami oleh pemakainya. Bahasa diatur oleh dua
sistem, yaitu sistem bunyi dan sistem makna
b. Mana Suka
Bahasa disebut mana suka karena unsur-unsur bahasa dipilih secara acak
tanpa dasar.
c. Ujaran
Karena bentuk dasar bahasa adalah ujaran.
d. Manusiawi
Dikatakan manusiawi karena bahasa dapat berfungsi selama manusia
memanfaatkannya.
e. Komunikatf
Karena fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau alat
penghubung antara anggota-anggota masyarakat.
3. Pemerolehan Bahasa
Pemerolehan bahasa adalah proses pemilikan kemampuan berbahasa,
baik berupa pemahaman atau pun pengungkapan secara alami, tanpa melalui
kegiatan pembelajaran formal.
Pemerolehan bahasa menurut Tarigan, yaitu :
a. Berlangsung dalam situasi informal
b. Pemilikan bahasa tidak melalui pembelajaran formal di lembaga-lembaga
pendidikan
c. Dialami langsung oleh anak dan terjadi dalam konteks berbahasa yang
bermakna bagi anak.
Waktu Pemerolehan Bahasa Dimulai
Ketika pemerolehan bahasa pertama terjadi bila anak yang sejak semula tanpa
bahasa, kini telah memperoleh satu bahasa.
Bahasa Siswa Sekolah Dasar
Kemampuan berbahasa anak berkembang bersama pertambahan usianya. Saat
baru lahir, bayi hanya bisa meronta dan menangis bila lapar, sakit atau basah. Usia
tiga minggu bayi dapat tersenyum dan bereaksi terhadap rangsang. Usia enam
bulan bayi mulai pandai mengucapkan suku kata dan tidak lama meraban dan
seterusnya. Waktu antara masa bayi dan masa prasekolah merupakan waktu yang
paling penting dalam perkembangan seseorang.

4. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia


Mendikbud mencabut Peraturan Pendidikan Nasional Nomor 46 Tahun 2009
tentang EYD menjadi EBI.
a. Penggunaan huruf kapital yang benar dalam kalimat sesuai EBI
 Dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
 Dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang
 Dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung
 Dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama
 Sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan,
keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai
sebagai sapaan.
 Dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang
tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
 Dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa.
 Dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar
atau hari raya
 Dipakai sebagai huruf pertama nama geografi
 Dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur
bentuk ulang sempurna)
 Dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang
sempurna)
 Dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat,
atau sapaan.
 Dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan.
b. Menyusun huruf miring yang benar dalam kalimat sesuai EBI
 Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah,
atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam
daftar pustaka
 Dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata,
atau kelompok kata dalam kalimat
 Dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah
atau bahasa asing
c. Menerapkan penggunaan tanda baca yang benar melalui sajian
kalimat sesuai EBI
 Tanda Koma ( , )
 Dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu pemerincian
 Dipakai sebelum kata penghubung
 Untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk
kalimatnya
 Dipakai dibelakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat
 Dipakai sebelum dan/atausesudah kata seru
 Untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat
 Dipakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat
dan tanggal, serta nama tempat dan wilayah
 Untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka
 Dipakai antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau cacatan
akhir
 Dipakai diantara nama orang dan singkatan gelar akademis yang
mengikutunya
 Dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen
yang dinyatakan dalam angka
 Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan
aposisi
 Tanda koma dapat dipakai di belakang keterangan yang terdapat
pada awal kalimat untuk menghindari salah baca/ salah pengertian
 Tanda Titik Dua ( : )
 Dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti
pemerincian atau penjelasan
 Dipakai jika perincian atau penjelasan itu merupakan pelengkap
yang mengakhiri pernyataan
 Dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian
 Dipakai dalam naskah drama sesudah kata yang menunjukkan
pelaku dalam percakapan
 Dipakai di antara jilid atau nomor halaman, surah dan ayat dalam
kitab suci, judul dan anak judul suatu karang, serta nama kota dan
penerbit dalam daftar pustaka
 Tanda Seru ( ! )
 Dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa
seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidak
percayaan, atau emosi yang kuat.
5. Pengertian Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa
Menurut Tarigan, Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan
lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman apresiasi, serta
interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta
memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui
ujaran atau bahasa lisan.
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam keterampilan menyimak adalah
kemampuan menangkap dan memahami makna pesan baik yang tersurat maupun
tersirat yang terkandung dalam bunyi serta unsur kemampuan mengingat pesan.
6. Tujuan Menyimak
Adapun tujuan menyimak adalah sebagai berikut:
a. Mendapatkan Fakta
Dapat dilakukan dengan cara, melalui keterampilan menyimak dan
keterampilan membaca.
b. Menganalisis Fakta
Tujuan menganalisis fakta lahir karena penyimak ingin memahami makna
dari fakta yang diterima.
c. Mengevaluasi Fakta
Penyimak yang kritis akan mengajukan beberapa pertanyaan sehubungan
dengan hasil analisisnya. Tujuan
d. Mendapatkan Inspirasi
Seseorang mendengarkan ceramah atau diskusi ilmiah semata-mata untuk
tujuan mendapatkan inspirasi atau ilham.
e. Mendapatkan Hiburan
Hiburan dapat diperoleh melalui berbagai macam kegiatan termasuk
kegiatan menyimak, yang disimak tentu saja hal-hak yang
menyegarkanpikiran, menyenangkan hati, dan menghibur diri.
f. Memperbaiki Kemampuan Berbicara
Tujuan menyimak yang terakhir adalah untuk memperbaiki kemampuan
berbicara.
7. Jenis-jenis Menyimak
Dapat diklasifikasikan berdasarkan :
a. Jenis Menyimak Berdasarkan Sumber suara yang Disimak
 Menyimak Intrapribadi/ Intrapersonal Listening
 Menyimak Antarpribadi/ Interpersonal Listening
b. Jenis Menyimak Berdasarkan Cara Menyimak Bahan yang Disimak
 Menyimak Ekstensif dibagi menjadi empat bagian :
 Menyimak sekunder ( menyimak secara kebetulan )
 Menyimak Estetik ( penyimak duduk terpaku menikmati suatu
pertunjukkan )
 Menyimak pasif (penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar )
 Menyimak sosial ( berlangsung dalam situasi sosial )
 Menyimak Intensif dibagi menjadi enam jenis bagian :
 Menyimak kritis
 Menyimak interogatif
 Menyimak penyelidikan
 Menyimak kreatif
 Menyimak konsentratif
 Menyimak selektif
c. Jenis Menyimak Berdasarkan Taraf Aktivasi Penyimak
Tidyman dan Butterfield mengklasifikasikan menyimak berdasakan pada
titik pandang aktivitas penyimak yaitu sebagai berikut :
 Kegiatan Menyimak Bertaraf Rendah ( Silent Listening )
Penyimak baru sampai pada kegiatan memberikan dorongan,
perhatian, dan menunjang pembicaraan.
 Kegiatan Menyimak Bertaraf Tinggi ( Active Listening )
Penyimak sudah dapat mengutarakan kembali isi bahan simakan.
Pengutaraan kembali isi bahan simakan menandakan bahwa penyimak
sudah memahami isi bahan simakan.
8. Strategi Menyimak sebagai suatu Keterampilan Berbahasa
Strategi yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kemampuan menyimak siswa
antara lain sebagai berikut :
a. Simak Ulang Ucap
b. Simak Kerjakan

9. Penilaian Menyimak

a. Penilaian Pembelajaran Menyimak di Kelas Rendah


Sebelum merumuskan penilaian menyimak di kelas rendah, terlebih
dahulu perlu dilakukan analisis kompetensi dasar pembelajaran menyimak
di kelas rendah dan merumuskan indikator yang sesuai.
b. Penilaian Pembelajaran Menyimak di Kelas Tinggi
Penilaian otentik pada pembelajaran menyimak di kelas tinggi hampir
sama dengan penilaian menyimak di kelas rendah. Perbedaannya hanya
terletak pada isi materi ( kompetensi dasar ) yang ingin dicapai yang
kemudian tentunya berdampak pada jenis menyimak yang digunakan.

B. Materi yang sulit dipahami

Menurut saya, materi yang sulit dipahami pada modul sumber belajar mata pelajaran
Bahasa Indonesia adalah cara menerapkan penggunaan tanda baca yang benar yaitu
tanda koma yang dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.

C. Materi esensial yang tidak ada dalam sumber belajar

Menurut saya materi esensial yang tidak ada dalam sumber belajar bidang studi
Bahasa indonesia adalah cara melakukan penilaian menyimak baik di kelas rendah
maupun di kelas tinggi berdasarkan kurikulum 13. Karena sangat penting bagi para
guru untuk bisa memahami bagaimana cara penilaian menyimak dalam mata
pelajaran bahasa Indonesia bagi yang sudah menggunakan kurikulum 13 di sekolah
mereka.

D. Materi apa saja yang tidak esensial namun ada dalam sumber belajar

Menurut saya semua materi yang di tuliskan di dalam sumber belajar mata pelajaran
bahasa Indonesia bab 1 dan bab 2 ini sangat esensial, jadi saya berpendapat tidak ada
materi yang tidak esensial yang di jelaskan dalam modul, semua materi mendukung
dalam kegiatan belajar mengajar.

E. Jawaban Latihan Soal Uraian Bahasa Indonesia


Sumber Belajar Bidang Studi Matematika

Sumber Belajar Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Alam

A. Ringkasan Materi
Gejala alam yang berdasarkan objeknya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Gejala Alam Biotik
Dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Lingkungan Biotik
Disebut juga dengan kelompok makhluk yang hidup.Contohnya antara lain :
Pohon, rerumputan, dan rusa.
b. Lingkungan Abiotik
Disebut juga dengan kelompok makhluk yang tak hidup. Contohnya antara
lain : tanah, air, dan batu-batuan.
2. Gejala Alam Abiotik
Gejala alam abiotik berkaitan dengan dengan sifat fisik dan kimia di luar
makhluk hidup, contohnya hujan, pelapukan, erosi, ledakan, dan sebagainya.
Beberapa karakteristik atau sifat gejala alam abiotik anatara lain : wujud, bentuk
dan temperatur.

Interaksi Peristiwa Alam Biotik dan Abiotik


Saling mempengaruhi antara alam biotik dan abiotik biasa disebut juga
saling ketergantungan. Misalnya, biji yang diletakkan diatas tanah dapat tumbuh
menjadi biotik, jika faktor abiotik temperatur sesuai dan tanah tempatnya berada
cukup. Keadaan akan berbeda jika temperatur sangat panas atau sangat dingin
serta tanah yang gersang maka kemungkinan biji tidak akan tumbuh dengan baik.
Dalam hal ini faktor abiotik sangat berpengaruh terhadap faktor alam biotik.

Ketergantungan Manusia dan Hewan terhadap Tumbuhan Hijau


Tumbuhan hijau mampu melakukan fotosintesis menghasilkan oksigen.
Oksigen dihirup oleh manusia dan hewan pada saat bernapas. Tanpa tumbuhan
hijau, oksigen lama-kelamaan akan habis jika digunakan terus oleh manusia dan
hewan. Jadi, manusia dan hewan membutuhkan tumbuhan hijau agar oksigen
tetap tersedia di alam. Tumbuhan hijau juga merupakan sumber energi bagi hewan
dan manusia, oleh sebab itu tumbuhan hijau digolongkan sebagai makhluk hidup
ototrof dan berperan sebagai produsen. Selain manusia, hewan juga memperoleh
sumber energi dari tumbuhan hijau. Gejala alam yang menggambarkan
ketergantungan hewan dan manusia terhadap tumbuhan hijau adalah adanya rantai
makanan dan jaring-jaring makanan dalam suatu ekosistem.

B. Materi yang sulit dipahami

Menurut saya, materi yang sulit dipahami pada modul sumber belajar Ilmu
Pengetahuan Alam bab 1 adalah

Anda mungkin juga menyukai