Anda di halaman 1dari 14

8

MAKALAH TENTANG

LOMPAT MARTIL

OLEH

MELKIOR SALNO

22320153

PENDIDIKSN JASMANI, KESEHATAN, DAN REKREASI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ARTHA WACANA

KUPANG 2023
9

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penyusun ucapkan kepada ALLAH


SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga makalah yang
berjudul “LEMPAR MORTIL“ ini dapat terselesaikan meski masih terdapat
beberapa kesalahan.Terimakasih kami haturkan kepada semua yang ikut
membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Seperti kata pepatah “Tak ada gading yang tak retak” begitu juga
dengan makalah ini, masih terdapat banyak kekurangan baik dari penyusunan
maupun penulisan.Oleh karena itu penyusun menerima kritikan dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.Terimakasih.

Kupang, 14 februari 2023

Melkior Salno
10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberadaan cabang olahraga atletik mempunyai peranan penting dalam


pendidikan jasmani. Hal ini karena, gerakan-gerakan dalam cabang olahraga
atletik hampir ada di semua cabang olahraga lainnya. Untuk menanamkan
nilainilai sesuai dengan norma yang diharapkan tidak semudah yang
dibayangkan. Nilai-nilai yang sesuai dengan norma itu akan tumbuh dan
berkembang pada siswa, apabila siswa berada dalam kondisi dan situasi
edukasi yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran atletik.
Dengan demikian siswa secara langsung ikut aktif berpartisipasi dalam proses
kegiatan pembelajaran atletik, sehingga akhirnya mampu menghayati maksud
atau tujuan kegiatan tersebut. Untuk menciptakan suasana tersebut, maka guru
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan memegang peranan penting. Pihak
guru seharusnya tidak hanya mengembangkan kemampuan gerak sesuai
kegiatan nomor cabang olahraga atletik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai
seperti kejujuran (sportivitas atau fair play), disiplin, pantang menyerah,
semangat ksatria, saling menghormati dan percaya pada diri sendiri. Atletik
merupakan wahana pendidikan yang tidak hanya mengembangkan
keterampilan, tetapi juga mengembangkan nilai-nilai humaniora. Kemampuan
gerak anak dapat ditingkatkan melalui pembelajaran atletik. Dalam
pembelajaran atletik di sekolah, diajarkan berbagai macam nomor cabang
olahraga atletik. Adapun nomor-nomor atletik yang diajarkan meliputi jalan,
lari, lompat dan lempar. Nomor lempar meliputi lempar cakram, lempar
lembing, tolak peluru dan lontar martil.
11

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah lontar martil?


2. Apa saja teknik dasar Lontar Martil?
3. Bagaimana peraturan perlombaan Lontar Martil?
4. Bagaimana perkembangan Lontar Martil pada saat ini?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui sejarah Lontar Martil


2. Mengetahui teknik dasar Lontar Martil
3. Mengetahui peraturan dalam perlombaan Lontar Martil
4. Mengetahui perkembangan Lontar Martil pada saat ini
12

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Lempar Mortil

Lontar Martil adalah salah satu cabang olahraga atletik yang


merupakan ajang kompetisi kekuatan dalam melontar martil untuk
mendapatkan jarak lontar paling jauh.Meski umumnya dianggap sebagai ajang
kekuatan, kemajuan teknis dalam 30 tahun terakhir telah berkembang dimana
persaingan melontar palu lebih fokus pada kecepatan agar bisa mendapatkan
jarak maksimal. Gerakan melontar melibatkan sekitar dua ayunan dari posisi
diam, lalu tiga atau empat dan atau sangat jarang lima rotasi tubuh dalam
gerakan melingkar menggunakan gerakan tumit kaki tumit yang rumit.Bola
martil kemudian bergerak dalam jalur melingkar. Kemudian berangsur- angsur
meningkat dalam kecepatan dengan masing-masing putaran dengan titik tinggi
13

bola palu ke sektor sasaran dan titik rendah di belakang lingkaran. Dan
akhirnya atlet pelontar melepaskan bola dari bagian depan lingkaran.
2.2 Sejarah Lontar Martil

Dengan akar yang berasal dari abad ke 15, versi kontemporer lontar
martil adalah salah satu kompetisi tertua dalam olimpiade yang pertama.
Termasuk pada pertandingan tahun 1900 di Paris, Perancis (Olimpiade kedua
modern).Sejarah lontar martil berawal sejak akhir 1960-an. Dan merupakan
warisan sebelum masuk ke ajang olimpiade yang telah didominasi oleh
pengaruh Eropa dan Eropa Timur.Sejarah Lontar Martil kemudian
berkembang, dari awalnya merupakan pertandingan informal kemudian
menjadi bagian dari permainan Highland Skotlandia di akhir abad-18. Dimana
versi asli dari permainan tersebut masih dipertahankan sampai sekarang.Lontar
martil untuk pria telah berjalan sejak tahun 1900-an. Akan tetapi Asosiasi
Federasi Atletik Internasional tidak memperlihatkan tanda-tanda
diakomodirnya lontar martil untuk wanita sampai tahun 1995.Pertandingan
lontar martil wanita, baru dimasukkan dalam olimpiade pada pertandingan
musim panas tahun 2000 di Syney, Australia.

2.3 Teknik dasar Lontar Martil

Pada umumnya, teknik dasar Lontar Martil meliputu 3 masalah, yaitu : Cara
memegan martil, putaran awalan dan melontarkannya

1. Teknik Memegang Martil

Teknik dasar lontar martil berupa cara memegang martil pada olahraga lontar
martil ini berbeda dengan jenis lempar yang lain. Jika dalam nomor lempar
lembing, peluru, maupun cakram, media yang dilempar dipegang oleh satu
tangan saja, maka lontar martil harus dipegang dengan kedua tangan pada
tempat pegangan yang terdapat di pangkal tungkai/tali martil.
14

Apabila pihak pelontar berputar kekiri pada saat melakukan awala, maka
cara memegangnya ; tangan kiri memegang terlebih dahulu dengan
merapatkan dan melipat keempat jari sehingga pegangan tali itu melintag pada
pangkal jari.

2. Teknik Mengayunkan Martil

Setelah martil dipegang dengan benar, tahapan selanjutnya adalah


melakukan ayunan sebagai awalan sebelum martil di lontar. Adapun teknik
dasar lontar martil kali ini dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :

1. Ayunan pendahuluan dimulai dari suatu posisi dibelakang lingkaran


dengan punggung menghadap ke lingkaran untuk melontar.

2. Kaki hendaknya dibuka secukupnya dengan kepala martil terletak


ditengah dibelakang sebelah kanan.

3. Gerakan melingkar dimulai dengan memutar tubuh menghadap ke


kiri dan pada saat itu juga mengangkat lengan dan punggung.
Kedua lengan mengayun martil selebar mungkin, lengan harus
tetap lurus sampai satu titik tinggi diatas bahu kiri
15

4. Setelah mencapai titik tertinggi tadi, siku ditekukan dan punggung


diputar ke belakang begitu gerakan kebawah martil dimulai.

5. Selama gerakan mengayun, titik tertinggi martil dibiarkan terletak di


kiri belakang dan titik terendah didepan kanan.

6. Berat badan dipindahkan dari satu kaki ke kaki lain, mendahului


perpindahan arah martil.

3. Teknik Melontar Martil

Setelah teknik dasar lontar martil yakni melakukan ayunan secara


sempurna, tahap terakhir adalah melontar martil yang dipegang. Berikut
tahapan teknik melontar

1. Tahap melontar dimulai ketika martil mencapai titik tertinggi dalam


putaran martil.

2. Ketika martil melampaui titik terendah, tubuh harus mulai berhenti


berputar d3. an mulai mengangkat ke atas.

3. Tenaga angkatan ini didapat dengan cara meluruskan kaki kiri sekuat
tenaga, juga punggung, lengan dibiarkan pasif.

4. Tarikan yang kuat oleh lengan kiri melengkapi pelepasan martil ini
melalui bahu kiri.

5. Kedua kaki harus terpantang kokoh diatas tanah pada saat martil
dilepaskan.

2.4 Peraturan Melontarkan Martil

Peraturan Lontar Martil juga mengatur mengenai aturan yang harus dipatuhi
oleh atlet lontar martil, diantarnya cara melontar.Martil dilontar dari lingkaran
16

dengan diameter 2,135 meter (7 kaki). Pesaing mungkin menyentuh bagian


dalam lingkaran lontar (throw cyrcle) tapi tidak boleh menyentuh bagian atas
lingkaran saat melempar. Pelempar tidak boleh menyentuh tanah di luar
lingkaran lempar saat mencoba, dan dia juga tidak bisa meninggalkan
lingkaran sampai palu menyentuh tanah. Lingkaran itu terletak di dalam
kandang untuk memastikan keamanan para pengamat. Martil yang
digunakan pada kategori putra memiliki berat 16
pon (7,26 kg)pon (7.26 kg) dan panjang 3 kaki 11 3⁄4 inci (121,3 cm), dan pada
kategori putri, berat 8,82 lb (4 kg) dan panjang 3 ft 11 in (119,4 cm).[1] Seperti
nomor lemparan lain, pemenang ditentukan berdasarkan jauhnya hasil
lemparan.

2.5 Perkembangan Lontar Martil Pada Saat Ini

Perkembangan lempar martil dari zaman ke zaman semakin


meningkat. Dari tahun 1960 sampai sekarang peraturanya tetap sama,
tetapi perlengkapanya semakin meningkat atau berkembang. Contoh dari
pakain, sepatu dan perlengkapan lainya. Yang mengikuti zaman modren.
Dulu landasan pemain iyalah tanah, sekarang sudah berkembang menjadi
matras sintetis yang sangat bagus dan tidak licin.
17

Teknik Lempar Martil


1. Posisi Awal dan Ayunan

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam teknik posisi awal dan ayunan, yaitu
sebagai berikut:

 Posisi awalan dimulai dengan cara memegang martil pada bagian handle atau
pegangannya dengan tangan kiri, kemudian ditutup dengan tangan kanan
dengan posisi kedua ibu jari menyilang.
 Penempatan kepala martil yakni diperbolehkan ditempatkan di atas tanah,
tepatnya di sebelah kanan atau di belakang pelempar, kemudian pelempar
dapat mengayunkan martil tersebut sebagai ayunan permulaan.
 Titik terendah dari ayunan permulaan ialah hanya saat martil melewati bagian
kanan dan kaki kanan.

2. Putaran dan Transisi

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam teknik putaran dan transisi, yaitu
sebagai berikut:

 Ketika martil berada pada posisi titik terendah, yang mulai dilakukan
pelempar pivot di atas tumit tungkai kiri dan ujung telapak kaki kanan.
 Putaran dapat dilakukan di atas tumit dan kaki kiri hingga menghadap ke arah
depan dari lingkaran, kemudian dapat melakukan putaran kembali di atas
telapak kaki bagian depan hingga kembali ke arah semula.
 Tubuh pada bagian bawah akan membawa tubuh bagian atas untuk melakukan
gerakan ke depan, dengan posisi tangan kiri yakni menutup dada, dan ketika
tungkai masih terus bergerak, maka martil pun akan terus bergerak secara
terus-menerus.
 Kaki kanan meninggalkan tanah saat kaki kiri selesai dengan gerakan
tumitnya, berat badan dapat dipindahkan ke tungkai kiri dan seterusnya.
18

3. Fase Akhir

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam teknik fase akhir, yaitu sebagai
berikut:

 Beberapa saat sebelum berakhirnya atau sebelum martil mencapai titik


terendah, maka pelempar sudah mulai untuk menarik martilnya.
 Berusaha untuk dapat mempercepat jalannya martil ketika bergerak ke arah
bawah.
 Mencoba untuk dapat mempercepat gerakan kedua tangkai dengan memiliki
sebuah tujuan untuk mempercepat putaran tubuh bagian bawah.

4. Lemparan

Adapun beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan lemparan martil,
yaitu:

 Kedua tungkai diluruskan dengan kuat


 Badan lebih dibusungkan lagi dengan kepala direbahkan ke arah belakang
atau dengan posisi tertengadah.
 Saat martil sudah berada pada sudut trayektorinya, pelempar harus melihat ke
arah lemparan.
 Selanjutnya mengangkat kedua lengan di akhir gerakannya dan pandangnan
kedua matanya mengikuti jalannya martil sebelum mengganti posisi kedua
tungkainya.

Peraturan Lontar Martil


Cara Melemparkan Martil

1. Martil akan dilontarkan dari lingkaran dengan berdiameter 2,135 m ( 7 kaki ).


Lawan mungkin saja menyentuh bagian dalam lingkaran lontar ( Throw crycle
). Namun, tidak diperbolehkan untuk menyentuh bagian atas lingkaran.
2. Pelempar tidak diperbolehkan untuk menyentuh tanah yang ada di luar
lingkaran lempar ketika saat melakukan percobaan, dan pelempar juga tidak
dapat diperbolehkan meninggalkan lingkaran hingga palu menyentuh tanah.
3. Lingkaran tersebut terletak di dalam kandang untuk memastikan keamanan
para pengamat
19

Ukuran Lapangan Lontar Martil

1. Lingkaran yang melengkung yang berdiameter 2.135 m.


2. Sektor pendaratan dapat ditandai dengan dua jari yang dipisahkan oleh 34,92
derajat, berdasarkan dengan perlombaan Internasional.
3. Garis perpanjangan yakni 90 meter dari pusat lingkaran lempar.
4. Sektor pendaratan dapat ditandai dengan garis putih yang memiliki ukuran 5
cm, bagian dalamnya merupakan batas untuk lemparan yang wajar.
5. Sebuah kandang pelindung harus mengelilingi lingkaran lempar.

Ukuran Martil

Martil sendiri terdiri dari kepala logam, kawat, dan juga gagangnya. Kepalanya yakni
terbuat dari besi padat atau logam lain yang tidak lebih lembut daripada kuningan.
Logam campuran yang di izinkan. Kawat yang terbuat dari baja, memiliki diameter
dengan tidak lebih dari 3 mm dan tidak dapat meregang saat melakukan lemparan.

Pegangannya harus kaku dan juga tanpa sendi engsel apapun. Pegangan memiliki
ukuran maksimal 110 mm. Untuk perlombaan internasional terbuka, tembakan pria
memiliki bobot 7,260 kg serta harus memiliki diameter antara 110 mm dan 130 mm.
Sedangkan, untuk wanita memiliki bobot dengan berat 4.000 kg dengan diameter
antara 95 mm dan 110 mm.
20

DAFTAR PUSTAKA

https://abstrak.uns.ac.id/wisuda/upload/K4612161_bab1.pdf

https://www.scribd.com/document/358938428/makalah-lontar-marti

https://www.scribd.com/document/358938428/makalah-lontar-martil

AdvertisementsTwitterFacebookGoogleView all posts by


eddisugandhieddisugandhi2 December 2017
21

Anda mungkin juga menyukai