Anda di halaman 1dari 1

1.

Nilai – nilai, semangat, dan ide – ide yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari sebagai
pribadi yang transformatif dan inspiratif pada jaman sekarang yaitu kemampuan untuk berdiplomasi
dengan banyak pihak tanpa memperhitungkan batas – batas berbasis agama dan etnisitas yang
berbeda serta sikap kesetiakawanannya dan rasa persahabatannya yang tinggi.

2. Agama adalah wadah, tempat, dan berbagai macam tata cara, baik tatacara peribadatan maupun,
maupun tatacara kehidupan. Religi adalah “roh” yang memberi dorongan pada manusia untuk
melaksanakan pelbagai hukum, perintah, dan larangan serta arah dan visi yang menjadi tujuan
dalam melaksanakan berbagai kegiatan keagamaan. Agama dan religi saling berkaitan, agama sendiri
terbagi menjadi beberapa agama, sedangkan religi hanya memiliki satu jenis religi. Tiap agama
memiliki cara peribatan yang berbeda beda, tetapi semua agama yang berbeda beda tersebut
mengajarkan religi yang sama, yaitu kebaikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa religi hanyalah
bentuk tindakan / sikap yang mencerminkan ajaran agama yang dianut.

3. Pemahaman setiap manusia akan Tuhan, Sang Pencipta harus berdasarkan ”pengalaman pribadi”.
Atas dasar pengalaman, iman / kepercayaan tidak bersifat buta, tidak sekedar asal percaya.
Pengalaman itulah yang biasanya kita sebut sebagai proses internalisasi (pemahaman) diri akan
kenyataan yang ada di sekitar kita. Kita dapat memahami dari definisi secara leksikal: pengalaman
berasal dari kata "alam" yang mendapatkan tambahan "pe" dan "an". Penambahan itu memberi
makna akan adanya "proses internalisasi". Melalui proses internalisasi, pendalaman ini, manusia
memperoleh pengetahuan tentang alam. Dan, pengetahuan ini akan memberi pengaruh pada
manusia. Misalnya dalam memberi penilaian terhadap alam. Bahkan, lebih dari itu manusia pun
mampu memberi sikap pada alam, misalnya merawat alam. Pengalaman sebagai proses internalisasi
dapat dibandingkan dengan proses komunikasi/dialog. Secara etimologis komunikasi dapat
dipahami, bahwa berasal dari dua istilah dalam bahasa latin, yakni: "com" yang artinya bersama dan
"munire" yang berarti membuat benteng. Benteng adalah tembok yang mempersatukan demi
mempertahankan dan menjaga diri dan anggota yang ada dalamnya. Maka, komunikasi dapat
dipahami sebagai proses mempersatukan demi menjaga diri dan juga mereka yang terlibat. Secara
sederhananya proses komunikasi tersebut bisa terjadi berawal dari pengalaman-pengalaman yang
terjadi lalu diinternalisasikan oleh setiap manusia tersebut.

4. Konsep kebudayaan sebagai seluruh hasil olah atau buah pikir manusia sebagai cipta, rasa, dan
karsa, sehingga manusia mampu menghadapi kenyataan dan mengatasi serta mengolah segala hal
demi terwujudnya nilai kemanusiaan. Menjadikan hidup manusia bermakna. Dan, manusia pun
mampu menjalani dan mengembangkan hidupnya secara lebih mudah.

Anda mungkin juga menyukai