Anda di halaman 1dari 2

RISET DAN ADVOKASI KEKERASAN SEKSUAL

 Prinsip-prinsip

1. Berperspektif dan berpusat pada penyintas


2. Adil gender
3. Tidak membeda-bedaan
4. Tidak menghakimi
5. Knyamanan dan tanpa paksaan
6. Kesetaraan
7. Keraasiaan dan keamanan
8. Kepekaan terhadap situasi krisis
9. Pemberdayaa

 UNDANG-UNDANG YANG BERPOTENSI MELINDUNGI, PENYINTAS ,KONSELOR ,MAUPUN


PENDAMPING.

1. Uu No.7 tahun 1984 tentang pengesahan konvensi mengenai penghapusan segala bentuk
diskriminasi terhadap perempuan
2. UU No.23 taun 2002 tentang perlindungan anak serta perubahanya dalam UU No.35 tahun
2014
3. UU No .20 tahun 2003 tentang system Pendidikan nasional
4. UU No .23 tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga
5. UU No .14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
6. UU No .13 tahun 2006 tentang perlindungan saksi dan korban serta perubahannya dalam UU
No .31 tahun 2014
7. UU No .12 tahun 2012 tentang Pendidikan tinggi PP No 4 tahun 2014 tentang
penyelenggaraan Pendidikan dan pengelolaan perguruan tinggi
8. Instruksi presiden No .9 Tahun 2000 tentang pengarus taman Gender dan pembangunan
nasional
9. Peraturan Menteri Pendidikan nasional No .84 tahun 2008 tentang pedoman pelaksanaan
pengarus taman, Gender di bidang Pendidikan

 DOKUMENTASI DAN VERIFIKASI KASUS KEKERASAN SEKSUAL

Dokumentasi dan verifikasi yang berisi beberapa komponen

1. identitas pelapor
2. identitas terduga (penyintas)
3. identitas terduga (pelaku)
4. jenis kekerasan seksual yang terjadi
5. kronologi kejadian
6. informasi mengenai saksi atau informasi lain mengenai kasus seperti dokumen fisik yang
tertulis maupun terekan maupun dokumen dan digital

Penanganan kasus yang diperoleh dengan cara penjangkauan maka hal – hal yang perlu
dipersiapkan

1. mempersiapkan pertemuan dengan cara yang seaman dan senyaman mungkin bagi
penyintas
2. membentuk team penjangkauan yang terdiri dari dua orang dan mempelajari kondisi
penyintas melaui keterangan pihak ketiga
3. menemui penyintas guna menjalin hubungan positif dengan penyintas
4. memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan yang jelas
5. menghindari aktivitas dokumentasi yang berlebihan

Penanganan dan penyelesaian kasus kekerasan seksual

1. penyelesaian litegasi dan nonlitegasi

Investigasi kasus kekerasan seksual

Team investigasi

1. tidak pernah melakukan tindak kekerasan seksual


2. tidak memilki hubungan kekeluargaan baik dengan penyintas
3. berperspektif gender serta memiliki pengetahuan tentang gender dan kekerasan seksual
4. memiliki kapasitas jasmani dan rohani untuk menjalankan tugas dengan baik
5. berkomitmen untuk menjamin dan memastikan terpenuhinya hak – hak penyintas atau saksi
selama investigasi berlangsung

Kewajiban team advokasi

1. menuntaskan proses investikasi


2. menghormati dan mematuhi hak – hak penyintas saksi dan pelaku
3. menulis laporan hasil investigasi secara detail
4. mengkonsultasikan rekomendasi penyelesaian dengan penyintas secara transparan

 HAK – HAK PENYINTAS

1. Hak katas penangana


2. hak katas perlindungan
3. hak katas mendapatkan informasi
4. hak atas pemulihan

 HAK – HAK SAKSI

1. Hak atas perlindungan

 HAK – HAK PELAKU

1. Memperoleh informasi mengenai prosedur penanganan kasus kekerasan seksual juga hak
atas layanan pendampingan dan hak perlindungan kekerasan dari pihak lain

 MEKANISME PENDAMPINGAN DAN PEMULIHAN

1. Layanan pendampingan dan pemulihan medis


2. layanan pemulihan dan pemulihan psikologi

Anda mungkin juga menyukai