Anda di halaman 1dari 8

PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN P-ISSN 2985-587X

VOLUME 1, DESEMBER 2022

INOVASI PEMBELAJARAN MENULIS PADA ERA TRANSFORMASI


DIGITAL

Nyayu Lulu Nadya1 & Hayanin Puspitasari2


1Universitas Tridinanti Palembang, 2SMP Al Azhar 33 Palembang
Email: nyayu_lulu_nadya@univ-tridinanti.ac.id1

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil tulisan mahasiswa yang berupa pantun.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Sampel yang digunakan mahasiswa program
studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Tridinanti Palembang. Dalam hal
ini, mahasiswa seringkali mengeluhkan tentang sulitnya menulis, tidak ada ide, malas, dan
paradigma menulis itu butuh waktu lama. Alasan yang sama juga tidak jauh berbeda dengan
menulis karya sastra. Oleh sebab itu, penelitian ini dibuat agar mempermudah cara berpikir
mahasiswa dan menggiatkan mahasiswa menulis dari hal terkecil dalam kehidupannya. Selain
itu, agar mempermudah mahasiswa menulis, menuangkan pikiran, menulis dengan respons
cepat dan sekaligus menghidupkan kembali sastra lama, yaitu pantun. Mahasiswa di era 4.0
ini merupakan generasi Z yang akrab dengan teknologi dan memiliki kecenderungan untuk
mendapatkan dan mengolah informasi dengan instan. Ketertarikan mahasiswa terhadap hal
yang bersumber digital, menuntut pendidik berubah untuk menciptakan inovasi pembelajaran
digital. Oleh sebab itu, mahasiswa sebagai pemilik ladang kemampuan berbahasa yang
sempurna sudah seharusnya mampu menulis secara terampil dengan memanfaatkan digital.
Tidak terlalu sulit bagi untuk mengenalkan pantun sebagai warisan budaya tak benda bagi
mahasiswa untuk dijadikan story atau status pada media sosial mereka. Salah satu contoh
pada status WhatApp group “Ada itik bermain di air, Ada kera memakan pisang, Biar cantik
dan tajir, Tidak bisa jadi pacar kalau tidak sembahyang”. Kalau dibaca mungkin biasa saja,
tetapi yang perlu ditekankan kembali mahasiswa dapat menulis dengan beragam ide dan
kosakata yang dimilikinya sehingga tujuan pembelajaran tercapai dan pemanfaatan digital
terpakai.
Kata kunci: Menulis, Pantun, Digital

Abstract

This study aims to describe the results of student writing in the form of rhymes. This research
uses a descriptive method. The samples used were students of the Indonesian Language and
Literature Education Study Program, Tridinanti University, Palembang. In this case, students
often complain about the difficulty of writing, lack of ideas, laziness, and the paradigm of
writing that takes a long time. The same reason is also not much different from writing
literary works. Therefore, this research was made to facilitate students' thinking and
encourage students to write from the smallest things in their lives. In addition, in order to
make it easier for students to write, express their thoughts, write with quick responses and at
the same time revive old literature, namely “Pantun”. Students in the 4.0 era are Generation
Z who are familiar with technology and have a tendency to get and process information
instantly. Students' interest in digitally sourced things requires educators to change to create
digital learning innovations. Therefore, students as owners of fields of perfect language skills
should be able to write skillfully using digital. It is not too difficult to introduce rhymes as

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 17 NOVEMBER 2022


134
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN P-ISSN 2985-587X
VOLUME 1, DESEMBER 2022

intangible cultural heritage for students to be used as stories or statuses on their social
media. One example on the whatsapp group status "Ada itik bermain di air, Ada kera
memakan pisang, Biar cantik dan tajir, Tidak bisa jadi pacar kalau tidak sembahyang". If it is
read it may be normal, but what needs to be emphasized again is that students can write with
a variety of ideas and vocabulary so that learning objectives are achieved and digital use is
used.
Keywords: Writing, Poetry, Digital

1. Pendahuluan mahasiswa terkesan lamban dan kurang


Pendidikan bertujuan untuk membina antusias dalam penyelesaian tugas. Oleh
peserta didik agar memiliki pengetahuan, sebab itu, dosen harus mencari cara agar
keterampilan, dan sikap positif dalam mahasiswa mau menulis. Pemahaman
menjalani kehidupan. Suatu proses bahwa menulis itu mudah perlu
pendidikan dan pembelajaran dikatakan digaungkan kembali. Setidaknya menulis
berhasil apabila peserta didik mengalami dalam hal kehidupan sehari-hari, kegiatan
perubahan ke arah yang lebih baik dalam yang dijalani, atau hal apa saja yang dapat
penambahan pengetahuan, penguasan dijadikan gagasan dalam menulis, baik
keterampilan, dan perubahan positif menulis fiksi maupun non-fiksi.
menuju pendewasaan sikap-perilaku. Mahasiswa seringkali mengeluhkan
Demikian pula dengan proses pendidikan- tentang sulitnya menulis, tidak ada ide,
pembelajaran bahasa dan berbahasa harus malas, dan paradigma menulis itu butuh
mampu meningkatkan kemampuan waktu lama. Alasan yang sama juga tidak
mahasiswa yang meliputi ketiga aspek jauh berbeda dengan menulis karya sastra.
utama ranah pendidikan, yaitu Oleh sebab itu, penelitian ini dibuat agar
meningkatkan pengetahuan bahasa- mempermudah cara berpikir mahasiswa
berbahasa, meningkatkan keterampilan dan menggiatkan mahasiswa menulis dari
berbahasa, dan membangun sikap positif hal terkecil dalam kehidupannya. Selain
serta santun berbahasa (Nurjamal, D, 2019, itu, agar mempermudah mahasiswa
p. 2). menulis, menuangkan pikiran, menulis
Keterampilan berbahasa meliputi dengan respons cepat dan sekaligus
empat aspek, yaitu menyimak, berbicara, menghidupkan kembali sastra lama, yaitu
membaca, dan menulis. Keempat aspek pantun. Mahasiswa di era 4.0 ini
keterampilan berbahasa tersebut saling merupakan generasi Z yang akrab dengan
berkaitan erat satu sama lain. Menulis teknologi dan memiliki kecenderungan
merupakan keterampilan kompleks dan untuk mendapatkan dan mengolah
kemampuan puncak untuk dapat dikatakan informasi dengan instan. Ketertarikan
terampil berbahasa. Seseorang dapat mahasiswa terhadap hal yang bersumber
dikatakan terampil menulis apabila orang digital, menuntut pendidik berubah untuk
lain dapat menangkap gagasan dan pikiran menciptakan inovasi pembelajaran digital.
si penulis dengan tepat dan benar. Oleh sebab itu, mahasiswa sebagai pemilik
Keterampilan menulis tidak hanya ladang kemampuan berbahasa yang
digunakan untuk ragam non-fiksi tetapi sempurna sudah seharusnya mampu
juga ragam fiksi. menulis secara terampil dengan
Kegiatan menulis banyak mendapat memanfaatkan digital. Tidak terlalu sulit
respons yang kurang. Hal ini dibuktikan bagi untuk mengenalkan pantun sebagai
pada satu kelas pada salah satu materi pada warisan budaya tak benda bagi mahasiswa
Mata Kuliah Sanggar Sastra dan Menulis untuk dijadikan story atau status pada
Karya Ilmiah. Dari dua jenis penulisan media sosial mereka.
fiksi dan non-fiksi yang ditugaskan,

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 17 NOVEMBER 2022


135
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN P-ISSN 2985-587X
VOLUME 1, DESEMBER 2022

Perlu ekstra pemikiran dalam kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk


menyemarakkan budaya menulis itu bahasa tulis dalam tujuan, misalnya
mudah bagi mahasiswa. Apalagi dalam era memberitahu, meyakinkan, atau
transformasi digital, dosen harus lebih menghibur. Hasil dari proses kreatif ini
banyak belajar dengan kemudahan biasa disebut dengan istilah karangan atau
teknologi yang berkembang. Dengan tulisan (Dalman, 2016, p. 3). Selain itu,
ragam pemikiran dan pembelajaran yang menulis merupakan salah satu cara
harus mencapai tujuan, dosen harus menungkan ide serta gagasan yang ada
berpikir yang lebih kreatif dan inovatif. dalam pikiran seseorang. Tidak hanya pada
Dalam hal ini, dosen harus mencari teknik penulisan ilmiah namun juga penulisan
pembelajaran yang menarik perhatian dan karya sastra. Dalam meningkatkan rasa
minat. Salah satu langkah yang dapat cinta seseorang terhadap sebuah tulisan
dilakukan untuk membiasakan menulis karya sastra adalah dengan membiasakan
dengan mudah bagi mahasiswa, yaitu diri untuk membaca dan menulis, setelah
menulis status WhatsApp atau story pada itu merubah mindset di dalam hati dan
Instagram. pikiran bahwa menulis karya sastra itu
Pemanfaatan media sosial dalam sesuatu yang indah, mudah, mengasikkan,
pembelajaran dapat membantu pendidik dan bermanfaat bagi kehidupan (Dwi,
mencapai tujuan pembelajaran. Seperti 2016).
media sosial WhatsApp dan Instagram Ada beberapa tips yang diberikan oleh
yang rata-rata digunakan oleh generasi penulis untuk menulis karya sastra, yaitu
milenial sampai ke generasi Z. (1) siapkan alat tempur. Media yang akan
Berdasarkan Kominfo tentang Status digunakan untuk menulis tidak harus buku
Literasi Digital Indonesia pada November dan kertas, tetapi zaman sekarang dapat
2020, media sosial WhatsApp menjadi dilakukan dengan menggunakan gadget;
yang paling banyak digunakan dengan (2) buatlah kerangka konsep. Kerangka
persentase sebesar 98,9% dan persentase berisi tema, latar belakang, latar, serta
penggunaan 18,7% dengan lama waktu gambaran keadaan; (3) mulailah menulis.
akses lebih dari 8 jam. Selain itu, pada Titik utama dalam pembuatan sebuah
posisi kedua yang sering digunakan adalah karya sastra, yaitu menulis. Tidak perlu
Facebook dan Instagram. Oleh sebab itu, memilikirkan permainan kata dan diksi
karena banyak pengguna media sosial yang terlebih dahulu karena itulah yang akan
menggunakan WhatsApp dan Instagram menghambat proses dalam menulis karya.
maka penelitian ini memfokuskan pada Intinya fokus menulis apa saja yang akan
media sosial WhatsApp dan Instagram ditulis dalam karya sastra; (4) diamkan,
sebagai media pembelajaran menulis pada tinjau kembali, dan revisi naskah. Ketika
era transformasi digital ini. Selain itu, sudah rampung ditulis, selanjutnya
penelitian ini bertujuan untuk mendiamkannya beberapa hari, kemudian
mendeskripsikan hasil tulisan mahasiswa buka kembali, dan jika ada hal dirasa
yang berupa pantun. Pantun yang ditulis kurang cocok dalam tulisan maka dapat
mahasiswa bertema bebas. Mahasiswa direvisi.
dapat menulis beragam ide dan kosakata b. Pantun
yang dimilikinya sehingga tujuan Pantun dipergunakan untuk
pembelajaran tercapai dan pemanfaatan menyatakan berbagai perasaan serta untuk
digital terpakai. menasihati. Pantun merupakan puisi lama
a. Menulis Indonesia asli, termasuk jenis sastra yang
Aktivitas menulis melibatkan beberapa sangat terikat oleh berbagai aturan.
unsur, yaitu: penulis sebagai penyampai Menurut Kosasih (2012, p. 15), umumnya
pesan, isi tulisan, saluran atau media, dan pantun merupakan sajak percintaan yang
pembaca. Menulis merupakan proses sering dibacakan pada waktu perayaan

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 17 NOVEMBER 2022


136
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN P-ISSN 2985-587X
VOLUME 1, DESEMBER 2022

pernikahan. Bentuknya terdiri dari empat Pembelajaran digital dapat


baris. Kedua baris pertama disebut menyatukan semua kegiatan belajar
sampiran, yang memuat perumpamaan, mengajar yang biasa dilakukan secara
ibarat, atau suatu ucapan yang tidak konvensional ke dalam bentuk digital.
bermakna. Sampiran berfungsi sebagai Pemanfaatan teknologi informasi dan
penyelaras rima. Kedua baris terakhir komunikasi dalam pembelajaran digital,
disebut isi yang mungkin didalamnya antara lain: (1) pengajar dan pembelajar
nasihat, sindiran, teka-teki, ataupun mampu mengakses teknologi informasi
guyonan. Aturan dalam menulis pantun, dan komunikasi; (2) pengajar memiliki
yaitu: (1) tiap larik hanya terdiri atas 8—12 pengetahuan dan keterampilan dalam
suku kata; (2) tiap bait terdiri dari 4 larik; menggunakan teknologi informasi dan
(3) dua larik pertama merupakan sampiran, komunikasi, karena pengajar berperan
sedangkan dua larik berikutnya merupakan sebagai pembelajar yang harus belajar
isi pantun; (4) bersajak silang a-b-a-b sepanjang hayat; (3) tersedia materi
(Suhita, S.& Rahma, P, 2018, p.14) pembelajaran yang berkualitas dan
Pemilihan pantun sebagai sumber bermakna (Munir, 2017, p. 105).
tulisan dalam penelitian ini karena d. Media Sosial
mengenalkan dan menghidupkan kembali Istilah media sosial bukan sesuatu
sastra lama di kalangan generasi Z. Selain yang asing didengar, bahkan setiap hari
itu, pantun telah ditetapkan sebagai digunakan untuk berinteraksi dan bertukar
warisan budaya tak benda oleh UNESCO informasi kepada rekan, keluarga, dan
pada tahun 2020 lalu. UNESCO menilai mahasiswa. Selain itu, penggunaan media
pantun memiliki arti penting bagi sosial tidak hanya untuk sekedar bermain
masyarakat Melayu bukan hanya sebagai game, melihat foto teman, mengomentari
alat komunikasi sosial, namun juga nilai- status teman, dan untuk memperbaharui
nilai budaya dan agama yang menjadi status setiap saat. Banyak situs penyedia
panduan moral. Pesan yang disampaikan media sosial, seperti Twitter, Facebook,
pantun umumnya menekankan Instagram, WhatsApp, Yahoo Messenger,
keseimbangan dan harmoni hubungan dan Skype.
antarmanusia (KEMLU, 2020) Menurut Munir (2017, p. 76),
c. Pembelajaran Digital kebanyakan teknologi media sosial
Teknologi informasi dan komunikasi membagikan kemampuan umum termasuk
yang berkembang sekarang ini memposting, berkomentar, menandai, dan
memberikan pengaruh terhadap proses berbagi dalam kelompok berbeda untuk
pembelajaran. Terjadi perubahan dalam tujuan yang berbeda. Media sosial harus
proses pembelajaran, yaitu pembelajaran dimanfaatkan untuk kebutuhan yang lebih
yang biasanya dilakukan terbatas di kelas baik, seperti pembelajaran digital.
dengan jadwal yang telah ditentukan Pemanfaatan media sosial dalam penelitian
berkembang menjadi pembelajaran digital ini, yaitu pemanfaatan status WhatsApp
yang bisa dilaksanakan di manapun dan dan Instagram story sebagai media dalam
kapanpun. Pembelajaran yang biasanya pembelajaran menulis pantun.
melibatkan fasilitas berupa material/fisik
seperti buku berkembang dengan 2. Metode Penelitian
memanfaatkan fasilitas jaringan kerja Penelitian ini menggunakan metode
(network) dengan memanfaatkan teknologi deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu
komputer dengan internetnya. metode dalam meneliti status sekelompok
Pembelajaran digital dapat menyatukan manusia, suatu objek, suatu set kondisi,
semua kegiatan belajar mengajar yang suatu sistem pemikiran, atau suatu kelas
biasa dilakukan secara konvensional ke peristiwa pada masa sekarang. Penelitian
dalam bentuk digital. deskriptif mempelajari masalah dalam

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 17 NOVEMBER 2022


137
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN P-ISSN 2985-587X
VOLUME 1, DESEMBER 2022

masyarakat serta tata cara yang berlaku Tabel 1. Kumpulan pantun


dalam masyarakat dan situasi tertentu, No. Pantun
termasuk tentang hubungan, kegiatan, 1 Jalan-jalan ke Kota Paris
sikap, pandangan, serta proses yang sedang Lihat gedung berbaris-baris
berlangsung dan pengaruh dari suatu Saya suka sama abang kumis
fenomena. Tujuan dari penelitian deskriptif Orangnya ganteng dan romantis
ini adalah untuk membuat deskripsi, 2 Buah stroberi rasanya manis
gambaran atau lukisan secara sistematis, Dimakan dengan cokelat
faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, Rasa hati ingin menangis
sifat-sifat serta hubungan antarfenomena Mendengar lantunan selawat
yang diselidiki (Nazir, 2014, p. 43). 3 Palangkaraya ke Pekanbaru
Selain metode penelitian, pendekatan Lewat jembatan pariwisata
dalam penelitian ini menggunakan Sungguh indah lautan itu
pendekatan kualitatif yang bermaksud Hasil ciptaan yang Maha Kuasa
memahami fenomena yang dialami 4 Bersisik bukan ikan
misalnya, perilaku, persepsi, minat, Bermahkota buka ratu
motivasi, tindakan dengan cara deskripsi Wahai kawan coba pikirkan
dalam bentuk kata dan bahasa.. Teknik Buah apakah itu?
pengumpulan data pada penelitian ini 5 Jalan-jalan ke Kota Pati
menggunakan dokumentasi. Dokumentasi Jangan lupa membeli roti
menurut Sugiyono (2015: 329) adalah Jikalau kamu ingin digemari
suatu cara yang digunakan untuk Jadilah anak yang berprestasi
memperoleh data dan informasi dalam
6 Buah nangka buah durian
bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan
Dimakan buru-buru
angka dan gambar yang berupa laporan
Jika hati tak ingin sendirian
serta keterangan yang dapat mendukung
Maka bukalah lembaran baru
penelitian. Dokumentasi digunakan untuk
7 Indah mata pandang melati
mengumpulkan data kemudian ditelaah.
Tepi kolam tumbuh selasih
Objek penelitian ini adalah mahasiswa
Jauh di mata dekat di hati
program studi Pendidikan Bahasa dan
Selamat malam minggu kekasih
Sastra Indonesia FKIP Universitas
8 Beli nasi di warung makan fajar
Tridinanti Palembang sebanyak 13 orang.
Tapi kamu jangan banyak
Sumber data penelitian ini didapat dari
kehendak
status WhatsApp dan Instagram Story
Mari semangat belajar
selama tiga hari.
Meski ada ujian atau tidak
3. Hasil dan Pembahasan 9 Meletus balon hijau
3.1 Hasil Hatiku sangat kacau
Hasil penelitian ini didapat dari Dari jauh ku kira kerbau
penulisan pantun pada status WhatsApp Ternyata itu engkau
dan Instagram story mahasiswa program 10 Jalan-jalan ke Maluku
studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Tidak lupa membeli susu
Indonesia FKIP Universitas Tridinanti Perbanyaklah membaca buku
Palembang sebanyak 40 pantun. Tidak ada Agar kelak jadi orang berilmu
penentuan khusus dalam menulis pantun. 11 Pagi-pagi makan roti
Mahasiswa hanya diminta untuk menulis Rotinya roti biskuit
ide atau hal yang sedang dipikirkannya Jadilah anak yang berbakti
untuk dituangkan menjadi bentuk pantun Supaya selamat dunia akhirat
tema bebas dan dipublikasikan di media 12 Pergi ke pasar membeli jamu
sosial. Makan bakso pakai saus
Dengarlah nasihat dosenmu

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 17 NOVEMBER 2022


138
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN P-ISSN 2985-587X
VOLUME 1, DESEMBER 2022

Supaya nilai tugas selalu bagus 25 Jalan-jalan ke Pasar Burung


13 Jalan-jalan ke Kota Bandung Niat hati membeli merpati
Jangan lupa mengisi waktu Kalau ingin hidup beruntung
Kalau kamu sedang bingung Maka harus berbaik hati
Jangan lupa membaca buku 26 Balon melayang terbang ke awan
14 Jalan-jalan ke Pulau Seribu Diambil badan ikut melayang
Jangan lupa membawa buku Bahasa Indonesia sangat
Salam sehat teman-temanku menyenangkan
Dari aku yang masih lugu Membuat hati terbayang-terbayang
15 Jalan-jalan ke Palembang 27 Joni suka olahraga lari
Jangan lupa membeli kedondong Budi suka memahat
Kalau hidup mau tennag Jaga pola makan sehari-hari
Hiduplah tolong-menolong Agar tubuh menjadi sehat
16 Jalan-jalan ke Sebrang Ulu 28 Sungguh segar air selasih
Bertemu teman lama tak jumpa Untuk diminum waktu dahaga
Dirimu masih seperti dulu Terkadang air mata itu indah
Menawan dan awet muda Karena telah mengerti arti semua
17 Nasi uduk masih anget 29 Jalan-jalan ke Kertapati
Belinya di pinggir jalan Jangan lupa membeli mangga
Yang lagi duduk manis banget Ingin rasa membuka hati
Boleh enggak, kita kenalan? Menutup lembaran lama
18 Pak Wawan seorang petani 30 Beli buku di Pasar Johar
Suka burung suka belalang Belinya enggak cuma satu
Mulailah membaca hari ini Kalau kamu ingin pintar
Agar masa depan lebih gemilang Rajinlah belajar selalu
19 Jalan-jalan ke Kota Palu 31 Buah semangka di atas bangku
Lautnya bersih berwarna biru Dimakan pakai garpu
Aku betah diajar Bu Lulu Semangat dalam mencari ilmu
Orangnya baik dan seru Hingga tercapai cita-citamu
20 Beli beras pakai sepeda 32 Jalan-jalan naik kereta
Sandalnya satu tinggal di rumah Naik ke atas pakai tangga
Kalau kakak mengaku sangat cinta Mari kita gapai cita-cita
Mohonlah restu dengan orang Bahagia dunia, banggakan orang
tuaku di rumah tua
21 Berdua denganmu naik kopaja 33 Hutan liar banyak hewan buas
Menghirup udara dengan tertawa Gajah besar punya belalai
Tidak jelek tidak biasa saja Belajar jangan bermalas-malas
Namun kamu yang teristimewa Banyak impian yang harus digapai
22 Ke pasar beli terong 34 Bawa es krim sebagai oleh-oleh
Terongnya sejumlah lima Lambat dimakan akhirnya meleleh
Janganlah jadi orang sombong Siapa menjadi anak soleh
Sebab kita butuh sesama Pasti berkah akan diperoleh
23 Jalan-jalan ke Kertapati 35 Pergi wisata ke Kota Solo
Jangan lupa membeli roti Singgah sebentar ke Kota Bantul
Kalau adik ingin berprestasi Sungguh malang naisb si jomblo
Pilihlah Kampus Tridinanti Setiap malam hanya memeluk
24 Ke pasar membeli kain batik dengkul
Lihat orang berbadan lentik 36 Jalan-jalan ke Kota Baru
Jika kamu ingin cantik Pulangnya beli baju baru
Rawatlah dirimu dengan baik Meskipun tiada waktu

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 17 NOVEMBER 2022


139
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN P-ISSN 2985-587X
VOLUME 1, DESEMBER 2022

Pendidikan tetaplah nomor satu 4. Kesimpulan


37 Jalan-jalan ke Kota Bandung Pendidik khususnya guru dan dosen
Jangan lupa membeli saku yang mengajar pada era transformasi
Kalau kamu sedang bingung konvensional ke digital seharusnya sudah
Jangan lupa membaca buku beranjak tidak hanya mengajar dengan
38 Jalan-jalan ke Pasar Perumnas menggunakan spidol dan papan tulis, tetapi
Jangan lupa beli baju biru sudah dengan “melek” dengan beragam
Kalau kamu sedang cemas media dan aplikasi pembelajaran yang
Ingatlah bahwa Tuhan bersamamu semakin canggih.
39 Cempedak berbunga mekar Pendidik sudah seharusnya mengikuti
Mekarnya buah jadi kudapan tren digital yang tidak hanya belajar dalam
Hendak kemana kita berlayar kelas tetapi juga memanfaatkan sarana dan
Jika kakanda tak jua mendayung sumber belajar dari luar kelas. Mahasiswa
sampan sekarang ini sudah sangat luas dalam
40 Ada itik bermain di air memanfaatkan teknologi. Hanya saja
Ada kera memakan pisang bagaimana kreatif dan inovatif seorang
Biar cantik dan tajir pendidik dalam menciptakan dan
Tidak bisa jadi pacar kalau tidak mengembangkan pembelajaran yang
sembahyang menyenangkan dan berpusat pada
mahasiswa.
a. Dari 40 pantun yang terkumpul, setelah
dibaca dan dianalisis terdapat 11 DAFTAR PUSTAKA
pantun cinta, 1 pantun teka-teki, 1
pantun jenaka, 23 pantun nasihat, dan 4 Dalman. (2016). Keterampilan menulis.
pantun islami. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Dwi, M. (2016). “Menulis karya sastra
Berikut salah satu contoh dari merupakan sesuatu yang
tangkapan layar hasil menulis di status menyenangkan”. Diakses dari
WhatsApp dan Instagram Story. https://www.kompasiana.com/m_dwi
/5859636cbe22bdc3098b456b/menul
is-karya-sastra-merupakan-sesuatu-
yang-menyenangkan
Kamal, I., Egi, A.F., Kurnia, K.R., Adil,
F.R., & Cattleya R. 2020.
Pembelajaran di era 4.0 aplikasi
teknologi informasi dalam
pembelajaran. Bandung: Yrama
Widya.
Khaidar, D. (2020). “4 Langkah Cepat
Gambar 1. Pantun di status whatsapp Belajar Membuat Karya Sastra
Tulisan untuk Pemula”. Diakses dari
https://forumbaca.com/4-langkah-
cepat-belajar-membuat-karya-sastra-
tulisan-untuk-pemula
KEMLU. (2020). “UNESCO Tetapkan
Pantun Sebagai Warisan Dunia
Takbenda”. Diakses dari
https://kemlu.go.id/portal/id/read/199
1/berita/unesco-tetapkan-pantun-

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 17 NOVEMBER 2022


140
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN P-ISSN 2985-587X
VOLUME 1, DESEMBER 2022

sebagai-warisan-budaya-dunia-
takbenda.
KOMINFO. (2020). “Survei literasi digital
Indonesia 2020”. Diakses dari
https://aptika.kominfo.go.id/wp-
content/uploads/2020/11/Survei-
Literasi-Digital-Indonesia-2020.pdf.
Kosasih. (2012). Dasar-dasar
keterampilan bersastra. Bandung:
Yrama Widya.
Munir. (2017). Pembelajaran digital.
Bandung: Alfabeta.
Nazir. (2014). Metode penelitian. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Nurjamal, D., Warta S., & Riadi, D.
(2019). Terampil berbahasa.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode penelitian
kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suhita, S. & Rahmah, P. (2018). Apresiasi
sastra Indonesia dan
pembelajarannya. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG 17 NOVEMBER 2022


141

Anda mungkin juga menyukai