Anda di halaman 1dari 144

BUKU AJAR

Pertumbuhan & Perkembangan


Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah

Eko Mindarsih, S.SiT, M.Kes., Rr Dewi Ngaisyah, SKM, MKM


BUKU AJAR
Pertumbuhan dan Perkembangan
Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah

Oleh :

Eko Mindarsih, S.SiT, M.Kes.


Rr Dewi Ngaisyah, SKM, MKM

i
Buku Ajar
Pertumbuhan Perkembangan
Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
©Mindarsih
Respati Press, Yogyakarta 2021

All right reserved


@Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang memperbanyak, mencetak atau menerbitkan
sebagian isi atau seluruh buku dengan cara dan dalam bentuk
apapun juga tanpa seijin editor dan penerbit

viii + 130 halaman; 14,80 x 21,00 cm

Penulis:
Eko Mindarsih, S.SiT, M.Kes.
Rr Dewi Ngaisyah, SKM, MKM

Editor : Eko Mindarsih, S.SiT, M.Kes.


Rancang Sampul dan penata isi : Tri Mei Khasana, S.Gz., MPH

Diterbitkan pertama kali oleh:


Respati Press
Jalan Laksda Adi Sucipto Km.6,3 Depok, Sleman, DIY
Email: respatipress@respati.ac.id
Telp: (0274) 489780, 488781
Fax: (0274) 489780

Cetakan pertama, September 2021

ISBN: 978-623-6978-17-7

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,


atas rahmad dan hidayah- Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Buku yang berjudul “Buku Ajar Pertumbuhan
dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra
sekolah”. Penulisan Buku ini bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan referensi, yang mendukung proses belajar
mengajar baik untuk dosen maupun mahasiswa, menciptakan
suasana pembelajaran yang menyenangkan serta
meningkatkan motivasi mahasiswa dalam proses belajar
mengajar karena disusun secara sistematis sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ketua LP3M Universitas Respati Yogyakarta yang selalu
memotivasi dan memberi kesempatan melaksanakan Tri
Dharma Perguruan Tinggi kepada penulis
2. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati
Yogyakarta yang selalu memfasilitasi para dosen dalam
pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
3. Ketua Program Studi Kebidanan Program Diploma Tiga,
yang selalu memberikan motivasi dan memfasilitasi
pengembangan dosen.
4. Ketua Program Studi Gizi Program Sarjana, yang selalu
memberikan motivasi dan memfasilitasi pengembangan
dosen.
5. Bapak/Ibu Dosen dan tenaga kependidikan di Program
Studi Kebidanan Program Diploma Tiga dan Program
Studi Gizi Program Sarjana yang telah banyak
memberikan inspirasi kepada penulis.
iii
Penulis sangat berterima kasih untuk semua bantuan
dalam penyusunan buku ajar ini Harapan penulis semoga
buku ajar ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Masukan
dan saran yang bersifat membangun selalu penulis harapkan
untuk kesempurnaan dimasa yang akan datang.

Yogyakarta, Januari 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………….............................. iii


Daftar Isi ………………………........................................................... v
BAB I. Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan
Neonatus Bayi, Balita dan Anak 1
Prasekolah……………………………………………….
A. Pendahuluan………………………………………. 1
1. Diskripsi Bab………………………………... 1
2. Tujuan atau Sasaran Pembelajaran... 1
3. Kompetensi Khusus………………………. 2
B. Penyajian…………………………………………… 2
1. Pertumbuhan………………………………... 2
2. Perkembangan……………………………… 4
3. Teori Perkembangan…………………….. 8
4. Ciri- Ciri Tumbuh Kembang…………… 12
5. Faktor Yang Mempengaruhi
Tumbuh Kembang………………………… 14
6. Aspek-aspek perkembangan yang
dipantau……………………………………….. 19
C. Penutup……………………………………………… 22
1. Evaluasi, Pertanyaan Diskusi, Soal
Latihan, Praktek atau Kasus…………... 22
2. Pertanyaan Diskusi……………………….. 23
3. Soal Latihan.................................................. 23
4. Umpan balik dan Tindak Lanjut.......... 25

v
5. Glosarium...................................................... 25
BAB II. Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan.. 28
A. Pendahuluan………………………………………. 28
1. Diskripsi Bab………………………………... 28
2. Tujuan atau Sasaran Pembelajaran... 28
3. Kompetensi Khusus………………………. 29
B. Penyajian…………………………………………… 29
1. Periode pertumbuhan dan
perkembngan pada neonatus, bayi,
balita dan anak prasekolah…………..... 29
2. Prinsip pertumbuhan dan
perkembangan Neonatus, Bayi,
Balita dan Anak Usia Prasekolah……. 35
3. Tahapan pertumbuhan dan
perkembangan Neonatus, Bayi,
Balita dan Anak Usia Prasekolah……. 43
4. Gangguan tumbuh-kembang yang
sering ditemukan………………………….. 49
5. Stimulasi tumbuh kembang
neonatus, bayi, balita dan anak
prasekolah……………………………………. 51
C. Penutup……………………………………………… 56
1. Evaluasi, Pertanyaan Diskusi, Soal
56
Latihan, Praktek atau Kasus…………...
2. Pertanyaan Diskusi……………………….. 57
3. Soal latihan…………………………………… 57
4. Umpan balik dan tindak lanjut………. 59
5. Glosarium…………………………………….. 59

vi
BAB III. Pemantauan Tumbuh Kembang Neonatus,
62
Bayi, Balita Dan Anak Pra Sekolah……………
A. Pendahuluan………………………………………. 62
1. Diskripsi Bab………………………………... 62
2. Tujuan atau Sasaran Pembelajaran... 62
3. Kompetensi Khusus………………………. 63
B. Penyajian…………………………………………… 63
1. Indikator pemantauan tumbuh
kembang neonatus, bayi dan balita
dan anak prasekolah……………………... 63
2. Indikator Pertumbuhan fisik…………. 65
3. Perkembangan Motorik Kasar,
Motorik Halus, Berbicara Dan
Bahasa, Sosial……………………………….. 67
4. Pemeriksaan Antropometri pada
Anak…………………………………………….. 78
5. Pemeriksaan Fisik pada Balita……….. 85
C. Penutup……………………………………………… 88
1. Evaluasi, Pertanyaan Diskusi, Soal
88
Latihan, Praktek atau Kasus…………...
2. Pertanyaan Diskusi……………………….. 89
3. Soal Latihan………………………………….. 89
4. Umpan balik dan tindak lanjut………. 91
5. Glosarium…………………………………….. 91
BAB IV. Deteksi Dini Pertumbuhan dan
Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan
Anak Prasekolah……………………………………… 94
A. Pendahuluan………………………………………. 94

vii
1. Deskripsi Bab……………………………….. 94
2. Tujuan atau Sasaran Pembelajaran... 94
3. Kompetensi Khusus………………………. 95
B. Penyajian…………………………………………… 95
1. Deteksi Dini Pertumbuhan dan
Perkembangan……………………………... 95
2. Deteksi Dini Gangguan
Pertumbuhan dan Penentuan Status
Gizi Anak………………………………………. 99
3. Deteksi Dini Gangguan
Perkembangan……………………………… 102
4. Deteksi dini penyimpangan mental
emosional…………………………………….. 121
5. Deteksi Dini Autis pada Anak
Prasekolah……………………………………. 122
6. Deteksi Dini gangguan pemusatan
Perhatian dan Hiperaktivitas
(GPPH) pada anak Prasekolah………. 124
7. Intervensi dan Rujukan Dini
Tumbuh Kembang Anak………………... 125
C. Penutup……………………………………………… 130
1. Evaluasi, Pertanyaan Diskusi, Soal
130
Latihan, Praktek atau Kasus…………...
2. Pertanyaan Diskusi……………………….. 131
3. Soal Latihan………………………………….. 131
4. Umpan balik dan Tindak Lanjut……... 133
5. Glosarium…………………………………….. 133

viii
BAB I
KONSEP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
NEONATUS BAYI, BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH

A. PENDAHULUAN
1. Diskripsi Bab
Bab ini memberikan bekal kemampuan
mahasiswa untuk menguasai konsep tumbuh
kembang neonatus bayi, balita dan anak prasekolah
yang diperlukan sebagai dasar dalam memberikan
pemahaman kepada mahasiswa tentang pertumbuhan
dan perkembanan yang sangat penting bagi neonatus
bayi, balita dan anak pra sekolah. Menanamkan
keyakinan pada mahasiswa agar mampu memantau
pertumbuhan dan perkembangan neonatus bayi, balita
dan anak pra sekolah. Dengan menguasai Bab ini
mahasiswa mampu melakukan penatalaksanaan pada
neonatus bayi, balita dan anak prasekolah dengan
pendekatan yang didasari konsep, sikap dan
keterampilan.
2. Tujuan atau Sasaran Pembelajaran
Pada akhir pembelajaran, mahasiswa mampu:
a. Menjelaskan Pertumbuhan
b. Menjelaskan Perkembangan
c. Menjelaskan Teori Perkembangan
d. Menjelaskan Ciri- Ciri Tumbuh Kembang
e. Menjelaskan Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh
Kembang
f. Aspek-aspek perkembangan yang dipantau

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 1
3. Kompetensi Khusus
Kompetensi khusus yang diharapkan dapat
dicapai oleh mahasiswa adalah memiliki sikap,
keterampilan umum, keterampilan khusus dan
pengetahuan dalam capaian pembelajaran sebagai
pemberi pelayanan (care provider), communicator,
serta mitra perempuan. Melakukan penatalaksanaan
pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah yang
efektif dan efisien.

B. PENYAJIAN
1. Pertumbuhan
a. Pengertian
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran
dan jumlah sel serta jaringan intraseluler, berarti
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh
sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur
dengan satuan panjang dan berat. (Kemenkes RI,
2016).
Pertumbuhan (growth) adalah perubahan
yang bersifat kuantitatif, yaitu bertambahnya
jumlah, ukuran, dimensi pada tingkat sel, organ,
maupun individu. Anak tidak hanya bertambah
besar secara fisik, melainkan juga ukuran dan
struktur organ-organ tubuh dan otak. Menurut
Hurlock EB dalam (Soetjiningsih dan Ranuh, 2016).
Pertumbuhan adalah perubahan dalam
besar, jumlah, ukuran, atau dimensi tingkat sel
organ, maupun individu yang bisa diukur dengan
ukuran berat (gram, pon, kilogram), ukuran
panjang (cm, meter), umur tulang, dan

2 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan
nitrogen tubuh) (Adriana, 2013).
Tumbuh normal adalah pertumbuhan yang
sesuai grafik pertumbuhan. Tumbuh normal
merupakan gambaran kondisi status gizi dan status
kesehatan yang optimal. Jika pertumbuhan berat
badan dapat dipertahankan normal, maka
panjang/tinggi badan dan lingkar kepala juga akan
normal. Pertumbuhan bersifat simultan namun
kecepatannya berbeda. Pada saat pertumbuhan
berat badan mengalami weight faltering, yaitu
kondisi dimana arah garis pertumbuhan kurang
dari yang diharapkan karena berat badan yang
stagnan atau rendahnya kenaikan berat badan anak
berdasar usia, saat itu juga panjang/tinggi badan
dan lingkar kepala mengalami deselerasi.
Penilaian pertumbuhan anak harus
dilakukan secara berkala. Banyak masalah fisik
maupun psikososial yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan anak. Pertumbuhan yang terganggu
dapat merupakan tanda awal adanya masalah gizi
dan kesehatan.
Alat utama untuk mengevaluasi
pertumbuhan adalah grafik pertumbuhan Berat
Badan menurut Umur (BB/U), tabel kenaikan berat
badan (weight increment), grafik Panjang/Tinggi
Badan menurut Umur (PB/U atau TB/U), tabel
pertambahan panjang badan atau tinggi badan
(length/height increment), dan grafik Indeks Massa
Tubuh menurut Umur (IMT/U) dengan
mempertimbangkan umur, jenis kelamin, dan hasil
pengukuran berat badan dan panjang/tinggi badan

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 3
yang dilakukan secara akurat, (Permenkes RI,
2020).

2. Perkembangan
a. Pengertian
Perkembangan adalah bertambahnya
struktur dan fungsi yang lebih kompleks dalam
kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara,
bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian
(Hockenberry , J.M. & Wilson, 2007).
Perkembangan adalah bertambahnya
kemampuan (skill) struktur dan hasil dari proses
pematangan/maturitas. Perkembangan
menyangkut berkembang sedemikian rupa
sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya. Termasuk juga perkembangan kognitif,
bahasa, motorik, emosi dan perkembangan prilaku
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
Perkembangan merupakan progresif, terarah, dan
terpadu/kohelen. Progresif mengandung arti
bahwa perubahan yang terjadi mempunyai arah
tertentu dan cenderung maju ke depan, tidak
mundur kebelakang. Terarah dan terpadu
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang pasti
antara perubahan yang terjadi saat ini, sebelumnya
dan berikutnya.
Perkembangan adalah Peningkatan
keterampilan dan kapasitas untuk berfungsi secara
bertahap dan terus-menerus. Perkembangan
berhubungan dengan perubahan secara kualitas,
diantaranya terjadi peningkatan kapasitas individu
untuk berfungsi yang dicapai melalui proses

4 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
pertumbuhan, pematangan, dan pembelajaran.
proses tersebut terjadi secara terus-menerus dan
saling berhubungan serta ada keterkaitan anatara
satu komponen dan komponen lain. (Supartini,
2012).
Perkembangan adalah suatu proses
bertambahnya kemampuan dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur sebagai hasil dari proses pematangan. Anak
yang sehat akan berkembang sesuai dengan
pertumbuhannya. Perkembangan menyangkut
adanya proses pembelahan sel-sel, jaringan, organ
dan sistem organ pada tubuh yang berkembang
sedemikian rupa, sehingga dapat memenuhi
fungsinya masing-masing. Perkembangangan
tersebut meliputi emosi, intelektual, dan tingkah
laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya (Supariasa, IDN, 2016).
Perkembangan (development) adalah
bertambahnya skill (kemampuan) dalam struktur
dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola
yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil
dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya
proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan
tubuh, organ-organ, dan sistem organ yang
berkembang sedemikian rupa sehingga masing-
masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga
perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya
(Soetjiningsih dan Ranuh, 2016).
Perkembangan adalah bertambahnya
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 5
dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara
dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian.
Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan
merupakan hasil interaksi kematangan susunan
saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya,
misalnya perkembangan sistem neuromuskuler,
kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi. Kesemua
fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan
manusia yang utuh. (Kemenkes RI, 2016).
Melihat pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa Perkembangan merupakan
hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat
dengan organ yang dipengaruhinya, pada
perkembangan terjadi peningkatan keterampilan
dan kapasitas untuk berfungsi secara bertahap dan
terus-menerus, meliputi emosi, intelektual, dan
tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya, termasuk bertambahnya fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan
gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian, sehingga
perkembangan ini berperan penting dalam ke-
hidupan manusia. Pertumbuhan lebih ditekankan
pada faktor kuantitaf, sedangkan perkembangan
lebih ditekankan pada faktor kualitatif.
Menurut Frankerburg (1981) yang dikutip oleh
Soetjiningsih, terdapat 4 aspek perkembangan
anak balita yaitu :
1) Kepribadian/ tingkah laku sosial (personal
social) yaitu aspek yang berhubungan dengan
kemampuan mandiri, bersosialisasi dan
berinteraksi dengan lingkungan.

6 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
2) Motorik halus (fine motor adaptive) yaitu aspek
yang berhubungan dengan kemampuan anak
untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan
yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu
dan otot-otot kecil, memerlukan koordinasi
yang cermat serta tidak memerlukan banyak
tenaga. Misalnya memasukkan manik ke botol,
menempel, menggunting.
3) Motorik kasar (gross motor) yaitu aspek yang
berhubungan dengan pergerakan dan sikap
tubuh yang melibatkan sebagian sebagian besar
bagian tubuh karena dilakukan dilakukan oleh
otot-otot yang lebih besar sehingga
memerlukan cukup tenaga. Misalnya berjalan,
berlari.
4) Bahasa (language) adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan untuk
memberikan respons terhadap suara,
mengikuti perintah dan bicara spontan. Pada
masa bayi, kemampuan bahasa bersifat pasif
sehingga bila menyatakan perasaan Uraian
Materi atau keinginannya melalui tangisan dan
gerakan. Semakin bertambah usia, anak akan
menggunakan bahasa aktif yaitu dengan bicara.

Manusia adalah makhluk hidup yang selalu


mengalami perubahan dari waktu ke waktu
(Sudirjo, 2018). Pertumbuhan dan perkembangan
terjadi sepanjang kehidupan, namun setiap tahap
perkembangan mempunyai ciri-ciri tersendiri.
Perkembangan merupakan proses yang tidak
pernah berhenti, artinya akan selalu terjadi

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 7
sepanjang kehidupan. Fase perkembangan akan
selalu dialami oleh setiap individu mulai dari bayi
baru lahir, balita, anak, remaja, dewasa dan masa
tua. Keduamya akan selalu mengalami perubahan
ke fase selanjutnya, namun pertumbuhan menitik
beratkan pada perubahan fisik dan perkembangan
menitik beratkan pada perubahan psikisnya.
Pertumbuhan dan perkembangan berjalan tidak
bisa dipisahkan sehingga diantara keduanya akan
saling mempengaruhi. Pertumbuhan fisik akan
sangat mempengaruhi pertumbuhan psikisnya.
Perkembangan akan berlangsung dengan baik jika
didukung oleh pertumbuhan yang normal. Contoh
perkembangan adalah: kemampuan berdiri dan
berjalan, semakin meningkatnya kemampuan
berbicara, berimajinasi, berpikir, berbicara dll.

3. Teori Perkembangan
a. Perkembangan Psikososial (Erikson)
1) Tahap percaya tidak percaya (0-1 tahun)
Bayi sudah ternbentuk rasa percaya kepada
orang lain baik pada orang tua maupun pada
pengasuhnya ataupun tenaga kesehatan yang
merawatnya. Kegagalan pada tahap ini apabila
terjadi kesalahan dalam mengasuh dan
merawat maka akan timbul rasa tidak percaya.
2) Tahap kemandirian, rasa malu dan ragu (1-3
tahun)
Anak sudah mulai mandiri dalam tugas tumbuh
kembang seperti kemampuan motorik dan
bahas. Pada tahap ini jika anak tidak diberikan
kebebasan anak akan merasa malu.

8 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
3) Tahap inisiatif, rasa bersalah (4-6 tahun)
Anak akan mulai berinisiatif dalam belajar dan
mencari pengalaman baru secara aktif dalam
aktivitasnya. Apabila pada tahap ini dilarang
akan timbul rasa bersalah.
4) Tahap rajin dan rendah diri (6-12 tahun)
Anak selalu berusaha untuk mencari sesuatu
yang diinginkan atau prestasinya, sehingga
anak pada masa ini adalah rajin dalam
melakukan sesuatu. Apabila pada tahap ini
gagal anakl akan merasa rendah diri.
5) Tahap identitas dan kebingungan peran pada
masa adolesence. Anak mengalami perubahan
diri dan perubahan hormonal.
6) Tahap keintiman dan pemisahan terjadi pada
masa dewasa yaitu anak mencoba melakukan
hubungan dengan teman sebaya atau kelompok
masyarakat dalam kehidupan sosial.
7) Tahap generasi dan penghentian terjadi pada
masa dewasa pertengahan yaitu seseorang
ingin mencoba memperhatikan generasi
berikutnya dalam kegiatan aktivitasnya.
8) Tahap integritas dan keputusasaan terjadi pada
masa dewasa lanjut yaitu seseorang
memikirkan tugas-tugas dalam mengakhiri
kehidupan.
b. Perkembangan Psikoseksual(Sigmund Freud)
1) Tahap oral (0-1 tahun)
Pada masa ini kepuasan, kesenangan dan
kenikmatan dapat melalui dengan cara
menghisap, menggigit, mengunyah, atau
bersuara, ketergantungan sangat tinggi, dan

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 9
selalu minta dilindungi untuk mendapatkan
rasa aman. Masalah pada tahap ini adalah
menyapih dan makanan.
2) Tahap anal (1-3 tahun)
Kepuasan pada masa ini adalah pada
pengeluaran tinja. Anak akan menunjukkan
keakuannya, dan sikapnya sangat narsistik
yaitu cinta pada dirinya sendiri, dan sangat
egosentrik. Mulai mempelajari struktur
tubuhnya. Masalah pada masa ini adalah
obesitas, introvet, kurang pengendalian diri
dan tidak rapi.
3) Tahap oedipal atau phalik (3-5 tahun)
Kepuasan pada anak terletak pada autoerotik
yaitu meraba-raba, merasakan kenikmatan
dari beberapa dari daerah erogennya. Suka
pada lain jenis. Anak laki-laki cenderung suka
pada ibunya dan anak perempuan cenderung
suka pada ayahnya.
4) Tahap laten (5-12 tahun)
Kepuasan anak mulai terintegrasi, anak masuk
dalam masa pubertas, dan berhadapan
langsung pada tuntutan sosial seperti suka
pada kelompoknya atau sebaya, dorongan
libido mulai mereda.
5) Tahap genota; (>12 tahun)
Kepuasan anak pada fase ini kembali bangkit
dan mengarah pada perasaan cinta matang
terhadap lawan jenis.
c. Perkembangan kognitif (J.Piaget)
1) Tahap sensori motor (0-2 tahun)
Anak mempunyai kemampuan dalam

10 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi
dengan cara melihat, mendengar dan
menyentuh dan aktivitas motorik. Semua
gerakan akan diarahkan kemulut, dengan
merasakan keingintahuan sesuatu dari apa
yang dilihat, didengar disentuh dan lain-
lainnya.
2) Tahap praoprasional (2-7 tahun)
Anak belum mampu mengoperasionalkan apa
yang dipikirkan melalui tindakan dalam
pikiran anak, perkembangan anak masih
bersifat egosentris. Pada mas ini pikiran
bersifat transduktif menganggap semuanya
sama. Seperti semua pria dikeluarga adalah
ayah, maka semua pria adalah ayah. Selain itu
ada pikiran animisme, yaituselalu
memperhatikan adanya benda mati. Seperti
anak jatuh dan terbentur batu, dia akan
menyalahkan batu tersebut dan memukulnya.
3) Tahap kongret (7-11 tahun)
Anak sudah memandang realistis dari
dunianya dan mempunyai anggapan yang
sama dengan orang lain, sifat egosentris sudah
hilang karena anak sudah mengerti tentang
keterbatasan diri sendiri. Anak sudah
mengenal konsep tentang waktu dan
mengingat kejadian yang lalu. Pemahaman
belum mendalam dan akan berkembang di
akhir usia sekolah (masa remaja).
4) Tahap formal operasional ( > 11 tahun)
Anak remaja dapat berfikir dengan pola yang
abstrak menggunakan tanda atau simbuln dan

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 11
menggambarkan kesimpilan yang logis.
Mereka dapat membuat dugaan dan
mengujinya dengan pemikiran yang abstrak,
teoritis dan filosofis. Pola berfikir logis
membuat mereka mampu berpikir tentang
apa yang orang lain juga memikirkannya, dan
berpikir untuk memecahkan masalah (Marmi
dan Kukuh Raharjo, 2014).

Tabel 1.1 Teori perkembangan pada masa balita

Masa Masa
Teori Masa Bayi Prasekolah Prasekolah
awal Akhir
Psikososial Percaya vs Otonomi vs Inisiativ/ra
(E.Erikson) tidak ragu- sa bersalah
percaya ragu/malu
Psikoseksual Fase Oral Fase Anal Fase Phalik
(Sigmund
Freud)
Perkembangan Sensori Pra Pra
kognitif motor operasional operasional
(J.Piaget)
Sumber: Hurlock EB dalam (Sukesi, Setyani, 2016)

4. Ciri- Ciri Tumbuh Kembang


Terkadang di masyarakat kita, bayi yang gemuk
menjadi indikator sebagai bayi yang sehat. Padahal
belum tentu demikian. Bayi sehat cenderung memiliki
tahap pertumbuhan yang terus berkembang seiring
dengan pertambahan usia. Keadaan bayi yang sehat ini
bisa diketahui dengan berbagai hasil pengukuran.

12 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
Diantaranya adalah dari kenaikan BB dan TB hingga
kemampuan sosial dalam berinteraksi dengan orang
lain. Untuk menentukan apakah bayi dalam keadaan
yang sehat, kondisi bayi perlu diperhatikan dari
berbagai aspek. Proses tumbuh kembang anak
mempunyai beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan.
Ciri ciri tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perkembangan menimbulkan perubahan.
Perkembangan terjadi bersamaan dengan
pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan
perubahan fungsi. Misalnya perkembangan
intelegensia pada seorang anak akan menyertai
pertumbuhan otak dan serabut saraf.
b. Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal
menentukan perkembangan selanjutnya. Setiap
anak tidak akan bisa melewati satu tahap
perkembangan sebelum ia melewati tahapan
sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak
akan bisa berjalan sebelum ia bisa berdiri. Seorang
anak tidak akan bisa berdiri jika pertumbuhan kaki
dan bagian tubuh lain yang terkait dengan fungsi
berdiri anak terhambat. Karena itu perkembangan
awal ini merupakan masa kritis karena akan
menentukan perkembangan selanjutnya.
c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai
kecepatan yang berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan
mempunyai kecepatan yang berbeda- beda, baik
dalam pertumbuhan fisik maupun perkembangan
fungsi organ dan perkembangan pada masing-
masing anak.
d. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan.

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 13
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat,
perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan
mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain.
Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan
tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.
e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut
dua hukum yang tetap, yaitu:
1) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah
kepala, kemudian menuju ke arah kaudal/
anggota tubuh (pola sefalokaudal).
2) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah
proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke
bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai
kemampuan gerak halus (pola proksimodistal).
f. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti pola
yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut
tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih
dahulu mampu membuat lingkaran sebelum
mampu membuat gambar kotak, anak mampu
berdiri sebelum berjalan dan sebagainya.
(Kemenkes RI, 2016).

5. Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang


Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak menurut (Kemenkes RI, 2016)
adalah
a. Faktor internal
Berikut ini adalah faktor-faktor internal yang
berpengaruh pada tumbuh kembang anak, yaitu
1) Ras/etnik atau bangsa

14 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika
tidak memiliki faktor herediter ras/bangsa
Indonesia atau sebaliknya.
2) Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang memiliki
postur tubuh tinggi, pendek, gemuk, atau
kurus.
3) Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah
pada masa prenatal, tahun pertama
kehidupan, dan pada masa remaja.
4) Jenis kelamin
Fungsi reproduksi pada anak perempuan
berkembang lebih cepat daripada laki-laki.
Akan tetapi setelah melewati masa pubertas,
pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat.
5) Genetik
Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan
anak yaitu potensi anak yang akan menjadi
ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik
yang berpengaruh pada tumbuh kembang
anak, contohnya seperti kerdil.
6) Kelainan kromosom
Kelainan kromosom umumnya disertai
dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada
sindroma Down’s dan sindroma Turner’s.
b. Faktor eksternal
Berikut ini adalah faktor-faktor eksternal yang
berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
1) Faktor prenatal
a) Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 15
akhir kehamilan akan memengaruhi
pertumbuhan janin.
b) Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa
menyebabkan kelainan kongenital seperti
club foot.
c) Toksin/zat kimia
Beberapa obat-obatan seperti
Aminopterin atau Thalidomid dapat
menyebabkan kelainan kongenital seperti
palatoskisis.
d) Endokrin
Diabetes mellitus dapat menyebabkan
makrosomia, kardiomegali, dan
hyperplasia adrenal.
e) Radiasi
Paparan radiasi dan sinar Rontgen dapat
mengakibatkan kelainan pada janin
seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi
mental, dan deformitas anggota gerak,
kelainan kongenital mata, serta kelainan
jantung.
f) Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua
oleh TORCH (Toksoplasma, Rubella,
Citomegali virus, Herpes simpleks) dapat
menyebabkan kelainan pada janin seperti
katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi
mental, dan kelainan jantung kongenital.
g) Kelainan imunologi
Eritoblastosis fetalis timbul atas dasar
perbedaan golongan darah antara janin

16 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
dan ibu sehingga ibu membentuk antibody
terhadap sel darah merah janin, kemudian
melalui plasenta masuk ke dalam
peredaran darah janin dan akan
menyebabkan hemolysis yang selanjutnya
mengakibatkan hiperbilirubinemia dan
kerniktus yang akan menyebabkan
kerusakan jaringan otak.
h) Anoksia embrio
Anoksia embrio yang disebabkan oleh
gangguan fungsi plasenta menyebabkan
pertumbuhan terganggu.
i) Psikologi ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan serta
perlakuan salah atau kekerasan mental
pada ibu hamil dan lain-lain.
2) Faktor persalinan
Komplikasi persalinan pada bayi seperti
trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan
kerusakan jaringan otak
3) Faktor pasca persalinan
a) Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan
zat makanan yang adekuat.
b) Penyakit kronis atau kelainan kongenital
Tuberculosis, anemia, dan kelainan
jantung bawaan mengakibatkan retardasi
pertumbuhan jasmani.
c) Lingkungan fisik dan kimia
Lingkungan yang sering disebut melieu
adalah tempat anak tersebut hidup
berfungsi sebagai penyedia kebutuhan

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 17
dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan
yang kurang baik, kurangnya sinar
matahari, paparan sinar radioaktif dan zat
kimia tertentu (Pb, Merkuri, rokok, dan
lain-lain) mempunyai dampak yang
negatif terhadap pertumbuhan anak.
d) Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya.
Seorang anak yang tidak dikehendaki oleh
orang tuanya atau anak yang selalu
merasa tertekan, akan mengalami
hambatan di dalam pertumbuhan dan
perkembangan.
e) Endokrin
Gangguan hormon, misalnya pada
penyakit hipotiroid, akan menyebabkan
anak mengalami hambatan pertumbuhan.
f) Sosioekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan
kekurangan makanan serta kesehatan
lingkungan yang jelek dan tidaktahuan,
hal tesebut menghambat pertumbuhan
anak.
g) Lingkungan pengasuhan
Pada lingkungan pengasuhan, interaksi
ibu-anak sangat memengaruhi tumbuh
kembang anak.
h) Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan
atau stimulasi, khususnya dalam keluarga,
misalnya penyediaan mainan, sosialisasi
anak, serta keterlibatan ibu dan anggota

18 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
keluarga lain terhadap kegiatan anak.
i) Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka panjang
akan menghambat pertumbuhan,
demikian halnya dengan pemakaian obat
perangsang terhadap susunan saraf yang
menyebabkan terhambatnya produksi
hormon pertumbuhan.

6. Aspek-aspek perkembangan yang dipantau


Pada usia tertentu anak akan mengalami
pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan
tahapan masing masing. Memang pertumbuhan dan
perkembangan setiap anak bisa tidak sama, mulai dari
tengkurap, duduk, merangkak, berjalan, berbicara dan
yang lainnya. Berikut ini adalah aspek-aspek
perkembangan yang dapat dipantau pada seorang anak
agar bisa terdeteksi saat ada keterlambatan. Semakin
cepat ditemukan keterlambatan akan semakin cepat
diberikan terapi dan akan semakin baik pula hasilnya.
a. Gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak melakukan
pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-
otot besar seperti duduk, berdiri, dan sebagainya.
b. Gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak melakukan
gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh
tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat seperti
mengamati sesuatu, menjimpit, menulis, dan
sebagainya.

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 19
c. Kemampuan bicara dan bahasa adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan untuk
memberikan respons terhadap suara, berbicara,
berkomunikasi, mengikuti perintah dan
sebagainya.
d. Sosialisasi dan kemandirian adalah aspek yang
berhubungan dengan kemampuan mandiri anak
(makan sendiri, membereskan mainan selesai
bermain), berpisah dengan ibu/pengasuh anak,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan
lingkungannya, dan sebagainya (Kemenkes RI,
2016).

20 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
Latihan
Latihan diberikan kepada setiap mahasiswa sesuai
materi pada Bab I secara terstruktur dan sistematis pada akhir
pertemuan sehingga mahasiswa memiliki penguasaan yang
baik terhadap BAB tentang konsep dasar asuhan kebidanan
pada neonatus bayi balita dan anak prasekolah dengan
pendekatan manajemen kebidanan didasari konsep-konsep,
sikap dan keterampilan dengan pokok bahasan asuhan
neonatus bayi balita dan anak pra sekolah. Adapun soal yang
digunakan untuk latihan adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan Pertumbuhan
2. Menjelaskan Perkembangan
3. Menjelaskan Teori Perkembangan
4. Menjelaskan Ciri- Ciri Tumbuh Kembang
5. Menjelaskan Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh
Kembang
6. Menjelaskan Aspek-aspek perkembangan yang dipantau

Ringkasan atau Poin-Poin Penting


1. Pertumbuhan
2. Perkembangan
3. Teori Perkembangan
4. Ciri- Ciri Tumbuh Kembang
5. Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
6. Aspek-aspek perkembangan yang dipantau

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 21
C. PENUTUP
1. Evaluasi, Pertanyaan Diskusi, Soal Latihan, Praktek
atau Kasus
NO KOMPONEN NILAI BOBOT
1 Tugas 40%
Mahasiswa mampu menyelesaikan
tugas dan bekerjasama dalam
kelompok dalam bentuk membuat
makalah tentang pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan.
Dimensi intrapersonalskill yang
sesuai:
a. Berpikir kreatif
b. Berpikir kritis
c. Berpikir analitis
d. Berpikir inovatif
e. Mampu mengatur waktu
f. Berargumentasi logis
g. Mandiri
h. Dapat mengatasi stress
i. Memahami keterbatasan diri.
j. Mengumpulkan tugas tepat
waktu
k. Kesesuaian topik dengan
pembahasan

Dimensi interpersonalskill yang


sesuai:
a. Tanggung jawab
b. Kemitraan dengan perempuan
c. Menghargai otonomi

22 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
NO KOMPONEN NILAI BOBOT
perempuan
d. Advokasi perempuan untuk
pemberdayaan diri
e. Memiliki sensitivitas budaya.

Values:
a. Bertanggungjawab
b. Motivasi
c. Dapat mengatasi stress.

2 Ujian Tulis (MCQ) 60%

2. Pertanyaan Diskusi
Mahasiswa dapat menerangkan kembali dan
memberi contoh konsep tumbuh kembang neonatus,
bayi, balita dan anak pra sekolah dalam tatap muka dan
dikusi. Kegiatan diskusi dilakukan dengan cara
membagi kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri dari
8 mahasiswa sehingga terbentuk 5 kelompok. Masing-
masing kelompok memiliki 1 - 2 tema yang terdapat
dalam bab ini. Mahasiswa menyampaikan/
mempresentasikan dan mendiskusikan yang telah
dibuat dengan anggota kelompok yang lain kepada
dosen penanggung jawab. Mahasiswa menyerahkan
hasil diskusi yang telah dibuat kepada dosen
penanggung jawab masing-masing.

3. Soal Latihan
Pilih satu jawaban yang paling tepat!

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 23
1. Bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta
jaringan intraseluler, yang berarti bertambahnya
ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan
panjang dan berat adalah?
A. Pertumbuhan
B. Perkembangan
C. Ciri-ciri pertumbuhan
D. Ciri-ciri Perkembangan
2. Bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar,
gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan
kemandirian.
A. Pertumbuhan
B. Perkembangan
C. Ciri-ciri pertumbuhan
D. Ciri-ciri Perkembangan
3. Ciri-ciri pertumbuhan dan per kembangan pada
manusia adalah…
A. Pola pertumbuhan proximal distal
B. Perkembangan bisa di percepat/ diperlambat
C. Timbulnya ciri-ciri baru dan hilanngnya ciri
lama
D. Perkembangan memiliki tahap yang tak
berurutan
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh
kembang yang tidak bisa diubah adalah:
A. Genetik
B. Pola asuh
C. Lingkungan
D. Nutrisi

24 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
5. Yang merupakan ciri/prinsip dari tumbuh
kembang anak adalah....
A. Kecepatannya sama
B. Bersifat cephalocaudal
C. Pola perkembangan berbeda
D. Perkembangan pada setiap anak adalah sama

4. Umpan balik dan Tindak Lanjut


Dosen memberikan penilaian dari hasil latihan
dan diskusi dan menindaklanjuti dengan memberikan
masukan kepada mahasiswa terkait capaian
pembelajaran yang harus ia kuasai dalam bab ini.

5. Glosarium
Anoksia embrio : Menurunnya oksigenisasi
janin melalui gangguan pada
plasenta atau tali pusat
Club foot. : Kelainan pada bentuk kaki
bayi, di mana kaki bengkok
ke dalam seperti terkilir.
Deselerasi : Penurunan kecepatan
Eritoblastosis fetalis : Kondisi kelainan darah yang
dialami bayi baru lahir, yang
mana terjadi perbedaan
golongan darah antara ibu
dan si Anak
Growth : Pertumbuhan
Heredokonstitusional : Bawaan anak yaitu potensi
anak yang akan menjadi ciri
khasnya.

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 25
Hyperplasia : Penyakit keturunan yang
adrenal membuat penampilan fisik
seorang wanita tampak lebih
maskulin (ambigous genitalia).
Proksimal : Lebih dekat dengan batang
tubuh atau pangka
Proksimodistal : Urutan pertumbuhan dimana
pertumbuhan dimulai pada
bagian tengah tubuh lalu
bergerak menuju kaki dan
tangan.
Sefalokaudal : Pertumbuhan yang terjadi dari
atas ke bawah, seperti
perkembangan fisik bayi dari
ujung kepala hingga ujung
kaki.
Weight faltering : Kondisi dimana arah garis
pertumbuhan kurang dari
yang diharapkan karena berat
badan yang stagnan atau
rendahnya kenaikan berat
badan anak berdasar usia

26 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
Daftar pustaka

Adriana, D. (2013). Tumbuh Kembang & Terapi Bermain Pada


Anak. Jakarta: Selemba Medika.
Baharudin. (2014). Pendidikan & psikologi perkembangan.
Jogjakarta: Arus media.
Hockenberry , J.M. & Wilson, D. (2007). Wong’s nursing care of
infant and children. Canada: Mosby Company.
Kemenkes RI. (2016). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi,Deteksi
dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat
Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta.
Marmi dan Kukuh Raharjo. (2014). Asuhan Neonatus Bayi
Balita dan Anak Pra Sekolah. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Permenkes RI. (2020). Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
2 tahun 2020 tentang Standar Pelayanan Antopometri
Anak. Jakarta.
Potter, P. (2010). Fundamental Of Nursing: Consep, Proses and
Practice. Jakarta : EGC.
Santrock, J. W. (2011). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Soetjiningsih dan Ranuh, I. N. G. (2016). Tumbuh Kembang
Anak. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Sudirjo, E. dan M. N. A. (2018). Pertumbuhan dan
Perkembangan Motorik. Sumedang : UPI Sumedang Pres.
Sukesi, Setyani, E. (2016). Asuhan Kebidanan, Neonatus, Bayi,
Balita dan Anak Prasekolah. Jakarta: Pusdik SDM
Kesehatan.
Supariasa, IDN, dkk. (2016). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
Supartini, Y. (2012). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan
Anak. Jakarta : EGC.
Yuniarti, S. (2015). Asuhan Tumbuh Kembang Neonatus Bayi:
Balita dan Anak Prasekolah. Bandung : PT Refika Aditama.

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 27
BAB II
TAHAPAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

A. PENDAHULUAN
1. Diskripsi Bab
Bab ini memberikan bekal kemampuan
mahasiswa untuk menguasai tahapan pertumbuhan dan
perkembangan neonatus, bayi, balita dan anak
prasekolah yang diperlukan sebagai dasar dalam
memberikan pemahaman terutama dalam memahami
tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
penting bagi neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah.
Menanamkan keyakinan pada mahasiswa untuk
memantau tahapan pertumbuhan dan perkembangan
neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah. Dengan
menguasai bab ini mahasiswa mampu memberikan
penatalaksanaan pada neonatus bayi balita dan anak
prasekolah tentang tahapan pertumbuhan dan
perkembangan.

2. Tujuan atau Sasaran Pembelajaran


Pada akhir pembelajaran, mahasiswa mampu :
a. Menjelaskan periode pertumbuhan dan
perkembangan pada neonatus, bayi, balita dan anak
prasekolah
b. Menjelaskan prinsip pertumbuhan dan perkembangan
Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Usia prasekolah
c. Menjelaskan tahapan pertumbuhan dan
perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Usia
prasekolah
d. Menjelaskan gangguan tumbuh-kembang yang sering
ditemukan

28 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
e. Menjelaskan stimulasi tumbuh kembang neonatus,
bayi, balita dan anak prasekolah

3. Kompetensi Khusus
Kompetensi khusus yang diharapkan dapat
dicapai oleh mahasiswa adalah memiliki sikap,
keterampilan umum, keterampilan khusus dan
pengetahuan dalam capaian pembelajaran sebagai
pemberi pelayanan (care provider), communicator, serta
mitra perempuan. Melakukan penatalaksanaan pada
neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah yang efektif
dan efisien.

B. PENYAJIAN
1. Periode pertumbuhan dan perkembngan pada
neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah
Tumbuh-Kembang anak berlangsung secara
teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan yang
dimulai sejak konsepsi sampai dewasa.Tumbuh kembang
anak terbagi dalam beberapa periode. Berdasarkan
beberapa kepustakaan, maka periode tumbuh kembang
anak adalah sebagai berikut:
a. Masa prenatal atau masa intra uterin (masa janin
dalam kandungan).
1) Masa ini dibagi menjadi 3 periode, yaitu :
a) Masa zigot/mudigah, sejak saat konsepsi
sampai umur kehamilan 2 minggu.
b) Masa embrio, sejak umur kehamilan 2 minggu
sampai 8/12 minggu. Ovum yang telah dlbuahi
dengan cepat akan menjadl suatu organisme,
terjadi diferensiasi yang berlangsung dengan
cepat, terbentuk sistem organ dalam tubuh.

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 29
c) Masa janin/fetus, sejak umur kehamilan 9/12
minggu sampai akhir kehamilan. Masa ini
terdiri dari 2 periode yaitu:
(1) Masa fetus dini yaitu sejak umur
kehamilan 9 minggu sampai trimester
kedua kehidupan intra uterin. Pada masa
ini terjadi percepatan pertumbuhan,
pembentukan jasad manusia sempurna.
Alat tubuh telah terbentuk serta mulai
berfungsi.
(2) Masa fetus lanjut yaitu trimester akhir
kehamilan. Pada masa ini pertumbuhan
berlangsung pesat disertai perkembangan
fungsi-fungsi. Terjadi transfer
lmunoglobin G (lg G) dari darah ibu
melalui plasenta. Akumulasi asam lemak
esensial seri Omega 3 (Docosa Hexanic
Acid) dan Omega 6 (Arachldonlc Acid) pada
otak dan retina.

Periode yang paling penting dalam masa


prenatal adalah trimester pertama kehamilan. Pada
masa prenatal merupakan awal perkembangan
manusia dimulai sejak konsepsi, yaitu ketika ovum
dibuahi oleh sperma dan terbentuknya zigot hingga
lahirnya individu baru. Pada periode ini terjadi
perkembangan yang relative singkat, namun pada
periode inilah terjadi perkembangan yang sangat
cepat dalam diri individu.
Pada periode ini pertumbuhan otak janin
sangat peka terhadap pengaruh lingkungan janin.
Gizi kurang pada ibu hamil, infeksi, merokok dan

30 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
asap rokok, minuman beralkohol, obat-obat, bahan-
bahan toksik, pola asuh, depresi berat, faktor
psikologis seperti kekerasan terhadap ibu hamil,
dapat menimbulkan pengaruh buruk bagi
pertumbuhan janin dan kehamilan. Pada setiap ibu
hamil, dianjurkan untuk selalu memperhatikan
gerakan janin setelah kehamilan 5 bulan. Agar janin
dalam kandungan tumbuh dan berkembang
menjadi anak sehat, maka selama masa intra uterin,
seorang ibu diharapkan: Menjaga kesehatannya
dengan baik. Selalu berada dalam lingkungan yang
menyenangkan. Mendapat nutrisi yang sehat untuk
janin yang dikandungnya. Memeriksa kesehatannya
secara teratur ke sarana kesehatan. Memberi
stimulasi dini terhadap janin. Tidak mengalami
kekurangan kasih sayang dari suami dan
keluarganya. Menghindari stres baik fisik maupun
psikis. Tidak bekerja berat yang dapat
membahayakan kondisi kehamilannya.

b. Masa bayi (infancy) umur 0 - 11 bulan.


Pada masa ini terjadi adaptasi terhadap
lingkungan dan terjadi perubahan sirkulasi darah,
serta mulainya berfungsi organ-organ. Masa neonatal
dibagi menjadi 2 periode:
1). Masa neonatal dini,umur 0 - 7 hari.
2). Masa neonatal lanjut, umur 8 - 28 hari.
Hal yang paling penting agar bayi lahir
tumbuh dan berkembang menjadi anak sehat
adalah: Bayi lahir ditolong oleh tenaga kesehatan
yang terlatih, di sarana kesehatan yang memadai.
Untuk mengantisipasi risiko buruk pada bayi saat

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 31
dilahirkan, jangan terlambat pergi kesarana
kesehatan bila dirasakan sudah saatnya untuk
melahirkan.
Saat melahirkan sebaiknya didampingi
oleh keluarga yang dapat menenangkan perasaan
ibu. Sambutlah kelahiran anak dengan perasaan
penuh suka cita dan penuh rasa syukur.
Lingkungan yang seperti ini sangat membantu
jiwa ibu dan bayi yang dilahirkannya. Berikan ASI
sesegera mungkin. Perhatikan refleks menghisap
diperhatikan oleh karena berhubungan dengan
masalah pemberian ASI.
3). Masa post (pasca) neonatal, umur 29 hari sampai
11 bulan.
Pada masa ini terjadi pertumbuhan
yang pesat dan proses pematangan berlangsung
secara terus menerus terutama meningkatnya
fungsi sistem saraf. Seorang bayi sangat
bergantung pada orang tua dan keluarga sebagai
unit pertama yang dikenalnya. Beruntunglah bayi
yang mempunyai orang tua yang hidup rukun,
bahagia dan memberikan yang terbaik untuk
anak.
Pada masa ini, kebutuhan akan
pemeliharaan kesehatan bayi, mendapat ASI
eksklusif selama 6 bulan penuh, diperkenalkan
kepada makanan pendamping ASI sesuai
umurnya, diberikan imunisasi sesuai jadwal,
mendapat pola asuh yang sesuai. Masa bayi
adalah masa dimana kontak erat antara ibu dan
anak terjalin, sehingga dalam masa ini, pengaruh
ibu dalam mendidik anak sangat besar.

32 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
c. Masa anak dibawah lima tahun (anak balita, umur
12-59 bulan).
Pada masa ini, kecepatan pertumbuhan mulai
menurun dan terdapat kemajuan dalam
perkembangan motorik (gerak kasar dan gerak
halus) serta fungsi ekskresi. Periode penting dalam
tumbuh kembang anak adalah pada masa balita.
Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa
balita akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya.
Setelah lahir terutama pada 3 tahun pertama
kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-
sel otak masih berlangsung; dan terjadi
pertumbuhan serabut serabut syaraf dan cabang-
cabangnya, sehingga terbentuk jaringan syaraf dan
otak yang kompleks. Jumlah dan pengaturan
hubungan-hubungan antar sel syaraf ini akan
sangat mempengaruhi segala kinerja otak, mulai
dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf,
hingga bersosialisasi.
Pada masa balita, perkembangan
kemampuan bicara dan bahasa, kreativitas,
kesadaran sosial, emosional dan intelegensia
berjalan sangat cepat dan merupakan landasan
perkembangan berikutnya. Perkembangan moral
serta dasar-dasar kepribadian anak juga dibentuk
pada masa ini, sehingga setiap
kelalnan/penyimpangan sekecil apapun apabila
tidak dideteksl apalagi tidak ditangani dengan baik,
akan mengurangi kualitas sumber daya manusia
dikemudian hari.
d. Masa anak prasekolah (anak umur 60 - 72 bulan).

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 33
Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung
dengan stabil. Terjadi perkembangan dengan
aktivitas jasmani yang bertambah dan
meningkatnya ketrampilan dan proses berfikir.
Memasuki masa prasekolah, anak mulai
menunjukkan keinginannya, seiring dengan
pertumbuhan dan perkembangannya.
Pada masa ini, selain lingkungan di dalam
rumah maka lingkungan di luar rumah mulai
diperkenalkan. Anak mulai senang bermain di luar
rumah. Anak mulai berteman, bahkan banyak
keluarga yang menghabiskan sebagian besar waktu
anak bermain di luar rumah dengan cara membawa
anak ke taman-taman bermain, taman-taman kota,
atau ke tempat-tempat yang menyediakan fasilitas
permainan untuk anak.
Sepatutnya lingkungan-lingkungan tersebut
menciptakan suasana bermain yang bersahabat
untuk anak (child friendly environment). Semakin
banyak taman kota atau taman bermain dibangun
untuk anak, semakin baik untuk menunjang
kebutuhan anak. Pada masa ini anak dipersiapkan
untuk sekolah, untuk itu panca indra dan sistim
reseptor penerima rangsangan serta proses
memori harus sudah siap sehingga anak mampu
belajar dengan baik. Perlu diperhatikan bahwa
proses belajar pada masa ini adalah dengan cara
bermain. Orang tua dan keluarga diharapkan dapat
memantau pertumbuhan dan perkembangan
anaknya, agar dapat dllakukan intervensl dini bila
anak mengalami kelainan atau gangguan
(Kemenkes RI, 2016).

34 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
2. Prinsip pertumbuhan dan perkembangan
Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Usia Prasekolah
Prinsip-prinsip perkembangan adalah pola-pola
umum dalam suatu proses perubahan alamiah yang
teratur, universal dan berkesinambungan, yang
dimaksud dengan perubahan yang teratur adalah
pertumbuhan pada manusia yang berjalan normal
mengikuti tata urutan yang saling berkaitan. Prinsip-
prinsip Perkembangan Pertumbuhan dan perkembangan
manusia secara alamiah mengikuti pola teratur
berdasarkan prinsip atau hukum perkembangan
(Baharudin, 2014)
a. Prinsip Tumbuh kembang
Proses Tumbuh kembang anak juga mempunyai
prinsip-prinsip yang saling berkaitan. Prinsip
tersebut adalah sebagai berikut (Marmi dan Kukuh
Raharjo, 2014):
1) Tumbuh kembang adalah proses yang terus
menerus, dimulai sejak konsepsi sampai
maturitas atau dewasa. Setelah kelahiran
tumbang anak dengan mudah bisa diamati.
Perkembangan adalah merupakan proses
kematangan dan belajar. Kematangan merupakan
proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya,
sesuai dengan potensi yang ada pada individu.
Belajar merupakan perkembangan yang berasal
dari latihan dan usaha. Melalui belajar anak
memperoleh kemampuan menggunakan sumber
yang diwariskan dan potensi yang dimiliki anak.
2) Dalam periode tersebut terdapat adanya masa
percepatan atau perlambatan. Tiga periode
pertumbuhan percepatan:

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 35
a) Masa janin
b) Masa bayi (0-1 tahun)
c) Masa pubertas
3) Pola perkembangan dapat diramalkan.
Pola perkembangan anak adalah sama pada
semua anak. Akan tetapi kecepatannya berbeda
antara anak satu dengan anak yang lain. Dengan
demikian perkembangan seorang anak dapat
diramalkan. Perkembangan berlangsung dari
tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi
berkesinambungan. Contoh, anak akan belajar
duduk sebelum belajar berjalan.
4) Perkembangan erat hubungannya dengan
maturitas system susunan saraf pusat.
5) Aktifitas seluruh tubuh diganti respon individu
yang khas. Contoh bayi akan menggerakkan
seluruh tubuhnya bila melihat sesuatu yang
menarik.
6) Arah perkembangan anak adalah cephalocaudal.
7) Reflek primitiv sepert reflek menggenggam dan
melangkah akan menghilang sebelum gerakan
volunteer tercapai. Contoh, melangkah atau
berjalan akan menghilang pada usia 5-6 tahun.

Tumbuh kembang merupakan proses yang dinamis


dan terus menerus.
1) Prinsip tumbuh kembang menurut (Potter,
2010).
Perkembangan merupakan hal yang teratur dan
mengikuti rangkaian tertentu, perkembangan
merupakan hal yang kompleks, dapat diprediksi,
dengan pola konsisten dan kronologis dan

36 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
perkembangan adalah sesuatu yang terarah dan
berlangsung terus menerus, dalam pola sebagai
berikut
a) Cephalocaudal : merupakan rangkaian
pertumbuhan berlangsung terus dari kepala
ke arah bawah bagian tubuh. Contohnya bayi
biasanya menggunakan tubuh bagian atas
sebelum mereka menggunakan tubuh bagian
bawahnya (Santrock, 2011).
b) Proximodistal : perkembangan berlangsung
terus dari daerah pusat (proximal) tubuh ke
arah luar tubuh (distal). Contohnya, anak-
anak belajar mengembangkan kemampuan
tangan dan kaki bagian atas baru kemudian
bagian yang lebih jauh, dilanjutkan dengan
kemampuan menggunakan telak tangan dan
kaki dan akhirnya jari-jari tangan dan kaki
c) Differentiation : yaitu ketika perkembangan
berlangsung terus dari yang mudah ke arah
yang lebih kompleks.
d) Sedangkan sequential yaitu perkembang yang
kompleks, dapat diprediksi, terjadi dengan
pola yang konsisten dan kronologis seperti
tengkurap-merangkak-berdiri- berjalan.
Setiap individu cenderung mencapai potensi
maksimum perkembangannya (Yuniarti,
2015).

2) Prinsip Perkembangan menurut Hurlock


Hurlock menjelaskan bahwa prinsip
perkembangan tersebut adalah:
a) Perkembangan melibatkan adanya

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 37
perubahan
Perkembangan selalu ditandai
adanya perubahan yang bersifat progresif,
yang bertujuan agar manusia dapat
menyesuaikan diri dengan tuntutan
lingkungan dengan cara realisasi diri dan
pencapaian kemampuan genetik. Perubahan
yang dimaksudkan disini termasuk
perubahan ukuran tubuh, bentuk tubuh dan
kemampuan, serta hilangnya ciri-ciri lama
untuk diganti dengan ciri-ciri baru.
b) Perkembangan awal lebih kritis dari
perkembagan selanjutnya
Perkembangan merupakan proses
yang berkelanjutan (continue), dimana
perkembangan sebelumnya mempengaruhi
perkembangan selanjutnya, maka kesalahan
atau gagguan pada awal perkembangan akan
terus mempengaruhi perkembangan-
perkembangan berikutnya.
c) Perkembangan merupakan hasil proses
kematangan dan belajar
Dalam kehidupan sering sulit
dibedakan antara perubahan yang
merupakan hasil belajar dengan perubahan
karena kematangan, hal ini dikarenakan
hasil antara keduanya sering terintegrasi.
Hanya dapat ditandai bahwa perubahan
karena belajar diperoleh melalui usaha sadar
atau latihan.

38 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
d) Pola perkembangan dapat diramalkan
Pola perkembangan manusia
mengikuti pola umum oleh karena itu
dengan melakukan pengamatan
longitudianal yakni sejak awal
perkembangan anak maka akan dapat
diramalkan pola perkembangan berikutnya,
baik yang menyangkut perkembangan fisik
maupun psikis.
e) Pola perkembangan memiliki karakteristik
yang dapat diramalkan
Tidak hanya pola perkembangan
saja yang dapat diramalkan, tetapi
karakteristik tertentu dari tingkat
perkembangan juga dapat diramalkan, baik
dalam hal ukuran, dan kapan kematangan
atau kapan masa peka (masa yang paling
tepat untuk mengembangkan kemampuan
tertentu). Apabila masa peka anak dapat
terpenuhi dan mendapat penangan yang
tepat maka anak akan berkembang dengan
baik pula.
f) Dalam perkembangan ditemui perbedaan
individual
Perkembangan manusia menikuti
pola umum, tetapi tempo dan irama
perkembangan bersifat individual, dalam
pengertian kecepatan, urutan
perkembangan, serta kualitas kemampuan
yang dapat dicapai setiap individu tidak
akan ada yang sama. Orangtua diharapkan
mampu memberikan perlakuan sesuai

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 39
dengan perkembangan anaknya.
g) Setiap periode perkembangan mengandung
harapan sosial
Manusia dapat mempelajari pola
perilalu dan keterampilan tertentu dengan
lebih baik dan berhasil pada usia tertentu
dibanding pada tingkat usia lain.
Berdasarkan hal tersebut, kelompok sosial
tertentu berharap setiap individu.
h) Setiap bidang perkembangan mengandung
bahaya sosial
Umumnya pola perkembangan anak
berjalan normal namun orangtua harus
selalu mewaspadai adanya gangguan baik
yang berasal dari diri anak ataupun
lingkungan. Gangguan dapat mempengaruhi
penyesuaian fisik, psikologis maupun sosial,
hal tersebut secara tidak langsung
mengakibatkan berubahnya pola
perkembangan anak.
i) Kebahagiaan bervariasi pada berbagai fase
perkembangan
Kebahagiaan merupakan hal yang
bersifat subyektif sehingga setiap individu
akan berbeda tingkat rasa bahagianya,
penyebab munculnya rasa bahagia, serta
waktunya. Membahagiakan seseorang pada
tahap tertentu belum tentu membuatnya
merasa bahagia pada tahap perkembangan
selanjutnya.

40 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
Proses tumbuh kembang anak mempunyai
beberapa ciri-ciri yang saling berkaitan. Ciri ciri tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Perkembangan menimbulkan perubahan.
Perkembangan terjadi bersamaan dengan
pertumbuhan. Setiap pertumbuhan disertai dengan
perubahan fungsi. Misalnya perkembangan
intelegensia pada seorang anak akan menyertai
pertumbuhan otak dan serabut saraf.
2) Pertumbuhan dan perkembangan pada tahap awal
menentukan perkembangan selanjutnya. Setiap anak
tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan
sebelum ia melewati tahapan sebelumnya. Sebagai
contoh, seorang anak tidak akan bisa berjalan sebelum
ia bisa berdiri. Seorang anak tidak akan bisa berdiri jika
pertumbuhan kaki dan bagian tubuh lain yang terkait
dengan fungsi berdiri anak terhambat. Karena itu
perkembangan awal ini merupakan masa kritis karena
akan menentukan perkembangan selanjutnya.
3) Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai
kecepatan yang berbeda.
Sebagaimana pertumbuhan, perkembangan
mempunyai kecepatan yang berbedabeda, baik dalam
pertumbuhan fisik maupun perkembangan fungsi
organ dan perkembangan pada masing-masing anak.
4) Perkembangan berkore/asi dengan pertumbuhan.
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat,
perkembangan pun demikian, terjadi peningkatan
mental, memori, daya nalar, asosiasi dan lain-lain.
Anak sehat, bertambah umur, bertambah berat dan
tinggi badannya serta bertambah kepandaiannya.

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 41
5) Perkembangan mempunyai pola yang tetap.
Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi
menurut dua hukum yang tetap, yaitu:
a) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah
kepala, kemudian menuju ke arah kaudal/anggota
tubuh (pola sefalokaudal).
b) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah
proksimal (gerak kasar) lalu berkembang ke bagian
distal seperti jari-jari yang mempunyai
kemampuan gerak halus (pola proksimodistal)
6) Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.
Tahap perkembangan seorang anak mengikuti
pola yang teratur dan berurutan. Tahap-tahap tersebut
tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih
dahulu mampu membuat lingkaran sebelum mampu
membuat gambar kotak, anak mampu berdiri sebelum
berjalan dan sebagainya.

Proses tumbuh kembang anak juga mempunyai


prinsip-prinsip yang saling berkaitan. Prinsip-prinsip
tersebut adalah sebagai berikut:
1) Perkembangan merupakan hasil proses kematangan
dan belajar.
Kematangan merupakan proses intrinsik yang
terjadi dengan sendirinya, sesuai dengan potensi yang
ada pada individu. Belajar merupakan perkembangan
yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar,
anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber
yang diwariskan dan potensi yang dimiliki anak.
2) Pola perkembangan dapat diramalkan.
Terdapat persamaan pola perkembangan bagi
semua anak. Dengan demikian perkembangan seorang

42 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
anak dapat diramalkan. Perkembangan berlangsung
dari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan terjadi
berkesinambungan.

3. Tahapan pertumbuhan dan perkembangan


Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Usia Prasekolah
Berikut ini adalah Tahapan pertumbuhan
dan perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Usia Prasekolah (Kemenkes RI, 2016).
a. Umur 0-3 bulan
1) Mengangkat kepala setinggi 45°
2) Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah.
3) Melihat dan menatap wajah anda.
4) Mengoceh spontan atau bereaksi dengan
mengoceh.
5) Suka tertawa keras.
6) Beraksi terkejut terhadap suara keras.
7) Membalas tersenyum ketika diajak
bicara/tersenyum.
8) Mengenal ibu dengan penglihatanm penciuman,
pendengaran, kontak.
b. Umur 3-6 bulan
1) Berbalik dari telungkup ke terlentang.
2) Mengangkat kepala setinggi 90°
3) Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan
stabil.
4) Menggenggam pensil.
5) Meraih benda yang ada dalam jangkauannya.
6) Memegang tangannya sendiri.
7) Berusaha memperluas pandangan.
8) Mengarahkan matanya pada benda-benda
kecil.

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 43
9) Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau
memekik.
10) Tersenyum ketika melihat mainan/gambar yang
menarik saat bermain sendiri.
c. Umur 6-9 bulan
1) Duduk (sikap tripoid - sendiri)
2) Belajar berdiri, kedua kakinya menyangga
sebagian berat badan.
3) Merangkak meraih mainan atau mendekati
seseorang.
4) Memindahkan benda dari tangan satu ke tangan
yang lain.
5) Memungut 2 benda, masing-masing lengan pegang
benda pada saat yang bersamaan.
6) Memungut benda sebesar kacang dengan cara
meraup.
7) Bersuara tanpa arti, mamama, bababa, dadada,
tatata.
8) Mencari mainan/benda yang dijatuhkan.
9) Bermain tepuk tangan/ciluk baa.
10) Bergembira dengan melempar benda.
11) Makan kue sendiri.
d. Umur 9-12 bulan
1) Mengangkat benda ke posisi berdiri.
2) Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan
di kursi.
3) Dapat berjalan dengan dituntun.
4) Mengulurkan lengan/badan untuk meraih mainan
yang diinginkan.
5) Mengenggam erat pensil.
6) Memasukkan benda ke mulut.
7) Mengulang menirukan bunyi yang didengarkan.

44 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
8) Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti.
9) Mengeksplorasi sekitar, ingin tau, ingin
menyentuh apa saja.
10) Beraksi terhadap suara yang perlahan atau
bisikan.
11) Senang diajak bermain “CILUK BAA”.
12) Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang
belum dikenali.
e. Umur 9-12 bulan
1) Berdiri sendiri tanpa berpegangan.
2) Membungkung memungut mainan kemudian
berdiri kembali.
3) Berjalan mundur 5 langkah.
4) Memanggil ayah dengan kata “papa”. Memanggil
ibu dengan kata “mama”
5) Menumpuk 2 kubus.
6) Memasukkan kubus di kotak.
7) Menunjuk apa yang diinginkan tanpa
menangis/merengek, anak bisa mengeluarkan
suara yang menyenangkannatau menarik tangan
ibu.
8) Memperlihatkan rasa cemburu / bersaing.
f. Umur 12-18 bulan
1) Berdiri sendiri tanpa berpegangan.
2) Membungkung memungut mainan kemudian
berdiri kembali.
3) Berjalan mundur 5 langkah.
4) Memanggil ayah dengan kata “papa”. Memanggil
ibu dengan kata “mama”
5) Menumpuk 2 kubus.
6) Memasukkan kubus di kotak.
7) Menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 45
merengek, anak bisa mengeluarkan suara yang
menyenangkannatau menarik tangan ibu.
8) Memperlihatkan rasa cemburu / bersaing.
g. Umur 18-24 bulan
1) Berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30
detik.
2) Berjalan tanpa terhuyung-huyung.
3) Bertepuk tangan, melambai-lambai.
4) Menumpuk 4 buah kubus.
5) Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari
telunjuk.
6) Menggelindingkan bola kearah sasaran.
7) Menyebut 3-6 kata yang mempunyai arti.
8) Membantu/menirukan pekerjaan rumah tangga.
9) Memegang cangkir sendiri, belajar makan - minum
sendiri
h. Umur 24-36 bulan
1) Jalan naik tangga sendiri.
2) Dapat bermain dengan sendal kecil.
3) Mencoret-coret pensil pada kertas.
4) Bicara dengan baik menggunakan 2 kata.
5) Dapat menunjukkan 1 atau lebih bagian tubuhnya
ketika diminta.
6) Melihat gambar dan dapat menyebut dengan
benar nama 2 benda atau lebih.
7) Membantu memungut mainannya sendiri atau
membantu mengangkat piring jika diminta.
8) Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah.
9) Melepas pakiannya sendiri.
i. Umur 36-48 bulan
1) Berdiri 1 kaki 2 detik.
2) Melompat kedua kaki diangkat.

46 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
3) Mengayuh sepeda roda tiga.
4) Menggambar garis lurus.
5) Menumpuk 8 buah kubus.
6) Mengenal 2-4 warnah.
7) Menyebut nama, umur, tempat.
8) Mengerti arti kata di atas, dibawah, di depan.
9) Mendengarkan cerita.
10) Mencuci dan mengeringkan tangan sendiri.
11) Mengenakan celana panjang, kemeja baju.
j. Umur 48-60 bulan
1) Berdiri 1 kaki 6 detik.
2) Melompat-lompat 1 kaki.
3) Menari.
4) Menggambar tanda silang.
5) Menggambarlingkaran.
6) Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh.
7) Mengancing baju atau pakian boneka.
8) Menyebut nama lengkap tanpa di bantu.
9) Senang menyebut kata-kata baru.
10) Senang bertanya tentang sesuatu.
11) Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang
benar.
12) Bicara mudah dimengerti.
13) Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari
ukuran dan bentuknya.
14) Menyebut angka, menghitung jari.
15) Menyebut nama-nama hari.
16) Berpakian sendiri tanpa di bantu.
17) Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal
ibu.
k. Umur 48-60 bulan
1) Berdiri 1 kaki 6 detik.

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 47
2) Melompat-lompat 1 kaki.
3) Menari.
4) Menggambar tanda silang.
5) Menggambarlingkaran.
6) Menggambar orang dengan 3 bagian tubuh.
7) Mengancing baju atau pakian boneka.
8) Menyebut nama lengkap tanpa di bantu.
9) Senang menyebut kata-kata baru.
10) Senang bertanya tentang sesuatu.
11) Menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang
benar.
12) Bicara mudah dimengerti.
13) Bisa membandingkan/membedakan sesuatu dari
ukuran dan bentuknya.
14) Menyebut angka, menghitung jari.
15) Menyebut nama-nama hari.
16) Berpakian sendiri tanpa di bantu.
17) Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika ditinggal
ibu.
l. Umur 60-72 bulan
1) Berjalan lurus.
2) Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik.
3) Menggambar dengan 6 bagian, menggambar orang
lengkap
4) Menangkap bola kecil dengan kedua tangan.
5) Menggambar segi empat.
6) Mengerti arti lawan kata.
7) Mengerti pembicaraan yang menggunakan 7 kata
atau lebih.
8) Menjawab pertanyaan tentang benda terbuat dari
apa dan kegunaannya.
9) Mengenal angka, bisa menghitung angka 5-10

48 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
10) Mengenal warna-warni
11) Mengungkapkan simpati.
12) Mengikuti aturan permainan.
13) Berpakaian sendiri tanpa di bantu

4. Gangguan tumbuh-kembang yang sering


ditemukan
Seorang anak dapat mengalami keterlambatan
perkembangan di hanya satu ranah perkembangan saja,
atau dapat pula di lebih dari satu ranah perkembangan.
Keterlambatan perkembangan umum atau global
developmental delay merupakan keadaan keterlambatan
perkembangan yang bermakna pada dua atau lebih
ranah perkembangan. Istilah keterlambatan
perkembangan umum dapat digunakan untuk anak
berusia di bawah 5 tahun, sedangkan retardasi mental
umumnya dipakai untuk anak yang lebih tua dimana tes
IQ dapat memberikan hasil yang lebih akurat dan dengan
reliabilitas yang lebih baik. Anak dengan gangguan
perkembangan umum tidak selalu mengalami retardasi
mental di kemudian hari (Soetjiningsih dan Ranuh,
2016).
Beberapa gangguan tumbuh-kembang yang
sering ditemukan.
a. Gangguan bicara dan bahasa.
Kemampuan berbahasa merupakan indikator
seluruh perkembangan anak. Karena kemampuan
berbahasa sensitif terhadap keter1ambatan atau
kerusakan pada sistem lainnya, sebab melibatkan
kemampuan kognitif, motor, psikologis, emosi dan
lingkungan sekitar anak. Kurangnya stimulasi akan

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 49
dapat menyebabkan gangguan bicara dan berbahasa
bahkan gangguan ini dapat menetap.
b. Cerebral palsy.
Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur
tubuh yang tidak progresif, yang disebabkan oleh
karena suatu kerusakan/gangguan pada sel-sel
motorik pada susunan saraf pusat yang sedang
tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.
c. Sindrom Down.
Anak dengan Sindrom Down adalah individu
yang dapat dikenal dari fenotipnya dan mempunyai
kecerdasan yang terbatas, yang terjadi akibat adanya
jumlah kromosom 21 yang berlebih.
Perkembangannya lebih lambat dari anak yang
normal. Beberapa faktor seperti kelainan jantung
kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis
atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan
keter1ambatan perkembangan motorik dan
keterampilan untuk menolong diri sendiri.
d. Perawakan Pendek.
Short stature atau Perawakan Pendek
merupakan suatu terminologi mengenai tinggi badan
yang berada di bawah persentil 3 atau -2 SD pada
kurva pertumbuhan yang berlaku pada populasi
tersebut. Penyebabnya dapat karena varisasi
normal,gangguan gizi, kelainan kromosom, penyakit
sistemik atau karena kelainan endokrin.
e. Gangguan Autisme.
Merupakan gangguan perkembangan pervasif
pada anak yang gejalanya muncul sebelum anak
berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh
aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut

50 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak
secara mendalam. Gangguan perkembangan yang
ditemukan pada autisme mencakup bidang interaksi
sosial, komunikasi dan perilaku.
f. Retardasi Mental.
Merupakan suatu kondisi yang ditandal oleh
intelegensia yang rendah (IQ < 70) yang
menyebabkan ketidakmampuan individu untuk
belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan
masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.
g. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
(GPPH)
Merupakan gangguan dimana anak mengalami
kesulitan untuk memusatkan perhatian yang
seringkali disertai dengan hiperaktivitas, (Kemenkes
RI, 2016).

5. Stimulasi tumbuh kembang neonatus, bayi, balita


dan anak prasekolah
Stimulasi adalah kegiatan merangsang
kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak
tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak
perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin dan
terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi
tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah
yang merupakan orang terdekat dengan anak,
pengganti ibu/pengasuh anak, anggota keluarga lain
dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga
masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari.
Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan
penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan
gangguan yang menetap.

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 51
Stimulasi pada anak dapat berupa stimulasi
visual (penglihatan), verbal (bicara), auditif
(pendengaran), taktil (sentuhan) dll dan dapat
mengoptimalkan perkembangan anak. Selain itu,
stimulasi tumbuh kembang anak dapat dilakukan
dengan cara bermain. Bermain merupakan suatu
aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktikkan keterampilan, memberikan ekspresi
terhadap pemikiran, menjadi kreatif serta
mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku
dewasa.
Pada tahap perkembangan awal anak berada
pada tahap sensori motorik. Pemberian stimulasi
visual pada ranjang bayi akan meningkatkan perhatian
anak terhadap lingkungannya, bayi akan gembira
dengan tertawa-tawa dan menggerak- gerakkan
seluruh tubuhnya. Tetapi bila rangsangan itu terlalu
banyak, reaksi dapat sebaliknya yaitu perhatian anak
akan berkurang dan anak akan menangis.
Pada tahun-tahun pertama anak belajar
mendengarkan. Stimulus verbal pada periode ini
sangat penting untuk perkembangan bahasa anak pada
tahun pertama kehidupannya. Kualitas dan kuantitas
vokal seorang anak dapat bertambah dengan stimulasi
verbal dan anak akan belajar menirukan kata-kata
yang didengarnya. Tetapi bila simulasi auditif terlalu
banyak (lingkungan ribut) anak akan mengalami
kesukaran dalam membedakan berbagai macam suara.
Kemampuan dasar anak yang dirangsang
dengan stimulasi terarah adalah kemampuan gerak
kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara
dan bahasa serta kemampuan sosialisasi dan

52 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
kemandirian. Dalam melakukan stimulasi tumbuh
kembang anak, ada beberapa prinsip dasar yang perlu
diperhatikan,yaitu:
a. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan
kasih sayang.
b. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik
karena anak akan meniru tingkah laku orang-orang
yang terdekat dengannya.
c. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur
anak.
d. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak
bermain, bemyanyi, bervariasi, menyenangkan,
tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.
e. Lakukan stimulasi secara bertahap dan
berkelanjutan sesuai umur anak, terhadap ke 4
aspek kemampuan dasar anak.
f. Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana,
aman dan ada di sekitar anak.
g. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki
dan perempuan.
h. Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah
atas keberhasilannya.
Perkembangan kemampuan dasar anak
mempunyai pola yang tetap dan berlangsung secara
berurutan. Dengan demikian stimulasi yang diberikan
kepada anak dalam rangka merangsang pertumbuhan
dan perkembangan anak dapat diberikan oleh orang
tua/keluarga sesuai dengan pembagian periode tumbuh
kembang dan kelompok umur stimulasi anak berikut
ini(Kemenkes RI, 2016):

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 53
Tabel 2.1. Periode tumbuh kembang dan kelompok
stimulasi
No Periode tumbuh Kelompok umur
kembang stimulasi
(bulan)
1. Masa prenatal, janin Masa prenatal
dalam kandungan

2. Masa bayi 0 - 12 bulan 0-3


3-6
6-9
9-12
3. Masa anak balita 12-60 12-15
bulan 15-18
18-24
24-36
36-48
48-60
4. Masa prasekolah 60-72 60-72
bulan

Latihan
Latihan diberikan kepada setiap mahasiswa sesuai materi
pada Bab II secara terstruktur dan sistematis pada akhir
pertemuan, sehingga mahasiswa memiliki penguasaan yang
baik tentang tahapan pertumbuhan dan perkembangan
neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah dengan
pendekatan manajemen kebidanan didasari konsep-konsep,
sikap dan keterampilan dengan pokok bahasan asuhan
neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah. Adapun soal

54 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
yang digunakan untuk latihan adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan periode pertumbuhan dan perkembangan
pada neonatus, bayi, balita dan anak prasekolah
2. Menjelaskan prinsip pertumbuhan dan perkembangan
Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Usia prasekolah
3. Menjelaskan tahapan pertumbuhan dan perkembangan
Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Usia prasekolah
4. Menjelaskan gangguan tumbuh-kembang yang sering
ditemukan
5. Menjelaskan stimulasi tumbuh kembang neonatus, bayi,
balita dan anak prasekolah
6. Menjelaskan Aspek-aspek perkembangan yang dipantau

Ringkasan atau Poin-Poin Penting


1. Periode pertumbuhan dan perkembangan pada neonatus,
bayi, balita dan anak prasekolah
2. Prinsip pertumbuhan dan perkembangan Neonatus,
Bayi,Balita dan Anak Usia prasekolah
3. Tahapan pertumbuhan dan perkembangan Neonatus,
Bayi,Balita dan Anak Usia prasekolah
4. Gangguan tumbuh-kembang yang sering ditemukan
5. Stimulasi tumbuh kembang neonatus, bayi, balita dan anak
prasekolah

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 55
C. PENUTUP
1. Evaluasi, Pertanyaan Diskusi, Soal Latihan, Praktek
atau Kasus
NO KOMPONEN NILAI BOBOT
1 Tugas 40%
Mahasiswa mampu menyelesaikan
tugas dan bekerjasama dalam
kelompok dalam bentuk membuat
makalah tentang tahapan
pertumbuhan dan perkembangan
neonatus, bayi, balita dan anak
prasekolah

Dimensi intrapersonalskill yang


sesuai:
a. Berpikir kreatif
b. Berpikir kritis
c. Berpikir analitis
d. Berpikir inovatif
e. Mampu mengatur waktu
f. Berargumentasi logis
g. Mandiri
h. Dapat mengatasi stress
i. Memahami keterbatasan diri.
j. Mengumpulkan tugas tepat waktu
k. Kesesuaian topik dengan
pembahasan

Dimensi interpersonalskill yang


sesuai:
a. Tanggung jawab
b. Kemitraan dengan perempuan

56 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
NO KOMPONEN NILAI BOBOT
c. Menghargai otonomi perempuan
d. Advokasi perempuan untuk
pemberdayaan diri
e. Memiliki sensitivitas budaya.

Values:
a. Bertanggungjawab
b. Motivasi
c. Dapat mengatasi stress.

2 Ujian Tulis (MCQ) 60%

2. Pertanyaan Diskusi
Mahasiswa dapat menerangkan kembali dan
memberi contoh tahapan pertumbuhan dan
perkembangan neonatus, bayi, balita dan anak
prasekolah dalam tatap muka dan dikusi. Kegiatan
diskusi dilakukan dengan cara membagi kelompok kecil.
Setiap kelompok terdiri dari 8 mahasiswa sehingga
terbentuk 5 kelompok. Masing-masing kelompok
memiliki 1-2 tema yang terdapat dalam bab ini.
Mahasiswa menyampaikan/mempresentasikan dan
mendiskusikan yang telah dibuat dengan anggota
kelompok yang lain kepada dosen penanggung jawab.
Mahasiswa menyerahkan hasil diskusi yang telah dibuat
kepada dosen penanggung jawab masing-masing.

3. Soal Latihan
Pilih satu jawaban yang paling tepat!

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 57
1. Proses pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi
pada anak mempunyai prinsip-prinsip sebagai
berikut :
A. Setiap perkembangan anak tidak terkait dengan
pertumbuhannya
B. Setiap pertumbuhan anak tidak disertai
perubahan fungsi tubuh
C. Saat pertumbuhan pada tahap awal adalah
penentu perkembangan selanjutnya
D. Pertumbuhan tercepat hanya terjadi pada masa
remaja
2. Periode yang paling penting dalam masa prenatal
adalah
A. Trimester pertama
B. Trimester kedua
C. Trimester ketiga
D. Selama kehamilan
3. Tahapan pertumbuhan dan perkembangan usia 3-6
bulan adalah:
A. Mengangkat kepala setinggi 45°
B. Menggerakkan kepala dari kiri/kanan ke tengah.
C. Melihat dan menatap wajah anda.
D. Memegang tangannya sendiri
4. Faktor-faktor lingkungan dibawah ini berpengaruh
terhadap kualitas tumbuh kembang anak adalah
sebagai berikut:
A. Gizi ibu hamil
B. Persalinan sulit
C. Genetik
D. Pengasuhan
5. Beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan
dalam memberikan stimulasi bada anak adalah:

58 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
A. Stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
B. Stimulasi dengan cara mengajak anak bermain,
dan hukuman.
C. Stimulasi secara bertahap
D. Gunakan alat bantu/permainan yang sederhana,
dan aman

4. Umpan balik dan Tindak Lanjut


Dosen memberikan penilaian dari hasil latihan dan
diskusi dan menindaklanjuti dengan memberikan
masukan kepada mahasiswa terkait capaian
pembelajaran yang harus ia kuasai dalam bab ini

5. Glosarium
Child friendly : Lingkungan yang ramah anak
environment
Gerakan : Merupakan gerakan yang
volunteer disadari dan geraknya sangat
bervariasi.
Global : Keadaan keterlambatan
developmental perkembangan.
delay
Hiperaktivitas : Merupakan suatu kondisi di
mana seseorang menjadi lebih
aktif dari biasanya. Kondisi ini
dapat ditandai dengan adanya
peningkatan gerakan, perilaku
agresif, perilaku impulsif, dan
mudah terusik.
IQ : Intelligence Quotients adalah
kemampuan seseorang untuk
menalar, memecahkan

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 59
masalah, belajar, memahami
gagasan, berpikir, dan
merencanakan sesuatu
Konsepsi : Pembuahan, ketika sel sperma
bertemu dengan sel telur
Ovum : Sel telur

60 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
Daftar pustaka

Baharudin. (2014). Pendidikan & psikologi perkembangan.


Jogjakarta: Arus media.
Kemenkes RI. (2016). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi,Deteksi
dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat
Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta.
Marmi dan Kukuh Raharjo. (2014). Asuhan Neonatus Bayi
Balita dan Anak Pra Sekolah. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Potter, P. (2010). Fundamental Of Nursing: Consep, Proses and
Practice. Jakarta : EGC.
Santrock, J. W. (2011). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Soetjiningsih dan Ranuh, I. N. G. (2016). Tumbuh Kembang
Anak. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Yuniarti, S. (2015). Asuhan Tumbuh Kembang Neonatus Bayi:
Balita dan Anak Prasekolah. Bandung : PT Refika Aditama.

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 61
BAB III:
PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG NEONATUS, BAYI,
BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH

A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Bab
Bab ini memberikan bekal kemampuan
mahasiswa untuk menguasai tentang Pemantauan
tumbuh kembang neonatus, bayi, balita dan anak pra
sekolah yang diperlukan sebagai dasar dalam
memberikan penatalaksanaan. Menanamkan keyakinan
pada mahasiswa agar mampu memantau pertumbuhan
dan perkembangan neonatus bayi, balita dan anak pra
sekolah. Dengan menguasai bab ini mahasiswa mampu
memberikan penatalaksanaan pada neonatus bayi balita
dan anak prasekolah dengan didasari konsep-konsep,
sikap dan keterampilan dengan pokok bahasan
pemantauan tumbuh kembang neonatus, bayi, balita dan
anak pra sekolah.

2. Tujuan atau Sasaran Pembelajaran


Pada akhir pembelajaran, mahasiswa mampu:
a. Menjelaskan Indikator pemantauan tumbuh
kembang neonatus, bayi dan balita dan anak
prasekolah
b. Menjelaskan Pertumbuhan fisik
c. Menjelaskan Perkembangan Motorik Kasar, Motorik
Halus, Berbicara Dan Bahasa, Sosial
d. Menjelaskan Pemeriksaan Antropometri
e. Menjelaskan Pemeriksaan Fisik Pada Balita

62 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
3. Kompetensi Khusus
Kompetensi khusus yang diharapkan dapat
dicapai oleh mahasiswa adalah memiliki sikap,
keterampilan umum, keterampilan khusus dan
pengetahuan dalam capaian pembelajaran sebagai
pemberi pelayanan (care provider), communicator, serta
mitra perempuan. Memberikan pelayanan pada
neonatus, bayi dan balita yang tepat sasaran, berhasil
guna dan efisien.

B. PENYAJIAN
1. Indikator pemantauan tumbuh kembang neonatus,
bayi dan balita dan anak prasekolah.
Dalam meramal pola tumbuh kembang individu
tidak terlepas dari indikator tumbuh kembang yang
dimiliki individu bersangkutan indikator tersebut antara
lain:
a. Kondisi keluarga
Peran keluarga sangat penting dalam
mendukung pertumbuhan dan perkembangan. Anak
akan ewarisi sifat-sifat khusus dari orang tuanya.
b. Nutrisi dan gizi
Anak yang memperoleh asupan nutrisi yang
bergizi, proses pertumbuhan dan perkembangannya
lebih baik dibandingkan anak yang kekurangan gizi.
c. Perubahan emosional
Emosi akan menyebabkan produksi hormon
meningkat. Akibatnya hormon pertumbuhan yang
dihasilkan oleh kelenjar pituitari akan terhambat.
Pertumbuhan anak yang cenderung serius dengan
emosi yang labil akan terlambat dibandingkan dengan
anak-anak yang peuh dengan keceriaan.

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 63
d. Jenis kelamin
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih
berat dibandingkan anak permpuan pada usia 12-15
tahun, karena jumlah tulang dan ototnya lebih banyak.
Akan tetapi jenis kelamin bagi usia 0-1 tahun belum
menunjukkan beda yang nyata karena sistem
hormonal belum berfungsi dengan baik.
e. Suku bangsa
Suku bangsa akan mempengaruhi variasi
ukuran tubuh individu.Anak-anak dari negara
Amerika , lebih besar dan tinggi dibandingkan dengan
anak-anak Indonesia. Fisik anak kulit hitam lebih kuat
dibandingkan dengan anak-anak kulit putih.
f. Intelegensi
Anak-anak dengan intelegensi tinggicenderung
memiliki tubuh tinggi dan berat yang lebih besar
dibandingkan dengan anak-anak yang memiliki
intelegensi rendah.
g. Status sosial ekonomi
Tubuh anak yang dibesarkan dalam kondisi
sosial ekonomi yang kurang, cenderung akan lebih
kecil jika dibandingkan dengan anak-anak yang
kondisi sosial ekonominya terjamin.
h. Tingkat kesehatan
Anak yang dibesarkan dengan tingkat
kesehatan yang baik dan jarang sakit akan tumbuh
lebih baik dibandingkan dengan anak yang sering
sakit-sakitan.
i. Fungsi kelenjar hormon thyroxin
Jika fungsi kelenjar hormon normal,
pertumbuhan pun akan normal. Jika individu
mengalami kekurangan hormon thyroxin maka akan

64 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
menyebabkan kekerdilan (kreatisme). Sebaliknya
kelebihan hormon thyroxin akan menyebabkan
bertubuh raksasa (gigantisme).
j. Postur badan
Postur tubuh manusia berdasarkan berat dan
tingginya diklasifikasikan dalam 3 kelompok yaitu
ectomorphic, atu tinggi besar (contoh bangsa eropa),
mesomorphic atau sedang-sedang saja (contoh bangsa
Indonesia), dan endomorphic (contoh bangsa Jepang).
(Marmi dan Kukuh Raharjo, 2014).

2. Indikator Pertumbuhan fisik


a. Berat badan
Pada masa pertumbuhan berat badan bayi
dibagi menjdai dua yaitu usia 0 – 6 bulan dan usia 6 –
12 bulan. Untuk usia 0 – 6 bulan berat badan akan
mengalami penambahan setiap seminggu sekitar 140
– 200 gram dan berat badannya akan menjadi dua kali
berat badan lahir pada akhir bulan ke 6. Sedangkan
pada usia 6 – 12 bulan terjadi penambahan setiap
seminggu sekitar 40 gram dan pada akhir bulan ke 12
akan menjadi penambahan 3 kali lipat berat badan
lahir.
Pada masa bermain, terjadi penambahan berat
badan sekitar 4 kali lipat dari berat badan lahir pada
usia kurang lebih 2,5 tahun serta penambahan berat
badan setiap tahunnya adalah 2-3 kilogram. Pada
masa pra sekolah dan sekolah akan terjadi
penambahan berat badan setiap tahunya kurang lebih
2-3 kilogram.

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 65
b. Tinggi badan
Pada usia 0 – 6 bulan bayi akan mengalami
penambahan tinggi badan sekitar 2,5 cm setiap
bulannya. Pada usia 6 – 12 bulan akan mengalami
penambahan tinggi badan hanya sekitar 1,25 cm
setiap bulannya. Pada akhir tahun pertama akan
meningkat kira-kira 50% dari tinggi badan waktu
lahir. Pada masa bermain penambahan selama tahun
ke 2 kurang lebih 12 cm sedangkan penambahan
tahun ketiga rata-rata 4 – 6 cm. Pada masa pra
sekolah, khususnya diakhir usia 4 tahun, terjadi
penambahan rata-rata 2 kali lipat dari tinggi badan
waktu lahir dan mengalami penambahan setiap
tahunya kurang lebih 6-8 cm. Pada masa sekolah akan
mengalami penambahan setiap tahunnya.setelah usia
6 tahun tinggi badan bertambah rata-rata 5 cm,
kemudian pada usia 13 tahun bertambah lagi menjadi
rata-rata 3 kali lipat dari tinggi badan waktu lahir.
c. Lingkar kepala
Pertumbuhan pada lingkar kepala ini terjadi
dengan sangat cepat sekitar 6 bulan pertama, yaitu
dari 35 – 43 cm. Pada usia-usai selanjutnya
pertumbuhan lingkar kepala mengalami perlambatan.
Pada usia 1 tahun hanya mengalami pertumbuhan
kurang lebih 46,5 cm. Pada usia 2 tahun mengalami
pertumbuhan kurang lebih 49 cm, kemudian akan
bertambah 1 cm sampai dengan usia tahun ke tiga
bertambah lagi kurang lebih 5 cm sampai dengan usia
remaja.

66 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
3. Perkembangan Motorik Kasar, Motorik Halus,
Berbicara Dan Bahasa, Sosial
Pada usia 3 tahun pertama kehidupan,
pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak masih
berlangsung dan tejadi pertumbuhan serabut-serabut
syaraf dan cabang-cabangnya, sehingga terbentuk
jaringan syaraf dan otak yang kompleks. Jumlah dan
pengaturan hubungan- hubungan antar sel syaraf ini
akan sangat mempengaruhi segala kinerja otak, mulai
dari kemampuan belajar berjalan, mengenal huruf hingga
bersosialisasi.
a. Perkembangan motorik halus
1) Masa neonatus (0-28 hari)
Perkembangan motorik halus pada masa ini
dimulai dengan adanyakemampuan untuk
mengikuti garis tengah bila kita memberikan
responsterhadap gerakan jari atau tangan
2) Masa bayi (28 hari-1 tahun)
a) Usia 1- 4 bulan
Perkembangan motorik halus pada usia
ini adalah dapat melakukan hal seperti
memegang suatu objek, mengikuti objek dari
sisi kesisi, mencoba memegang dan
memasukan benda kedalam mulut, memegang
benda tapi terlepas, meperhatikan tangan dan
kaki, memegang benda dengan kedua tangan,
serta menahan benda ditangan walaupun hanya
sebentar
b) Usia 4-8 bulan
Perkembangan motorik halus pada usia
ini adalah sudah mulai mengamati benda,
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 67
memegang, mengekplorasi benda yang sedang
dipegang, mengambil objek dengan tangan
tertangkup, mampu menahan kedua benda
dikedua tangan secara simultan, menggunakan
bahu dan tangan sebagai satu kesatuan, serta
memindahkan objek dari satu tangan
ketanganyang lain
c) Usia 8-12 bulan
Perkembangan motorik halus pada usia
ini adalah mencari atau merainh benda kecil
bila diberi kubus mampu memindahkan,
mengambil, memegang dengan telunjuk dan ibu
jari, membenturkannya, serta meletakkan
benda atau kubus ke tempatnya
3) Masa anak (1-2 tahun)
Perkembangan motorik halus pada usia ini
dapat ditunjukan dengan adanya kemampuan
dalam mencoba, menyusun, atau membuat
menara pada kubus.
4) Masa pra sekolah.
Perkembangan motorik halus dapat dilihat
pada anak, yaitu mulai memiliki kemampuan
menggoyangkan jari-jari kaki, menggambar dua
atau tiga bagian, memilih garis yang lebih panjang
dan menggambar orang, melepas objek dengan
jari lurus, mampu menjepit benda, melambaikan
tangan, menggunakan tanggannya untuk bermain,
menempatkan objek ke dalam wadah, makan
sendiri, minum dari cangkir dengan bantuan,
menggunakan sendok dengan bantuan, makan
dengan jari, serta membuat coretan diatas kertas
(Wong dkk, 2009).

68 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
b. Perkembangan motorik kasar
1) Masa neonatus
Perkembangan motorik kasar yang dapat dicapai
pada usia ini diawali dengan tanda gerakan
seimbang pada tubuh dan mulai mengangkat
kepala
2) Masa bayi
a) Usia 1-4 bulan
Perkembangan motorik kasar pada usia
ini dimulai dengan kemampuan mengangkat
kepala saat tegkurap, mencoba duduk
sebentar dengan ditopang, mampu duduk
dengan kepala tegak, jatuh terduduk
dipangkuan ketika disokong pada posisi
berdiri, kontrol kepala sempurna, mengangkat
kepala sambil berbaring terlentang, berguling
dari terlentang ke miring, kesisi lengan dan
tungkai kurang fleksi, dan berusaha untuk
merangkak
b) Usia 4 – 8 bulan
Perkembangan motorik kasar awal
bulan ini dapat dilihat pada pertumbuhan
dalam aktifitas, seperti posisi telungkup pada
alas dan sudah mulai mengangkat kepala
dengan melakukan gerakan menekan kedua
tangannya. Pada bulan ke empat sudah
mampu memalingkankepala ke kanan dan kiri,
duduk dengan kepala tegak, membalikan
badan, bangkit dengan kepala tegak, menumpu
beban pada kaki dengan lengan berayun
kedepan dan kebelakang, berguling dari

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 69
terlentang dan tengkurap, serta duduk dengan
bantuan dalam waktu yang singkat.
c) Usia 8-12 bulan
Perkembangan motorik kasar dapat
dia!ali dengan duduk tanpa pegangan, berdiri
dengan pegangan, bangkit lalu berdiri, berdiri
2 detik dan berdiri sendiri.
d) Masa anak (1-2 tahun)
Dalam perkembangan masa anak
terjadi perkembangan motorik kasar secara
signifikan. Pada masa ini anak sudah mampu
melangkah dan berjalan dengan tegak. Sekitar
usia 18 bulan anak mampu menaiki tangga
dengan cara tangan dipegang. Pada akhir
tahun kedua sudah mampu berlari-lari kecil,
menendang bola, dan mulai mencoba
melompat.
3) Masa pra sekolah
Perkembangan motorik kasar masa
prasekolah ini dapat diawali dengan kemampuan
untuk berdiri dengan satu kaki selama satu
sampai lima detik, melompat dengan satu kaki,
berjalan dengan tumit ke jari kaki, menjelajah,
membuat posisi merangkak, dan berjalan dengan
bantuan (Wong dkk, 2009).
c. Perkembangan bahasa
1) Masa neonatus
Perkembangan bahasa masa neonatus ini dapat
ditunjukan dengan adanya kemampuan bersuara
menangis dan bereaksi terhadap suara atau bel

70 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
2) Masa bayi (28 hari- 1 tahun)
a) Usia 1-4 bulan
Perkembangan bahasa pada usia ini
ditandai dengan adanya kemampuan bersuara
dan tersenyum, mengucapkan huruf hidup,
berceloteh, mengucapkan kata “oh/ah”, tertawa
dan berteriak, mengoceh spontan, serta
bereaksi dengan mengoceh.
b) Usia 4-8 bulan
Perkembangan bahasa pada usia ini
adalah dapat menirukan bunyi atau kata-kata,
menoleh ke arah suara atau sumber bunyi,
tertawa, menjerit, menggunakan vokalisasi
semakin banyak, serta menggunakan kata yang
terdiri atas dua suku kata dan dapat membuat
dua bunyi vokal yang bersamaan seperiti “ba-
ba”
c) Usia 8-12 bulan
Perkembangan bahasa pada usia ini
adalah mampu mengucapkan kata “papa” dan
“mama” yang belum spesifik, mengoceh hingga
mengatakannya secara spesifik, serta dapat
mengucapkan satu samapai dua kata.
3) Masa anak 1-2 tahun
Perkembangan bahasa masa anak ini
adalah dicapainya kemampuan bahasa pada anak
yang mulai ditandai dengan anak mampu memiliki
sepuluh perbendaharaan kata: tingginya
kemampuan meniru, mengenal, dan responsip
terhadap orang lain: mampu menujukkan dua
gambar: mampu mengkombinasikan kata-kata

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 71
serta mulai mampu menunjukan lambaian anggota
badan.
4) Masa pra sekolah
Perkembangan bahasa diawali dengan
adanya kemampuan menyebutkan hingga empat
gambar, menyebutkan satu hingga dua warna,
menyebutkan kegunaan benda, mengitung,
mengartikan dua kata, mengerti empat katadepan,
mengerti beberapa kata sifat dan jenis kata
lainnya, menggunakan bunyi untuk
mengidentifikasi objek, orang, dan aktifitas,
menirukan berbagai bunyi kata, memahami arti
larangan, serta merespons panggilan orang dan
anggota keluarga dekat.
d. Perkembangan perilaku atau adaptasi sosial
1) Masa neonatus
2) Masa bayi (28 hari-1 tahun)
a) Usia 1-4 bulan
Perkembangan adaptasi sosial pada
usia ini dapat diawali dengan kemampuan
mengamati tangannya: tersenyum spontan
dan membalassenyum bila di ajak tersenyum,
mengenali ibunya dengan penglihatan,
penciuman, pendengaran, dan kontak,
tersenyum pda wajah manusia waktu tidur
dalam sehari lebih sedikit dari pada waktu
terjaga, membentuk siklus tidur bangun,
menangis bila terjadi sesuatu yang aneh,
membedakan wajah-wajah yang dikenal dan
tidak dikenal, senang menatap wajah-wajah
yang dikenalnya, serta terdiam bila ada orang
yang tak dikenal.

72 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
b) Usia 4-8 bulan
Perkembangan adaptasi sosial pada
usia ini antara lain anak merasa takut dan
terganggu dengan keberadaan orang asing,
mulai bermain dengan mainan, mudah
frustasi, serta memukul-mukul lengan dan
kaki jika sedang kesal.
c) Usia 8-12 bulan
Perkembangan adaptasi sosial pada
usia ini dimulai dengan kemampuan bertepuk
tangan, menyatakan keinginan, sudah mulai
minum dengan cangkir, menirukan kegiatan
orang, bermain bola atau lainnya dengan
orang lain.
3) Masa anak 1-2 tahun
Perkembangan adaptasi sosial masa anak
dapat ditunjukan dengan adanya kemampuan
membantu kegiatan dirumah, menyuapi boneka,
mulai menggosok gigi serta mencoba mengenakan
baju sendiri.
4) Masa pra sekolah
Perkembangan adaptasi sosial pada masa
prasekolah adalah adanya kemampuan bermain
dengan permainan sederhana, menangis jika
dimarahi, membuat permintaan sederhana dengan
gaya tubuh, menunjukan peningkatan kecemasan
terhadap perpisahan, serta mengenali anggota
keluarga (Wong dkk, 2009).
e. Kemampuan Bicara dan Bahasa
Bertambahnya kematangan otak
dikombinasikan dengan peluang - peluang untuk
menjelajahi dunia sekelilingnya dan sebagai

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 73
penyumbang terbesar untuk lahirnya kemampuan
kognitif anak. Sejumlah kemampuan anak, seperti
belajar membaca adalah berkaitan dengan masukan
dari mata anak yang ditransmisikan ke otak anak,
kemudian melalui sistem yang ada di otak,
menterjemahkannya kedalam kode huruf-huruf,
kata-kata dan asosiasinya. Akhirnya akan
dikeluarkan dalam bentuk bicara.
Bakat bicara anak karena sistem otak
diorganisasikan sedemikian rupa sehingga
memungkinkan anak memproses sebagai bahasa.
Anak mulai pandai berbicara, sejalan dengan
perkembangannya memahami sesuatu. Biasanya
anak mulai berbicara sendiri, kemudian berkembang
menjadi kemampuan untuk bertindak tanpa harus
mengucapkannya. Hal ini merupakan suatu transisi
awal untuk dapat lebih berkomunikasi secara sosial.

Tabel 3.1 Kemampuan Bicara dan Bahasa


Usia Kemampuan Bicara dan Bahasa
12-15 bulan 1. Membuat suara dari
barang-barang yang
dipilihnya
2. Menyebut nama bagian tubuh;
3. Melakukan pembicaraan.
15-18 bulan 1. Bercerita tentang gambar di
buku/majalah;
2. Permainan telepon-teleponan;
3. Menyebut berbagai nama barang.
18-24 bulan 1. Melihat acara televisi;
2. Mengerjakan perintah

74 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
Usia Kemampuan Bicara dan Bahasa
sederhana;
3. Bercerita tentang apa yang
dilihatnya.
24-36 bulan 1. Menyebut nama lengkap anak;
2. Bercerita tentang diri anak;
3. Menyebut berbagi jenis pakaian;
4. Menyatakan keadaan suatu
benda.
36-48 bulan 1. Berbicara dengan anak;
2. Bercerita mengenai dirinya;
3. Bercerita melalui album foto;
4. Mengenal huruf besar menurut
alfabet di koran/majalah.
48-60 bulan 1. Belajar mengingat-ingat;
2. Mengenal huruf dan simbol;
3. Mengenal angka;
4. Membaca majalah;
5. Mengenal musim;
6. Mengumpulkan foto kegiatan
keluarga;
7. Mengenal dan mencintai buku;
8. dan menyelesaikan kalimat.

f. Kemampuan Bersosialisasi dan Kemandirian


Dasar-dasar sosialisasi yang sudah diletakkan
pada masa bayi, maka pada masa ini mulai
berkembang. Dalam hal ini hubungan keluarga, orang
tua anak, antar saudara dan hubungan dengan sanak
keluarga cukup berperan. Pengasuhan pada tahun
pertama berpusat pada perawatan, berubah ke arah

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 75
kegiatan-kegiatan seperti permainan, pembicaraan
dan pemberian disiplin, akhirnya mengajak anak
untuk menalar terhadap sesuatu. Pada masa ini
sebagai masa bermain, anak mulai melibatkan teman
sebayanya, melalui bermain, meski interaksi yang
dibangun dalam permainan bukan bersifat sosial,
namun sebagai kegiatan untuk menyenangkan dan
dilaksanakan untuk kegiatan itu sendiri. Jenis
permainan yang dilakukan bisa berbentuk
konstruktif, permainan pura-pura, permainan sensori
motorik, permainan sosial atau melibatkan orang lain,
games atau berkompetisi.

Tabel 3.2 Kemampuan Bersosialisasi dan Kemandirian


Usia Kemampuan Bersosialisasi dan
Kemandirian
12-15 bulan 1. Menirukan pekerjaan rumah
tangga,
2. Melepas pakaian,
3. Makan sendiri,
4. Merawat mainan,
5. Pergi ke tempat-tempat umum.
15-18 bulan 1. Belajar memeluk dan mencium,
2. Membereskan mainan/membantu
kegiatan di rumah,
3. Bermain dengan teman sebaya,
4. Permainan baru,
5. Bermain petak umpet.

76 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
Usia Kemampuan Bersosialisasi dan
Kemandirian
18-24 bulan 1. Mengancingkan kancing baju,
2. Permainan yang memerlukan
interkasi dengan teman bermain.
3. Membuat rumah-rumahan,
4. Berpakaian,
5. Memisahkan diri dengan anak.
24-36 bulan 1. Melatih buang air kecil dan buang
air besar di WC/kamar mandi.
2. Berdandan/memilih pakaian
sendiri.
3. Berpakaian sendiri.
36-48 bulan 1. Mengancingkan kancing tarik,
2. Makan pakai sendok garpu,
3. Membantu memasak,
4. Mencuci tangan dan kaki,
5. Mengenal aturan/batasan.
48-60 bulan 1. Membentuk kemandirian
dengan memberi
kesempatan mengunjungi
temannya tanpa ditemani.
2. Membuat atau menempel foto
keluarga,
3. Membuat mainan/boneka dari
kertas.
4. Menggambar orang,
5. Mengikuti aturan
permainan/petunjuk,
6. Bermain kreatif dengan teman-

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 77
Usia Kemampuan Bersosialisasi dan
Kemandirian
temannya,
7. Bermain ‘berjualan dan berbelanja
di toko”

4. Pemeriksaan Antropometri pada Anak


Standar Antropometri Anak digunakan untuk
menilai atau menentukan status gizi anak. Penilaian
status gizi Anak dilakukan dengan membandingkan hasil
pengukuran berat badan dan panjang/tinggi badan
dengan Standar Antropometri Anak. Klasifikasi penilaian
status gizi berdasarkan Indeks Antropometri sesuai
dengan kategori status gizi pada WHO Child Growth
Standards untuk anak usia 0-5 tahun dan The WHO
Reference 2007 untuk anak 5-18 tahun.
a. Umur
Faktor umur sangat penting dalam menentukan
status gizi. Umur yang digunakan pada standar ini
merupakan umur yang dihitung dalam bulan penuh.
Indeks Panjang Badan (PB) digunakan pada anak
umur 0-24 bulan yang diukur dengan posisi
terlentang. Bila anak umur 0-24 bulan diukur dengan
posisi berdiri, maka hasil pengukurannya dikoreksi
dengan menambahkan 0,7 cm.
Sementara untuk indeks Tinggi Badan (TB)
digunakan pada anak umur di atas 24 bulan yang
diukur dengan posisi berdiri. Bila anak umur di atas
24 bulan diukur dengan posisi terlentang, maka hasil
pengukurannya dikoreksi dengan mengurangkan 0,7
cm. (Permenkes RI, 2020).

78 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
Contoh : tahun usia penuh.
Umur : 8 tahun 2 bulan dihitung 8 tahun
: 7 tahun 10 bulan dihitung 7 tahun.
Contoh : bulan penuh
Umur : 6 bulan 5 hari di hitung 6 bulan
: 8 bulan 29 hari dihitung 8 bulan
b. Berat badan
Merupakan ukuran antropometri yang
terpenting dan paling sering digunakan pada bayi
baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan untuk
mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Penurunan
berat badan merupakan yang sangat penting karena
mencerminkan masukan kalori yang tidak adekuat.
Berat badan merupakan pilihan utama karena
berbagai pertimbangan:
1) Parameter yang baik, mudah terlihat perubahan
dalam waktu singkat.
2) Memberi gambaran status gizi sekarang dan
gambaran yang baik tentang pertumbuhan
3) Merupakan ukuran antropometri yang sudah
dipakai secara umum dan luas.
4) Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi
oleh ketrampilan pengukur
5) KMS (Kartu Menuju Sehat) yang digunakan
sebagai alat yang baik untuk pendidikan dan
monitor kesehatan anak menggunakan juga berat
badan sebagai dasar pengisian.

Alat yang digunakan di lapangan sebaiknya


memenuhi beberapa persyaratan:
1) Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat
ke tempat lain.

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 79
2) Mudah diperoleh dan relatif murah harganya.
3) Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1
kg
4) Cukup aman untuk menimbang anak balita.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam


menimbang berat badan anak:
1) Pemeriksaan alat timbangan
2) Anak balita yang ditimbang
3) Pengetahuan dasar petugas

c. Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan antropometri yang
menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal.
Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan.
Tinggi badan relative kurang sensitive pada masalah
kekurangan gizi dalam waktu singkat. Pengaruh
defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan tampak
dalam waktu yang relative lama. Pada keadaan
normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan
pertambahan umur.
Indeks Panjang Badan (PB) digunakan pada
anak umur 0-24 bulan yang diukur dengan posisi
terlentang. Bila anak umur 0-24 bulan diukur dengan
posisi berdiri, maka hasil pengukurannya dikoreksi
dengan menambahkan 0,7 cm. Sementara untuk
indeks Tinggi Badan (TB) digunakan pada anak umur
di atas 24 bulan yang diukur dengan posisi berdiri.
Bila anak umur di atas 24 bulan diukur dengan posisi
terlentang, maka hasil pengukurannya dikoreksi
dengan mengurangkan 0,7 cm. (Permenkes RI, 2020).
Cara Pengukuran :

80 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
1) Letakkan kepala bayi pada garis tengah alat
pengukur. Letakkan lutut bayi secara lembut
2) Dorong sehingga kaki ekstensi penuh dan
mendatar pada meja ukuran
3) Hitung berapa panjang bayi tersebut dengan
melihat angka pada tumit bayi.
4) Jika pengukuran dilakukan saat berdiri maka
posisi anak harus berdiri tegak lurus, sehingga
tumit, bokong dan bagian atas punggung terletak
pada dalam 1 garis vertical, sedangkan liang
telinga dan bagian bawah orbita membentuk satu
garis horizontal.
Cara mengukur:
1) Tempelkan dengan paku mikrotoa tersebut pada
dinding yang lurus datar sehingga tepat 2 meter.
2) Lepaskan sepatu atau sandal.
3) Anak harus berdiri tegak seperti sikap siap
sempurna
4) Turunkan mikrotoa sampai rapat pada kepala
bagian atas, siku-siku harus lurus menempel
pada dinding.
5) Baca angka pada skala yang nampak pada lubang
dalam gulungan mikrotoa.

d. Lingkar Lengan Atas (LILA)


Merupakan salah satu pilihan untuk penentuan
status gizi, karena mudah, murah, dan cepat. Tidak
memerlukan data umur yang terkadang susah
diperoleh. LILA memberikan gambaran tentang
keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit.
LILA mencerminkan cadangan energy, sehingga
dapat mencerminkan:

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 81
1) Status KEP pada balita
2) KEK pada ibu WUS dan ibu hamil: resiko bayi
BBLR
Kesalahan pengukuran LILA (ada
berbagai tingkat ketrampilan pengukur) relatif
lebih besar dibandingkan dengan tinggi badan,
mengingat batas antara baku dengan gizi kurang,
lebih sempit pada LILA dari pada tinggi badan.
Ambang batas pengukuran LILA pada bayi umur
0-30 hari yaitu ≥ 9,5 cm. sedangkan pada balita
yaitu < 12,5cm.

Cara mengukur LILA pada bayi:


1) Tentukan posisi pangkal bahu
2) Lengan dalam keadaan bergantung bebas, tidak
tertutup kain atau pakaian
3) Tentukan posisi ujung siku dengan cara siku dilipat
dengan telapak tangan kearah perut.
4) Tentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung
siku siku dengan menggunakan pita LILA, dan beri
tanda dengan pulpen
5) Sebelumnya perhatikan titik nolnya.
6) Lingkarkan pita LILA sesuai dengan tanda pulpen di
sekeliling lengan sesuai tanda.
7) Masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita
LiLA
8) Pita di tarik dengan perlahan, jangan terlalu ketat
atau longgar
9) Baca angka yang di tunjukkan oleh tanda panah
pada pita LiLA (kearah angka yang lebih besar)
10) Tulis hasil pembacaannya.

82 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
e. Lingkar Kepala
Tujuan untuk mengetahui lingkaran kepala
anak dalam batas normal atau diluar batas normal.
Jadwal pengukuran disesuaikan dengan umur anak.
Umur 0 - 11 bulan, pengukuran dilakukan setiap tiga
bulan (Kemenkes RI, 2016). Pada anak yang lebih
besar, umur 12 – 72 bulan, pengukuran dilakukan
setiap enam bulan. Pada umur 1 tahun lingkar kepala
mencapai 45-47 cm (bertambah 0,5 cm tiap bulan).
Pada usia 3 tahun menjadi 50 cm dan pada umur 10
tahun 53 cm (Sinta B, 2019).
Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak
dan tulang tengkorak. Ukuran otak pun meningkat
secara cepat selama tahun pertama, tetapi besar
lingkar kepala tidak menggambarkan keadaan
kesehatan dan gizi. Bagaimanapun ukuran otak dan
lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi
sesuai keadaan gizi.

Alat dan Tehnik Pengukuran


Alat yang sering digunakan dibuat dari serat
kaca (fiber glas) dengan lebar kurang dari 1 cm,
fleksibel, tidak mudah patah, pengukuran sebaiknya
dibuat mendekati 1 desimal, caranya dengan
melingkarkan pita dari pertengahan dahi (frontalis)
ke tulang telinga terus ke oksipitalis, kembali ke
frontalis

Cara mengukur lingkaran kepala:


1) Alat pengukur dilingkaran pada kepala anak
melewati dahi, diatas alis mata, diatas kedua
telinga,

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 83
2) dan bagian belakang kepala yang menonjol, tarik
agak kencang.
3) Baca angka pada pertemuan dengan angka.
4) Tanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung umur
bayi/anak.
5) Hasil pengukuran dicatat pada grafik lingkaran
kepala menurut umur dan jenis kelamin anak.
6) Buat garis yang menghubungkan antara ukuran
yang lalu dengan ukuran sekarang.

Jika ukuran lingkaran kepala anak berada di


dalam “jalur hijau” maka lingkaran kepala anak
normal. Bila ukuran lingkaran kepala anak berada di
luar “jalur hijau” maka lngkaran kepala anak tidak
normal. Lingkaran kepala anak tidak normal ada 2
(dua), yaitu makrosefal bila berada diatas “jalur
hijau” dan mikrosefal bila berada dibawah “jalur
hijau”(Kemenkes RI, 2016).

f. Lingkar Dada
Dilakukan pada bayi/anak dalam keadaan
bernafas biasa dengan titik ukur pada areola
mammae. Biasanya dilakukan pada anak berumur 2-
3 tahun, karena rasio lingkar kepala dan lingkar dada
sama pada umur 6 bulan. Setelah umur ini lingkar
kepala lebih lambat dari pada lingkar dada. Pada
anak yang mengalami KEP terjadi pertumbuhan
lingkar dada yang lambat: rasio dada dan kepala < 1
(Sinta B, 2019).

84 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
5. Pemeriksaan Fisik pada Balita
a. Kepala
1) Bentuk kepala; makrosefali atau mikrosefali
2) Tulang tengkorak:
a) Anencefali: tidak ada tulang tengkorak
b) Encefalokel: tidak menutupnya fontanel
occipital
c) Fontanel anterior menutup: 18 bulan
d) Fontanel posterior: menutup 2-6 bulan
e) Caput succedeneum: berisi serosa , muncul
24 jam pertama dan hilang dalam 2 hari
f) Cepal hematoma: muncul 24-48 jam dan
hilang 2-3minggu
3) Distribusi rambut dan warna
Jika rambut berwarna/kuning dan gampang
tercabut merupakan indikasi adanya gangguan
nutrisi.
4) Ukuran lingkar kepala 33 – 34 atau < 49 dan
diukur dari bagian frontalkebagian occipital.
b. Muka
Simetris kiri kanan
c. Mata
Simetris kanan kiri dan alis tumbuh umur 2-3 bulan
d. Hidung
Posisi hidung apakah simetris kiri kanan
e. Mulut
1) Bibir kering atau pecah – pecah
2) Periksa labio schizis
3) Periksa gigi dan gusi apakah ada perdarahan atau
pembengkakan
f. Telinga
1) Simetris kiri dan kanan

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 85
2) Daun telinga dilipat, dan lama baru kembali
keposisi semula menunjukkan tulang rawan
masih lunak.
3) Starter refleks:tepuk tangan dekat telinga, mata
akan berkedip.
g. Leher
Raba tiroid: daerah tiroid ditekan, dan pasien disuruh
untuk menelan, apakah ada pembesaran atau tidak.
h. Dada
Bentuk dada apakah simetris kiri dan kanan
i. Abdomen
1) Observasi adanya pembengkakan atau
perdarahan.
2) Palpasi pada daerah hati, teraba 1 – 2 cm
dibawah costa
j. Punggung.
Susuri tulang belakang , apakah ada spina bivida
k. Tangan
1) Jumlah jari-jari polidaktil (> dari 5), sindaktil (jari
– jari bersatu)
2) Pada anak kuku dikebawakan, dan tidak patah,
kalau patah didugakelainan nutrisi.
3) Ujung jari halus
4) Grasping refleks: meletakkan jari pada tangan
bayi, maka refleks akan menggengam.
5) Palmar refleks: tekan pada telapak tangan ,akan
menggengam
l. Kaki
1) Lipatan kaki apakah 1/3, 2/3, bagian seluruh
telapak kaki.
2) Talipes: kaki bengkok kedalam.

86 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
3) Clubfoot: otot-otot kaki tidak sama panjang, kaki
jatuh kedepan
4) Refleks babinsky
5) Refleks Chaddok

Latihan
Latihan diberikan kepada setiap mahasiswa sesuai materi pada
Bab III secara terstruktur dan sistematis pada akhir
pertemuan, sehingga mahasiswa memiliki penguasaan yang
baik tentang pemantauan tumbuh kembang neonatus, bayi,
balita dan anak pra sekolah dengan pendekatan manajemen
kebidanan didasari konsep-konsep, sikap dan keterampilan.
Adapun soal yang digunakan untuk latihan adalah sebagai
berikut:
1. Menjelaskan Indikator pemantauan tumbuh kembang
neonatus, bayi dan balita dan anak prasekolah
2. Menjelaskan Pertumbuhan fisik
3. Menjelaskan Perkembangan Motorik Kasar, Motorik Halus,
Berbicara Dan Bahasa, Sosial
4. Menjelaskan Pemeriksaan Antropometri
5. Menjelaskan Pemeriksaan Fisik Pada Balita

Ringkasan atau Poin-Poin Penting


1. Indikator pemantauan tumbuh kembang neonatus, bayi
dan balita dan anak prasekolah
2. Pertumbuhan fisik
3. Perkembangan Motorik Kasar, Motorik Halus, Berbicara
Dan Bahasa, Sosial
4. Pemeriksaan Antropometri
5. Pemeriksaan Fisik Pada Balita

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 87
C. PENUTUP
1. Evaluasi, Pertanyaan Diskusi, Soal Latihan, Praktek
atau Kasus
NO KOMPONEN NILAI BOBOT
1 Tugas 40%
Mahasiswa mampu menyelesaikan
tugas dan bekerjasama dalam
kelompok dalam bentuk membuat
makalah tentang pemantauan tumbuh
kembang neonatus, bayi, balita dan
anak pra sekolah.
Dimensi intrapersonalskill yang sesuai:
l. Berpikir kreatif
m. Berpikir kritis
n. Berpikir analitis
o. Berpikir inovatif
p. Mampu mengatur waktu
q. Berargumentasi logis
r. Mandiri
s. Dapat mengatasi stress
t. Memahami keterbatasan diri.
u. Mengumpulkan tugas tepat waktu
v. Kesesuaian topik dengan pembahasan

Dimensi interpersonalskill yang sesuai:


a. Tanggung jawab
b. Kemitraan dengan perempuan
c. Menghargai otonomi perempuan
d. Advokasi perempuan untuk
pemberdayaan diri
e. Memiliki sensitivitas budaya.

88 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
NO KOMPONEN NILAI BOBOT

Values:
a. Bertanggungjawab
b. Motivasi
c. Dapat mengatasi stress.
2 Ujian Tulis (MCQ) 60%

2. Pertanyaan Diskusi
Mahasiswa dapat menerangkan kembali dan
memberi contoh pemantauan tumbuh kembang
neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah dalam tatap
muka dan diskusi. Kegiatan diskusi dilakukan dengan
cara membagi kelompok kecil. Setiap kelompok terdiri
dari 8 mahasiswa sehingga terbentuk 5 kelompok.
Masing-masing kelompok memiliki 1-2 tema yang
terdapat dalam bab ini.
Mahasiswa menyampaikan/mempresentasikan
dan mendiskusikan yang telah dibuat dengan anggota
kelompok yang lain kepada dosen penanggung jawab.
Mahasiswa menyerahkan hasil diskusi yang telah dibuat
kepada dosen penanggung jawab masing-masing.

3. Soal Latihan
Pilih satu jawaban yang paling tepat!

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 89
1. Manakah yang tidak termasuk Indikator pemantauan
tumbuh kembang neonatus, bayi dan balita dan anak
prasekolah?
A. Iklim
B. Nutrisi dan Gizi
C. Perubahan emosional
D. Status sosial ekonomi
2. Manakah yang termasuk Perkembangan motorik
halus?
A. Berjalan mundur,
B. Berjalan sambil berjinjit
C. Berjalan naik dan turun tangga
D. Bermainan balok dan menyusun balok.
3. Manakah yang termasuk Perkembangan motorik kasar
A. Melompat,
B. Bermain puzzle
C. Menggambar wajah atau bentuk
D. Mengenal berbagai ukuran dan bentuk
4. Apakah hal yang perlu diperhatikan dalam menimbang
berat badan anak?
A. Pemeriksaan alat timbangan
B. Mudah diperoleh dan relatif murah harganya
C. Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1
kg
D. Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke
tempat lain.
5. Stimulasi perkembangan yang menyeluruh harus
dilakukan terhadap kemampuan di bawah ini, kecuali :
A. Kemampuan Gerak kasar
B. Kemampuan Gerak halus
C. Kemampuan bicara dan bahasa
D. Kemampuan orangtua

90 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
4. Umpan balik dan Tindak Lanjut
Dosen memberikan penilaian dari hasil latihan dan
diskusi dan menindaklanjuti dengan memberikan
masukan kepada mahasiswa terkait capaian
pembelajaran yang harus ia kuasai dalam bab ini

5. Glosarium
Antropometri : Ukuran tubuh.
Caput : Pembengkakan difus jaringan
succedeneum lunak kepala yang dapat
melampaui sutura garis tengah.
Cepal : Pembengkakan pada daerah
hematoma kepala bayi yang disebabkan
karena adanya penumpukan darah
dibawah kulit kepala.
Labio schizis : Kondisi terbelah pada bibir yang
dapat sampai pada langit-langit,
akibat dari embriologi
perkembangan struktur wajah
yang mengalami gangguan.
Polidaktil : Kelainan atau cacat bawaan pada
bayi baru lahir ketika jumlah jari
tangan atau kaki berjumlah lebih
dari 10.
Refleks : Disebut juga sebagai reflek plantar
babinsky adalah refleks pada syaraf kaki
yang dimiliki bayi ketika berusia
sekitar 6 bulan hingga 2 tahun.
Respon menggerakan kaki ketika
mendapat rangsangan di telapak
kaki

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 91
Refleks : Refleks diagnostik yang mirip
Chaddok dengan refleks Babinski.

Sindaktil : Kelainan atau cacat bawaan pada


bayi baru lahir yang membuat
kondisi jarinya saling melekat atau
dempet.

92 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
Daftar pustaka

Kemenkes RI. (2016). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi,Deteksi


dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat
Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta.
Marmi dan Kukuh Raharjo. (2014). Asuhan Neonatus Bayi
Balita dan Anak Pra Sekolah. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Permenkes RI. (2020). Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
2 tahun 2020 tentang Standar Pelayanan Antopometri
Anak. Jakarta.
Sinta B, L. E. dkk. (2019). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada
Neonatus, Bayi dan Balita. Sidoarjo: Indomedia Pustaka.
Wong dkk. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta :
EGC.

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 93
BAB IV
DETEKSI DINI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
NEONATUS, BAYI, BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH

A. PENDAHULUAN
1. Deskripsi Bab
Bab ini memberikan bekal kemampuan
mahasiswa untuk menguasai tentang deteksi dini
pertumbuhan dan perkembangan neonatus, bayi, balita
dan anak pra sekolah yang diperlukan sebagai dasar
dalam memberikan penatalaksanaan. Menanamkan
keyakinan pada mahasiswa dalam penatalaksanaan
deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan
neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah. Dengan
menguasai Bab ini mahasiswa dapat mengetahui
deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan bayi dan
balita dan anak pra sekolah.

2. Tujuan atau Sasaran Pembelajaran


Pada akhir pembelajaran, mahasiswa mampu:
a. Menjelaskan Deteksi Dini Pertumbuhan dan
Perkembangan dan Penentuan Status Gizi Anak
b. Menjelaskan Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan
c. Menjelaskan Deteksi Dini Gangguan Perkembangan
d. Deteksi dini penyimpangan mental emosional
e. Deteksi Dini Autis pada Anak Prasekolah
f. Deteksi Dini gangguan pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas (GPPH) pada anak Prasekolah
g. Menjelaskan Intervensi dan Rujukan Dini Tumbuh
Kembang Anak

94 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
3. Kompetensi Khusus
Kompetensi khusus yang diharapkan dapat
dicapai oleh mahasiswa adalah memiliki sikap,
keterampilan umum, keterampilan khusus dan
pengetahuan dalam capaian pembelajaran sebagai
pemberi pelayanan (care provider), communicator,
serta mitra perempuan. Memberikan pelayanan pada
neonatus, bayi dan balita yang tepat sasaran, berhasil
guna dan efisien.

B. PENYAJIAN
1. Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan
Deteksi pertumbuhan dan perkembangan sangat
penting dilakukan oleh orang tua, untuk mengetahui
sedini mungkin jika terjadi gangguan tumbuh kembang
agar lebih awal mendapatkan terapi. Pemantauan perlu
terus dilakukan melalui deteksi dini tumbuh kembang
anak secara rutin dan teratur agar tidak terlambat
apabila terjadi masalah dengan tumbuh kembangnya
Orang tua dapat mengoptimalkan tumbuh
kembang anak sesuai dengan usia dan kemampuan anak
sehingga akan menjadi anak yang cerdas dan sehat.
Dengan ditemukan secara dini adanya penyimpangan
atau masalah tumbuh kembang anak, maka tenaga
kesehatan mempunyai waktu dalam membuat rencana
tindakan/ intervensi yang tepat terutama ketika harus
melibatkan ibu/keluarga. Penilaian pertumbuhan dan
perkembangan meliputi dua hal pokok, yaitu penilaian
petumbuhan fisik dan penilaian perkembangan. Masing-
masing penilaian tersebut mempunyai parameter dan
alat ukur sendiri. Deteksi dini pertumbuhan dan

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 95
perkembangan untuk balita adalah kegiatan
pemeriksaan secara dini untuk anak usia 0-59 bulan.
Deteksi dini dapat dilakukan oleh siapa saja yang
telah terampil dan mampu melakukan seperti tenaga
professional (dokter, perawat, bidan, psikolog), kader,
bahkan orang tua atau anggota keluarganya dapat
diajarkan cara melakukan deteksi tumbuh kembang.
Upaya deteksi ini dapat dilakukan di tempat pelayanan
kesehatan, posyandu, sekolah, atau lingkungan rumah
tangga.
a. Pengertian deteksi dini pertumbuhan dan
perkembangan
Penilaian pertumbuhan dan perkembangan
dapat dilakukan sedini mungkin sejak anak
dilahirkan. Deteksi dini dilaksanakan secara
komprehensif sebagai upaya penjaringan untuk
menemukan penyimpangan tumbuh kembang.
Melalui deteksi dini ini dapat diketahui
penyimpangan tumbuh kembang secara dini
Deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan
anak adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan
tumbuh kembang pada balita dan anak pra sekolah
(Kemenkes RI, 2016).
b. Jenis Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan
Ada 3 jenis deteksi dini yang dapat dikerjakan
oleh tenaga kesehatan ditingkat puskesmas dan
jaringannya yaitu :
1) Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu
untuk mengetahui/menemukan status gizi
kurang/buruk dan mikro/makrosefali. Jenis
instrument yang digunakan:

96 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
a) Berat Badan menurut Tinggi Badan Anak
(BB/TB)
b) Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA)
2) Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu
untuk mengetahui gangguan perkembangan anak
(keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan
daya dengar. Jenis instrumen yang digunakan:
a) Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan
(KPSP)
b) Tes Daya Lihat (TDL)
c) Tes Daya Dengar Anak (TDD)
3) Deteksi dini penyimpangan mental emosional,
yaitu untuk mengetahui adanya masalah
mental emosional, autism, gangguan pemusatan
perhatian, dan hiperaktivitas. Instrumen yang
digunakan:
a) Kuesioner Masalah Mental Emosional
(KMME)
b) Checklist for Autism in Toddlers (CHAT)
c) Gangguan Pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas (GPPH)
c. Jadual deteksi dini tumbuh kembang dan jenis
skrining
Adapun jadwal kegiatan dan jenis
skrining/deteksi dini adanya penyimpangan tumbuh
kembang pada balita dan anak prasekolah oleh
tenaga kesehatan adalah sebagai berikut:

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 97
Tabel 4.1 Jadual Kegiatan dan Jenis Skrining Deteksi Dini
Penyimpangan Tumbuh Kembang Pada Neonatus, Bayi, Balita
dan Anak Prasekolah

Jenis Deteksi Tumbuh Kembang Yang


Umur Anak Harus Dilakukan
Deteksi Dini Deteksi Dini Deteksi Dini Penyimpangan
Penyimpangan Penyimpangan Mental Emosional
Perkembangan (dilakukan atas indikasi)
Pertumbuhan
BB/ LK KPSP TDD TDL KMPE M-CHAT GPPH
TB
0 bulan
3 bulan
6 bulan
9 bulan
12 bulan
15 bulan
18 bulan
21 bulan
24 bulan
30 bulan
36 bulan
42 bulan
48 bulan
54 bulan
60 bulan
66 bulan
72 bulan

Sumber: (Kemenkes RI, 2016)

98 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
Keterangan:
BB/TB : Berat Badan/Tinggi Badan
LK : Lingkar Kepala
KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
TDD : Tes Daya Dengar
TDL : Tes Daya Lihat
KMME : Kuesioner Mental Emosional
CHAT : Checklist for Autism in Toddler
GPPH : Gangguan pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas

2. Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan dan


Penentuan Status Gizi Anak
a. Indeks Standar Antropometri Anak
Standar Antropometri Anak didasarkan pada
parameter berat badan dan panjang/tinggi badan
yang terdiri atas 4 (empat) indeks, meliputi:
1) Indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U)
Indeks BB/U ini menggambarkan berat
badan relatif dibandingkan dengan umur anak.
Indeks ini digunakan untuk menilai anak
dengan berat badan kurang (underweight) atau
sangat kurang (severely underweight), tetapi
tidak dapat digunakan untuk
mengklasifikasikan anak gemuk atau sangat
gemuk. Penting diketahui bahwa seorang anak
dengan BB/U rendah, kemungkinan mengalami
masalah pertumbuhan, sehingga perlu
dikonfirmasi dengan indeks BB/PB atau BB/TB
atau IMT/U sebelum diintervensi.
2) Indeks Panjang Badan menurut Umur atau
Tinggi Badan menurut Umur (PB/U atau TB/U)

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 99
Indeks PB/U atau TB/U
menggambarkan pertumbuhan panjang atau
tinggi badan anak berdasarkan umurnya.
Indeks ini dapat mengidentifikasi anak-anak
yang pendek (stunted) atau sangat pendek
(severely stunted), yang disebabkan oleh gizi
kurang dalam waktu lama atau sering sakit.
Anak-anak yang tergolong tinggi
menurut umurnya juga dapat diidentifikasi.
Anak-anak dengan tinggi badan di atas normal
(tinggi sekali) biasanya disebabkan oleh
gangguan endokrin, namun hal ini jarang
terjadi di Indonesia.
3) Indeks Berat Badan menurut Panjang
Badan/Tinggi Badan (BB/PB atau BB/TB)
Indeks BB/PB atau BB/TB ini
menggambarkan apakah berat badan anak
sesuai terhadap pertumbuhan panjang/tinggi
badannya. Indeks ini dapat digunakan untuk
mengidentifikasi anak gizi kurang (wasted), gizi
buruk (severely wasted) serta anak yang
memiliki risiko gizi lebih (possible risk of
overweight). Kondisi gizi buruk biasanya
disebabkan oleh penyakit dan kekurangan
asupan gizi yang baru saja terjadi (akut)
maupun yang telah lama terjadi (kronis).
4) Indeks Masa Tubuh menurut Umur (IMT/U)
Indeks IMT/U digunakan untuk
menentukan kategori gizi buruk, gizi kurang,
gizi baik, berisiko gizi lebih, gizi lebih dan
obesitas. Grafik IMT/U dan grafik BB/PB atau
BB/TB cenderung menunjukkan hasil yang

100 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
sama. Namun indeks IMT/U lebih sensitif untuk
penapisan anak gizi lebih dan obesitas. Anak
dengan ambang batas IMT/U >+1SD berisiko
gizi lebih sehingga perlu ditangani lebih lanjut
untuk mencegah terjadinya gizi lebih dan
obesitas (Permenkes RI, 2020).
b. Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak

Tabel 4.1: Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak

Ambang Batas
Indeks Kategori Status Gizi
(Z-Score)
Berat badan sangat kurang (severely
Berat Badan underweight) <-3 SD
menurut Berat badan kurang (underweight)
Umur (BB/U) - 3 SD sd <- 2 SD
anak usia 0- Berat badan normal
60 bulan -2 SD sd +1 SD
Risiko Berat badan lebih¹ > +1 SD
Panjang
Sangat pendek (severely stunted) <-3 SD
Badan atau
Tinggi Badan Pendek (stunted) - 3 SD sd <- 2 SD
menurut
Umur (PB/U Normal -2 SD sd +3 SD
atau TB/U) Tinggi² > +3 SD
anak usia 0 -
60 bulan Gizi buruk (severely wasted) <-3 SD
Berat Badan
menurut Gizi kurang (wasted) - 3 SD sd <- 2 SD
Panjang Gizi baik (normal) -2 SD sd +1 SD
Badan atau
Berisiko gizi lebih (possible risk of
Tinggi Badan
overweight) > + 1 SD sd + 2 SD
(BB/PB atau
BB/TB) anak Gizi lebih (overweight) > + 2 SD sd + 3 SD
usia 0-60
bulan Obesitas (obese) > + 3 SD
Indeks Massa Gizi buruk (severely wasted)³ <-3 SD
Tubuh
menurut Gizi kurang (wasted)³ - 3 SD sd <- 2 SD
Umur Gizi baik (normal) -2 SD sd +1 SD

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 101
(IMT/U) anak Berisiko gizi lebih (possible risk of
usia 0-60 overweight) > + 1 SD sd + 2 SD
bulan
Gizi lebih (overweight) > + 2 SD sd +3 SD
Obesitas (obese) > + 3 SD
Indeks Massa Gizi buruk (severely thinness) <-3 SD
Tubuh
menurut Gizi kurang (thinness) - 3 SD sd <- 2 SD
Umur Gizi baik (normal) -2 SD sd +1 SD
(IMT/U) anak
usia 5-18 Gizi lebih (overweight) + 1 SD sd +2 SD
tahun Obesitas (obese) > + 2 SD

Keterangan:
1. Anak yang termasuk pada kategori ini mungkin
memiliki masalah pertumbuhan, perlu dikonfirmasi
dengan BB/TB atau IMT/U
2. Anak pada kategori ini termasuk sangat tinggi dan
biasanya tidak menjadi masalah kecuali
kemungkinan adanya gangguan endokrin seperti
tumor yang memproduksi hormon pertumbuhan.
Rujuk ke dokter spesialis anak jika diduga
mengalami gangguan endokrin (misalnya anak
yang sangat tinggi menurut umurnya sedangkan
tinggi orang tua normal).
3. Walaupun interpretasi IMT/U mencantumkan gizi
buruk dan gizi kurang, kriteria diagnosis gizi buruk
dan gizi kurang menurut pedoman Tatalaksana
Anak Gizi Buruk menggunakan Indeks Berat Badan
menurut Panjang Badan atau Tinggi Badan (BB/PB
atau BB/TB), (Permenkes RI, 2020).

3. Deteksi Dini Gangguan Perkembangan


Deteksi dini penyimpangan perkembangan
untuk mengetahui gangguan perkembangan anak

102 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
(keterlambatan), gangguan daya lihat dan gangguan
daya dengar. Upaya deteksi dini perkembangan di
tingkat puskesmas, jenis instrumen yang digunakan
adalah:
a. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
b. Tes Daya Lihat (TDL)
c. Tes Daya Dengar Anak (TDD)

Deteksi perkembangan dengan menggunakan


instrumen KPSP, TDL dan TDD dapat dilakukan oleh
semua tenaga kesehatan dan guru TK terlatih. Bahkan
keluarga dan masyarakat bisa melakukan upaya deteksi
perkembangan dengan menggunakan Buku KIA. Selain
itu ada instrumen yang juga sudah luas pemakaiannya
yaitu Denver Developmenttal Scining Test (DDST). DDST
mudah dan cepat penggunaannya, serta mempunyai
validitas yang tinggi yang sering digunakan di
klinik/rumah sakit bagian tumbuh kembang anak.
a. Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
KPSP merupakan suatu daftar pertanyaan
singkat yang ditujukan kepada para orangtua dan
dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining
pendahuluan untuk menilai perkembangan anak usia
0-72 bulan. Bagi tiap golongan umur terdapat 10
pertanyaan untuk orangtua atau pengasuh anak.
Skrining/pemeriksaan dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan, guru TK/PAUD terlatih.
Tujuan untuk mengetahui perkembangan anak
normal atau ada penyimpangan. Jadwal
skrining/pemeriksaan KPSP rutin adalah : setiap 3
bulan pada anak < 24 bulan dan tiap 6 bulan pada
anak usia 24 - 72 bulan (umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21,

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 103
24, 30, 36, 42, 48, 54, 60, 66 dan 72 bulan). Apabila
orang tua datang dengan keluhan anaknya
mempunyai masalah tumbuh kembang, sedangkan
umur anak bukan umur skrining maka pemeriksaan
menggunakan KPSP untuk umur skrining yang lebih
muda dan dianjurkan untuk kembali sesuai dengan
waktu pemeriksaan umurnya (Permenkes RI, 2020).
Alat yang digunakan untuk pemeriksaan adalah
formulir KPSP sesuai umur dan alat untuk
pemeriksaan yang berupa pensil, kertas, bola sebesar
bola tenis, kerincingan, kubus berukuran 2,5 cm
sebanyak 8 buah, kismis, kacang tanah dan potongan
biscuit. Usia ditetapkan menurut tahun dan bulan.
Kelebihan 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan. Daftar
pertanyaan KPSP berjumlah sepuluh nomor yang
dibagi menjadi dua, yaitu pertanyaan yang harus
dijawab oleh orangtua/pengasuh dan perintah yang
harus dilakukan sesuai dengan pertanyaan KPSP.
Pertanyaan dalam KPSP harus dijawab “ya” atau
“tidak” oleh orangtua.
Cara menggunakan KPSP:
1) Pada waktu pemeriksaan /skrining, anak harus
dibawa
2) Tentukan umur anak dengan menanyakan
tanggal, bulan dan tahun anak lahir.
3) Setelah menentukan umur anak, pilih KPSP yang
sesuai dengan umur anak
4) Daftar pertanyaan KPSP berjumlah sepuluh
nomor yang dibagi menjadi dua, yaitu
pertanyaan yang harus dijawab oleh
orangtua/pengasuh dan perintah yang harus
dilakukan sesuai dengan pertanyaan KPSP.

104 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
5) Jelaskan kepada orang tua agar tidak ragu-ragu
atau takut menjawab. Oleh karena itu pastikan
orang tua/pengasuh mengerti apa yang
ditanyakan kepadanya.
6) Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan,
satu persatu. Setiap pertanyaan hanya ada 1
jawaban Ya atau Tidak. Catat jawaban tersebut
pada formulir.
7) Ajukan pertanyaan yang berikutnya setelah
orangtua/pengasuh menjawab pertanyaan
sebelumnya.Teliti kembali apakah semua
pertanyaan telah dijawab.

Interprestasi hasil pemeriksan KPSP adalah sebagai


berikut:
1) Bila jawaban “ya” berjumlah 9-10 berarti
perkembangan anak normal sesuai dengan
tahapan perkembangan (S)
2) Bila jawaban ‘ya” kurang dari 9, maka perlu
diteliti tentang:
a) Cara menghitung usia dan kelompok
pertanyaannya apakah sudah sesuai
b) Kesesuaian jawaban orangtua dengan
maksud pertanyaan Apabila ada kesalahan,
maka pemeriksan harus diulang
3) Bila setelah diteliti jawaban “ya” berjumlah 7 - 8,
berarti perkembangan anak meragukan (M) dan
perlu pemeriksan ulang 2 minggu kemudian
dengan pertanyaan yang sama. Jika jawaban
tetap sama maka kemungkinan ada
penyimpangan.

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 105
4) Bila jawaban berjumlah “ya” berjumlah 6 atau
kurang, kemungkinan ada penyimpangan (P)
dan anak perlu dirujuk ke rumah sakit
untuk memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
5) Untuk jawaban 'Tidak', perlu dirinci jumlah
jawaban 'Tidak' menurut jenis keterlambatan
(gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa,
sosialisasi dan kemandirian).

Intervensi:
1) Bila perkembangan anak sesuai umur (S), lakukan
tindakan berikut:
a) Beri pujian kepada ibu karena telah mengasuh
anaknya dengan baik
b) Teruskan pola asuh anak sesuai dengan tahap
perkembangan anak
c) Beri stimulasi perkembangan anak setiap saat,
sesering mungkin, sesuai dengan umur dan
kesiapan anak.
d) lkutkan anak pada kegiatan penimbangan dan
pelayanan kesehatan di posyandu secara teratur
sebulan 1 kali dan setiap ada kegiatan Bina
Keluarga Balita (BKB). Jika anak sudah memasuki
usia prasekolah (36-72 bulan), anak dapat
diikutkan pada kegiatan di Pusat Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD), Kelompok Bermain dan
Taman Kanak-kanak.
e) Lakukan pemeriksaan/skrining rutin
menggunakan KPSP setiap 3 bulan pada anak
berumur kurang dari 24 bulan dan setiap 6 bulan
pada anak umur 24 sampai 72 buIan.

106 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
2) Bila perkembangan anak meragukan (M), lakukan
tindakan berikut:
a) Beri petunjuk pada ibu agar melakukan stimulasi
perkembangan pada anak lebih sering lagi, setiap
saat dan sesering mungkin.
b) Ajarkan ibu cara melakukan intervensi stimulasi
perkembangan anak untuk mengatasi
penyimpangan/mengejar ketertinggalannya.
c) Lakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencari
kemungkinan adanya penyakit yang
menyebabkan penyimpangan perkembangannya
dan lakukan pengobatan.
d) Lakukan penilaian ulang KPSP 2 minggu
kemudian dengan menggunakan daftar KPSP
yang sesuai dengan umur anak.
e) Jika hasil KPSP ulang jawaban 'Ya' tetap 7 atau 8
maka kemungkinan ada penyimpangan (P).
3) Bila tahapan perkembangan terjadi penyimpangan
(P), lakukan tindakan berikut: Merujuk ke Rumah
Sakit dengan menuliskan jenis dan jumlah
penyimpangan perkembangan (gerak kasar, gerak
halus, bicara & bahasa, sosialisasi dan kemandirian).

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 107
Contoh kuesioner KPSP :
KPSP PADA BAYI UMUR 3 BULAN
Gerak kasar Ya Tidak
1. Pada waktu bayi telentang, apakah
masing-masing lengan dan tungkai
bergerak dengan mudah? Jawab TIDAK
bila salah satu atau kedua tungkai atau
lengan bayi bergerak tak terarah/tak
terkendali.
Sosialisasi Ya Tidak
2. Pada waktu bayi telentang apakah ia &
melihat dan menatap wajah anda? kemandirian
Bicara dan Ya Tidak
3. Apakah bayi dapat mengeluarkan suara- bahasa
suara lain (ngoceh) disamping
menangis?
Gerak halus Ya Tidak
4. Pada waktu bayi telentang, apakah ia
dapat mengikuti gerak-an anda dengan
menggerakkan kepalanya dari kanan/kiri

ke tengah?

Gerak halus Ya Tidak


5. Pada waktu bayi telentang, apakah ia
dapat mengikuti gerak-an anda dengan
menggerakkan kepalanya dari satu sisi

hampir sampai pada sisi yang lain?

Sosialisasi & Ya Tidak


6. Pada waktu anda mengajak bayi kemandirian
berbicara dan tersenyum, apakah ia
tersenyum kembali kepada anda

108 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
KPSP PADA BAYI UMUR 3 BULAN
Gerak Kasar Ya Tidak
7. Pada waktu
bayi
telungkup
di alas yang
datar,
apakah ia dapat mengangkat kepalanya
seperti pada gambar ini?
Gerak kasar Ya Tidak
8. Pada waktu
bayi
telungkup
di alas yang
datar,
apakah ia dapat mengangkat kepalanya
sehingga membentuk sudut 45º seperti
pada gambar ?
Gerak kasar Ya Tidak
9. Pada waktu
bayi
telungkup di
alas yang
datar, apakah
ia dapat
mengangkat kepalanya dengan tegak
seperti pada gambar ?

Bicara & Ya Tidak


10. Apakah bayi suka tertawa keras walau bahasa
tidak digelitik atau diraba-raba?

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 109
KPSP PADA ANAK UMUR 21 BULAN
Tanpa1 berpegangan atau menyentuh lantai, Gerak kasar Ya Tidak
apakah
. anak dapat membungkuk untuk
memungut mainan di lantai dan kemudian
berdiri kembali?
Apakah
2 anak dapat menunjukkan apa yang Sosialisasi & Ya Tidak
diinginkannya
. tanpa menangis atau
kemandirian
merengek? Jawab YA bila ia menunjuk,
menarik atau mengeluarkan suara yang
menyenangkan.
Apakah
3 anak dapat berjalan di sepanjang Gerak kasar Ya Tidak
ruangan
. tanpa jatuh atau terhuyung-huyung?

4 Gerak halus Ya Tidak


Apakah
. anak dapat mengambil benda kecil
seperti kacang, kismis, atau potongan biskuit
dengan meng-gunakan ibu jari dan jari
telunjuk seperti pada gambar ?

Jika 5anda menggelindingkan bola ke anak, Gerak halus Ya Tidak


apakah
. ia menggelindingkan/melemparkan
kembali bola pada anda?

Apakah
6 anak dapat memegang sendiri Sosialisasi & Ya Tidak
cangkir/gelas
. dan minum dari tempat
kemandirian
tersebut tanpa tumpah?
Jika 7anda sedang melakukan pekerjaan Sosialisasi & Ya Tidak
rumah. tangga, apakah anak meniru apa yang
kemandirian
anda lakukan?
Apakah
8 anak dapat meletakkan satu kubus di Gerak halus Ya Tidak
atas .kubus yang lain tanpa menjatuhkan
kubus itu?
Kubus yang digunakan ukuran 2.5-5.0 Cm.

Apakah
9 anak dapat mengucapkan paling Bicara & Ya Tidak
sedikit
. 3 kata yang mempunyai arti selain
bahasa
“papa” dan “mama”?
10. Apakah anak dapat berjalan mundur 5 Gerak kasar Ya Tidak
langkah atau lebih tanpa kehilangan
keseimbangan?
(Anda mungkin dapat melihatnya ketika
anak menarik mainannya).

110 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
b. Tes Daya Lihat (TDL)
Tujuan tes daya lihat adalah mendeteksi secara
dini kelainan daya lihat agar segera dapat dilakukan
tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk
memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih
besar. Jadwal tes daya lihat dilakukan setiap 6 bulan
pada anak usia prasekolah umur 36 sampai 72 bulan.
Tes ini dilaksanakan oleh tenaga kesehatan.
1) Alat/sarana yang diperlukan adalah:
a) Ruangan yang bersih, tenang dengan
penyinaran yang baik
b) Dua buah kursi, 1 untuk anak dan 1 untuk
pemeriksa
c) Poster “E” untuk digantung dan kartu “E”
untuk dipegang anak
d) Alat Penunjuk
2) Cara melakukan tes daya lihat:
a) Pilih ruangan dengan penyinaran yang baik,
bersih, tenang
b) Gantungkan ’kartu E’ yang setinggi mata anak
posisi duduk.
c) Letakkan sebuah kursi sejauh 3 meter dari
kartu “E” untuk duduk anak.
d) Letakkan sebuah kursi lainnya di samping
poster “E” untuk pemeriksa
e) Pemeriksa memberikan kartu “E” kepada
anak. Latih anak dalam mengarahkan kartu
‘E’ menghadap ke atas, bawah, kiri dan kanan
sesuai yang ditunjuk pada poster “E”oleh
pemeriksa.
f) Dengan alat penunjuk, tunjuk huruf “E” pada
poster, satu persatu mulai baris pertama

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 111
huruf “E “berukuran paling besar sampai
baris keempat atau baris ”E” terkecil yang
masih dapat dilihat.
g) Puji anak jika bisa mencocokan posisi kartu
“E” yang dipegangnya dengan huruf pada
kartu “E” pada poster.
h) Ulangi pemeriksaan tersebut pada mata
satunya dengan cara yang sama.
i) Tulis baris "E" terkecil yang masih dapat di
lihat, pada kertas yang telah di sediakan :
Mata kanan : .........Mata kiri : ...............
3) Interpretasi hasil pemeriksaan daya lihat:
Secara normal anak dapat melihat huruf
E pada baris ketiga. Apabila pada baris ketiga,
anak tidak dapat melihat maka perlu dirujuk
untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Selain tes daya lihat, anak juga perlu
diperiksakan kesehatan matanya. Perlu
ditanyakan dan diperiksa adakah hal sebagai
berikut :
a) Keluhan seperti mata gatal, panas,
penglihatan kabur atau pusing
b) Perilaku seperti sering menggosok mata,
membaca terlalu dekat, sering mengkedip-
kedipkan mata
c) Kelainan mata seperti bercak bitot, juling,
mata merah dan keluar air
4) Intervensi
Apabila ditemukan satu kelainan atau
lebih pada mata anak, minta anak datang lagi
untuk pemeriksaan ulang dan jika hasil
pemeriksaan anak tidak dapat melihat sampai

112 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
baris yang sama maka anak tersebut perlu
dirujuk ke rumah sakit dengan menuliskan mata
yang mengalami gangguan ( kanan, kiri atau
keduanya).

c. Tes Daya Dengar Anak (TDD)


Anak tidak dapat belajar berbicara atau
mengikuti pelajaran sekolah dengan baik tanpa
pendengaran yang baik. Oleh karena itu perlu deteksi
dini fungsi pendengaran. Tujuan TDD adalah untuk
menemukan gangguan pendengaran secara dini, agar
dapat segera ditindak lanjuti untuk meningkatkan
kemampuan daya dengar dan bicara anak. TDD dapat
dilakukan setiap 3 bulan pada bayi usia < 12 bulan
dan setiap 6 bulan pada anak oleh tenaga kesehatan,
guru TK/PAUD terlatih. Peralatan yang diperlukan
adalah instrumen untuk TDD sesuai usia anak,
gambar binatang (ayam, anjing, kucing), manusia dan
mainan(boneka, kubus, sendok, cangkir dan bola).
Tes Daya Dengar ini berupa pertanyaan-
pertanyaan yang disesuaikan dengan kelompok usia
anak. Jawaban ‘ya’ jika menurut orang tua/pengasuh,
anak dapat melakukan perintah dan jawaban ‘tidak’
jika anak tidak dapat atau tidak mau melakukan
perintah. Jika anak dibawah 12 bulan, pertanyaan
ditujukan untuk kemampuan 1 bulan terakhir. Setiap
pertanyaan perlu dijawab ‘ya.’ Apabila ada satu atau
lebih jawaban ‘tidak’, berarti pendengaran anak tidak
normal, sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut.

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 113
Cara melakukan TDD:
Tanyakan tanggal, bulan dan tahun anak lahir, hitung
umur anak dalam bulan. Pilih daftar pertanyaan TDD
yang sesuai dengan umur anak.
1) Pada anak umur kurang dari 24 bulan:
a) Semua pertanyaan harus dijawab oleh orang
tua/pengasuh anak. Katakan pada
Ibu/pengasuh untuk
b) tidak usah ragu-ragu atau takut menjawab,
karena tidak untuk mencari siapa yang salah.
c) Bacakan pertanyaan dengan lambat, jelas dan
nyaring, satu persatu, berurutan.
d) Tunggu jawaban dari orangtua/pengasuh
anak.
e) Jawaban YA jika menurut orang
tua/pengasuh, anak dapat melakukannya
dalam satu bulan terakhir.
f) Jawaban TIDAK jika menurut orang
tua/pengasuh anak tidak pernah, tidak tahu
atau tak dapat melakukannya dalam satu
bulan terakhir.
2) Pada anak umur 24 bulan atau lebih:
a) Pertanyaan-pertanyaan berupa perintah
melalui orangtua/pengasuh untuk dikerjakan
oleh anak.
b) Amati kemampuan anak dalam melakukan
perintah orangtua/pengasuh.
c) Jawaban YA jika anak dapat melakukan
perintah orangtua/pengasuh.
d) Jawaban TIDAK jika anak tidak dapat atau
tidak mau melakukan perintah
orangtua/pengasuh.

114 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
3) lnterpretasi:
a) Bila ada satu atau lebih jawaban TIDAK,
kemungkinan anak mengalami gangguan
pendengaran.
b) Catat dalam Buku KIA atau register SDIDTK,
atau status/catatan medik anak.
4) lntervensi:
a) Tindak lanjut sesuai dengan buku pedoman
yang ada.
b) Rujuk ke RS bila tidak dapat ditanggulangi

d. Denver Developmenttal Scining Test (DDST)/ Denver


II
Denver II merupakan revisi dari DDST.
Denver II merupakan tes psikomotorik dan salah satu
metode skrining terhadap kelainan perkembangan
anak. Pelaksanaan DDST tergolong cepat dan mudah
serta mempunyai validitas yang tinggi. DDST bukan
untuk mendiagnosa atau untuk test kecerdasan (IQ).
Perkembangan yang dinilai meliputi perkembangan
personal sosial, motorik halus bahasa dan motorik
kasar. Untuk melaksanakan DDST diperlukan
ruangan yang bersih dan tenang.
Fungsi Denver II, yaitu:
1) Menilai tingkat perkembangan anak sesuai umur
2) Menilai perkembangan anak sejak baru lahir
sampai 6 tahun
3) Menjaring anak tanpa gejala terhadap
kemungkinan kelainan perkembangan
4) Memastikan apakah anak dengan kecurigaan
terdapat kelainan, memang mengalami kelainan
perkembangan

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 115
5) Melakukan pemantauan perkembangan anak
yang berisiko

Peralatan yang diperlukan adalah:


1) Meja tulis dengan kursinya, dan matras
2) Perlengkapan test :
a) Gulungan benang wool-merah (diameter 10
cm)
b) Kismis
c) Kerincingan dengan gagang yang kecil
d) 10 buah kubus berwarna, 2,5 x 2,5 cm
e) Botol kaca kecil dengan diameter lubang 1,5
cm
f) Bel kecil
g) Bola tenis
h) Pensil merah
i) Boneka kecil dengan botol susu
j) Cangkir plastik dengan gagang/ pegangan
k) Kertas kosong
3) Formulir denver II
Berisi:
a) 125 gugus tugas perkembangan disusun
menjadi 4 sektor untuk menjaring fungsi
berikut : Personal sosial, Fine motor adaptive,
Language, Gross motor
b) Skala umur, bagian atas formulir terbagi
dalam bulan dan tahun lahir, sampai berusia
6 tahun
c) Setiap ruang antara tanda umur mewakili 1
bulan (untuk usia kurang 24 bulan), dan
mewakili 3 bln (untuk anak diatas 2 tahun
sampai 6 tahun).

116 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
d) Pada setiap tugas perkembangan yang
berjumlah 125, terrdapat batas kemampuan
perkembangan, 25%, 50%, 75% dan 90%
dari populasi anak lulus tugas perkembangan
tersebut
4) Langkah Pelaksanaan
a) Sapa orang tua/ pengasuh
b) Jelaskan tujuan
c) Jalin komunikasi yang baik dengan anak
d) Hitung umur anak dan buat garis umur
e) Catat nama anak, tanggal lahir, tanggal
pemeriksaan
f) Umur anak dihitung dengan cara: tanggal
pemeriksaan saat ini dikurangi tanggal lahir,
dengan ketentuan :
(1) 1 tahun : 12 bulan
(2) 1 bulan : 30 hari
(3) 1 minggu : 7 hari
(4) (> 15 hari dibulatkan 1 bln, ≤ 15 hr
dihilangkan)
5) Interpretasi
a) Lebih (advanced)
Bilamana lulus/ lewat pada ujicoba → di
sebelah kanan garis umur
b) Normal
(1) Bila gagal/ menolak melakukan tugas
perkembangan di sebelah kanan garis
umur
(2) Atau Lulus (P) / Gagal (F) / Menolak (R)
pada tugas perkembangan dimana garis
umur terletak antara persentil 25 – 75

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 117
c) Caution/peringatan
Gagal/Menolak tugas perkembangan
→persentil 75 – 90
d) Delayed/keterlambatan
Gagal (F) atau menolak (R) → terletak
lengkap di sebelah kiri garis umur.
e) No opportunity/tidak ada kesempatan
(1) Dari laporan orang tua → anak tidak ada
kesempatan melakukan.
(2) Hasil tidak masuk dalam kesimpulan.
f) Langkah Mengambil Kesimpulan
(1) Normal jika
(a) Tidak ada keterlambatan/minimal
paling banyak 1 caution
(b) Lakukan ulangan pada kontrol
berikutnya
(2) Suspect/suspekjika
(a) Ada ≥ 2 caution dan atau ≥ 1
keterlambatan
(b) Lakukan uji ulang dalam 1 - 2
minggu
(3) Untestable/tidak dapat diuji
(a) Ada skor menolak pada ≥ 1 ujicoba di
sebelah kiri garis umur.
(b) Uji ulang 1 - 2 minggu
(4) Abnormal
(a) Bila didapatkan 2 atau lebih
keterlambatan pada 2 sektor atau
lebih
(b) Bila dalam 1 sektor didapatkan 2
atau lebih keterlambatan ditambah
1 sektor atau lebih dengan 1

118 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
keterlambatan dan pada sektor
tersebut, tidak ada yang lulus pada
kotak yang terpotong garis usia.
(Sukesi, 2016)
(5) Pertimbangan merujuk
(a) Setelah tes ulang masih “suspek”
atau “tidak dapat diuji”
(b) Pertimbangkan rujuk ke ahli tumbuh
kembang (Soetjiningsih dan Ranuh,
2016).

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 119
Gambar 4.1 Contoh Denver

120 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
4. Deteksi dini penyimpangan mental emosional
Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional
adalah kegiatan/pemeriksaan untuk menemukan
secara dini adanya masalah mental emosional, autism,
dan gangguan pemusatan perhatian, serta
hiperaktivitas pada anak agar segera dapat dilakukan
intervensi. Bila penyimpangan mental emosional
terlambat diketahui, intervensi akan lebih sulit dan
berpengaruh pada tumbuh kembang.
a. Deteksi Dini Masalah Mental Emosional pada Anak
Prasekolah
Tujuan pemeriksaan adalah untuk
mendeteksi secara dini adanya penyimpangan/
masalah mental emosional pada anak prasekolah.
Jadwal deteksi masalah mental emosional
sebaiknya rutin setiap enam bulan pada anak
anak umur 36 bulan sampai dengan 72 bulan.
Instrumen yang digunakan adalah KMME
(Kuesioner Masalah Mental Emosional). Kuesioner
berisi 12 pertanyaan untuk mengenal masalah
mental emosional anak usia 36 – 72 bulan.
b. Cara melakukan:
Tanyakan setiap pertanyaan dengan
lambat, jelas dan nyaring, satu persatu perilaku
yang tertulis pada KMME, kepada orang
tua/pengasuh. Catat jawaban “Ya”, kemudian
hitung jumlah jawaban “Ya”
c. Interprestasi
Jika ada jawaban “Ya”, maka kemungkinan anak
mengalami masalah mental emosional
d. Intervensi
1) Apabila jawaban “Ya” hanya 1 (satu)

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 121
a) Lakukan konseling kepada orang tua
menggunakan buku Pedoman Pola Asuh
yang mendukung perkembangan anak
b) Lakukan evaluasi perkembangan anak.usia
setelah 3 bulan, apabila tidak ada
perubahan rujuk ke rumah sakit yang
memiliki fasilitas kesehatan jiwa/tumbuh
anak
2) Apabila jawaban “Ya” ditemukan 2 (dua) atau
lebih
Rujuk ke Rumah Sakit yang memiliki fasilitas
kesehatan jiwa/tumbuh kembang anak.
Rujukan harus disertai informasi mengenai
jumlah dan masalah mental emosional yang
ditemukan.

5. Deteksi Dini Autis pada Anak Prasekolah


Bertujuan untuk mendeteksi secara dini adanya
autis pada anak usia 18 – 36 bulan. Deteksi dilakukan
jika ada indikasi atau keluhan dari orang
tua/pengasuh atau ada kecurigaan dari tenaga
kesehatan, kader, atau guru sekolah. Keluhan dapat
berupa keterlambatan berbicara, gangguan
komunikasi/interaksi sosial, atau perilaku yang
berulang- ulang.
a. Alat atau instrument yang digunakan untuk
mendeteksinya adalah CHAT (Checklist for Autism
in Toddlers) yang berisi 2 jenis pertanyaan yaitu:
1) Ada 9 pertanyaan yang harus dijawab oleh ortu
/ pengasuh secara berurutan dan tidak ragu-
ragu atau takut menjawab
2) Ada 5 pertanyaan berupa

122 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
pengamatan/perintah bagi anak yang harus
dilakukan secara berurutan seperti yang
tertulis pada CHAT
b. Cara pelaksanaan
1) Ajukan pertanyaandengan lambat, jelas dan
nyaring, satu persatu perilaku yang tertulis
pada CHAT kepada orangtua atau
pengasuhanak.
2) Lakukan pengamatan kemampuan anak sesuai
dengan tugas pada CHAT.
3) Catat jawaban orang tua/ pengasuh anak dan
kesimpulan hasil pengamatan kemampuan
anak.
c. Interpretasi
1) Anak mempunyai risiko tinggi Autism jika
menjawab “Tidak” pada pertanyaan A5 dan
A7 serta tidak melaksanakan perintah B2, B3
dan B4.
2) Anak mempunyai risiko rendah menderita autis
jika menjawab “Tidak” pada pertanyaan
A7serta tidak melaksanakan perintah B4.
3) Anak kemungkinan mengalami gangguan
perkembangan lain jika jawaban “Tidak”
jumlahnya 3 atau lebih untuk pertanyan ke
1,4,6,8,9(A1,A4, A6, A8, A9) dan perintah B1
dan B5.
4) Anak dalam batas normal bila tidak termasuk
kategori diatas
d. Intervensi
Apabila anak berisiko menderita autis atau
kemungkinan ada gangguan perkembangan, rujuk
ke rumah sakit sakit yang memiliki fasilitas

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 123
kesehatan jiwa/tumbuh anak

6. Deteksi Dini gangguan pemusatan Perhatian dan


Hiperaktivitas (GPPH) pada anak Prasekolah
Deteksi GPPH dilakukan pada anak usia 36
bulan keatas dan atas indikasi atau jika ada keluhan
dari orang tua/pengasuh, serta ada kecurigaan dari
tenaga kesehatan/kader.
Keluhan dapat berupa:
a. Anak tidak bisa duduk tenang
b. Anak selalu bergerak tanpa tujuan dan tidak
mengenal lelah
c. Perubahan suasana hati yang mendadak/impulsive
1) Alat yang digunakan adalah formulir deteksi
dini GPPH yang berisi 10 pertanyaan yang
harus dijawab oleh orangtua/pengasuh dan
perlu pengamatan pemeriksa tentang keadaan
anak.
2) Cara menggunakan formulir deteksi dini GPPH:
a) Ajukan pertanyaan dengan lambat, jelas
dan nyaring, satu persatu perilaku yang
tertulis pada formulir deteksi GPPH.
Jelaskan kepada orang tua/pengasuh anak
untuk tidak ragu-ragu dan takut menjawab.
b) Lakukan pengamatan kemampuan anak
sesuai dengan pertanyaan.
c) Keadaaan yang ditanyakan/diamati pada
anak dimanapun anak berada (misal: di
rumah, sekolah dll) dan setiap saat dan
ketika anak dengan siapa saja.
d) Catat jawaban dan hasil pengamatan
perilaku anak selama dilakukan

124 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
pemeriksaan. Teliti kembali apakah semua
pertanyaan telah terjawab.
3) Interpretasi:
Beri nilai pada masing-masing jawaban sesuai
dengan bobot nilai berikut dan jumlahkan nilai
masing-masing jawaban menjadi nilai total.
Ketentuan bobot nilai sebagai berikut:
a) Skore 0 jika keadaan tersebut tidak
ditemukan pada anak.
b) Skore 1 jika keadaan tersebut kadang-
kadang ditemukan pada anak
c) Skore 2 jika keadaan tersebut sering
ditemukan pada anak.
d) Skore 3 jika keadaan tersebut selalu ada
pada anak.
Jika total skore 13 atau lebih, kemungkinan
anak mengalami GPPH. Jika total skore
kurang 13 tetapi ragu, jadwalkan
pemeriksaan, jadwalkan pemeriksaan ulang
1 bulan kemudian.

7. Intervensi dan Rujukan Dini Tumbuh Kembang


Anak
Penyimpangan/ gangguan perkembangan pada
anak dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya
lingkungan sekitar anak yang juga tingkat kesehatan
dan status gizi disamping pengaruh lingkungan sekitar
anak yang juga merupakan salah satu faktor dominan.
Apabila anak usia 0 – 5 tahun kurang mendapat
stimulasi dan memperlihatkan gejala yang mengarah
kemungkinan ada penyimpangan dan jika anak
tersebut dilakukan intervensi dini secara benar dan

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 125
intensif maka sebagian besar gejala penyimpangan
dapat diatasi dan anak akan tumbuh dan berkembang
normal seperti anak sebaya lainnyauntuk mengkoreksi,
memperbaiki dan mengatasi masalah atau
penyimpangan perkembangan sehingga anak dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan
potensinya.
Tujuan intervensi dan rujukan dini
perkembangan anak adalah untuk mengkoreksi,
memperbaiki dan mengatasi masalah atau
penyimpangan perkembangan sehingga anak dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan
potensinya.
Lima tahun pertama kehidupan seorang anak
merupakan ‘jendela kesempatan” dan “masa
keemasan” bagi orang tua dan keluarganya dalam
meletakkan dasar-dasar kesehatan fisik dan mental,
kemampuan penalaran, pengembangan kepribadian
anak, kemandirian dan kemampuan beradaptasi
dengan lingkungan sosial budayanya. Apabila anak
terlambat diketahui atau terlambat dilakukan tindakan
koreksi maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini
akan berpengaruh pada kehidupan dan
keberhasilannya.
a. Intervensi dini penyimpangan perkembangan anak
Intervensi dini penyimpangan
perkembangan merupakan tindakan tertentu pada
anak mengalami penyimpangan perkembangan dan
tidak sesuai dengan umurnya. Penyimpangan
perkembangan bisa terjadi pada salah satu atau
lebih kemampuan anak yaitu kemampuan gerak

126 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta
sosialisasi dan kemandirian anak.
Tindakan intervensi dini berupa stimulasi
perkembangan terarah yang dilakukan secara
intensif di rumah selama 2 minggu, yang diikuti
dengan evaluasi hasil intervensi stimulasi
perkembangan.
b. Rujukan dini penyimpangan perkembangan anak
Rujukan diperlukan jika masalah/
penyimpangan perkembangan anak tidak dapat
ditangani meskipun sudah dilakukan tindakan
intervensi dini. Rujukan penyimpangan tumbuh
kembang anak dilakukan secara berjenjang sebagai
berikut: Tingkat keluarga dan masyarakat.
Keluarga dan masyarakat (orangtua, anggota
keluarga lainnya dan kader) dianjurkan untuk
membawa anaknya ke tenaga kesehatan di
Puskesmas dan Rumah Sakit. Orang tua perlu
diingatkan untuk membawa catatan pemantauan
tumbuh kembang yang ada di dalam Buku KIA.
Tingkat Puskesmas Pada rujukan dini, bidan dan
perawat di Posyandu, Pustu termasuk Puskeling
melakukan tindakan intervensi dini penyimpangan
tumbuh kembang sesuai standar pelayanan yang
terdapat pada buku pedoman
Bila kasus penyimpangan tersebut ternyata
memerlukan penanganan lanjut maka dilakukan
rujukan ke tenaga medis yang ada di Puskesmas
(bidan, perawat, nutrisionis dan tenaga kesehatan
terlatih).

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 127
c. Tingkat Rumah Sakit Rujukan Puskesmas
Bila kasus penyimpangan tidak dapat
ditangani di Puskesmas atau memerlukan tindakan
khusus maka perlu dirujuk ke Rumah sakit
Kabupaten (tingkat rujukan primer) yang
mempunyai fasilitas klinik tumbuh kembang anak
dengan dokter spesialis anak, ahli gizi serta
laboratorium/pemeriksaan penunjang diagnostik.
Rumah Sakit Provinsi sebagai tempat rujukan
skunder diharapkan memiliki klinik tumbuh
kembang anak yang didukung oleh tim dokter
spesialis anak, kesehatan jiwa, kesehatan mata,
THT (Telinga Hidung Tenggorokan), rehabilitasi
medik, fisioterapi, terapi bicara dan sebagainya.
(Sukesi, Setyani, 2016).

Latihan
Latihan diberikan kepada setiap mahasiswa sesuai materi pada
Bab IV secara terstruktur dan sistematis pada akhir
pertemuan, sehingga mahasiswa memiliki penguasaan yang
baik tentang deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan
neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah dengan pendekatan
manajemen kebidanan didasari konsep-konsep, sikap dan
keterampilan. Adapun soal yang digunakan untuk latihan
adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan Deteksi Dini Pertumbuhan dan
Perkembangan
2. Menjelaskan Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan
3. Menjelaskan Deteksi Dini Gangguan Perkembangan
4. Menjelaskan Deteksi dini penyimpangan mental emosional
5. Menjelaskan Deteksi Dini Autis pada Anak Prasekolah

128 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
6. Menjelaskan Deteksi Dini gangguan pemusatan Perhatian
dan Hiperaktivitas (GPPH) pada anak Prasekolah
7. Menjelaskan Intervensi dan Rujukan Dini Tumbuh
Kembang Anak

Ringkasan atau Poin-Poin Penting


1. Deteksi Dini Pertumbuhan dan Perkembangan
2. Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan
3. Deteksi Dini Gangguan Perkembangan
4. Deteksi dini penyimpangan mental emosional
5. Deteksi Dini Autis pada Anak Prasekolah
6. Deteksi Dini gangguan pemusatan Perhatian dan
Hiperaktivitas (GPPH) pada anak Prasekolah
7. Intervensi dan Rujukan Dini Tumbuh Kembang Anak

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 129
C. PENUTUP
1. Evaluasi, Pertanyaan Diskusi, Soal Latihan, Praktek
atau Kasus
NO KOMPONEN NILAI BOBOT
1 Tugas 40%
Mahasiswa mampu menyelesaikan
tugas dan bekerjasama dalam
kelompok dalam bentuk membuat
makalah tentang deteksi dini
pertumbuhan dan perkembangan
neonatus, bayi, balita dan anak pra
sekolah.
Dimensi intrapersonalskill yang sesuai:
a. Berpikir kreatif
b. Berpikir kritis
c. Berpikir analitis
d. Berpikir inovatif
e. Mampu mengatur waktu
f. Berargumentasi logis
g. Mandiri
h. Dapat mengatasi stress
i. Memahami keterbatasan diri.
j. Mengumpulkan tugas tepat waktu
k. Kesesuaian topik dengan
pembahasan

Dimensi interpersonalskill yang sesuai:


a. Tanggung jawab
b. Kemitraan dengan perempuan
c. Menghargai otonomi perempuan
d. Advokasi perempuan untuk

130 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
NO KOMPONEN NILAI BOBOT
pemberdayaan diri
e. Memiliki sensitivitas budaya.

Values:
d. Bertanggungjawab
e. Motivasi
f. Dapat mengatasi stress.

2 Ujian Tulis (MCQ) 60%

2. Pertanyaan Diskusi
Mahasiswa dapat menerangkan kembali dan
memberi contoh deteksi dini pertumbuhan dan
perkembangan neonatus, bayi, balita dan anak pra
sekolah dalam tatap muka dan dikusi. Kegiatan diskusi
dilakukan dengan cara membagi kelompok kecil. Setiap
kelompok terdiri dari 8 mahasiswa sehingga terbentuk
5 kelompok. Masing-masing kelompok memiliki 1-2
tema yang terdapat dalam bab ini. Mahasiswa
menyampaikan/ mempresentasikan dan
mendiskusikan yang telah dibuat dengan anggota
kelompok yang lain kepada dosen penanggung jawab.
Mahasiswa menyerahkan hasil diskusi yang telah
dibuat kepada dosen penanggung jawab masing-
masing.

3. Soal Latihan
Pilih satu jawaban yang paling tepat!

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 131
1. Sejak kapankah penilaian pertumbuhan dan
perkembangan anak dapat dilakukan?
A. Sejak usia dini
B. Sejak usia 3 bulan
C. Sejak anak merespon rangsang
D. Sedini mungkin sejak anak dilahirkan.
2. Berikut ini adalah bukan tempat untuk melakukan upaya
deteksi dini, yaitu:
A. Sekolah
B. Orang tua
C. Posyandu
D. lingkungan rumah tangga.
3. Menggunakan instrumen apakah untuk mendeteksi
pertumbuhan anak?
A. TDD
B. TDL
C. KPSP,
D. BB/TB
4. Apakah fungsi Denver II?
A. Menilai tingkat pertumbuhan anak sesuai umur
B. Menilai pertumbuhan anak sejak baru lahir sampai 6
tahun
C. Menjaring anak tanpa gejala terhadap kemungkinan
kelainan pertumbuhan
D. Melakukan pemantauan perkembangan anak yang
berisiko
5. Penyimpangan/ gangguan perkembangan pada anak
dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya yang dominan
adalah?
A. Status gizi

132 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
B. Pola Asuh
C. Keyakinan
D. Genetik

4. Umpan balik dan Tindak Lanjut


Dosen memberikan penilaian dari hasil latihan dan
diskusi dan menindaklanjuti dengan memberikan
masukan kepada mahasiswa terkait capaian
pembelajaran yang harus ia kuasai dalam bab ini

5. Glosarium
KPSP : Merupakan suatu daftar pertanyaan
singkat yang ditujukan kepada para
orangtua dan dipergunakan sebagai
alat untuk melakukan skrining
pendahuluan untuk menilai
perkembangan anak usia 0-72 bulan.
DDST. : Merupakan tes psikomotorik dan
salah satu metode skrining terhadap
kelainan perkembangan anak.
IQ : Intelligence Quotients adalah
kemampuan seseorang untuk
menalar, memecahkan masalah,
belajar, memahami gagasan,
berpikir, dan merencanakan sesuatu
Autis : Gangguan perkembangan serius
yang mengganggu kemampuan
berkomunikasi dan berinteraksi.

Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah | 133
Daftar pustaka

Kemenkes RI. (2016). Pedoman Pelaksanaan Stimulasi,Deteksi


dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat
Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta.
Permenkes RI. (2020). Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
2 tahun 2020 tentang Standar Pelayanan Antopometri
Anak. Jakarta.
Soetjiningsih dan Ranuh, I. N. G. (2016). Tumbuh Kembang
Anak. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Sukesi, Setyani, E. (2016). Asuhan Kebidanan, Neonatus, Bayi,
Balita dan Anak Prasekolah. Jakarta: Pusdik SDM
Kesehatan.

134 | Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra sekolah
BUKU AJAR
Pertumbuhan & Perkembangan
Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah

Buku ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan referensi, yang mendukung


proses belajar mengajar baik untuk dosen maupun mahasiswa, menciptakan
suasana pembelajaran yang menyenangkan serta meningkatkan motivasi
mahasiswa dalam proses belajar mengajar karena disusun secara sistematis
sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai