Anda di halaman 1dari 34

KAPITA SELEKTA FIKIH

ASHABUL FURUDH DAN ASHABAH SERTA BAGIAN-BAGIANNYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


PRODI TADRIS BIOLOGI
SEMESTER IV (KELAS A DAN B)
TAHUN AKADEMIK 2022-2023
DOSEN DRS. H. YASRIZAL, MA.
Pengertian Ashabul Furudh
Secara bahasa (etimologi),
kata fardh mempunyai beberapa arti yang
berbeda yaitu al-qath “ketetapan yang
pasti” at-taqdir “ketentuan” dan al-
bayan “penjelasan”. Sedangkan menurut
istilah (terminologi), fardh ialah bagian dari
warisan yang telah ditentukan.
Definisi lainnya menyebutkan bahwa fardh ialah bagian yang telah ditentukan secara syar’i
untuk ahli waris tertentu. Di dalam Al-Qur’an, kata furudh muqaddarah (yaitu pembagian
ahli waris secara fardh yang telah ditentukan jumlahnya) merujuk pada 6 macam
pembagian, yaitu
1. Separuh (1/2),
2. Seperempat (1/4),
3. Seperdelapan (1/8),
4. Dua Pertiga (2/3),
5. Sepertiga (1/3),
6. Seperenam (1/4).
Sedangkan pengertian Ashaabul Furudh atau dzawil furudh adalah para ahli waris yang
menurut syara’ sudah ditentukan bagian-bagian tertentu mereka mengenai tirkah, atau
orang-orang yang berhak menerima waris dengan jumlah yang ditentukan oleh Syar’i.
Para ahli waris Ashaabul Furudh atau dzawil furudh ada tiga belas, empat dari laki-laki
yaitu suami, ayah, kakek, saudara laki-laki seibu. Sembilan dari perempuan yaitu nenek
atau ibunya ibu dan ibunya bapak, ibu, anak perempuan, cucu perempuan dari anak laki-
laki, saudara perempuan sekandung, saudara perempuan seibu, saudara perempuan
sebapak, dan isteri.
Macam-macam Ashabul Furudh
Adapun Ashaabul Furudh terbagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Ashabul Furudh Sababiyah,
yaitu ahli waris yang mendapatkan harta warisan disebabkan karena
hubungan pernikahan.
Ashabul Furudh Sababiyah ini terdiri dari: Suami, Isteri
dan ‫( وأله‬wulah) sebeb membebaskan budak.
2. Ashabul Furudh Nasabiyyah,
yaitu ahli waris yang mendapatkan harta warisan disebabkan
karena nasab atau keturunan.
Ashabul Furudh Nasabiyyah ini terdiri dari: Ayah, Ibu, Anak
perempuan, Cucu perempuan dari anak laki-laki, Saudara
perempuan sekandung, Saudara perempuan seayah, Saudara laki-
laki seibu, Saudara perempuan seibu, Kakek, Nenek atau ibunya ibu
dan ibunya ayah.
Dasar Hukum Ashabul Furudh
1. Seorang yang berhak mendapatkan bagian setengah (1/2) dari harta waris:
….‫وان كانت واحدة فلهاالنصف‬
Artinya: “jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh
separo/setengah harta yang ditinggalkan...” (QS. An-nisaa: 11).

ْ ‫ف َمات َ َرك أَز َوا ُجكُمْ ِإ‬


…‫ن لَم يَكُن لَ ُهن َولَد‬ ُْ ‫َولَكُمْ ِنص‬
Artinya: “dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan
oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak ...” (QS. An-nisaa: 12).

ُ ‫َ لَه َولَ ٌْد َولَه اُختٌْ فَلَ َها ِنص‬


َْ‫فْ َمات َ َرك‬ َْ ‫ِن ام ُر ٌؤا َهلَكَْ ْلَي‬ ْ ‫يَستَفتُونَكَْ قُ ِْل‬
ِْ ‫للاُ يُف ِتيكُمْ ِفى الكَلل ِْة ا‬
Artinya: “mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah), Katakanlah:
"Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang
meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara
perempuan, Maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta
yang ditinggalkannya...” (QS. An-nisaa: 176).
2. Seorang yang berhak mendapatkan bagian seperempat (1/4) dari harta
waris:
ُّ ‫فَاِنْ َكا نَْ لَ ُهنْ َولَ ُْد فَلَ َك َْم‬
...َْ‫الربُ ُْع ِمما ت َ َركن‬
Artinya: “jika isteri-isterimu itu mempunyai anak, maka kamu mendapat
seperempat dari harta yang ditinggalkannya...” (QS. An-nisaa: 12).

...ْ‫الربُ ُْع ِممات َ َركتُمْ ِإنْ لَمْ َي ُكنْ لَ ُكمْ َولَد‬


ُّ ْ‫َولَ ُهن‬
Artinya: “para isteri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan
jika kamu tidak mempunyai anak...” (QS. An-nisaa: 12).

3. Seorang yang berhak mendapatkan bagian seperdelapan (1/8) dari harta


waris:
ُْ ‫فَإِنْ َكانَْ لَ ُكمْ َولَدفَلَ ُهنْ الث ُّ ُم‬
..ْ‫ن ِممات َ َركتُم‬
Artinya: “jika kamu mempunyai anak, maka para isteri memperoleh
seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan...” (QS. An-nisaa: 12).
4. Seorang yang berhak mendapatkan bagian duapertiga (2/3) dari harta waris:
َْ ‫ن فَلَ ُهنْ ثُلُثَا َماتَ َر‬
...‫ك‬ َْ ‫ساءْ فَو‬
ِْ ‫ق اثنَتَي‬ َ ِ‫فَ ِإنْ كُنْ ن‬
Artinya: “jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua
pertiga dari harta yang ditinggalkan...” (QS. An-nisaa: 11).

ِْ ُ‫ن فَلَ ُه َماالثُل‬


َْ ‫ثن ِمما تَ َر‬
...‫ك‬ ِْ ‫فَاِنْ كَانَتَا اثَنَتَي‬
Artinya: “tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua
pertiga dari harta yang ditinggalkan...” (QS. An-nisaa: 176).

5. Seorang yang berhak mendapatkan bagian sepertiga (1/3) dari harta waris:
ُْ ُ‫فَ ِإنْ لَمْ يَكُنْ لَ ْهُ َولَد ٌَو َو ِرث َ ْهُ أَبَ َواهُْ فَ ِِل ُ ِم ِْه الثُّل‬
...‫ث‬
Artinya: “jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh
ibu-bapanya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga...” (QS. An-nisaa: 11).

َْ ‫فَ ِإنْ كَانُواأَكثَ َر ِمنْ ذَ ِل‬


ِْ ُ‫ك فَ ُهمْ ش َُركَا ُءفِي الثُّل‬
..‫ث‬
Artinya: “tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka
bersekutu dalam yang sepertiga itu...” (QS. An-nisaa: 12).
6. Seorang yang berhak mendapatkan bagian seperenam (1/6) dari harta
waris:
...‫َان لَ ْهُ َوْلَد‬ َْ ‫َُ ِممات َ َر‬
َْ ‫ك ِإنْ ك‬ ُْ ‫سد‬ ِ ‫َو ِِلَبَوي ِْه ِلك ُِل َو‬
ُّ ‫احد ٍِمن ُه َماال‬
Artinya: “dan untuk dua orang ibu-bapa, bagi masing-masingnya
seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu
mempunyai anak...” (QS. An-nisaa: 11).

...َُ‫سد‬
ُّ ‫ٍْمن ُه َماال‬
ِ ‫احد‬ َ ‫خْأَوأُختٌ ْفَ ِل ُْك ِل‬
ِ ‫ْو‬ ٌ َ ‫ثْك َََللَةأ َ ِوام َرأَةٌ َولَهُْأ‬
ُ ‫ور‬
َ ُ‫ْر ُج ٌلْي‬ َ ‫َو ِإنْك‬
َ ‫َان‬
Artinya: “jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak
meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai
seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan
(seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu
seperenam harta...” (QS. An-nisaa: 12).
Bagian Masing-masing Ashabul Furudh
Jumlah bagian yangg telah ditentukan Al-Qur'an
ada enam macam, yaitu:
1. Setengah (1/2),
2. Seperempat (1/4),
3. Seperdelapan (1/8),
4. Dua per tiga (2/3),
5. Sepertiga (1/3),
6. Seperenam (1/6).
1. Ashhabul Furudh yang Berhak Mendapat Setengah
Ashhabul furudh yangg berhak mendapattkan separo dari harta
waris peninggalan pewaris ada lima, satu dari golongan laki-laki dan
empat lainnya perempuan. Kelima ashabul furudh tersebut ialah
suami, anak perempuan, cucu perempuan keturunan anak laki-laki,
saudara kandung perempuan, dan saudara perempuan seayah.
Rinciannya seperti berikut:
a. Seorang suami berhak untuk mendapattkan separo harta
warisan, dengaan syarat apabila pewaris tidak mempunyai
keturunan, baik anak laki-laki maupun anak perempuan, baik
anak keturunan itu dari suami tersebut ataupun bukan. Dalilnya
ialah firman Allah:
“dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan
oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak ...”
b. Anak perempuan (kandung) mendapat bagian separo
harta peninggalan pewaris, dengaan dua syarat:
1) Pewaris tidak mempunyai anak laki-laki (berarti
anak perempuan tersebut tidak mempunyai
saudara laki-laki).
2) Apabila anak perempuan itu ialah anak tunggal.
Dalilnya ialah firman Allah: "dan apabila ia (anak
perempuan) hanya seorang, maka ia mendapatt
separo harta warisan yang ada". Bila kedua
persyaratan tersebut tidak ada, maka anak
perempuan pewaris tidak mendapat bagian
setengah.
c. Cucu perempuan keturunan anak laki-laki akan
mendapat bagian separo, dengaan tiga syarat:
1) Apabila ia tidakk mempunyai saudara laki-
laki (yakni cucu laki-laki dari keturunan anak
laki-laki).
2) Apabila hanya seorang (yakni cucu
perempuan dari keturunan anak laki-laki
tersebut sebagai cucu tunggal).
3) Apabila pewaris tidakk mempunyai anak
perempuan ataupun anak laki-laki.
d. Saudara kandung perempuan akan mendapat bagian separo harta
warisan, dengaan tiga syarat:
1) Ia tidak mempunyai saudara kandung laki-laki.
2) Ia hanya seorang diri (tidak mempunyai saudara perempuan).
3) Pewaris tidak mempunyai ayah atau kakek, dan tidak pula
mempunyai keturunan, baik keturunan laki-laki ataupun keturunan
perempuan.
e. Saudara perempuan seayah akan mendapat bagian separo dari
harta warisan peninggalan pewaris, dengaan empat syarat:
1)Apabila ia tidak mempunyai saudara laki-laki.
2)Apabila ia hanya seorang diri.
3)Pewaris tidak mempunyai saudara kandung perempuan.
4)Pewaris tidak mempunyai ayah atau kakak, dan tidak pula anak,
baik anak laki-laki maupun perempuan.
2. Ashhabul furudh yang Berhak Mendapat Seperempat
Adapun kerabat pewaris yang berhak mendapat seperempat (1/4) dari harta
peninggalannya hanya ada dua, yaitu suami dan istri. Rinciannya sebagai
berikut:
a. Seorang suami berhak mendapatt bagian seperempat (1/4) dari harta
peninggalan istrinya dengaan satu syarat, yaitu bila sang istri mempunyai
anak atau cucu laki-laki dari keturunan anak laki-lakinya, baik anak atau
cucu tersebut dari darah dagingnya ataupun dari suami lain (sebelumnya).
Hal ini berdasarkan firman Allah berikut:
"... Jika istri-istrimu itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat
dari harta yangg ditinggalkannya” (an-Nisa': 12)
b. Seorang istri akan mendapatt bagian seperempat (1/4) dari harta
peninggalan suaminya dengaan satu syarat, yaitu apabila suami tidak
mempunyai anak/cucu, baik anak tersebut lahir dari rahimnya ataupun dari
rahim istri lainnya. Ketentuan ini berdasarkan firman Allah berikut:
"... Para istri memperoleh seperempat harta yangg kamu tinggalkan jika
kamu tidakk mempunyai anak ..." (an-Nisa': 12)
3. Ashhabul furudh yang Berhak Mendapat Seperdelapan
Dari sederetan ashhabul furudh yangg berhak
memperoleh bagian seperdelapan (1/8) yaitu istri. Istri,
baik seorang maupun lebih akan mendapattkan
seperdelapan dari harta peninggalan suaminya, bila suami
mempunyai anak atau cucu, baik anak tersebut lahir
dari rahimnya atau dari rahim istri yangg lain. Dalilnya
ialah firman Allah SWT:
"... Jika kamu mempunyai anak, maka para istri
memperolehseperdelapan dari harta yangg kamu
tinggalkan sesudah dipenuh, wasiat yangg kamu buat atau
(dan) sesudah dibayar utang-utangmu ..." (an- Nisa': 12)
4. Ashhabul furudh yang Berhak Mendapat Bagian Dua per
Tiga
Ahli waris yang berhak mendapatt bagian dua per tiga (2/3)
dari harta peninggalan pewaris ada empat, dan semuanya
terdiri dari wanita:
a. Dua anak perempuan (kandung) atau lebih.
Dua anak perempuan (kandung) atau lebih itu tidakk
mempunyai saudara laki-laki, yakni anak laki-laki dari
pewaris. Dalilnya firman Allah berikut:
"... dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dariii
dua, maka bagi mereka dua per tiga dariii harta yangg
ditinggalkan ..." (an-Nisa': 11)
b. Dua orang cucu perempuan keturunan anak laki-laki
atau lebih.
Dua orang cucu perempuan dari keturunan anak laki-
laki akan mendapatkan bagian dua per tiga (2/3),
dengaan persyaratan sebagai berikut:
1)Pewaris tidak mempunyai anak kandung, baik laki-
laki atau perempuan.
2)Pewaris tidak mempunyai dua orang anak kandung
perempuan.
3)Dua cucu putri tersebut tidak mempunyai saudara
laki-laki.
c. Dua orang saudara kandung perempuan atau lebih.
Dua saudara kandung perempuan (atau lebih) akan mendapat
bagian dua per tiga dengaan persyaratan sebagai berikut:
1) Bila pewaris tidak mempunyai anak (baik laki-laki maupun
perempuan), juga tidak mempunyai ayah atau kakek.
2) Dua saudara kandung perempuan (atau lebih) itu tidakk
mempunyai saudara laki-laki sebagai 'ashabah.
3) Pewaris tidak mempunyai anak perempuan, atau cucu
perempuan dari keturunan anak laki-laki. Dalilnya ialah
firman Allah:
"... tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi
keduanya dua per tiga dari harta yangg ditinggalkan oleh
yang meninggal ..." (an-Nisa': 176)
d. Dua orang saudara perempuan seayah atau lebih.
Dua saudara perempuan seayah (atau lebih) akan
mendapatt bagian dua per tiga dengaan syarat
sebagai berikut:
1)Bila pewaris tidak mempunyai anak, ayah, atau
kakek.
2)Kedua saudara perempuan seayah itu tidak
mempunyai saudara laki-laki seayah.
3)Pewaris tidak mempunyai anak perempuan atau
cucu perempuan dari keturunan anak laki-laki, atau
saudara kandung (baik laki-laki maupun
perempuan).
5. Ashhabul furudh yang Berhak Mendapat Bagian Sepertiga
Adapun ashhabul furudh yangg berhak mendapatkan warisan
sepertiga bagian hanya dua, yaitu ibu dan dua saudara (baik laki-
laki ataupun perempuan) yangg seibu. Seorang ibu berhak
mendapattkan bagian sepertiga dengaan syarat:
a.Pewaris tidak mempunyai anak atau cucu laki-laki dari
keturunan anak laki-laki.
b.Pewaris tidak mempunyai dua orang saudara atau lebih (laki-
laki maupun perempuan), baik saudara itu sekandung atau
seayah ataupun seibu. Dalilnya ialah firman Allah:
"dan jika orang yangg meninggal tidak mempunyai anak dan ia
diwarisi oleh ibu-bapaknya (saja), maka ibunya mendapatt
sepertiga" (an-Nisa': 11)
6.Asbhabul Furudh yang Mendapat Bagian
Seperenam
Adapun asbhabul furudh yangg berhak
mendapat bagian seperenam (1/6) ada tujuh
orang. Mereka ialah (1) ayah, (2) kakek asli
(bapak dari ayah), (3) ibu, (4) cucu perempuan
keturunan anak laki-laki, (5) saudara perempuan
seayah, (6) nenek asli, (7) saudara laki-laki dan
perempuan seibu.
Mencari Asal Masalah
Setelah mengetahui bagian masing-masing ashabul
furudh (ahli waris), langkah berikutnya adalah
menentukan asal masalah (KPK, yaitu kelipatan terkecil
dari bilangan wajib atau bagian masing-masing ahli waris
yang ada), yaitu mencari angka kelipatan persekutuan
terkecil yang dapat dibagi oleh masing-masing angka
penyebut dari bagian ahli waris. Misalnya, bagian ahli
waris angka asal masalahnya adalah 12, karena dapat
dibagi 2, 3 dan 4. Begitu juga bila bagian yang mereka
terima, maka angka asal masalahnya adalah 24.34
Ada beberapa istilah yang membantu dalam mencari asal masalah.
Seperti:
1. Tamasul atau mumatsalah, Seperti 2 saudara perempuan
sekandung dan saudara seibu. Angka asal masalahnya adalah 3.
2. Tadakhul atau mudakhalah, Seperti ahli waris istri dan anak
perempuan.
Asal masalahnya adalah 8.
3. Tawaquf atau muwafaqah, Misalnya, ahli waris istri, dan ibu dan anak
perempuan. Antara angka 8 dan 6 adalah angka muwafaqah Angka
asal masalahnya adalah mengalikan angka penyebut yang satu
dengan hasil bagi angka penyebut yang lain. 8 x (6:2) = 24 atau
6 x (8:2) = 24.
4. Tabayun atau mubayanah, Seperti ahli waris suami dan ibu .
Maka angka asal masalahnya adalah 2x3 = 6.
Cara Menghitung Bagian Ashabul Furudh
Pada subbab ini, kami hanya menjabarkan
beberapa contoh mengenai cara
perhitungan ashabul furudh beserta
penyelesaiannya, adalah sebagai berikut:
1.Ahli waris terdiri dari seorang anak
perempuan, suami, 3 saudara perempuan
sekandung. Berapa bagian masing-
masing ahli waris ?
Bagian Ahli Waris
Bagian-
No. Ahli Waris Keterangan
bagiannya Hasil dikali dengan
AM = 4
harta warisan

Seorang anak Karena menjadi


1. 2
perempuan anak tunggal

2. Suami Karena ada anak 1

3 saudara Karena ada anak


3. AMG Sisa
perempuan perempuan

Keterangan: AMG = Ashabah Ma’al Ghair


AM = Asal Masalah
2. Seorang meninggal ahli warisnya terdiri dari: 4 anak perempuan, ibu dan ayah.
Harta warisannya Rp. 12.000.000,-.
Bagian masing-masing:

Bagian-
Bagian Ahli Waris Bagian Ahli
No. Ahli Waris bagiannya Hasil dikali dengan harta Waris
AM = 6 warisan
4 anak
1. 6 x 12.000.000,- 8.000.000,-
perempuan
2. Ibu 1 x 12.000.000,- 2.000.000,-
3. Ayah 1 x 12.000.000,- 2.000.000,-

Keterangan: Bagian anak perempuan masing-masing Rp. 8.000.000,- :4 = Rp.


2.000.000,-, Ayah hanya menerima saja Rp. 2.000.000,- karena tidak ada sisa.
3. Seseorang meninggal dunia, harta warisan yang ditinggalkan sejumlah Rp.
12.000.000,- Ahli warisnya terdiri dari: suami, anak perempuan, cucu
perempuan garis laki-laki dan saudara perempuan sekandung. Bagian masing-
masing adalah:
Bagian Ahli Waris
Bagian- Bagian Ahli
No. Ahli Waris Hasil dikali dengan
bagiannya AM = 12 Waris
harta warisan
1. Suami 3 x 12.000.000 3.000.000
Anak
2. 6 x 12.000.000 6.000.000
Perempuan
Cucu
3. Perempuan 2 x 12.000.000 2.000.000
garis laki-laki
Saudara
4. Perempuan ‘as 1 x 12.000.000 1.000.000
Kandung
Ashabah
Pengertian Ashabah
Menurut bahasa, ‘ashabah adalah kalangan kerabat
laki-laki, yaitu anak laki-laki, ayah, dan kalangan
kerabat laki-laki dari pihak laki-laki.Sedangkan
menurut istilah, ‘ashabah adalah orang yang
mendapatkan harta warisan yang belum ditetapkan
atau ahli waris yang tidak memiliki bagian
tertentu.
‘Ashabah dibagi menjadi dua, yaitu:
1. ‘Ashabah Nasabiyyah
Adalah ahli waris ‘ashabah karena mempunyai
hubungan nasab dengan orang yang meninggal.
‘Ashabah nasabiyyah terbagi menjadi tiga bagian,
yaitu:
a. ‘Ashabah bin Nafsihi
Yaitu menerima sisa harta karena dirinya sendiri,
bukan karena sebab lain. Ashabah binafsi adalah
semua ahli waris laki-laki kecuali saudara laki-laki
seibu.
Yang termasuk ‘Ashabah binafsi adalah:
1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki dari jalur laki-laki (anak laki-laki dari anak laki-laki) dan
seterusnya kebawah dari garis laki-laki
3. Bapak
4. Kakek shahih (yaitu bapaknya bapak) dan seterusnya ke atas dari garis laki-laki
5. Saudara laki-laki kandung
6. Saudara laki-laki sebapak
7. Anak laki-laki sekandung
8. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung
9. Paman sekandung (saudara laki-laki bapak sekandung)
10. Paman sebapak (saudara laki-laki sebapak)
11. Anak laki-laki paman sekandung
12. Anak laki-laki paman sebapak
13. Orang laki-laki yang memerdekakan budak
b. ‘Ashabah bil Ghair
Yaitu ahli waris yang menerima harta karena bersama
dengan ahli waris laki-laki yang setingkat dengannya.
Termasuk ‘ashabah ini adalah ahli waris perempuan yang
bersamanya ahli waris laki-laki yaitu:
1. Anak perempuan jika bersamanya anak laki-laki
2. Cucu perempuan jika bersamanya cucu laki-laki
3. Saudara perempuan sebapak, jika bersamanya saudara
laki-laki kandung
4. Saudara perempuan sebapak, jika bersamanya saudara
laki-laki sebapak
c. ‘Ashabah ma’al Gahair
Yaitu menjadi ‘ashabah karena bersama sama dengan ahli waris
perempuan dalam garis lain, yakni mereka yang menerima harta
sebagai ashabul furudh. Jadi, bersama dengan ahli waris lain yang tidak
setingkat. Termasuk ‘ashabah ini adalah ahli waris perempuan yang
bersamanya ada ahli waris perempuan yang tidak segaris/setingkat,
yaitu:
1. Saudara perempuan kandung, jika bersamanya ada ahli wais:
- Anak perempuan (satu orang atau lebih), atau
- Cucu perempuan (satu orang atau lebih)
2. Saudara perempuan sebapak, jika bersamanya ada ahli waris:
- Anak perempuan (satu orang atau lebih), atau
- Cucu perempuan (satu orang atau lebih)
2. Ashabah Sababiyyah
Ialah seseorang menjadi ahli waris karena
ia membebaskan atau memerdekakan
buadak/hamba sahaya baik laki-laki
maupun perempuan. Apabila hamba
sahaya yang telah dibebaskan tersebut
meninggal dunia maka ia mendapatkan
warisan sebagai ashabah.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH
BARAKALLAAHU FII KUM WA AHLIKUM
AAMIIN ALLAHUMMA AAMIIN

Anda mungkin juga menyukai