Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDEKATAN FUNGSIONAL, KOMUNIKATIF, PRAGMATIK

Makalah disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ilm Al-Lughoh At-Tathbiqiy

Dosen Pengampu: Bapak Dr. Muhajir, S.Pd.I., M.SI

Disusun oleh:

Muhamad Wafinuha Al Hanif (21104020051)

Fathir Istifa Ahmad (21104020033)

PBA – B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas


anugerah yang telah dilimpahkan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Pendekatan Fungsional, Komunikatif, Pragmatik” ini dengan baik sebagai
kewajiban kami untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilm Al-Lughoh At-Tathbiqiy. Sholawat
serta salam tak lupa kami haturkan kepada baginda agung Nabi Muhammad SAW, semoga
kita termasuk umat yang mendapatkan syafa’at beliau di akhirat nanti. Aamiin.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada berbagai pihak yang telah terlibat,
utamanya kepada Bapak Dr. Muhajir, S.Pd.I., M.SI selaku dosen pengampu mata kuliah Ilm
Al-Lughoh At-Tathbiqiy dan juga pihak lainnya yang turut membantu baik dari segi
pemikiran, tenaga, maupun dukungan dalam penyusunan makalah ini sehingga kami dapat
menyelesaikannya dengan tepat waktu.

Meskipun begitu, kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki.
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran, masukan, serta kritikan yang
membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca serta perkembangan di dunia pendidikan.

Yogyakarta, 3 Juni 2023

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pendekatan Fungsional ........................................................................................... 2


B. Pendekatan Komunikatif ......................................................................................... 4
C. Pendekatan Pragmatik ............................................................................................. 6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran bahasa sering dibicarakan dalam tiga aspek yang berkaitan,
yakni pendekatan, metode, dan teknik. Teori-teori yang berbeda tentang hakikat
bahasa dan cara mengajarkan bahasa (pendekatan) menyiratkan cara yang berbeda
dalam mengajarkan bahasa (metode) dan metode yang berbeda memanfaatkan
aktivitas kelas yang berbeda (teknik).
Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa pendekatan adalah kunci utama
dalam setiap pembelajaran. Selanjutnya diikuti dengan metode dan yang terakhir
adalah teknik yang dilakukan dalam pembelajaran. Pendekatan Pembelajaran dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran,
yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum, didalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Pendekatan-pendekatan dalam pembelajaran bahasa Arab antara lain adalah :
(1) pendekatan formal (almadkhal al-rasmiy), (2) pendekatan fungsional (al-madkhal
al-wadzifi), (3) pendekatan integral (al-madkhal al-mutakamil), (4) pendekatan
sosiolinguistik (almadkhal al-ijtima’iy al-lughawiy), (5) pendekatan psikologi (al-
madkhal al-nafsiy), (6) pendekatan psikolinguistik (al-madkhal al-nafsiy al-
lughawiy), (7) pendekatan behavioristik (al-madkhal al-sulukiy), (8) pendekatan
komunikatif (al-madkhal alittishaliy).

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pendekatan Fungsional ?
2. Apa Pendekatan Komunikatif ?
3. Apa Pendekatan Pragmatik ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa yang dimaksud Pendekatan Fungsional.
2. Mengetahui apa yang dimaksud Pendekatan Komunikatif.
3. Mengetahui apa yang dimaksud Pendekatan Pragmatik.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendekatan Fungsional
Pendekatan Fungsional adalah pendekatan pembelajaran yang dilakukan
langsung oleh guru kepada murid dalam lingkungan dan suasana yang sesungguhnya
dengan memperhatikan perkembangan faktor fisik dan psikis dari masing-masing
individu kemudian diarahkan sesuai dengan kemampuannya. Pembelajaran bahasa
pendekatan fungsional (al-madkhal al-wadzifi) dilakukan untuk mengadakan kontak
langsung dengan masyarakat pemakai bahasa. Dengan demikian peserta didik
langsung menghadapi bahasa yang hidup dan mencoba memakainya sesuai dengan
keperluan komunikasi. Peserta didik dengan sendirinya merasakan fungsi bahasa
tersebut dalam komunikasi langsung. Lebih jauh lagi metode pembelajaran bahasa
yang didasarkan pada pendekatan fungsional adalah metode langsung, metode
pembatasan bahasa, metode intensif, metode audiovisual, dan metode linguistik. 1
Teori Fungsional dari Parson (Parson,1977:251) menganggap bahwa
masyarakat pada umumnya terintegrasi atas dasar kesepakatan para anggotanya akan
nilai kemasyarakatan. Teori memandang sebagai suatu sistem secara fungsional
terintegrasi ke dalam suatu equilibrium. Teori fungsionalisme struktural parsons yang
paling terkenal adalah skema AGIL. Yang memuat empat fungsi penting yang
diperlukan untuk semua sistem “tindakan” yaitu (Adaption; Goal attainment;
Intregration; Latency).
• Adaption (adaptasi), artinya sebuah sistem harus menanggulangi situasi
eksternal yang gawat. Sistem diharuskan menyesuaikan diri dengan
lingkungan serta lingkungan itu dengan kebutuhannya. sistem sosial
(masyarakat) selalu berubah untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan yang terjadi, baik secara internal ataupun eksternal. Adaption
yaitu merupakan fungsi penyesuaian diri yang berarti bahwa suatu sistem
sosial jika ingin bertahan, maka harus ada struktur atau institusi yang
mampu melaksanakan fungsi adaptasi terhadap lingkungan sekitar.

1
Munirotun Naimah, “Pandangan Dan Pendekatan Pembelajaran, dan Implementasinya Dalam Pembelajaran
Bahasa Arab” Vol. No. 2, 2016. Hlm. 464.

2
• Goal Attainment : (pencapaian tujuan), artinya sebuah sistem harus
mendefinisikan dan mencapai tujuan utama. setiap sistem sosial
(masyarakat) selalu ditemui tujuan-tujuan bersama yang ingin dicapai
oleh system sosial tersebut. Goal Attainment ini adalah merupakan tujuan
yang akan dicapai oleh suatu sistem yaitu kebutuhan sistem untuk
memobilisasi sumber-sumber dan energi guna mencapai tujuan sistem dan
menentukan suatu prioritas tujuan-tujuan tersebut.
• Integration (integrasi), artinya sebuah sistem harus mengatur hubungan
antar bagian yang menjadi komponennya, sistem juga harus mengelola
hubungan antar ketiga fungsi lainya. Setiap system selalu terintegrasi dan
cenderung bertahan pada equalibrian (keseimbangan). Kecenderungan ini
dipertahankan melalui kemampuan bertahan hidup demi system.
Integration ini merupakan suatu kebutuhan guna mengkoordinasikan,
menyesuaikan, mengendalikan relasi relasi antar aktor, unit dalam system
agar sistem tersebut tetap mempunyai fungsi.
• Latency (pemeliharaan pola), artinya sebuah sistem harus melengkapi,
memelihara dan memperbaiki, baik motivasi individu maupun pola
kultural yang menciptakan dan menopang motivasi. sistem sosial selalu
berusaha mempertahankan bentuk-bentuk interaksi yang relatif tetap dan
setiap perilaku menyimpang selalu diakomodasi melalui kesepakatan-
kesepakatan yang diperbaharui secara terus-menerus.
Penekanan teori struktural fungsional adalah pada perspektif harmoni dan
keseimbangan. Asumsi-asumsi dasar dari teori ini adalah : (1) Masyarakat harus
dilihat sebagai susatu sistem yang kompleks, terdiri dari bagian-bagian yang saling
berhubungan dan saling tergantung, dan setiap bagian tersebut berpenngaruh secara
signifikan terhadap bagian-bagian lainnya, (2) Semua masyarakat mempunyai
mekanisme untuk mengintegrasikan diri sekalipun integrasi sosial tidak pernah
tercapai dengan sempurna, namun sistem sosial akansenantiasa berproses ke arah itu,
(3) Perubahan dalam sistem sosial umumnya terjadi secara gradual, melalui proses
penyesuaian, dan tidak terjadi secara revolusioner, (4) Faktorterpenting yang
mengintegrasikan masyarakat adalah adanya kesepakatan di antara para anggotanya
terhadap nilai-nilai masyarakat tertentu, dan (5) Masyarakat cenderung mengarah
kepadasuatu keadaan equalibrium

3
B. Pendekatan Komunikatif
Pendekatan Komunikatif adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan
keterampilan dalam berkomunikasi, menekankan pembinaan dan pengembangan
kemampuan komunikatif siswa sebagai tujuan pembelajaran bahasa, juga
mengembangkan prosedur-prosedur bagi pembelajaran empat keterampilan berbahasa
yaitu menyimak, membaca, berbicara dan menulis.
Istilah pendekatan komunikatif pertama kali muncul di Inggris dengan nama
Communicative Approach. Dalam bahasa Arab pendekatan komunikatif disebut
dengan al-madhal al-ittishali, yaitu pendekatan yang memfokuskan pada kemampuan
komunikasi aktif dan praktis. 2 Grow (1987:1) mengatakan bahwa pendekatan
komunikatif adalah pendekatan pengajaran menyeluruh. Pendekatan ini memberikan
kesempatan yang tidak terbatas kepada siswa untuk menggambarkan pengalaman
mereka, memberikan makna seluruh unit pikiran dan saling berkumunikasi di antara
mereka secara aktif. Menurut Subyakto (1988:70) mengatakan bahwa terdapat
beberapa ciri-ciri dari pendekatan komunikatif diantaranya sebagai berikut.:
a. Aktivitas yang menunjukkan komunikasi mendorong pelajar untuk belajar.
b. Aktivitas berbahasa yang bertujuan melakukan tugas-tugas yang bermakna
c. Materi silabus komunikasi dipersiapkan berdasarkan analisis kebutuhan.
d. Aktivitas di kelas berpusat kepada pelajar.
e. Guru berperan sebagai penyuluh, penganalisis kebutuhan pelajar, dan
sumber manajer kelompok.
f. Peran bahan pengajaran ialah untuk menunjang komunikasi pelajar aktif.

Dalam pendekatan komunikatif, yang pertama seorang siswa menunjukkan


sikap aktif dalam pembelajaran, hal tersebut didasarkan pada kemampuan
komunikatif yang harus dikuasai oleh siswa baik lisan maupun tulisan. Kedua, peran
guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran, hal ini didasarkan pada guru
adalah sumber utama dalam pembelajaran. Ketiga, perangkat pembelajaran yang akan
digunakan harus bersifat menunjang pembelajaran, misalnya pada keterampilan
berbicara, guru dapat menyediakan silabus pembelajaran, materi ajar, bahkan bahan
ajar dalam pembelajaran. Keempat, tujuan pembelajaran melalui pendekatan
komunikatif adalah menjadikan siswa aktif dalam berkomunikasi lisan maupun

2
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009),
hlm. 71.

4
tulisan dalam menyampaikan ide ataupun gagasan yang ada di dalam pikirannya
kepada pendengar atau pembaca.
Terdapat karakteristik pendekatan komunikatif ditinjau dari segi siswa, proses
pembelajaran, materi pembelajaran, serta tujuan pembelajaran. Pertama, siswa,
karakteristik pendekatan komunikatif, jika ditinjau dari segi siswa adalah sebuah
pendekatan yang menjadikan subjek didik (siswa) fasih berbahasa Indonesia baik
lisan maupun tulisan dan dalam lingkungan formal maupun nonformal. Kedua, proses
pembelajaran dengan pendekatan komunikatif mengutamakan siswa dalam
mempraktikan kegiatan berbahasa atau berkomunikasi di dalam kelas, walaupun ada
kesalahan, tetap diutamakan karena dalam belajar bahasa harus memakai teori trial
and error. Ketiga, materi dalam pembelajaran harus senantiasa melibatkan aspek
linguistik, makna fungsional, dan makna sosial, maksudnya dalam belajar bahasa
tidak hanya mengetahui aspek bahasa, namun juga mengetahui fungsi bahasa dan
makna bahasa tersebut di lingkungan sosial. Keempat, tujuan pembelajaran,
karakteristik pendekatan komunikatif adalah mencapai kompetensi komunikatif,
maksudnya setelah siswa mengikuti pembelajaran, siswa diharapkan mempunyai
kompetensi-kompetensi komunikatif, diantaranya kompetensi gramatikal, wacana,
sosiolinguistik, dan strategis.
Menurut Djuanda (2008:2), pendekatan komunikatif merupakan pendekatan
yang dilandasi oleh pemikiran bahwa kemampuan mengunakan bahasa dalam
berkomunikasi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa.
Bahasa tidak hanya dipandang sebagai seperangkat kaidah, tetapi lebih luas lagi,
yakni sebagai sarana untuk berkomunikasi. Bahasa ditempatkan sesuai dengan
fungsinya, yaitu fungsi komunikatif. tujuan utama dari pendekatan komunikatif dalam
pembelajaran bahasa, yaitu menyangkut kompetensi komunikatif yang meliputi
kompetensi gramatikal, wacana, sosiolinguistik, dan strategis. Dalam pendekatan
komunikatif bahasa tidak hanya dipandang sebagai sebuah aturan, namun lebih luas,
yaitu sebagai sarana untuk berkomunikasi. Dengan demikian tujuan utama dari
pendekatan komunikatif adalah menjadikan siswa mampu atau memiliki kompetensi
komunikatif.

5
C. Pendekatan Pragmatik
Pendekatan Pragmatik adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang
bertujuan melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan berbicara di sekolah.
Pendekatan ini menitikberatkan pada pembelajaran keterampilan berbicara secara
kontekstual, utamanya dalam proses pembelajran di Sekolah. Asumsi Pragmatik yaitu
bahasa sebagai alat komunikasi yang mana pembicara memahami kinesik (gerak
tubuh), konteks, tujuan komunikasi, peran penutur, norma situasi serta sosiokultural,
hubungan antar-persona, dan pilihan ragam yang diterima. 3 Sehingga siswa sebagai
pembelajar memahami dan dapat menerapkan bentuk-bentuk tindak perbuatan
berbahasa yang berhubungan dengan aspek sosialisasi serta dapat mengomunikasikan
sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa secara lisan atau tulisan.
Pendekatan Pragmatik adalah sebuah asumsi tentang bagaimana berbahasa
komunikatif pada kondisi penggunaan bahasa yang pada dasarnya sangat ditentukan
oleh konteks yang bersifat sosial dan sosietal yang mewadahi dan melatarbelakangi
bahasa itu sendiri. Sedangkan pragmatik sendiri adalah studi yang mengkaji tuturan
dari segi makna dan konteks yang menyertai tuturan tersebut. Pada hakikatnya
pragmatik sama dengan semantik, yakni sama-sama mengkaji makna suatu tuturan.
Hanya saja semantik mengkaji makna suatu tuturan secara internal, sedangkan
pragmatik mengkaji makna suatu tuturan secara eksternal.
Dalam penggunaan bahasa yang berhubungan dengan konteks seorang penutur
dituntut untuk menguasai kajian lintas budaya (cross culture), hal ini dilakukan dalam
rangka membangun prinsip-prinsip kerjasama dan sopan santun dalam proses
komunikasi, sehingga tujuan komunikasi dapat dicapai secara efektif dan menghindari
kesalahfahaman antara penutur dan mitra tutur. Teori pragmatik yang mengatakan
berkomunikasi dalam bertutur terdapat keadaan di mana manusia itu berupaya
membuat bahasa itu mampu melayaninya secara praktis tanpa merusak sendi-sendi
kemanusiaannya. Adapun perbedaan dengan pendekatan komunikatif yaitu pragmatik
lebih mengarah pada makna konotasi sedangkan komunikatif condong pada makna
denotasi.4

3
Tagor Pangaribuan, Paradigma Bahasa(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), hal. 70.
4
Abdurrahman, "Pragmatik: Konsep Dasar Memahami Konteks Tuturan www.jurnallingua.com/edisi 2006-vol-
1-0-1/31

6
Terdapat beberapa prinsip-prinsip pragmatik, sebagai berikut :
1. Tindak tutur terikat konteks : ada peran partisipan pada siapa tuturan
tersebut dialamatkan, disapukan, diperdengarkan, dimaksudkan. Oleh
karena itu peran antar-persona dalam setiap tindak tutur memiliki
muatan awal, isi, dan akhir.
2. Prinsip kerja sama Grice : antar-persona memelihara tuturannya
sedemikian sehingga teman-tutur dapat memproses segala informasi
yang disajikan dengan mudah, lugas, luwes dan jelas.
3. Prinsip tata karma : Agar komunikatif, bertutur mengasumsi norma
lokal dan umum yang berlaku di masyarakat.
4. Prinsip interpretasi pragmatik, terbagi menjadi dua prinsip interpretasi
lokal, yaitu pendengar menginterpretasi ujaran pembicara sebatas
makna pembicara dan prinsip analogi, yaitu tidak mengubah topic dan
proposisi ujaran pembicara kecuali yang bisa mengubahnya sendiri.
5. Prinsip kewacanaan : ragam sesuai dengan konteks dan situasinya
6. Pragmatic sosialisasi : santun bahasa, norma local, dan interlokal
7. Pragmatic wacana : tindak tutur mengasumsi kohesi, koherensi dan
pilija

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pendekatan Fungsional: Pendekatan pembelajaran yang dilakukan secara langsung
oleh guru kepada murid dalam lingkungan yang sesungguhnya dengan
memperhatikan perkembangan fisik dan psikis masing-masing individu.
Pendekatan ini mengutamakan kontak langsung dengan masyarakat pemakai
bahasa untuk memperoleh pengalaman berbahasa yang autentik.
2. Pendekatan Komunikatif: Pendekatan untuk meningkatkan keterampilan
berkomunikasi siswa dengan menekankan pengembangan kemampuan
komunikatif dalam empat keterampilan berbahasa: menyimak, membaca,
berbicara, dan menulis. Pendekatan ini mengutamakan aktivitas komunikasi yang

7
bermakna, pembelajaran berpusat pada siswa, dan penggunaan materi
pembelajaran yang mendukung komunikasi aktif siswa.
3. Pendekatan Pragmatik: Pendekatan yang bertujuan melatih siswa dalam
keterampilan berbicara dengan menitikberatkan pada pembelajaran kontekstual.
Pendekatan ini memahami bahasa sebagai alat komunikasi yang dipengaruhi oleh
kinesik, konteks, tujuan, peran penutur, norma situasi, serta faktor sosial dan
budaya. Prinsip kerjasama dan sopan santun dalam komunikasi juga ditekankan
dalam pendekatan ini.
Ketiga pendekatan tersebut memiliki perbedaan dalam fokus dan asumsi yang
mendasari pembelajaran bahasa. Pendekatan Fungsional lebih menekankan kontak
langsung dengan masyarakat pemakai bahasa, Pendekatan Komunikatif menekankan
pembinaan keterampilan komunikatif siswa, sedangkan Pendekatan Pragmatik
menitikberatkan pada pembelajaran kontekstual dan penggunaan bahasa yang sesuai
dengan situasi dan tujuan berbahasa.

8
DAFTAR PUSTAKA

Munirotun Naimah, “Pandangan Dan Pendekatan Pembelajaran, dan Implementasinya Dalam


Pembelajaran Bahasa Arab” Vol. No. 2, 2016. Hlm. 464.

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2009), hlm. 71.

Tagor Pangaribuan, Paradigma Bahasa(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), hal. 70.

Abdurrahman, "Pragmatik: Konsep Dasar Memahami Konteks Tuturan


www.jurnallingua.com/edisi 2006-vol-1-0-1/31.

https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/Shautul-Arabiyah/article/view/10644/7730

http://ejournal.kopertais4.or.id/mataraman/index.php/washatiya/article/view/2013/1493

9
10

Anda mungkin juga menyukai