Anda di halaman 1dari 3

1.

Berikan contoh tentang Quine Duham Problem sesuai bidang studi dimana
sebuah proses verifikasi/falsifikasi dari suatu hipotesis memiliki asumsi-
asumsi yang mempengaruhi penerimaan hipotesis tersebut. Mahasiswa bisa
mulai dengan anomali kemudian diikuti dengan hipotesis beserta asumsi-
asumsi di sekitar hipotesis.

Salah satu contoh Quine Duham Problem dalam bidang hukum adalah
dalam proses pembuktian hukum perkara Hak Atas Kekayaan Intelektual
spesifiknya hak cipta terhadap karya-karya musik. Contohnya, ada sebuah
anomali di mana seorang musisi menciptakan sebuah karya musik dengan dasar
filosofi, teknik atau gaya yang mirip dengan karya seni musik musisi lain yang
telah lebih dulu terkenal. Kemudian, musisi tersebut mengaku bahwa karyanya
adalah karya asli dan bukanlah plagiat dari karya musisi-musisi yang lebih dulu
terkenal.

Salah satu asumsi yang mungkin adalah bahwa seniman pertama


memang memiliki kemampuan untuk menciptakan karya seni dengan teknik
atau gaya yang mirip dengan karya seniman yang lebih dulu terkenal. Asumsi
ini penting, karena jika seniman pertama tidak memiliki kemampuan ini, maka
hipotesisnya sulit untuk diterima.

Asumsi lainnya adalah bahwa seniman pertama tidak memiliki akses ke


karya seniman yang lebih dulu terkenal atau tidak menyalin secara langsung
dari karya seniman tersebut. Jika seniman pertama ternyata memiliki akses ke
karya seniman yang lebih dulu terkenal dan menyalin secara langsung dari
karya tersebut, maka hipotesisnya sulit untuk diterima.

Hipotesis yang diajukan adalah bahwa karya seni tersebut memang asli,
dan bukan merupakan plagiat dari karya seniman yang lebih dulu terkenal.
Namun, ada asumsi-asumsi di sekitar hipotesis ini yang mempengaruhi
penerimaan atau penolakan hipotesis tersebut.
Dalam kasus seperti ini, Quine Duham Problem muncul karena sulit
untuk membedakan antara asumsi-asumsi ini dan hipotesis itu sendiri. Sebagai
penegak hukum, kita harus mempertimbangkan semua asumsi-asumsi yang
mungkin dan melakukan analisis terhadap fakta-fakta yang ada untuk mencapai
kesimpulan yang objektif mengenai kasus hak cipta karya seni musik tersebut.

2. Berikan contoh tentang argumen pessimistic meta-induction. Apakah ada


contoh teori dari sejarah bidang studi anda yang dulu sukses namun
sekarang sudah tidak diterima? Apakah teori science (atau teori dalam
bidang studi anda) yang sekarang kita pegang suatu hari akan ditolak para
scientist? Jelaskan pandangan Anda.

Contoh argumen pessimistic meta-induction dalam bidang hukum


adalah teori positivisme hukum. Teori ini berkembang pada abad ke-19 dan
menganggap bahwa hukum adalah seperangkat peraturan yang dikeluarkan
oleh penguasa atau negara dan harus ditaati oleh semua orang. Namun, pada
abad ke-20, teori ini mulai ditolak oleh beberapa pakar hukum yang
berpendapat bahwa hukum juga harus mencerminkan nilai-nilai moral dan
keadilan atau dikenal dengan Supremacy Of Law dimana hukum ditempatkan
pata strata atau tingkat tertinggi bahkan diatas penguasa atau negara.

Contoh lain dari argumen pessimistic meta-induksi dalam bidang


hukum adalah konsep hukum kekayaan intelektual. Konsep ini diterapkan
untuk melindungi hak cipta, paten, dan merek dagang dari penyalahgunaan oleh
pihak lain. Namun, konsep ini juga telah dihadapi kritik dan tantangan dari
kelompok-kelompok aktivis dan pemikir etis yang berpendapat bahwa hak
kekayaan intelektual dapat menghalangi inovasi dan kemajuan teknologi yang
dapat memberikan manfaat bagi masyarakat secara luas.

Dalam kedua contoh ini, argumen pessimistic meta-induksi berlaku


karena teori-teori yang diterapkan pada masa lalu dianggap berhasil dan akurat,
namun kini telah ditolak atau dikritik oleh sebagian pakar hukum. Hal ini
menunjukkan bahwa teori-teori hukum juga dapat mengalami perubahan dan
penolakan pada masa depan, tergantung pada perkembangan masyarakat dan
pandangan etis yang berkembang.

Tidak ada teori ilmiah yang dapat dianggap benar secara mutlak dan
abadi karena teori ilmiah memiliki sifat dinamis atau berkembang. Bahkan
teori-teori yang telah terbukti secara kuat sekalipun selalu terbuka untuk
pengujian, modifikasi, dan bahkan penolakan jika ditemukan bukti yang cukup
kuat yang menyatakan sebaliknya.

Sebagai contoh, dalam fisika, teori relativitas khusus dan umum


Einstein telah terbukti sangat akurat dalam menjelaskan fenomena alam
semesta yang kita amati. Namun, beberapa fisikawan masih mencari cara untuk
mengintegrasikan relativitas dengan teori kuantum yang masih menjadi
tantangan besar dalam fisika modern. Selain itu, beberapa teori alternatif,
seperti teori gravitasi modifikasi, telah diusulkan sebagai alternatif untuk
relativitas.

Jadi, dapat dikatakan bahwa semua teori ilmiah berada dalam sebuah
proses pengujian, dan ketika bukti yang cukup kuat ditemukan untuk menolak
atau memodifikasi teori yang ada, maka teori tersebut dapat digantikan oleh
yang baru dan lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai