DISUSUN OLEH :
i
LAPORAN AKTUALISASI
DISUSUN OLEH :
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Aktualisasi dengan judul “ Optimalisasi Pelayanan pada Keluarga Orang Dengan
Gangguan Jiwa (ODGJ) melalui Pendekatan Edukatif di Puskesmas Maronggela, Kabupaten
Ngada” diajukan oleh:
Nama : dr. Maria Yosefina Oje
NIP : 19910110 202012 2 002
Profesi : Ahli Pertama - Dokter
Unit Kerja : Puskesmas Maronggela,Kabupaten Ngada
Telah berhasil diseminarkan dan diterima sebagai salah satu persyaratan yang diwajibkan untuk
menyelesaikan Pelatihan Dasar CPNS.
1. Penguji
Nama : Yudicinta Pekudjawang,S.Sos …………………………….....
NIP : 19650912 198901 2 002
2. Mentor
Nama : Naru Maria Florida,SH ……………………………….
NIP : 19620727 199010 2 003
3. Coach
Nama : Titik Kristinawati,S.Pd.I,MA ……………………………….
NIP : 19840111 201001 2 009
MENGETAHUI
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR,
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Mentor Coach
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Pelaksanaan Aktualisasi Pelatihan Dasar
CPNS Golongan III Angkatan 172 Tahun 2022. Penulisan Laporan Aktualisasi ini dilakukan
di tempat tugas sebagai salah syarat untuk menyelesaikan Pelatihan Dasar CPNS. Berbagai
pihak telah memberikan dukungan, apresiasi dan bimbingan selama proses penyusunan
penulisan ini hingga dapat selesai tepat waktu, maka penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam hal ini Panitia Pelaksana Pelatihan
Dasar Provinsi Nusa Tenggara Timur yang telah menyelenggarakan kegiatan Latsar.
2. Pemerintah Daerah Kabupaten Ngada yang telah memfasilitasi penyusun untuk
mengikuti kegiatan Latsar di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah
Provinsi Nusa Tenggara Timur.
3. Bapak Dr. Keron A. Petrus, SE, MA selaku Kepala Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur.
4. Ibu Titik Kristinawati, S.pd.I.MA selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu
untuk membimbing, memberikan motivasi dari penyusunan rancangan aktualisasi
sampai pada habituasi dan penyusunan laporan aktualisasi.
5. Ibu Naru Maria Florida, SH selaku mentor yang telah menyediakan waktu untuk
membimbing sekaligus memberikan dukungan sehingga terlaksananya kegiatan
aktualisasi.
6. Ibu Yudicinta Pekudjawang, S.Sos selaku penguji yang telah memberikan saran dan
solusi dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi.
7. Bapak dan Ibu Widyaiswara yang telah membekali penyusun dengan materi-materi
yang menjadi referensi untuk membentuk karakter penulis sebagai seorang Aparatur
Sipil Negara.
8. Bapak Benediktus Podhi, A.Md.Kep sebagai Kepala Puskesmas Maronggela yang
telah mendukung dan menyetujui terlaksananya kegiatan aktualisasi.
9. Ibu Maria Almira Anu, A.Md. Kep sebagai penanggung jawab program kesehatan
jiwa yang telah meluangkan waktu membantu melakukan kunjungan rumah
penderita ODGJ dalam mendukung terlaksananya kegiatan aktualisasi.
10. Keluarga dan suami tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan
kepada Penulis dalam menyelesaikan laporan.
v
11. Ibu Irma Puli, Ibu Ensa, Ibu Iva Mbela, Ibu Irma Baung sebagai tenaga kesehatan
desa yang telah mendampingi dan membantu melakukan kunjungan rumah penderita
ODGJ serta petugas kesehatan desa lain yang membantu pemantauan jadwal kontrol
sehingga kegiatan aktualisasi dapat terlaksana
12. Rekan kerja di Puskesmas Maronggela yang juga turut membantu dalam proses
habituasi dan dalam pembuatan laporan aktualisasi ini.
13. Rekan peserta pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III angkatan
172 khususnya kelompok 3 yang memberi dukungan, berdikusi dan mencari solusi
bersama dalam penyusunan laporan aktualisasi
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Laporan ini membawa manfaat
bagi kita semua dalam pelayanan sebagai Aparatur Sipil Negara.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Puskesmas Maronggela ................................................................................ 13
Gambar 2.2 Peta Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Maronggela ...................................... 13
Gambar 4.1 Menemui Atasan Langsung .......................................................................... 33
Gambar 4.2 Referensi Pembuatan Leaflet........................................................................ 34
Gambar 4.3 Pembuatan Draft Leaflet .............................................................................. 35
Gambar 4.4 Draft Leaflet ................................................................................................ 35
Gambar 4.5 Koordinasi dengan Penanggung Jawab Kesehatan Jiwa dan Nakes Desa ...... 36
Gambar 4.6 Leaflet ......................................................................................................... 36
Gambar 4.7 Koordinasi dengan program kesehatan jiwa dan petugas kesehatan desa ...... 37
Gambar 4.8 Koordinasi dengan petugas desa via Whatsapp............................................. 38
Gambar 4.9 Google Kalender .......................................................................................... 39
Gambar 4.10 Melapor ke Aparat Desa............................................................................. 40
Gambar 4.11 Kunjungan Penderita ODGJ ....................................................................... 41
Gambar 4.12 Pemeriksaan penderita ODGJ..................................................................... 42
Gambar 4.13 Pembagian Leaflet ..................................................................................... 43
Gambar 4.14 Melakukan Penyuluhan .............................................................................. 43
Gambar 4.15 Pemasangan Baliho di Puskesmas .............................................................. 44
Gambar 4.16 Mengumpulkan Dokumen, Leaflet dan google kalender ............................. 45
Gambar 4.17 Konsultasi Mentor...................................................................................... 46
Gambar 4.18 Konsultasi Menggunakan Google Classroom ............................................. 46
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji
berdasarkan perundang-undangan. Berdasarakan Undang- Undang ASN No.5 Tahun 2014
fungsi dari pegawai ASN ialah sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan sebagai
perekat pemersatu bangsa. Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan
pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik,
serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.(1)
Dokter adalah Pegawai negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan
hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat pada sarana pelayanan kesehatan. Hal ini berdasarkan Keputusan
MENPAN NOMOR: 139/KEP/ M.PAN/ 11/2003 tentang jabatan fungsional dokter.
Pelayanan kesehatan yang dimaksud ialah bentuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat
dalam upaya pencegahan, penyembuhan dan pemulihan kesehatan akibat penyakit,
peningkatan derajat kesehatan masyarakat, serta pembinaan peran serta masyarakat dalam
rangka kemandirian di bidang kesehatan. (2)
Kesehatan telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009. Kesehatan
merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai
dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik
secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Maka perlu dilakukan upaya kegiatan peningkatan
kesehatan yang secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan
kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau
masyarakat. (3)
Sesuai fungsi dan peran doker sebagai ASN dalam menjalankan tugas di Puskesmas
Maronggela, Kabupaten Ngada dimana puskesmas adalah fasilitas kesehatan tingkat pertama
yang berperan sebagai garda terdepan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
1
masyarakat, namun didapatkan beberapa masalah anatara lain; (1) kurang disiplinnya
penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) oleh tenaga kesehatan di Puskesmas Maronggela, (2)
kurangnya kepatuhan pasien hipertensi untuk berobat secara rutin di Puskesmas Maronggela,
(3) kurang optimal pelayanan edukasi keluarga pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ)
di puskesmas Maronggela, (4) Kurangnya minat masyarakat pada kegiatan pos binaan terpadu
penyakit tidak menular (Posbindu PTM) dan yang menjadi prioritas dalam pelayanan saat ini
ialah perlu mengoptimalkan pelayanan edukasi keluarga pasien ODGJ dimana kesehatan
mental merupakan bagian yang tidak terpisahkan suatu masyarakat dikatakan sehat.
Kesehatan mental adalah keadaan dimana seseorang mampu menyadari kemampuannya
sendiri, dapat mengatasi tekanan hidup yang normal, dapat bekerja secara produktif dan
mampu memberi kontribusi terhadap lingkunganya.(3) Kesehatan jiwa masih menjadi salah
satu permasalahan yang signifikan di dunia, termasuk di Indonesia. Faktanya, satu dari empat
orang dewasa akan mengalami masalah kesehatan jiwa pada satu waktu dalam hidupnya.
Bahkan setiap 40 detik di suatu tempat di dunia ada seseorang yang meninggal karena bunuh
diri (WFMH, 2016). Menurut data World Health Organization (WHO,2017), terdapat sekitar
300 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 23 juta terkena skizofrenia, serta
50 juta terkena dimensia.(4) Gangguan jiwa berat adalah gangguan jiwa yang ditandai oleh
terganggunya kemampuan menilai realitas atau tilikan (insight) yang buruk. Gejala yang
menyertai gangguan ini antara lain berupa halusinasi, ilusi, waham, gangguan proses pikir,
kemampuan berfikir, serta tingkah laku aneh, misalnya agresivitas atau katatonik. Gangguan
jiwa berat salah satu contoh psikosis adalah skizofrenia.(5) Berdasarkan data Riskesdas 2013,
menunjukkan prevalensi gangguan jiwa berat seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000
orang atau sebanyak 1,7 per 1000 penduduk. Data Riskesdas 2018, prevalensi gangguan jiwa
berat menunjukkan adanya kenaikan yang signifikan dari 1,7% menjadi 7%. Artinya penderita
gangguan jiwa bertambah sebanyak 28.000 jiwa sehingga diketahui jumlah penderita
gangguan jiwa di Indonesia sebanyak 428.000 jiwa.(4) Penderita ODGJ di Puskesmas
Maronggela sebanyak 10 orang yang tersebar di empat desa di wilayah kerja Puskesmas
Maronggela, Kabupaten Ngada. Dalam proses penyembuhan penderita ODGJ, banyak faktor
yang mempengaruhi salah satunya adalah kepatuhan minum obat. Kepatuhan merupakan
fenomena multidimensi yang ditentukan oleh tujuh dimensi yaitu faktor terapi, faktor sistem
kesehatan, faktor lingkungan, usia, dukungan keluarga, pengetahuan dan faktor sosial
ekonomi. Keluarga merupakan sistem pendukung utama dalam memberikan perawatan
langsung dalam mengantisipasi terjadinya kekambuhan, maka dalam suatu keluarga harus
memiliki pengetahuan/ informasi dalam melakukan perawatan pada anggota keluarga yang
2
mengalami gangguan jiwa. (5) Faktor dukungan keluarga juga merupakan salah satu sumber
dukungan sosial yang mutlak dibutuhkan penderita ODGJ. Sehingga perlu dilakukan
“Optimalisasi pelayanan pada keluarga pasien ODGJ melalui pendekatan edukatif di
Puskesmas Maronggela, Kabupaten Ngada”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan analisis isu APKL maka terdapat rumusan masalah yakni
bagaimana mengoptimalkan pelayanan pada keluarga pasien ODGJ di Puskemas
Maronggela, Kabupaten Ngada?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Membekali ASN agar mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yaitu
Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan
Kolaboratif (BerAKHLAK) serta mengamalkan Whole Of Government.
b. Tujuan Khusus
Mampu mengimplementasi rancangan aktualisasi yang telah disusun sehingga
dapat menunjang pelayanan pasien ODGJ di Puskemas Maronggela
2. Manfaat
a. Bagi ASN
1) Meningkatkan kemampuan peserta latsar dalam memberikan inovasi dalam
pelayanan Pasien ODGJ
2) Meningkattkan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai BerAKHLAK dalam
menjalankan tugas
b. Bagi masyarakat
1) Meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan jiwa
2) Mengurangi angka kekambuhan pasien ODGJ
c. Instansi terkait (Puskesmas dan Dinas Kesehatan)
Pelayanan pasien ODGJ melalui pendekatan keluarga untuk mendukung program
pemerintah dalam mengurangi angka kekambuhan pasien ODGJ dan
mempercepat bebas pasung.
D. Ruang Lingkup Kegiatan Aktualisasi
Nilai-nilai dasar ASN ini dijabarkan ke dalam ruang lingkup atau batasan kegiatan yang
meliputi:
3
1. Isu yang diangkat kurang optimal pelayanan edukasi keluarga pasien ODGJ di
Puskemas Maronggela, Kabupaten Ngada
2. Unit Kerja Rancangan aktualisasi akan dilaksanakan wilayah kerja Pukesmas
Maronggela, Kabupaten Ngada
3. Pelaksanaan kegiatan Rancangan aktualisasi akan dilaksanakan selama periode
habituasi, yaitu masa setelah kembali dari pelaksanaan Latsar selepas Seminar
rancangan pertama, tanggal 18 April – 21 Mei 2022, selama lebih kurang empat
minggu.
E. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS
Dalam menjalankan profesi sebagai PNS terdapat nilai-nilai dasar sebagai penetapan
kualitas pelayanan. Nilai-nilai tersebut antara lain:
1) Berorientasi Pelayanan(6)
Definisi dari pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Adapun panduan perilaku/kode
etik dari nilai Berorientasi Pelayanan sebagai pedoman bagi para ASN dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari, adalah sebagai berikut.
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi
Pelayanan yang pertama ini diantaranya:
1. mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia
2. menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
3. membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
4. menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
b. Ramah,cekatan,solutif,dan dapat diandalkan
Adapun beberapa Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan
perilaku Berorientasi Pelayanan yang kedua ini diantaranya adalah
1. memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur
2. memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah
3. memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
4
c. Melakukan perbaikan tiada henti
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku Berorientasi
Pelayanan yang ketiga ini diantaranya adalah
1. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
2. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
2) Akuntabel(7)
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab.
Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas
adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk
pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung
jawab yang menjadi amanahnya.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi
untuk memenuhi tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan kepadanya.
Amanah seorang ASN menurut SE Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku
yang sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas,
perilaku tersebut adalah:
1. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,
disiplin dan berintegritas tinggi
2. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien
3. Kemampuan menggunakan kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas personal,
akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi, dan
akuntabilitas stakeholder.
1. Akuntabilitas personal
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai-nilai yang ada pada diri seseorang
seperti kejujuran, integritas, moral dan etika. Pribadi yang akuntabel adalah yang
menjadikan dirinya sebagai bagian dari solusi dan bukan masalah.
2. Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan lingkungan
kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai pemberi kewenangan.
Pemberi kewenangan bertanggungjawab untuk memberikan arahan yang
memadai, bimbingan, dan sumber daya serta menghilangkan hambatan kinerja,
5
sedangkan PNS sebagai aparatur negara bertanggung jawab untuk memenuhi
tanggung jawabnya.
3. Akuntabilitas kelompok
Kinerja sebuah institusi biasanya dilakukan atas kerjasama kelompok. Dalam hal
ini tidak ada istilah “saya”, tetapi yang ada adalah “kami”. Dalam kaitannya
dengan akuntabilitas kelompok, maka pembagian kewenangan dan semangat
kerjasama yang tinggi antar berbagai kelompok yang ada dalam sebuah institusi
memainkan peranan yang penting dalam tercapainya kinerja organisasi yang
diharapkan.
4. Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah
dicapai, baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap
organisasi/institusi maupun kinerja organisasi kepada stakeholders lainnya.
5. Akuntabilitas Stakeholder
Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum, pengguna layanan, dan
pembayar pajak yang memberikan masukan, saran, dan kritik terhadap
kinerjanya. Jadi akuntabilitas stakeholder adalah tanggungjawab organisasi
pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif dan
bermartabat.
3) Kompeten(8)
Sesuai prinsip Undang-Undang ASN Nomor 5 Tahun 2014 ditegaskan bahwa
ASN merupakan jabatan profesional, yang harus berbasis pada kesesuaian kualifikasi,
kompetensi, dan berkinerja serta patuh pada kode etik profesinya. Sebagaimana
diuraikan dalam penjelasan Peraturan Pemerintah Nomor 30 tahun 2019 tentang
Penilaian Kinerja PNS, bahwa salah satu pertimbangan pembentukan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat
Undang-Undang ASN adalah untuk mewujudkan ASN profesional, kompeten dan
kompetitif, sebagai bagian dari reformasi birokrasi. ASN sebagai profesi memiliki
kewajiban mengelola dan mengembangkan dirinya dan wajib
mempertanggungjawabkan kinerjanya dan menerapkan prinsip merit dalam
pelaksanaan manajemen ASN.
Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan dalam Surat
Edaran Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 dalam poin 4, antara lain, disebutkan
bahwa panduan perilaku (kode etik) kompeten yaitu:
6
a) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
b) Membantu orang lain belajar
c) Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
4) Harmonis(9)
Dari laman Wikipedia, Harmoni (dalam bahasa Yunani: harmonia) berarti
terikat secara serasi/sesuai). Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerja sama antara
berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat
menghasilkan suatu kesatuan yang luhur.
Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal dari suasana tempat
kerja. Energi positif yang ada di tempat kerja bisa memberikan dampak positif bagi
karyawan yang akhirnya memberikan efek domino bagi produktivitas, hubungan
internal, dan kinerja secara keseluruhan.
Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga berdampak bagi berbagai
bentuk organisasi. Ada tiga hal yang dapat menjadi acuan untuk membangun budaya
tempat kerja nyaman dan berenergi positif. Ketiga hal tersebut adalah:
a. Membuat tempat kerja yang berenergi
Sebagian besar karyawan atau orang dalam organisasi menghabiskan separuh
hidupnya di tempat kerja. Untuk itu tempat kerja harus dibuat sedemikian rupa agar
karyawan tetap senang dan nyaman saat bekerja. Tata ruang yang baik dan
keberadaan ruang terbuka sangat disarankan. Desain ruang terbuka dapat
meningkatkan komunikasi, hubungan interpersonal dan kepuasan kerja, sekaligus
optimal mengurangi terjadinya disharmonis yang disebabkan kurangnya
komunikasi.
b. Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi
Selalu ingat dalam sebuah organisasi Anda bukan satu-satunya orang yang
menjalankan alur produktivitas. Hal tersebut mampu meningkatkan keterlibatan
dan rasa memiliki karyawan dalam sebuah bisnis atau organisasi.
c. Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi
Tak dapat dielakkan jika pendapatan adalah salah satu motivator terbaik di
lingkungan kerja. Demikian juga rasa memiliki. dengan membagi kebahagiaan
dalam organisasi kepada seluruh karyawan dapat meningkatkan rasa kepemilikan
dan meningkatkan antusiasme para karyawan.
5) Loyal(10)
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial”
yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu
7
kesetiaan. Kesetiaan ini timbul tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran
sendiri pada masa lalu. Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil, kata loyal dapat dimaknai
sebagai kesetiaan, paling tidak terhadap cita-cita organisasi, dan lebih-lebih kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Loyal, merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan
bangsa dan negara, dengan panduan perilaku:
a) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah
b) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara
c) Menjaga rahasia jabatan dan negara.
Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan
panduan perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah sebagai berikut
a) Komitmen yang bermakna perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu atau
hubungan keterikatan dan rasa tanggung jawab akan sesuatu.
b) Dedikasi yang bermakna pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi
keberhasilan suatu usaha yang mempunyai tujuan yang mulia. Dedikasi ini bisa
juga berarti pengabdian untuk melaksanakan cita-cita yang luhur dan diperlukan
adanya sebuah keyakinan yang teguh.
c) Kontribusi yang bermakna keterlibatan, keikutsertaan, sumbangsih yang
diberikan dalam berbagai bentuk, baik berupa pemikiran, kepemimpinan, kinerja,
profesionalisme, finansial atau, tenaga yang diberikan kepada pihak lain untuk
mencapai sesuatu yang lebih baik dan efisien.
d) Nasionalisme yang bermakna suatu keadaan atau pikiran yang mengembangkan
keyakinan bahwa kesetiaan terbesar mesti diberikan untuk negara atau suatu sikap
cinta tanah air atau bangsa dan negara sebagai wujud dari cita-cita dan tujuan yang
diikat sikap-sikap politik, ekonomi, sosial, dan budaya sebagai wujud persatuan
atau kemerdekaan nasional dengan prinsip kebebasan dan kesamarataan
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
e) Pengabdian yang bermakna perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat,
ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau
satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
6) Adaptif(11)
Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh individu
maupun organisasi untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Terdapat alasan
8
mengapa nilai-nilai adaptif perlu diaktualisasikan dalam pelaksanaan tugas-tugas
jabatan di sektor publik, seperti di antaranya perubahan lingkungan strategis,
kompetisi yang terjadi antar instansi pemerintahan, perubahan iklim, perkembangan
teknologi dan lain sebagainya.
Terdapat 9 elemen budaya adaptif menurut yang perlu menjadi fondasi ketika
sebuah organisasi akan mempraktekkannya, yaitu:
1. Purpose
Organisasi beradaptasi karena memiliki tujuan yang hendak dicapai. Penetapan
tujuan organisasi menjadi elemen budaya adaptif pertama yang diperlukan, di
mana pencapaiannya akan sangat dipengaruhi oleh variabel lingkungan.
2. Cultural values
Organisasi pemerintah mengemban nilai-nilai budaya organisasional yang sesuai
dengan karakteristik tugas dan fungsinya. Demikian pula dengan ASN sebagai
individu yang mempunyai nilai-nilai yang tersemat dalam budaya kerjanya,
sehingga dituntut untuk mengaplikasikannya agar dapat memberikan pelayanan
yang maksimal dan berkualitas.
3. Vision
Visi menjelaskan apa yang hendak dituju yang tergambar dalam kerangka pikir
dan diterjemahkan dalam kerangka kerja yang digunakan dalam organisasi.
4. Corporate values
Seperti halnya nilai budaya organisasi, maka nilai-nilai korporat juga menjadi
fondasi penting dalam membangun budaya adaptif dalam organisasi.
5. Corporate strategy
Visi dan values menjadi landasan untuk dibangunnya strategi-strategi yang lebih
operasional untuk menjalankan tugas dan fungsi organisasi secara terstruktur,
efisien dan efektif.
6. Struktur
Struktur menjadi penting dalam mendukung budaya adaptif dapat
diterapkan di organisasi. Tanpa dukungan struktur, akan sulit budaya adaptif dapat
berkembang dan tumbuh di sebuah organisasi.
7. Problem solving
Budaya adaptif ditujukan untuk menyelesaikan persoalan yang
timbul dalam organisasi, bukan sekedar untuk mengadaptasi perubahan.
Penyelesaian masalah harus menjadi tujuan besar dari proses adaptasi yang
dilakukan oleh organisasi.
9
8. Partnership working
Partnership memiliki peran penguatan budaya adaptif, karena dengan partnership
maka organisasi dapat belajar, bermitra dan saling menguatkan dalam penerapan
budaya adaptif.
9. Rules
Aturan main menjadi salah satu framework budaya adaptif yang penting dan tidak
bisa dihindari, sebagai bagian dari formalitas lingkungan internal maupun
eksternal organisasi.
7) Kolaboratif(12)
Irawan (2017) mengungkapkan bahwa “Collaborative governance” sebagai
sebuah proses yang melibatkan norma bersama dan interaksi saling menguntungkan
antar aktor governance. Ansen dan gash (2012) mengungkapkan beberapa proses yang
harus dilalui dalam menjalin kolaborasi yaitu:
1) Trust building : membangun kepercayaan dengan stakeholder mitra kolaborasi
2) Face tof face Dialogue : melakukan negosiasi dan baik dan bersungguh-sungguh
3) Komitmen terhadap proses: pengakuan saling ketergantungan; sharing ownership
dalam proses; serta keterbukaan terkait keuntungan bersama
4) Pemahaman bersama: berkaitan dengan kejelasan misi, definisi bersama terkait
permasalahan, serta mengidentifikasi nilai bersama
5) Menetapkan outcome
F. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
1. Kedudukan ASN
Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa pegawai ASN terdiri
atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja
(PPPK). PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
Sedangkan PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai
dengan kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan.(1)11
2. Peran ASN
Merujuk pada Pasal 12 UU Nomor 5 Tahun 2014, pegawai ASN (PNS dan PPPK)
berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan
10
pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Untuk menjalankan kedudukan pegawai
ASN, maka pegawai ASN berfungsi dan bertugas sebagai berikut: (1)
1. Pelaksana Kebijakan Publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang
dibuat pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik
dan masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya serta harus
mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
2. Pelayan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan publik
yang profesional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan
administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik
dengan tujuan kepuasan pelanggan.
3. Perekat dan Pemersatu Bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan dan
kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
UUD 1945, negara dan pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi
martabat ASN serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara dari pada
kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU ASN disebutkan
bahwa dalam penyelengaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah satu
diantaranya asas persatuan dan kesatuan.
11
BAB II
DESKRIPSI ORGANISASI
A. Identitas
Nama Kantor : UPTD Puskesmas Maronggela
Jalan : Jalan Pinggupir – No 1
Desa : Desa Wolomeze
Kecamatan : Riung Barat
Kabupaten : Ngada
Provinsi : Nusa Tenggara Timur
Kode Pos : 86419
Telepon :-
B. Visi Misi
Visi
Visi Bupati Ngada
Terwujudnya Masyarakat Ngada yang Unggul, Mandiri, dan Berbudaya Berbasis
Pertanian dan Pariwisata Berwawasan Lingkungan
Misi :
Berdasarkan visi Bupati Ngada, Puskesmas Maronggela menjabarkan ke dalam empat
misi yaitu:
1) Memberdayakan Masyarakat dalam Berperilaku Sehat.
2) Meningkatkan Kinerja dan Mutu Pelayanan Puskesmas.
3) Meningkatkan Tata Kelola UPTD Puskesmas Maronggela Yang Baik.
4) Membangun Kerjasama Lintas Sektor.
Nilai Organisasi :
Kebersamaan, Profesional, Transparan, Akuntabilitas, dan Responsif
C. Gambaran Unit Kerja
1. Keadaan Geografis
Puskesmas Maronggela merupakan wilayah kerja dari kecamatan Riung Barat
kabupaten Ngada, terletak di bagian Barat pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara
Timur. Luas wilayah kerja Puskesmas Maronggela Kecamatan Riung Barat
adalah 265,7 km2 yang terdiri dari 8 desa dan 23 dusun yang tersebar di seluruh
wilayah kerja Puskesmas Maronggela Kecamatan Riung Barat. Secara topografis
Puskesmas Maronggela kecamatan Riung Barat merupakan daerah padang
rumput, serta gunung dengan dataran tinggi dan persawahan di daerah dataran
12
rendah. Akses jalan yang sulit berupa batu-batu lepas dan medan yang terjal serta
sulit dijangkau merupakan keadaan alam yang menjadi tantangan dalam
pencapaian derajat kesehatan masyarakat di Puskesmas Maronggela.
13
Maronggela jumlah penduduk adalah 8841 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-
laki 4486 orang dan perempuan 4355 orang dengan tingkat kepadatan penduduk
102 jiwa per km2, jumlah kepala keluarga 1864 KK dengan rata-rata jiwa per
rumah tangga 7 orang per rumah tangga.
3. Data Ketenagaan
Pegawai Negeri Sipil
Pegawai Negeri Sipil yang bekerja pada UPTD Puskesmas Maronggela
keadaan sampai dengan Bulan April 2022 sebanyak 14 orang dengan
spesifikasi sebagai berikut :
Tabel 2.1 Data PNS di UPTD Puskesmas Maronggela
Jumlah Ket
No Jenis Tenaga SLT SLTA
SD D3 S1 Jlh
P / D1
1 Dokter :
a Umum - - - - 1 1
b Gigi - - - - - -
2 Perawat - - - 6 1 7 1 Tugas Belajar
3 Bidan - - - 2 - 2
4 Farmasi - - - 1 - 1
5 Perawat Gigi - - - - - -
6 Nutrisionist - - - 1 - 1
7 Elektromedis - - - - - -
8 Sanitariant - - - - 1 1
9 Analis Kesehatan - - - 1 - 1
10 Penata Rontgen - - - - - -
11 Anesthesi - - - - - -
12 Fisiotherapi - - - - - -
13 Pekarya Kesehatan - - - - - -
14 SPPM - - - - - -
15 Rekam Medik - - - - - -
16 SKM - - - - - -
17 Administrasi - - - - - -
Jumlah - - 11 3 14
Tenaga Kontrak Daerah
Tenaga kontrak yang bekerja pada UPTD Puskesmas Maronggela keadaan
sampai dengan April 2022 sebanyak 37 orang dengan rincian sebagai berikut:
14
Tabel 2.2 Data Tenaga Kontrak Daerah di UPTD Puskesmas Maronggela
Jumlah
No Jenis Tenaga SLTA/ Ket
SD SLTP D III D4/S1 Jlh
D1
1. AKPER - - - 10 3 13
2. AKBID - - - 10 3 13
3. SKM - - - - 1 1
4. Analis - - - - 1 1
5. Farmasi - - - 1 - 1
6. SLTA - - 3 - - 3
7. Administrasi - - 1 - 1 2
8. Perawat Gigi - - - 1 - 1
9. Sanitarian - - - - 1 1
10. SLTP - 1 - - - 1
11. SD - - - - - -
Jumlah - 1 4 22 10 37
15
5. Jumlah Tempat Tidur
Jumlah tempat tidur keadaan April 2022 sebanyak 13 buah dengan distribusi
berdasarkan lokasi penempatan ruangan sebagai berikut:
Tabel 2.4. Jumlah Tempat Tidur di UPTD Puskesmas Maronggela
1. UGD : 2 TT
2. Ruang Nifas : 2 TT
3. Ruang VK : 1 TT
4. Ruang perawatan : 8 TT
16
Tabel 2.5 Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Maronggela
KEPALA PUSKESMAS
YOHANES E. RUBA,SKM
17
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
18
Tabel 3.1 APKL
Kriteria
No Isu Total Rangking
A P K L
Keterangan :
A (Aktual), P (Problematika), K (Kekhalayakan), L (Layak)
5 : Sangat APKL 3 : Cukup APKL 1 : Sangat Tidak AKPL
4 : APKL 2 : Tidak APKL
4. Isu Yang Diangkat : Setelah dianalisis menggunakan APKL maka isu yang diangkat
berdasarkan prioritas ialah kurang optimal pelayanan edukasi keluarga pasien Orang
Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di puskesmas Maronggela, Kabupaten Ngada
5. Penyebab isu : Adapun penyebab isu yang diangkat adalah kurangnya sosialisasi atau
edukasi dari tenaga kesehatan, kurangnya media informasi tentang kesehatan jiwa yang
bisa diakses masyarakat, selain itu kurangnya kerjasama lintas sektor dan rendahnya
cakupan pelayanan door to door.
6. Gagasan Pemecahan Isu
Guna mengatasi isu yang diangkat di atas, maka gagasan pemecahan isu yang dilakukan
adalah mengoptimalkan pelayanan pada keluarga pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa
(ODGJ) melalui pendekatan edukatif di Puskesmas Maronggela , Kabupaten Ngada.
19
B. Tabel Kegiatan Rancangan Aktualisasi
Tabel 3.2 Kegiatan rancangan aktualisasi
Kontribusi terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/hasil Perilaku yang sesuai Substansi Mata visi misi Kepala
Pelatihan Daerah
1 2 3 4 5 6
1 Konsultasi 1 Menemui pimpinan Dokumentasi Kolaboratif: Terbuka dalam Kegiatan ini
kepada pertemuan bekerjasama untuk menghasilkan nilai mendukung Visi
atasan tambah (kerja sama, sinergi) Bupati Ngada dan Misi
(Kepala 1. Dokumentasi Akuntabel : melaksanakan tugas dengan Puskesmas ke –2 yaitu
Puskesmas) Melaporkan rancangan 2. Rancangan jujur, bertanggung jawab,cermat,disiplin meningkatkan kinerja
2 dan Mutu Pelayanan
kegiatan aktualisasi kegiatan dan berintegritas tinggi (bertanggung
jawab) Puskesmas
Mendiskusikan rancangan Lembar konsultasi Kolaboratif : Terbuka dalam
3 kegiatan aktualisasi bekerjasama untuk menghasilkan nilai
tambah (Sinergi)
4 Meminta persetujuan Lembar Harmonis : membangun lingkungan
pimpinan persetujuan kerja yang kondusif (selaras)
2 Membuat Mencari materi Tersedia materi Akuntabel : melaksanakan tugas dengan Kegiatan ini
media tentang kesehatan jiwa jujur, bertanggung jawab,cermat,disiplin mendukung Visi dan
1
penyuluhan kesehatan jiwa dan berintegritas tinggi (bertanggung Misi ke –2 yaitu
tentang jawab) meningkatkan kinerja
kesehatan 2 Menyederhanakan materi Tersedianya Akuntabel : melaksanakan tugas dengan dan Mutu Pelayanan
jiwa untuk bahasa leaflet dan materi leaflet dan jujur, bertanggung jawab,cermat,disiplin Puskesmas
baliho baliho dan berintegritas tinggi (bertanggung
jawab)
3 Merancang media Draft Leaflet dan Kompeten : meningkatkan kompetensi
penyuluhan berupa leaflet baliho diri untuk menjawab tantangan yang
dan baliho selalu berubah (kinerja terbaik)
20
4 Melakukan konsultasi ke Dokumentasi, Kolaboratif : memberi kesempatan
program promosi kesehatan Lembar kepada berbagai pihak untuk
Konsultasi,Draft berkontribusi (kerja sama )
leaflet dan baliho
Akuntabel : melaksanakan tugas dengan
Mencetak dalam
jujur, bertanggung jawab,cermat,disiplin
5 bentuk leaflet Leaflet, 1 baliho
dan berintegritas tinggi (bertanggung
dan baliho
jawab)
3 Membuat 1 Melakukan koordinasi Dokumentasi Kolaboratif: terbuka dalam bekerja Kegiatan ini
google dengan penanggung jawab kegiatan (foto, sama untuk menghasilkan nilai tambah mendukung Visi dan
kalender program kesehatan jiwa di group WhatsAap) (sinergi) Misi ke –2 yaitu
untuk Puskesmas dan tenaga meningkatkan kinerja
"alarm" kesehatan di desa Daftar hadir dan Mutu Pelayanan
jadwal 2 Pendataan waktu Kartu kontrol Akuntabel : melaksanakan tugas dengan Puskesmas
kontrol terakhir jujur, bertanggung jawab,cermat,disiplin
pengobatan pengobatan dan berintegritas tinggi (bertanggung
pasien ODGJ jawab)
ODGJ
Membuat google kalender Dokumentasi (foto Adaptif : cepat menyesuaikan diri untuk
dengan menambahkan google kalender) menjadi lebih baik (inovatif)
3
kontak petugas kesehatan
desa dan keluarga ODGJ
4 Kunjungan Melakukan koordinasi Dokumentasi (foto Kolaboratif : menggerakkan Kegiatan ini
rumah dengan tenaga kesehatan kegiatan) pemanfaatan berbagai sumber daya mendukung Visi dan
pasien 1 desa dan aparat desa terkait untuk tujuan bersama (komunikatif ) Misi ke –2 yaitu
ODGJ putus waktu dan tempat kegiatan Surat meningkatkan kinerja
obat oleh pemberitahuan dan Mutu Pelayanan
tim Menyiapkan tim kesehatan SK Tim Kolaboratif : terbuka dalam bekerja Puskesmas
kesehatan 2 jiwa Kesehatan sama untuk menghasilkan nilai tambah
jiwa Surat Tugas (sinergi)
Menyiapkan media Akuntabel : melaksanakan tugas dengan
3 leaflet
penyuluhan berupa leaflet jujur, bertanggung
21
jawab,cermat,disiplin,dan berintergritas
tinggi (tanggung jawab,dapat dipercaya)
Melakukan penyuluhan Dokumentasi Berorientasi pelayanan: memahami
kepada keluarga (foto) kebutuhan dan kepuasan masyarakat
4 penanggung jawab ODGJ (berkualitas)
dan mengakses google
kalender
Melakukan Dokumentasi, Berorientasi pelayanan : memahami
5 pemeriksaan hasil pemeriksaan kebutuhan dan kepuasan masyarakat
pasien ODGJ (kepuasan masyarakat )
6 Membuat laporan hasil Laporan kegiatan Akuntabel : melaksanakan tugas dengan
kunjungan jujur, bertanggung
jawab,cermat,disiplin,dan berintergritas
tinggi (tanggung jawab,dapat dipercaya)
5 Melakukan Melakukan koordinasi Kolaboratif : terbuka dalam bekerja Kegiatan ini
penyuluhan 1 dengan penanggung jawab Dokumentasi sama untuk menghsilkan nilai tambah mendukung Visi dan
tentang program kesehatan jiwa (sinergi) Misi ke –2 yaitu
kesehatan Akuntabel : menggunakan kekayaan meningkatkan kinerja
jiwa di dan barang milik negara secara dan Mutu Pelayanan
ruang Menyiapkan media Puskesmas
2 20 leaflet bertanggung jawab,efektif dan efisien
tunggu poli penyuluhan
(transparan)
umum
Puskesmas Kompeten : melaksanakan tugas dengan
Maronggela Melakukan penyuluhan 1. Dokumentasi
kualitas terbaik (ahli di bidangnya)
3 kepada pasien umum kegiatan
bersama tim 2. Daftar Hadir
Akuntabel : melaksanakan tugas dengan
Mengevaluasi
Dokumentasi jujur,bertanggung
4 hasil penyuluhan
(video) feedback jawab,cermat,disiplin,dan berintegritas
dengan kuis
tinggi (bertanggung jawab)
22
6 Pemasangan 1 Melakukan koordinasi jadwal Kolaboratif : terbuka dalam bekerja Kegiatan ini
Baliho dengan tim kesehatan jiwa pemasangan sama untuk menghasilkan nilai tambah mendukung Visi dan
tentang (sinergi) Misi ke –2 yaitu
kesehatan 2 menyiapkan media tersedia baliho Akuntabel : melaksanakan tugas dengan meningkatkan kinerja
jiwa di jujur,bertanggung dan Mutu Pelayanan
puskesmas jawab,cermat,disiplin,dan berintegritas Puskesmas
dibantu tinggi (bertanggung jawab)
teman
3 melakukan pemasangan Dokumentasi Akuntabel : melaksanakan tugas dengan
sejawat di
baliho dibantu tim (terpasang baliho jujur,bertanggung
Puskesmas
kesehatan jiwa di puskesmas) jawab,cermat,disiplin,dan berintegritas
tinggi (bertanggung jawab)
23
C. Jadwal Rencana Pelaksanaan Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi dilaksanakan selama empat (4 minggu) di Puskesmas Maronggela,
disesuaikan dengan rancangan kegiatan aktualisasi
24
BAB 1V
HASIL AKTUALISASI
25
2 Membuat 1 Mencari materi tentang Tersedianya Akuntabel : melaksanakan tugas Kegiatan ini Mengamalkan
media kesehatan jiwa referensi sebagai dengan jujur, bertanggung mendukung Visi nilai
penyuluhan literatur dalam jawab,cermat,disiplin dan dan Misi ke –2 kebersamaan,
tentang pembuatan leaflet berintegritas tinggi (bertanggung
yaitu profesional,
kesehatan dan baliho jawab) meningkatkan dan
jiwa (Gambar 4.2) kinerja dan Mutu akuntabilitas
2 Menyederhanakan Tersedianya draft Akuntabel : melaksanakan tugas Pelayanan
materi untuk bahasa leaflet (Gambar dengan jujur, bertanggung Puskesmas
leaflet dan baliho 4.3) jawab,cermat,disiplin dan
berintegritas tinggi (bertanggung
jawab)
3 Merancang media Tersedianya draft Kompeten : meningkatkan
penyuluhan berupa leaflet (Gambar kompetensi diri untuk menjawab
leaflet dan baliho 4.4) tantangan yang selalu berubah
(kinerja terbaik)
4 Melakukan konsultasi Tersedianya Kolaboratif : memberi
ke program promosi lembar berita acara kesempatan kepada berbagai
kesehatan konsultasi pihak untuk berkontribusi (kerja
(Lampiran 4) sama )
lembar persetujuan
tentang media
penyuluhan
(Lampiran 5)
dan dokumentasi
foto kegiatan
(Gambar 4.5)
5 Mencetak dalam bentuk Tersedianya leaflet Akuntabel : melaksanakan tugas
leaflet dan baliho dan baliho dengan jujur, bertanggung
(Gambar 4.6) jawab,cermat,disiplin dan
berintegritas tinggi (bertanggung
jawab)
26
3 Membuat 1 Melakukan koordinasi Tersedianya Kolaboratif: terbuka dalam Kegiatan ini Mengamalkan
google dengan penanggung lembar berita acara bekerja sama untuk mendukung Visi nilai
kalender jawab program konsultasi menghasilkan nilai tambah dan Misi ke –2 kebersamaan,
untuk kesehatan jiwa di (Lampiran 6), (sinergi) yaitu profesional,
"alarm" Puskesmas dan tenaga lembar persetujuan meningkatkan akuntabilitas
jadwal kesehatan di desa dari atasan kinerja dan Mutu dan responsif
kontrol langsung Pelayanan
pengobatan (Lampiran 7), Puskesmas
pasien foto dokumentasi
ODGJ kegiatan (Gambar
4.7 Gambar 4.8),
daftar hadir
(Lampiran 8)
2 Pendataan waktu Tersedia Kartu Akuntabel : melaksanakan tugas
terakhir pengobatan kontrol berobat dengan jujur, bertanggung
ODGJ pasien ODGJ jawab,cermat,disiplin dan
(Lampiran 9) berintegritas tinggi (bertanggung
jawab)
3 Membuat google Tersedia foto Adaptif : cepat menyesuaikan
kalender dengan google kalender diri untuk menjadi lebih baik
menambahkan kontak (Gambar 4.9) (inovatif)
petugas kesehatan desa
dan keluarga ODGJ
4 Kunjungan 1 Melakukan koordinasi Dibuktikan foto Kolaboratif : menggerakkan Kegiatan ini Mengamalkan
rumah dengan tenaga dokumentasi pemanfaatan berbagai sumber mendukung Visi nilai
pasien kesehatan desa dan koordinir aparat daya untuk tujuan bersama dan Misi ke –2 kebersamaan,
ODGJ putus aparat desa terkait desa dan petugas (komunikatif ) yaitu profesional,
obat oleh tim waktu dan tempat kesehatan desa meningkatkan transparan,
kesehatan kegiatan (Gambar 4.10) kinerja dan Mutu akuntabilitas
jiwa Pelayanan dan responsif
Tersedia surat Puskesmas
pemberitahuan ke
aparat desa
(Lampiran 10)
27
2 Menyiapkan tim Tersedia SK tim Kolaboratif : terbuka dalam
kesehatan jiwa kesehatan jiwa bekerja sama untuk
(Lampiran 11) menghasilkan nilai tambah
(sinergi)
Tersedia surat
tugas (Lampiran
12)
3 Menyiapkan media Tersedia leaflet Akuntabel : melaksanakan
penyuluhan berupa (Gambar 4.6) tugas dengan jujur, bertanggung
leaflet jawab,cermat,disiplin,dan
berintergritas tinggi (tanggung
jawab,dapat dipercaya)
4 Melakukan penyuluhan Dibuktikan dengan Berorientasi pelayanan:
kepada keluarga foto dokumentasi memahami kebutuhan dan
penanggung jawab kegiatan (Gambar kepuasan masyarakat
ODGJ dan mengakses 4.11) (berkualitas)
google kalender
Tersedia daftar
hadir kunjungan
(Lampiran 13)
5 Melakukan Dibuktikan dengan Berorientasi pelayanan :
pemeriksaan pasien foto dokumentasi memahami kebutuhan dan
ODGJ kegiatan (Gambar kepuasan masyarakat (kepuasan
4.12) masyarakat )
6 Membuat laporan hasil Tersedia laporan Akuntabel : melaksanakan tugas
kunjungan kegiatan dengan jujur, bertanggung
(Lampiran 14) jawab,cermat,disiplin,dan
berintergritas tinggi (tanggung
jawab,dapat dipercaya)
5 Melakukan 1 Melakukan koordinasi Foto Dokumentasi Kolaboratif : terbuka dalam Kegiatan ini Mengamalkan
penyuluhan dengan penanggung Kegiatan (Gambar bekerja sama untuk menghsilkan mendukung Visi nilai
tentang jawab program 4.7) nilai tambah (sinergi) dan Misi ke –2 profesional,
kesehatan kesehatan jiwa yaitu dan
28
jiwa di ruang 2 Menyiapkan media Leaflet (Gambar Akuntabel : menggunakan meningkatkan akuntabilitas
tunggu poli penyuluhan 4.13) kekayaan dan barang milik kinerja dan Mutu
umum negara secara bertanggung Pelayanan
Puskesmas jawab,efektif dan efisien Puskesmas
Maronggela (transparan)
Tersedia daftar
hadir penyuluhan
(Lampiran 15)
Tersedia laporan
kegiatan
penyuluhan
(Lampiran 16)
Tersedia notulen
penyuluhan
(Lampiran 17)
4 Mengevaluasi hasil Tersedia video Akuntabel : melaksanakan tugas
penyuluhan dengan feedback dari dengan jujur,bertanggung
kuis peserta jawab,cermat,disiplin,dan
penyuluhan berintegritas tinggi (bertanggung
jawab)
6 Pemasangan 1 Melakukan koordinasi Tersedia jadwal Kolaboratif : terbuka dalam Kegiatan ini Mengamalkan
Baliho dengan tim kesehatan pemasangan baliho bekerja sama untuk mendukung Visi nilai
tentang jiwa (Lampiran 4) menghasilkan nilai tambah dan Misi ke –2 akuntabilitas
kesehatan (sinergi) yaitu dan responsif
jiwa di 2 Menyiapkan media Baliho (Gambar Akuntabel : melaksanakan tugas meningkatkan
puskesmas 4.6) dengan jujur,bertanggung kinerja dan Mutu
dibantu jawab,cermat,disiplin,dan
29
teman berintegritas tinggi (bertanggung Pelayanan
sejawat di jawab) Puskesmas
Puskesmas 3 Melakukan Dibuktikan dengan Akuntabel : melaksanakan tugas
pemasangan baliho foto dokumentasi dengan jujur,bertanggung
dibantu tim kesehatan pemasangan baliho jawab,cermat,disiplin,dan
jiwa di puskesmas berintegritas tinggi (bertanggung
(Gambar 4.15) jawab)
30
2 Menyusun laporan hasil Laporan Akuntabel : melaksanakan tugas
evaluasi pelaksanaan aktualisasi dengan jujur,bertanggung
kegiatan dengan jawab,cermat,disiplin,dan
melampirkan bukti berintegritas tinggi (bertanggung
pelaksanaan jawab)
31
menghasilkan nilai tambah
(sinergi)
32
B. DESKRIPSI HASIL PELAKSANAAN AKTUALISASI
1. Konsultasi Kepada atasan (Kepala Puskesmas)
Pelaksanaan kegiatan ini terdiri dari 4 (empat) tahapan kegiatan yang dilakukan,
yakni:
a. Menemui Pimpinan
Menemui atasan langsung dalam hal ini kepala puskesmas pada tanggal 20
April 2022 bertempat di Ruang Kepala Puskesmas Maronggela.
34
2. Membuat media penyuluhan tentang kesehatan jiwa
a. Mencari materi tentang kesehatan jiwa
Sebelum membuat leaflet dan baliho tentang kesehatan jiwa, penulis mencari
referensi tentang kesehatan jiwa sebagai sumber materi pembuatan leaflet dan
baliho. Kesehatan jiwa merupakan masalah kesehatan yang saat ini cukup
banyak di kalangan masyarakat namun masih terjadi diskriminasi terhadap
penderita serta masyarakat masih percaya mitos, yakni adanya pengaruh budaya
dan kepercayaan sebagai penyebab utama sehingga penulis mencari referensi
yang dapat memberikan pengetahuan bagi masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Maronggela.
35
pembaca. Materi yang dijadikan referensi terdapat beberapa istilah kedokteran
sehingga penulis berupaya untuk menyederhanakan istilah-istilah tersebut.
Gambar 4.7 Koordinasi dengan program kesehatan jiwa dan Nakes Desa
38
Gambar 4.8 Koordinasi dengan petugas desa via Whatsapp
39
pasien ODGJ. Setelah melakukan kunjungan rumah akan dipantau kunjungan
keluarga ke poli umum Puskesmas Maronggela untuk melakukan pengobatan
yang selanjutnya jadwal pengobatan berikut akan dimasukan dalam google
kalender. Dalam google kalender berisi nama penderita, desa tempat tinggal dan
nomor hp sehingga petugas desa masing-masing langsung menghubungi
keluarga pasien tersebut.
40
Gambar 4.10 Melapor ke aparat desa
41
08.00-16.00 disesuaikan dengan waktu petugas desa selesai pelayanan dan
dengan kondisi keluarga pasien yang sebagian besar adalah petani/pekebun.
Dari 10 penderita ODGJ di wiliyah kerja puskesmas Maronggela, tim dapat
mengunjungi 8 penderita ODGJ yang terdiri dari 2 orang di Desa Wolomeze II,
1 orang di Desa Wolomeze, 3 orang di Desa Lanamai, dan 2 orang di Desa Ria.
Petugas kesehatan desa mendata identitas penderita ODGJ dan keluarga untuk
dimasukan dalam daftar hadir kunjungan (Lampiran 13).
42
5. Melakukan penyuluhan tentang kesehatan jiwa di ruang tunggu poli umum
Puskesmas Maronggela
a. Melakukan Koordinasi dengan penanggungjawab program kesehatan jiwa
Penyuluhan dilakukan di ruang tunggu poli umum (Rawat Jalan) berkoordinasi
dengan program kesehatan jiwa dalam pelaksanaannya. Kegiatan dilakukan
pada minggu kedua dan minggu ketiga kegiatan aktualisasi. Koordinasi
dilakukan pada tanggal 21 April 2022, dibuatkan daftar hadir.
b. Menyiapkan media penyuluhan berupa leaflet
Media penyuluhan berupa Leaflet diperbanyak dan dibagikan kepada peserta
yang akan mengikuti penyuluhan.
43
Gambar 4.14 Melakukan penyuluhan
d. Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan kuis
Setelah melakukan penyuluhan, penulis menguji pemahaman pasien peserta
penyuluhan dengan memberikan pertanyaan.
45
mengenai tiap tahapan kegiatan dan juga selesai melakukan kegiatan penulis
membuat laporan kegiatan dan evaluasi hasil kegiatan yang akan disampaikan
ke mentor. Konsultasi pada mentor disertakan daftar hadir (Lampiran 19) dan
lembar pengendalian mentor.
47
D. PEMBIMBINGAN PELAKSANAAN AKTUALISASI
1. Pembimbingan Pelaksanaan Aktualisasi dengan Mentor
Tabel 4.4 Kartu Bimbingan Aktualisasi Mentor
48
49
50
2. Pembimbingan Aktualisasi dengan Coach
Nama : dr. Maria Yosefina Oje
NIP : 199101102020122002
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Maronggela
Jabatan : Ahli Pertama Dokter
Isu : Kurang optimal pelayanan edukasi keluarga pasien
Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di puskesmas
Maronggela, Kabupaten Ngada
Gagasan : Mengoptimalkan pelayanan pada keluarga pasien Orang
Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) melalui pendekatan
edukatif di Puskesmas Maronggela, Kabupaten Ngada.
Tabel 4.5 Kartu bimbingan aktualisasi coach
Penyelesaian Screenshoot Konsultasi Coach Waktu dan
media
kegiatan
Coaching
22 April
2022
Konsultasi Google
classroom
BAB I
51
Konsultasi 30 April
BAB II 2022
Google
classroom
09 Mei
Konsultasi
2022
BAB III
Google
classroom
52
Konsultasi 15 Mei
BAB IV 2022
Google
classroom
Konsultasi
15 Mei
Bab V
2022
Google
classroom
53
25 April
dan 16 Mei
via
whastaap
22 April
dan 30
April 2022
via
whatsaap
54
9 Mei dan
15 Mei
2022 via
whatsaap
55
Pada saat konsultasi dengan atasan penulis menjalankan nilai tanggung jawab
dalam melaksanakan kegiatan aktualisasi dengan menyampaikan kejelasan
target. Penulis membuat rancangan dengan target bahwa adanya perubahan
dalam penanganan pasien ODGJ dengan mempertanggung jawabkan kegiatan
yang akan dilaksanakan kepada atasan.
b. Kolaboratif
Dalam menjalankan aktualisasi penulis menjalankan nilai kolaboratif dengan
bekerja sama dengan staf puskesmas yang lain terutama pemegang program
promosi kesehatan dan program kesehatan jiwa.
c. Harmonis
Saat melapor dan konsultasi dengan atasan penulis menerapkan sikap harmonis
yaitu menciptakan suasan kerja yang kondusif sehingga seluruh proses kegiatan
aktualisasi dapat berjalan dengan baik.
2. Membuat media penyuluhan tentang kesehatan jiwa
a. Akuntabel
Dalam membuat media penyuluhan penulis bertanggung jawab mencari
referensi untuk pembuatan leaflet dan baliho, sehingga kebenaran dari isi leaflet
dan baliho tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Masyarakat mendapatkan
informasi sesuai dengan sumber yang relevan dan terpercaya.
b. Kompeten
Dalam membuat media penyuluhan penulis berusaha menerapkan nilai
kompeten dengan berusaha belajar dan mengembangkan kemampuan dalam
merancang draft leaflet dan baliho berdasarkan referensi yang ada.
c. Kolaboratif
Media penyuluhan yang telah dirancang penulis kemudian dikonsultasikan
terlebih dahulu dengan pemegang program promosi kesehatan di puskesmas
sebelum dicetak,sehingga media penyuluhan ini bisa dipakai puskesmas untuk
seterusnya.
3. Membuat google kalender untuk alarm jadwal pengobatan pasien ODGJ
a. Akuntabel
Sebagai penangggung jawab medis di Puskesmas Maronggela, penulis
bertanggung jawab untuk mengontrol pengobatan penderita ODGJ serta
memastikan bahwa penderita ODGJ yang telah melakukan pengobatan tidak
putus obat.
56
b. Adaptif
Untuk memudahkan penulis dalam mengontrol pengobatan pasien ODGJ
penulis berinovasi dengan menggunakan aplikasi google kalender.
c. Kolaboratif
Dalam mengontrol pengobatan menggunakan google kalender, perlu adanya
koordinasi antar tim kesehatan jiwa, agar dapat menjangkau seluruh penderita
ODGJ, sehingga bertambah banyak yang bertanggung jawab terhadap penderita
ODGJ.
4. Kunjungan rumah pasien ODGJ putus obat oleh tim kesehatan jiwa
a. Berorientasi pelayanan
Kegiatan kunjungan rumah pasien ODGJ dilakukan demi memberikan
pelayanan yang prima kepada masyarakat terutama pasien-pasien ODGJ yang
membutuhkan pengobatan.
b. Akuntabel
Penulis melakukan kunjungan rumah sebagai salah satu bentuk tanggung jawab
penanggung jawab medis. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai
kesehatan jiwa, masyarakat masih percaya mitos sehingga pengobatan tidak
dilakukan. Penulis bertanggung jawab terhadap memberikan edukasi pada
keluarga.
c. Kolaboratif
Dalam melakukan kunjungan rumah, penulis membawa surat pemberitahuan ke
aparat desa/kelurahan agar ada koordinasi dan kerjasama lintas sektor dalam
penanganan pengobatan penderita ODGJ.
5. Melakukan penyuluhan tentang kesehatan jiwa di ruang tunggu poli umum
Puskesmas Maronggela
a. Akuntabel
Dalam melakukan penyuluhan penulis bertanggung jawab memberikan edukasi
untuk kepentingan bersama dalam mengobati penderita ODGJ di wilayah kerja
Puskesmas Maronggela.
b. Kompeten
Dalam melakukan penyuluhan penulis berusaha memberikan kinerja terbaik
dengan membantu masyarakat belajar tentang apa itu ODGJ dan peran
masyarakat dalam membantu pengobatan ODGJ.
57
c. Kolaboratif
Dalam menjalankan penyuluhan penting adanya koordinasi antara lintas
program, agar target pencapaian program seiring dengan kegiatan yang
dilakukan oleh penanggung jawab medis.
6. Pemasangan Baliho tentang kesehatan jiwa di puskesmas dibantu teman
sejawat di Puskesmas
a. Akuntabel
Dalam pemasangan baliho penulis bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
media informasi baliho terpasang di tempat yang dapat dijangkau oleh
pengunjung puskesmas sehingga informasi dapat tersampai ke semua
masyarakat.
b. Kolaboratif
Dalam pemasangan baliho penting adanya kolaborasi dengan tim kesehatan
jiwa sehingga informasi yang diinginkan dapat tersampaikan ke semua
masyarakat.
7. Melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan aktualisasi
a. Akuntabilitas
Setelah melakukan beberapa tahapan kegiatan, penulis bertanggung jawab
melakukan evaluasi terhadap aktualisasi yang dilakukan. Hasil evaluasi yang71
dinilai keluarga kembali ke poli umum puskesmas untuk mengambil obat,
berdasarkan data yang ada penulis mampu mempertanggung jawabkan kepada
coach dan mentor.
b. Kolaboratif
Dalam penyusunan laporan aktualisasi, penulis selalu berkonsultasi dengan
coach dan mentor sehingga penyusunan laporan dapat dilakukan dengan baik
dan benar.
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Kegiatan aktualisasi yang dijalankan penulis berhubungan dengan edukasi pada
keluarga penderita ODGJ. Setelah adanya kegiatan kunjungan rumah, penyuluhan
menggunakan leaflet dan pemasangan baliho di puskesmas serta membuat jadwal
kontrol berobat menggunakan google kalender didapatkan hasil dari 10 orang penderita
ODGJ didapatkan 6 orang melakukan pengobatan dan kontrol rutin. Hal ini
membuktikan adanya kenaikan jumlah penderita ODGJ yang mendapatkan pengobatan,
dimana sebelumnya selama 10 bulan hanya 2 orang yang melakukan pengobatan.
2. Pelaksanakan kegiatan aktualisasi ini penulis menerapkan nilai –nilai BerAKHLAK
yaitu Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,
Kolaboratif di setiap tahapan-tahapan kegiatan.
B. Saran
1. Bagi tenaga kesehatan agar dapat menerapkan nilai-nilai BerAKHLAK dalam
pelayanan kesehatan terhadap masyarakat sehingga lebih meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan yang bermutu, berintegritas serta bertanggungjawab.
2. Bagi lintas sektor agar dapat bekerjasama dengan staf puskesmas dalam memberikan
pemahaman kepada masyarakat tentang ODGJ dan penanganannya.
59
DAFTAR PUSTAKA
1. Republik Indonesia. 2014. Undang-undang No.5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara. Jakarta : Sekretaris Negara Republik Indonesia.
2. Republik Indonesia. 2003. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.
139/KEP/ M.PAN/ 11/2003 tentang Jabatan Fungsional Dokter. Jakarta:
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara RI
3. Republik Indonesia. 2009. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
4. Kementerian Kesehatan RI.2019.Infodatin Kesehatan jiwa, pusat data informasi
kementerian kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
5. Republik Indonesia . 2014.Undang-undang nomor 18 tahun, tentang kesehatan jiwa.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
6. Tim Penulis Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Berorientasi Pelayanan..
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
7. Tim Penulis Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Akuntabel. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara
8. Tim Penulis Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Kompeten. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara
9. Tim Penulis Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Harmonis. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara
10. Tim Penulis Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Loyal. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara
11. Tim Penulis Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Adaptif. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara
12. Tim Penulis Lembaga Administrasi Negara. 2021. Modul Adaptif. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara
60
BIODATA PENULIS
61
LAMPIRAN
62
Lampiran 2 : Hasil Diskusi Kegiatan Dengan Atasan Langsung
63
Lampiran 3 : Lembar Persetujuan Tahap Kegiatan Pertama
64
Lampiran 4 : Berita Acara Konsultasi Penggunaan Media Penyuluhan
65
Lampiran 5: Lembar Persetujuan Penggunaan Media Penyuluhan
66
Lampiran 6: Berita acara konsultasi pembuatan google kalender
67
Lampiran 7: Lembar persetujuan pembuatan google kalender
68
Lampiran 8: Daftar hadir koordinasi penanggung jawab kesehatan jiwa dan tenaga
kesehatan Desa
69
Lampiran 9 : Kartu kontrol berobat penderita ODGJ
70
Lampiran 10 : Surat pemberitahuan ke Desa
71
Lampiran 11: Surat Tugas Kepala Puskesmas
72
Lampiran 12: SK TIM Kesehatan Jiwa
73
74
Lampiran 13. Daftar Hadir Kunjungan Rumah
75
Lampiran 14: Laporan Kegiatan Kunjungan Rumah
76
77
Lampiran 15 : Daftar hadir Penyuluhan
78
Lampiran 16 : Laporan Kegiatan Penyuluhan
79
80
Lampiran 17 : Notulen Kegiatan
81
Lampiran 18 : Data Kunjungan Berobat Penderita ODGJ
82
Lampiran 19 : Daftar Hadir Konsultasi Mentor
83