Santri mendengarkan penjelasan dari Ustadz/ah bahwa hidayah terbagi memberi petunjuk (penjelasan dan bimbingan) kepada jalan yang lurus” (QS asy-
menjadi dua yaitu : hidayah penjelasan dan hidayah taufik, ilham dan Syuuraa: 52).
penerimaan. (Modul hal.40) 3. Hidayah taufik, ilham (dalam hati manusia untuk mengikuti jalan yang benar)
dan kelapangan dada untuk menerima kebenaran serta memilihnya.
Makna, hakikat dan macam-macam hidayah
Inilah hidayah (sempurna) yang mesti menjadikan orang yang meraihnya akan
Makna hidayah secara bahasa berarti ar-rasyaad (bimbingan) dan ad-
mengikuti petunjuk Allah Ta’ala. Inilah yang disebutkan dalam firman-Nya:
dalaalah (dalil/petunjuk)[5].
ٍ ُضلُّ َم ْن يَشَا ُء َويَ ْه ِدي َم ْن يَشَا ُ@ء فَال ت َْذهَبْ نَ ْفسُكَ َعلَ ْي ِه ْم َح َس َرا
{ت ِ }فإن هللا ي
Adapun makna hidayah secara syar’i, maka Imam Ibnul Qayyim membagi hidayah
“Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi
yang dinisbatkan kepada Allah Ta’ala menjadi empat macam:
hidayah (taufik) kepada siapa yang dikehendaki-Nya” (QS Faathir: 8).
1. Hidayah yang bersifat umum dan diberikan-Nya kepada semua makhluk,
Dan firman-Nya:
sebagaimana yang tersebut dalam firman-Nya:
{َي ٍء خَ ْلقَهُ ثُ َّم هَدَى
{ َص ِرين ِ ُضلُّ َو َما لَهُ ْم ِم ْن نَا ِ }ِإ ْن تَحْ ِرصْ َعلَى هُدَاهُ ْم فَِإ َّن هَّللا َ ال يَ ْه ِدي َم ْن ي
ْ }قَال َ َربُّنَا الَّ ِذي َأ ْعطَى ُك َّل ش
“Jika engkau (wahai Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam) sangat mengharapkan
“Musa berkata: “Rabb kami (Allah Ta’ala) ialah (Rabb) yang telah memberikan
agar mereka mendapat petunjuk, maka sesungguhnya Allah tidak akan memberi
kepada setiap makhluk bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk” (QS
petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya dan mereka tidak mempunyai
Thaahaa: 50).
penolong” (QS an-Nahl: 37).
Inilah hidayah (petunjuk) yang Allah Ta’ala berikan kepada semua makhluk dalam hal
Juga firman-Nya:
yang berhubungan dengan kelangsungan dan kemaslahatan hidup mereka dalam
{ َك ال تَ ْه ِدي َم ْن َأحْ بَبْتَ َولَ ِك َّن هَّللا َ يَ ْه ِدي َم ْن يَشَا ُء َوه َُو َأ ْعلَ ُم بِ ْال ُم ْهتَ ِدين َ َّ}ِإن
urusan-urusan dunia, seperti melakukan hal-hal yang bermanfaat dan menjauhi hal-
“Sesungguhnya engkau (wahai Muhammad Shallallahu’alaihi Wasallam) tidak dapat
hal yang membinasakan untuk kelangsungan hidup di dunia.
memberikan hidayah kepada orang yang engkau cintai, tetapi Allah memberikan
2. Hidayah (yang berupa) penjelasan dan keterangan tentang jalan yang baik dan
petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Dia yang lebih mengetahui
jalan yang buruk, serta jalan keselamatan dan jalan kebinasaan.
tentang orang-orang yang mau menerima petunjuk” (QS al-Qashash: 56).
Hidayah ini tidak berarti melahirkan petunjuk Allah yang sempurna, karena ini hanya
Maka dalam ayat ini Allah menafikan hidayah ini (taufik) dari
merupakan sebab atau syarat, tapi tidak mesti melahirkan (hidayah Allah Ta’ala yang
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam dan menetapkan bagi beliau Shallallahu’alaihi
sempurna). Inilah makna firman Allah:
Wasallam hidayah dakwah (bimbingan/ajakan kepada kebaikan) dan penjelasan
{}وَأ َّما ثَ ُمو ُد فَهَ َد ْينَاهُ ْم فَا ْستَ َحبُّوا ْال َع َمى َعلَى ْالهُدَى
َ
dalam firman-Nya:
“Adapun kaum Tsamud, mereka telah Kami beri petunjuk, tetapi mereka lebih
menyukai kebutaan (kesesatan) daripada petunjuk” (QS Fushshilat: 17).
{اط ُم ْستَقِ ٍيم ٍ ص َر ِ }وِإنَّكَ لَتَ ْه ِدي ِإلَى َ
“Sesungguhnya engkau (wahai Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam) benar-benar
Artinya: Kami jelaskan dan tunjukkan kepada mereka (jalan kebenaran) tapi mereka
memberi petunjuk (penjelasan dan bimbingan) kepada jalan yang lurus” (QS asy-
tidak mau mengikuti petunjuk.
Syuuraa: 52).
Hidayah inilah yang mampu dilakukan oleh manusia, yaitu dengan berdakwah dan
4. Puncak hidayah ini, yaitu hidayah kepada Surga dan Neraka ketika penghuninya
menyeru manusia ke jalan Allah, serta menjelaskan kepada mereka jalan yang benar
digiring kepadanya.
dan memperingatkan jalan yang salah, akan tetapi hidayah yang sempurna (yaitu
Allah Ta’ala berfirman tentang ucapan penghuni Surga:
taufik) hanya ada di tangan Allah Ta’ala, meskipun tentu saja hidayah ini merupakan
{ق ِّ ت ُر ُس ُل َربِّنَا ِب ْال َح @ْ ي لَوْ ال َأ ْن هَدَانَا هَّللا ُ لَقَ ْد َجا َء
َ }وقَالُوا ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذي هَدَانَا لِهَ َذا َو َما ُكنَّا لِنَ ْهتَ ِد
َ
sebab besar untuk membuka hati manusia agar mau mengikuti petunjuk
“Segala puji bagi Allah yang telah memberi hidayah kami ke (Surga) ini, dan kami
Allah Ta’ala dengan taufik-Nya.
tidak akan mendapat hidayah (ke Surga) kalau sekiranya Allah tidak menunjukkan
Allah Ta’ala berfirman tentang Rasul-Nya:
kami” (QS al-A’raaf: 43).
{اط ُم ْستَقِ ٍيم
ٍ ص َر َ َّ} َوِإن
ِ ك لَتَ ْه ِدي ِإلَى
Adapun tentang penghuni Neraka, Allah Ta’ala berfirman:
{ص َرا ِط ْال َج ِح ِيم ِ ِم ْن دُو ِن هللاِ فَا ْهدُوهُ ْم ِإلَى . َاجهُ ْم َو َما كَانُوا يَ ْعبُ ُدون َ }احْ ُشرُوا الَّ ِذينَ ظَلَ ُموا َوَأ ْز َو
“Kumpulkanlah orang-orang yang zhalim beserta teman-teman yang bersama اب احلَ َسنَ ِة احلَ َسنَةُ َب ْع َد َها
ُ َث َو
mereka dan apa yang dahulu mereka sembah selain Allah, lalu tunjukkanlah kepada “Balasan dari kebaikan adalah kebaikan selanjutnya.”
mereka jalan ke Neraka” (QS ash-Shaaffaat: 22-23)”[6]. Begitu juga dalam ayat disebutkan,
Dari sisi lain, Imam Ibnu Rajab al-Hambali membagi hidayah menjadi dua: ِ َّ ُ وي ِز
َ يد اللَّهُ الذ
ين ْاهتَ َد ْوا ُه ًدى ََ
1. Hidayah yang bersifat mujmal (garis besar/global), yaitu hidayah kepada
“Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat
agama Islam dan iman, yang ini dianugerahkan-Nya kepada setiap muslim.
petunjuk.” (QS. Maryam: 76)
2. Hidayah yang bersifat rinci dan detail, yaitu hidayah untuk mengetahui
Juga pada firman Allah,
perincian cabang-cabang imam dan islam, serta pertolongan-Nya untuk ِ َّ
اه ْم َت ْق َو ُاه ْم
ُ َين ْاهتَ َد ْوا َز َاد ُه ْم ُه ًدى َوآَت
َ َوالذ
mengamalkan semua itu. Hidayah ini sangat dibutuhkan oleh setiap mukmin di siang
dan malam”[7]. “Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada
Itulah pembahasan tentang makna hidayah dan hakikatnya. Semoga pembahasan mereka dan memberikan balasan ketaqwaannya.” (QS. Muhammad: 17)
makna hidayah dan hakikatnya ini bisa bermanfaat untuk kita semua. Keempat: Dengan ilmu, Allah akan memudahkan jalan yang nyata menuju surga yaitu
https://muslim.or.id/19131-makna-dan-hakikat-hidayah-allah.html saat melewati shirath (sesuatu yang terbentang di atas neraka menuju surga.
Sampai-sampai Ibnu Rajab simpulkan, menuntut ilmu adalah jalan paling ringkas
Santri mendengarkan penjelasan dari Ustadz/ah bahwa untuk menuju surga. (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2: 297-298)
Sumber https://rumaysho.com/12363-menuntut-ilmu-jalan-paling-cepat-menuju-surga.html
mendapatkan hidayah seseorang harus berikhtiar mencarinya dan salah
satu jalan untuk menggapai hidayah Allah adalah dengan menuntut ilmu. Santri mendengarkan 2 kisah singkat terkait hidayah ( kisah abu tholib dan
Menuntut Ilmu, Jalan Paling Cepat Menuju Surga kisah ushoimir) kemudian santri mengambil ibroh
Kalau kita ingin masuk surga dengan cara paling cepat, cobalah menuntut ilmu Kisah Al-Ushairim Meraih Surga Tanpa Beribadah Sekalipun
agama. Namanya Amru bin Tsabit bin Waqasy, tapi lebih dikenal khalayak sebagai Al-
Ushairim. Mujahid dari Suku `Aus, dari Bani Asyhal yang dulunya belum menerima
Kembali pada hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Islam ketika keluarga besar sukunya, seperti Sa`ad bin Muadz dan yang lainnya masuk
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Islam.
س فِ ِيه ِعْل ًما َس َّه َل اللَّهُ لَهُ بِِه طَ ِري ًقا ِإىَل اجْلَن َِّة ِ
ُ ك طَري ًقا َيْلتَم
ِ َ ََو َم ْن َسل Suatu hari, saat kaum muslimin bersiap untuk berangkat ke perang Uhud, datang Al-
“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan Ushairim menemui Rasulullah dan menanyakan keluarga besar sukunya, termasuk
baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699) Sa`ad bin Mu`adz yang tidak tampak di kampung sukunya.
Makna Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga, ada empat makna "Mereka menuju Uhud". Jawab Rasulullah saat itu.
sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Rajab Al-Hambali: Mendengar semua keluarga besarnya pergi berjihad, Al-Ushairim yang sebelumnya
Pertama: Dengan menempuh jalan mencari ilmu, Allah akan memudahkannya masuk sudah sering mendapatkan tausiyah dari keluarga besar sukunya terkait ketamaan
surga. jihad dijalan Allah, semakin mantab hatinya untuk menyusul seluarga besar sukunya
Kedua: Menuntut ilmu adalah sebab seseorang mendapatkan hidayah. Hidayah inilah berangkat ke Uuhud menjmeput syahid. Karenanya, saat itu Al-Ushairim menyatakan
yang mengantarkan seseorang pada surga. keislamannya dan bersyahadat langsung dihadapan Rasulullah.
Ketiga: Menuntut suatu ilmu akan mengantarkan pada ilmu lainnya yang dengan Setelah selesai bersyahadat, Al-Ushairim langsung meminta restu Rasulullah untuk
ilmu tersebut akan mengantarkan pada surga. ikut keluarga besar sukunya dan juga umat Islam lainnya berjihad di medan perang
Sebagaimana kata sebagian ulama kala suatu ilmu diamalkan, Uhud, saat itu juga dan Rasulullah merestuinya.
َم ْن َع ِم َل مِب َا َعلِ َم َْأو َرثَهُ اهللُ ِعْل َم َما مَلْ َي ْعلَ ْم Mendapat restu, Al-Ushairim langsung melengkapi diri dengan semua perlengkapan
“Siapa yang mengamalkan suatu ilmu yang telah ia ilmui, maka Allah akan perang dan langsung menunggangi kudanya untuk bergabung dengan pasukan yang
mewarisinya ilmu yang tidak ia ketahui.” berangkat ke perang Uhud.
Sebagaimana kata ulama lainnya,
Kegaduhan terjadi dalam pasukan, ketika para sahabat yang satu suku dengan Al- sang kakek meninggal hingga Nabi berusia 40-an tahun. Kedekatan yang luar biasa
Ushairim mengenalinya. Mereka mempertanyakan alasan Al-Ushairim berada dalam dengan sang paman terjalin sedari kanak-kanak hingga masa kenabian.
pasukan yang menuju ke Uhud, bahkan beberapa diantara sahabat ada yang Saat Nabi Muhammad menerima wahyu dan mendakwahkannya. Cinta Abu Thalib
menyuruhnya kembali, karena semua sahabat memang tidak ada yang tahu kepada anak saudaranya itu tak berubah. Walaupun ajaran yang dibawa sang
Kkeislaman Al-Ushairim, kecuali Rasulullah sendiri. keponakan bertentangan dengan keyakinannya. “Langkahi dulu mayatku, kalau
"Untuk apa kau ikut berperang wahai Al-Ushairim?" Tanya beberapa sahabat. berani mengganggu keponakanku”, kira-kira seperti itulah bentuk perlindungannya.
"Aku sudah beriman kepada Allah SWT dan Rasull-Nya. Aku ingin berjihad di jalan Ia bagaikan sosok seorang ayah yang melindungi. Tidak heran, Nabi Muhammad
Allah. Aku ingin menjemput syahid yang tak lama lagi!" Jawab Al-Ushairim tegas, sangat menginginkan hidayah untuknya.
sambil tetap menarik kekang tali kudanya kuat-kuat. Saat Abu Thalib menderita sakit yang mengantarkannya pada kematian, Rasulullah
Akhirnya, dalam pertempuran perang Uhud yang dahsyat, Al-Ushairim yang shallallahu ‘alaihi wa sallam terus berjuang agar sang paman mendapatkan
bertempur gagah berani tanpa rasa takut sedikitpun punya andil besar kebahagiaan setelah kematian. Dengan cara menawarkannnya Islam. Namun, sampai
menjaga marwah pasukan muslimin, meskipun sejarah mencatat dalam perang ini akhir hayat, sang paman tak juga mau bersyahadat. Ia wafat memegang ajaran nenek
pasukan muslim hampir saja membungkam kecongkakan kaum Quraisy dibawah moyang. Kehilangan sosok paman seperti Abu Thalib adalah duka dan kesedihan.
komando Abu Sufyan. Tapi, lebih sedih lagi, dia yang senantiasa melindungi, wafat dalam kekufuran.
Al-Ushairim akhirnya benar-benar memjemput kesyahidan di medan perang Uhud Kasih Sayang Nabi
bersama-sama dengan sekitar 70 sahabat lain, termasuk Hamzah bin Abdul Muthalib, Terhadap orang-orang Quraisy yang tidak memiliki kekerabatan saja, Nabi memiliki
paman Rasulullah yang kesemuanya dikuburkan di lokasi perang di kaki Gunung rasa kasih dan belas kasihan. Padahal mereka menolak dakwah Islam. Mereka
Uhud. senantiasa merenyakiti Nabi secara fisik dan psikis. Seorang saja yang menerima
Para sahabat akhirnya melaporkan gugurnya Al-Ushairim kepada Rasulullah dan dakwahnya, bagi beliau lebih berharga dari dunia dan seisinya.
beliau berkata “Innahu min ahlil jannah, Amila qolilan wa ujiro " yang artinya Ia ٍل َأتَى َقوْ مًا. ِل رَ ُج.َ َك َمث،ِهللا بِه ُ ُل مَا بَ َعثَنِي.َ «ِإنَّمَا َمثَلِي وَ َمث:ال. ق،لم.لى هللا عليه وس.النبي ص ِّ عن،عن أبي موسى
termasuk dari penghuni surga, amalnya sedikit tapi mendapat ganjaran (yang besar). ، ْدلَ ُجوا. َف،ِ ٌة مِنْ َقوْ مِ ه. ُه طَاِئ َف.َ َف طَاع،َ اء.َ َفالنَّج،]2[ ُ وَ ِإنِّي نَا النَّذِيرُ العُرْ يَان،َّ ِإنِّي رَ َأيْتُ الجَ يْشَ ِب َع ْينَي، يَا َقوْ ِم:َفقَا َل
َأ َأ َأ
Bahkan Abu Hurairah suatu ketika juga mempertegas ucapan Rasulullah terkait kisah ُل.َ َذلِكَ َمث. َف، َفصَ بَّحَ ُه ُم الجَ يْشُ َفَأ ْهلَ َك ُه ْم وَ اجْ تَاحَ ُه ْم، َفَأصْ ب َُحوا َم َكانَ ُه ْم، وَ َك َّذبَتْ طَاِئ َف ٌة ِم ْن ُه ْم،َفا ْنطَلَقُوا عَ لَى َم َهل ِِه ْم َفنَجَ وْ ا
Al-Ushairim yang atas iji Allah SWT berhasil meraih surga, meskipun belum pernah ِّ وَ َمثَ ُل مَنْ عَ صَ انِي وَ َك َّذبَ ِبمَا ِجْئ تُ ِب ِه مِنَ الحَ ق،ِ»مَنْ َأطَاعَ نِي َفاتَّبَعَ مَا ِجْئ تُ ِبه
sekalipun melakukan ritual ibadah yang disyariatkan dalam Islam seperti yang Dari Abu musa, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Perumpamaanku dan
diajarkan oleh Rasulullah. perumpamaan apa-apa yang Allah utus aku dengannya seperti seorang yang
https://www.kompasiana.com/kaekaha.4277/608118328ede48270e39a8d2/kisah- mendatangi suatu kaum, lalu ia berkata, ‘Wahai kaumku, sesungguhnya aku melihat
ushairim-yang-tidak-pernah-shalat-tapi-masuk-surga
pasukan musuh dengan mata kepalaku dan sesungguhnya aku pengancam yang
nyata, maka marilah menuju kepada keselamatan. Sebagian dari kaum itu
Wafatnya Abu Thalib Kesedihan Mendalam Bagi Rasulullah mentaatinya, lalu mereka masuk pergi bersamanya, maka selamatlah mereka.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah manusia yang paling ridha terhadap Sebagian dari mereka mendustakan. Pagi-pagi mereka diserang oleh pasukan musuh
takdir Allah. Beliau adalah teladan, bagaimana selayaknya seseorang bersikap dalam lalu mereka dihancurkan dan diluluhlantakan. Demikianlah perumpamaan orang-
menghadapi ujian hidup. Tapi, beliau juga memiliki sisi manusia umumnya. orang yang taat kepadaku dan mengikuti apa yang aku bawa dan perumpamaan
Merasakan apa yang dirasakan manusia biasa. Beliau merasakan lapar, sakit, perih orang-orang yang durhaka kepadaku dan mendustakan kebenaran yang aku bawa.”
karena luka, dan bersedih. (HR. Muslim, Kitab al-Fadhail, 2283).
Di antara peristiwa yang membuat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat Demikian perhatian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada orang-orang yang
bersedih adalah wafatnya paman beliau, Abu Thalib. Terlebih sang paman wafat mendustakan dan menentangnya. Tentu dengan orang yang sangat dekat, lebih-lebih
dalam keadaan masih memegang agama jahiliyah. Abu Thalib adalah kerabat dan sayang dan perhatian lagi. Apalagi orang terdekat itu begitu berjasa dalam hidupnya.
orang terdekatnya. Abu Thaliblah yang mengasuh Nabi sejak berusia 8 tahun. Saat Orang dekat itu memiliki hubungan darah. Bukan lagi seperti seorang keponakan
dengan paman. Tapi, lebih mirip antara seorang anak dengan ayah. Abu Thalib-lah
yang menanggung hidup Nabi setelah kakeknya, Abdul Muthalib, wafat. Mulai dari هللا يَ ْهدِي مَنْ يَشَا ُء َ َِّإنَّكَ اَل تَ ْهدِي مَنْ َأحْ بَ ْبتَ وَ لَكِن
usia 8 tahun hingga lebih dari 40 tahun. ‘Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak mampu menunjuki orang yang engkau
Wafatnya Sang Paman cintai, akan tetapi Allah-lah yang menunjuki siapa yang Dia kehendaki.’ (QS. Al-
Sayangnya, dengan kedekatan yang sekian lama terbangun, kalimat-kalimat tulus Qashash: 56). (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Kitab Tafsir al-Quran, Suratu al-
Rasulullah tak mampu menjangkau dalamnya lubuk hati Abu Thalib. Ia tetap ragu dan Qashash, 4494 dalam Fath al-Bari).
menolak. Demikianlah hidayah. Walaupun seseorang akrab dengan seruan penuh Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata
hikmah. Bahkan seruan itu disampaikan berulang-ulang. Dan datang dari lisan yang pada pamannya:
tak pernah berdusta. Jika Allah Ta’ala tak berkehendak, tak ada seorang pun yang َأشْ َه ُد لَكَ ِب َها يَوْ َم ا ْل ِقيَا َم ِة،ُ اَل ِإلَ َه ِإاَّل هللا: ُْقل
mampu memberi petunjuk. Abu Thalib lebih memilih ajakan taklid yang diserukan “Ucapkanlah laa ilaaha illallaah, nanti akan kupersaksikan untukmu di hari kiamat.”
setan. Sehingga menyumbat pandangannya dari kebenaran hakiki. Abu Thalib menjawab,
Kemudian kematian pun datang. Rasulullah bersegera menuju rumah sang paman َ َأل ْقرَ رْ تُ ِب َها عَ ْينَك. ِإنَّمَا حَ َملَ ُه عَ لَى َذلِكَ ا ْلجَ زَ ُع: َ يَقُولُون. ٌلَوْ اَل َأنْ تُ َعيِّرَ نِي ُقرَ يْش
tercinta. Ia bawa serta semua harapan. Agar sang paman menerima dakwahnya di “Kalau tidak khawatir dicela oleh orang-orang Quraisy. Mereka akan berkata, ‘Abu
akhir usianya. Sehingga ia pun selamat dari neraka. Thalib mengucapkan itu karena ia panik (menjelang wafat)’. Akan kuucapkan kalimat
Namun, Rasulullah shallallahu bukanlah satu-satunya orang yang hadir. Setan Mekah, itu sehingga membuatmu senang.”
Abu Jahal pun turut mendengar berita sekaratnya Abu Thalib. Bertemulah tokoh Kemudian Allah menurunkan firman-Nya,
kebenaran dengan gembong kesesatan dalam satu pertemuan. هللا يَ ْهدِي مَنْ يَشَا ُء َ َِّإنَّكَ اَل تَ ْهدِي مَنْ َأحْ بَ ْبتَ وَ لَكِن
Dari Said bin al-Musayyib dari ayahnya, ia berkata, “Menjelang wafatnya Abu Thalib, ‘Sesungguhnya engkau (Muhammad) tidak mampu menunjuki orang yang engkau
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang menemuinya. Saat itu beliau melihat cintai, akan tetapi Allah-lah yang menunjuki siapa yang Dia kehendaki.’ (QS. Al-
telah hadir Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah bin al-Mughirah. Beliau Qashash: 56). (Riwayat Muslim dalam Kitab al-Iman, Bab Awwalul Iman Qawlu: laa
bersabda, ilaaha illalllaah, 25).
ِ َك ِل َم ًة ُأحَ ا ُّج لَكَ ِب َها عِ ْن َد،ُ اَل ِإلَ َه ِإاَّل هللا: ُق ْل،َأيْ عَ ِّم
هللا Kesedihan Yang Mendalam
‘Wahai paman, ucapkanlah laa ilaaha illallaah. Dengan kalimat ini, akan aku bela Menurut penulis -Allah yang lebih tahu hakikatnya- peristiwa ini adalah peristiwa
engkau nanti di sisi Allah.’ paling menyedihkan yang dialami Rasulullah dalam hidupnya. Memang benar,
Abu Jahal dan Abdullah bin Abi Umayyah menanggapi, Rasulullah banyak mengalami musibah kehilangan orang-orang yang beliau cintai.
َأتَرْ َغبُ عَ نْ ِملَّ ِة عَ ْب ِد ا ْل ُمط َّ ِلبِ؟ Beliau menyaksikan dua orang istrinya wafat sebelum dirinya, Khadijah dan Zainab
‘Apakah engkau membenci agamanya Abdul Muthalib?’ bin Khuzaimah radhiallahu ‘anhuma. Satu per satu anak-anak beliau wafat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terus menawarkan kepada pamannya. Namun mendahului dirinya, kecuali Fatimah. Beliau juga kehilangan sahabat-sahabat dekat
kedua orang itu juga terus menimpalinya. Akhirnya Abu Thalib mengatakan kepada semisal Hamzah bin Abdul Muthalib, Abu Salamah bin Abdul Asad, Utsman bin
mereka, ‘Di atas agamanya Abdul Muthalib’. Ia enggan mengucapkan laa ilaha Mazh’un, Saad bin Mu’adz, Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abu Thalib, dll. Radhiallahu
illallaah. ‘anhum. Tapi, musibah kematian Abu Thalib berbeda. Kematian Abu Thalib ini lebih
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, terasa berat. Mengapa? Karena sang paman yang sangat beliau cintai wafat dalam
َوَ اللَّ ِه َألسْ تَغْ فِرَ نَّ لَكَ مَا لَ ْم ُأ ْن َه عَ ْنك kekufuran. Sedangkan keluarga dan sahabat-sahabatnya tadi wafat dalam keimanan.
‘Demi Allah, akan kumohonkan ampun untukmu selama aku tidak dilarang.’ Beliau -dengan izin Allah- tetap akan berjumpa dengan mereka di telaganya dan di
Kemudian Allah menurunkan firman-Nya, surga kelak. Adapun Abu Thalib, perpisahan dengannya adalah perpisahan untuk
ِ ستَ ْغ ِف ُروا ِل ْلم
َُشْركِين ْ َي وَ الَّذِينَ آ َمنُوا َأنْ ي
ِّ مَا َكانَ لِلن َِّب selama-lamanya.
‘Tidak patutu bagi seorang nabi dan orang-orang yang beriman untuk memohonkan Peristiwa wafatnya Abu Thalib ini memberikan pesan yang dalam pada kita bahwa
ampunan kepada orang-orang musyrik.’ (QS. At-Taubah: 113). segala perkara itu di tangan Allah. Dia mengetahui yang tidak kita ketahui. Dia
Allah mengisahkan ayat ini tentang Abu Thalib. Dan untuk Rasulullah shallallahu mengetahui mata-mata yang khianat dan apa yang tersembunyi di sanubari. Dia
‘alaihi wa sallam, allah Ta’ala berfirman, tahu, mana orang yang layak mendapat hidayah.
Seseorang itu tak hanya dipandang zahirnya, tapi batinnya jauh lebih penting. Dari MENGIMANI SHIRATH, JEMBATAN DI ATAS NERAKA
Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Oleh
شارَ ِبَأصَ ِاب ِع ِه ِإلَى صَ د ِْر ِه َ وَ َأ.»وب ُك ْم َأ
ِ ُ وَ لَكِنْ يَ ْنظ ُ ُر ِإلَى ُقل، وَ اَل ِإلَى صُوَ ِر ُك ْم،هللا اَل يَ ْنظُرُ ِإلَى جْ سَا ِد ُك ْم
َ َِّإن Ustadz DR. Ali Musri Semjan Putra
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada fisik kalian, tidak juga pada tampilan PENGERTIAN SHIRATH.
kalian. Akan tetapi ia melihat kepada hati kalian.” Nabi menunjukkan tangannya ke Shirâth secara etimologi bermakna jalan lurus yang terang[1] . Adapun menurut
dada. istilah, yaitu jembatan terbentang di atas neraka Jahannam yang akan dilewati oleh
Orang-orang kafir Quraisy tidak menaruh iba untuk menghormati wafatnya pembesar manusia ketika menuju Surga[2].
bani Hasyim ini. Bahkan mereka bergembira dan menampakkan suka cita. Mereka DALIL-DALIL TENTANG KEBERADAAN SHIRAT
berkumpul mengunakan kesempatan untuk semakin menyakiti Nabi shallallahu Landasan keyakinan tentang adanya shirâth pada hari Kiamat berdasarkan kepada
‘alaihi wa sallam. Dalam benak mereka, sekarang Muhammad tanpa perlindungan. ijma’ para ulama Ahlus Sunnah yang bersumberkan kepada dalil-dalil yang akurat dari
Ummul Mukminin Aisyah radhiallahu ‘anha mengatakan, al-Qur`ân dan Sunnah. Berikut ini kita sebutkan beberapa dalil yang menerangkan
ب ٍ ي َأبُو طَا ِل
َ مَا زَ الَتْ ُقرَ يْشٌ َكاعَّ ًة حَ تَّى تُوُ ِّف tentang adanya shirâth.
“Orang-orang Quraisy senantiasa takut dan lemah hingga wafatnya Abu Thalib.” (HR. Di antara ulama berhujjah dengan firman Allâh Azza wa Jalla berikut :
Hakim dalam Mustadrak 4243). ِ ار ُدهَا َكانَ َعلَى َربِّكَ َح ْت ًما َم ْق
ضيًّا ِ َوِإ ْن ِم ْن ُك ْم ِإاَّل َو
Mereka berusaha menumpuk-numpuk derita Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan tidak ada seorang pun dari kalian, melainkan akan mendatangi neraka itu. Hal itu
Wafatnya Abu Thalib adalah ujian berat yang dihadapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi bagi Rabbmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan [Maryam/19:71]
wa sallam di tahun ke-10 kenabian beliau. Di tahun ini, Nabi mengalami banyak Diriwayatkan dari kalangan para Sahabat, di antaranya ; Ibnu ‘Abbâs Radhiyallahu
musibah berat. Di awal tahun, orang-orang Quraisy memboikot bani Hasyim. anhu, Ibnu Mas’ûd Radhiyallahu anhu dan Ka’ab bin Ahbâr bahwa yang dimaksud
Pemboikotan dimulai dari tahun ke-7 kenabian hingga ke-10. Hingga bani Hasyim dengan mendatangi neraka dalam ayat tersebut adalah melewati shirâth[3]
tidak memiliki sesuatu untuk dimakan. Baru saja bebas dari pemboikotan, paman Sementara itu, banyak sekali riwayat dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
beliau wafat. Yang berat adalah, sang paman wafat dalam kekufuran. Tiga hari tentang ini, di antaranya:
kemudian, istri beliau, Khadijah, wafat. Ujian terus berdatangan. Beliau semakin Sabda Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berbunyi:
ditekan. Dan berturut-turut ujian lainnya. Termasuk ditolak berdakwah di Thaif. ُ@اطيفُ َوكَاَل لِيب ِ @َض @ةٌ َم ِزلَّةٌ َعلَ ْي@ ِه خَ ط َ ال َم ْد َح َ َُول هَّللا ِ َو َما ْال َج ْس ُر ق
َ ْر فَيُجْ َع ُل بَ ْينَ ظَ ْه َريْ َجهَنَّ َم قُ ْلنَا يَا َرس
ِ ثُ َّم يُْؤ تَى بِ ْال َجس
Karena itu, wajar tahun ini disebut tahun kesedihan. َُو َح َس َكةٌ ُمفَ ْلطَ َحةٌ لَهَا َشوْ َكةٌ ُعقَ ْيفَا ُء تَ ُكونُ بِنَجْ ٍد يُقَا ُل لَهَا ال َّس ْع َدان
https://kisahmuslim.com/5876-wafatnya-abu-thalib-kesedihan-mendalam-bagi- Kemudian didatangkan jembatan lalu dibentangkan di atas permukaan neraka
rasulullah.html Jahannam. Kami (para Sahabat) bertanya: “Wahai Rasûlullâh, bagaimana (bentuk)
jembatan itu?”. Jawab beliau, “Licin (lagi) mengelincirkan. Di atasnya terdapat besi-
Senin,06 Maret 2023 besi pengait dan kawat berduri yang ujungnya bengkok, ia bagaikan pohon berduri di
Santri di bentuk menjadi 2 kelompok. Kemudian tiap kelompok di tunjuk Nejd, dikenal dengan pohon Sa’dân … [Muttafaqun ‘alaih]
satu orang untuk menjadi pemimpinnya. Tugas pemimpin memberikan
BENTUK DAN KONDISI SHIRATH.
petunjuk dan arahan kepada santri yang mendapatkan tugas mengambil Dalam hadits yang sudah disebutkan di atas terdapat beberapa ciri atau sifat dan
benda. Santri yang mendapatkan tugas mengambil benda, berjalan bentuk shirâth, yaitu: “Licin (lagi) mengelincirkan, di atasnya ada besi-besi pengait
mengamil benda dengan mata tertutup. dan kawat berduri yang ujungnya bengkok, ia bagaikan pohon berduri di Nejd,
Santri mendengarkan penjelasan dari Ustadz/ah bahwa jalan (thoriq) layak dikenal dengan pohon Sa’dân …”.
disebut Shirot apabila memenuhi 5 syarat menurut perkataan Ibnu Qoyyim. Dan disebutkan lagi dalam hadits bahwa shirâth tersebut memiliki kait-kait besar,
yang mengait siapa yang melewatinya, sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut
(Modul hal.41)
ini:
صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فََأ ُكونُ َأ َّو َل َم ْن يُ ِج@ ي ُز َو ُد َع@@ا ُء الرُّ ُس@ ِل يَوْ َمِئ ٍذ اللَّهُ َّم َس@لِّ ْم َس@لِّ ْم َ ِ َويُضْ َربُ ِج ْس ُر َجهَنَّ َم قَا َل َرسُو ُل هَّللا Kesulitan untuk melihat shirâth karena kehalusannya, atau terluka karena
َان َغ ْي َر َأنَّهَا
ِ د ْ
ع َّ
س ال كِ ْو َ
ش ل ُ ْ
ث م اهَّ ن َ ف ال
ِ َ َ َ َ َ ِ َ ِإ َ ق هَّللا ُول س ر ا ي ىَ ل ب واُ ل اَ ق ن
ِ َا
د عْ َّ
س ال َ َْان َأ َما َرَأ ْي ْ و
ك شَ م ُ ت ِ َْوبِ ِه كَاَل لِيبُ ِم ْث ُل َشو
ِ ك ال َّس ْعد ketajamannya, semua itu bergantung kepada kualitas keimanan setiap orang yang
اس بِ ْع َمالِ ِه ْم رواه البخاري َأ َّ
َ ُ فَتَخطفُ الن َ ْ هَّللا اَّل َ
اَل يَ ْعلَ ُم قَ ْد َر ِعظ ِمهَا ِإ melewatinya.
Dan dibentangkanlah jembatan Jahannam. Akulah orang pertama yang melewatinya. BAGAIMANA KEADAAN MANUSIA KETIKA MELEWATI SHIRATH?
Doa para rasul pada saat itu: “Ya Allâh, selamatkanlah, selamatkanlah”. Pada shirâth Setelah kita melihat sikilas tentang sifat-sifat shirâth yang tedapat dalam hadits-
itu, terdapat pengait-pengait seperti duri pohon Sa’dân. Pernahkah kalian hadits shahih. Berikutnya kita lihat pula bagaimana keadaan manusia ketika melewati
melihatnya?” Para Sahabat menjawab, “Pernah, wahai Rasûlullâh. Maka ia seperti shiraath tersebut.
duri pohon Sa’dân, tiada yang mengetahui ukuran besarnya kecuali Allâh. Maka ia
mencangkok manusia sesuai dengan amalan mereka. [HR. al-Bukhâri] 1. Riwayat Pertama:
Di samping itu, para Ulama menyebutkan pula bahwa shirâth tersebut lebih halus
daripada rambut, lebih tajam dari pada pedang, dan lebih panas daripada bara api, @ان َجنَبَت َْي ِ @َّح ُم فَتَقُو َم ِ (( َوتُرْ َس ُل اَأْل َمانَةُ َوال@ر: صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َ ال َرسُوْ ل هللا َ َ ق:ال َ َض َي هَّللا ُ َع ْنهُ ق ِ ع َْن َأبِ ْي ه َُري َْرةَ َر
َألَ ْم تَ@@رَوْ ا ِإلَى:@ال ُأ
licin dan mengelincirkan. Hal ini berdasarkan pada beberapa riwayat, baik yang َ @َق ؟ ق ِ ْت بِ@َأبِي َأ ْنتَ َو ِّمي َأيُّ َش@ ْي ٍء َك َم@@رِّ ْالبَ@@ر ُ قُ ْل: @ال َ @َ ق،))ق ِ ْاط يَ ِمينًا َو ِش َمااًل فَيَ ُمرُّ َأ َّولُ ُك ْم ك َْالبَر
ِ الصِّ َر
disandarkan langsung kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ataupun kepada para َ ُ ُ ْ َأ َّ ُ
َ ِّيح ث َّم َك َمرِّ الطي ِْر َو َش ِّد الر ُ َ َ ِ ْْالبَر
@ال تَجْ@ ِري بِ ِه ْم ع َم@@الهُ ْم َونَبِيُّك ْم ق@@اِئ ٌم ِ @ِّج ِ ق َك ْيفَ يَ ُمرُّ َويَرْ ِج ُع فِي طرْ ف ِة َع ْي ٍن ؟ ث َّم َك َمرِّ الر
Sahabat tetapi dihukumi marfû’. Sebab, para Sahabat tidak mungkin mengatakannya @ال َوفِي َ @َالس@ ْي َر ِإاَّل زَحْ فًا ق ْ َأ
َّ اط يَقُو ُل َربِّ َسلِّ ْم َسلِّ ْم َحتَّى تَ ْع ِجزَ ْع َما ُل ال ِعبَا ِد َحتَّى يَ ِجي َء ال َّر ُج@ ُل فَاَل يَ ْس@ت َِطي ُع ِ َعلَى الصِّ َر
dengan dasar ijtihad pribadi mereka tentang suatu perkara yang ghaib, melainkan hal ار َّ ن ال ي ِ ف ٌُوس د ْ
ك م و
َ َ ٍ َاج ن ٌُوش دخْ م َ ف هب ت ْ ر مُأ ن
َ ِِ َ ِ َ ِ ِ َ ُ َ َُ ْ م ذ ْ
خ َأب ٌ ةور مْأم ٌ ة َ قَّ ل عم ُيبِ ل َاَل
ك اط
ِ َ ر ص
ِّ ال َي
ْ َت َ فاح .
ِ
tersebut telah mereka dengar dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Abu Sa’id Radhiyallahu anhu berkata: “Sampai kepadaku kabar bahwa shirâth itu Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
lebih halus dari rambut dan lebih tajam dari pedang”[4]. sallam telah bersabda: “Lalu diutuslah amanah dan rohim (tali persaudaraan)
Setelah kita amati dalil-dalil tersebut di atas dapat kita ikhtisarkan di sini sifat dan keduanya berdiri di samping kiri-kanan shiraath tersebut. Orang yang pertama lewat
bentuk shirâth tersebut sebagaimana berikut: seperti kilat”. Aku bertanya: “Dengan bapak dan ibuku (aku korbankan) demi engkau.
Shirâth tersebut amat licin, sehingga sangat mengkhawatirkan siapa saja yang lewat Adakah sesuatu seperti kilat?” Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab :
dimana ia mungkin saja terpeleset dan terperosok jatuh. “Tidakkah kalian pernah melihat kilat bagaimana ia lewat dalam sekejap mata?
Shirâth tersebut menggelincirkan. Para Ulama telah menerangkan maksud dari Kemudian ada yang melewatinya seperti angin, kemudian seperti burung dan seperti
‘menggelincirkan’ yaitu ia bergerak ke kanan dan ke kiri, sehingga membuat orang kuda yang berlari kencang. Mereka berjalan sesuai dengan amalan mereka. Nabi
yang melewatinya takut akan tergelincir dan tersungkur jatuh. kalian waktu itu berdiri di atas shirâth sambil berkata: “Ya Allâh selamatkanlah!
Shirâth tersebut memiliki besi pengait yang besar, penuh dengan duri, ujungnya selamatkanlah! Sampai para hamba yang lemah amalannya, sehingga datang
bengkok. Ini menunjukkan siapa yang terkena besi pengait ini tidak akan lepas dari seseorang lalu ia tidak bisa melewati kecuali dengan merangkak”. Beliau menuturkan
cengkeramannya. (lagi): “Di kedua belah pinggir shirâth terdapat besi pengait yang bergatungan untuk
Terpeleset atau tidak, tergelincir atau tidak, dan tersambar oleh pengait besi atau menyambar siapa saja yang diperintahkan untuk disambar. Maka ada yang terpeleset
tidak, semua itu ditentukan oleh amal ibadah dan keimanan masing-masing orang. namun selamat dan ada pula yang terjungkir ke dalam neraka. [HR. Muslim]
Shirâth tersebut terbentang membujur di atas neraka Jahannam. Barang siapa
terpeleset dan tergelincir atau terkena sambaran besi pengait, maka ia akan terjatuh 2. Riwayat Kedua:
ke dalam neraka Jahannam.
Shirâth tersebut sangat halus, sehingga sulit untuk meletakkan kaki di atasnya. ِ @َ@اج َم ْخ@ دُوشٌ َو َم ْك@ دُوسٌ فِي ن
@ار ٍ @َ@اج ُم َس@لَّ ٌم َون ِ اوي ِد ْال َخي ِْل َوالرِّ َك@@ا
ٍ @َب فَن ِ يح َو َكَأ َج ِ ْف َوك َْالبَر
ِ ِّق َو َكالر ِ ْْال ُمْؤ ِمنُ َعلَ ْيهَا كَالطَّر
Shirâth tersebut juga tajam yang dapat membelah telapak kaki orang yang آخ ُرهُ ْم يُ ْس َحبُ َسحْ بًا َّ
ر مي ىَّ
ِ َُ َ َ َ َ ت ح مَّ ن هج
melewatinya. Karena sesuatu yang begitu halus, namun tidak bisa putus, maka akan
menjadi tajam. Orang Mukmin (berada) di atasnya (shirâth), ada yang secepat kedipan mata, ada
Sekalipun shirâth tersebut halus dan tajam, manusia tetap dapat melewatinya. yang secepat kilat, ada yang secepat angin, ada yang secepat kuda yang amat
Karena Allâh Azza wa Jalla Maha Kuasa untuk menjadikan manusia mampu berjalan kencang berlari, dan ada yang secepat pengendara. Maka ada yang selamat setelah
di atas apapun.
tertatih-tatih dan ada pula yang dilemparkan ke dalam neraka. Mereka yang paling bergelantungan hampir-hampir jatuh ke dalam neraka dan ada pula yang
terakhir merangkak secara pelan-pelan. [Muttafaqun ‘alaih] dilemparkan ke dalamnya.
68. Keempat, petunjuk kepada jalan yang lurus, dan ini merupakan keumuman Sejarah Singkat Sahabat Rasulullah Abu Bakar Ash-Shiddiq
setelah kekhususan, karena keutamaan kapada jalan yang lurus tersebut, dan apa Nama lengkap Abu Bakar adalah ‘Abdullah bin ‘Utsman bin Amir bin Amru bin Ka’ab
yang dikandungnya dari ilmu kebenaran, mencintainya, mendahulukanya dan bin Sa’ad bin Tayyim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Quraisy. Bertemu
beramal dengannya, dengan ketergantungan kebahagiaan dan kemenangan nasabnya dengan nabi pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai, dan ibu dari abu
padanya, maka ia sesungguhnya telah di bimbing kepada kebaikan dan akan terlepas Bakar adalah Ummu al-Khair salma binti Shakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim
darinya setiap keburukan dan kezhaliman. yang berarti ayah dan ibunya sama-sama dari kabilah Bani Taim.
https://tafsirweb.com/1600-surat-an-nisa-ayat-68.html Abu Bakar merupakan ayah dari Aisyah yang merupakan istri Nabi Muhammad SAW.
Nama sebelum masuk islam adalah Abdul Ka’bah yang artinya ‘hamba Ka’bah’.
Surat An-Nisa Ayat 69 Setelah masuk islam namanya diubah oleh Rasulullah menjadi Abdullah yang artinya
‘hamba Allah.
ِ ِّ ك مع الَّ ِذين َأْنعم اللَّهُ َعلَي ِهم ِمن النَّبِيِّين و الرس َ ِئ ِ
ين
َ الصدِّيق ََ َ ْ ْ َ َ َ َ َ َ َول فَُأول ُ َّ َو َم ْن يُط ِع اللَّهَ َو Selain itu Nabi Muhammad SAW juga memberinya gelar Ash-Shiddiq yang artinya
)69( ك َرفِي ًقا َ س َن ُأولَِئ ِ ِ َّ الشه َد ِاء و ‘yang berkata benar’ setelah beliau membenarkan dan mempercayai peristiwa Isra
ُ ين َو َح
َ الصالح َ َ ُّ َو Mi’raj yang diceritakan oleh Nabi Muhammad SAW kepada para pengikutnya. Dan
Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H dari situlah ia lebih dikenal dengan nama “Abu Bakar Ash-Shiddiq”.
Namun istri beliau Qutaylah binti Abdul Uzza dan anaknya Abd Rahman bin Abu
69. Maksudnya, setiap orang yang menaati Allah dan Rasulnya sesuai dengan Bakar tidak mau memeluk Islam sehingga Abu Bakar menceraikannya dan berpisah
kondisinya dan kadar kewajiban atasnya, baik laki-laki atau perempuan, anak kecil dengan anaknya. Tetapi istrinya yang lain, Ummu Ruman, menjadi Muslimah.
atau orang dewasa, ”mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang dianugerahi Saat Nabi Muhammad hijrah ke Madinah (622 M), Abu Bakar adalah satu-satunya
nikmat oleh Allah,” yaitu kenikmatan agung yang menuntut kesempurnaan, orang yang menemaninya. Setelah beberapa saat Hijra, Nabi Muhammad SAW
kemenangan, kesempurnaan, dan kebahagiaan, “yaitu; Nabi-nabi” orang-orang yang menikah dengan anak Abu Bakar, sehingga ikatan kekeluargaannya makin erat.
Selama masa sakit Rasulullah saat menjelang wafat, dikatakan bahwa Abu Bakar Mendengar apa yang terjadi pada Hamzah Rasul turut mendoakan agar dirinya
ditunjuk untuk menjadi imam shalat menggantikannya, banyak yang menganggap ini diberikan keteguhan hati pada agama.
sebagai indikasi bahwa Abu Bakar akan menggantikan posisinya. "Sejak masuk Islam, Hamzah mempersembahkan semua kekuatan, kemampuan,
Bahkan setelah Nabi SAW telah meninggal dunia, Abu Bakar Ash-Shiddiq dianggap serta hidupnya untuk Allah dan agama, sampai Nabi memberinya gelar agung
sebagai sahabat Nabi yang paling tabah menghadapi meninggalnya Nabi SAW ini. Assadullah wa Asadu Rasulihi (Singa Allah dan Rasul-Nya)," tulis Khalid Muhammad
Setelah kematian Nabi, dilakukanlah musyawarah di kalangan para pemuka kaum Khalid dalam bukunya Biografi 60 Sahabat Rasulullah SAW tentang Hamzah bin Abdul
Anshar dan Muhajirin di Madinah, yang akhirnya menghasilkan penunjukan Abu Muthalib, Singa Allah (Assadullah) dan Pemimpin Para Syuhada (Sayyidusy
Bakar sebagai pemimpin baru umat Islam atau khalifah Islam pada tahun 632 M. syuhada’).
Abu Bakar wafat pada tanggal 23 Agustus 634 di Madinah karena sakit yang Saat itu akan berlangsung Perang Badar. Kaum Muslim berhadapan dengan kaum
dideritanya pada usia 61 tahun. Abu Bakar dimakamkan di rumah putrinya Aisyah di Quraisy dan untuk pertama kalinya Rasul memercayai Hamzah sebagai penegak
dekat Masjid Nabawi, di samping makam Nabi Muhammad SAW. bendera Islam.
https://site.amalsholeh.com/sejarah-singkat-abu-bakar-as-siddiq/ Pertumpahan darah serta kekecewaan banyak menimpa kaum Quraisy atas
kekalahannya melawan kaum muslim selepas perang Badar. Akan tetapi, kaum
Kisah Hamzah bin Abdul Muthalib Quraisy sesegera mungkin ingin membalas dendam untuk membunuh Hamzah pada
Hamzah bin Abdul Muthalib merupakan sahabat, paman, sekaligus saudara perang berikutnya yaitu perang Uhud. Rasa dendam serta amarah tinggi ada pada
sepersusuan Nabi yang memeluk agama Islam pada periode pertama atau dikenal seluruh kaum Quraisy yang sudah tidak sabar untuk memburu Hamzah.
sebagai as-sabiqun al-awwalun. Hamzah pun tewas oleh sebuah tombak yang diarahkan seseorang bernama Wahsyi
Hamzah dan Muhammad memiliki kedekatan hubungan yang erat karena keduanya dari kaum Quraisy saat Perang Uhud berlangsung. Kematian Hamzah dalam Perang
banyak melakukan hal bersama sedari kecil, sehingga Hamzah pun sangat mengenal Uhud diketahui Rasul dan menjadi luka terdalam hingga menggemparkan seluruh
serta menyayangi Muhammad. kaum. Rasa cinta Nabi kepada Hamzah sangat besar. Dari peristiwa itu turunlah
Ketika Muhammad sedang berupaya untuk menyebarluaskan dakwah mengenai sebuah surah An-Nahl ayat 125-128 sebagai penghormatan untuk Hamzah yang telah
ajaran agama Islam, Hamzah masih belum menjadi seorang Muslim. mendapat pahala di sisi Allah.
Akan tetapi, rasa hormat untuk melindungi Nabi Muhammad selalu ada pada dirinya. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210331095704-284-624231/kisah-
Bahkan ia tidak pernah rela jika ada salah seorang yang menjelekkan atau menyakiti hamzah-bin-abdul-muthalib-yang-dijuluki-singa-allah
keponakannya itu.
Suatu waktu seseorang dari kaum Quraisy menjelek-jelekan Muhammad dan kabar
tersebut didengar oleh Hamzah sampai membuatnya murka.
Meskipun status agama Hamzah belum Islam, dirinya sangat marah jika ada yang
mencela Muhammad dalam hal apa pun.Dengan suara lantang Hamzah membela
keponakannya sambil menyatakan kepada kaum Quraisy perihal dirinya sudah
mengikuti ajaran Muhammad. Hamzah selalu membela Nabi Muhammad dari kaum
Quraisy yang suka mencela keponakannya itu.
Para kaum Quraisy yang mendengar pernyataan Hamzah itu dibuat gelisah karena
ada kemungkinan pengikut Muhammad bisa jauh lebih banyak. Setelah kejadian
tersebut Hamzah sempat dilanda keraguan atas agama Islam. Namun pelarian dirinya
hanya kepada Allah untuk meminta keyakinan, kebenaran serta petunjuk. Maha suci
Allah atas segala kuasanya mengabulkan doa-doa Hamzah sampai membuat dirinya
yakin. Kemudian ia bergegas menemui Rasul untuk menceritakan kejadian yang
dialaminya.