Anda di halaman 1dari 2

Nama : Farah Adinda Salma

NPM : 3020210220
Etika Profesi Hukum D

Judul: Terbukti Terima Suap, 2 Hakim PN Jaksel Divonis 4,5 Tahun Penjara
Kronologi:
Dua hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), R Iswahyu Widodo dan
Irwan, divonis 4 tahun 6 bulan penjara dan denda Rp 200 juta subsider 2 bulan
kurungan. Kedua hakim itu terbukti bersalah menerima suap dari Direktur CV Citra
Lampia Mandiri (CLM) Martin P Silitonga.

"Menyatakan terdakwa R Iswahyu Widodo dan Irwan telah terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara bersama-sama dan
berlanjut," kata hakim ketua Ni Made Sudani saat membacakan amar putusan dalam
sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Kamis
(11/7/2019).

Iswahyu dan Irwan bersalah melanggar Pasal 12 huruf c Undang-Undang Nomor 31


Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pasal 55 ayat (1) ke-1, Pasal 64 ayat 1 KUHP.

Iswahyu dan Irwan menerima Rp 150 juta dan SGD 47 ribu dari Martin melalui
pengacara Arif Fitrawan. Sedangkan Panitera Pengganti PN Jakarta Timur M
Ramadhan menerima uang Rp 30 juta dari Martin.

Uang suap itu untuk mempengaruhi putusan gugatan pembatalan perjanjian akuisisi
antara CV CLM dan PT Asia Pasific Mining Resources. Perkara tersebut ditangani
majelis hakim Iswahyu Widodo, Irwan dan Achmad Guntur.

Hakim mengatakan Arif Fitrawan meminta bantuan Ramadhan yang sudah lama
bekerja di PN Jakarta Selatan untuk 'mengurus' majelis hakim tersebut. Kemudian
Ramadhan menemui Iswahyu dan Irwan di rumah makan di Jalan Ampera Raya,
Jakarta Selatan.

Dalam pertemuan itu, Ramadhan menyampaikan Irwan dan Iswahyu agar membantu
untuk mengurus perkara itu dan Arif akan menyiapkan sejumlah uang. Setelah itu,
Ramadhan menyerahkan uang Rp 150 juta kepada Irwan dan Iswahyu. Dari uang
tersebut diambil Ramadhan Rp 20 juta.

Kemudian Ramadhan kembali meminta Arif menyiapkan uang Rp 500 juta menjelang
putusan akhir perkara itu agar bisa memenangkan pihak CV CLM. Arif yang
menyanggupi permintaan Ramadhan dengan mengirimkan Rp 30 juta dan Rp 500 juta
yang sebelummya ditranster oleh Martin.
Ramadhan menerima uang Rp 10 juta untuk biaya entertaint dan Arif menerima uang
Rp 20 juta.

Uang Rp 500 juta untuk kedua hakim ditukar Arif dalam bentuk SGD 47 ribu untuk
diserahkan kepada Ramadhan di kediamannya. Namun saat itu petugas KPK langsung
mengamankan Arif dan Ramadhan.

"Pemberian hadiah Arif kepada terdakwa melalui Ramadhan untuk mempengaruhi


putusan sela maupun putusan akhir perkara gugatan perdata di PN Jaksel. Maka unsur
patut menerima hadiah untuk mempengaruhi perkara ada dalam diri terdakwa," papar
hakim.

Cara Penanganan:
Kedua Hakim tersebut diadili oleh Pengadilan Tipikor di PN Jakarta Pusat, kemudian
Terdakwa Irwan meminta banding namun hukuman yang ditetapkan sama seperti
awal. Tentu saja perbuatan kedua hakim ini melanggar kode etik hakim yang mana
melanggar beberapa dari 10 aturan perilaku hakim, yang mana harus bertindak jujur,
berperilaku adil, berperilaku adil dan bijaksana.

Anda mungkin juga menyukai