Anda di halaman 1dari 24

LCOY Indonesia 2023 White Paper

Sustainable Collaboration

Sustainable Waste Management

Disusun oleh
Divisi Studies and Research
Green Economy Youth Organization
2 LCOY Indonesia 2023 White Paper | Sustainable Collaboration

Ucapan Terima Kasih


White paper ini dibuat oleh Divisi Studies and Research Green Economy Youth
Organization (GEYO). Isu Sustainable Waste Management adalah prioritas LCOY
Indonesia 2023, yang selaras dengan target pemerintah Indonesia untuk mencapai
net-zero emissions pada tahun 2060. Makalah ini merupakan bagian dari upaya untuk
mencantumkan perspektif pemuda ke dalam wacana saat ini, tentang cara mencegah
hilangnya keanekaragaman hayati dan peluang untuk melestarikan keanekaragaman
hayati di Indonesia.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mengilhami kami
melalui seminar, wawancara, dan diskusi mendalam lainnya: Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Centre for Strategic and International Studies,
Kementerian Perdagangan Republik Indonesia, dan Climate Unit Foreign Policy
Community of Indonesia.

Opini yang ditulis di dalam makalah ini adalah tanggung jawab penuh penulis. Setiap
kelalaian, ketidakakuratan, atau ketidaksesuaian adalah milik kami sendiri. Tidak ada
dukungan secara tersirat maupun tersurat untuk entitas komersial atau produk apa
pun yang disebutkan dalam publikasi ini.
3 LCOY Indonesia 2023 White Paper | Sustainable Collaboration

Daftar Isi
Ucapan Terima Kasih.....................................................................................................2
Daftar Isi........................................................................................................................ 3
Ringkasan Eksekutif......................................................................................................4
Daftar Istilah.................................................................................................................. 5
A. PENDAHULUAN......................................................................................................... 7
B. TANTANGAN DAN PELUANG................................................................................... 14
I. Tantangan..................................................................................................................... 14
II. Peluang......................................................................................................................... 16
C. JALAN KE DEPAN.................................................................................................... 20
REFERENSI................................................................................................................... 23
4 LCOY Indonesia 2023 White Paper | Sustainable Collaboration

Ringkasan Eksekutif
Pertumbuhan ekonomi, urbanisasi, dan industrialisasi menghasilkan sampah dengan
volume sebesar 11,2 miliar ton per tahunnya1. Globalisasi dapat memperparah masalah
sampah melalui pertumbuhan perdagangan internasional, dengan negara-negara
berkembang mengalami dampaknya. Berdasarkan penelitian Deloitte pada 2021,
sampah di sungai dan lautan menyebabkan biaya antara $6-19 miliar secara global
untuk sektor-sektor utama seperti perikanan dan pariwisata.

Sustainable waste management adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk


mengelola sampah dengan memperhatikan keseimbangan lingkungan, ekonomi, dan
sosial. Sustainable waste management bertujuan untuk menjaga bahan dapat
digunakan selama mungkin dan meminimalkan jumlah sampah yang dibuang ke TPA
atau melalui proses pembakaran. Sustainable waste management melibatkan
pengumpulan, pemilahan, pengolahan, dan daur ulang. Ketika pengelolaan difasilitasi
dengan baik, maka dapat menyediakan sumber energi dan sumber daya.

Tantangan dalam menerapkan praktik Sustainable waste management di Indonesia


berbeda-beda di berbagai daerah. Di Indonesia bagian barat, tantangan utamanya
adalah rendahnya tingkat daur ulang sampah plastik serta pengelolaan sampah yang
buruk. Indonesia merupakan negara pengimpor sampah plastik terbesar ketujuh
dengan 234.000 ton walaupun menghasilkan 5.4 juta ton sampah plastik per tahunnya.
Di Indonesia bagian tengah dan timur, tantangannya adalah kurangnya TPA atau
fasilitas pengolahan sampah terpadu. Hal ini dapat mengakibatkan praktik pengelolaan
sampah yang tidak memadai yang menimbulkan risiko kesehatan bagi masyarakat
yang tinggal di dekat tempat pembuangan sampah.

Selain itu, terdapat juga masalah food waste dengan Indonesia merupakan penghasil
sampah makanan terbesar ketiga di dunia dengan total 23-48 juta ton per tahun2. Hal
ini menjadi ironis mengingat jumlah kelaparan di Indonesia mencapai 22 juta orang
pada 20193. Tantangan lain adalah mengelola sampah medis karena pandemi.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat 19.707 ton sampah
medis yang dihasilkan dari fasilitas pelayanan kesehatan pada tahun 2021.

Praktik Sustainable waste management dapat mencegah kontaminasi tanah dan


sumber air dari sampah berbahaya yang dapat melindungi biodiversity dan mendukung
sustainable agriculture melalui peningkatan kualitas tanaman sehingga kebutuhan
akan bahan kimia menurun. Praktik ini juga dapat menciptakan green jobs dan
mengurangi emisi gas rumah kaca. Berbagai kebijakan dapat dilakukan seperti waste
reduction, collection, and treatment, penggunaan green packaging, dan penyediaan
fasilitas Sustainable waste management.

1
UNEP. (2021). Sustainable waste management is an opportunity, not a burden.
2
BAPPENAS. (2021). Pengelolaan sampah makanan yang berkelanjutan.
3
IFPRI. (2019). Global Hunger Index.
5 LCOY Indonesia 2023 White Paper | Sustainable Collaboration

Daftar Istilah
• Biodiversity: keanekaragaman • Hazardous and Toxic Material
makhluk hidup termasuk Waste: sampah yang mengandung zat
keanekaragaman spesies, ekosistem, yang berbahaya bagi kesehatan
dan keanekaragaman dalam spesies manusia dan lingkungan, seperti logam
yang bisa terjadi akibat adanya berat, bahan kimia, dan bahan
perbedaan-perbedaan mulai dari radioaktif.
perbedaan bentuk, ukuran, warna,
jumlah tekstur, penampilan dan juga • Inorganic Waste: sampah yang tidak
sifat-sifatnya. mengandung karbon dan tidak dapat
terurai secara biologis, seperti logam,
• E-waste: sampah elektronik merujuk kaca, dan plastik.
pada perangkat elektronik yang
dibuang seperti komputer, smartphone, • Medical Waste: sampah yang
dan televisi, yang dapat mengandung dihasilkan oleh fasilitas kesehatan,
bahan berbahaya dan beracun yang seperti rumah sakit dan klinik, yang
dapat berbahaya bagi kesehatan dapat mengandung bahan infeksius
manusia dan lingkungan jika tidak atau berbahaya.
dikelola dengan baik.
•Modal Sosial: Jaringan hubungan
• Ekonomi Sirkular: sistem ekonomi antara orang-orang yang hidup dan
yang bertujuan untuk meminimalkan bekerja di masyarakat tertentu, yang
sampah dan memaksimalkan memungkinkan masyarakat tersebut
penggunaan sumber daya dengan berfungsi secara efektif.
menjaga bahan dalam penggunaan
selama mungkin, mengurangi konsumsi • Net-Zero Emissions: mengacu pada
sumber daya yang terbatas, dan kondisi ketika jumlah karbon dioksida
mempromosikan regenerasi sistem dan gas rumah kaca lainnya yang
alam. dilepaskan ke atmosfer tidak melebihi
kapasitas penyerapan bumi untuk
• Food Waste: kehilangan atau mengurangi dampak pemanasan global.
pemborosan makanan yang masih
aman dan bergizi untuk dikonsumsi oleh • Organic Waste: sampah yang dapat
manusia, dan dapat terjadi pada setiap terurai biologis, seperti sampah
tahap rantai pasok makanan, mulai dari makanan, sampah kebun, dan sampah
produksi hingga konsumsi. ternak.

• Green jobs: pekerjaan yang • Program Indonesia Bersih Sampah


berkontribusi pada pelestarian atau 2025: program yang diluncurkan oleh
restorasi lingkungan, seperti pekerjaan pemerintah Indonesia yang
di bidang energi terbarukan, efisiensi menargetkan pengurangan sampah
energi, dan pertanian berkelanjutan. sebesar 30% dan mendaur ulang 70%
sampah pada 2025.
6 LCOY Indonesia 2023 White Paper | Sustainable Collaboration

• Sustainable Collaboration: kerjasama


antara berbagai pihak untuk mencapai
tujuan yang berkelanjutan dengan
prinsip-prinsip keberlanjutan, seperti
tanggung jawab sosial dan lingkungan,
kesetaraan, dan inklusivitas.

• Sustainable Waste Management:


pendekatan yang digunakan untuk
mengelola sampah dengan
memperhatikan keseimbangan
lingkungan, ekonomi, dan sosial.
7 LCOY Indonesia 2023 White Paper | Sustainable Collaboration

A. PENDAHULUAN
Pentingnya sustainable waste management

Sustainable waste management menopang kehidupan manusia. Sampah


memiliki dampak negatif untuk lingkungan, kesehatan, dan ekonomi jika tidak
dikelola dengan baik. sampah berbahaya dapat menyebabkan masalah
kesehatan jangka panjang, sehingga harus dikelola dengan baik. Sistem
sustainable waste management diperlukan untuk melindungi kesehatan
masyarakat dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Sustainable
waste management dapat mengurangi polusi, mengurangi sampah di
lingkungan, dan menyelamatkan bumi. Konsep 3R yaitu reduce, reuse, dan
recycle dapat diterapkan dalam pengelolaan sampah untuk mengurangi
produksi sampah, menggunakan kembali bahan yang dapat digunakan kembali,
dan mendaur ulang sampah menjadi produk baru yang bermanfaat. Selain itu
juga dapat menghasilkan manfaat ekonomi, seperti penciptaan lapangan kerja
dan peningkatan pendapatan dari program daur ulang sampah menjadi energi.

Namun, Indonesia memiliki masalah pengelolaan sampah yang kompleks.


Indonesia merupakan negara terpadat keempat di dunia dan jumlah penduduk
yang tinggi ini berdampak langsung pada jumlah sampah yang dihasilkan. Selain
itu, perkembangan industri dan teknologi mengakibatkan peningkatan volume,
jenis, dan karakteristik sampah, sehingga pengelolaan sampah yang tepat
menjadi sangat penting. Kota-kota besar menyumbang jumlah sampah
terbanyak di Indonesia dan jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah seiring
dengan pertambahan jumlah penduduk. Timbunan sampah Indonesia mencapai
68 juta ton pada 2021, menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah
Nasional (SIPSN). Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 13,48% dari tahun
sebelumnya, namun masih jauh dari target pemerintah yaitu pengurangan
sampah sebesar 30% dan pengelolaan sampah sebesar 70% pada tahun 2025.
Masalah tersebut diperparah dengan kurangnya fasilitas pembuangan sampah
yang tepat dan meningkatnya jumlah sampah yang dihasilkan oleh penduduk.
Penerapan sustainable waste management sangat penting untuk mengatasi
masalah ini dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan.
8 LCOY Indonesia 2023 White Paper | Sustainable Collaboration

Sumber : Greeneration4, Maritime Fairtrade5, dan VOI6

Adanya disparitas pengelolaan sampah antardaerah. Wilayah pedesaan


seringkali memiliki tingkat pengelolaan sampah yang lebih rendah dibandingkan
kota-kota besar di Indonesia. Hal ini karena seringkali wilayah desa kekurangan
infrastruktur dan sumber daya yang diperlukan untuk pengelolaan sampah yang
tepat, seperti fasilitas pengumpulan dan pembuangan sampah. Daerah
pedesaan juga cenderung memiliki kepadatan penduduk yang lebih rendah,
sehingga lebih sulit untuk mencapai efisiensi ekonomi dalam hal biaya
pengelolaan sampah. Selain itu, kurangnya edukasi tentang pentingnya
pengelolaan sampah yang baik dan adanya perbedaan norma budaya seputar
pengelolaan sampah, seperti praktik membakar atau mengubur sampah di
tempat menyebabkan ketimpangan pengelolaan sampah di desa dan kota.

Sulitnya melakukan pemetaan dan tata kelola yang baik akibat faktor
geografis. Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas dengan jumlah
penduduk terbesar keempat di dunia. Hal ini kurang menguntungkan dalam hal
pengelolaan sampah karena sulitnya melakukan mapping dan governance di
setiap wilayah. Lebih dari 70% Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse,
dan Recycle (TPS3R) dan 40% Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di
Indonesia terbengkalai atau tidak diketahui statusnya dari tahun ke tahun,
hingga TPA berubah menjadi fasilitas pembuangan terbuka.

Kurangnya koordinasi dan kolaborasi antar stakeholders, termasuk


pemerintah, swasta, dan masyarakat. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
kebijakan dan regulasi yang jelas dalam memberikan panduan dan insentif bagi
pemangku kepentingan. Kurangnya komunikasi dan kerjasama antara berbagai
tingkat pemerintahan, seperti antara pemerintah pusat dan daerah, dapat
menyebabkan konflik kebijakan dan prioritas. Selain itu, kurangnya keterlibatan
dan partisipasi dari sektor swasta dan masyarakat dapat membatasi sumber
daya dan keahlian yang tersedia untuk inisiatif pengelolaan sampah. Tantangan
ini membutuhkan pendekatan yang lebih terkoordinasi dan kolaboratif dalam
pengelolaan sampah, termasuk pengembangan kebijakan dan peraturan yang
jelas, peningkatan komunikasi dan kerja sama antar pemangku kepentingan,
serta peningkatan keterlibatan dan partisipasi dari sektor swasta dan
masyarakat sipil. Sehingga diperlukan sustainable collaboration yang merujuk
pada kerjasama antara berbagai pihak yang bertujuan untuk mencapai tujuan
yang berkelanjutan. Kerjasama ini didasarkan pada prinsip-prinsip
keberlanjutan, seperti tanggung jawab sosial dan lingkungan, kesetaraan, dan
inklusivitas.

4
Greeneration. (2022). The Threat of Indonesian Waste Management Problem.
5
Maritime Fairtrade. (2021). Indonesia Has a Serious Garbage Problem.
6
VOI. (2021). Indonesia Is Already A Plastic Waste Emergency.
9 LCOY Indonesia 2023 White Paper | Sustainable Collaboration

Bagaimana kita bisa mencapai sustainable waste management? Penting


untuk mengadopsi pendekatan holistik yang mempertimbangkan seluruh siklus
hidup sampah, mulai dari produksi hingga pembuangan akhir. Hal ini termasuk
mengurangi produksi sampah, mendorong penggunaan kembali sampah, dan
mempromosikan solusi pengelolaan sampah yang ramah lingkungan. Program
Indonesia Bersih Sampah 2025 menargetkan pengurangan sebesar sampah
30% dan mendaur ulang 70% sampah. Namun, pemerintah tidak bisa berjalan
sendiri tanpa adanya dukungan dari masyarakat dan pihak swasta. Oleh karena
itu, diperlukan adanya sustainable collaboration dalam rangka mewujudkan
Indonesia Bebas Sampah 2025.

Box 1 : The Waste Problems in Indonesia

Sumber:
1. World Bank. (2017). Waste Not, Want Not: Waste Banks in Indonesia.
https://blogs.worldbank.org/eastasiapacific/waste-not-want-not-waste-
banks-indonesia
2. UNEP. (2021). National Plastic Waste Reduction Strategic Actions:
Indonesia. United Nations Environment Programme.
https://www.unep.org/ietc/resources/policy-and-strategy/national-plasti
c-waste-reduction-strategic-actions-indonesia
3. Waste4Change. (2018). 5 Regulations Regarding Waste in Indonesia That
You Need to
Know.https://waste4change.com/blog/5-regulations-regarding-waste-in
-indonesia-that-you-need-to-know/

Organic Waste

Kondisi

Jumlah sampah organik terbesar dibandingkan dengan jenis sampah


lainnya di Indonesia dengan persentase sampah organik mencapai 60%.
Sebagian besar sampah organik adalah hasil dari sampah makanan yang
mencapai antara 23 hingga 48 juta ton per tahun.

Mengapa ini penting?


10 LCOY Indonesia 2023 White Paper | Sustainable Collaboration

Peningkatan penggunaan energi, air, dan emisi gas rumah kaca adalah
beberapa dampak negatif dari sampah organik yang mengancam
keberlangsungan hidup manusia. Gas rumah yang dihasilkan dapat
memperburuk efek perubahan iklim dan pemanasan global.

Inorganic Waste

Kondisi

Indonesia menghasilkan 7,8 juta ton sampah plastik setiap tahunnya


dengan 4,9 juta ton sampah plastik tidak dikelola dengan baik. Sebanyak
83 persen sampah plastik berakhir di sungai dan laut.

Mengapa ini penting?

Sampah plastik dapat merusak kesuburan tanah karena menghambat


proses penyerapan air dan sinar matahari. Sampah plastik mulai dari
produksi hingga pemusnahannya menghasilkan gas rumah kaca yang
berbahaya bagi kesehatan dan menipiskan atmosfer. Selain itu, sampah
plastik merusak ekosistem sungai dan laut, mengubah rantai makanan,
dan mengurangi keanekaragaman hayati.

Hazardous and Toxic Material Waste

Kondisi

Indonesia menghasilkan timbulan sampah B3 mencapai 60 juta ton pada


tahun 2021. Sampah B3 diproduksi dalam kegiatan industri dan rumah
11 LCOY Indonesia 2023 White Paper | Sustainable Collaboration

tangga, seperti deterjen, aki bekas, akumulator, hairspray, dan pengharum


ruangan.

Mengapa ini penting?

B3 memiliki dampak negatif bagi manusia dan lingkungan. Pada manusia


menyebabkan virulensi yang merusak sistem syaraf, kardiovaskuler,
pencernaan, pernafasan, penyakit kulit, cacat bawaan dan kematian.
Selain itu, memiliki dampak negatif bagi lingkungan seperti populasi
hewan dan tumbuhan berkurang karena mengganggu sistem reproduksi
dan merusak habitatnya.

E-waste

Kondisi

sampah elektronik berkontribusi terhadap emisi karbon yang setara


dengan 3,7% emisi karbon global. Timbulan sampah elektronik di
Indonesia tercatat mencapai 2 juta ton di tahun 2021 dengan sekitar 17,4%
yang berhasil dikelola dengan baik.

Mengapa ini penting?

Sampah elektronik dapat melepaskan bahan kimia beracun ke udara saat


terpapar panas, yang dapat merusak atmosfer dan berkontribusi terhadap
polusi udara. Bahan kimia beracun ini juga dapat meresap ke dalam air
tanah, yang dapat merusak tanah dan mengancam hewan darat dan laut
serta membahayakan kesehatan manusia jika tidak dikelola dengan baik.

Medical Waste
12 LCOY Indonesia 2023 White Paper | Sustainable Collaboration

Kondisi

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat 19.707


ton sampah medis yang dihasilkan dari fasilitas pelayanan kesehatan pada
tahun 2021. Sampah medis juga meningkat sebesar 30% akibat pandemi
COVID-19.

Mengapa ini penting?

Sampah medis dapat berdampak negatif bagi manusia dan lingkungan.


Sampah medis dapat mengandung mikroorganisme yang dapat
menginfeksi pasien rumah sakit, petugas kesehatan, dan masyarakat.
Selain itu, pembakaran sampah medis pada suhu rendah dapat
melepaskan emisi beracun yang berdampak negatif bagi lingkungan.
Pembuangan sampah medis yang tidak diolah di TPA juga dapat
menyebabkan kontaminasi air yang berbahaya bagi ekosistem dan
keanekaragaman hayati.

Mengapa isu ini relevan untuk pemuda?

Pemuda adalah pewaris bumi beserta lingkungannya yang ada saat ini. Tidak
menerapkan sustainable waste management akan memiliki konsekuensi yang
buruk untuk generasi masa depan. Dengan semakin meningkatnya laju populasi
dan urbanisasi, sampah yang dihasilkan akan semakin masif. Jika sampah
tersebut tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan dampak kesehatan dan
lingkungan yang signifikan terutama di daerah perkotaan yang padat penduduk
dengan biaya untuk mengatasi dampak ini jauh lebih tinggi daripada biaya untuk
mengembangkan dan mengoperasikan sistem sustainable waste management
saat. Dengan memperhatikan isu ini, generasi pemuda dapat memainkan peran
penting dalam memperbaiki kualitas lingkungan hidup dan meningkatkan
kesehatan masyarakat.

Pemuda adalah agen perubahan yang inovatif dan kreatif. Pemuda merupakan
generasi yang semakin menyadari akan pentingnya keberlanjutan lingkungan
hidup dan berpotensi untuk menjadi agen perubahan dalam mendorong
perubahan perilaku dan mengembangkan solusi inovatif untuk sustainable
waste management. Mereka juga merupakan konsumen yang berdaya beli
13 LCOY Indonesia 2023 White Paper | Sustainable Collaboration

tinggi dan dapat mempengaruhi keputusan bisnis yang berkelanjutan. Menurut


survei, mayoritas anak muda Indonesia peduli terhadap isu lingkungan,
termasuk isu sampah. Dalam survei Indikator Politik Indonesia, 62% responden
dari kalangan anak muda menganggap masalah sampah sebagai isu lingkungan
yang paling penting. Sehingga, pemuda dapat menjadi katalisator perubahan
yang dapat membantu mengatasi isu sampah di Indonesia.

Pemuda adalah pemimpin di masa depan. Sebagai pemimpin masa depan, isu
sustainable waste management menjadi sangat penting karena mereka akan
menjadi pengambil keputusan dan pembuat kebijakan. Dengan memahami
pentingnya sustainable waste management, mereka dapat memperjuangkan
dan mempromosikan praktik-praktik yang berkelanjutan dan bertanggung jawab
dalam pengelolaan sampah di Indonesia. Oleh karena itu, penting untuk
meningkatkan edukasi dan pemahaman mengenai sustainable waste
management agar pemuda memiliki pengetahuan yang komprehensif dan dapat
menjadi pemimpin masa depan yang peduli terhadap isu lingkungan terutama
masalah sampah di Indonesia.

Tujuan dari white paper ini

White paper ini bertujuan untuk membahas beberapa isu terkait sustainable
waste management yang krusial bagi pemuda, memberikan rincian tantangan
yang dihadapi dalam mengatasi masalah ini, dan mencari kesempatan untuk
perubahan yang lebih baik. White paper ini memiliki dua tujuan utama: pertama,
sebagai bahan diskusi bagi para delegasi LCOY Indonesia 2023 dalam rangka
membantu menyusun Communique, yang akan disampaikan kepada para
pemimpin lokal dan nasional sebagai bagian dari LCOY. Kedua, sebagai
referensi tambahan bagi pemuda yang tertarik dengan isu sustainable waste
management, serta memberikan kesempatan bagi mereka untuk terlibat dalam
memberikan solusi kreatif dan inovatif untuk sustainable waste management di
daerahnya sesuai dengan kearifan lokal masing-masing.

Box 2 : Waste to Energy

Sumber :
1. Earth.org. (2022). Sweden: The World's Greenest Country?
2. Waste4Change. (2021). Waste to Energy (WtE) in Indonesia -
Opportunities and Challenges.
3. CEWEP. (2020). The Waste-to-Energy Cycle.

Waste-to-Energy (WtE) adalah proses menghasilkan energi berupa panas atau


listrik dari sampah. Dengan penggunaan berbagai teknologi termal dan
non-termal, metode ini bertujuan untuk memadatkan dan membuang sampah
sekaligus menghasilkan energi. Fasilitas WtE membakar sampah domestik dan
sampah serupa yang tidak dapat dihindari atau didaur ulang. Kegiatan
pembakaran fasilitas ini kemudian menghasilkan energi yang dapat berupa uap,
14 LCOY Indonesia 2023 White Paper | Sustainable Collaboration

listrik, atau air panas. Dalam konteks negara-negara Eropa, fasilitas WtE dapat
memasok energi listrik untuk 18 juta orang dan energi panas untuk 15,4 juta
orang. WtE memiliki beberapa manfaat, seperti mengurangi ketergantungan
pada bahan bakar fosil, menghemat biaya TPA jutaan dolar, dan menghasilkan
energi sambil membuang sampah.

Swedia sering diakui sebagai negara terdepan dalam transisi net-zero karena
tingginya penggunaan energi terbarukan, dengan sekitar 56% energinya berasal
dari sumber seperti angin, pembangkit listrik tenaga air, dan tenaga nuklir.
Swedia telah sepenuhnya merevolusi pengelolaan sampah dengan secara
signifikan meningkatkan tingkat daur ulangnya dan berinvestasi dalam teknologi
untuk menerapkan Waste to Energy. Swedia telah menerapkan berbagai
kebijakan sejak 1990-an untuk mengurangi timbulan sampah dan mengurangi
emisi hingga mencapai tingkat daur ulang sebesar 99% dan hampir 50%
sampah rumah tangga diubah menjadi energi melalui fasilitas sampah menjadi
energi (WtE). Swedia telah membangun tempat pengumpulan sampah dalam
jarak 300 meter dari semua area pemukiman untuk mendorong daur ulang dan
negara tersebut mengimpor hampir 800.000 ton sampah dari negara lain untuk
memasok 34 pabrik WtE-nya.

B. TANTANGAN DAN PELUANG


“Pada tahun 2050, diproyeksikan terjadi peningkatan sampah yang dihasilkan
secara global sebesar 3,88 miliar ton, meningkat 73 persen dari tahun 2020
dengan setidaknya 33 persen tidak dikelola dengan cara yang aman bagi
lingkungan.” (World Bank, 2022).

I. Tantangan

Bumi memiliki kapasitas terbatas untuk menampung sampah yang


berlebihan. Dunia menghasilkan sampah pada tingkat yang mengkhawatirkan
dengan peningkatan laju populasi dan urbanisasi yang pesat tanpa sistem yang
15 LCOY Indonesia 2023 White Paper | Sustainable Collaboration

memadai untuk mengelola sampah yang dihasilkan. Timbulan sampah


diperkirakan akan meningkat sebesar 73% dari tingkat tahun 2020 menjadi 3,88
miliar ton pada tahun 2050, dengan penduduk di negara berkembang terutama
kaum rentan di perkotaan, yang terkena dampak lebih parah oleh sampah yang
dikelola secara tidak berkelanjutan. Sampah yang dikelola dengan buruk
menjadi tempat berkembang biak berbagai penyakit, berkontribusi terhadap
perubahan iklim global, dan mengurangi kegiatan ekonomi. Oleh karena itu,
mengelola sampah dengan baik sangat penting untuk membangun kota yang
berkelanjutan dan layak huni. Untuk mencapai sustainable development dengan
memperhatikan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial diperlukan strategi dan
kebijakan sustainable waste management.

Infrastruktur pengelolaan sampah di Indonesia masih terbatas dan belum


merata. Kapasitas tempat pembuangan akhir (TPA) di Indonesia sebesar 2,45
m3/tahun pada 2021 memang lebih tinggi dari sampah yang masuk ke TPA
sebanyak 1,61 miliar m3/tahun. Namun, terdapat ketimpangan jumlah fasilitas
TPA antar provinsi, misalnya DKI Jakarta seluas 455,83 juta m3/tahun
sedangkan Kalimantan Utara sebesar 119,98 juta m3/tahun. Selain itu,
pengelolaan sampah di Indonesia masih banyak yang menggunakan
pendekatan yang belum terintegrasi antara di sisi hulu dan hilir. Riset
Sustainable Waste Indonesia (SWI) pada 2018 mengungkap 24 persen sampah
di Indonesia masih belum terkelola. Artinya, dari sekitar 65 juta ton sampah
yang dihasilkan di Indonesia setiap harinya, sekitar 15 juta ton mencemari
ekosistem dan lingkungan karena tidak tertangani dengan baik. Menurut data
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada tahun 2019,
Indonesia hanya mampu mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur
ulang 14,58% sampahnya, sementara 34,60% dikelola – seperti dibuang di TPA
atau dibakar – sehingga menghasilkan pengelolaan sampah nasional menjadi
49,18%. Permasalahan ini muncul karena keterbatasan kapasitas fasilitas
pembuangan sampah, baik tempat pemrosesan akhir (TPA) maupun tempat
penampungan sementara (TPS), serta belum adanya standar baku pengelolaan
sampah di Indonesia.

Peran pengawasan dan pemberdayaan pemerintah daerah yang masih


rendah. Lebih dari 70% Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, dan
Recycle (TPS3R) dan 40% Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) di
Indonesia terbengkalai atau tidak diketahui statusnya dari tahun ke tahun,
hingga TPA berubah menjadi fasilitas pembuangan terbuka. Saat ini terdapat
sekitar 450 TPA di kota-kota besar dengan sistem open dumping dan hanya
beberapa TPA yang dikembangkan menjadi controlled landfill. Selain itu, akibat
rendahnya perhatian dari pemerintah daerah menyebabkan fasilitas tempat
pembuangan sampah reduce, reuse, recycle (TPS3R) menjadi kontraproduktif
dalam mengurangi sampah. Contohnya, di Tangerang Selatan terdapat 41
TPS3R yang melayani 36.600 rumah tangga di 7 kecamatan. Namun, pengelola
TPS3R mengeluhkan minimnya perhatian dari pemerintah sehingga produk yang
16 LCOY Indonesia 2023 White Paper | Sustainable Collaboration

dihasilkan tidak bisa dimanfaatkan dan hanya mampu mengurangi sampah


maksimal 10 persen. Akibatnya, produk hasil daur ulang tersebut dibuang ke
TPA, sehingga kontribusi penguraian sampah menjadi sia-sia. Hal ini membuat
banyak TPS3R menjadi terbengkalai, bahkan beberapa di antaranya sudah tidak
beroperasi lagi. Maka dari itu, diperlukan pengawasan dan perhatian dari
pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah di wilayahnya masing-masing
serta kesadaran masyarakat akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik
dan memanfaatkan produk yang dihasilkan dari TPS3R agar dapat mengurangi
jumlah sampah. Selain itu, diperlukan kebijakan yang lebih komprehensif dan
melibatkan berbagai stakeholders agar lebih efektif dan memberdayakan
masyarakat.

Masih rendahnya kesadaran masyarakat tentang lingkungan. Kebanyakan


masyarakat Indonesia masih kurang sadar akan pentingnya membuang sampah
pada tempatnya dan memilah jenis sampah. Hal ini menyebabkan banyak
sampah yang dibuang sembarangan dan sulit untuk diolah kembali. Indonesia
merupakan negara pengimpor sampah plastik terbesar ketujuh dengan 234.000
ton walaupun menghasilkan 5.4 juta ton sampah plastik per tahunnya. Hal ini
karena mahalnya biaya yang dibutuhkan untuk memilah sampah sehingga lebih
murah untuk mengimpornya. Oleh karena itu, penting untuk membangun
kapasitas manusia dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai
lingkungan melalui edukasi dan sosialisasi yang efektif.

Sustainable waste management sangat kompleks dan multidimensional.


Pengelolaan sampah adalah kegiatan sistematis, menyeluruh, dan berkelanjutan
yang membutuhkan visi yang jelas dan pendekatan integratif dalam mengatasi
keterkaitan intrinsiknya dengan banyak penggerak lingkungan dan ekonomi.
Menjadi menantang karena banyaknya komponen dalam sistem pengelolaan
sampah, kompleksitas dalam koordinasi antara pemangku kepentingan, serta
kompleksitas dalam memilih teknologi dan metode pengelolaan sampah yang
tepat. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan
koordinasi antara pemangku kepentingan dalam pengelolaan sampah di
Indonesia, seperti dengan meningkatkan komunikasi dan kerjasama antara
pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat melalui sustainable collaboration.

II. Peluang

Sustainable Waste Management memiliki manfaat ekonomi. Bagi pemerintah,


sustainable waste management dapat membantu mengurangi biaya
pengelolaan sampah dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya.
Selain itu, Sustainable waste management juga dapat meningkatkan efisiensi
penggunaan sumber daya dengan mempromosikan praktik ekonomi sirkular dan
pengembangan teknologi baru. Dalam jangka panjang, sustainable waste
management dapat membantu mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan
dan mengurangi dampak negatif lingkungan. Bagi perusahaan, sustainable
17 LCOY Indonesia 2023 White Paper | Sustainable Collaboration

waste management yang baik juga dapat membantu meningkatkan reputasi


perusahaan, menjadikannya lebih menarik bagi konsumen dan investor. Di dunia
saat ini, di mana keberlanjutan semakin penting, bisnis yang dapat menunjukkan
sustainable waste management yang baik memiliki keuntungan tersendiri. Bagi
masyarakat, dapat meningkatkan jumlah lapangan pekerjaan melalui green jobs
dan peluang ekonomi baru.

Sustainable Waste Management memiliki manfaat lingkungan. Mengurangi


polusi dan emisi gas rumah kaca adalah tujuan penting dari sustainable waste
management. Sustainable waste management juga dapat mengurangi
kebutuhan akan sumber daya baru, yang membantu melindungi lingkungan dari
dampak ekstraksi sumber daya serta meningkatkan kualitas udara, air, dan
kesehatan masyarakat. Sustainable waste management yang baik dapat
membantu mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan sehingga membantu
mencapai target pemerintah untuk mengurangi sampah sebesar 30% pada
tahun 2025.

Sustainable Waste Management memiliki manfaat sosial. Sustainable waste


management dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
sampah dan membantu menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman
bagi masyarakat. Hal ini dapat memperkuat komunitas lokal dan meningkatkan
kualitas hidup masyarakat terutama di Indonesia yang memiliki social capital
yang tinggi serta nilai-nilai seperti gotong royong dan kebersamaan.

Sustainable Waste Management termasuk dalam target net-zero Indonesia.


Indonesia bergerak menuju green economy melalui perencanaan Low Carbon
Development Initiative (LCDI) yang diimplementasikan dalam RPJMN
2020-2024, serta menetapkan target net-zero emission untuk berbagai aspek
termasuk dalam pengelolaan sampah yaitu memastikan Sustainable waste
management, mengurangi sampah per kapita sebesar 70%, dan mencapai 100%
daur ulang air sampah industri.

Box 3 : The Role of Youth for Sustainable Waste Management

Sumber :
1. UNDP. (2022). Turning trash into treasure: UNDP investing in waste
management to create youth opportunities. Retrieved from
18 LCOY Indonesia 2023 White Paper | Sustainable Collaboration

https://www.undp.org/malawi/stories/turning-trash-treasure-undp-inves
ting-waste-management-create-youth-opportunities

United Nations Development Programme (UNDP) bermitra dengan Pemerintah


Malawi dan Catholic Relief Services (CRS) untuk mengimplementasikan Inisiatif
Malawi Green Corps (MGC) di 10 distrik untuk meningkatkan sustainable waste
management. Inisiatif ini bertujuan untuk melibatkan 2.000 pemuda untuk
merehabilitasi 5.000 hektar lahan terdegradasi dan titik-titik sampah.

Pemuda dilatih dalam pengelolaan sampah, restorasi lanskap, dan


kewirausahaan hijau. Mereka mengumpulkan sampah dan menggunakannya
kembali sebagai bahan baku produk seperti keset, lampu gantung, dan briket
dari kertas bekas dan sampah pertanian lainnya. Inisiatif MGC menciptakan
peluang bagi kaum muda untuk menciptakan model bisnis yang membantu
menciptakan lebih banyak lapangan kerja di Malawi sambil mempercepat
transisi ekonomi hijau melalui pengelolaan sumber daya alam yang
berkelanjutan.

Peran LCOY dalam mengakselerasi sustainable waste management di


Indonesia

LCOY adalah wadah aksi lingkungan pemuda. LCOY sebagai platform bagi
kaum muda untuk berdiskusi dan bertukar pikiran tentang perubahan iklim dan
masalah lingkungan, serta mengembangkan dan menerapkan solusi untuk
mengatasi tantangan ini. LCOY juga memberikan kesempatan bagi pemuda
untuk terlibat dengan pembuat kebijakan, ahli, dan pemangku kepentingan
lainnya dalam isu-isu lingkungan dan perubahan iklim. Secara keseluruhan,
LCOY dapat membantu memperkuat aksi iklim pemuda secara lokal dan
memberikan masukan ke konferensi internasional, serta memberikan
kesempatan bagi pemuda untuk terlibat dalam diskusi dan pertukaran ide
tentang isu-isu lingkungan dan perubahan iklim.

LCOY dapat memperkuat kolaborasi antara pemuda, pemerintah, dan swasta


dalam meningkatkan sustainable waste management. LCOY dapat
menyediakan forum kolaboratif bagi berbagai pemangku kepentingan untuk
berbagi pengetahuan, pengalaman, dan teknologi terkini dalam isu sustainable
waste management. Dalam forum ini, pemuda dapat belajar dari akademisi,
praktisi, dan pemangku kepentingan lainnya, serta berkontribusi dalam
menghasilkan solusi yang lebih inovatif dan kreatif. Selain itu, dapat
memfasilitasi dialog yang produktif dan memperkuat peran pemuda dalam
menyuarakan aspirasi dan kebutuhan mereka dalam upaya mencapai
pembangunan berkelanjutan. Laporan dari LCOY juga dapat membantu
pemangku kepentingan lainnya, termasuk pemerintah dan swasta, untuk
mengambil tindakan yang lebih tepat dan efektif dalam mengatasi perubahan
iklim dan tantangan lingkungan lainnya.
19 LCOY Indonesia 2023 White Paper | Sustainable Collaboration

LCOY dapat mengedukasi pemuda terkait isu sustainable waste


management. Penting untuk membangun kesadaran dan aksi kolektif pemuda
dalam menghadapi perubahan iklim dan tantangan lingkungan lainnya. LCOY
memberikan platform bagi pemuda untuk berpartisipasi aktif dalam dialog,
merumuskan solusi, dan berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya
untuk mewujudkan aksi nyata terutama dalam isu sampah yang urgensinya
semakin meningkat.

Peran pemuda dalam mengatasi masalah sampah di Indonesia

Pemuda adalah agen perubahan. Pemuda memainkan peran penting dalam


meningkatkan kesadaran, mengedukasi, dan mempromosikan gaya hidup yang
sustainable. Dengan akses yang lebih baik ke informasi terkait permasalahan
lingkungan dan memiliki kemampuan yang lebih besar untuk membagikannya,
mereka memiliki peluang besar untuk mendorong perubahan. Menurut sebuah
survei oleh UNEP, 88% kaum muda yang disurvei percaya bahwa mereka dapat
mendorong orang lain untuk mengambil tindakan. Hal ini dapat dimanfaatkan
untuk mengubah perilaku masyarakat dalam membuang sampah hingga
mengelolanya sehingga dapat membantu mengatasi masalah sampah di
Indonesia.

Pemuda merupakan penduduk dengan proporsi besar di Indonesia. Menurut


data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022, sebanyak 24% atau 68,82 juta
orang di Indonesia termasuk dalam kategori pemuda. Hal ini membuat pemuda
adalah konsumen yang signifikan sehingga pemuda perlu menjadi konsumen
yang teliti dan sadar akan dampak dari produk yang mereka beli dan dengan
demikian mendorong permintaan produk yang berkelanjutan. Hal ini akan
menekan perusahaan untuk menjual produk yang ramah lingkungan dan
berkelanjutan. Pemuda juga dapat menjadi produsen yang inovatif untuk
menciptakan produk yang menghasilkan sampah yang rendah serta
menerapkan ekonomi sirkular.

Pemuda dapat berkolaborasi dengan berbagai stakeholders. Pemuda dapat


melakukan kolaborasi dengan stakeholder lainnya seperti pemerintah, swasta,
dan masyarakat untuk mengatasi masalah sampah secara bersama-sama.
Misalnya dengan mengadakan kampanye bersama atau membangun pusat
pengelolaan sampah bersama.

Keterkaitan antar subtheme

Sustainable waste management, sustainable agriculture, dan biodiversity loss


adalah masalah yang saling berhubungan. Praktik unsustainable waste
management dapat menyebabkan polusi tanah dan air, yang dapat berdampak
negatif terhadap produktivitas pertanian dan keanekaragaman hayati. Di sisi
20 LCOY Indonesia 2023 White Paper | Sustainable Collaboration

lain, praktik sustainable agriculture dapat berkontribusi untuk mengurangi


sampah dan mempromosikan sustainable waste management. Selain itu, praktik
sustainable agriculture dapat membantu melestarikan keanekaragaman hayati
dengan mempromosikan konservasi habitat alami dan mengurangi penggunaan
pestisida dan pupuk berbahaya. Keanekaragaman hayati yang terjaga pada
akhirnya dapat meningkatkan pertanian dan kapasitas dalam mengadopsi
sustainable waste management. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan
ketiga aspek tersebut karena saling berkaitan dan mempengaruhi melalui
sustainable collaboration yang melibatkan peran pemuda dengan berbagai
stakeholders di Indonesia agar dapat mencapai target net-zero emissions pada
tahun 2060.

C. JALAN KE DEPAN

Sustainable collaboration sangat dibutuhkan. Kolaborasi antar pemangku


kepentingan sangat penting untuk mencapai sustainable waste management.
Ini membutuhkan partisipasi berbagai sektor, termasuk lembaga pemerintah,
bisnis, NGO, dan masyarakat. Setiap sektor dapat menghadirkan perspektif,
keahlian, dan sumber daya yang unik, yang dapat dimanfaatkan untuk
mengembangkan strategi sustainable waste management. Kolaborasi juga
melibatkan kemitraan antara berbagai tingkat pemerintahan. Pemerintah
nasional, regional, dan lokal dapat bekerja sama untuk membuat kebijakan dan
peraturan yang mendorong sustainable waste management.

Generasi muda memiliki pengaruh yang signifikan. Keterlibatan pemuda


sangat penting dalam memastikan keberhasilan sustainable waste
management. Kaum muda memiliki perspektif yang segar dan seringkali lebih
mudah menerima perubahan. Penting untuk memberdayakan mereka dengan
pengetahuan dan keterampilan untuk berpartisipasi dalam inisiatif sustainable
waste management. Pemuda dapat menjadi agen perubahan dengan
menyelenggarakan kegiatan kolektif dan meningkatkan kesadaran pemuda
dengan memanfaatkan kekuatan dari berbagai komunitas untuk berbagi
pengetahuan dan mempromosikannya. Selain itu, organisasi dan inisiatif yang
dipimpin pemuda harus didorong dan didukung. Mereka dapat mendorong
perubahan, membawa ide-ide inovatif, dan menciptakan kesadaran di antara
rekan-rekan mereka dan masyarakat luas. Melibatkan kaum muda dalam
sustainable waste management dapat menyebabkan perubahan perilaku jangka
panjang yang dapat membantu membangun masa depan yang berkelanjutan.

Box 4 : Circular Economy

Sumber :
1. Certification Europe. (2022). What is the circular economy and what
does it mean for businesses?
21 LCOY Indonesia 2023 White Paper | Sustainable Collaboration

https://www.certificationeurope.com/insights/what-is-the-circular-economy-an
d-what-does-it-mean-for-businesses/
2. Construcia. (2021). Which countries are leading the change in circular
economy?
https://www.construcia.com/en/noticias/which-countries-are-leading-the-chan
ge-in-circular-economy/#:~:text=The%20Netherlands%20is%20one%20of,on%
20circular%20economy%20by%202050.
3. UNCTAD. (2021). Circular economy.
https://unctad.org/topic/trade-and-environment/circular-economy

Ekonomi sirkular adalah sistem yang bertujuan untuk meminimalkan sampah


dan memaksimalkan penggunaan sumber daya dengan mempromosikan praktik
seperti reducing, reusing, dan recycling. Model produksi dan konsumsi ini
dirancang untuk mengatasi tantangan global seperti perubahan iklim, polusi,
dan hilangnya keanekaragaman hayati. Tujuannya adalah untuk mengubah
ekonomi kita menjadi ekonomi yang regeneratif dan inklusif yang sejalan
dengan pembangunan berkelanjutan. Sistem ekonomi sirkular dapat
mengoptimalkan pemanfaatan dan nilai tambah dari bahan mentah, komponen,
dan produk. Implementasi pendekatan ini dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi hijau yang lebih besar dibandingkan dengan cara berbisnis seperti
biasanya.

Indonesia telah menerapkan konsep ekonomi sirkular dalam lima sektor prioritas
dalam rencana pembangunan, termasuk dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2020-2024. Implementasi ekonomi sirkular diharapkan
dapat memberikan keuntungan ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan
pada tahun 2030, seperti tambahan PDB sebesar Rp 593 triliun, mengurangi
sampah tiap sektor sebesar 18-52 persen, dan menciptakan 4,4 juta lapangan
kerja baru.

Pentingnya transformasi menuju green economy. Transisi ke ekonomi hijau


sangat penting untuk mencapai sustainable waste management. Ekonomi hijau
22 LCOY Indonesia 2023 White Paper | Sustainable Collaboration

mempromosikan pembangunan berkelanjutan, mengurangi dampak lingkungan,


dan meningkatkan efisiensi sumber daya. Ini memberikan banyak manfaat
termasuk menciptakan lapangan kerja dan industri baru, mempromosikan pola
konsumsi dan produksi yang berkelanjutan, dan mengurangi emisi gas rumah
kaca. Transformasi menuju green economy harus dilakukan dengan memastikan
inklusifitas dan kesetaraan yang memungkinkan semua orang untuk
berpartisipasi secara aktif dalam pengambilan keputusan dan proses
pembangunan yang berkaitan dengan pengelolaan sampah. Hal ini akan
memastikan bahwa suara dari semua komunitas didengar dan dipertimbangkan
dalam pembuatan kebijakan dan rencana tindakan. Transformasi yang inklusif
dan setara juga dapat membantu mengatasi ketimpangan sosial dan ekonomi
sehingga menjadi kunci untuk mencapai sustainable waste management
dengan memastikan bahwa semua orang memiliki akses ke sumber daya dan
layanan yang dibutuhkan.
23 LCOY Indonesia 2023 White Paper | Sustainable Collaboration

REFERENSI
BAPPENAS. (2021). Pengelolaan sampah Mardhotillah, A. (2022). Review of waste
makanan yang berkelanjutan. management practices and challenges in
http://greengrowth.bappenas.go.id/pengelo Indonesia. Journal of Environmental
laan-limbah-makanan-yang-berkelanjutan- Management, 307, 114269.
berkontribusi-pada-pembangunan-rendah- https://doi.org/10.1016/j.jenvman.2021.1142
karbon-di-indonesia/ 69
Mawaddah, D. M., Sari, S. Y., & Muttil, N.
CEWEP. (2020). The Waste-to-Energy (2021). Status of municipal solid waste
Cycle. management in Indonesia: A review. Journal
of Cleaner Production, 320, 128979.
Certification Europe. (2021). What is the https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2020.12897
circular economy and what does it mean for 9
businesses?
https://www.certificationeurope.com/insigh OECD. (2020). Marine plastics pollution in
ts/what-is-the-circular-economy-and-what Indonesia: Evidence and policy options.
-does-it-mean-for-businesses/ https://www.oecd.org/ocean/topics/ocean-
pollution/marine
Construcia. (2021). Which countries are
leading the change in circular economy? Prawiradilaga, D. M., Ermawati, S., &
https://www.construcia.com/en/noticias/wh Simatupang, T. M. (2021). What drives
ich-countries-are-leading-the-change-in-ci consumer participation in waste
rcular-economy/#:~:text=The%20Netherlan management? A study of Indonesia’s waste
ds%20is%20one%20of,on%20circular%20e banks. Management of Environmental
conomy%20by%202050. Quality: An International Journal, 32(4),
712-731.
Earth.org. (2022). Sweden: The World's https://doi.org/10.1108/MEQ-07-2021-0160
Greenest Country?
https://earth.org/sweden-the-worlds-green Ridho, M. R., & Firdaus, M. (2020). E-waste
est-country/ management in Indonesia: Current
condition and its challenges. International
Greeneration. (2022). The Threat of Conference on Energy and Environmental
Indonesian Waste Management Problem. Science (ICEES 2019) (pp. 139-144).
https://greeneration.org/en/publication/gre Springer.
en-info/the-threat-of-indonesian-waste-ma https://doi.org/10.1007/978-3-031-15904-6
nagement-problem/ _18

IFPRI. (2019). Global Hunger Index. Statista. (2021). Volume of managed waste
https://www.ifpri.org/news-release/new-glo in Indonesia from 2009 to 2019 (in million
bal-hunger-index metric tons).
https://www.statista.com/statistics/125967
Maritime Fairtrade. (2021). Indonesia has a 2/indonesia-volume-of-managed-waste/
serious garbage problem.
https://maritimefairtrade.org/indonesia-seri SYSTEMIQ. (2019). Indonesian government
ous-garbage-problem/ 80% waste management target by 2025.
https://www.systemiq.earth/indonesian-go
24 LCOY Indonesia 2023 White Paper | Sustainable Collaboration

vernment-80-waste-management-target-b https://waste4change.com/blog/the-increa
y-2025/ sing-need-for-responsible-waste-manage
ment-services-in-indonesia/
UNCTAD. (2019). Circular economy.
https://unctad.org/topic/trade-and-environ World Bank. (2018). Plastic waste
ment/circular-economy discharges from rivers and coastlines in
Indonesia.
UNDP. (2022). Turning trash into treasure: https://www.worldbank.org/en/country/indo
UNDP investing in waste management to nesia/publication/plastic-waste-discharges
create youth opportunities. -from-rivers-and-coastlines-in-indonesia
https://www.undp.org/malawi/stories/turnin
g-trash-treasure-undp-investing-waste World Bank. (2018). Waste not, want not:
Waste banks in Indonesia. East Asia &
UNEP. (2021). National Plastic Waste Pacific on the rise.
Reduction Strategic Actions: Indonesia. https://blogs.worldbank.org/eastasiapacific
United Nations Environment Programme. /waste-not-want-not-waste-banks-indones
https://www.unep.org/ietc/resources/policy ia
-and-strategy/national-plastic-waste-reduc
tion-strategic-actions-indonesia

UNEP. (2021). Sustainable waste


management is an opportunity,

Waste4Change. (2020). Everything you


need to know about Clean from Waste
Indonesia 2025.
https://waste4change.com/blog/everything
-you-need-to-know-about-clean-from-was
te-indonesia-2025/

Waste4Change. (2021). Waste to Energy


(WtE) in Indonesia - Opportunities and
Challenges.

Wibowo, A. (2019). Developing


community-based eco-tourism from waste
in Palu City, Indonesia. IOP Conference
Series: Earth and Environmental Science,
486(1), 012141.
https://doi.org/10.1088/1755-1315/486/1/01
2141
World Bank. (2019). Solid waste
management.
https://www.worldbank.org/en/topic/urban
development/brief/solid-waste-manageme
nt

Waste4Change. (2020). The increasing


need for responsible waste management
services in Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai