Anda di halaman 1dari 2

Anda orang Indonesia? Iya dong, kaka..

Anda mau menulis novel dalam bahasa Indonesia? Jelas dong, kaka..

Maka, berhati-hatilah dengan EYD!

Maaf, ini peringatan serius loh. Dengan mengabaikan EYD, Anda bukan saja membuat editor, reviewer,
atau tim juri sebal pada naskah Anda, tetapi juga mempertaruhkan “nasib” naskah Anda untuk dibanting
ke lantai.

Hari gini, bukanlah alasan yang bijak apabila Anda berkelit bahwa Anda tak punya cukup uang untuk
membeli Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Selama Anda bisa online, selama itu pula Anda dapat
memanfaatkan layanan gratis yang ada di internet. Upaya Anda hanyalah sejauh googling.

Apa saja sih yang paling sering di”tabrak” seorang seorang penulis?

1. Huruf kapital digunakan pada:

Huruf pertama petikan langsung. Misalnya: Adik bertanya, “Kakak barusan kentut, ya?”

Huruf pertama unsur-unsur nama orang. Misalnya: “Namaku Ketek Perry, kamu siapa?

Huruf pertama nama diri atau nama diri geografi jika kata yang mendahuluinya menggambarkan
kekhasan budaya. Misalnya: pempek Palembang, asinan Bogor.

Huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang digunakan dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya: Adik bertanya, “Mengapa Kakak masih jomblo, Bu?”

Huruf pertama kata Anda yang digunakan dalam penyapaan. Misalnya: Sudahkah Anda gosok gigi hari
ini?

2. Huruf miring digunakan untuk:

Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan. Misalnya: Saya belum
pernah membaca buku Cara Jitu Ngetweet Pakai Jidat karangan Pandir Huahaha.
Menuliskan kata atau ungkapan yang bukan bahasa Indonesia. Misalnya: Namaku Lala, lengkapnya
diambil dari nama cacing hati, Fasciola hepatica.

3. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis
serangkai. Misalnya:

antarkelas, antarkota, antibiotik, antivirus, pascasarjana, dll

4. Kata depan (di, ke, dari) ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata
yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada.

5. Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku, -mu, dan -nya ditulis
serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

6. Kata-kata yang sering dituliskan secara tidak baku (ini yang baku):

Sekadar, silakan, alpa, apkir, asas, atlet, apotek, autodidak, avokad, baterai, berahi, bopoin, bus, bujet,
cabai, cedera, cengkeram, energik, fobia, fotokopi, dll

Demikian enam pokok di atas sebagai contoh. Selebihnya? Baca sendiri di buku EYD.

Share this:

Anda mungkin juga menyukai