Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEMBENTUKAN KARAKTER REMAJA BEKUT


MAKALAH INI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN
PENILAIAN

DOSEN: Silpinus, M. TH

DISUSUN OLEH

NYIT SIN

SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA BUKIT ZAITUN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan rahmat-
Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pembentukan Karakter Kristen Sekolah Tinggi Theologia Bukit Zaitun. Judul
makalah ini adalah “Pembentukan Karakter Remaja Bekut”. Harapan saya semoga
Makalah ini membantu pembaca dapat mengetahui lebih jauh tentang karakter
remaja bekut, serta pembentukannya, bagaimana langkah-langkah yang harus
dilakukan dan metode yang digunakan dalam pembentukan karakter remaja Bekut
.Dan apabila masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini,
saya mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga makalah ini dapat
bermamfaat untuk para pembaca. Terima kasih.

Bekut, 13 Mei 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI.................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang..............................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.........................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................1
1.4 Metode Penulisan.........................................................................1
1.5 Sistematika Penulisan...................................................................2

BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 3

2.1 Ciri-ciri Karakter Remaja Bekut...................................................3


2.2 Langkah-langkah Pembentukan Karakter Remaja Bekut.............5
2.3 Metode Pembentukan Karakter Remaja Bekut.............................7
2.4 Hasil Pembentukan Karakter remaja Bekut..................................9
BAB III PENUTUP......................................................................................11
3.1 Kesimpulan.................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 12

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembentukan Karakter adalah cara untuk menghasilkan remaja yang bisa sesuai
dengan Karakter Kristus, memiliki kepribadian yang sesuai dengan Firman Tuhan. karena
Masa remaja adalah masa yang sangat menyenangkan, masa mencari jati diri, tentu saja
ingin banyak mengenal dunia luar, rasa ingin tahu yang besar akan sesuatu yang ada di
lingkungan mereka, mereka tidak mau dikekang oleh orang tua karena persepsi mereka
adalah tentang menikmati masa sekarang dengan cara mereka sendiri. Kehidupan anak
muda zaman sekarang selalu identik dengan gaya hidup bebas demi mendapat pengakuan
dari lingkungan, popularitas diantara teman dan kepuasan pribadi, bahkan tidak segan-
segan untuk berbohong kepada orang tua demi mewujudkan keinginan mereka, anak
muda lebih menyenangi banyaknya teman, kegiatan yang mengasyikkan, hampir yang
berkumpul digereja lebih sedikit daripada yang nongkrong di luar gereja tentu saja salah
satu penyebabnya adalah karena orang tua mereka bukan kristen sehingga mereka
dilarang kegereja dan akhirnya mereka terjerumus ke dalam pergaulan yang buruk. Anak
muda kristen perlu banyak menata hidup agar tidak terpengaruh dampak buruk, sebagai
seorang percaya tentu tidak bisa hidup sesuka hati, menjaga karakter dimana harus hidup
memuliakan Tuhan menjadi berkat dan melakukan apa yang dikatakan Firman Tuhan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Ciri-ciri Karakter Remaja Bekut


2. Langkah-langkah pembentukan Karakter Remaja Bekut
3. Metode Pembentukan Karakter Remaja Bekut
4. Hasil Pembentukan Karakter Remaja Bekut
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Ciri-Ciri Karakter Remaja Bekut?
2. Untuk mengetahui Langkah-langkah Pembentukan Karakter Remaja Bekut?
3. Untuk Mengetahui Metode Pembentukan Karakter Remaja Bekut?
4. Untuk Mengetahui Hasil Pembentukan Karakter Remaja Bekut?

1
1.4 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini dengan menggunakan metode
tinjauan dari beberapa sumber literatur buku, internet dan melalui pendapat penulis.

1.5 Sistematika Penulisan


Dalam sistematika penulisan ini, kami membahas tentang daftar isi. Di dalam
daftar isi terdiri dari kata pengantar. Bab I pendahuluan yang meliputi Latar Belakang,
Rumusan Masalah, Tujuan Penulisan, MetodePenulisan dan Sistematika Penulisan. Bab II
Pembahasan mengenai ciri-ciri karakter Remaja, Langkah-langkah pembentukan remaja,
metode pembentukan karakter remaja, dan hasil dari pembentukan remaja . Bab III
penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Diakhiri dengan Daftar pusaka yang
mencantumkan beberapa judul atau pengarang buku tersebut.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ciri-Ciri Karakter Remaja Bekut

Disini penulis akan memaparkan sebagian karakter remaja bekut yang negatif serta
langkah dana metode pembentukannya.

1. Karakter Yang Negatif


a. Pemalu/minder
Rata-rata mereka yang masih smp yang baru puber pasti memiliki rasa malu yang
kuat baik terhadap pembina mereka, Orang yang belum dikenal, dan juga lawan jenis.
Ketika diajak bernyanyi, kasaksian bahkan melayani di depan selalu menolak bahkan
ketika dijadwalkan tidak mau datang dengan beberapa alasan hanya karena mungkin
mereka takut berdiri didepan, mereka kurang bersemangat mungkin karena merasa
belum terlalu kenal, bahkan ada yang hanya berteman dengan temannya saja. Salah
satu penyebabnya mungkin karena mereka belum pernah, atau karena dari keluarga
yang kurang atau memiliki banyak kekurangan dalam diri mereka. sehingga kadang
sebagai pemimpin harus membawa mereka dengan menanyakan pertanyaan
pertanyaan seputar Firman Tuhan dan diberikan hadiah, seorang pembawa acara harus
mampu membawakan suasana yang menarik, mengajaknya untuk melakukan berbagai
kegiatan rohani bersama-sama.
b. Pendiam/Pasif
Masalah yang dihadapi adalah Ketika ditanya sulit untuk menjawab, tidak suka
bergaul dengan banyak orang, duduk sendiri, tidak biasa menyapa orang lain.
biasanya orang seperti ini harus didekati, diajak berteman. Mungkin juga karena
perasaan minder yang kuat, mereka mersa berbeda. ini adalah tugas seorang peminpin
bagaimana bisa membuat mereka merasa dihargai, diperhatikan dan tidak dikucilkan,
tidak boleh bersikap pilih kasih, menyadari bahwa setiap orang mempunyai kelebihan
dan kekurangan masing-masing, mereka akan mempu menerima dan bersykur atas
hidup yang mereka terima dari Tuhan (Yesaya 43:4a Oleh karena engkau berharga di

3
mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi Engkau. Ini membuktikan bahwa manusia
begitu berharga dan kasih Tuhan yang begitu besar kepada manusia, begitupun
kepada mereka, mereka inilah yang harus lebih diperhatikan oleh gereja.
c. Keras Kepala
Pada saat ditegur kurang terima dan tidak lagi datang kegereja karena egois yang
masih tinggi dan kasar. Tentu seorang pemimpin harus berhikmat bagaimana cara
menegur secara empat mata dengan tidak menjatuhkan dia, orang seperti ini karena
latar belakang keluarga yang broken home, dia tidak mendapat kasih sayang dari
orang tua sehingga ia merasa orang lain harus menurut apa kehendaknya, Mencari
perhatian dari orang lain tanpa memikirkan bagaimana perasaan orang lain.
Bagaimana peran oranag tua sangat mempengaruhi pertumbuhan remaja shingga
dampak yang ditimbulkan cukup besar pada anak.
d. Bermain HP Saat Ibadah
Karena perkembangan teknologi zamn kini yang semakin berkembang tidak heran
remaja juga tidak mau kalah, mereka menyukai yang namanya game online, media
sosial, dan melalui HP mereka juga mulai mengenal yang namanya berpacaran
apalagi kalau teman mereka bukanlah orang rohani. Sehingga ini terbawa digereja,
ada yang masih bermain hp saat ibadah dimulai bahkan Firman Tuhan di sampaikan
menurut pendapat dari gereja-gereja lain juga mengalami hal yang sama kebanyakan
dari remaja lebih banyak membawa HP daripada Alkitab dengan alasan membuka
aplikasi Alkitab di HP tetapi apakah benar demikian? Tidak masalah dengan
membawa HP untuk baca Alkitab tetapi adalah ketika mereka salah menggunakannya,
alangkah baiknya remaja diajarkan untuk bisa membuka dan membaca buku Alkitab
dibanding dengan HP, bagaimana gereja bisa menyiapkan Alkitab untuk remaja yang
hadir.
e. Kurang Disiplin
Kata terlambat cukup sering dilakukan, tidak tepat waktu. Mengapa demikian?
remaja lebih takut terlambat kesekolah daripada kegereja karena menurut mereka di
sekolah mereka harus mendapat nilai kalau tidak patuh nilainya akan dikurangi dan
mendapat hukuman sedangkan digereja mereka merasa tidak dirugikan apa-apa.
Berarti remaja belum mengerti akan pentingnya menghormati ibadah, taat kepada
Tuhan, mereka belum paham bahwa ketika ibadah harus menyembah-Nya dengan
sungguh-sungguh tidak main-main, mereka mungkin lebih takut kepada Guru

4
dibanding Tuhan. Ini merupakan tugas seorang pemimpin mengajarkan tentang
ibadah yang benar supaya mereka semakin bertumbuh dalam pengenalan akan Tuhan.
(Yohanes 4:24 Allah itu Roh, barang siapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya
dalam Roh dan kebenaran) datang kepada Tuhan harus dengan sungguh-sungguh.
f. Kurang Jujur
Remaja akan belajar berbohong demi keinginan mereka, karena terkadang tidak
semua yang mereka lakukan mendapat persetujuan orang lain, karena takut dimarah
atau tidak enak mereka akan mancoba menutupi kesalahan mereka dengan
mengatakan yang tidak jujur. Berbohong adalah dosa dan kebohongan seringkali akan
menghasilkan kebohongan yang lain seperti ingin keluat dengan teman-teman,
menyontek, berbohong karena tidak ingin kegereja. Seorang pemimpin rohani perlu
mencari tahu apa faktor dibalik ini semua apakah karena mereka terlalu dikekang
sehingga ada keinginan mereka yang tidak terpenuhi. Komunikasi menjadi sangat
penting dalam hal ini, ketika mengetahui hal demikian cobalah untuk tidak
menghakimi secara langsung dan berilah nasehat Firman Tuhan yang benar dengan
pengertian bahwa tidak boleh berkompromi dengan dosa, alangkah baiknya bersikap
jujur kepada orang tua dan terhadap siapapun (1 Timotius 4:12 jangan seorangpun
menganggap engkau rendah karena engkau muda.jadilah teladan bagi orang-orang
percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam
kesetiaanmu, dan dalam kesucianmu) mereka diharapkan untuk bisa menjadi teladan
sejak muda dididik dan dibentuk karakternya dengan baik.

Karakter seseorang seringkali dipengaruhi oleh faktor lingkungan, faktor


pengalaman entah itu trauma masa kecil dsb, faktor agama , karena ajaran agama akan
membawa seseorang kepada pengaruh doktrin agama. Kalau remaja mengetahui siapa
dirinya, mengetahui apa yang akan dan harus dilakukan, mengetahui kapan dan
bagaimana harus melakukan maka ia mengetahui peranannya dalam masyarakat,
gereja dan keluarganya.1 Karakter terbaik yang harus dimiiki menurut Alkitab ialah:
kerendahan hati, kesabaran, pengendalian diri, murah hari, sederhana, tahan uji,
sukacita, pendamai dll (Matius 5:1-12; Galatia 5:22).

2.2 Langkah-langkah Pembentukan Karakter Remaja Bekut

 Dimulai dari keluarga


1
Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa, Dasar dan Teori Perkembangan Anak (Jakarta : Gunung Mulia, 2006) hal 112

5
Melalui pengajaran yang benar dan sesuai Firman Allah, orang tua wajib
mengabdikan dirinya untuk mendidik anak-anaknya hal ini bukanlah suatu pekerjaan
yang mudah. Orang tua harus mengabdikan diri mereka untuk memberi didikan rohani
kepada anak-anak dengan tujuan memisahkan mereka dari pengaruh-pengaruh jahat dunia
dan mengajar mereka berperilaku sesuai dengan Firman Tuhan. Jika seorang anaka didik
dengan benar, ini dilakukan terus menerus (Ulangan 6:6-9) sehingga ketika mereka
didalam pergaulan mereka dapat menjaga diri agar terus berjalan di dalam Tuhan, serta
dapat bertahan dalam situasi dan kondisi yang buruk sekalipun.
 Pemimpin Rohani
Seorang pemimpin rohani perlu mempersiapkan remaja untuk mejadi terang dan
garam dunia hal ini diwujudkan melalui perkataan dan perbuatan yang memancarkan
cahaya Kemuliaan Kristus. Amsal 22:6 didiklah orang muda menurut jalan yang patut
baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu.
Seorang pemimpin harus menjadi teladan yang baik sehingga setiap orang yang dipimpin
bisa meneladaninya. Penanaman doktrin/ajaran yang benar sangat berpengaruh bagi
karakter remaja yang dibina, maka mereka akan menjadi seperti Daud yang disebut orang
yang berkenan dihati Allah. jika seorang pemimpin gagal menjadi contoh maka sangatlah
sulit mereka akan mendengarkan nasehat dan ajarannya. Tentulah Kristus yang harus
menjadi teladan sejati bagi setiap orang percaya, karakter Kristus adalah kemampuan
untuk selalu mengerti apa yang Bapa kehendaki.
 Disiplin Rohani
Disiplin rohani adalah suatu aktivitas/latihan rohani yanag membantu memperoleh
kekuatan rohani untuk menjalani hidup seperti yang dikehendaki Tuhan (1 Kor 9:24-27).
Latihan-latihan rohani tersebut meliputi: membaca Alkitab, berdoa secara teratur,
beribadah kepada Tuhan, belajar melayani, ketaatan kepada Firman Tuhan, mamfaat
disiplin rohani remaja akan menjadi orang kristen yang kuat, terlatih, dan lincah/peka
secara rohani.2
 Komunitas Yang Membangun/Gereja

2
Ev. Surya Naka Purba, Pembina kerohanian universitas Quality & Universitas Quality berastagi,
diakses dari https://medan.tribunnews.com/amp/2020/01/17/membangun-karakter-kristus-di-
dalam-hidup-kristen?page=4 pada tanggal 12 Mei 2021 pukul 10.35

6
Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk sosial, penting bagi orang percaya
untuk hidup dalam sebuah komunitas, bahkan dalam kehidupan jemaat mula-mula (Kis
2:41-47) ada banyak hal yang dapat diperoleh di dalam sebuah komunitas rohani, anatara
lain: dapat saling mendukung didalam doa dan perbuatan baik antara satu sama lain
karakter dapat dibentuk, dan memiliki kesempatan mengembangkan talenta dan karunia
rohani. Jika berada dalam komunitas yang baik maka karakter akan dibentuk, iman akan
mengalami pertumbuhan. Melalui hidup bergereja, remaja belajar saling mengampuni,
saling melayani, saling peduli, saing berbagi, belajar memperlakukan orang lain
sebagaimana diri sendiri ingin diperlakukan. David W. Gill dalam bukunya “becoming
Good” menyatakan “gereja adalah sebuah rumah sakit bagi orang yang sakit, sebuah
gymnasium untuk kesehatan kita, sebuah laboratorium dan sekolah bagi karakter kita.3
Praktik sederhana yang bisa dilakukan dalam membangun komunitas yang sehat
misalnya selesai kebaktian coba biasakan untuk membangun relasi dengan yang lain,
mengobrol dengan satu atau dua orang, coba jalin hubungan yang lebih dalam, mencoba
memahami pergumulan masing-masing.

2.3 Metode Pembentukan Karakter Remaja Bekut

 Pembesukan

Perkunjungan kerumahnya apabila ada yang sakit, yang sudah lama tidak kegereja,
dengan menanyakan kabar untuk mengetahui keadaan bahkan apa yang terjadi,
pendekatan ini sangat diperlukan agar ia merasa diperhatikan dan ia tidak merasa
ditinggalkan serta sendirian dalam keadaan ini. Sebelum berkunjung setiap pelayan harus
berdoa terlebih dahulu meminta tuntunan Roh Kudus Tuhan agar orang yang dibesuk
boleh diberkati. Dengan kunjungan kita juga dapat mengetahui kondisi keluarga, keadaan
rumahnya, pergumulan serta kesulitan yang mereka hadapi, kita kan masuk lebih dalam
kepada kehidupan remaja tersebut.

 Ibadah Padang & Games


Anak muda senang dengan kegiatan yang seru, mereka tidak akan mudah bosan
dengan ibadah yang hanya begitu-begitu saja, tentunya games yang bermamfaat, yang ada
pesan dan penanaman rohani di dalamnya. Biasanya ini pada waktu acara paskah, 17
agustus, atau pada waktu ibadah biasa, ini salah satu cara untuk menarik perhatian para
3
David W. Gill, Becoming Good Bilding Moral character, (CBA Marketplace, september 7, 2000), hal 59

7
remaja. Mereka bukan hanya merasa senang tetapi diharapkan juga semakin aktif
bergerak dan bertumbuh secara rohani. Mengajak Liburan bersama ditengah-tengah
kesibukan yang padat, anak muda akan senang dengan hiburan, refreshing. Adanya
kegiatan ibadah bersama akan menambah pengenalan mereka akan alam semesta yang
Tuhan ciptakan, remaja merasa bahwa ia adalah ciptaan Tuhan yang berharga.
Menyelingi dengan permainan, makan bersama ini membuat kebersamaan semakin erat,
sehingga mereka pun tidak segan untuk mengobrol dengan kita dengan begitu akan
mudah untuk masuk kedalam dunia mereka.
 Komsel
Suatu kelompok agar semakin bertumbuh dimana bisa sharing bersama, belajar
Firman Tuhan bersama, bertanya jawab, mereka akan semakin mengerti dan memahami
ajaran Firman Tuhan sehingga tidak mudah terjebak didalam ajaran nenek moyang
mereka, karena ada diantara mereka yang belum percaya dan masih labil. dan keluarga
mereka juga masih ada yang menyembah berhala. Ini adalah suatu penguatan iman
mereka agar semakin teguh di dalam Tuhan, menerima dan percaya kepada Tuhan Yesus
secara pribadi (Roma 12:2 janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi
berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah
kehendak Allah apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
 Menjadikannya sebagai sahabat
Sebagai seorang pemimpin tidak boleh bersikap seperti bos tetapi harus sebagai
teman, pembimbing yang bijaksana, remaja senang dengan sahabat dan memiliki banyak
sahabat bahkan mereka lebih mendengar kata sahabatnya daripada orang tua, karena
menurut mereka sahabatnyalah yang paling mengerti perasaan mereka, oleh sebab itu
sangat baik kalau memperlakukan mereka sebagai sahabat, yang bisa diajak cerita/curhat,
mereka pasti tidak akan segan untuk bertanya atau berbicara (Roma 12:10 hendaklah
kamu saling mengasihi sebagai saudara) maksud Paulus jelas bahwa orang Kristen harus
saling memperhatikan satu terhadap yang lain sama seperti masing-masing anggota
keluarga4. Dengan kegiatan bersama diluar, melakukan hal-hal yang mereka suka
contohnya seperti olahraga, jalan-jalan, acara makan-makan maka mereka akan semakin
terbuka akan kehidupan mereka, baik keluarga dan hal-hal yang mereka lakukan, ini juga
sangat cocok untuk penginjilan Pribadi. Bahkan saat mereka punya masalah mereka
memiliki jalan keluar sehingga tidak memilih jalan yang salah dan yang buruk akibatnya.
4
Gene A Getz, Saling Membangun (Yayasan Kalam Hidup: Bandung 1976 ), hal 15, 27

8
 Penginjilan
Penginjilan Pribadi sangat diperlukan, mulai dari pendekatan, masuk lebih dalam
dunia mereka, hoby, kesukaan, untuk menjadi lebih dekat dan akrab perlahan-lahan
mengarahkan mereka kepada kehidupan yang membangun. Sehingga remaja dapat
mengetahui apa yang baik dan buruk untuk dilakukan, mereka kaan merasa diri mereka
adalah makluk yang berharga yang diciptakan Tuhan segambar dan serupa dengan Allah
dengan demikian ia akan menjaga kehidupan mereka tetapkudus dihadapan-Nya.
 Doa Kelompok
Remaja akan diajak untuk berdoa bersama-sama, mereka akan mengerti pentingnya
doa dan belajar berkomunikasi dengan Tuhan (Efesus 6:18 dalam segala doa dan
permohonan berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah didalam doamu
dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang kudus) doa begitu
penting dalam kehidupan orang percaya. apalagi kebanyakan remaja tidak tahu berdoa,
tentu tahap ini adalah secara perlahan ketika melakukan segala sesuatu diawali dengan
doa, doa makan, tidur, bersekolah, mengerjakan tugas, bepergian, dalam melakukan
sesuatu harus mengandalkan Tuhan. seperti ketika mc harus belajar berdoa, menjalankan
persembahan dsb. Maka dari itu mereka akan belajar hidup bergantung kepada Tuhan
daripada kepada orang tua, teman ataupun keinginan mereka.

2.4 Hasil Pembentukan Karakter Remaja Bekut

Ada yang mau bertumbuh, berubah dan ada juga yang sulit, egois yang tinggi,
bagaimana penulis melihat ada beberapa yang punya kerinduan untuk kegereja, yang mau
diajar, bagaimanapun juga manusia tidak mampu mengubah karakter orang lain. Dengan
kata lain kita tidak mampu mengubah dunia ini menjadi ssuai dengan keinginan kita, paling
sedikit jangan biarkan dunia ini mengubah kita menjadi sesuai keinginannya. 5 MelaluiRoh
Kudus Tuhanlah yang bekerja, oleh sebab itu mendoakannya juga mempunyai peran penting.
Pepatah kuno mengatakan: menabur pikiran, menuai tindakan, menabur tindakan, menuai
kebiasaan, menabur kebiasaan, menuai karakter, menabur karakter, menuai takdir/nasib. 6
Sebagai seorang pemimpin tentu harus memberikan pengajaran yang benar agar mereka tidak
meyimpang dari Tuhan, sehingga mereka dapat membedakan mana yang baik dan tidak,

5
Eka Darmaputera, 10 tipe orang yang menyebalkan & cara menghadapi secara Alkitabiah, Jakarta : Gunung
Mulia, 2010), hal 173
6
Antony Paul Maina, Billionaire’s Mind Set, (USA: Xlibris Corporation, 2010), hal 39

9
menanamkan iman yang benar kepada mereka ketika mereka dididik dan diajar oleh Firman
Tuhan maka mereka akan bertumbuh di dalam Tuhan. Oleh sebab itu peran orang tua sangat
penting untuk mendidik anak –anak mereka. Ini merupakan satu tantangan bagi pemimpin
gereja bagaimana remaja dapat menjadi kesaksian dikeluarga, sekolah, masyarakat dan
komunitas mereka, karena mereka adalah penerus generasi gereja.

BAB III

PENUTUP

10
3.1 Kesimpulan

Dari paparan atau penjelasan diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa ada
banyak kesulitan yang dihadapi dan faktor-faktor yang menjadi akibat dari itu semua.
Berbagai usaha dan metode juga dilakukan demi untuk menghasilkan karakter-karakter yang
boleh hidup selaras dengan Firman Tuhan. Tentunya bukan usaha yang bergantung diri
sendiri melainkan kepada Tuhan. Menurut penulis untuk mengubah karakter seseorang kita
perlu mengubah diri kita sendiri terlebih dahulu, mengoreksi diri apakah sudah hidup
berkenan dihadapan Tuhan atau belum. Hanya Roh Kudus Tuhanlah yang mampu mengubah
seseorang. Seorang pelayan Tuhan harus terus belajar kalau ingin mengajar orang lain.
Biarlah dapat memberi pengajaran yang benar, sehingga remaja sejak sekarang bisa
bertumbuh dalam iman, mengerti pelayanan, remaja yang mempergunakan hidupnya untuk
memuliakan Tuhan, menjadi kesaksian kepada lingkungan dan komunitas mereka. Remaja
yang tidak menyianyiakan masa muda mereka dengan melakukan dosa sehingga
menghancurkan masa muda mereka. sampai mereka dewasa mereka diharapkan tetap setia
kepada Tuhan, remaja diharapkan mampu ditanamkan ajaran Firman Tuhan sehingga mereka
menjadikan Kristus sebagai teladan hidup dan berbuah dengan memiliki karakter seperti
Kristus.

Saran

Demikianlah makalah yang dapat dibuat ini, semoga bermamfaat dan menambah
pengetahuan pembaca. Mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan
kalimat yang kurang jelas, dimengerti dan lugas. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari
kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang
makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentu dapat dipertanggung
jawabkan.

DAFTAR PUSTAKA

11
Gunarsa, P. D. (2000). Dasar dan Teori Perekambangan Anak. Jakarta : Gunung Mulia.

Purba, E. S. (2021, Mei 3). medan Tribunnews. Diambil kembali dari medan Tribunnews:
https://medan.tribunnews.com/amp/2020/01/17/membangun-karakter-kristus-di-
dalam-hidup-kristen?page=4

Gill, D. W. (2000). Becoming Good Building Moral Character. USC: CBA Marketplac

Getz, G. A. (1976). Saling Membangun. Bandung: Yayasan Kalam Hidup.


Darmaputera, E. (2010). 10 Tipe Orang yang menyebalkan & cara menghadapi secara
Alkitabiah. Jakarta : Gunung Mulia.

Maina, A. P. (2010). Billionaire's Mind Set. USA: Xlibris Corporation.

12

Anda mungkin juga menyukai