Anda di halaman 1dari 2

PROSEDUR TETAP NOMOR DOKUMEN :

Puskesmas
TANGGAL TERBIT :

DIET HATI NOMOR REVISI :

HALAMAN :

Dibuat oleh Disetujui Oleh Disahkan Oleh


Nutrisionis Management Representative Kepala Puskesmas

1. NAMA PEKERJAAN
Diet bagi Pasien Penderita Penyakit Hati

2. TUJUAN
Tujuan dari Unit Pelayanan Konsultasi Gizi bagi Pasien Diet Penyakit Hati adalah untuk mencapai
dan mempertahankan status Gizi optimal tanpa memberatkan fungsi Hati dengan cara :
2.1. Meningkatkan regenerasi jaringan Hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut dan / atau
meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa.
2.2. Mencegah Katabolisme Protein
2.3. Mencegah penurunan Berat Badan atau meningkatkan Berat Badan bila Kurang.
2.4. Mencegah atau mengurangi Asites, Varises esofagus, dan Hipertensi portal
2.5. Mencegah Koma Hepatik.

3. RUANG LINGKUP
Unit Klinik Konsultasi Gizi memberikan pengarahan /konseling dan edukasi gizi pada pasien
Penyakit Hati. Hati merupakan salah satu alat tubuh penting yang berperan dalam metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein. Sebagian besar hasil pencernaan setelah diabsorbsi langsung dibawa
ke hati untuk disimpan atau diubah menjadi bentuk lain dan diangkut ke bagian tubuh yang
membutuhkan. Hati merupakan tempat penyimpanan mineral berupa zat besi dan tembaga yang
dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah serta vitamin-vitamin larut lemak A, D, E, K selain
itu hati merupakan tempat mengatur sirkulasi darah serta berperan dalam detoksifikasi obat-obatan
dan racun-racun. Dua jenis penyakit hati yang sering ditemukan adalah Hepatitis dan Sirosis Hati.
Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh keracunan toksin tertentu atau karena infeksi
Virus. Penyakit ini biasanya disertai anoreksia, demam, rasa mual dan muntah, serta jaundice
(kuning). Sirosis hati adalah kerusakan hati yang menetap, disebabkan oleh Hepatitis Kronis,
alcohol, penyumbatan saluran empedu, dan berbagai metabolisme. Gejalanya yaitu kelelahan,
kehilangan berat badan, penurunan daya tahan tubuh, gangguan pencernaan, dan jaundice. Dalam
keadaan berat disertai asites, hipertensi portal, dan hematemesis melena yang dapat berakhir dengan
koma hepatik.

4. URAIAN
4.1. Klinik Konsultasi Gizi dibuka setiap hari pukul 08.00 s.d selesai
4.2. Konsultasi Gizi dilakukan di ruang Klinik Gizi

5. KOMPETENSI
5.1. Nutrisionis

6. PROSEDUR
PROSEDUR TETAP NOMOR DOKUMEN :
Puskesmas
TANGGAL TERBIT :

DIET HATI NOMOR REVISI :

HALAMAN :

6.1. Menerima surat rujukan permintaan konsultasi Gizi dari Dokter / Bidan dan Rekam / Catatan
Medik Pasien.
6.2. Memanggil Pasien berdasarkan Urutan Nomor.
6.3. Melakukan Pengukuran Antropometri : BB menggunakan Timbangan Injak Digital, Tinggi
Badan (TB) menggunakan pengukur Mikrotoise, LILA (bila diperlukan) menggunakan pita
LILA, serta menentukan Status Gizi Pasien (kurus, Normal, Overweight, Obesitas)
menggunakan rumus IMT berdasarkan data Antropometri.
6.4. Melakukan anamnesis dan riwayat gizi pengunjung/Pasien.
6.5. Merencanakan Diet Pasien sesuai dengan kebutuhan gizi.
6.6. Menyiapkan Leaflet Diet Hati.
6.7. Menjelaskan Diet Hati, sesuai dengan keadaan penyakit dapat diberikan berbagai tingkat Diet
Hati :
6.7.1. Diet Hati I diberikan kepada Pasien dalam keadaan akut atau bila prekoma sudah dapat
diatasi dan pasien sudah mulai mempunyai nafsu makan. Melihat keadaan pasien,
makanan diberikan dalam bentuk cincang dan lunak. Pemberian protein dibatasi (30
g/hari) dan lemak diberikan dalam bentuk mudah cerna. Bila ada acites dan diuresis
belum sempurna, pemberian cairan maksimal 1 liter/hari.
Bila ada acites hebat dan tanda-tanda diuresis belum membaik diberikan Diet Hati I
Garam Rendah. Untuk menambah energi, selain makanan per oral juga diberikan
makanan parenteral berupa cairan glukosa.
6.7.2. Diet Hati II diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati I kepada pasien
yang nafsu makannya cukup. Menurut keadaan pasien, makanan diberikan dalam
bentuk lunak atau biasa. Protein diberikan 1 g/kg BB dan lemak sedang (20-25% dari
kebutuhan energi total) dalam bentuk yang mudah cerna.
Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan diberikan sebagai Diet Hati II Garam
Rendah. Bila asites hebat dan diuresis belum baik, diet mengikuti pola Diet Garam
Rendah I.
6.7.3. Diet Hati III diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet Hati II atau kepada
pasien Hepatitis akut (Hepatitis Infeksiosa/A dan Hepatitis Serum/B) dan sirosis hati
yang nafsu makannya telah baik, telah dapat menerima protein, dan tidak menunjukkan
gejala sirosis hati aktif. Menurut kesanggupan pasien, makanan diberikan dalam bentuk
lunak atau biasa. Makanan ini mengandung cukup energi, protein, lemak, mineral, dan
vitamin tapi tinggi Karbohidrat. Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan
diberikan sebagai Diet Hati III Garam Rendah I.
6.8. Mencatat hasil pelaksanaan Konsultasi Gizi pada buku Register, kartu status POZI pada Rekam
/ Catatan Medik Pasien.
6.9. Buat Kesepakatan dengan pasien untuk kunjungan ulang dalam rangka evaluasi diet
6.10. Memberikan bukti pembayaran apabila pasien merupakan pasien umum (bayar).

Anda mungkin juga menyukai