Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu merupakan suatu cara yang

digunakan untuk menjawab masalah penelitian yang berkaitan dengan data berupa angka dan

program statistik (Wahidmurni, 2017). Menurut Wahidmurni di dalam penelitian kuantitatif

harus melihat variabel baik itu variabel terikat maupun variabel bebas. Sementara jenis atau

desain penelitiannya adalah eksperimen, yaitu metode penelitian yang berupaya mengkaji

hubungan kualitas suatu kejadian dengan melakukan manipulasi terhadap objek penelitian,

selain juga melakukan control (Prastowo, 2011).

Dalam penelitian ini terdapat empat variabel, variabel penelitian merupakan segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang variabel tersebut kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2019).

3.2 Variabel dan Pengukuran

3.2.1 Variabel

Pada penelitian ini terdapat tiga macam variabel, yaitu variabel terikat (variabel

dependen) merupakan variabel yang tergantung dengan variabel yang lainnya, variabel bebas

(variabel independen) merupakan variabel yang tidak memiliki ketergantungan terhadap

variabel yang lainnya dan variabel mediasi adalah variable yang secara teoritis

mempengaruhi hubungan antara variable independen dengan variable dependen menjadi

hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat di amati dan di ukur (Sugiyono, 2018).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :


a. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Innovation Capability (Y)

b. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Organizational Culture (X)

c. Variabel mediasi pada penelitian ini adalah Organizational Commitment (Z1)

d. Variabel mediasi pada penelitian ini adalah Leadership (Z2)

3.2.2 Pengukuran

Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan skala likert 5 jenjang dengan

menggunakan alternatif jawaban sebagai berikut:

1 = STS ( Sangat Tidak Setuju )

2 = TS (Tidak Setuju )

3 = N ( Netral )

4 = S ( Setuju )

5 = SS (Sangat Setuju )

Berikut ini terdapat indikator yang digunakan pada penelitian ini :

Tabel 3. 1 Indikator Penelitian

Variable No Question Sumber

Leadership 1.1 Gaya manajemen pemimpin bisa Fan, Y.-J.; Liu, S.-F.; Luh, D.-

mendapatkan rasa hormat B.; Teng, P.-S. (2021).

1.2 Pemimpin memotivasi kelompok Corporate

untuk bekerja sama mencapai Sustainability : Impact

tujuan kerja Factors on

1.3 Pemimpin mendorong rekan Organizational

kerja untuk pertumbuhan diri Innovation in the

1.4 Ketika merasa diabaikan, Industrial Area.

pemimpin dapat memberikan

perhatian tepat waktu


1.5 Ketika menyelesaikan tugas

dengan sukses, pemimpin akan

mengungkapkan penghargaan

tepat waktu

1.6 Memiliki metode dan langkah

yang jelas untuk meningkatkan

kualitas kerja

1.7 Selalu menerima pendekatan

baru ketika menghadapi

hambatan di tempat kerja

1.8 Perusahaan dapat mencapai

tugas melalui pemimpin luar

biasa yang bertanggung jawab

1.9 Saya percaya manajer saya

memiliki kemampuan untuk

mengatasi kesulitan

1.10 Manajer saya mampu

memotivasi tim saya dan saya

mencapai tujuan kerja

1.11 Manajer akan dengan jelas

menunjukan harapan dan

persyaratan

1.12 Ketika menyelesaikan, manajer

akan menawarkan pengahargaan

tepat waktu
Organization 2.1 Perusahaan ibarat keluarga Fan, Y.-J.; Liu, S.-F.; Luh, D.-

al Culture besar, berbagi pekerjaan dan B.; Teng, P.-S. (2021).

kehidupan bersama Corporate

2.2 Pemimpin perusahaan memiliki Sustainability : Impact

mentor atau figur kepala Factors on

2.3 Perusahaan akan menekankan Organizational

pentingnya persatuan dan Innovation in the

kerjasama Industrial Area.

2.4 Rekan kerja yang inovatif dan

bersedia mengambil resiko

2.5 Perusahaan berkomitmen untuk

mengikuti aturan dan peraturan

2.6 Aturan dan peraturan perusahaan

merupakan kekuatan penting

bagi karyawan untuk beroperasi

dengan lancer

2.7 Para eksekutif di perusahaan

saya berperilaku sebagai mentor

2.8 Perusahaan saya menekankan

pentingnya kerja tim.

2.9 Rekan-rekan saya bersedia

berinovasi dan mengambil

risiko.

2.10 Aturan dan regulasi formal

perusahaan merupakan kekuatan


penting bagi karyawan untuk

beroperasi dengan lancar.

2.11 Perusahaan menekankan bahwa

karyawan menyelesaikan tugas

dan tujuan di atas segalanya.

2.12 Perusahaan menghargai

persaingan dan pencapaian.

Organization 3.1 Perusahaan memperkenalkan Fan, Y.-J.; Liu, S.-F.; Luh, D.-

al paten penemuan dari perusahaan B.; Teng, P.-S. (2021).

Commitment lain untuk meningkatkan Corporate

operasinya Sustainability : Impact

3.2 Terlatih dalam pelaksanaan Factors on

suatu proyek Organizational

3.3 Terlatih dalam pelaksanaan Innovation in the

proyek Industrial Area.

3.4 Sistem internal perusahaan saya

sangat diinformasikan.

3.5 Perusahaan saya akan secara

aktif menggabungkan teknologi

baru atau teknik baru.

3.6 Rekan-rekan saya terbiasa

mendiskusikan konsep-konsep

baru

3.7 Perusahaan dapat dengan mudah

memperoleh informasi yang


cukup terkait dengan tugas

tersebut

3.8 Ada departemen atau personel

tertentu yang bertugas

mengumpulkan informasi yang

relevan tentang Industri 4.0 di

perusahaan saya.

3.9 Perusahaan telah menerapkan

pendidikan dan pelatihan

lengkap untuk mempromosikan

Industri 4.0

3.10 Perusahaan saya memiliki cara

khusus untuk membuat

informasi terbuka dan

transparan.

3.11 Sebagian besar karyawan

perusahaan memiliki

kemampuan untuk bekerja

dengan teknologi baru

Innovation 4.1 Perusahaan saya memiliki sistem Liu, S.-F.; Fan, Y.-J.; Luh, D.-

Capability evaluasi yang adil. B.; Teng, P.-S. (2022).

4.2 Arah pengembangan perusahaan Organizational Culture: The

saya sama dengan karyawan. Key to Improving Service

4.3 Ketika karyawan berkinerja Management in Industry 4.0.

buruk, perusahaan akan melatih


karyawan untuk terus

berkembang.

4.4 Tidak ada birokrasi yang kaku di

perusahaan saya, dan perubahan

aturan yang fleksibel

diperbolehkan.

4.5 Ada saluran promosi yang tidak

diblokir.

4.6 Ada mekanisme penilaian

dengan imbalan dan hukuman

yang jelas di perusahaan saya.

4.7 Perusahaan memiliki klub atau

kegiatan untuk mendorong

karyawan tumbuh dewasa.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Pada pengumpulan data ini menggunakan metode pengumpulan data menggunakan

teknik pengumpulan data sekunder dan data primer. Data sekunder merupakan data yang

diperoleh secara tidak langsung seperti contohnya data yang berasal dari penelitian

sebelumnya, jurnal-jurnal, website dan masih banyak yang lainnya. Sedangkan untuk data

primer yaitu data yang diperoleh secara langsung seperti melakukan wawancara atau

pengumpulan kuisioner dan observasi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:


1. Kuesioner

Kuesioner adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan pertanyaan pertanyaan kepada responden dengan panduan kuisoner.

Kuisoner dalam penelitian ini menggunakan pertanyaan terbuka dan tertutup

2. Observasi

Observasi merupakan metode penelitian dimana melakukan pengamatan secara

langsung pada obyek penelitian.

3. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan

membaca buku-buku, literature, jurnal-jurnla, refensi yang berkaitan dengan

penelitian ini dan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang

sedang dilakukan

3.4 Metode Penarikan Sampel

Penelitian ini dilakukan di salah satu industry yang bergerak pada air minum dari PT

Sariguna Primatirta area tengah cabang Jawa Tengah. Jumlah populasi yang digunakan pada

penelitian ini yaitu sejumlah 245 karyawan. Metode penarikan sampel yang dilakukan adalah

dengan menggunakan cara purposive sampling, dimana jumlah populasi yang dijadikan

sebagai sampel pada penelitian ini adalah perusahaan yang memenuhi kriteria tertentu.

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian ini adalah teknik purposive

sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan atau

persyaratan tertentu (Sugiyono, 2016). Menurut Sugiyono, (2016) alasan meggunakan teknik

purposive sampling ini karena sesuai untuk digunakan untuk penelitian kuantitatif, atau

penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi. Pengambilan sampel berdasarkan

metode ini yaitu dengan mengambil contoh sampel yang telah ditentukan sebelumnya yang
berdasarkan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan. Berdasarkan teknik pengambilan

sampel yang digunakan berikut ini pertimbangan/ persayaratan penentuan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Karyawan yang bekerja lebih dari 1 tahun

2. Karyawan yang bersedia menjadi responden penelitian ini.

Jadi, didapatkan jumlah sampel yang memenuhi kriteria pada penelitian ini yaitu

sebanyak 211 karyawan.

Tabel 3. 2 Kriteria Penarikan Sampel


Keterangan Jumlah

Karyawan PT Sariguna Primatirta area tengah cabang Jawa Tengah 245

Karyawan PT Sariguna Primatirta area tengah cabang Jawa Tengah yang (22)

bekerja lebih dari 1 tahun

Karyawan yang bersedia menjadi responden penelitian ini (12)

Jumlah data yang dapat dijadikan sampel 211

3.5 Metode Pengujian Data

Metode pengujian data merupakan uji data untuk mengetahui kualitas data. Berikut

ini uji data yang digunakan pada penelitian ini:

3.5.1 Uji Intrumen

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu

kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2017). Dalam hal ini

digunakan beberapa butir pertanyaan yang dapat secara tepat mengungkapkan variabel
yang diukur tersebut. Suatu kuesioner dikatakan valid jika nilai loading factor atau

standardized loading estimates ≥ 0,05.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas, merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika

jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu

(Ghozali, 2017). Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika nilai construct reliability (CR) >

0,7 dan nilai variance extracted (VE) > 0,5. Nilai CR dan VE didapatkan dari nilai

standardize loading factor dan nilai error yang dihasilkan oleh AMOS, kemudian di olah

dengan MS. Excel.

3.5.2 Uji Fit Model

Menurut Junaidi, (2021), ada 7 (tujuh) langkah yang harus dilakukan apabila

menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) yaitu:

a) Pengembangan Model Teoritis

Dalam langkah pengembangan model teoritis, hal yang harus dilakukan adalah

melakukan serangkaian eksplorasi ilmiah melalui telaah pustaka guna

mendapatkan justifikasi atas model teoritis yang akan dikembangkan. SEM

digunakan bukan untuk menghasilkan sebuah model, tetapi digunakan untuk

mengkonfirmasi model teoritis tersebut melalui data empirik.

b) Pengembangan Diagram Alur

Dalam langkah kedua ini, model teoritis yang telah dibangun pada tahap pertama

akan digambarkan dalam sebuah diagram alur, yang akan mempermudah untuk

melihat hubungan kausalitas yang ingin diuji. Dalam diagram alur, hubungan antar

konstruk akan dinyatakan melalui anak panah. Anak panah yang lurus
menunjukkan sebuah hubungan kausal yang langsung antara satu konstruk lainnya.

Sedangkan garis-garis lengkung antar konstruk dengan anak panah pada setiap

ujungnya menunjukkan korelasi antara konstruk. Konstruk yang dibangun dalam

diagram alur dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu : 1) Konstruk eksogen

(exogenous constructs), yang dikenal juga sebagai sourcevariables atau

independent variables yang akan diprediksi oleh variabel yanglain dalam model.

Konstruk eksogen adalah konstruk yang dituju oleh garis dengan satu ujung panah.

2) Konstruk endogen (endogen constructs), yang merupakan faktor-faktor yang

diprediksi oleh satu atau beberapa konstruk. Konstruk endogen dapat memprediksi

satu atau beberapa konstruk endogen lainnya, tetapi konstruk eksogen hanya dapat

berhubungan kausal dengan konstruk endogen.

c) Konversi diagram alur ke dalam persamaan

Persamaan yang didapat dari diagram alur yang dikonversi terdiri dari : 1)

Persamaan struktural (structural equation) yang dirumuskan untuk menyatakan

hubungan kausalitas antar berbagai konstruk. Variabel endogen = variabel eksogen

+ variabel endogen + error 2) Persamaan spesifikasi model pengukuran

(measurement model), dimana harus ditentukan variabel yang mengukur konstruk

dan menentukan serangkaian matriks yang menunjukkan korelasi antar konstruk

atau variabel.

d) Memilih matriks input dan estimasi model SEM

menggunakan input data yang hanya menggunakan matriks varians/kovarians atau

matriks korelasi untuk keseluruhan estimasi yang dilakukan. Matriks kovarian

digunakan karena SEM memiliki keunggulan dalam menyajikan perbandingan

yang valid antara populasi yang berbeda atau sampel yang berbeda, yang tidak

dapat disajikan oleh korelasi. Hair et.al dalam Junaidi, (2021) menyarankan agar
menggunakan matriks varians/kovarians pada saat pengujian teori sebab lebih

memenuhi asumsi-asumsi metodologi dimana standar error menunjukkan angka

yang lebih akurat dibanding menggunakan matriks korelasi.

e) Kemungkinan munculnya masalah identifikasi

Problem identifikasi pada prinsipnya adalah permasalahan mengenai

ketidakmampuan dari model yang dikembangkan untuk menghasilkan estimasi

yang unik. Bila setiap kali estimasi dilakukan muncul problem identifikasi, maka

sebaiknya model dipertimbangkan ulang dengan mengembangkan lebih banyak

konstruk.

f) Evaluasi kriteria goodness of fit

Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap kesesuaian model melalui telaah

terhadap berbagai kriteria goodness of fit. Berikut ini beberapa indeks kesesuaian

dan cut off value untuk menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak

menurut Ferdinand dalam Hanike & Anwar, (2018) :

1) Uji Chi-square, dimana model dipandang baik atau memuaskan bila nilai

Chisquare nya rendah. Semakin kecil nilai chi-square semakin baik model itu

dannilai signifikansi lebih besar dari cut off value (p>0,05).

2) RMSEA (The Root Mean Square Error of Approximation), yang

menunjukkan goodness of fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi

dalam populasi (Hair et.al., 1995). Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama

dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang

menunjukkan sebuah close fit dari model itu berdasarkan degrees of freedom.

3) GFI (Goodness of Fit Index) adalah ukuran non statistikal yang mempunyai

rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1.0 (perfect fit). Nilai yang

tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah "better fit".


4) AGFI (Adjusted Goodness of Fit Index), dimana tingkat penerimaan yang

direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau

lebih besar dari 0,90.

5) CMIN/DF adalah The Minimum Sample Discrepancy Function yang dibagi

dengan Degree of Freedom. Chi-square dibagi DF-nya disebut chi-square

relatif. Bila nilai chi-square relatif kurang dari 2.0 atau 3.0 adalah indikasi

dari acceptable fit antara model dan data.

6) TLI (Tucker Lewis Index), merupakan incremental index yang

membandingkan sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model,

dimana sebuah model ≥ 0,95 dan nilai yang mendekati 1 menunjukkan a

verygood fit.

7) CFI (Comparative Fit Index), dimana bila mendekati 1, mengindikasi tingkat

fit yang paling tinggi. Nilai yang direkomendasikan adalah CFI ≥ 0,94.

Dengan demikian indeks-indeks yang digunakan untuk menguji kelayakan

sebuah model adalah seperti dalam Tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1 CFI (Comparative Fit Index)

g) Interpretasi dan modifikasi model

Tahap terakhir ini adalah menginterpretasikan model dan memodifikasi model bagi

model-model yang tidak memenuhi syarat pengujian yang dilakukan. tujuan

modifikasi adalah untuk melihat apakah modifikasi yang dilakukan dapat


menurunkan nilai chi-square; seperti diketahui, semakin kecilnya angka chisquare

menunjukkan semakin fit model tersebut dengan data yang ada. Proses SEM tentu

tidak bisa dilakukan secara manual selain karena keterbatasan kemampuan

manusia, juga karena kompleksitas model dan alat statistik yang digunakan.

Walaupun banyak ahli yang sudah menyadari perlunya membuat model yang dapat

menjelaskan banyak fenomena sosial dalam hubungan banyak variabel, namun

mereka belum dapat menangani kompleksitas perhitungan matematisnya. Saat ini

banyak software yang khusus digunakan untuk analisis model SEM, seperti

LISREL, AMOS, EQS dan Mplus. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

AMOS sebagai alat analisisnya.

h) Sebagai sebuah model persamaan struktur,

AMOS telah sering digunakan dalam pemasaran dan penelitian manajemen

strategik. Model kausal AMOS menunjukkan pengukuran dan masalah yang

struktural dan digunakan untuk menganalisis dan menguji model hipotesis. AMOS

sangat tepat untuk analisis seperti ini, karena kemampuannya untuk : (1)

memperkirakan koefisien yang tidak diketahui dari persamaan linier struktural, (2)

mengakomodasi model yang meliputi latent variabel, (3) mengakomodasi

kesalahan pengukuran pada variabel dependen dan independen, (4)

mengakomodasi peringatan yang timbal balik, simultan dan saling ketergantungan.

3.6 Metode Analisis Data

Teknik untuk menganalisis data adalah dengan menggunakan teknik analisis SEM

(Structural Equation Modelling). Menurut Singgih, (2012) SEM (Structural Equation

Modelling) adalah teknik analisis multivariat yang merupakan kombinasi antara analisis

faktor dan analisis regresi (korelasi), yang bertujuan untuk menguji hubungan-hubungan
antar variabel, sehingga informasi atau hasil yang dicapai mendekati tingkat keakuratan. Data

dianalisis denngan menggunakan SEM (Structural Equation Modelling) diolah melalui

program AMOS (Analysis of Moment Structure). Menurut Jonathan, (2010) AMOS (Analysis

of Moment Structure) merupakan suatu perangkat lunak statistik untuk menganalisis

multivariat. Analisis multivariat yang mampu diselesaikan oleh perangkat lunak ini yang

populer adalah model persamaan struktural (SEM). Tujuan AMOS adalah membantu peneliti

dalam proses perhitungan dan analisis menjadi lebih sederhana.

Penelitian ini menggunakan teknik multivariat Structural Equation Model (SEM),

berdasarkan pertimbangan bahwa SEM memiliki kemampuan untuk menggabungkan

measurement model dan structural model secara simultan bila dibandingkan dengan teknik

multivariat lainnya. Mempunyai kemampuan menguji pengaruh langsung dan tidak langsung

(direct dan indirect). Adapun Software yang digunakan untuk mengolah data ini adalah

AMOS dan program SPSS sebagai alat ukur statistik deskriptif

Uji hipotesis ini digunakan untuk mengukur signifikan pengaruh informasi terhadap

minat beli melalui pengenalan merek, sikap konsumen, dan keyakinan konsumen.

Berdasarkan uraian diatas, maka pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1: Untuk mengetahui adanya Pengaruh Organizational Culture terhadap

Organizational Commitment.

H2: Untuk menganalisis Pengaruh Organizational Culture terhadap Leadership

H3: Untuk mengetahui Pengaruh Organizational Culture terhadap Innovation Capability

H4: Untuk menganalisis Pengaruh Organizational Commitment terhadap Leadership

H5: Untuk mengetahui Pengaruh Organizational Commitment terhadap Innovation

Capability

H6: Untuk menganalisis Pengaruh Leadership terhadap Innovation Capability


H7: Terdapat Pengaruh Organizational Culture terhadap Leadership melalui mediasi

Organizational Commitment

H8: Terdapat Pengaruh Organizational Culture terhadap innovation capability melalui

mediasi leadership

H9: Terdapat pengaruh Organizational Culture terhadap Leadership melalui mediasi

Organizational Commitment

H10: Terdapat pengaruh Organizational Commitment terhadap organizational culture

melalui mediasi leadership.

Langkah terakhir adalah menginterpretasikan model hasil analisis yang telah didapatkan

pada langkah sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai