Organization :
• ILUNI Pusat Comdev Psikososial
• HIMPSI DKI Jakarta; Komunitas Psikolog Peduli; Psikologi Positif
• Industrial Organization Club.
(Cascio, 2013)
Manajemen SDM
NGO Organizational Model
Model Organisasi Nonprofit menempatkan
misi organisasi dan program sebagai
sentral, yang dikelilingi dan didukung oleh:
• Infrastruktur
• Marketing & Image
• Community relationships
• Leadership
• Technology
• Funding
https://roadmapconsulting.org/consultants/c-terrill-thompson/
Elemen NonProfit Org Model
Elemen Definisi
Mision Adalah alasan mengapa kita ada. Termasuk di dalamnya adalah: organization’s mission and vision statements, values, goals and
strategies.
Program Adalah adalah pengejawantahan misi. Termasuk di dalamnya adalah kampanye, layanan. Program dan misi merupakan sentral dari
organisasi non-profit. Sebagian besar orang ingin bergabung dengan organisasi karena programnya.
Infrastructure Adalah sistem yang merupakan kerangka dasar dari organisasi, yang menentukan bagaimana organisasi dikelola, mendefinisikan
peran dan tanggung jawab, pengambilan keputusan dan batas-batas perilaku anggota organisasi yang dapat diterima. Contohnya
adalah: organizational charts, bylaws, polices and procedures, formal communication channels and evaluation methods.
Marketing & Image Adalah aktivitas aspek formal dan informal yang berkaitan dengan advertising and image creation. Termasuk di dalamnya: marketing
plans, marketing materials (such as brochures and websites), logos, atribut pakaian, gedung and media coverage.
Community Adalah kegiatan yang berkaitan dengan bagaimana organisasi bermitra dan berkontribusi kepada masyarakat yang termasuk di
Relationship dalanya adalah organisasi non-profit yang lain, organisasi profit, pemerintah, NGO, tokoh-tokoh masyarakat dan individu-individu
untuk membangun dan menjaga akuntabilitas dan kredibilitas organisasi.
Leadership Model leadership yang berlaku untuk seluruh anggota organisasi dari BOD sampai volunteer.
Funding Adalah salah satu elemen pendukung sentral dari organisasi non-profit. Termasuk didalamnya: foundation grants, government grants,
personal donations, special events and earned income.
Organization Culture Adalah ruh yang membuat organisasi hidup dan bergerak. Termasuk di dalamnya: informal communication, traditions, personal
relationships and shared informal, and usually unspoken, values and beliefs.
Cultural Competency Adalah kompetensi organisasi dan anggotanya dalam berinteraksi dengan perbedaan orang dan budaya.
Environment Adalah tempat di mana lokasi organisasi nonprofit hidup dan beroperasi.
Mengapa Program CORE
1. Stakeholders melihat organisasi nonprofit dari apa yang dilakukan.
2. Orang ingin bergabung dengan Organisasi Nonprofit karena programnya.
3. Program adalah elemen organisasi yang berhubungan dengan misi.
4. Fungsi lain kehilangan esensi tanpa Program
5. Program akan menarik lebih banyak Funding
6. Marketing, Komunikasi & Humas lebih efektif menggunakan konten Program.
7. HC & Budaya Organisasi lebih fokus menyiapkan HC & Organisasi berdasarkan
“Mission/Program Driven”
8. Keuangan, Infrastruktur & Teknologi, lebih fokus menyiapkan keputusan yang tepat
berdasarkan “Mission/Program Driven”
DISRUPSI
TANTANGAN • “Kekacauan”
ORGANISASI AGILITY
HARI INI • Kelincahan/Ketangkasan
DAN KE
DEPAN INFINITELY
Perbedaan
“pendekatan” ini
berkaitan langsung
dengan karakteristik
atau kompetensi
Fuller (1999)
5.Bersedia berusaha lebih giat untuk melokalisir dan memperoleh alat
alat kerja. Dan karena alasan alasan itulah alat kerja para pekerja
layak tiru lebih baik dari pada rekan kerja golongan yang sekedar
sukses.
6.Pekerja yang layak tiru sering menerima coaching dan umpan balik
yang lebih baik dari Manajemennya. Karena Manajemen menyadari
arti pentingnya pengakuan dan imbalan, para pegawai kerap
ditawarkan macam macam insentif.
7.Pelatihan tampaknya bukan penyumbang utama pada mereka yang
menampilkan hasil layak tiru ini. Komponen komponen SDM lainlah
yang lebih berdampak luas pada unjuk kerja.
8.Dan terakhir, kalau Manajemen bisa menghilangkan segala hambatan,
unjuk kerja akan membaik secara dramatis.
Fuller (1999)
Definisi KOMPETENSI
Karakteristik dasar manusia yang dari bukti-bukti
pengalaman nyata ditemukan mempengaruhi atau dapat
digunakan untuk memperkirakan, prestasi kerja di tempat
kerja atau kemampuan mengatasi persoalan pada suatu
situasi tertentu.
Pengetahuan
Karakteristik
Perilaku Prestasi Kerja
Individu
Lingkungan
BEBERAPA PEMAHAMAN
ISTILAH DALAM KOMPETENSI
1. Model Kompetensi
2. Hard Vs Soft Competency
3. Core Vs Job Spesific Competency
4. Kamus Kompetensi
5. Level / Skala Kompetensi
6. Indikator Perilaku
Model Kompetensi
Kesepakatan tentang perspektif (sudut pandang), dimensi,
level analisis, pendekatan dan klasifikasi KOMPETENSI,
yang di susun / dituliskan untuk memudahkan organisasi
membangun dan mengimplementasikan SDM berbasis
KOMPETENSI (SDM-BK)
Model atau Kamus Kompetensi
Soft Competency.
Semua hal yang berkaitan dengan kematangan diri seseorang
yang mempengaruhi Attitude, Sikap Kerja, Motivasi, Minat
dan Inner Life, Sehingga Ia dapat menampilkan kinerja yang
optimal atau kesuksesan dalam menghadapi suatu tugas.
Kompetensi Perilaku Lebih Penting untuk
Jabatan Kompleks
Tingg Kompetensi Perilaku
i Contoh:
• Inisiatif
• Sensitifitas antar Pribadi
• Percaya Diri
Kepentingan
Pengetahuan dan
ketrampilan yang berkaitan
Derajat
dengan tugas
Contoh: pengetahuan tentang:
• produk-produk perusahaan
• peraturan perburuhan
• ketrampilan bernegosiasi
Renda Tingg
h Kompleksitas i
Pekerjaan
Kamus Kompetensi
Kumpulan Batasan, Definisi, Level dan Indikator
Perilaku yang menjadi Referensi organisasi dan
pekerja untuk mengembangkan kapasitas dirinya,
secara optimal sesuai dengan tuntutan visi-misi
organisasi
Dibeberapa organisasi Kamus kompetensi juga
berisi, Kronologis penyusunan, pengembangan dan
implementasi CBHRM di organisasi tersebut, Model
Kompetensi, Core, Primer & Secondary
Competency, Klasifikasi / Cluster Jabatan, Pola
Karir dan sejenisnya.
Core – Primary – Secondary Competency
ACHIEVEMENT ORIENTATION
COMMUNICATION
TEAMWORK
STRATEGIC ORIENTATION
VISIONARY LEADERSHIP
Division
Department
Group
Personal
Level Kompetensi
Level I
o Dapat memperlihatkan kompetensi yang paling mendasar ketika ditugaskan; tahu konsep, praktek praktek dan prosedur yang
pokok; saat menjalankan tugas dibawah pengawasan langsung; pekerjaannya bersifat rutin, perlu dilengkapi instruksi yang
mendetil dan tidak dituntut aspek orijinalitas, dan keaslian ide.
Level II
o Dalam menjalankan tugas terlihat adanya kompetensi tingkat menengah, sanggup menerapkan konsep, praktek, dan prosedur di
bidang tertentu; dapat melaksanakan tugas yang agak bervariasi dan sedikit susah, yang biasanya mencakup tanggung jawab
secara terbatas, masih perlu sedikit evaluasi, orijinalitas dan keaslian ide.
Level III
o Ketika bertugas terlihat kompetensi di tingkat terampil; memiliki dan dapat menerapkan banyak konsep, praktek, dan prosedur di
bidang tertentu saat dihadapkan pada tugas yang rumit; biasanya bekerja cukup dengan pengawasan yang minimal; tetap
berkonsultasi dengan atasan untuk mengatasi persoalan yang rumit; penugasan dapat beragam, tetap membutuhkan evaluasi,
originalitas dan keaslian ide; dapat didukung oleh staf; punya kebebasan bertindak atau mengambil keputusan
Level IV
o Terlihat adanya kompetensi di tingkat yang canggih; punya dan dapat menerapkan pengetahuan luasnya di bidang spesialisasinya
untuk penyelesaian pekerjaan yang lebih kompleks; ada wawasan niaga ( analisis Cost – Benefit) yang luas; menyemangati orang
lain lewat ide ide dan kemampuan merencanakan, menyelesaikan dan mengawasi penugasan, menilai kemajuan dan hasil; dapat
bertindak sebagai pembimbing atau perumus ide; memanfaatkan jaringan kerja internal dan eksternal sebagai duta pihak
organisasi ketika menghadapi pihak yang berkepentingan atau pihak luar.
Level V
o Terlihat adanya kompetensi di tingkat yang Superior (Istimewa); Dapat menjadi nara sumber dan rujukan orang banyak untuk
mengkaji kemampuan/kompetensinya, Dapat menyemangati dan memotivasi orang lain untuk meningkatkan kompetensinya,
dapat bertindak sebagai pembimbing atau penemu ide ide baru untuk mengembangkan kompetensi tersebut.
Level Kompetensi
(??.......)
Skala 1 : Secara signifikan dibawah kriteria yang
dibutuhkan untuk sukses dalam bekerja
Skala 2 : Secara umum tidak memenuhi kualifikasi
(secara kualitas dan kuantitas) dari perilaku
yang diharapkan
Skala 3 : Memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan
Skala 4 : Secara umum melebihi kualifikasi yang
dibutuhkan
Skala 5 : Secara signifikan melebihi kriteria yang
dibutuhkan
Competency Leveling
Nilai &
Strategi
Budaya
Tujuan Perilaku
Kompete
Program/
nsi Kebiasaan
Bisnis
Wajib
Opsional
Masalah Masalah yang dihadapi ketika
Membangun dan Mengidentifikasi Kompetensi
Green pada tahun 1999 melakukan survei tentang sistem (rancangan dan
penggunaan) kompetensi, melihat lima kategori besar hambatan yaitu :
o Keterlibatan,
o Partisipasi,
o Menentukan bentuk pengukuran yang andal dan sahih,
o Mengatasi masalah umpan balik yang negatif lewat
pengukuran yang representatif dan dapat diterima,
o Memastikan relevansi kerja dan memilih metode yang hemat
biaya.
Penelitian lain yang diadakan tahun 1999 dan 2000 menunjukkan apa
saja yang menjadi masalah dalam menerapkan kompetensi antara
lain :
o tidak ada keseriusan yang dari pengelola di tingkat atas,
o ketidak siapan organisasi,
o terbatasnya waktu dan sumber daya untuk merancang model
yang dapat dipertanggung jawabkan secara hukum,
o kurangnya waktu dan sumber daya untuk membuat cara
mengevaluasi yang sahih dan andal, yang selanjutnya akan
digunakan untuk menentukan langkah langkah lanjutan
CONTOH PROSES 1
DENGAN PENDEKATAN
ANALISA SEMANTIK VISI – MISI
PT “XYZ”
CONTOH PROSES 1
VISION
To be the most reliable quality-medicine producer in
Indonesia.
(Menjadi produsen obat bermutu yang paling handal di Indonesia)
MISSION
To produce high quality medicine in order to give the
highest satisfaction to the customers in all over the world
and contribute to human health improvement.
(Memproduksi obat bermutu tinggi agar dapat memberikan kepuasan
tertinggi kepada konsumen di seluruh dunia dan berperan dalam
meningkatkan kesehatan umat manusia)
Visi Menjadi produsen obat bermutu yang
paling handal di Indonesia
Produsen Obat
✔ yang BERMUTU (CO)
dan
✔ yang HANDAL (Exp/Prof)
Misi
✔ Memproduksi obat bermutu tinggi
(Exp/Prof, CO)
✔ agar dapat memberikan kepuasan
tertinggi kepada konsumen (CSO) di
seluruh dunia dan
✔ berperan dalam meningkatkan
kesehatan umat manusia
USULAN KOMPETENSI PT. “XYZ”
Core Personal
EXP-PROF
CSO
CO
Other
Kelompok Kompetensi Generik
(Spencer & spencer)
• Kemampuan Merencanakan dan Mengimplementasikan
• Kemampuan Melayani
• Kemampuan Memimpin
• Kemampuan Mengelola
• Kemampuan Berpikir (Cognitive)
• Kemampuan Bersikap Dewasa
Kemampuan Merencanakan dan
Mengimplementasikan
• Initiative (INT)
• Directiveness (DIR)
• Self-Control (SCT)
• Self-Confidence (SCF)
• Flexibility (FLX)
XL
GAP
S
Panduan Asesmen Kompetensi
• Metode Self Asesmen Kebutuhan Pengembangan
• Metode Asesemen kompetensi vs Potensi untuk Talent (lihat file word
Panduan Asesmen kompetensi)
KUESIONER GAP KOMPETENSI FASILITATOR HI
1 2 3 4 5
B Kompetensi Inti
1 Dynamic: kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan, tidak
kaku dan tidak harus baku dalam melakukan sesuatu.
4 Lean & Socio etrepreneural: (Ramping dan berjiwa mandiri) adalah cara
untu memecahkan permasalahan sosial dengan berkolaborasi lintas
fungsi, membangun tim yang ramping tapi solutif.
No. KOMPETENSI
Understanding Applying Analyzing Evaluating Creating
B Kompetensi Teknis
1 Membangun relasi sosial
2 Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang ada di masyarakat
3 Mengembangkan kesadaran masyarakat untuk berubah menuju kehidupan
yang lebih baik
4 Mengembangkan kapasitas sebagai fasilitator
5 Meningkatkan aksesibilitas antar pemangku kepentingan
6 Membangun visi dan kepemimpinan masyarakat
7 Membangun jejaring dan kemitraan dengan berbagai pihak di masyarakat
baik formal maupun non formal
8 Membangun solidaritas sosial di masyarakat
9
Mengembangkan kapasitas kelembagaan masyarakat dan pemerintahan lokal
10 Memperkuat posisi tawar masyarakat
11 Merancang perubahan kehidupan masyarakat
12 Mengelola pembelajaran di dalam masyarakat
13 Menyiapkan kader pemberdayaan masyarakat
14 Mengembangkan kemandirian masyarakat
15 Mengelola konflik di dalam masyarakat
16 Mengembangkan sistem kontrol sosial
Nilai kompetensi
softskill dan
tehnikal
memerlukan 3
tingkat penilaian:
- Diri sendiri
- Atasan
- Rekan
Penilaian softskill
bisa ditambah
dengan penilaian
sikap oleh
konsultan
psikologi
Pencatatan hasil Asesmen Gap Kompetensi
MATRIKS PENGEMBANGAN KOMPETENSI
• Lihat contoh excell
• Disusun dari hasil gap kompetensi (mengacu kamus) ,
• Informasi dari wewenang jabatan, job description
MATRIX PENGEMBANGAN KOMPETENSI
Presentation Internal
Work Management
Pendahuluan
Manajemen Amil
Pengembangan
berperan aktif merencanakan kebutuhan pengembangan kompetensinya
Kompetensi berdasarkan gap kompetensi.
Pelaksanaan
PelaksanaanPengembangan
Pengembangan
Kompetensi
Kompetensi
Rencana Karir
Individu Pendidikan
Gap
Kompetensi Rencana Evaluasi Hasil Karyawan dg
Pengembangan Pengembangan kompetensi ssi
Pelatihan Kompetensi kebutuhan
Kompetensi
organisasi
Direktori
Kompetensi,
Future Jenis Pengembangan
Competence
Kompetensi Lain
PROGRAM LEARNING AND DEVELOPMENT
Learning Technology Roadmap 2022
2021
2020
2019
Source:
Learning Tribes
DE F I N I T I O
N
DASHBOAR
SYSTEM D
LEARNING INTERLINK MANAGEME INTEGRAT
PLAN RESOURCE (HCMS, SSO, NT ED
MODULE Others) HELPDES
MANAGEME
K
NT
COURSE o EXPERT
MATERIAL MANAGEMENT
LIM MODULE (Modular) o INTEGRATED
(Enhancement of LEARNING CYCLE
Lv.5)
TELKOM DIGITAL
LEARNING SERVICES &
FEATURES
DIGITAL LEARNING
http://digitallearning.telkom.co.id
“Anytime – anywhere web-based
COGNITIUM LMS
http://corpu.telkom.co.id
KAMPIUN
http://kampiun.telkom.co.id
“A web-based knowledge sharing
“A Learning Management
interactive learning classified by repository, competency center,
System (LMS) as the learning
stream“ and virtual discussion”
portal & integration towards
all Knowledge System in
419 Telkom” 36.428
courses repositories
Pak Andi kemudian bergabung dalam program Ia bekerja dengan timnya yang belajar strategi Tim Pak Andi mengadakan after-action review setelah
meluncurkan kampanye sukses untuk mengindentifikasi
In Person
2 1 6
How we
Measure it?
Learning impact measurement
Learning Impact is measured in accordance with
the training objectives
Level 5 : Results
Results evaluation is the effect on the business or environment
by the trainee
Level 3 : Behavior
Behavior evaluation is the extend of applied learning back on the job-
implementation
Level 2 : Learning
Learning evaluation is the measurement of the increase in knowledge before and
after
Level 1 : Reaction
Emporium Dashboard
Emporium Dashboard
Emporium Dashboard
Emporium Dashboard
Emporium Dashboard
Sources: Cindy Hubert, 2018,
VIDEO
75%
Executive Director. APQC
CHALLENGES LEARNING
and Knowledge Anyware
MICRO
INFORMAL
Video is the new flipchart
98% LEARNING
LEARNING 80% MOBILE 75% of mobile workers
LEARNING of business regularly multi-task
mobile subscribers executives watch
work-related
80%
The adult attention
videos on a
177.9 mi 6.8 bn weekly basis.
span (8 sec.) is
Indonesia world wide shorter than the
of all corporate attention span of a
learning takes Nearly all millennial
goldfish (9 sec.)
place via on-the-job employees under 25 expect
interactions with to find a virtual learning
peers, experts and
8
of mobile learners platform within their
managers;
delivered without
99% believe the mobile employer’s work
second
format enhanced their environment.
lectures
learning.
67%
of mobile workers
user social
80%
of all employees
61% Nearly 80%
media for work of surveyed senior executives of learners claim they
use their
or professional take daily game breaks at would be more
smartphones at
purposes work. Over half say they do productive if their work
work.
so to “feel more productive” was more game-like.
70/20/10 Model
Metode Deskripsi
EVALUASI:
Melakukan review terhadap aktivitas yang telah dilakukan
- Apa yang telah diselesaikan
- Apa yang telah berjalan dengan baik
- Apa yang telah efektif dilakukan
- Apa yang masih belum efektif
- Hal apa yang belum berjalan semestinya sesuai harapan?
- Apa hal yang masih memerlukan perbaikan?
TEAM
• Must Do: Menentukan langkah dan hal hal apa yang perlu dilakukan
untuk mendapatkan hasil:
1. Apa yang perlu dilakukan untuk mencapai hasil tersebut?
2. Sumber daya apa yang diperlukan
Accomplishment:
Menentukan apa yang menjadi target hari ini.
3. Apa yang akan diselesaikan hari ini?
4. Apa kriteria selesai dari tugas tersebut?
5. Hasil apa yang akan diperoleh di akhir hari ini?
6. Hasil apa yang akan diserahkan hari ini?
ALTERNATIF METODE PENGEMBANGAN
Metode Deskripsi
Under Achiever
Under Performer ▪ Coaching & ▪ On the job dev.
Low ▪ Counseling Counseling ▪ Coaching &
▪ Manage Out ▪ On the job Dev Couseling
▪ Reposition ▪ Reposition
4 Prosentase karyawan yg ditraining per tahun Total Karyawan yg mendapat training : Total Karyawan
5 Staf SDM per 1000 karyawan Jumlah Staf SDM : Total Karyawan (per 1000) 13.2 13.3 12.7
6 Rasio Penghematan per biaya training Total penghematan : Biaya Training
7 Profit per karyawan per tahun Total Gross Profit : Total Karyawan Rp144,842,562 Rp205,464,481 Rp204,558,625
8 Biaya training per peserta per hari Total Biaya Training : Total peserta : Rata-rata hari Training Rp284,061 Rp570,167 Rp985,083
10 Jumlah karyawan yg sudah mendapatkan training Total karyawan yang sudah di training : Total karyawan
sesuai kompetensi