NIM : 2032010017
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI……..……………………………………………………………….i
BAB I……………………………………………………………………………...1
PENDAHULUAN………………...………………………………………………1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………….1
1.3 Tujuan………………………………………………………………………2
BAB II………………...…………………………………………………………..3
TINJAUAN PUSTAKA…………..………………………………………...…....3
2.1 Uji Biokimia………………………………………………………………..3
2.2 Uji Katalase………………………………………………………………...3
2.3 Methyl-Red Test dengan Voges-Proskauer test…………………………….4
2.4 Hidrolisa Kanji…………………………………………………………......4
2.5 Media Tumbuh Mikroorganisme……………………………………….......5
2.6 Aplikasi Uji Biokimia di Industri…………………………………………..6
2.7 Klasifikasi Bakteri………………………………………………………….7
2.7.1 Straphylococcus aureus……………………………………………….8
2.7.2 Escherichia coli……………………………………………………….9
BAB III……………………...…………………………………………………...11
METODOLOGI PERCOBAAN……………….………………………………11
3.1 Alat dan Bahan……………………………………………………………11
3.1.1 Alat…………………………………………………………………..11
3.1.2 Bahan………………………………………………………………...11
3.2 Cara Kerja…………………………………………………………………11
3.2.1 Uji MR&VP…………………………………………………………11
3.2.2 Uji Katalase……...…………………………………………………..12
3.2.3 Uji Hidrolisa Kanji…………………………………………………..12
DAFTAR PUSTAKA………...…………………………………………………13
LAMPIRAN………………...…………………………………………………...14
SKEMA KERJA.....……………………………………………………………..14
SKEMA ALAT…..……………………...………………………………………17
BUKTI DAFTAR PUSTAKA...………………..………………………………20
i
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
ii
Tabel 1.1 Skema Alat Praktikum Uji MR-VP…………………………………...17
Tabel 1.2 Skema Alat Praktikum Uji Katalase…………………………………..18
Tabel 1.3 Skema Alat Praktikum Uji Hidrolisa Kanji…………………………...19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum uji biokimia adalah sebagai berikut :
1. Untuk mempelajari apakah suatu mikroorganisme mengandung enzim
katalase.
2. Untuk mempelajari dihasilkan atau tidaknya asam organik oleh suatu
mikroorganisme
3. Untuk mengetahui kemampuan mikroorganisme dalam penguraian kanji atau
zat tepung.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Uji katalase juga merupakan suatu pengujian terhadap bakteri yang digunakan
untuk mengetahui jenis bakteri. Jenis yang dimaksud adalah bakteri aerob, bakteri
anaerob, maupun bakteri obligat. Uji katalase ini digunakan untuk mengetahui
kemampuan mikroorgansime dalam menguraikan hidrogen peroksida dengan
menghasilkan enzim katalase tersebut. Enzim katalase dapat ditemukan pada
semua jenis eukariot aerob untuk memusnahkan racun toksik yang terbentuk dari
reaksi oksidasi. Enzim sendiri bertugas sebagai katalisator yang meningkatkan
kecepatan reaksi kimia. Tanpa enzim, reaksi kimia akan berlangsung sangat
lambat karena tidak terdapatnya katalisator. Dalam percobaan uji katalase,
dikatakan uji katalase positif jika terdapat gelembung, dan dikatakan uji katalase
negatif jika tidak dihasilkan gelembung pada percobaan (Raharjo 2012).
4
isomaltosa, maltose, dan glukosa. Hidrolisis pati terdiri atas liquifikasi dan
sakarifikasi. Liquifikasi adalah proses pencairan gel pati untuk memperoleh
viskositas yang lebih rendah dengan cara menghidrolisis pati menjadi molekul-
molekul yang lebih sederhana yaitu oligosakarida atau dekstrin melalui bantuan
enzim amilase (Ayu, 2015).
Prose liquifikasi diawali dengan gelatinisasi pati atau pemanasan granula pati
dengan air hingga mengembang dan rusak. Suhu gelatinisasi ini diatur pada suhu
kisaran 660C, sehingga pati dapat terlarut ditandai dengan menurunnya viskositas
larutan. Sedangkan sakarifikasi adalah ketika dekstrin hasil liquifikasi akan
dihirolisis lebih lanjut oleh enzim tunggal (glukoamilase) maupun enzim
campuran (glukoamilase dan pullulanase) yang biasa disebut dengan dextrozyme
untuk dikonversi menjadi glukosa. Hidrolisis enzimatis pada kanji ini bertujuan
untuk membuat gula cair dari bahan baku pati. Pada proses liquifikasi pati akan
dipecah menjadi dekstrin, maltose, dan glukosa. Dekstrin merupakan hasil
hidrolisis pati yang tidak sempurna yang melibatkan alkali dan oksidator.
Pengurangan panjang rantai tersebut akan menyebabkan perubahan sifat dimana
pati yang tidak mudah larut dalam air diubah menjadi dekstrin yang mudah larut.
Deskstrin sendiri memiliki sifat yang sangat mudah larut dalam air panas ataupun
dingin dengan viskositas yang lebih rendah (Ayu, 2015).
5
atau gelatin. Berdasarkan bentuknya, media pertumbuhan bakteri dapat dibedakan
menjadi tiga media berikut :
1. Media padat (solid)
Media ini berbentuk padat yang terdiri dari nutrisi dengan penambahan agar-
agar sebagai pemadat. Dibuat padat dalam cawan petri atau dalam bentuk agar
miring dalam tabung. Media padat dibuat dengan menambahkan komponen
pemadat seperti agar ke dalam kaldu. Contohnya adalah media nutrien agar (NA)
yang umumnya digunakan untuk mempelajari koloni bakteri atau untuk
mendapatkan koloni terpisah untuk memperoleh biakan murni.
2. Media cair (broth)
Media ini terdiri dari nutrisi-nutrisi yang berbentuk cair. Media cair
ditambahkan dengan komponen pemadat yang ketika dalam suhu kamar,
wujudnya akan selalu cair. Contoh media cair adalah kaldu nutrien (nutrient
broth). Media cair digunakan untuk membiakkan mikroorganisme dalam jumlah
besar, penelaan fermentasi, dan perlakuan berbagai macam uji. Media ini tidak
cocok untuk pengasingan bakteri untuk memperoleh biakan murni dan juga tidak
dapat dipakai untuk mempelajari koloni bakteri.
3. Media setengah padat (semi-solid)
Media ini juga dibuat dengan penambahan komponen pemadat seperti agar
yang hanya setengah atau kurang dari komposisi seharusnya ke dalam nutrisi.
Dengan demikian, konsistensi media ini lebih rendah dibandingkan media padat.
Media setengah padat ini digunakan untuk menguji ada tidaknya motilitas atau
pergerakan sel bakteri dan menguji kemampuan fermentasi bakteri.
Berdasarkan sifat atau kegunaannya, media pertumbuhan bakteri juga dapat
dikelompokkan ke dalam 8 kelompok berikut :
1. Media Umum (untuk pertumbuhan satu atau lebih bakteri)
2. Media Pengaya (untuk suatu jenis bakteri yang diberi kesempatan lebih cepat
tumbuh)
3. Media Pemupuk (untuk mempersubur bakteri tertentu)
4. Media Pembanding (untuk pertumbuhan bakteri dengan sifat tertentu)
5. Media Selektif (untuk satu jenis bakteri dengan mematikan bakteri lain)
6. Media Khusus (untuk pertumbuhan bakteri dengan tambahan bahan khusus)
7. Media Serbaguna (untuk menunjang pertumbuhan sebagian besar bakteri)
(Didimus, 2015)
6
pada reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada sel hidup, batasan, regulasi,
interaksinya dengan lingkungan, saling berpengaruh dan bagaimana reaksi-reaksi
ini bekerjasama dalam kehidupan di lingkungan. Salah satu contoh penerapan
biokiia di industri farmasi adalah penemuan berbagai vitamin dan fungsinya
sebagai kofaktor reaksi enzimatik yang mengatasi masalah kesehatan. Contoh
lainnya dalam industri iala penemuan struktur, fungsi, dan metablisme berbagai
asam amino esensial dan berbagai unsur kelumit (Maggy, 2018).
Dalam teknologi atau industri pangan, aplikasi biokimia digunakan dalam
fermentasi yang didefiniskan sebagai seluruh perombakan senyawa organik yang
dilakukan mikroorganisme dengan melibatkan enzim yang dihasilkannya sebagai
biokatalis. Fermentasi ini dapat meningkatkan nilai tambah suatu produk.
Fermentasi telah dimanfaatkan sejumlah industri biokimia yang dapat membuat
suatu makanan menjadi tahan lama. Contohnya adalah aplikasi biokimia dalam
industri tempe, oncom, kecap, tape, dan natoo yang memanfaatkan kapang
Rhizopus. Di Indonesia sendiri, pemerintah sudah memberikan fasilitas yang
diperlukan investor untuk mengembangkan industri biokimia. Salah satu
contohnya adalah industri petrokimia yang bergantung pada minyak dan gas
sebagai bahan baku seperti nafta dan kondensat (Maggy, 2018).
7
atau pendek.
c. Tertrad yaitu penataan sel bakteri kokus dalam kelompok empat-empat sel
membentuk persegi empat.
d. Stafilokokus yaitu kumpulan sel bakteri kokus yang tidak beraturan dan
bergerombol membentuk seperti buah anggur.
e. Sarcina yaitu kumpulan sel bakteri kokus membentuk kubus yang terdiri
dari delapan sel atau bisa lebih.
Selanjutnya terdapat pula sel bakteri berbentuk batang atau basil dengan
nama latin Bacillus. Bentuk bakteri basil akan membentuk beberapa macam
pengelompokan sel seperti berikut :
a. Diplobasil yaitu penataan sel bakteri basil yang berkelompok dua-dua sel
atau berpasangan.
b. Streptobasil yakni penataan sel bakteri basil yang membentuk rantai
Selanjutnya bentuk bakteri yang ketiga adalah spiral. Bakteri ini tidak
membentuk pengelompokkan atau saling menempelkan dinding selnya dengan
dinding sel bakteri lain. Bakteri ini selalu terpisah dengan ketegaran dinding
selnya. Pengelompokannya sebagai berikut :
a. Penataan sel kokus menghasilka diplokokus dan streptokokus yang
membentuk spiral.
b. Penataan sel basil
c. Penataan sel spiral.
8
Famili : Micrococcaceae
Genus : Staphylococcus
Spesies : Staphylococcus aureus
Bakteri Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif berbentuk
bulat dengan diameter 0,7-1,2 nm yang tersusun dalam kelompok-kelompok tidak
teratur seperti berbentuk buah anggur, fakultatif anaerob, tidak membentuk spora,
dan tidak bergerak. Bakteri Staphylococcus aureus termasuk jenis bakteri yang
daya tahannya paling kuat. Bakteri ini tumbuh pada suhu optimum 370C namun
membentuk pigmen paling baik pada suhu kamar sekitar 20-25 0C. Bakteri ini
merupakan bakteri koagulase positif dan memfermentasi manitol. Hal ini yang
membedakan bakteri Staphylococcus aureus dengan spesies Staphylococcus
lainnya. Koloni Staphylococcus aureus pada medium padat berbentuk halus,
bulat, meninggi, dan berkilau. Bakteri Staphylococcus aureus mempunyai
kemampuan melakukan pembelahan dan menyebar luas ke dalam jaringan dan
melalui produksi beberapa bahan ekstraseluler yang dapat menyebabkan penyakit.
Beberapa bahan tersebut adalah enzim sedangkan lainnya berupa toksin.
Staphylococcus aureus menghasilkan tiga macam metabolit antara lain metabolit
nontoksin, eksotoksin, dan enterotoksin (Amalia, 2013).
9
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Eschericihia coli
Bakteri Eschericihia coli memiliki flagel dengan ukuran 0,4-0,7 nm x 1,4
nm dengan simpai. Eschericihia coli memiliki panjang sekitar 2 nm, diameter 0,7
nm dengan lebar 0,4-0,7 nm dan bersifat anaerob fakultatif. Bakteri ini
membentuk koloni yang bundar, cembung, dan halus dengan tepi yang nyata.
Bakteri ini bersifat anaerob fakultatif dimana dapat hidup pada keadaan aerop
maupun anaerob. Oksigen digunakan sebagai sumber karbon dari luar yang
berfungsi sebagai tenaga untuk tumbuh baik secara oksidatif. Bakteri Eschericihia
coli hidup anaerob dengan menggunakan cara fermentasi sebagai penghasil energi
untuk kelangsungan hidup (Lies, 2016).
10
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1.2 Bahan
Beberapa bahan yang dibutuhkan untuk melakukan praktikum sebagai
berikut:
1. Bakteri Eschericia coli secukupnya
2. Bakteri Staphylococcus aureus secukupnya
3. H2O2 3 % 1 tetes
4. KOH1 5 tetes
5. Lugol 3 tetes
6. Media NA + Kanji secukupnya
7. Media NB 5 ml
8. Methyl Red 3 tetes
9. Napthol 8 tetes
11
3.2.2 Uji Katalase
Langkah kerja praktikum uji katalase adalah sebagai berikut:
1. Mengambil sedikit dari kultur biakan bakteri menggunakan jarum ose.
2. Mensuspensikan biakan pada gelas objek, kemudian meneteskan larutan H 2O2
3 % sebanyak 1 tetes.
3. Mengamati selama kurang lebih 5 m3nit apakah terdapat gelembung gas
setelah pencampuran.
12
DAFTAR PUSTAKA
13
LAMPIRAN
SKEMA KERJA
Hasil
14
2. Skema Kerja Praktikum Uji Katalase
Staphylococcus aureus
Escherichia coli
H2O2 3 %
Hasil
15
3. Skema Kerja Praktikum Uji Hidrolisa Kanji
Staphylococcus aureus
Escherichia coli
H2O2 3 %
Lugol
Hasil
16
SKEMA ALAT
17
3. Ditambahkan methyl red pada sisa biakan
18
3. Diamati selama 5 menit apakah terdapat
gelembung gas
19
3. Diinkubasi dalam inkubator selama 48 jam
20
21
22
23
24
25
26
27