Anda di halaman 1dari 4

OK HARI INI

RABU, 12 JULI 2023

*Peringatan Orang Kudus dibacakan oleh Host sebelum masuk kedalam topik
pembahasan*

Gereja Katolik memperingati Orang Kudus :


1. Santo Louis Martin
2. Santa Marie – Azelie Guerin Martin
3. Santo Yohanes Gualbertus

Topik Pembahasan :
“Pengaku Iman: Santo Hendrikus memerintah demi kemuliaan
Tuhan”
Naskah
Pengaku Iman: Santo Hendrikus memerintah demi
kemuliaan Tuhan

Pengaku Iman (bahasa Inggris: Confessor of the Faith, atau Confessor saja) adalah
suatu gelar yang diberikan oleh Gereja Kristen untuk salah satu jenis orang
kudus/suci (santo/santa).
Dalam Gereja Katolik Roma, gelar ini diberikan kepada santo dan beato yang tidak
wafat sebagai martir. Secara historis, gelar Pengaku Iman diberikan kepada mereka
yang telah menderita penganiayaan dan penyiksaan tetapi tidak sampai pada titik
kemartiran. Seiring dengan tampilnya Kekristenan sebagai agama dominan di Eropa
pada abad ke-5, penganiayaan menjadi sangat jarang terjadi, dan gelar ini diberikan
kepada santo yang menjalani suatu kehidupan dalam kekudusan dan meninggal
dunia dalam damai.
Santo Hendrikus (atau Santo Heindrich II dalam Bahasa Inggris), Pengaku Iman
sebenarnya kita rayakan besok tanggal 13 Juli. Namun dalam program Acara OK
Hari Ini di hari rabu maka tidak salahnya kita membahas teladan suci dari sosok
Santo Hendrikus sang Pengaku Iman.
Tentang Santo Hendrik – Sang Pengaku Iman
Heindrich lahir di Bavaria pada tanggal 6 Mei 972. Pangeran Bavaria ini dijuluki
dengan nama yang ganjil 'Heindrich der Zanker', artinya Henrikus Sang Jagoan.
Julukan ini tepat sesuai dengan tabiatnya yang suka bertarung dan tiada henti-
hentinya berperang. Seluruh waktunya tersita di medan pertempuran dan tiada
waktu baginya untuk mendidik putranya yang sama namanya, yaitu Heindrich.
Meskipun demikian ia tidak menghendaki pendidikan anaknya terlantar sama sekali.
Anaknya dipercayakan kepada para biarawan untuk dididik.
Suatu ketika dalam suatu penglihatan ajaib, Heindrich II ditemui oleh gurunya, Santo
Wolfgang. Santo Wolfgang, gurunya, menunjukkan kepadanya kata 'sesudah enam'.
Penglihatan ini membuatnya terus bersiaga, karena ia mengira bahwa setelah enam
tahun ia bakal mati. Selama kurun waktu enam tahun itu, ia terus berjaga-jaga dan
berdoa. Pada akhir tahun keenam, ia baru mengerti arti penglihatan itu: ia dipilih
menjadi raja Jerman, menggantikan ayahnya.
Karena telah terbiasa dengan cara hidup yang selalu siaga penuh dan selalu dekat
dengan Tuhan, maka ketika ia naik tahkta ia bertekad: memerintah demi kemuliaan
Tuhan. Sasaran utama pemerintahannya ialah ketertiban dalam seluruh kerajaan
dan pembaruan Gereja.
Sepeninggal pamannya Otto III pada tahun 1002, ia dipilih menjadi kaisar. Namun ia
terlebih dahulu harus berperang selama 12 tahun sebelum menduduki tahkta
kekaisaran. Ia menyerang Italia untuk menjatuhkan Arduin dan Ivera dan dinobatkan
menjadi raja Lombardia pada tahun 1004. Ia menghalau suku-suku bangsa Slavia
yang menyerang wilayahnya. Kemudian ia membebaskan Bohemia dari kekuasaan
Boleslav I dari Polandia, dan menyatukan daerah Bohemia, Moravia dan Burgundia
ke dalam wilayah kekuasaannya. Ia menyerahkan kembali Hungaria kepada Gereja.
Kemudian lagi, ia mengusir Paus tandingan Gregorius dan mengembalikan Paus
Benediktus VIII ke atas tahkta kePausan. Akhirnya pada tahun 1014 ia dinobatkan
menjadi kaisar di gereja Santo Petrus di Roma. Ia mendirikan tahkta Bamberg dan
bersama istrinya Kunigunde berusaha memperbaharui kehidupan Gereja., mengikuti
aturan biara Kluni. Ia menyumbangkan banyak harta kekayaannya untuk mendirikan
gereja-gereja dan biara.
Heindrich sangat disegani dan dianggap sebagai kaisar yang adil dan murah hati.
Diantara bangunan-bangunan yang ia dirikan, katedral Bamberg adalah yang paling
indah. Ia meninggal dunia di Grona, dekat katedral Bamberg berdampingan dengan
Santa Kunigunde, istrinya. Heindrich dinyatakan Gereja sebagai 'Santo' pada tahun
1146 oleh Paus Eugenius III (1145-1153).

Kesimpulan: (Inti dari cerita diatas bisa diringkas demikian):


Santo Hendrikus II (973-1024) adalah raja Jerman yang diangkat sebagai Kaisar
Romawi Suci pada tahun 1014. Ia dianggap sebagai seorang pengaku iman karena
ia memerintah demi kemuliaan Tuhan dan berjuang untuk menyatukan gereja dan
negara.
Santo Hendrikus dilahirkan di Hildesheim, Jerman, pada tahun 973. Ia dinobatkan
sebagai raja Jerman pada tahun 1002 setelah kematian ayahnya. Setelah naik
takhta, Santo Hendrikus memerintahkan agar semua pendeta mengikuti ajaran
Katolik Roma yang diakui oleh kepausan, dan menolak praktik-praktik pagan dan
ajaran sesat lainnya.
Santo Hendrikus juga berjuang untuk menyatukan gereja dan negara. Ia bekerja
sama dengan Uskup Agung Willigis dari Mainz dan Paus Benediktus VIII untuk
meningkatkan kualitas pendidikan para pendeta dan mengurangi korupsi di dalam
gereja.
Di masa pemerintahannya, Santo Hendrikus membangun banyak gereja dan biara,
termasuk biara di Bamberg yang menjadi markasnya. Ia juga memberikan bantuan
finansial dan bantuan lainnya kepada para biarawan dan biarawati, serta
mendukung mereka dalam melakukan karya sosial bagi masyarakat.
Berikut adalah tiga nilai keteladanan Santo Hendrikus bagi kakek dan nenek:
Memerintah demi kemuliaan Tuhan: Santo Hendrikus memegang teguh prinsip
bahwa pemerintahan seharusnya dilakukan demi kemuliaan Tuhan dan bukan demi
kepentingan pribadi atau kelompok tertentu. Ia menunjukkan bahwa seorang
pemimpin harus memiliki tujuan yang tinggi dan mulia serta bertanggung jawab
dalam memimpin bangsanya.
Berjuang untuk menyatukan gereja dan negara: Santo Hendrikus mengajarkan
bahwa gereja dan negara harus saling mendukung dan bekerja sama demi kebaikan
umat. Ia memberikan contoh tentang pentingnya harmoni antara kedua lembaga
tersebut dan bahwa seorang pemimpin harus mampu menjaga keseimbangan
antara keduanya.
Peduli pada pendidikan dan karya sosial: Santo Hendrikus memberikan perhatian
yang besar terhadap pendidikan para pendeta dan membangun banyak gereja dan
biara sebagai tempat belajar mereka. Selain itu, ia juga mendukung para biarawan
dan biarawati dalam melakukan karya sosial bagi masyarakat, menunjukkan bahwa
seorang pemimpin harus memiliki perhatian yang besar pada kesejahteraan
masyarakatnya.

Pertanyaan host kepada narasumber:


1. Seperti Santo Hendrikus ini yang menggunakan jabatannya untuk melayani
Tuhan. Semangat ini jarang ditemui di jaman ini. Bagaimana cara menjaga
sikap hati agar tertuju pada keilahian Allah di Jaman ini?
2. Mengapa Pengaku Iman menjadi salah satu topik yang penting dalam iman
gereja Katolik?
Pertanyaan host kepada Oma/Opa:
1. Bagian mana yang paling disuka oleh oma/opa dari cara hidup Santo
Hendrikus sang pengaku iman ini?
2. Boleh jelaskan sedikit pengalaman yang ada keterkaitannya dengan teladan
hidup yang oma/opa jelaskan?

Catatan: Pertanyaan ini akan berkembang seiring suasana


dan situasi dalam podcast

Anda mungkin juga menyukai