Anda di halaman 1dari 13

PENDEKATAN NORMATIF DALAM STUDI ISLAM

Tugas ini Disusun Guna Memenuhi Mata Kuliah ”Methodologi Studi Islam”

Dosen Pengampu :

Yu’timaalahuyatazaka, S.Pd.I, M.Pd.I

Oleh:

Miftahun Najihah M (1600031005)

Winda Nur Hidayah (1600031010)

Desy Mulyati (1600031026)

Muhammad Thoyib H (1600031053)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN DIRASAH ISLAMIYAH

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

2016
ABSTRAK

Normative comes from the english language has meaing norm of norms, teaching,
reference, provisons.

In speech normative has the meaning in english that are norm of norms, tteachngs,
reference, provision on the subject of good and bad that can be done and what not to do. In
terms normative approach is the study of islam that sees a problem from a legal-formal or
normative it self. Legal-formal is the law that learn about halal and haram, and etc. While the
normative is all the teachings that contained in the text. This the normative approach has
many wide scope because all the approaches used by the master of usul fiqih (usuliyin). A
master of islam (Jurists), master of exclamation of passages (mufassirin) danah lihadits
(muhadditsin) there is relation of legal-formal and the theory of islam from then sources
including the normative approach.

Page| 2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami
kerahmatan , hidayah serta inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
mata kuliah Methodologi Studi Islam Semester ke-1 tahun 2016/2017.
Berkat rahmat dan karunianya, serta di dorong kemauan yang keras disertai
kemampuan yang ada, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang membahas
tentang “PENDEKATAN NORMATIF DALAM STUDI ISLAM” dalam mata kuliah
Methodologi Studi Islam.

Makalah kami membahas dari pengertian pendekatan normatif dalam studi islam itu
sendiri hingga kepada macam-macam dan aplikasinya. Menyertai pembahasan secara ringkas
dan juga membatasi ruang lingkup pembicaraan kami, agar pembaca dapat memahami dan
mengikuti alur makalah dengan baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Karena
keterbatasan ilmu dan pengetahuan, maka kritik dan saran sangat dibutuhkan dan perlunya
koreksi yang ada, sangat kami harapkan demi kebaikan dimasa mendatang dan semoga
bermanfaat.

Yogyakarta, 25 September 2016

Page| 3
DAFTAR ISI
ABSTRAK __________ 2

KATA PENGANTAR __________ 3

DAFTAR ISI __________ 4

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang __________ 5

b. Rumusan Masalah __________ 5

c. Tujuan Masalah __________ 5

BAB II

PEMBAHASAN

a. Pengertian Pendekatan Normatif __________ 6

b. Metode dan Pendekatan __________ 8

c. Cara Mengimplementasikan Pendekatan Normatif _________ 9

BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan __________ 11

b. Kritik dan Saran __________ 11

DAFTAR PUSTAKA __________ 12

Page| 4
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk menjadi seseorang yang diberi kepercayaan dalam menyampaikan


sesuatu atau menyalurkan ilmu kepada individu-individunya, kita bukan saja harus
memiliki ilmu itu sendiri. Namun juga harus menguasi cara agar apa yang kita
sampaikan dapat diterima dengan baik.
Maka dari itu mathodologi studi islam berperan penting dalam hubungan
timbal balik antara pemberi dan penerima. Methodologi studi islam mengkaji cara
agar segala sesuatu yang ingin disampaikan berjalan sesuai keinginan, namun dengan
kaidah tertentu, dan proses pembelajaran pun terlaksana. Selanjutnya, cara pengkajian
ini juga perlu diperhatikan methodenya, termasuk patokan agar mampu membedakan
mana yang benar dan mana yang salah.
Oleh karena itu, kita sebagai calon guru harus berusaha menggunakan
pendekatan normatif. Karena kita bisa memilah-milah mana yang baik dan mana yang
salah tadi. Kita juga harus mentaati peraturan yang berada dalam islam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendekatan normatif?
2. Bagaimana metode dan pendekatannya?
3. Bagaimana cara mengimplementasikan pendekatan normatif?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pendekatan normative.
2. Untuk mengetahui metode dan pendekatannya.
3. Untuk mengetahui cara mengimplementasikan pendekatan normative.

Page| 5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendekatan Normatif


Kata normatif berasal dari bahasa inggris norm yang berarti norma, ajaran,
acuan,ketentuan tentang masalah yang baik dan buruk, yang boleh dilakukan dan
yang tidak boleh dilakukan.Pada aspek normativitas, studi Islam agaknya masih
banyak terbebani oleh misi keagamaan yang bersifat memihak sehingga kadar muatan
analisis, kritis, metodologis, historis, empiris terutama dalam menelaah teks-teks atau
naskah keagamaan produk sejarah terdahulu kurang begitu ditonjolkan, kecuali dalam
lingkungan peneliti tertentu yang masih sangat terbatas.
Kata norma selanjutnya masuk ke dalam kosa kata bahasa indonesia dengan
arti antara lain ukuran untuk menentukan sesuatu atau ugeran.

Pendekatan Normatif adalah studi Islam yang memandang masalah dari sudut
legal-formal dan atau normatifnya. Maksud legal-formal (halal/haram) adalah
hubungannya dengan boleh atau tidak, dan sejenisnya. Sementara normative adalah
seluruh ajaran yang terkandung dalam nash. Dengan demikian, pendekatan normative
mempunyai cakupan yang sangat luas. Sebab seluruh pendekatan yang digunakan
oleh ahli usul fikih (usuliyin), ahli hukum Islam (fuqaha), ahli tafsir ( mufassirin), dan
ahli hadis (muhaddithin) yang berusaha menggali aspek legal-formal dan ajaran Islam
dari sumbernya adalah termasuk pendekatan normative. Ada juga yang menggunakan
pendekatan juridis dan membedakannya dengan normative. Maksud pendekatan
juridis adalah pendekatan yang menggunakan ukuran perundang-undangan.
Pembedaan ini sah adanya, meskipun kedua istilah ini juga boleh digunakan untuk
menunjukkan maksud yang sama. 1

1
Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, M.A, PENGANTAR STUDI ISLAM, ACAdeMIA+TAZZAFA, Yogyakarta,
2012, hlm. 189

Page| 6
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Pendekatan normatif ini memiliki kelebihan dan kekurangan.

1. Kelebihan

Kelebihan dari pendekatan normatif adalah melalui pendekatan ini seorang akan
memiliki sikap mencintai dalam beragama yakni berpegang teguh kepada agama yang
diyakininya sebagai yang bnar tanpa memandang dan meremehkan agama lain. Dengan
pendekatan yang demikian seseorang akan memiliki sikap fanatis terhadap agama yang
dianutnya.

2. Kekurangan

a. Bersifat eksklusif (khusus, terpisah dari orang lain)

b. Dogmatis/tertutup

Dogmatis adalah sikap seseorang atau karakteristik seseorang yang cenderung


tertutup. Sangat dianjurkan untuk orang-orang yang mempunyai sikap atau karakteistik ini
untuk berusaha menghilangkan atau paling tidak untuk menguranginya, karena sikap atau
karakteristik ini sangat tidak efektif dalam komunikasi interpersonal sehari-hari. Dogmatis
tidak identik dengan orang yang sedikit bicara. Kadang-kadang orang gampang sekali menilai
seseorang itu tertutup hanya karena sedikit bicara, atau pendiam. Lawan dari dogmatis
adalah open mindedness (sikap terbuka). Orang yang mempunyai sikap atau karakteristik
terbuka lebih berpotensi hidup tenang, toleran, lebih bisa mendengar (hear), sabar dan
pengertian.

Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan dituliskan contoh-contoh dari karakteristik orang
yang dogmatis atau bersikap tertutup (dikutip dari “Psikologi Komunikasi” karya, Drs.
Jalaluddin Rahmat, M.Sc.) :

1. Menilai pesan berdasarkan motif pribadi. Orang dogmatis tidak akan memperhatikan


logika atau proposisi, ia lebih banyak melihat sejauh mana proposisi itu sesuai dengan
dirinya. Argumentasi yang obyektif, logis, cukup bukti akan ditolak mentah-mentah,

Page| 7
“Pokoknya aku tidak percaya,” begitu sering diucapkan orang dogmatis. Setiap pesan
akan dievaluasi berdasarkan desakan dari dalam diri individu (inner pressure).
Rokeach menyebut desakan ini, antara lain kebiasaan, kepercayaan, petunjuk
perseptual, motif ego irasional, hasrat berkuasa, dan kebutuhan untuk membesarkan
diri. Orang dogmatis sukar menyesuaikan dirinya dengan perubahan lingkungan.2

c. Tidak mau mengakui kebenaran agama lain3

B. Metode dan Pendekatan


Pendekatan Normatif Studi Al-Qur’an dan Hadist

a. Pendekatan Normatif Dalam Studi Islam (Studi Al-Qur’an)


Metode yang dapat diambil dari studi Al-Qur’an yaitu metode penafsiran Al-
Qur’an. Menurut hasil penelitian Quraish Shihab, bermacam-macam metodologi tafsir
dan coraknya telah diperkenalkan dan diterapkan oleh pakar-pakar Al-Qur’an.
Metode penafsiran Al-Qur’an tersebut secara garis besar dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu:

1. Tafsir Bil-Ma’tsur

Tafsir bil-ma’tsur ialah tafsir yang berdasarkan pada kutipan-kutipan yang shahih
menurut urutan yang telah disebutkan di muka dalam syarat-syarat mufasir.

1. Tafsir Bil-Ra’yu

Tafsir bil-ra’yu ialah tafsir yang di dalam menjelaskan maknanya para mufasir hanya
berpegang pada pemahaman sendiri dan penyimpulan (istinbat) yang didasarkan pada
ra’yu semata.

b. Pendekatan Normatif Dalam Studi Islam (Studi Hadits)

Pengertian Takhrijul Hadits

2
https://tpqmnu1.wordpress.com/2012/06/13/apa-itu-dogmatis/
3
http://wardahcheche.blogspot.com/2014/04/pendekatan-dalam-studi-islam.html?m=1

Page| 8
            Takhrij Hadits adalah bentuk masdar dari fiil madhi yang secara bahasa berarti
mengeluarkan sesuatu dari tempat. Sedangkan Takhrij menurut ahli hadits memliki tiga
macam pengertian, yaitu :

1. Usaha mencari sanad hadits yang terdapat dalam kitab hadits karya orang lain, yang
tidak sama dengan sanad yang terdapat dalam kitab tersebut.
2. Suatu usaha mencari derajat, sanad, dan rawi hadits yang tidak diterangkan oleh
penyusun keterangan bahwa hadits yang dinukilkan ke dalam kitab susunannya itu
terdapat dalam kitab lain yang telah disebutkan nama penyusunannya.
3. Suatu atau pengarang suatu kitab.

C. Cara Mengimplementasikan Pendekatan Normatif

Ushul Fiqh dapat juga menjadi bagian dari pendekatan normatif. Namun demikian, Ushul
Fiqh dapat juga menjadi pendekatan sendiri. Misalnya, ketika dalam satu penelitian ingin
mengetahui metode istinbath apa yang digunakan seorang mujtahid dalam menetapkan
hokum, digunakan pendekatan Ushul Fiqh. Artinya, teori yang kelak digunakan untuk
menganalisis masalah tersebut adalah teori-teori Ushul Fiqh.

Sisi lain dengan pendekatan normative adalah bahwa secara umum ada dua teori yang
dapat digunakan dengan pendekatan normative-teologis. Pertama, ada hal-hal yang untuk
mengetahui kebenarannya dapat dibuktikan secara empiric dan eksperimental. Untuk hal-hal
yang dapat dibuktikan secara empiric biasanya disebut masalah yang berhubungan dengan
ra’yi (penalaran). Sedang masalah-masalah yang tidak berhubungan dengan empiric (ghaib)
biasanya diusahakan pembuktiannya dengan mendahulukan kepercayaan. Hanya saja cukup
sulit untuk menetukan hal-hal apa saja yang masuk klasifikasi empiric dan mana yang tidak
terjadi perbedaan pendapat di kalangan para ahli. Maka sikap yang perlu dilakukan dengan
pendekatan normative adalah sikap kritis.

Ada beberapa teori popular yang dapat digunakan dengan pendekatan normative , di
samping teori-teori yang digunakan oleh para fuqaha, usuliyin, muhaddithin dan mufassirin,
di antaranya adalah teori teologis-filosofis, yaitu pendekatan menggunakan al-Qur’an dengan

Page| 9
cara menginterpretasikannya secara logis-filosofi, yakni mencari nilai-nilai objektif dari
subjektifitas al-Qur’an.

Teori lain adalah normative-sosiologis atau sosio-teologis, seperti yang ditawarkan


Asghar Ali Engerineer dan Tahir al-Haddad, yakni dalam memahami nash (al-Qur’an dan
sunnah Nabi Muhammad SAW.) ada pemisahan antara nash normative dengan nash
sosiologis. Nash normative adalah nash yang tidak tergantung pada konteks. Sementara nash
sosiologis adalah nash yang pemahamannya harus disesuaikan dengan konteks, waktu,
tempat, dan konteks lainnya.

Masih hubungannya dengan memahami nash, khususnya nash al-Qur’an, Muhammad


‘Izzat Darwaza, seperti dikutip Poonawala, al-Qur’an berisi dua hal pokok, yakni:

1. Prinsip fundamental (dasar)


2. Alat/sebagai penghubung untuk mencapai prinsip-prinsip fundamental tersebut.

Prinsip-prinsip tersebut penting karena di dalamnya mengandung tujuan wahyu dan


dakwah nabi. Hal-hal yang masuk prinsip adalah menyembah Allah dan harus menyediakan
kode etik ( norma ) yang lengkap (komprehensif ) tentang tindakan-tindakan (syari’ah).
Sisanya, seperti janji Allah akan membalas perbuatan baik di akhirat dan akan menyiksa
orang yang jahat, sejarah Nabi dan semacamnya adalah alat penghubung.4

Bab III
4
Prof. Dr. Khoiruddin Nasution, M.A, PENGANTAR STUDI ISLAM, ACAdeMIA+TAZZAFA, Yogyakarta,
2012, hlm. 190-191

Page| 10
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendekatan Normatif adalah studi Islam yang memandang masalah dari sudut legal-
formal dan atau normativnya. Aplikasi pendekatan normative kemudian Ushul Fiqh juga
menjadi bagian dari pendekatan normative.

Secara umum ada dua teori yang dapat digunakan dalam pendekatan normative yaitu
teori teologis-filosofis dan normative-sosiologis.

B. Kritik dan Saran

Makalah ini jauh dari kata sempurna, sebelumnya mohon maaf apabila dalam
mengerjakan tugas ini ada banyak kesalahan. Kritik dan saran sangat kami harapkan dari
pembaca.

Page| 11
DAFTAR PUSTAKA

[1] Nasution, Prof. Dr. Khoiruddin.2012. PENGANTAR STUDI ISLAM. Jakarta:


ACAdeMIA+TAZZAFA

[2] http://nurulalyah.blogspot.com/2013/07/makalah-islam-normatif-dan-historis.html?m=1
Diambil pukul 19.34 22 September 2016

[3] http://wardahcheche.blogspot.com/2014/04/pendekatan-dalam-studi-islam.html?m=1
diambil pukul 19. 33 22 September 2016

[4] http://bujangsetia.blogspot.co.id/2011/11/makalah-studi-islam-dengan-pendekatan.html
diambil pukul 19.22 27 September 2016

[5] http://nunamuvie.blogspot.co.id/2011/04/pendekatan-normatif-dalam-studi-islam.html
diambil pukul 19.23 27 September 2016

[6] https://tpqmnu1.wordpress.com/2012/06/13/apa-itu-dogmatis/ di ambil pukul 8.46 10


Oktober 2016

Page| 12
Page| 13

Anda mungkin juga menyukai